2. TUJUAN
Tujuan Umum
● Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek
toksisitas akut Paracetamol pada mencit jantan Galur
Swiss Webster yang diukur secara kuantitatif dengan
LD50.
Tujuan Khusus
● Menentukan nilai dosis Parasetamol yang
mengakibatkan kematian 50% populasi mencit jantan
Galur Swiss Webster
3. uji ketoksikan suatu senyawa yang
diberikan pada hewan uji dengan
dosis tunggal dan dilakukan
pengamatan selama 24 jam
(Chinedu et al., 2013). Tolak ukur
yang paling sering untuk
menyatakan dosis toksisitas akut
ialah dosis letal tengah (LD50). Uji
toksisitas memberikan informasi
tentang bahaya kesehatan akibat
paparan bahan tertentu pada tubuh
(Ihwan, et al (2018).
Uji Ketoksikan
Akut
Menurut
Farmakope
Indonesia
Parasetamol merupakan serbuk
hablur putih, tidak berbau, dan
memiliki rasa sediki pahit.
Parasetamol larut dalam 1:70 air
dingin, 1:20 air mendidih, 1:7 etanol,
1:13 aseton, 1:40 gliserol, 1:9
propilen glikol serta larut dalam
metanol, dimetil formalmida, etil
diklorida, dan dalam larutan alkali
hidroksida. Parasetamol memiliki
titik leleh 168-172ºC dan pH 5,3-6,5.
MON
TUE
WED
TUE
FRI
WKND
4. MON
TUE
WED
THU
FRI
WKND
MON
TUE
WED
TUE
FRI
WKND
Mekanisme toksisitas parasetamol terjadi
akibat konversi obat tersebut menjadi
metabolit reaktif, yaitu N-acetyl-
pbenzoquinoneimine (NAPQI) oleh enzim
sitokrom 450. Normalnya NAPQI yang
merupakan radikal bebas akan diikat oleh
gugus gulfihidril dari glutation (GSH), yang
merupakan antioksidan, untuk kemudian di
eliminasi dari tubuh. Akan tetapi
penggunaan parasetamol yang berlebihan
akan menyebabkan kadar GSH yang
dihasilkan sangat rendah dan tidak mampu
mengikat NAPQI sehingga menyebabkan
terganggunya metabolisme sel hati.
Kadar NAPQI yang meningkat
menyebabkan aliran darah membawa
zat tersebut menuju ginjal. Oleh karena
itu selain menyebabkan kerusakan
intraseluler diikuti nekrosis hati
(kematian hati), NAPQI juga
menyebabkan kerusakan tubular yang
ditandai meningkatnya kadar BUN dan
kreatinin yang pada akhirnya dapat
menimbulkan kegagalan ginjal.
5. ● menyebutkan dosis aman untuk konsumsi
parasetamol adalah tidak lebih dari 4000
mg/hari bagi orang dewasa dan anak diatas
12 tahun. Konsumsi parasetamol dosis toksis
sebesar 15 gram dapat menimbulkan
toksisitas pada hati (hepatotoksik) dimana
kerusakan hepar ini dapat diikuti kerusakan
pada beberapa organ lain, salah satunya
adalah ginjal yang berupa nekrosis tubulus
ginjal akut.
Food and Drugs
Association (FDA)
MON
TUE
WED
TUE
FRI
WKND
Secara keseluruhan terjadi insufisiensi
ginjal pada 1-2% pasien dengan overdosis
parasetamol. Parasetamol dapat
menimbulkan kerusakan ginjal yang
ditandai dengan peningkatan serum
kreatinin lebih dari 2 mg/dL pada 43-57%
pasien dengan ensefalopati dan
koagulopati sekunder pada kerusakan
hepar (Rini et al, 2013)
6. Perhitungan
1. Perhitungan Persamaan Regresi Linear
2. Rumus Thomson & Weil
Perlakuan
Dosis
(mg/kgBB)
Jumlah HU mati
(ekor)
Log Dosis
(mg/kgBB)
% Kematian Probit
1 125 - 2,097 0 0
2 250 1 2,398 20 4,16
3 500 3 2,699 60 5,25
4 1000 4 3 80 5,84
5 2000 4 3,301 80 5,84
8. Perhitungan
1. Perhitungan Persamaan Regresi
Linear
Rumus : y = bx + a
y adalah 50% pada tabel Probit. Jadi y = 5
a = −7,762
b = 4,439
r = 0,860
5 = 4,439.x + (−7,762)
5 = 4,439x – 7,762
−4,439x = −5 −7,762
−4,439x = −12,762
x = 2,875
antiLog 2,875 = 749,895
Jadi LD50 = 749,895 mg/kgBB
12. Hasil Pengamatan Gejala Klinis
PEMBAHASAN
MON
TUE
WED
TUE
FRI
WKND
Hasil pengamatan yang
dilakukan selama 24 (duapuluh
empat) jam meliputi pengematan
gejala klinis yang timbul setiap 4
(empat) jam dapat dillihat pada Tabel .
Perlakuan
Dosis
(mg/kgBB)
Gejala Klinis
1 125 Normal, tidak ada gejala toksik
2 250 Tremor, gelisah, bulu berdiri
3 500
Tremor, gelisah, kaki belakang menjadi
lumpuh, lemas
4 1000
Lemas, terjadi penurunan aktivitas, nafas
melambat
5 2000
Lemas, penurunan aktivitas, nafas
setengah-setengah
Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui
bahwa gejala klinis pada mencit semakin bertambah
dengan peningkatan dosis uji yang diberikan. Evaluasi
toksisitas akut tidak hanya mengenai LD50, tetapi juga
terhadap kelainan tingkah laku, stimulasi, aktivitas
motorik untuk mendapatkan gambaran tentang sebab
kematian hewan uji. (Dewi et al, 2021)
Pengujian LD50 suspensi paracetamol
dilakukan terhadap 5 (lima) ekor mencit.
Pada percobaan ini, dosis suspensi
paracetamol yang digunakan adalah 125
mg/kgBB, 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB,
1000 mg/kgBB, 2000 mg/kgBB.
Pengamatan dilakukan selama 24
(duapuluh empat) jam meliputi pengematan
gejala klinis yang timbul setiap 4 (empat)
jam dan jumlah hewan uji mati selama 24
(duapuluh empat) jam.
13. MON
TUE
WED
TUE
FRI
WKND
Hasil pengamatan yang dilakukan pada
jumlah hewan uji mati selama 24
(duapuluh empat) jam dapat dilihat pada
Tabel
Perlakuan
Dosis
(mg/kgBB)
Jumlah HU mati
(ekor)
1 125 -
2 250 1
3 500 3
4 1000 4
5 2000 4
Metode OECD (Organisation for
Economic Co-operation and Development)
Salah satu metode yang digunakan untuk uji
toksisitas akut adalah metode OECD.
Metode ini menggunakan jumlah hewan uji
yang lebih sedikit dari metode lain untuk
menentukan toksisitas dari suatu senyawa.
Metode ini sudah mengalami beberapa kali
pembaruan. Metode yang pertama kali
dikeluarkan oleh OECD adalah metode
OECD 401, berikutnya OECD 420, OECD
423 dan OECD 425. Selain digunakan untuk
menetapkan dosis toksik dari suatu senyawa,
metode ini juga dapat digunakan untuk
menetapkan nilai LD50.
14. Pengujian nilai LD50 suspensi paracetamol yang
dilakukan pada 5 (ima) variasi dosisi. Pada mencit
dosis 125 mg/kgBB tidak terdapat kematian. Pada
mencit dosis 250 mg/kgBB terdapat 1 (satu) kematian.
Pada mencit dosis 500 mg/kgBB terdapat 3 (tiga)
kematian. Pada mencit dosis 1000 mg/kgBB terdapat 4
(empat) kematian. Pada mencit dosis 2000 mg/kgBB
terdapat 4 (empat) kematian. Hal tersebut dikarenakan
besarnya dosis suspensi parasetamol yang
menyebabkan kematian pada mencit karena efek
toksik akan bertambah dengan naiknya dosis. Efek
toksik merupakan efek yang sangat berbahaya dan
dapat menyebabkan kematian (Lu, 1994;Putri, 2018).
Berdasarkan hasil serangkaian proses uji
toksisitas akut pada peraktikum kali ini dan
yang dilakukan oleh Ihwan, Moh. Yusup
Asabri, Akhmad Khumaidi Jurusan Farmasi,
FMIPA Universitas Tadulako, Palu – Sulawesi
Tengah, 94118, yaitu Uji Toksisitas Akut Dan
Letal Dose (LD50) Ekstrak Etanol Daun
Pepolo (Bischofia javanica Blume) Pada
Mencit Putih (Mus musculus) dengan metode
Thomson dan well yang dilakukan diperoleh
hasil LD50 = 314, 775 mg/kgBB dan 3.91
g/kgBB yang menunjukan bahwa nilai LD 50
yang di peroleh berbedah tetapi efek
toksisitas sama yaitu menyebabkan kematian
pada mencit sama.
WED
FRI
WKND
THU
Pada perhitungan LD50 berdasarkan
Rumus Persamaan Libear didapatkan hasil
LD50 = 749,895 mg/kgBB dan pada Rumus
Thomson & Weil didapatkan hasil LD50 =
314,775 mg/kgBB
15. KESIMPULAN
3. Hasil perhitungan dan Analisa nilai yang
didapat pada praktikum dan yang
diperoleh dari refrensi dapat disimpulkan
bahwa nilai LD50 yang di peroleh
berbedah tetapi menimbulkan efek toksik
yang sama sehingga menyebabkan
kematian pada mencit.
WED
FRI
WKND
THU
1. pada pemberian dosis 250 mg/kgBB
terdapat 1 (satu) kematian mencit. Pada
dosis 500 mg/kgBB terdapat 3 (tiga)
kematian mencit. Pada dosis 1000
mg/kgBB dan 2000 mg/kgBB terdapat 4
(empat) kematian mencit.
2. Serta gejala klinis pada mencit semakin
bertambah dengan peningkatan dosis uji
yang diberikan. Dengan demikian, dosis
suspensi parasetamol yang
bertambah akan menyebabkan
kematian pada mencit
karena efek toksik.
16. Daftar Pustaka
Grace, P. S. (2015). Validasi Metode Analisis Untuk Penetapan Kadar Parasetamol Dalam
Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet, Phamacon. Jurnal Ilmiah Farmasi
UNSTRAT, Vol. 4, 2302–2493.
Ihwan, et al. (2018). Uji Toksisitas Akut Dan Letal Dose (LD50) Ekstrak Etanol Daun Pepolo
(Bischofia javanica Blume) Pada Mencit Putih (Mus musculus). Natural Science:
Journal of Science and Technology, 110-116.
Lu, F. (1994). Toksikologi Dasar: Asas, Organ Sasaran, dan Penilaian Resiko. Edisi Kedua.
Jakarta: UIP.
Nirui, W. d. (2006). Toksikologi Umum. Bandung: Universitas Udayana.
Chinedu, E. A. (2013). Baru direkomendasikan metode untuk menentukan
toksisitas akut pada model hewan. Toksikologi Internasional, 20(3):224-
6.
Dewi, et al. (2021). UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK DAUN SIRIH MERAH
(Piper crocatum) SEBAGAI BAHAN TERAPI POKET PERIODONTAL.
Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi FKG UPDM (B), 1-8.
17. Priyanto. (2001). Toksisitas Obat, Zat Kimia, dan Terapi Antidotum.
Putri, D. E. (2018). UJI TOKSISITAS AKUT YANG DIUKUR DENGAN
PENENTUAN LD50EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle L.) PADA MENCIT
JANTAN. Medan: Skripsi. Fakultas Farmasi. Universitas Sumatera Utara.
Rini, Ari Setyo, Hairrudin Hairrudin, and Sugiyanta Sugiyanta. Efektivitas Ekstrak
Putri
Malu (Mimosa pudica Linn.) sebagai Nefroprotektor pada Tikus Wistar yang
Diinduksi Parasetamol Dosis Toksik. Pustaka Kesehatan 1.1 (2013) 15-19.
Siregar, C. d. (2010). Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar-Dasar Praktis.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
18. LAMPIRAN JOBDESK
NO NAMA JOBDESK
1. ELSA PUTRI LESTARI Perhitungan dan sebagian pembahasan
2. NUR HALIZA SURATINOYO Sebagian dasar teori dan membuat PPT
3. ARIYANTO BILI Tujuan dan Sebagian pembahasan
4. PHILIPUS B. K. D Sebagian pembahasan dan kesimpulan
5. ANNISA SHAFIRA Sebagian dasar teori dan daftar pustaka