Laporan ini menyelidiki pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim. Aktivitas enzim diukur pada berbagai suhu, yaitu 2°C, 27°C, 40°C, dan 70°C. Hasilnya menunjukkan bahwa suhu optimum adalah 40°C, dimana tingkat pencernaan substrat oleh enzim paling tinggi. Suhu yang terlalu rendah atau tinggi menyebabkan penurunan aktivitas enzim karena proses denaturasi.
2. PENGARUH SUHU PADAAKTIVITAS
ENZIM
Enzim adalah substansi
yang dihasilkan oleh sel-sel
hidup dan berperan sebagai
katalisator pada reaksi
kimia yang berlangsung
dalam organisme. (M.T.
Simanjuntak, 2003)
Enzim sebagai protein akan
mengalami denaturasi jika
suhunya dinaikkan.
Akibatnya daya kerja enzim
menurun. Suhu rendah
tidak merusak enzim,
namun enzim tidak dapat
bekerja. (Gaman &
Sherrington, 1994).
Semakin tinggi suhu
semakin naik pula laju
reaksi kimia baik yang
dikatalisis maupun tidak.
rusak.Pada suhu ruang,
enzim masih dapat bekerja
dengan baik walaupun tidak
optimum (Gaman &
Sherrington, 1994).
3. Alat dan Bahan
ALAT
Erlenmeyer 100ml
Beaker glass 100ml
Pipet
Tabung reaksi 6 buah
Gelas ukur 5ml dan 25ml
Tissu, serbet dan stopwatch
Baskom
Thermometer
BAHAN
Larutan Enzim (saliva yang telah
diencerkan)
Larutan HCL 0,005N
Larutan NaCl 0,9%
Larutan dapar pH 6,5
Larutan Substrat (Amylum Solani
2%)
Larutan KI-I2)
Aquadest
6. Bagan Alir Kerja
Siapkan 5 tabung reaksi bersih , beri tanda pada masing-masing tabung
Siapkan bejana erlenmeyer dan pipet volumetric
Ambil 15 ml dapar dengan pH 7 , 6 ml larutan “S”, dan 6 ml larutan NaCl
0,9 %
Masukkan kedalam erlenmeyer . Goyang erlenmeyer dengan gerakan
memutar agar isinya tercampur rata
Letakkan erlenmeyer pada meja praktikum (suhu 27º C)
Isilah masing-masing tabung dengan 10 ml HCl 0,05 N
7. Pipet 1 ml campuran larutan pada erlenmeyer dan masukkan ke tabung
reaksi 0’,campur isinya
Siapkan stopwatch
Pipet 1,0 ml enzim,tambahkan ke campuran yang ada dierlenmeyer.
Jalankan stopwatch tepat enzim dimasukkan. Goyangkan erlenmeyer
Menjelang 5 menit ambillah dengan pipet 1 ml larutan yang ada di
erlenmeyer, tepat menit ke-5 masukkan cairan kedalam tabung reaksi
5’,10’,15’dan 20’
Setelah semua selesai, tambahkan 1 ml larutan KI-I2 ke masing-masing
tabung, campur merata
5 menit setelah penambahan KI-I2 , bacalah absorbance larutan yang ada
dala masing-masing tabung.
8. Data Hasil Praktikum
Berikut data hasil praktikum kelompok 4 uji pengaruh suhu terhadap reaksi
enzimatik pada ph 6,5
DATA SPEKTROFOTOMETRI SUHU 2˚; 27 ˚; 40 ˚ dan 70 ˚C
Menit Ke- Suhu 2˚C Suhu 27˚C Suhu 40˚C Suhu 70˚C
0’ 0,8031 0,5380 0,4430 0,8440
5’ 0,6061 0,0040 0,0050 0,2870
10’ 1,0701 0,0220 0,0050 0,8140
15’ 0,3137 0,0040 -0,0010 0,8170
20’ 0,1219 0,0220 0,0020 0,7770
9. % Substrat yang Dicerna
Menit Ke- Suhu 2˚C Suhu 27˚C Suhu 40˚C Suhu 70˚C
0’ 0% 0% 0% 0%
5’ 24,53% 99,26% 98,87% 66,00%
10’ -33,25% 95,91% 98,87% 3,55%
15’ 60,94% 99,26% 100,23% 3,12%
20’ 84,82% 95,91% 99,55% 7,94%
15. PEMBAHASAN
Pada percobaan praktikum kali ini digunakan perilaku suhu yang berbeda-beda
yaitu suhu 2°C, 27°C, 40°C, dan 70°C. Pada suhu 0°C digunakan media es batu
untuk menjaga agar suhu tetap konstan 0°C dengan rentang 0°C-3°C. Pada suhu
27°C hanya didiamkan pada suhu ruangan.Kemudian pada suhu 40°C
perlakuannya menggunakan waterbath dengan cara dipanaskan diatasnya dengan
rentang suhu 37°C-40°C. Yang terakhir, pada suhu 70°C menggunakan hotplate
dengan cara dipanaskan diatasnya dengan rentang suhu 60°C-70°C.
Pada praktikum ini, kelompok kami menggunakan suhu 27°C. Dengan
membandingkan antara suhu 2°C, 40°C dan 70°C. Pada suhu 2°C didapatkan
hasil nilai absorbansi dari menit 0’-20’ mengalami kenaikan.Dari hasil kurva
yang telah kami buat dapat dilihat pada suhu 2°C enzim mengalami peningkatan
nilai substrat ditandai dengan % substrat yang tercerna dari menit 0’-20’.
Menurut Poedjiadi, 2006 Pada suhu yang rendah reaksi kimia berlangsung
lambat sedangkan suhu yang lebih tinggi reaksi berlangsung lebih cepat.
Disebutkan juga pada suhu 0°C terjadi enzim tidak aktif (inaktif) dan dapat aktif
kembali pada suhu normal.
16. Pada kurva suhu 40°C terjadi peningkatan nilai substrat yang
dicerna.Dari menit ke 0’-20’. Pada menit ke 0’-10’ jumlah substrat yang
tercerna mengalami kenaikan yang signifikan yaitu 0%-100,23%. Dari
hasil data dapat diperkirakan suhu 40°C merupakan suhu optimum
dengan rentang suhu 37°C-40°C karena substrat yang tercerna banyak
dengan mencapai 100%.
Pada suhu 70°C, dari kurva dapat dilihat bahwa juga terjadi
peningkatan aktivitas enzim dari % substrat yang tercerna. Suhu tinggi
akan menaikkan aktivitas enzim namun sebaliknya juga akan
mendenaturasikan enzim. Peningkatan temperatur akan meningkatkan
kecepatan reaksi karena molekul atom mempunyai energi yang lebih
besar dan mempunyai kecenderungan untuk berpindah. Ketika
temperature meningkat, proses denaturasi juga berlangsung dan
menghancurkan aktivitas molekul enzim. Hal ini disebabkan adanya
rantai protein yang terlipat setelah pemutusan ikatan yang lemah
sehingga secara keseluruhan kecepatan reaksi akan menurun.
17. KESIMPULAN
Tiap enzim memiliki suhu optimum, yaitu ketika enzim tersebut dapat
bekerja dengan baik.Semakin jauh dari suhu optimum, kerja enzim
semakin tidak baik.Suhu optimum enzim dalam tubuh adalah 37oC –
40oC.
Enzim akan mengalami denaturasi pada suhu yang terlalu tinggi. Pada
suhu 70oC enzim menjadi inaktivasi Karena protein terdenaturasi atau
kerusakan struktur enzim yang menyebabkan enzim kehilangan
efektifitasnya, dan enzim dapat rusak apabila suhu dinaikkan hingga
100oC.sementara pada suhu yang terlalu rendah 0°C (<5oC enzim
mengalami inaktivasi.)