SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
PENANGANAN INTOKSIKASI MINUMAN KERAS OPLOSAN
(METHANOL)
No Dokumen: No Revisi: 0 Halaman: /4
Nama & logo Institusi
Panduan
Praktik Klinis
Tanggal terbit: Ditetapkan Oleh:
Direktur/ Kepala Puskesmas
No ICD 10 XIX SOO-T98
Pengertian Merupakan keracunan yang disebabkan oleh pencampuran atau
pengoplosan minuman beralkohol dengan berbagai macam jenis
minuman bersoda dan bahan-bahan lain yang mengandung methanol
yang banyak dijumpai di masyaratkat seperti spiritus, bensin,
tinner,dan bahan larutan fotokopi, bahan spray nyamuk,
Anamnesis Sakit kepala yang parah, penglihatan kabur, napas yang cepat dan
dalam (kusmaul), nyeri perut dan/ diare, muntah, kejang, mengantuk
dan/atau disorientasi setelah meminum alkohol oplosan. Gejala awal
mabuk alkohol dan diikuti dengan gejala berat: sakit kepala hebat,
gejala mata kabur, hiperventilasi yang merupakan gejala cardinal
Gejala terjadi pada 12 sampai 72 jam; biasanya 24 jam, namun
tergantung dari apakah methanol diminum secara simultan (gejala
mungkin akan nampak setelah 8 jam, dan bila gejala nampak lebih
awal maka hal ini dapat disebabkan oleh hal lain)
Pemeriksaan Klinik Inspeksi, observasi, palpasi, auskultasi, pemeriksaan neurologi,
pemeriksaan ophthalmologi, hiting frekuensi respirasi
Pemeriksaan
Penunjang
Lab (Analisa gas darah merupakan kunci dari pemeriksaan
diagnostiknya, Urea, Creatinin, glukosa, elektrolit (Na, K,Cl),
ophthalmoscopy (lihat adanya pseudopapilitis/ hyperemia
papilla=diagnostic), S-formate bila tersedia, dan CT-scan bila
diperlukan.
Kriteria Diagnosis Diagnosis Klinis (ditegakkan di Faskes Tingkat Pertama )
a. Anamnesis : riwayat minum minuman oplosan dalam 24-72 jam,
b. Pemeriksaan fisik: penurunan tajam penglihatan, mengeluhkan
adanya gambaran kapas putih di depan mata (atau gangguan
mata lainnya), sakit kepala hebat, muntah, (dehidrasi), hipotensi/
syok, hypotensi/ shock, hyperventilasi/ nafas Kusmaul,
penurunan kesadaran (coma = prognosa buruk)
Diagnosis Pasti (ditegakkan di Faskes Tingkat Lanjutan):
- Diagnosis Klinis (diatas),
- Kriteria klinis berikut:
a. Fundoskopi tanda-tanda TON (Toxic Optic Neuropathy,
Pseudipilitis/ hiperemi papila)
b. Asidosis Metabolik, lakukan treatmen berikut, bila:
a) Asymptomatic pasien, analisa gas darah normal: observasi
b) pH > 7.2, HCO3 > 15: Berikan Bicarbonat, Observasi minimal
24 jam
c) pH 7.0 - 7.2, HCO3 ≥ 10 : berikan bicarbonat, ethanol (atau
PENANGANAN INTOKSIKASI MINUMAN KERAS OPLOSAN
(METHANOL)
No Dokumen: No Revisi: 0 Halaman: /4
Nama & logo Institusi
Fomepizole), Folinic acid/ asam folat, pertimbangkan dilakukan
hemodialisa
d) pH < 7.2, HCO3 < 10: berikan Bicarbonat, ethanol (atau
Fomepizole), lakukan Hemodialisis, Folic Acid
c. Terjadi peningkatan Anion gap >20
d. CT Scan Kepala (lihat perdarahan pada basal ganglia)
Diagnosis Banding Keracunan alkohol atau alcoholic ketoacidosis, keracunan ethylene
glikol, diabetic ketoacidosis, septicemia, trauma/ cedera kepala.
Konsultasi Spesialis - Opthalmology
- Penyakit Tropik dan Infeksi (Interna)
- Neurologi
- Nephrologi
Perawatan
Rumah Sakit
Emergency, Rawat Inap, Rawat jalan
Terapi/ Tindakan
(ICD 9 CM)
1. Prinsip utama pengobatan adalah menghambat metabolisme
methanol dan menghambat proses toksisitas, dengan memberikan
ethanol atau fomepizole. Mengingat Fomepizole sulit didapat dan
sangat mahal, maka pemberian terapi ethanol dapat dilakukan
karena terbukti merupakan pengobatan yang efektif dana man
sejauh dosis pemberian dimonitor. Ethanol yang aman dikonsumsi
ada pada, bir, vodka, gin, atau whiskey dan livesaving (lihat dosis
pemberian)
2. Segera atasi asidosis metabolik dengan pemberian Natrium
Bicarbonat:
• Berikan bicarbonat (NaHCO3) sesegera mungkin, bila
memungkinkan Intravena, untuk koreksi penuh (0.3 x berat
badan x base excess (BE) = mmol buffer (bicarbonate)
• Atau,
a. 500 mmol/L: berikan 250-500mL atau lebih dalam 1-2
jam sampai hyperventilasi terkoreksi (RR 20/menit)˂
b. 167 mmol/L: berikan 1000-1500 mL atau lebih dalam 1-
2 jam sampai hyperventilasi terkoreksi (RR 20/menit)˂
• Pemberian oral: tablet 500 mg (= 6 mmol bicarbonate), 6-
10 tablet setiap jam sampai asidosis/ hyperventilasi
terkoreksi (RR 20/menit)˂
Terapi/ Tindakan
(ICD 9 CM)
1. Ethanol harus segera pada suspek keracunan methanol, efektif
bila diberikan dalam waktu 3 jam sampai 72 jam.
2. Dosis pemberian ethanol: Lihat tabel
3. Bila tersedia alat analisis serum ethanol: hentikan pemberian bila
kadar serum mencapai 100-150 mg/dL
PENANGANAN INTOKSIKASI MINUMAN KERAS OPLOSAN
(METHANOL)
No Dokumen: No Revisi: 0 Halaman: /4
Nama & logo Institusi
4. Sebagai acuan lihat Tabel 1
5% ethanol 10% ethanol 20% ethanol 40% ethanol
Dosis Awal 15mL/kg 7.5mL/kg 4mL/kg 2mL/kg
Dosis
(bukan peminum
alcohol rutin)
2mL/kg/jam 1mL/kg/jam 0.5mL/kg/jam 0.25mL/kg/ja
m
Dosis
(peminum
akohol rutin)
4mL/kg/jam 2mL/kg/jam 1mL/kg/jam 0.5mL/kg/jam
Dosis selama HD
(bukan peminum
alkohol rutin)
4mL/kg/jam 2mL/kg/jam 1mL/kg/jam 0.5mL/kg/jam
Dosis selama HD
(peminum
alcohol rutin)
8mL/kg/jam 4mL/kg/jam 2mL/kg/jam 1mL/kg/jam
(NB. Bir mengandung 5%; wine 12-14%; vodka, whisky dan Gin 40-
45% ethanol).
5. Apabila memungkinkan pemberian ethanol melalui oral atau
melalui Naso Gastric Tube (NGT) pada pasien tidak sadar
atau tidak bisa menelan
6. Segera kirim pasien ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut
untuk tindakan HEMODIALISIS
7. Pemberian ethanol dapat dilanjutkan selama proses
hemodialysis (dosis dapat ditingkatkan dan akan dikeluarkan
dari tubuh selama proses dialysis)
Edukasi a. Efek samping pemberian ethanol : gangguan prilaku, sedasi, resiko
aspirasi saat pemberian ethanol
b. Bahaya minuman beralkohol yang di oplos dengan bahan maupun
cairan lain
c. Segera melakukan pertolongan pertama pada keracunan
d. Segera minta pertolongan medis
Prognosis Bila tidak terlambat datang dan segera mendapat pertolongan pertama
maka prognosisnya baik. Keterlambatan dalam pengobatan
menyebabkan kerusakan organ permanen pada penglihatan dan atau
otak, dan menyebabkan kematian
Kepustakaan 1. Hovda KE, McMartin K, Jacobsen D. Methanol and Formaldehyde
Poisoning. In: Brent J, Burkhart K, Dargan P, Hatten B, Megarbane
B, Palmer R, eds. Critical Care Toxicology. Cham: Springer
International Publishing; 2016:1-18.
2. McMartin KE, Jacobsen D, Hovda KE. Antidotes for poisoning by
alcohols that form toxic metabolites. Brit J Clin Pharmacol
2016;81:505-515.
3. Paasma R, Hovda KE, Hassanian-Moghaddam H, Brahmi N,
Afshari R, Sandvik L, Jacobsen D. Risk factors related to poor
outcome after methanol poisoning and the relation between
PENANGANAN INTOKSIKASI MINUMAN KERAS OPLOSAN
(METHANOL)
No Dokumen: No Revisi: 0 Halaman: /4
Nama & logo Institusi
outcome and antidotes--a multicenter study. Clin Toxicol (Phila)
2012;50:823-831.
4. Rostrup M, Edwards JK, Abukalish M, Ezzabi M, Some D, Ritter H,
Menge T, Abdelrahman A, Rootwelt R, Janssens B, Lind K,
Paasma R, Hovda KE. The Methanol Poisoning Outbreaks in Libya
2013 and Kenya 2014. Plos One 2016;Accepted for publication.
5. Zakharov S, Pelclova D, Navratil T, Belacek J, Komarc M,
Eddleston M, Hovda KE. Fomepizole versus ethanol in the
treatment of acute methanol poisoning: Comparison of clinical
effectiveness in a mass poisoning outbreak. Clin Toxicol (Phila)
2015;1-10.
6. Zakharov S, Pelclova D, Navratil T, Belacek J, Kurcova I, Komzak
O, Salek T, Latta J, Turek R, Bocek R, Kucera C, Hubacek JA,
Fenclova Z, Petrik V, Cermak M, Hovda KE. Intermittent
hemodialysis is superior to continuous veno-venous
hemodialysis/hemodiafiltration to eliminate methanol and formate
during treatment for methanol poisoning. Kidney Int 2014;86:199-
207.

More Related Content

What's hot

Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAISeascape Surveys
 
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Surya Amal
 
Perhitungan Obat pada Anak
Perhitungan Obat pada Anak Perhitungan Obat pada Anak
Perhitungan Obat pada Anak Amalia Senja
 
Pit1 diagnosis dan-tatalaksana-dbd-terkini
Pit1 diagnosis dan-tatalaksana-dbd-terkiniPit1 diagnosis dan-tatalaksana-dbd-terkini
Pit1 diagnosis dan-tatalaksana-dbd-terkinierma permata
 
Visum et Repertum Luka Tembak RSUP Dr Kariadi Semarang
Visum et Repertum Luka Tembak RSUP Dr Kariadi SemarangVisum et Repertum Luka Tembak RSUP Dr Kariadi Semarang
Visum et Repertum Luka Tembak RSUP Dr Kariadi SemarangPhil Adit R
 
PETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAK
PETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAKPETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAK
PETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAKSurya Amal
 
Cairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidCairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidFais PPT
 
PPT Skizoafektif Tipe Manik.pptx
PPT Skizoafektif Tipe Manik.pptxPPT Skizoafektif Tipe Manik.pptx
PPT Skizoafektif Tipe Manik.pptxApriliaAdelinaBarus
 
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi AntiretroviralTatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi AntiretroviralSurya Amal
 
EKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungEKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungADam Raeyoo
 

What's hot (20)

Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter IndonesiaStandar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
 
Kolesistitis
KolesistitisKolesistitis
Kolesistitis
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
 
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
 
Tata laksana dbd 3
Tata laksana dbd 3Tata laksana dbd 3
Tata laksana dbd 3
 
Perhitungan Obat pada Anak
Perhitungan Obat pada Anak Perhitungan Obat pada Anak
Perhitungan Obat pada Anak
 
Dhf
DhfDhf
Dhf
 
Pit1 diagnosis dan-tatalaksana-dbd-terkini
Pit1 diagnosis dan-tatalaksana-dbd-terkiniPit1 diagnosis dan-tatalaksana-dbd-terkini
Pit1 diagnosis dan-tatalaksana-dbd-terkini
 
Visum et Repertum Luka Tembak RSUP Dr Kariadi Semarang
Visum et Repertum Luka Tembak RSUP Dr Kariadi SemarangVisum et Repertum Luka Tembak RSUP Dr Kariadi Semarang
Visum et Repertum Luka Tembak RSUP Dr Kariadi Semarang
 
Lapsus varicella
Lapsus varicellaLapsus varicella
Lapsus varicella
 
Ppt virologi
Ppt virologiPpt virologi
Ppt virologi
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
 
P 4a gerd
P 4a gerdP 4a gerd
P 4a gerd
 
Tuberculosis
Tuberculosis Tuberculosis
Tuberculosis
 
PETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAK
PETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAKPETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAK
PETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAK
 
Leaflet hiv aids s
Leaflet hiv aids sLeaflet hiv aids s
Leaflet hiv aids s
 
Cairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidCairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan Koloid
 
PPT Skizoafektif Tipe Manik.pptx
PPT Skizoafektif Tipe Manik.pptxPPT Skizoafektif Tipe Manik.pptx
PPT Skizoafektif Tipe Manik.pptx
 
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi AntiretroviralTatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
 
EKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungEKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi Jantung
 

Similar to Final sop methanol intoksikasi updated protocol launch

Bahan kajian tentang keracunan pada manusia
Bahan kajian tentang keracunan pada manusiaBahan kajian tentang keracunan pada manusia
Bahan kajian tentang keracunan pada manusiaRasyidRamadhan6
 
Copd dr irene
Copd dr ireneCopd dr irene
Copd dr ireneteea vani
 
[FIX NEW] PPOK STABIL dan EKSASERBASI.pptx
[FIX NEW] PPOK STABIL dan EKSASERBASI.pptx[FIX NEW] PPOK STABIL dan EKSASERBASI.pptx
[FIX NEW] PPOK STABIL dan EKSASERBASI.pptxMelitaHusna2
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
230042 laporan modul 3 penyakit akibat kerja
230042 laporan modul 3 penyakit akibat kerja230042 laporan modul 3 penyakit akibat kerja
230042 laporan modul 3 penyakit akibat kerjazimansuf
 
UPP Atropin Sulfat Injeksi 0.5 mg.fix.pptx
UPP Atropin Sulfat Injeksi 0.5 mg.fix.pptxUPP Atropin Sulfat Injeksi 0.5 mg.fix.pptx
UPP Atropin Sulfat Injeksi 0.5 mg.fix.pptxdyana55
 
Patofisiologi sistem endokrin 2
Patofisiologi sistem endokrin 2Patofisiologi sistem endokrin 2
Patofisiologi sistem endokrin 2Dedi Kun
 
Penggunaan media kontras
Penggunaan media  kontrasPenggunaan media  kontras
Penggunaan media kontrasIch Bin Fandy
 
Farmakokinetik Teofilin Kel 6.pptx
Farmakokinetik Teofilin Kel 6.pptxFarmakokinetik Teofilin Kel 6.pptx
Farmakokinetik Teofilin Kel 6.pptxAraSalsabila1
 
K3 pelarut organik (pak depkes2005) b
K3 pelarut organik (pak depkes2005)  bK3 pelarut organik (pak depkes2005)  b
K3 pelarut organik (pak depkes2005) bconny05oktober1992
 
Penatalaksanaan Syok Anafilaktik & Gangguan Elektrolit.pptx
Penatalaksanaan Syok Anafilaktik & Gangguan Elektrolit.pptxPenatalaksanaan Syok Anafilaktik & Gangguan Elektrolit.pptx
Penatalaksanaan Syok Anafilaktik & Gangguan Elektrolit.pptxRinaPurnamaSari6
 
Studi Kasus Farmakoterapi Chronic Kidney Disease
Studi Kasus Farmakoterapi Chronic Kidney DiseaseStudi Kasus Farmakoterapi Chronic Kidney Disease
Studi Kasus Farmakoterapi Chronic Kidney DiseaseNesha Mutiara
 
Pemeriksaan hb a1c secara ion exchange hplc 2
Pemeriksaan hb a1c secara ion exchange hplc 2Pemeriksaan hb a1c secara ion exchange hplc 2
Pemeriksaan hb a1c secara ion exchange hplc 2Endang Siahaan
 

Similar to Final sop methanol intoksikasi updated protocol launch (20)

KERACUNAN_pptx.pptx
KERACUNAN_pptx.pptxKERACUNAN_pptx.pptx
KERACUNAN_pptx.pptx
 
Bahan kajian tentang keracunan pada manusia
Bahan kajian tentang keracunan pada manusiaBahan kajian tentang keracunan pada manusia
Bahan kajian tentang keracunan pada manusia
 
Copd dr irene
Copd dr ireneCopd dr irene
Copd dr irene
 
[FIX NEW] PPOK STABIL dan EKSASERBASI.pptx
[FIX NEW] PPOK STABIL dan EKSASERBASI.pptx[FIX NEW] PPOK STABIL dan EKSASERBASI.pptx
[FIX NEW] PPOK STABIL dan EKSASERBASI.pptx
 
PUD
PUDPUD
PUD
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
230042 laporan modul 3 penyakit akibat kerja
230042 laporan modul 3 penyakit akibat kerja230042 laporan modul 3 penyakit akibat kerja
230042 laporan modul 3 penyakit akibat kerja
 
UPP Atropin Sulfat Injeksi 0.5 mg.fix.pptx
UPP Atropin Sulfat Injeksi 0.5 mg.fix.pptxUPP Atropin Sulfat Injeksi 0.5 mg.fix.pptx
UPP Atropin Sulfat Injeksi 0.5 mg.fix.pptx
 
Patofisiologi sistem endokrin 2
Patofisiologi sistem endokrin 2Patofisiologi sistem endokrin 2
Patofisiologi sistem endokrin 2
 
Penggunaan media kontras
Penggunaan media  kontrasPenggunaan media  kontras
Penggunaan media kontras
 
Keracunan Ethanol & Methanol
Keracunan Ethanol & MethanolKeracunan Ethanol & Methanol
Keracunan Ethanol & Methanol
 
Ppok
PpokPpok
Ppok
 
Farmakokinetik Teofilin Kel 6.pptx
Farmakokinetik Teofilin Kel 6.pptxFarmakokinetik Teofilin Kel 6.pptx
Farmakokinetik Teofilin Kel 6.pptx
 
K3 pelarut organik (pak depkes2005) b
K3 pelarut organik (pak depkes2005)  bK3 pelarut organik (pak depkes2005)  b
K3 pelarut organik (pak depkes2005) b
 
Penatalaksanaan Syok Anafilaktik & Gangguan Elektrolit.pptx
Penatalaksanaan Syok Anafilaktik & Gangguan Elektrolit.pptxPenatalaksanaan Syok Anafilaktik & Gangguan Elektrolit.pptx
Penatalaksanaan Syok Anafilaktik & Gangguan Elektrolit.pptx
 
Studi Kasus Farmakoterapi Chronic Kidney Disease
Studi Kasus Farmakoterapi Chronic Kidney DiseaseStudi Kasus Farmakoterapi Chronic Kidney Disease
Studi Kasus Farmakoterapi Chronic Kidney Disease
 
PPT IOM KEL 4.pptx
PPT IOM KEL 4.pptxPPT IOM KEL 4.pptx
PPT IOM KEL 4.pptx
 
Terapi oksigen 1 AKPER PEMKAB MUNA
Terapi oksigen 1 AKPER PEMKAB MUNA Terapi oksigen 1 AKPER PEMKAB MUNA
Terapi oksigen 1 AKPER PEMKAB MUNA
 
Toksikologi klinik.ppt
Toksikologi klinik.pptToksikologi klinik.ppt
Toksikologi klinik.ppt
 
Pemeriksaan hb a1c secara ion exchange hplc 2
Pemeriksaan hb a1c secara ion exchange hplc 2Pemeriksaan hb a1c secara ion exchange hplc 2
Pemeriksaan hb a1c secara ion exchange hplc 2
 

Recently uploaded

UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybankcsooyoung073
 
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptpartograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptchoukocat
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptHenryAdhySantoso
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccanangkuniawan
 
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptxPenyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptxnuri729086
 
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencanaasuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencanaAnnisFathia1
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxabdulmujibmgi
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smearprofesibidan2
 
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)Nodd Nittong
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioSafrina Ramadhani
 
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptxseminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptxsariakmida
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.pptcels17082019
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologissuser7c01e3
 
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfPPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfaguswidiyanto98
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptStevenSamuelBangun
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksihaslinahaslina3
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024Zakiah dr
 
Presentasi contoh Visum et Repertum.ppt
Presentasi contoh  Visum et Repertum.pptPresentasi contoh  Visum et Repertum.ppt
Presentasi contoh Visum et Repertum.pptSuwandiKhowanto1
 
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANKONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANfaisalkurniawan12
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbSendaUNNES
 

Recently uploaded (20)

UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
 
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptpartograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
 
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptxPenyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
 
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencanaasuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
 
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
 
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptxseminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
 
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfPPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 
Presentasi contoh Visum et Repertum.ppt
Presentasi contoh  Visum et Repertum.pptPresentasi contoh  Visum et Repertum.ppt
Presentasi contoh Visum et Repertum.ppt
 
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANKONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
 

Final sop methanol intoksikasi updated protocol launch

  • 1. PENANGANAN INTOKSIKASI MINUMAN KERAS OPLOSAN (METHANOL) No Dokumen: No Revisi: 0 Halaman: /4 Nama & logo Institusi Panduan Praktik Klinis Tanggal terbit: Ditetapkan Oleh: Direktur/ Kepala Puskesmas No ICD 10 XIX SOO-T98 Pengertian Merupakan keracunan yang disebabkan oleh pencampuran atau pengoplosan minuman beralkohol dengan berbagai macam jenis minuman bersoda dan bahan-bahan lain yang mengandung methanol yang banyak dijumpai di masyaratkat seperti spiritus, bensin, tinner,dan bahan larutan fotokopi, bahan spray nyamuk, Anamnesis Sakit kepala yang parah, penglihatan kabur, napas yang cepat dan dalam (kusmaul), nyeri perut dan/ diare, muntah, kejang, mengantuk dan/atau disorientasi setelah meminum alkohol oplosan. Gejala awal mabuk alkohol dan diikuti dengan gejala berat: sakit kepala hebat, gejala mata kabur, hiperventilasi yang merupakan gejala cardinal Gejala terjadi pada 12 sampai 72 jam; biasanya 24 jam, namun tergantung dari apakah methanol diminum secara simultan (gejala mungkin akan nampak setelah 8 jam, dan bila gejala nampak lebih awal maka hal ini dapat disebabkan oleh hal lain) Pemeriksaan Klinik Inspeksi, observasi, palpasi, auskultasi, pemeriksaan neurologi, pemeriksaan ophthalmologi, hiting frekuensi respirasi Pemeriksaan Penunjang Lab (Analisa gas darah merupakan kunci dari pemeriksaan diagnostiknya, Urea, Creatinin, glukosa, elektrolit (Na, K,Cl), ophthalmoscopy (lihat adanya pseudopapilitis/ hyperemia papilla=diagnostic), S-formate bila tersedia, dan CT-scan bila diperlukan. Kriteria Diagnosis Diagnosis Klinis (ditegakkan di Faskes Tingkat Pertama ) a. Anamnesis : riwayat minum minuman oplosan dalam 24-72 jam, b. Pemeriksaan fisik: penurunan tajam penglihatan, mengeluhkan adanya gambaran kapas putih di depan mata (atau gangguan mata lainnya), sakit kepala hebat, muntah, (dehidrasi), hipotensi/ syok, hypotensi/ shock, hyperventilasi/ nafas Kusmaul, penurunan kesadaran (coma = prognosa buruk) Diagnosis Pasti (ditegakkan di Faskes Tingkat Lanjutan): - Diagnosis Klinis (diatas), - Kriteria klinis berikut: a. Fundoskopi tanda-tanda TON (Toxic Optic Neuropathy, Pseudipilitis/ hiperemi papila) b. Asidosis Metabolik, lakukan treatmen berikut, bila: a) Asymptomatic pasien, analisa gas darah normal: observasi b) pH > 7.2, HCO3 > 15: Berikan Bicarbonat, Observasi minimal 24 jam c) pH 7.0 - 7.2, HCO3 ≥ 10 : berikan bicarbonat, ethanol (atau
  • 2. PENANGANAN INTOKSIKASI MINUMAN KERAS OPLOSAN (METHANOL) No Dokumen: No Revisi: 0 Halaman: /4 Nama & logo Institusi Fomepizole), Folinic acid/ asam folat, pertimbangkan dilakukan hemodialisa d) pH < 7.2, HCO3 < 10: berikan Bicarbonat, ethanol (atau Fomepizole), lakukan Hemodialisis, Folic Acid c. Terjadi peningkatan Anion gap >20 d. CT Scan Kepala (lihat perdarahan pada basal ganglia) Diagnosis Banding Keracunan alkohol atau alcoholic ketoacidosis, keracunan ethylene glikol, diabetic ketoacidosis, septicemia, trauma/ cedera kepala. Konsultasi Spesialis - Opthalmology - Penyakit Tropik dan Infeksi (Interna) - Neurologi - Nephrologi Perawatan Rumah Sakit Emergency, Rawat Inap, Rawat jalan Terapi/ Tindakan (ICD 9 CM) 1. Prinsip utama pengobatan adalah menghambat metabolisme methanol dan menghambat proses toksisitas, dengan memberikan ethanol atau fomepizole. Mengingat Fomepizole sulit didapat dan sangat mahal, maka pemberian terapi ethanol dapat dilakukan karena terbukti merupakan pengobatan yang efektif dana man sejauh dosis pemberian dimonitor. Ethanol yang aman dikonsumsi ada pada, bir, vodka, gin, atau whiskey dan livesaving (lihat dosis pemberian) 2. Segera atasi asidosis metabolik dengan pemberian Natrium Bicarbonat: • Berikan bicarbonat (NaHCO3) sesegera mungkin, bila memungkinkan Intravena, untuk koreksi penuh (0.3 x berat badan x base excess (BE) = mmol buffer (bicarbonate) • Atau, a. 500 mmol/L: berikan 250-500mL atau lebih dalam 1-2 jam sampai hyperventilasi terkoreksi (RR 20/menit)˂ b. 167 mmol/L: berikan 1000-1500 mL atau lebih dalam 1- 2 jam sampai hyperventilasi terkoreksi (RR 20/menit)˂ • Pemberian oral: tablet 500 mg (= 6 mmol bicarbonate), 6- 10 tablet setiap jam sampai asidosis/ hyperventilasi terkoreksi (RR 20/menit)˂ Terapi/ Tindakan (ICD 9 CM) 1. Ethanol harus segera pada suspek keracunan methanol, efektif bila diberikan dalam waktu 3 jam sampai 72 jam. 2. Dosis pemberian ethanol: Lihat tabel 3. Bila tersedia alat analisis serum ethanol: hentikan pemberian bila kadar serum mencapai 100-150 mg/dL
  • 3. PENANGANAN INTOKSIKASI MINUMAN KERAS OPLOSAN (METHANOL) No Dokumen: No Revisi: 0 Halaman: /4 Nama & logo Institusi 4. Sebagai acuan lihat Tabel 1 5% ethanol 10% ethanol 20% ethanol 40% ethanol Dosis Awal 15mL/kg 7.5mL/kg 4mL/kg 2mL/kg Dosis (bukan peminum alcohol rutin) 2mL/kg/jam 1mL/kg/jam 0.5mL/kg/jam 0.25mL/kg/ja m Dosis (peminum akohol rutin) 4mL/kg/jam 2mL/kg/jam 1mL/kg/jam 0.5mL/kg/jam Dosis selama HD (bukan peminum alkohol rutin) 4mL/kg/jam 2mL/kg/jam 1mL/kg/jam 0.5mL/kg/jam Dosis selama HD (peminum alcohol rutin) 8mL/kg/jam 4mL/kg/jam 2mL/kg/jam 1mL/kg/jam (NB. Bir mengandung 5%; wine 12-14%; vodka, whisky dan Gin 40- 45% ethanol). 5. Apabila memungkinkan pemberian ethanol melalui oral atau melalui Naso Gastric Tube (NGT) pada pasien tidak sadar atau tidak bisa menelan 6. Segera kirim pasien ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut untuk tindakan HEMODIALISIS 7. Pemberian ethanol dapat dilanjutkan selama proses hemodialysis (dosis dapat ditingkatkan dan akan dikeluarkan dari tubuh selama proses dialysis) Edukasi a. Efek samping pemberian ethanol : gangguan prilaku, sedasi, resiko aspirasi saat pemberian ethanol b. Bahaya minuman beralkohol yang di oplos dengan bahan maupun cairan lain c. Segera melakukan pertolongan pertama pada keracunan d. Segera minta pertolongan medis Prognosis Bila tidak terlambat datang dan segera mendapat pertolongan pertama maka prognosisnya baik. Keterlambatan dalam pengobatan menyebabkan kerusakan organ permanen pada penglihatan dan atau otak, dan menyebabkan kematian Kepustakaan 1. Hovda KE, McMartin K, Jacobsen D. Methanol and Formaldehyde Poisoning. In: Brent J, Burkhart K, Dargan P, Hatten B, Megarbane B, Palmer R, eds. Critical Care Toxicology. Cham: Springer International Publishing; 2016:1-18. 2. McMartin KE, Jacobsen D, Hovda KE. Antidotes for poisoning by alcohols that form toxic metabolites. Brit J Clin Pharmacol 2016;81:505-515. 3. Paasma R, Hovda KE, Hassanian-Moghaddam H, Brahmi N, Afshari R, Sandvik L, Jacobsen D. Risk factors related to poor outcome after methanol poisoning and the relation between
  • 4. PENANGANAN INTOKSIKASI MINUMAN KERAS OPLOSAN (METHANOL) No Dokumen: No Revisi: 0 Halaman: /4 Nama & logo Institusi outcome and antidotes--a multicenter study. Clin Toxicol (Phila) 2012;50:823-831. 4. Rostrup M, Edwards JK, Abukalish M, Ezzabi M, Some D, Ritter H, Menge T, Abdelrahman A, Rootwelt R, Janssens B, Lind K, Paasma R, Hovda KE. The Methanol Poisoning Outbreaks in Libya 2013 and Kenya 2014. Plos One 2016;Accepted for publication. 5. Zakharov S, Pelclova D, Navratil T, Belacek J, Komarc M, Eddleston M, Hovda KE. Fomepizole versus ethanol in the treatment of acute methanol poisoning: Comparison of clinical effectiveness in a mass poisoning outbreak. Clin Toxicol (Phila) 2015;1-10. 6. Zakharov S, Pelclova D, Navratil T, Belacek J, Kurcova I, Komzak O, Salek T, Latta J, Turek R, Bocek R, Kucera C, Hubacek JA, Fenclova Z, Petrik V, Cermak M, Hovda KE. Intermittent hemodialysis is superior to continuous veno-venous hemodialysis/hemodiafiltration to eliminate methanol and formate during treatment for methanol poisoning. Kidney Int 2014;86:199- 207.