SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Penutup
        Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa para ilmuan muslim itu
telah memiliki pandangan ilmiah yang integral, yang melandasi penggunaan
metode-metode ilmiah di berbagai cabang pengetahuan. Terutama tentang
ilmu matematika dan ilmu alam. Hal demikian disebabkan oleh karakteristik
pemikiran ilmiah yang dimiliki mereka yang telah menyingkapkan ‘gudang-
gudang’ pengetahuan yang menunjukan warisan ilmu bersifat original.
        Kontribusi mereka di bidang metodologi pada ilmu matematika dan
ilmu alam merupakan bukti terbesar atas kemampuan para ilmuan muslim itu
di bidang pengetahuan lainnya. Juga menunjukkan kepeloporan mereka
dalam penyingkapan metode ilmiah dengan seluruh karakteristiknya. Adalah
suatu metode ilmiah yang tidak jauh berbeda dari metode ilmu modern saat
menyelesaikan berbagai persoalan ilmu. Merupakan hal yang menuntut
perhatian di bidang kontribusi atau sumbangan pemikiran yang
mengungkapkan semangat metode ilmiah modern, juga tentang konteks
metode ilmiah modern yang bercirikan bahasa kuantitatif dan bukan
kualitatif, selian sebagai ungkapan tentang teori-teori (epistemologi) ilmiah
di berbagai cabang pengetahuan manusia.
        Para ilmuan Barat pun telah menyatakan penilaiannya atas prestasi-
prestasi ini. Misalnya para Orientalis yang objektif adalah mengakui
kepeloporan ilmuan muslim, yang bila tanpa sumbangan ilmuan itu maka
Eropa tidak akan menemukan masa pencerahannya. Melainkan akan tetap
diliputi masa kebodohan selama berabad-abad.
        Karena itu, para ilmuan muslim sangat berjasa. Mereka telah
melestarikan warisan ilmu itu yang kemudian diterima oleh peradaban kuno
lalu diperliharanya lagi dan kemudian dikoreksi hingga ditemukan ilmu yang
belum pernah dikenalnya. Kemudian ilmu itu berpindah ke Eropa pada masa
awal kebangkitannya hingga mendorong perkembangan ilmu pengetahuan
seperti disaksikan sekarang ini.
Metodologi Penelitian Imiah Islami
                         Prof. Dr. Ahmad Fuad Basya

        Penelitian ilmiah merupakan kegiatan pelik yang dilakukan para
ilmuan, dengan penelitian metodologis guna menambah sejumlah
pengetahuan ilmiah dan mekanismenya. Akan tetapi kebanyakan para
ilmuan penelitian ilmiah di bidang ilmu-ilmu alam adalah meyakini bahwa
kajian ilmiah apa pun tentang cara-cara melakukan penelitian ilmiah, tidak
mungkin menghasilkan manfaat yang sebanding dengan latihan diri sang
peneliti itu, selain merespon pengalaman-pengalaman para ilmuan
sebelumnya saat melaksanakan prosefur-prosedur penelitian.
        Adapun para sejarahwa ilmu (pengamat) kerap berpendapat bahwa
proses penelitian ilmiah, bila benar-benar meninggalkan pengalaman-
pengalaman pribadi dan praktik penelitian yang menyita banyak waktu serta
menguras pikiran, adalah semuanya tak menjamin dapat membuahkan hasil
yang diharapkan. Karenanya, para pengamat itu, menganalisis metode-
metode yang digunakan oleh para ilmuan maupun filosof bahkan ahli logika.
Adalah metode yang teah menyingkapkan berbagai ilmu, termasuk
menganalisa sebagian aturan-aturan berupa pendapat para ilmuan yang telah
berhasil, untuk dijadikan kemudian sebagai kaidah umum maupun
metodologi penelitian ilmiah. Tentu saja berbagai cabang ilmu kerap
menuntut berbagai metode. Sekalipun ada sebagian prinsip-prinsip dasar dan
pola pikir yang disepakati bersama di kalangan ilmuan penelitian ilmiah.
Ilmu yang diperoleh dengan metode penelitian guna mencapai hakikat atau
pembuktiannya adalah dinamakan metodologi. Biasanya dimasukan ke
dalam bahasan filsafat ilmu yang ruang lingkupnya di masa sekarang
mencakup kajian dan analisa terhadap apa saja tentang ilmu, bahasanya,
perkembangannya, maupun mekanismenya dari berbagai askpenya
(keilmuan, metode, nilai, ontologi, dimensi sosial maupu historisnya).
Adalah bertujuan mengetahui posisi ilmu dalam kehidupan kita serta
peranannya dalam membentuk pandangan manusia yang menyeluruh
terhadap berbagai persoalan hidup.
        Cara yang digunakan dalam pembentukan metodologi sejak
kemuculannya di masa modern adalah biasanya penggabungan pengalaman
ilmuan spesialis ilmu tertentu dengan kegeniusan filosof atau ahli logika,
yang mengkaji perkembangan akal manusia dan mengetahui berbagai
kemampuannya. Kemudian melakukan perumusan kesimpulan umum
tentang karakteristik metode yang digunakan. Selanjutnya diakhiri dengan
perumusan aliran pola pikir manusia dari aspek karakteristik penelitian
ilmiahnya. Namun penggabunga yang ideal antara pendapat ilmuan dengan
pendapat filosof ahli logika itu adalah masih jauh dari kenyataan. Malah
muncul pencampuran antar pemahaman itu hingga pondasi-pondasi metode
penelitian itu tidak jelas sama sekali di kalangan para intelektual. Apalagi di
kalangan orang-orang awam termasuk membingungkan para penulis maupun
para pengajar metodologi ilmiah.
         Sebagai bukti atas kegalauan ran kerancuan pada ilmu penelitian
ilmiah di masa sekarang ialah sejumlah pertanyaan masalah penggunaan
istilah “metode” (‫ )المنهج‬dan “metodologi” (‫ )المنهجية‬selain istilah “ mode/stile
ilmiah” (‫ ) اللسلوب العلمى‬dalam berbagai naskah akademik yang memaparkan
persoalan-persoalan pemikiran islami. Apakah maksudnya adalah membatasi
makna-makna istilah itu pada kerangka proses argumentasi logis berupa
analogi, induksi, dan deduksi ..? ataukah maksudnya sebagai cara maupun
langkah-langkah prosedural yang dilaksanakan oleh seorang peneliti, dari
satu tahap ke tahap berikutnya dalam penelitian ? Cara ini tentunya berbeda
sesuai perbedaan setiap ilmu ? Ataukah maksud metodologi ilmiah adalah
jalan yang ditempuh oleh setiap peneliti dan digunakannya untuk
melontarkan rumusan masalah (pertanyaan) fokus penelitian ?
         Tiga rumusan pertanyaan di atas merupakan hubungan subjek
(peneliti) dengan objek penelitiannya. Apakah disyaratkan peneliti harus
melepaskan ideologi yang dianutnya dan kemudian menuruti kecenderungan
teoretiknya dalam ruang lingkup pengetahuan yang dikajinya. Selanjutnya
apakah peneliti harus sadar pada komitmen filosofi yang dipilihnya dan
diutamakan daripada persfektif yang lain. Lalu apakah peneliti harus selaras
dengan aliran keilmuan yang diikutinya sehingga tak ada netralitas filosofis
dalam merumuskan berbagai fokus penelitian maupun hipotesanya ? Ataukah
peneliti sesuai metode ilmiah harus melepaskan aliran pemikiran papa pun
yang dapat mempengaruhi alur penelitiannya ?
         Lalu bagaimana kerancuan maupun kesimpangsiuran pendapat-
pendapat para pakar muslim, yang tersebar pada tulisan-tulisan mereka, saat
mencampuradukan antara metodologi dengan metode ? Apakah kita memiliki
satu metode islami ataukah lebih banyak ? Manakah yang merupakan pola
islami bagi metode ilmiah yang bisa digunakan rujukan dalam berbagai
cabang ilmu ? Mungkinkan kita mengajarkannya kapada para mahasiswa di
berbagai perguruan tinggi negara Arab maupun muslim lainnya, secara
berdampingan dengan pola Barat yang mengklaim mampu menjelaskan
gerak sejarah ilmu maupun pengetahuan dan menyangka tidak menghalangi
peluang penemuan baru bagi teori-teori baru ? Padahal pola Barat itu
kenyataannya telah memaksakan sudut pandang tertentu terhadap berbagai
hal, selain telah memilih logika yang ‘lunak’ bagi penemuan ilmiah, dan
konteks tertentu bagi pengalaman manusia. Misalnya saja, Pola Thomas
Kuhn (tentang paradigma laju pengetahuan) dan ‘logika penemuan ilmiah’
dari Carl Poper yang kerap dipopulerkan saat memaparkan teori-teori dan
metodologi (epistemologi). Apakah benar pendapat para ilmuan metodologi
bahwa persoalan metode telah final hingga tak perlu dikoreksi.
        Apakah bila kita hendak menghasilkan penemuan ilmu baru –
sebagaimana dilakukan Barat- harus mengenal terlebih dahulu metode
Bacon, John Stuart Mill, dan Rene Descartes, sampai-sampai kita melihatnya
laksana daftar menu aturan yang tidak boleh melanggarknya (mengoreksi),
seakan-akan resep mujarab           yang mengharuskan setiap peneliti
mematuhinya di bidang kajian penelitian ilmiah.
        Akhirnya, apa penyebab kerancuan tersebut yang telah menimpa
timbangan produk pemikiran dalam hal ini, sekira cenderung tulisan-tulisan
para pakar ilmu memaparkan metode penelitian itu dari sudut pandang
filosofis dan menapikan yang lain misalnya sosiologi penelitian ilmiah dan
pengalaman-pengalaman pribadi ilmuan, harus diperbandingkan dengan
persfektif Islam.
        Berbagai rumusan masalah di atas (pertanyaan-pertanyaan) adalah
menunjukkan sejauh mana jurang pembeda antara persfektif idealis dengan
realita pada metodologi penelitian pada berbagai cabang ilmu, khususnya
matematika dan ilmu alam. Kritik yang tajam lah terhadap tulisan-tulisan di
bidang ilmu dan filsafat yang memungkinkan kita menemukan bahwa
metodologi penelitian ilmiah bukanlah kaidah sakral untuk dikoreksi.
Melainkan berubah-rubah sesuai tuntutan ilmu dan alat-alat penemuannya,
kaidah itu bisa saja diganti hingga mampu mengayomi tuntutan-tuntutan
ilmu baru. Kalau tidak direspon dengan koreksi maka akan menjadi beban
bagi gerak ilmu dan perkembangannya.
        Ilmu-ilmu modern memang telah menjadi integral dan saling terkait
membentuk jejaring hingga sulit dipisahkan antara pondasinya yang tetap
dari cabang-cabangnya yang dilandasi dialektika hubungan yang berubah-
rubah antara observasi eksperimental dengan penafsiran ilmiah atau
logisnya. Rincian cabang-cabang metodologi ilmiah itu masih terus
berkembang dan berubah serta tergantung kepada situasi mekanik di
laboratorium penelitian selain tergantung kepada karakteristik objek
penelitiannya yang berbeda-beda, dan terkadang berbeda pula meski pada
satu ruang lingkup ilmu. Itulah metodlogi ilmiah yang mendorong laju
penemuan ilmiah, kemajuan ilmu dan teknologi. Yang menjadi norma dalam
mengukur kebenaran suatu metode adalah nilai yang sebenarnya yang
diperoleh oleh ilmu itu. Karena itu, harus memegang aksioma yang tetap
selain melanjutkan koreksi terhadap hubungan antara subjek peneliti dengan
objek penelitiannya pada alam semesta yang maha luas ini.1
        Itulah sebagian latar belakang yang mendorong kami mengkaji akar
sejarah ilmu ini guna merumuskan persfektif Islami yang dapat mengatur
berbagai metodologi penelitian ilmiah. Untuk kemudian kita merumuskan
karakteristik umum dari persfektif Islam, serta mengambil unsur-unsur
utamanya dari realita problematika penelitian ilmiah dan sejarahnya. Kita
juga dapat membentuk unit-unit ilmu itu di atas pondasi yang kuat maupun
perubahan-perubahan konteks pemikiran beserta praktik ilmu-ilmu alam dan
teknologi. Agar kemudian kita menyediakan peluang seluas-luasnya bagi
penyiapan penelitian ilmiah yang tepat sambil memanfaatkan pengalaman
atau cara-cara yang pernah dilakukan oleh para peneliti terdahulu.

Islamisasi Metode Ilmiah




1 . untuk lebih rinci tentang perkembangan ilmu penelitian ilmiah juga sebagian
 pemikirannya, silahkan rujuk: Abdurrahman Badawi ( ‫ )مناهج البحث اللمى‬Kuwait: 1977;
 Pol Moi, (‫ )المنطق وفلسفة العلوم‬terj. Fuad Zakaria, Kuwait: 1981; Shalah Qansuwah, (
‫ )فلسفة العلم‬Cairo: 1981; I B Yafrdig, (‫ )فن البحث العلمى‬terj Darul Iqra, Kuwait: 1983; Mahir
Abd. Qadir, (‫ , )فلسفة العلوم‬Beirut: 1984

More Related Content

What's hot

Tugas Filsafat Ilmu
Tugas Filsafat IlmuTugas Filsafat Ilmu
Tugas Filsafat IlmuKristinaMala
 
SRI SUWANTI - study kasus dan studi sejarah - METHODOLOGI ILMU PEMERINTAHAN -...
SRI SUWANTI - study kasus dan studi sejarah - METHODOLOGI ILMU PEMERINTAHAN -...SRI SUWANTI - study kasus dan studi sejarah - METHODOLOGI ILMU PEMERINTAHAN -...
SRI SUWANTI - study kasus dan studi sejarah - METHODOLOGI ILMU PEMERINTAHAN -...Sri Suwanti
 
Beberapa model analisis data
Beberapa model analisis dataBeberapa model analisis data
Beberapa model analisis dataIr. Zakaria, M.M
 
SRI SUWANTI - Kebenaran ilmiah dan metodologinya - Metodologi Ilmu Pemerintahan
SRI SUWANTI - Kebenaran ilmiah dan metodologinya - Metodologi Ilmu PemerintahanSRI SUWANTI - Kebenaran ilmiah dan metodologinya - Metodologi Ilmu Pemerintahan
SRI SUWANTI - Kebenaran ilmiah dan metodologinya - Metodologi Ilmu PemerintahanSri Suwanti
 
Powerpoint filsafat 10
Powerpoint filsafat 10Powerpoint filsafat 10
Powerpoint filsafat 10Lukman Hakkim
 
Metodologi penelitian kelompok 1
Metodologi penelitian kelompok 1 Metodologi penelitian kelompok 1
Metodologi penelitian kelompok 1 Ryni Svinndal
 
Tugas filsafat ilmu
Tugas filsafat ilmu Tugas filsafat ilmu
Tugas filsafat ilmu OrisManane
 
Perkembangan dan pengembangan ipa
Perkembangan dan pengembangan ipaPerkembangan dan pengembangan ipa
Perkembangan dan pengembangan ipaAhmad Jayadi
 
Filsafat ilmu. BAB 4 Cara Mendapatkan Pengetahuan Yang Benar
Filsafat ilmu. BAB 4 Cara Mendapatkan Pengetahuan Yang BenarFilsafat ilmu. BAB 4 Cara Mendapatkan Pengetahuan Yang Benar
Filsafat ilmu. BAB 4 Cara Mendapatkan Pengetahuan Yang Benarnoussevarenna
 
FilSAFAT ILMU tugas akhir
FilSAFAT ILMU tugas akhir FilSAFAT ILMU tugas akhir
FilSAFAT ILMU tugas akhir Lika Saras
 

What's hot (20)

Tugas Filsafat Ilmu
Tugas Filsafat IlmuTugas Filsafat Ilmu
Tugas Filsafat Ilmu
 
Filsafat ilmu
Filsafat ilmuFilsafat ilmu
Filsafat ilmu
 
SRI SUWANTI - study kasus dan studi sejarah - METHODOLOGI ILMU PEMERINTAHAN -...
SRI SUWANTI - study kasus dan studi sejarah - METHODOLOGI ILMU PEMERINTAHAN -...SRI SUWANTI - study kasus dan studi sejarah - METHODOLOGI ILMU PEMERINTAHAN -...
SRI SUWANTI - study kasus dan studi sejarah - METHODOLOGI ILMU PEMERINTAHAN -...
 
Ilmu dan Teknologi
Ilmu dan TeknologiIlmu dan Teknologi
Ilmu dan Teknologi
 
Beberapa model analisis data
Beberapa model analisis dataBeberapa model analisis data
Beberapa model analisis data
 
Hakikat Ilmu Pengetahuan
Hakikat Ilmu PengetahuanHakikat Ilmu Pengetahuan
Hakikat Ilmu Pengetahuan
 
SRI SUWANTI - Kebenaran ilmiah dan metodologinya - Metodologi Ilmu Pemerintahan
SRI SUWANTI - Kebenaran ilmiah dan metodologinya - Metodologi Ilmu PemerintahanSRI SUWANTI - Kebenaran ilmiah dan metodologinya - Metodologi Ilmu Pemerintahan
SRI SUWANTI - Kebenaran ilmiah dan metodologinya - Metodologi Ilmu Pemerintahan
 
Struktur Ilmu
Struktur IlmuStruktur Ilmu
Struktur Ilmu
 
Powerpoint filsafat 10
Powerpoint filsafat 10Powerpoint filsafat 10
Powerpoint filsafat 10
 
Metodologi
MetodologiMetodologi
Metodologi
 
Metodologi penelitian kelompok 1
Metodologi penelitian kelompok 1 Metodologi penelitian kelompok 1
Metodologi penelitian kelompok 1
 
Filsafat ilmu
Filsafat ilmuFilsafat ilmu
Filsafat ilmu
 
Tugas filsafat ilmu
Tugas filsafat ilmu Tugas filsafat ilmu
Tugas filsafat ilmu
 
Perkembangan dan pengembangan ipa
Perkembangan dan pengembangan ipaPerkembangan dan pengembangan ipa
Perkembangan dan pengembangan ipa
 
Filsafat ilmu 1
Filsafat ilmu 1Filsafat ilmu 1
Filsafat ilmu 1
 
Struktur ilmu
Struktur ilmuStruktur ilmu
Struktur ilmu
 
Filsafat ilmu. BAB 4 Cara Mendapatkan Pengetahuan Yang Benar
Filsafat ilmu. BAB 4 Cara Mendapatkan Pengetahuan Yang BenarFilsafat ilmu. BAB 4 Cara Mendapatkan Pengetahuan Yang Benar
Filsafat ilmu. BAB 4 Cara Mendapatkan Pengetahuan Yang Benar
 
Metodologi Penelitian
Metodologi PenelitianMetodologi Penelitian
Metodologi Penelitian
 
Metode kefilsafatan
Metode kefilsafatanMetode kefilsafatan
Metode kefilsafatan
 
FilSAFAT ILMU tugas akhir
FilSAFAT ILMU tugas akhir FilSAFAT ILMU tugas akhir
FilSAFAT ILMU tugas akhir
 

Viewers also liked

Pembukaan dan penutup do'a PEmbawa Doa Acara
Pembukaan dan penutup do'a PEmbawa Doa AcaraPembukaan dan penutup do'a PEmbawa Doa Acara
Pembukaan dan penutup do'a PEmbawa Doa AcaraMuhammad Tohir
 
Kumpulan do’a acara formal mufdil's weblog
Kumpulan do’a acara formal   mufdil's weblogKumpulan do’a acara formal   mufdil's weblog
Kumpulan do’a acara formal mufdil's weblogAhsan Habib
 
Teks ucapan sempena majlis penutup kursus memartabatkan bahasa malaysia dan ...
Teks ucapan sempena majlis penutup kursus memartabatkan bahasa malaysia  dan ...Teks ucapan sempena majlis penutup kursus memartabatkan bahasa malaysia  dan ...
Teks ucapan sempena majlis penutup kursus memartabatkan bahasa malaysia dan ...Norazliah Ani
 
Doa peringatan maulid nabi saw
Doa peringatan maulid nabi sawDoa peringatan maulid nabi saw
Doa peringatan maulid nabi sawFathur Marah
 

Viewers also liked (8)

Pembukaan dan penutup do'a PEmbawa Doa Acara
Pembukaan dan penutup do'a PEmbawa Doa AcaraPembukaan dan penutup do'a PEmbawa Doa Acara
Pembukaan dan penutup do'a PEmbawa Doa Acara
 
Agama - Do'a Penutup
Agama - Do'a PenutupAgama - Do'a Penutup
Agama - Do'a Penutup
 
Doa penutup
Doa penutupDoa penutup
Doa penutup
 
Kumpulan do’a acara formal mufdil's weblog
Kumpulan do’a acara formal   mufdil's weblogKumpulan do’a acara formal   mufdil's weblog
Kumpulan do’a acara formal mufdil's weblog
 
Doa acara formal
Doa acara formalDoa acara formal
Doa acara formal
 
Teks ucapan sempena majlis penutup kursus memartabatkan bahasa malaysia dan ...
Teks ucapan sempena majlis penutup kursus memartabatkan bahasa malaysia  dan ...Teks ucapan sempena majlis penutup kursus memartabatkan bahasa malaysia  dan ...
Teks ucapan sempena majlis penutup kursus memartabatkan bahasa malaysia dan ...
 
Doa peringatan maulid nabi saw
Doa peringatan maulid nabi sawDoa peringatan maulid nabi saw
Doa peringatan maulid nabi saw
 
Cerita Paskah anak-anak
 Cerita Paskah anak-anak Cerita Paskah anak-anak
Cerita Paskah anak-anak
 

Similar to Penutup

Filsafat-PARADIGMA KHUN
Filsafat-PARADIGMA KHUNFilsafat-PARADIGMA KHUN
Filsafat-PARADIGMA KHUNIreclever
 
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AWFILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AWDjoko Adi Walujo
 
Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1Fandi Fandi
 
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...YuliaKartika6
 
Scientisme dan kultus keilmuan
Scientisme dan kultus keilmuanScientisme dan kultus keilmuan
Scientisme dan kultus keilmuanyoggivani zhansen
 
Tugas Filsafat dalam kehidupan!!!!!.pptx
Tugas Filsafat dalam kehidupan!!!!!.pptxTugas Filsafat dalam kehidupan!!!!!.pptx
Tugas Filsafat dalam kehidupan!!!!!.pptxziloglow
 
Pancasila Sebagai Paradigma Pengembangan IPTEK
Pancasila Sebagai Paradigma Pengembangan IPTEKPancasila Sebagai Paradigma Pengembangan IPTEK
Pancasila Sebagai Paradigma Pengembangan IPTEKBwidow
 
Penelitian dan penulisan ilmiah new heri
Penelitian dan penulisan ilmiah new heriPenelitian dan penulisan ilmiah new heri
Penelitian dan penulisan ilmiah new heriHeri Indra Gunawan
 
Makalah sejarah dan perkembangan Filsafat Pendidikan
Makalah sejarah dan perkembangan Filsafat PendidikanMakalah sejarah dan perkembangan Filsafat Pendidikan
Makalah sejarah dan perkembangan Filsafat Pendidikanrumah
 

Similar to Penutup (20)

Filsafat-PARADIGMA KHUN
Filsafat-PARADIGMA KHUNFilsafat-PARADIGMA KHUN
Filsafat-PARADIGMA KHUN
 
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AWFILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
 
Ilmu, filsafat, dan agama
Ilmu, filsafat, dan agamaIlmu, filsafat, dan agama
Ilmu, filsafat, dan agama
 
Rudi tugas
Rudi tugasRudi tugas
Rudi tugas
 
Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1
 
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
 
Scientisme dan kultus keilmuan
Scientisme dan kultus keilmuanScientisme dan kultus keilmuan
Scientisme dan kultus keilmuan
 
Kelompok 2
Kelompok 2Kelompok 2
Kelompok 2
 
Tugas Filsafat dalam kehidupan!!!!!.pptx
Tugas Filsafat dalam kehidupan!!!!!.pptxTugas Filsafat dalam kehidupan!!!!!.pptx
Tugas Filsafat dalam kehidupan!!!!!.pptx
 
P
PP
P
 
Filsafat kelompok 3
Filsafat kelompok 3Filsafat kelompok 3
Filsafat kelompok 3
 
Filsafat Ilmu
Filsafat IlmuFilsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
 
Pancasila Sebagai Paradigma Pengembangan IPTEK
Pancasila Sebagai Paradigma Pengembangan IPTEKPancasila Sebagai Paradigma Pengembangan IPTEK
Pancasila Sebagai Paradigma Pengembangan IPTEK
 
Pancasila sebagai dasar ilmu
Pancasila sebagai dasar ilmuPancasila sebagai dasar ilmu
Pancasila sebagai dasar ilmu
 
TUGAS FILSAFAT
TUGAS FILSAFATTUGAS FILSAFAT
TUGAS FILSAFAT
 
APA ITU ILMU
APA ITU ILMUAPA ITU ILMU
APA ITU ILMU
 
Filsafat 1
Filsafat 1Filsafat 1
Filsafat 1
 
Filsafat 1
Filsafat 1Filsafat 1
Filsafat 1
 
Penelitian dan penulisan ilmiah new heri
Penelitian dan penulisan ilmiah new heriPenelitian dan penulisan ilmiah new heri
Penelitian dan penulisan ilmiah new heri
 
Makalah sejarah dan perkembangan Filsafat Pendidikan
Makalah sejarah dan perkembangan Filsafat PendidikanMakalah sejarah dan perkembangan Filsafat Pendidikan
Makalah sejarah dan perkembangan Filsafat Pendidikan
 

Recently uploaded

demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 

Recently uploaded (20)

demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 

Penutup

  • 1. Penutup Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa para ilmuan muslim itu telah memiliki pandangan ilmiah yang integral, yang melandasi penggunaan metode-metode ilmiah di berbagai cabang pengetahuan. Terutama tentang ilmu matematika dan ilmu alam. Hal demikian disebabkan oleh karakteristik pemikiran ilmiah yang dimiliki mereka yang telah menyingkapkan ‘gudang- gudang’ pengetahuan yang menunjukan warisan ilmu bersifat original. Kontribusi mereka di bidang metodologi pada ilmu matematika dan ilmu alam merupakan bukti terbesar atas kemampuan para ilmuan muslim itu di bidang pengetahuan lainnya. Juga menunjukkan kepeloporan mereka dalam penyingkapan metode ilmiah dengan seluruh karakteristiknya. Adalah suatu metode ilmiah yang tidak jauh berbeda dari metode ilmu modern saat menyelesaikan berbagai persoalan ilmu. Merupakan hal yang menuntut perhatian di bidang kontribusi atau sumbangan pemikiran yang mengungkapkan semangat metode ilmiah modern, juga tentang konteks metode ilmiah modern yang bercirikan bahasa kuantitatif dan bukan kualitatif, selian sebagai ungkapan tentang teori-teori (epistemologi) ilmiah di berbagai cabang pengetahuan manusia. Para ilmuan Barat pun telah menyatakan penilaiannya atas prestasi- prestasi ini. Misalnya para Orientalis yang objektif adalah mengakui kepeloporan ilmuan muslim, yang bila tanpa sumbangan ilmuan itu maka Eropa tidak akan menemukan masa pencerahannya. Melainkan akan tetap diliputi masa kebodohan selama berabad-abad. Karena itu, para ilmuan muslim sangat berjasa. Mereka telah melestarikan warisan ilmu itu yang kemudian diterima oleh peradaban kuno lalu diperliharanya lagi dan kemudian dikoreksi hingga ditemukan ilmu yang belum pernah dikenalnya. Kemudian ilmu itu berpindah ke Eropa pada masa awal kebangkitannya hingga mendorong perkembangan ilmu pengetahuan seperti disaksikan sekarang ini.
  • 2. Metodologi Penelitian Imiah Islami Prof. Dr. Ahmad Fuad Basya Penelitian ilmiah merupakan kegiatan pelik yang dilakukan para ilmuan, dengan penelitian metodologis guna menambah sejumlah pengetahuan ilmiah dan mekanismenya. Akan tetapi kebanyakan para ilmuan penelitian ilmiah di bidang ilmu-ilmu alam adalah meyakini bahwa kajian ilmiah apa pun tentang cara-cara melakukan penelitian ilmiah, tidak mungkin menghasilkan manfaat yang sebanding dengan latihan diri sang peneliti itu, selain merespon pengalaman-pengalaman para ilmuan sebelumnya saat melaksanakan prosefur-prosedur penelitian. Adapun para sejarahwa ilmu (pengamat) kerap berpendapat bahwa proses penelitian ilmiah, bila benar-benar meninggalkan pengalaman- pengalaman pribadi dan praktik penelitian yang menyita banyak waktu serta menguras pikiran, adalah semuanya tak menjamin dapat membuahkan hasil yang diharapkan. Karenanya, para pengamat itu, menganalisis metode- metode yang digunakan oleh para ilmuan maupun filosof bahkan ahli logika. Adalah metode yang teah menyingkapkan berbagai ilmu, termasuk menganalisa sebagian aturan-aturan berupa pendapat para ilmuan yang telah berhasil, untuk dijadikan kemudian sebagai kaidah umum maupun metodologi penelitian ilmiah. Tentu saja berbagai cabang ilmu kerap menuntut berbagai metode. Sekalipun ada sebagian prinsip-prinsip dasar dan pola pikir yang disepakati bersama di kalangan ilmuan penelitian ilmiah. Ilmu yang diperoleh dengan metode penelitian guna mencapai hakikat atau pembuktiannya adalah dinamakan metodologi. Biasanya dimasukan ke dalam bahasan filsafat ilmu yang ruang lingkupnya di masa sekarang mencakup kajian dan analisa terhadap apa saja tentang ilmu, bahasanya, perkembangannya, maupun mekanismenya dari berbagai askpenya (keilmuan, metode, nilai, ontologi, dimensi sosial maupu historisnya). Adalah bertujuan mengetahui posisi ilmu dalam kehidupan kita serta peranannya dalam membentuk pandangan manusia yang menyeluruh terhadap berbagai persoalan hidup. Cara yang digunakan dalam pembentukan metodologi sejak kemuculannya di masa modern adalah biasanya penggabungan pengalaman ilmuan spesialis ilmu tertentu dengan kegeniusan filosof atau ahli logika, yang mengkaji perkembangan akal manusia dan mengetahui berbagai kemampuannya. Kemudian melakukan perumusan kesimpulan umum
  • 3. tentang karakteristik metode yang digunakan. Selanjutnya diakhiri dengan perumusan aliran pola pikir manusia dari aspek karakteristik penelitian ilmiahnya. Namun penggabunga yang ideal antara pendapat ilmuan dengan pendapat filosof ahli logika itu adalah masih jauh dari kenyataan. Malah muncul pencampuran antar pemahaman itu hingga pondasi-pondasi metode penelitian itu tidak jelas sama sekali di kalangan para intelektual. Apalagi di kalangan orang-orang awam termasuk membingungkan para penulis maupun para pengajar metodologi ilmiah. Sebagai bukti atas kegalauan ran kerancuan pada ilmu penelitian ilmiah di masa sekarang ialah sejumlah pertanyaan masalah penggunaan istilah “metode” (‫ )المنهج‬dan “metodologi” (‫ )المنهجية‬selain istilah “ mode/stile ilmiah” (‫ ) اللسلوب العلمى‬dalam berbagai naskah akademik yang memaparkan persoalan-persoalan pemikiran islami. Apakah maksudnya adalah membatasi makna-makna istilah itu pada kerangka proses argumentasi logis berupa analogi, induksi, dan deduksi ..? ataukah maksudnya sebagai cara maupun langkah-langkah prosedural yang dilaksanakan oleh seorang peneliti, dari satu tahap ke tahap berikutnya dalam penelitian ? Cara ini tentunya berbeda sesuai perbedaan setiap ilmu ? Ataukah maksud metodologi ilmiah adalah jalan yang ditempuh oleh setiap peneliti dan digunakannya untuk melontarkan rumusan masalah (pertanyaan) fokus penelitian ? Tiga rumusan pertanyaan di atas merupakan hubungan subjek (peneliti) dengan objek penelitiannya. Apakah disyaratkan peneliti harus melepaskan ideologi yang dianutnya dan kemudian menuruti kecenderungan teoretiknya dalam ruang lingkup pengetahuan yang dikajinya. Selanjutnya apakah peneliti harus sadar pada komitmen filosofi yang dipilihnya dan diutamakan daripada persfektif yang lain. Lalu apakah peneliti harus selaras dengan aliran keilmuan yang diikutinya sehingga tak ada netralitas filosofis dalam merumuskan berbagai fokus penelitian maupun hipotesanya ? Ataukah peneliti sesuai metode ilmiah harus melepaskan aliran pemikiran papa pun yang dapat mempengaruhi alur penelitiannya ? Lalu bagaimana kerancuan maupun kesimpangsiuran pendapat- pendapat para pakar muslim, yang tersebar pada tulisan-tulisan mereka, saat mencampuradukan antara metodologi dengan metode ? Apakah kita memiliki satu metode islami ataukah lebih banyak ? Manakah yang merupakan pola islami bagi metode ilmiah yang bisa digunakan rujukan dalam berbagai cabang ilmu ? Mungkinkan kita mengajarkannya kapada para mahasiswa di berbagai perguruan tinggi negara Arab maupun muslim lainnya, secara
  • 4. berdampingan dengan pola Barat yang mengklaim mampu menjelaskan gerak sejarah ilmu maupun pengetahuan dan menyangka tidak menghalangi peluang penemuan baru bagi teori-teori baru ? Padahal pola Barat itu kenyataannya telah memaksakan sudut pandang tertentu terhadap berbagai hal, selain telah memilih logika yang ‘lunak’ bagi penemuan ilmiah, dan konteks tertentu bagi pengalaman manusia. Misalnya saja, Pola Thomas Kuhn (tentang paradigma laju pengetahuan) dan ‘logika penemuan ilmiah’ dari Carl Poper yang kerap dipopulerkan saat memaparkan teori-teori dan metodologi (epistemologi). Apakah benar pendapat para ilmuan metodologi bahwa persoalan metode telah final hingga tak perlu dikoreksi. Apakah bila kita hendak menghasilkan penemuan ilmu baru – sebagaimana dilakukan Barat- harus mengenal terlebih dahulu metode Bacon, John Stuart Mill, dan Rene Descartes, sampai-sampai kita melihatnya laksana daftar menu aturan yang tidak boleh melanggarknya (mengoreksi), seakan-akan resep mujarab yang mengharuskan setiap peneliti mematuhinya di bidang kajian penelitian ilmiah. Akhirnya, apa penyebab kerancuan tersebut yang telah menimpa timbangan produk pemikiran dalam hal ini, sekira cenderung tulisan-tulisan para pakar ilmu memaparkan metode penelitian itu dari sudut pandang filosofis dan menapikan yang lain misalnya sosiologi penelitian ilmiah dan pengalaman-pengalaman pribadi ilmuan, harus diperbandingkan dengan persfektif Islam. Berbagai rumusan masalah di atas (pertanyaan-pertanyaan) adalah menunjukkan sejauh mana jurang pembeda antara persfektif idealis dengan realita pada metodologi penelitian pada berbagai cabang ilmu, khususnya matematika dan ilmu alam. Kritik yang tajam lah terhadap tulisan-tulisan di bidang ilmu dan filsafat yang memungkinkan kita menemukan bahwa metodologi penelitian ilmiah bukanlah kaidah sakral untuk dikoreksi. Melainkan berubah-rubah sesuai tuntutan ilmu dan alat-alat penemuannya, kaidah itu bisa saja diganti hingga mampu mengayomi tuntutan-tuntutan ilmu baru. Kalau tidak direspon dengan koreksi maka akan menjadi beban bagi gerak ilmu dan perkembangannya. Ilmu-ilmu modern memang telah menjadi integral dan saling terkait membentuk jejaring hingga sulit dipisahkan antara pondasinya yang tetap dari cabang-cabangnya yang dilandasi dialektika hubungan yang berubah- rubah antara observasi eksperimental dengan penafsiran ilmiah atau logisnya. Rincian cabang-cabang metodologi ilmiah itu masih terus
  • 5. berkembang dan berubah serta tergantung kepada situasi mekanik di laboratorium penelitian selain tergantung kepada karakteristik objek penelitiannya yang berbeda-beda, dan terkadang berbeda pula meski pada satu ruang lingkup ilmu. Itulah metodlogi ilmiah yang mendorong laju penemuan ilmiah, kemajuan ilmu dan teknologi. Yang menjadi norma dalam mengukur kebenaran suatu metode adalah nilai yang sebenarnya yang diperoleh oleh ilmu itu. Karena itu, harus memegang aksioma yang tetap selain melanjutkan koreksi terhadap hubungan antara subjek peneliti dengan objek penelitiannya pada alam semesta yang maha luas ini.1 Itulah sebagian latar belakang yang mendorong kami mengkaji akar sejarah ilmu ini guna merumuskan persfektif Islami yang dapat mengatur berbagai metodologi penelitian ilmiah. Untuk kemudian kita merumuskan karakteristik umum dari persfektif Islam, serta mengambil unsur-unsur utamanya dari realita problematika penelitian ilmiah dan sejarahnya. Kita juga dapat membentuk unit-unit ilmu itu di atas pondasi yang kuat maupun perubahan-perubahan konteks pemikiran beserta praktik ilmu-ilmu alam dan teknologi. Agar kemudian kita menyediakan peluang seluas-luasnya bagi penyiapan penelitian ilmiah yang tepat sambil memanfaatkan pengalaman atau cara-cara yang pernah dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Islamisasi Metode Ilmiah 1 . untuk lebih rinci tentang perkembangan ilmu penelitian ilmiah juga sebagian pemikirannya, silahkan rujuk: Abdurrahman Badawi ( ‫ )مناهج البحث اللمى‬Kuwait: 1977; Pol Moi, (‫ )المنطق وفلسفة العلوم‬terj. Fuad Zakaria, Kuwait: 1981; Shalah Qansuwah, ( ‫ )فلسفة العلم‬Cairo: 1981; I B Yafrdig, (‫ )فن البحث العلمى‬terj Darul Iqra, Kuwait: 1983; Mahir Abd. Qadir, (‫ , )فلسفة العلوم‬Beirut: 1984