3. Stuktur adalah cara sesuatu disusun atau dibangun; susunan;
bangunan; yang disusun dengan pola tertentu.
Peter R Senn dalam buku Ilmu dalam Perspektif (Jujun S
Suriasumantri, Jakarta, 1981,h.110-128) menyampaikan bahwa ilmu
memiliki bangun struktur.
Van Peursen mengambarkan lebih tegas bahwa ilmu itu bagaikan
bangunan yang tersusun dari batu bata. Batu atau unsur dasar tersebut
tidak pernah lansung didapat di alam sekitar. Lewat observasi ilmiah
batu-batu sudah dikerjakan sehingga dapat dipakai kemudian,
digolongkan menurut kelompok tertentu sehingga dapat dipergunakan.
4. Sistem Ilmu
Perumusan Masalah
Persyaratan Masalah Keilmuan
Ciri-Ciri Lain dari Masalah Keilmuan
Pengamatan dan Deskripsi
Tinjauan Pustaka
6. 1. Perumusan
Masalah
2. Pengamatan
dan Deskripsi
4. Ramalan dan
Kontrol
3. Penjelasan
7. Setiap penyelidikan ilmiah dimulai dengan masalah yang
dirumuskan secara tepat dan jelas dalam bentuk pertanyaan agar
ilmuwan mempunyai jalan untuk mengetahui fakta-fakta apa saja yang
harus dikumpulkan.
Dalam merumuskan masalah, para ilmuwan harus membatasi
dirinya dengan ruang lingkup yang terbatas. Karena dengan begitu kita
mendapatkan suatu pengarahan mengenai karakteristik dan cara
pemilihan masalah keilmuan.
Suatu cara yang biasanya dilakukan dalam menemukan dan
merumuskan masalah adalah melewati persepsi kita dalam menghadapi
kesulitan tertentu.
9. Masalah keilmuan harus dapat dijawab lewat
penelaah keilmuan di mana tersedia data secara nyata
atau secara potensial tersedia. Masalah keilmuan
mestinya mengandung unsur pengukuran dan definisi
dari variabel yang terdapat dalam masalah tersebut.
1
• Tanpa adanya ukuran dan definisi maka orang
lain tidak dapat menguji hasilnya.
2
• Ilmu tidak mengizinkan pengukuran dan definisi
yang bersifat pribadi dari seorang ilmuan.
10. Para ilmuwan melakukan pengamatan dan deskripsi ialah
dengan cara klasifikasi—pemberian nama dan penataan
sifat-sifat tertentu. Sebelum kita memulai pengamatan dan
memberikan uraian, harus ditentukan lebih dahulu:
(1) Apakah yang akan kita amati?
(2) Bagaimana hubungan antara fakta tersebut dengan
hipotesis?
11. (2)
Tinjauan pustaka menggambarkan
apa yang telah dilakukan para
ilmuwan yang lain dan mencegah
terjadinya duplikasi.
(3)
Tinjauan pustaka memberikan
jalan tentang langkah mana
yang harus ditempuh dalam
mendekati hipotesis.
(1)
Tinjauan pustaka memberikan
jalan mengenai data, model,
atau instrumen keilmuan yang
mungkin berguna dalam
memecahkan masalah.
12. (1) Memutuskan tingkah laku apa atau
benda mana yang akan diamati.
(2) Memutuskan dalam
kondisi apa pengamatan itu
dilakukan.
(4) Melakukan pendekatan
(3) Mengerti bagaimana kesemuanya ini bertalian
dengan hipotesisnya.
kuantitatif.
13. Pada umumnya, seorang ilmuwan mempergunakan alat apa saja
yang sekiranya akan menolong dalam menyelidiki hipotesisnya.
Sebuah potret atau rekaman tape adalah pencatat yang lebih baik
dari merupakan sesuatu yang bisa dipelajari berulang kali.
Ditambah lagi panca indera kita tak bisa mencakup ruang
lingkup gejala yang luas, baik fisik maupun sosial. Pancaindera kita
tak mungkin untuk mengamati variabel yang jumlahnya banyak
yang timbul dalam suatu situasi yang kompleks.
14. Hampir semua metode keilmuan memerlukan pengukuran. pengukuran
berarti membandingkan suatu objek tertentu dan memberi angka kepada objek
tersebut dengan cara tertentu. Para ahli ilmu sosial kebanyakan menggunakan
dua tipe perbandingan yaitu :
Kardinal Ordinal
15. • Perbandingan kardinal mempergunakan
bilangan berhitung.perbandingan kardinal
juga tidak memperhatikan uturutan siapa
yang tertinggi dan sebagainya.
Pengukuran
Kardinal
• Perbandingan ordinal adalah perbandingan
yang meletakkan benda-benda dalam
urutan yang di tinjau dari segi tertentu.
Pengukuran
Ordinal