Dokumen tersebut merupakan makalah tentang Filsafat Ilmu yang membahas pengertian filsafat ilmu, cabang-cabangnya, ruang lingkup, serta manfaat filsafat ilmu. Juga dibahas pengertian ilmu pengetahuan, cirri-cirinya, struktur, dan hakekat ilmu. Taksonomi ilmu pengetahuan dalam sejarah ilmu juga dijelaskan beserta pengertian teori ilmiah, dasar, dan strukturnya.
1. FILSAFAT ILMU
OLEH:
AFIFAH ASRA, S.Pd
NIM. 1104146
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
KONSENTRASI PENDIDIKAN EKONOMI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
2. FILSAFAT ILMU
1. Apakah Filsafat Ilmu?
a. Pengertian
Filsafat merupakan disiplin ilmu yang berusaha untuk menunjukkan
batas-batas dan ruang lingkup pengetahuan manusia secara tepat dan lebih
memadai. Pengetahuan ilmiah atau ilmu merupakan “a higher level of
knowledge”, maka lahirlah filsafat ilmu sebagai penerusan pengembangan
filsafat umum. Filsafat ilmu sebagai cabang filsafat menempatkan objek
sasarannya Ilmu (Pengetahuan). Secara harfiah filsafat ilmu adalah suatu
cabang filsafat khusus mengkaji seluk-beluk pengetahuan ilmiah, terutama
berkenaan dengan hakekat dan lingkup ilmu pengetahuan, termasuk dasardasar,
sumber
ilmu
pengetahuan,
pengandaian-pengandaiannya
(presuppositions), cara kerja ilmu dan metode untuk mendapatkannya serta
tujuan hakikinya.
b. Cabang Filsafat Ilmu
Karakteristik dari filsafat ilmu adalah ia merupakan cabang dari filsafat.
Selain itu filsafat ilmu berusaha menelaah ilmu secara filosofis dari berbagai
sudut pandang dengan sikap kritis dan evaluative terhadap criteria-kriteria
ilmiah, sistematis berpangkal pada metode ilmiah, analisis obyektif, etis dan
falsafi atas landasan ilmiah dan sikap konsisten dalam membangun teori
serta tindakan ilmiah.
Menurut Burhanuddin (2009: 130), cabang-cabang atau bagian-bagian
filsafat sebagai berikut:
1) Tentang Pengetahuan : LOGIKA
2) Tentang „Ada‟ : METAFISIKA
3) Tentang Dunia Material : KOSMOLOGI (PHILOSOPHY OF NATURE/
COSMOLOGY)
4) Tentang Manusia : FILSAFAT TENTANG MANUSIA (PHILOSOPHY OF
MAN/ ANTHROPOLOGIA METAFISIKA/ PSYCHOLOGIA METAFISIKA)
5) Tentang Kesusilaan : ETIKA (ATHICS/ FILSAFAT MORAL)
6) Tentang Tuhan : THEODYCEA
c. Ruang Lingkup
Filsafat ilmu memiliki lingkup pembahasan yang meliputi: cakupan
pembahasan landasan ontologism ilmu (teori mengenai realitas atau
kenyataan yang menjadi objek ilmu pengetahuan), pembahasan mengenai
landasan epistemology ilmu (teori pengetahuan yaitu mengenai metodemetode atau cara-cara mendapatkan pengetahuan) dan pembahasan
mengenai landasan aksiologis dari sebuah ilmu (teori nilai/ nilai guna).
d. F. Bacon Sebagai Perintis Filsafat Ilmu Barat
Filosof asal Prancis Fancis Bacon (1561-1626) yang dikenal sebagai
“Bapak Empirisme”. Ungkapannya yang terkenal adalah “knowledge is
power”. Selain menekankan pentingnya ilmu yang menambah kekuasaan
manusia, ia juga merintis penelitian atas cara kerja yang tepat bagi ilmu-
3. ilmu empiris. Maka, ia bisa dianggap sebagai Bapak Metodologi Ilmu-ilmu
alam modern.
e. Manfaat/Benefit
Melalui defenisi filsafat ilmu tersebut dapat kita peroleh manfaat
mempelajari Filsafat Ilmu. Pertama, filsafat ilmu membantu manusia dalam
menjawab pertanyaan asasi manusia mengenai tanggungjawabnya. Kedua,
filsafat ilmu membantu manusia dalam berpikir lebih luas dan mendalam
mengenai keberadaan sesuatu Karena seluruh pertanyaan mengenai alam
semesta ini terlalu luas untuk dipelajari dan dijawab hanya dengan
menggunakan teori. Ketiga, filsafat ilmu memberikan dasar-dasar bagi
manusia baik untuk hidupnya sendiri maupun untuk bidang ilmu
pengetahuan lainnya sehingga pertanyaan mengenai keberadaan tentang
suatu ilmu dapat terjawabkan. Keempat, filsafat ilmu bermanfaat sebagai
pembebasan, maksudnya adalah dengan berfilsafat manusia dibebaskan
untuk berpikir keluar dari pengaruh mitos yang selama ini telah menjadi
kebiasaan dan tradisi berpikir manusia. Kelima, melalui Filsafat Ilmu
manusia dibantu agar mampu membedakan antara persoalan yang ilmiah
dan tidak ilmiah.
2. Apakah Ilmu Pengetahuan?
a. Pengertian
Knowledge and Science
Secara khusus ada perbedaan makna antara ilmu dan pengetahuan.
Pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang menjelaskan tentang adanya
sesuatu hal yang diperoleh secara biasa atau sehari-hari melalui
pengalaman-pengalaman, kesadaran, informasi, dan sebagainya. Sedangkan
Ilmu (science) di dalamnya terkandung adanya pengetahuan yang pasti, lebih
praktis, sistematis, metodis, ilmiah, dan mencakupkebenaran umum
mengenai objek studi yang lebih bersifat fisis (natural).
Dengan demikian, dipahami bahwa pengetahuan mempunyai cakupan
yang lebih luas dan umum daripada ilmu. Oleh karena itu, keberadaan ilmu
dan pengetahuan hendaknya tidak boleh dipisahkan, sama pentingnya bagi
kehidupan. Ilmu membentuk intelegensia, yang melahirkan adanya skill
atau keterampilan yang bisa memenuhi tuntutan kebutuhan sehari-hari.
Sedangkan pengetahuan membentuk daya moralitas keilmuan yang
kemudian melahirkan tingkah laku kehidupan manusia. Ilmu dan
pengetahuan memiliki keterkaiatan satu sama lainnya. Di mana ilmu adalah
hasil dari pengetahuan, dan pengetahuan adalah hasil tahu (ilmu) manusia
terhadap sesuatu objek yang dihadapinya.
3 hal pokok yang menjadi persyaratan ilmu pengetahuan, yaitu:
a. Pengakuan atas kenyataan bahwa setiap manusia, terlepas dari
kasta, kepercayaan, jenis kelamin atau usia, mempunyai hak yang
tidak dapat diganggu gugat atau dipersoalkan lagi untuk mencari
ilmu.
b. Metode ilmiah itu tidak hanya pengamatan atau eksperimentasi,
tetapi juga teori dan sistematisasi.
4. c. Semua orang harus mengakui bahwa ilmu pengetahuan berguna dan
berarti untuk individu maupun sosial.
Berkenaan dengan persyaratan ilmu pengetahuan, yang dapat
dikategorikan sebagai ilmu pengetahuan harus tercantum di dalam beberapa
poin yang bersama-sama menentukan bagi adanya ilmu pengetahuan, yaitu
meliputi objek, metode, system, dan kebenaran.
b. Cirri-ciri
Cirri-ciri ilmu pengetahuan secara umum adalah adanya problem,
terbuka, dinamis, obyektif, kritis-analitis, metodologis, regulative,
predictable, dan bermanfaat.
c. Struktur Ilmu
1. Dalil/ hokum
2. Teori
3. Model
4. Hipotesa
5. Konsep
6. Fakta
7. Data
8. Masalah
9. Kenyataan
d. Hakekat Ilmu
Hakekat Ilmu dapat kita telaah berangkat dari untuk apa Ilmu
Pengetahuan. Tujuan hakiki dari ilmu pengetahuan adalah ilmu sebagai
tujuan dan ilmu sebagai sarana. Ilmu sebagai Tujuan, ilmu merupakan
bagian yang hidup di tengah-tengah kita untuk mencapai perkembangan
(peradaban) manusia yang lebih utuh. Artinya bahwa ilmu pengetahuan
merupakan hasil dari perkembangan manusia. Dengan demikian ilmu
pengetahuan merupakan hal yang harus dituju atau yang menjadi tujuan
dari manusia. Sedangkan Ilmu sebagai Sarana artinya ilmu sebagai sarana
untuk mencapai tujuan.
3. Taksonomi Ilmu Pengetahuan Dalam Lintasan Sejarah Ilmu
Pengetahuan
a. Ilmu Itu Hanya Satu
Menurut paham kaum positivist pada abad ke-19 dijelaskan bahwa
sebuah ilmu yang bisa memahami dunia yaitu ilmu alam. Oleh
karena itu, setiap disiplin ilmu ilmiah harus mengikuti prinsipprinsip metodologid ilmu alam.
5. b. Ilmu Itu Beraneka Ragam
Maksudnya ilmu itu tidak tunggal, melainkan jamak. Tiap ilmu itu
ada` metodenya tersendirinya untuk memecahkan masalahnya
sendiri. Tiap masalah tertentu memerlukan metodenya sendiri.
c. Pembagian Klasik Ilmu Pengetahuan
Menurut Burhanuddin (2009: 18), ilmu pengetahuan dibedakan
atas 2 menurut Pembagian Klasik, yaitu:
1) Natural Science (kelompok ilmu-ilmu alam)
2) Social Sciences (kelompok ilmu-ilmu sosial)
4. Apakah Teori Ilmiah?
a. Pengertian
Menurut Gie (2007: 145) sebuah teori adalah seperangkat pengertian/
konsep, definisi, dan proposisi yang saling berkaitan yang menyajikan
sebuah pandangan sistematik tentang fenomena-fenomena dengan
menentukan hubungan-hubungan antara variable-variabel dengan tujuan
menerangkan dan meramalkan fenomena-fenomena itu. Teori ilmiah
merupakan sebuah kumpulan pernyataan yang saling berhubungan dan
didukung dengan baik yang menjelaskan berbagai pengamatan dan dapat
digunakan untuk membuat prediksi yang dapat diuji.
b. Dasar Teori Ilmiah
1) Teori ilmiah bukan suatu kesatuan doktrin
2) Kesatuan ilmu metodologis dan structural
c. Struktur Teori Ilmiah
1) Teori ilmiah harus mampu menjelaskan fakta-fakta yang diamati
sebagai konsekuensinya secara logis sudah semestinya.
2) Teori ilmiah harus sesuai dengan teori-teori lain.
3) Teori-teori ilmiah harus bebas dari hipotesis-hipotesis khusus.
4) Teori ilmiah harus mampu memilih satu dari teori-teori yang
ekuivalen satu sama lainnya.
5) Teori ilmiah harus mampu memilih suatu pengujian yang
menentukan.
d. Berfikir Teoritis
Berikut ini cara berfikir teoritis dalam penelitian, yaitu:
1) Masalah
Masalah adalah suatu keadaan/ realita yang tampak tidak sesuai
dengan harapan. Dalam penelitian ilmiah harus ada masalah yang
dirasakan.
2) Hipotesis Awal
Harus ada garis besar dari teori yang akan diteliti. Menemukan fakta,
kemudian baru berteori.
3) Pengumpulan Fakta Tambahan
6. 4)
5)
6)
7)
Perlu penambahan fakta untuk dapat memberikan penjelasanpenjelasan yang benar-benar memuaskan.
Merumuskan Hipotesis
Pada tahap penyidikan ilmuwan akan merasakan bahwa ia telah
memperoleh fakta ysng dibutuhkan untuk memecahkan masalah
yang dihadapinya.
Menyimpulkan Akibat Lebih Lanjut
Menguji Akibat
Ramalan yang dibuat berdasarkan hipotesis itu mungkin
membutuhkan bermacam-macam sarana untuk mengujinya.
Penerapan
Membuat penerapan dari teorinya, yakni menggunakan teori dalam
fakta.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Tafsir. 2006. Filsafat Ilmu. Bandung : Rosda.
Burhanuddin, Salam. 2009. Pengantar Filsafat. Jakarta: Bumi Aksara.
Reading Material Filsafat Ilmu-Kompilasi Bahan Kuliah.
Gie, The Liang. 2007. Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta