2. A. Pengertian Metodologi
Metodologi berasal dari kata metode dan logos. Metodologi
bisa diartikan ilmu yang membicarakan tentang metode-metode. Kata
metode berasal dari bahasa yunani methodos, sambungan kata
depan meta (menuju, melalui, mengikuti, sesdah) dan kata
benda hodos (jalan, perjalanan, cara, arah) kata methodos sendiri lalu
berarti: penelitian, metode ilmiah, hipotesis ilmiah, uraian ilmiah.
Metode ialah cara bertindak menurut sistem aturan tertentu.
3. Pengertian metode berbeda dengan metodologi. Metode
adalah suatu jalan, petunjuk pelaksanaan atau petunjuk teknis,
sehingga memiliki sifat yang praktis. Adapun metodologi disebut
juga science of methodos, yaitu ilmu yang membicarakan cara, jalan
atau petunjuk praktis dalam penelitian, sehingga metodologi
penelitian membahas konsep teoritis berbagai metode.[1] Dapat pula
dikatakan bahwa metodologi penelitian adalah membahas tentang
dasar-dasar filsafat ilmu dari metode penelitian, karena metodologi
belum memiliki langkah-langkah praktis, adapun derevasinya adalah
pada metode penelitian. Bagi ilmu-ilmu seperti sosiologi, antropologi,
politik, komunikasi, ekonomi, hukum, serta ilmu-ilmu kealaman,
metodologi adalah merupakan dasar-dasar filsafat ilmu dari suatu
metode, atau dasar dari langkah praktis penelitian.
4. B. Unsur-unsur Metodologi
Unsur-unsur metodologi sebagaimana telah dirumuskan oleh
Anton Bakker dan Achmad Charris Zubair dalam buku Metodologi
Penelitian Filsafat (1994)[2], antara lain dijelaskan sebagai berikut.
1. Interpretasi
2. Induksi dan Deduksi
3. Koherensi Intern
4. Holistis
5. Kesinambungan Historis
6. Idealisasi
7. Komparasi
8. Heuristika
9. Analogikal
10. Deskripsi
5. C. Pandangan Tentang Prinsip Metodologi
1. Rene Descartes
Rene Descartes mengusulkan suatu metode umum
yang memiliki kebenaran yang pasti. Dalam karyanya
termasyhur Discourse on Method, risalah tentang metode, diajukan
enam bagian penting (Dalam Rizal Mustansyir, dkk., 2001) sebagai
berikut:
a. Membicarakan masalah ilmu-ilmu yang diawali dengan
menyebutkan akal sehat (common sense) yang pada umumnya dimiliki
semua orang. Menurut Descartes, akal sehat ada yang kurang, ada
pula yang lebih banyak memilikinya, namun yang terpenting adalah
penerapannya dalam aktivitas ilmiah.
b. Menjelaskan kaidah-kaidah pokok tentang metode yang akan
dipergunakan dalam aktivitas ilmiah. Bagi Descartes sesuatu yang
dikerjakan oleh satu orang lebih sempurna dari pada yang dikerjakan
oleh sekelompok orang secara patungan.
6. Kesimpulan
metodologi disebut juga science of methodos, yaitu ilmu yang
membicarakan cara, jalan atau petunjuk praktis dalam penelitian,
sehingga metodologi penelitian membahas konsep teoritis berbagai
metode. Dapat pula dikatakan bahwa metodologi penelitian adalah
membahas tentang dasar-dasar filsafat ilmu dari metode penelitian,
karena metodologi belum memiliki langkah-langkah praktis, adapun
derevasinya adalah pada metode penelitian.
Unsur-unsur metodologi meliputi interpretasi, induksi dan
deduksi, koherensi intern, holistis, kesinambungan historis, idealisasi,
komparasi, heuristika, analogikal, dan deskripsi.
7. Metodologis sangat terkait erat dengan epistemologi, karena
asumsi-asumsi yang diajukan oleh para filsuf memasuki wilayah a
priori, dugaan mendahului pengalaman. Descartes lebih bertitik tolak
pada prinsip keraguan metodis ( skeptis-metodis), Ayer memilih prinsip
verifikasi sebagai sarana untuk menguji bermakna atau tidaknya
sebuah pernyataan, Popper memandang prinsip falsifiabilitas justru
dapat memperkokoh (corroboration) sebuah hipotesa,
sedangkan objektivitas yang menjadi pokok perhatian ilmu-ilmu,
menurut Polanyi justru terletak pada segi tidak terungkapnya