SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
Download to read offline
Failure Mode and Effects
Analysis (FMEA)
DODI MULYADI, ST, MT.
Pendahuluan
FMEA adalah sebuah metode yang dirancang untuk:
 Mengidentifikasi dan memahami sepenuhnya suatu potensi kegagalan pada produk atau
proses tertentu, penyebab kegagalan, serta efek kegagalan pada sistem atau pengguna
akhir.
 Menilai risiko yang terkait dengan mode, efek, dan penyebab kegagalan yang
diidentifikasi, dan memprioritaskan masalah untuk tindakan korektif.
 Mengidentifikasi dan melakukan tindakan korektif untuk mengatasi masalah yang
paling serius.
Pendahuluan
FMEA adalah teknik analisis:
 Dilakukan oleh tim yang beranggotakan para ahli dari berbagai disiplin ilmu.
 Menganalisis sejak awal secara menyeluruh terhadap desain produk, proses
pembuatan, dan pengembangan.
 Menemukan dan memperbaiki kelemahan sebelum produk sampai ke tangan
pelanggan.
Pendahuluan
FMEA harus menjadi serangkaian panduan tindakan yang
lengkap dalam proses pengembangan produk / proses
manufaktur / proses perakitan, yang dapat mengurangi
risiko kegagalan pada sistem, subsistem, dan komponen
ke tingkat yang dapat diterima
Pendahuluan
 Melakukan aktivitas FMEA dengan hanya mengisi formulir pada saat Proses
Pengembangan Produk, kemudian mengarsipkannya, dan tidak pernah ditinjau kembali,
adalah pemborosan waktu dan tidak menambah nilai.
 Jika FMEA tidak digunakan sebagai panduan dalam proses pengembangan, mengapa
harus membuang waktu dan sumber daya untuk melakukannya sejak awal?
 Jika FMEA digunakan secara efektif di seluruh siklus hidup produk, maka akan
menghasilkan peningkatan yang signifikan terhadap keandalan, keselamatan, kualitas,
pengiriman, dan biaya.
Jenis-jenis
 TIGA jenis FMEA yang paling umum:
1. FMEA - SISTEM
2. FMEA - DESAIN
3. FMEA - PROSES
Tujuan
 Tujuan utama FMEA adalah untuk meningkatkan desain,
1. Pada FMEA-Sistem, tujuannya adalah untuk meningkatkan / memperbaiki
desain sistem.
2. Pada FMEA-Desain, tujuannya adalah untuk meningkatkan / memperbaiki
desain komponen atau subsistem.
3. Pada FMEA-Proses, tujuannya adalah untuk meningkatkan / memperbaiki
desain proses manufaktur.
Tujuan
 Tujuan lain dari FMEA:
1. Mengidentifikasi bahaya dan mencegah kecelakaan
2. Meminimalkan hilang atau turunnya performa produk
3. Meningkatkan rencana pengujian dan verifikasi (dalam FMEA-Sistem atau Desain)
4. Meningkatkan Rencana Kontrol Proses (dalam hal FMEA-Proses)
5. Mempertimbangkan perubahan pada desain produk atau proses pembuatan
6. Mengidentifikasi karakteristik produk atau proses yang signifikan
7. Mengembangkan rencana Perawatan Preventif untuk mesin dan peralatan
FMEA - SISTEM
 Menganalisis sistem secara keseluruhan.
 FOKUS pada kekurangan sistem, termasuk
1. Keamanan sistem dan Integrasi sistem
2. Interface antara sub-sistem atau dengan sistem yang lainnya
3. Interaksi antara sub-sistem atau dengan lingkungan sekitarnya
4. Kegagalan pada satu sistem (dimana kegagalan pada satu sistem dapat
berakibat kegagalan pada seluruh sistem)
5. Interaksi manusia
FMEA - DESAIN
 FMEA-Desain biasanya mengasumsikan produk akan diproduksi sesuai dengan spesifikasi.
 FOKUS pada kekurangan terkait desain produk dengan penekanan pada
1. Memastikan keamanan pengoperasian produk dan produk yang handal
selama masa hidup produk
2. Meningkatkan / memperbaiki desain produk
3. Interface antara komponen yang berdekatan
FMEA - PROSES
 FMEA-PROSES biasanya mengasumsikan desain produk yang bagus
 FOKUS pada proses manufaktur dengan penekanan pada
1. Meningkatkan / memperbaiki proses manufaktur
2. Memastikan produk dibuat dengan mengikuti persyaratan desain dengan cara
yang aman, dan meminimalkan waktu-henti (down-time), scrap, dan rework
3. Proses kedatangan barang, pengangkutan material, penyimpanan,
pemeliharaan peralatan, proses manufaktur, proses perakitan, dan pelabelan
 FMEA-PROSES menganalisis proses manufaktur / proses perakitan
Contoh FMEA
Lembar Kerja FMEA
Item1
 "Item" adalah fokus dari proyek FMEA.
 Pada FMEA-Sistem, “item” adalah
sistem itu sendiri.
 Pada FMEA-Desain, “item” adalah
subsistem atau komponen yang
sedang dianalisis.
 Pada FMEA-Proses, “item” merupakan
salah satu langkah spesifik dari proses
pembuatan atau perakitan yang
sedang dianalisis
 Contoh: Subsistem rem tangan sepeda
Function / Fungsi2
 Function atau Fungsi adalah apa yang ingin dicapai oleh item atau proses,
biasanya dengan standar kinerja atau persyaratan tertentu.
 Pada FMEA-Desain, yang dimaksud dengan fungsi
adalah adalah tujuan utama dari desain item
tersebut.
 Pada FMEA-Proses, fungsi adalah tujuan Utama dari
proses manufaktur / proses perakitan
 Contoh: (Item REM harus)
memberikan gaya gesekan yang memadai / benar antara
bantalan rem dengan pelek roda untuk menghentikan
sepeda dengan aman pada jarak yang diperlukan, dalam
semua kondisi pengoperasian.
Failure Mode / Mode Kegagalan3
 Kegagalan adalah ketidakberhasilan / tidak tercapainya tujuan / keadaan tidak berfungsi
 Mode adalah cara terjadinya sesuatu
 Mode Kegagalan adalah cara dimana suatu item berpotensi gagal memenuhi atau
memberikan fungsi yang dimaksud dan persyaratan terkait.
 Contoh: (Item REM….)
Gaya gesek yang ditimbulan bantalan rem terhadap pelek roda
tidak atau kurang memadai.
Memberikan
gaya gesek yang
benar antara
bantalan rem
dengan pelek
roda untuk
menghentikan
sepeda dengan
aman pada jarak
yang diperlukan,
dalam semua
kondisi
pengoperasian.
Rem
Tangan
Item Fungsi
Mode
Kegagalan
Potensial
Rem hujan lebatMemberikan
gaya gesek
yang benar
antara bantalan
rem dengan
pelek roda
untuk
menghentikan
sepeda dengan
aman pada
jarak yang
diperlukan,
dalam semua
kondisi
pengoperasian.
Gaya
gesekan
antara
bantalan
rem dan
pelek roda
yang tidak
atau kurang
memadai.
Rem
Tangan
Effect / Efek4
 Ada lebih dari satu efek untuk setiap mode kegagalan.
 Efek adalah konsekuensi dari kegagalan pada sistem atau pengguna akhir.
Namun, biasanya tim FMEA akan menggunakan efek akhir paling serius untuk dianalisis.
 Contoh: (gaya gesek bantalan rem pada pelek roda kurang atau tidak memadai)
Efeknya:
Roda sepeda tidak melambat ketika tuas rem ditarik dan berpotensi
mengakibatkan kecelakaan.
 Pada FMEA – Proses, efek yang dipertimbangkan adalah pada saat proses manufaktur,
proses perakitan, sistem secara keseluruhan, atau efek pada pengguna akhir.
 Efek kegagalan ini bisa dideskripsikan sebagai efek tunggal pada sistem dan atau pada
pengguna akhir; atau efek pada tiga level, yaitu efek local, efek pada tingkat yang lebih tinggi,
dan efek akhir
Severity / Tingkat Kegawatan5
 Peringkat dibuat berdasarkan kriteria dari skala keparahan
 Severity adalah tingkat kegawatan dari efek yang paling serius dari mode kegagalan
 Contoh:
(Roda sepeda tidak melambat ketika tuas rem ditarik dan berpotensi mengakibatkan
kecelakaan)
Tingkat Kegawatannya = 10
 Peringkat ditentukan tanpa mempertimbangkan kemungkinan terjadinya atau kemampuan
untuk mendeteksinya
 Dalam lingkup FMEA tertentu, nilai peringkat berlaku relatif
Severity / Tingkat Kegawatan5
Contoh Kriteria dan Peringkat Kegawatan (Severity) pada FMEA-Desain
Efek Kriteria Peringkat
Berbahaya terhadap keselamatan
Dapat membahayakan konsumen, tidak sesuai dengan peraturan pemerintah, tidak ada peringatan 10
Dapat membahayakan konsumen, tidak sesuai dengan peraturan pemerintah, ada peringatan 9
Hilang atau berkurangnya fungsi
utama
Hilangnya fungsi utama, peralatan tidak dapat beroperasi, tidak ada efek terhadap keselamatan 8
Berkurangnya fungsi utama, peralatan dapat beroperasi tapi performanya menurun 7
Hilang atau berkurangnya fungsi
tambahan
Hilangnya fungsi tambahan, peralatan bisa beroperasi tapi pengguna tidak nyaman 6
Berkurangnya fungsi tambahan, peralatan bisa beroperasi, tapi tingkat kenyamanan pengguna menurun 5
Gangguan / cacat
Tampilan kurang menarik, bising, peralatan dapat beroperasi. Lebih dari 75% pelanggan mengetahui kondisi cacat 4
Tampilan kurang menarik, bising, peralatan dapat beroperasi. Sekitar 50% pelanggan mengetahui kondisi cacat 3
Tampilan kurang menarik, bising, peralatan dapat beroperasi. Sekitar kurang dari 25% pelanggan mengetahui kondisi cacat 2
Tidak ada efek Efek tidak dapat dilihat 1
Item Fungsi
Mode
Kegagalan
Potensial
Rem hujan lebatMemberikan
gaya gesek
yang benar
antara bantalan
rem dengan
pelek roda
untuk
menghentikan
sepeda dengan
aman pada
jarak yang
diperlukan,
dalam semua
kondisi
pengoperasian.
Gaya
gesekan
antara
bantalan
rem dan
pelek roda
yang tidak
atau kurang
memadai.
Rem
Tangan
Roda
sepeda
tidak
melambat
ketika tuas
rem ditarik
dan
berpotensi
mengakibat
kan
kecelakaan
Tingkat
Kegawat
an
Efek
Kegagalan
Potensial
10
Cause / Penyebab Kegagalan6
 Cause / Penyebab adalah alasan spesifik suatu kegagalan, biasanya dicari dengan cara
bertanya “why / mengapa" sampai akar permasalahan ditentukan.
 Pada FMEA-Desain, penyebabnya adalah desain yang kurang efektif yang menghasilkan
mode kegagalan.
 Pada FMEA-Proses, penyebabnya adalah proses manufaktur atau perakitan yang kurang
baik sehingga menghasilkan mode kegagalan.
 Kegagalan pada komponen, penyebabnya harus dianalisis sampai ke tingkat kegagalan
mekanisme / sub-sistem / sistem.
 Bisa jadi ada banyak penyebab untuk satu kegagalan yang terjadi.
 Contoh: kabel rem putus, material asing menghalangi gesekan rem
Occurence / Kejadian7
 Occurence / Kejadian adalah nomor peringkat yang dikaitkan dengan kemungkinan
bahwa mode kegagalan dan penyebabnya akan terjadi dalam item yang dianalisis.
 Pada FMEA-Sistem dan FMEA-Desain, kemungkinan terjadi dipertimbangkan selama
masa desain produk
 Pada FMEA-Proses, kemungkinan terjadi dipertimbangkan selama proses manufaktur
 Occurrence ini berdasarkan kriteria dari skala kejadian yang sesuai
 Peringkat yang ditentukan bersifat relative bukan mutlak, ditentukan tanpa
mempertimbangkan tingkat kegawatan dan kemungkinan terdeteksi
 Contoh: 6
Occurence / Kejadian7
Contoh Kriteria Kejadian pada FMEA-Desain
Kemungkinan Gagal Kriteria: Penyebab Kejadian Peringkat
Sangat Tinggi Teknologi baru / desain baru, tidak ada histori 10
Tinggi
Kegagalan tidak dapat dihindari pada desain baru, aplikasi baru, atau perubahan siklus kerja / kondisi operasi 9
Kegagalan mungkin terjadi pada desain baru, aplikasi baru, atau perubahan siklus kerja / kondisi operasi 8
Kegagalan tidak tentu terjadi pada desain baru, aplikasi baru, atau perubahan siklus kerja / kondisi operasi 7
Moderat
Sering gagal pada desain yang serupa atau ketika simulasi dan pengujian desain 6
Sesekali terjadi gagal pada desain yang serupa atau ketika simulasi dan pengujian desain 5
Kegagalan terisolasi pada desain yang serupa atau ketika simulasi dan pengujian desain 4
Rendah
Kegagalan terisolasi pada desain yang hampir identik atau ketika simulasi dan pengujian desain 3
Tidak ada kegagalan yang terlihat pada desain yang hampir identik atau ketika simulasi dan pengujian desain 2
Sangat rendah Kegagalan dapat dihilangkan melalui kontrol pencegahan 1
Item Fungsi
Mode
Kegagalan
Potensial
Rem hujan lebatMemberikan
gaya gesek
yang benar
antara bantalan
rem dengan
pelek roda
untuk
menghentikan
sepeda dengan
aman pada
jarak yang
diperlukan,
dalam semua
kondisi
pengoperasian.
Gaya
gesekan
antara
bantalan
rem dan
pelek roda
yang tidak
atau kurang
memadai.
Rem
Tangan
Roda
sepeda
tidak
melambat
ketika tuas
rem ditarik
dan
berpotensi
mengakibat
kan
kecelakaan
Tingkat
Kegawat
an
Efek
Kegagalan
Potensial
10
Penyebab
Kegagalan
Potensial
1. Kabel rem
putus
2. Material
asing
menghalangi
gesekan rem
Tingkat
Kejadian
6
2
3. Kabel rem
seret karena
kurang
pelumasan
atau terlilit
4
Control / Kontrol8
 Kontrol metode atau tindakan yang direncanakan, atau sudah ada, untuk mengurangi
atau menghilangkan risiko dari setiap penyebab kegagalan potensial.
 Kontrol dapat menjadi metode untuk mencegah atau mendeteksi penyebab kegagalan
selama pengembangan produk, atau tindakan untuk mendeteksi masalah selama masa
servis sebelum menjadi bencana.
 Ada banyak “kontrol” untuk setiap penyebab kegagalan
Kontrol Pencegahan8
 Pada FMEA-Sistem atau FMEA-Desain, kontrol pencegahan ini menjelaskan bagaimana
penyebab, mode, dan efek kegagalan karena desain dicegah berdasarkan tindakan saat
ini atau yang direncanakan
 Kontrol pencegahan ini bertujuan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya masalah
dan digunakan sebagai masukan untuk peringkat kejadian.
 Contoh:
Pemilihan kabel rem berdasarkan ANSI #ABC
Kontrol Deteksi8
 Pada FMEA-Sistem atau FMEA-Desain, kontrol deteksi ini menjelaskan bagaimana
penyebab dan mode kegagalan karena desain dicegah berdasarkan tindakan saat ini
atau yang direncanakan sebelum desain produk diteruskan ke produksi, dan digunakan
sebagai input untuk peringkat deteksi
 Kontrol deteksi ini bertujuan untuk meningkatkan deteksi masalah sebelum masalah
tersebut sampai ke pengguna akhir
 Contoh:
Durability Test / uji ketahanan sistem sepeda #789
Deteksi9
 Deteksi adalah nomor peringkat kontrol terbaik dari daftar kontrol deteksi, berdasarkan
kriteria skala deteksi
 Mempertimbangkan kemungkinan men-deteksi mode atau penyebab kegagalan sesuai
dengan kriteria yang ditentukan
 Nomor peringkat adalah relative pada FMEA tertentu
 Ditentukan tanpa mempertimbangkan tingkat kegawatan atau kemungkinan terjadinya
Deteksi9
Contoh Kriteria Deteksi pada FMEA-Desain
Kemungkinan Deteksi Kriteria: Kemungkinan Deteksi oleh Kontrol Desain Peringkat
Tidak ada peluang Tidak ada kontrol desain, tidak bisa dideteksi, tidak dianalisis 10
Sangat tidak mungkin
Analisis desain / kontrol deteksi mempunyai kemampuan deteksi yang lemah; analisis virtual (seperti CAE,
FEA, dll) tidak ada korelasi dengan kondisi operasi actual
9
Tidak mungkin
Validasi produk setelah selesai desain menggunakan sistem tes lulus / gagal (contoh: pengetesan sub-sistem
atau sistem dengan kriteria dapat diterima, seperti evaluasi pengiriman, handling, dll)
8
Sangat rendah
Validasi produk setelah selesai desain menggunakan sistem tes untuk gagal (contoh pengetesan sub-sistem
atau sistem sampai terjadi kegagalan, pengecekan sistem interaksi)
7
Rendah
Validasi produk setelah selesai desain menggunakan sistem tes degradasi (contoh: pengecekan fungsi
subsistem / sistem setelah durability test)
6
Moderat
Validasi produk sebelum selesai desain menggunakan sistem tes lulus / gagal (contoh: kriteria dapat diterima
untuk performa, pengecekan fungsi, dll)
5
Cukup Tinggi
Validasi produk sebelum selesai desain menggunakan sistem tes untuk gagal (contoh: sampai bocor, yield,
retak, dll)
4
Tinggi
Validasi produk sebelum selesai desain menggunakan sistem tes degradasi (contoh: tren data, nilai sebelum /
sesudah, dll)
3
Item Fungsi
Mode
Kegagalan
Potensial
Rem hujan lebatMemberikan
gaya gesek
yang benar
antara bantalan
rem dengan
pelek roda
untuk
menghentikan
sepeda dengan
aman pada
jarak yang
diperlukan,
dalam semua
kondisi
pengoperasian.
Gaya
gesekan
antara
bantalan
rem dan
pelek roda
yang tidak
atau kurang
memadai.
Rem
Tangan
Roda
sepeda
tidak
melambat
ketika tuas
rem ditarik
dan
berpotensi
mengakibat
kan
kecelakaan
Tingkat
Kegawatan
Efek
Kegagalan
Potensial
10
Penyebab
Kegagalan
Potensial
1. Kabel rem
putus
2. Material
asing
menghalangi
gesekan rem
Tingkat
Kejadian
6
2
3. Kabel rem
seret karena
kurang
pelumasan
atau terlilit
4
Kontrol
Pencegahan
Pemilihan
material
kabel rem
berdasarkan
ANSI #ABC
Panduan
desain rem
tangan
#123
Kontrol
Deteksi
Panduan Uji
Ketahanan
Sepeda
# 456
Panduan Uji
Ketahanan
Sepeda
# 456
Deteksi
4
3
4
Nomor Prioritas Risiko (RPN)10
 RPN adalah peringkat numerik dari setiap
mode / penyebab kegagalan potensial
yang terdiri dari 3 (tiga) elemen:
1. Tingkat kegawatan
2. Tingkat kemungkinan terjadi
3. Tingkat kemungkinan terdeteksi
 Contoh: RPN = 10 x 6 x 4 = 240
 RPN bukan representasi sempurna,
bersifat subjektif, dan tidak terus-
menerus.
 RPN dengan nilai tertinggi harus menjadi
prioritas untuk diperbaiki pada tingkat
kegawatannya.
Rekomendasi Tindakan11
 Rekomendasi tindakan adalah tugas yang disarankan oleh tim FMEA untuk mengurangi atau
menghilangkan risiko yang menjadi potensi penyebab kegagalan
 Tim FMEA harus mempertimbangkan:
 Kontrol yang ada sekarang
 Prioritas dari hal yang penting
 Biaya dan keefektifan tindakan koreksi
 Beberapa tindakan koreksi yang disarankan untuk suatu penyebab kegagalan
 Contoh: meminta FMEA-D / FMEA-P dari supplier kabel rem yang disetujui oleh tim FMEA
internal
Tindakan yang sudah dilakukan12
 Action Taken adalah tindakan khusus yang sudah diterapkan / dilakukan untuk mengurangi
risiko ke tingkat yang dapat diterima
 Tindakan tersebut harus ada korelasi dengan tindakan spesifik yang direkomendasikan
 Contoh: supplier kabel rem telah menyelesaikan FMEA-D dan FMEA- P, dan telah disetujui
oleh tim FMEA internal
 Tindakan tersebut harus efektif untuk menurunkan tingkat kegawatan, tingkat kemungkinan
terjadi, tingkat deteksi, sehingga menurunkan tingkat RPN.
Item Fungsi
Mode
Kegagalan
Potensial
Rem hujan lebatMemberikan
gaya gesek
yang benar
antara bantalan
rem dengan
pelek roda
untuk
menghentikan
sepeda dengan
aman pada
jarak yang
diperlukan,
dalam semua
kondisi
pengoperasian.
Gaya
gesekan
antara
bantalan
rem dan
pelek roda
yang tidak
atau kurang
memadai.
Rem
Tangan
Roda
sepeda
tidak
melambat
ketika tuas
rem ditarik
dan
berpotensi
mengakibat
kan
kecelakaan
Tingkat
Kegawatan
Efek
Kegagalan
Potensial
10
Penyebab
Kegagalan
Potensial
1. Kabel rem
putus
2. Material asing
menghalangi
gesekan rem
Tingkat
Kejadian
6
2
3. Kabel rem
seret karena
kurang
pelumasan
atau terlilit
4
Kontrol
Pencegahan
Pemilihan
material
kabel rem
berdasarkan
ANSI #ABC
Panduan
desain rem
tangan
#123
Kontrol
Deteksi
Panduan Uji
Ketahanan
Sepeda
# 456
Panduan Uji
Ketahanan
Sepeda
# 456
tu
Deteksi
4
3
4
RPN
240
60
160
Rekomendasi
Tindakan
Desain ulang
jalur kabel
untuk
mengurangi
gesekan dan
membuat
sistem
pelumasan
-
Meminta FMEA-D
/ FMEA-P dari
supplier kabel
rem
Modifikasi desain
kabel rem untuk
meningkatkan
kekuatan dan
mengembangkan
uji-kekuatan kabel
rem
FMEA…
 Jika hanya mengisi formulir, maka anda hanya perlu mengetahui definisinya saja
 FMEA memiliki potensi untuk mengantisipasi dan mencegah masalah, mengurangi biaya,
mempersingkat waktu pengembangan produk, dan menghasilkan produk dan proses yang
aman dan sangat andal.
 Untuk memperoleh hasil terbaik dari FMEA, perusahaan harus fokus pada faktor kunci
keberhasilan.
Faktor-faktor Kesuksesan FMEA
 Mengerti dasar-dasar, prosedur, konsep, dan definisi FMEA
 Buat rencana / persiapan untuk setiap proyek FMEA
 Menerapkan setiap pengetahuan yang diperoleh dan menentukan target kualitas
 Menyiapkan fasilitas
 Menerapkan proses FMEA di seluruh bagian perusahaan
Persiapan FMEA
 Menentukan ruang lingkup proyek FMEA
 Tentukan ruang lingkup dan batas-batas yang jelas
 Membentuk tim FMEA yang tepat (tidak dilakukan oleh satu atau dua orang saja)
 Menetapkan aturan dan asumsi dasar
 Mengumpulkan informasi
 Persiapan dan pertemuan rutin tim FMEA
Menerapkan Pengetahuan
 Banyak yang dapat dipelajari dengan cara mengamati kesalahan yang dilakukan
perusahaan dalam melakukan FMEA
 Kesalahan umum kadang muncul berulang kali
 Perhatikan apa yang menjadi sebab utama FMEA dibuat dengan tidak benar
 Perhatikan apa yang menjadi penyebab FMEA efektif mencapai sasaran mutu
Menyediakan Fasilitas
 Pemimpin FMEA perlu mengembangkan keterampilan para ahli:
 Brainstorming
 Meningkatkan Partisipasi
 Aktif Mendengarkan
 Kontrol Diskusi
 Membuat Keputusan
 Manajemen Konflik
 Mengelola pada Level Detail
 Mengelola Waktu
 Mengembangkan Kreativitas Tim
Menerapkan FMEA
 Dukungan manajemen untuk strategi dan sumber daya
 Peran dan tanggung jawab
 Tinjaun manajemen untuk masalah-masalah yang berisiko tinggi
 Audit FMEA
 Melakukan tindakan yang direkomendasikan oleh FMEA
 Umpan balik untuk mengambil pelajaran
Penutup
Ketika dilakukan dengan benar, FMEA dapat mengantisipasi dan mencegah
masalah, mengurangi biaya, mempersingkat waktu pengembangan produk,
dan mencapai produk dan proses yang aman dan sangat andal.
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

5S Presentation
5S Presentation5S Presentation
5S PresentationSulaeman .
 
Ppt ttm3 kelompok 2 materi tqm
Ppt ttm3 kelompok 2 materi tqmPpt ttm3 kelompok 2 materi tqm
Ppt ttm3 kelompok 2 materi tqmRizky Akbar
 
Presentasi lab statistik
Presentasi lab statistikPresentasi lab statistik
Presentasi lab statistikJulita Anggrek
 
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )Dzul Fiqri
 
4. pengukuran waktu baku
4. pengukuran waktu baku4. pengukuran waktu baku
4. pengukuran waktu bakuDjoe343536
 
Modul 10 Influence Diagram
Modul 10 Influence DiagramModul 10 Influence Diagram
Modul 10 Influence DiagramArif Rahman
 
Sejarah Perkembangan Manajemen Mutu
Sejarah Perkembangan Manajemen MutuSejarah Perkembangan Manajemen Mutu
Sejarah Perkembangan Manajemen MutuSiti Sahati
 
5S Training Presentation (Beginner)
5S Training Presentation (Beginner)5S Training Presentation (Beginner)
5S Training Presentation (Beginner)Bahtiar Yulianto
 
Teori dasar pengendalian kualitas
Teori dasar    pengendalian kualitasTeori dasar    pengendalian kualitas
Teori dasar pengendalian kualitasdodi mulya
 
(1)pengendalian kualitas
(1)pengendalian kualitas(1)pengendalian kualitas
(1)pengendalian kualitasMoch Willy
 
Pengantar Tata Letak Fasilitas
Pengantar Tata Letak FasilitasPengantar Tata Letak Fasilitas
Pengantar Tata Letak FasilitasWisnu Dewobroto
 
Manajemen operasi : Pemeliharaan dan Keandalan
Manajemen operasi : Pemeliharaan dan KeandalanManajemen operasi : Pemeliharaan dan Keandalan
Manajemen operasi : Pemeliharaan dan KeandalanHerni Rahayuning
 
Tabel Nilai Kritis Distribusi T
Tabel Nilai Kritis Distribusi TTabel Nilai Kritis Distribusi T
Tabel Nilai Kritis Distribusi TTrisnadi Wijaya
 

What's hot (20)

5S Presentation
5S Presentation5S Presentation
5S Presentation
 
Ppt ttm3 kelompok 2 materi tqm
Ppt ttm3 kelompok 2 materi tqmPpt ttm3 kelompok 2 materi tqm
Ppt ttm3 kelompok 2 materi tqm
 
Presentasi lab statistik
Presentasi lab statistikPresentasi lab statistik
Presentasi lab statistik
 
Manajemen risiko k3
Manajemen risiko k3Manajemen risiko k3
Manajemen risiko k3
 
Modul 1 promodel
Modul 1 promodelModul 1 promodel
Modul 1 promodel
 
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
 
4. pengukuran waktu baku
4. pengukuran waktu baku4. pengukuran waktu baku
4. pengukuran waktu baku
 
System thinking
System thinkingSystem thinking
System thinking
 
Modul 10 Influence Diagram
Modul 10 Influence DiagramModul 10 Influence Diagram
Modul 10 Influence Diagram
 
Sejarah Perkembangan Manajemen Mutu
Sejarah Perkembangan Manajemen MutuSejarah Perkembangan Manajemen Mutu
Sejarah Perkembangan Manajemen Mutu
 
5S Training Presentation (Beginner)
5S Training Presentation (Beginner)5S Training Presentation (Beginner)
5S Training Presentation (Beginner)
 
Teori dasar pengendalian kualitas
Teori dasar    pengendalian kualitasTeori dasar    pengendalian kualitas
Teori dasar pengendalian kualitas
 
(1)pengendalian kualitas
(1)pengendalian kualitas(1)pengendalian kualitas
(1)pengendalian kualitas
 
Hazop
HazopHazop
Hazop
 
Materi six sigma
Materi six sigmaMateri six sigma
Materi six sigma
 
Pengantar Tata Letak Fasilitas
Pengantar Tata Letak FasilitasPengantar Tata Letak Fasilitas
Pengantar Tata Letak Fasilitas
 
Manajemen operasi : Pemeliharaan dan Keandalan
Manajemen operasi : Pemeliharaan dan KeandalanManajemen operasi : Pemeliharaan dan Keandalan
Manajemen operasi : Pemeliharaan dan Keandalan
 
Tabel Nilai Kritis Distribusi T
Tabel Nilai Kritis Distribusi TTabel Nilai Kritis Distribusi T
Tabel Nilai Kritis Distribusi T
 
Penilaian risiko
Penilaian risikoPenilaian risiko
Penilaian risiko
 
Simple random sampling
Simple random samplingSimple random sampling
Simple random sampling
 

Similar to FMEA-ANALISIS

ANALISA KEANDALAN MESIN BELT CONVEYOR DENGAN PENDEKATAN METODE.pptx
ANALISA KEANDALAN MESIN BELT CONVEYOR DENGAN PENDEKATAN METODE.pptxANALISA KEANDALAN MESIN BELT CONVEYOR DENGAN PENDEKATAN METODE.pptx
ANALISA KEANDALAN MESIN BELT CONVEYOR DENGAN PENDEKATAN METODE.pptxAdeTriYulistian
 
TPM with Bagoes Soehariadji.ppt
TPM with Bagoes Soehariadji.pptTPM with Bagoes Soehariadji.ppt
TPM with Bagoes Soehariadji.pptAGSI1
 
Training Stop Call Wait
Training  Stop Call WaitTraining  Stop Call Wait
Training Stop Call WaitMaharin Hamid
 
Software testing
Software testingSoftware testing
Software testingjullejulle
 
Materi QCC Awwarness 1.pptx
Materi QCC Awwarness 1.pptxMateri QCC Awwarness 1.pptx
Materi QCC Awwarness 1.pptxRizaldiFakhri
 
Test abilitas dan tester
Test abilitas dan testerTest abilitas dan tester
Test abilitas dan testerBasiroh M.Kom
 
Tugas sim, yenni nalam, yananto mihadi, pengembangan sistem informasi,, 2018
Tugas sim, yenni nalam, yananto mihadi, pengembangan sistem informasi,, 2018Tugas sim, yenni nalam, yananto mihadi, pengembangan sistem informasi,, 2018
Tugas sim, yenni nalam, yananto mihadi, pengembangan sistem informasi,, 2018ynsinaga
 
PRINSIP PELACAKAN KERUSAKAN.pptx
PRINSIP PELACAKAN KERUSAKAN.pptxPRINSIP PELACAKAN KERUSAKAN.pptx
PRINSIP PELACAKAN KERUSAKAN.pptxEndiNurholiludin
 
Model life cycle software
Model life cycle softwareModel life cycle software
Model life cycle softwareHarzalik Meank
 
Perbandingan software methodologi
Perbandingan software methodologiPerbandingan software methodologi
Perbandingan software methodologiAnnisa Shabrina
 
OTO.SM02.014.01 Memelihara Sistem Rem.pdf
OTO.SM02.014.01 Memelihara Sistem Rem.pdfOTO.SM02.014.01 Memelihara Sistem Rem.pdf
OTO.SM02.014.01 Memelihara Sistem Rem.pdfssuserc213ed
 

Similar to FMEA-ANALISIS (20)

13936461.ppt
13936461.ppt13936461.ppt
13936461.ppt
 
13-TQM-FMEA.pdf
13-TQM-FMEA.pdf13-TQM-FMEA.pdf
13-TQM-FMEA.pdf
 
FMEA.ppt
FMEA.pptFMEA.ppt
FMEA.ppt
 
ANALISA KEANDALAN MESIN BELT CONVEYOR DENGAN PENDEKATAN METODE.pptx
ANALISA KEANDALAN MESIN BELT CONVEYOR DENGAN PENDEKATAN METODE.pptxANALISA KEANDALAN MESIN BELT CONVEYOR DENGAN PENDEKATAN METODE.pptx
ANALISA KEANDALAN MESIN BELT CONVEYOR DENGAN PENDEKATAN METODE.pptx
 
TPM with Bagoes Soehariadji.ppt
TPM with Bagoes Soehariadji.pptTPM with Bagoes Soehariadji.ppt
TPM with Bagoes Soehariadji.ppt
 
Training Stop Call Wait
Training  Stop Call WaitTraining  Stop Call Wait
Training Stop Call Wait
 
Software testing
Software testingSoftware testing
Software testing
 
FMEA di Puskesmas
FMEA di PuskesmasFMEA di Puskesmas
FMEA di Puskesmas
 
Maintenance Practices
Maintenance PracticesMaintenance Practices
Maintenance Practices
 
Materi QCC Awwarness 1.pptx
Materi QCC Awwarness 1.pptxMateri QCC Awwarness 1.pptx
Materi QCC Awwarness 1.pptx
 
Ch 01
Ch 01Ch 01
Ch 01
 
Test abilitas dan tester
Test abilitas dan testerTest abilitas dan tester
Test abilitas dan tester
 
Tugas sim, yenni nalam, yananto mihadi, pengembangan sistem informasi,, 2018
Tugas sim, yenni nalam, yananto mihadi, pengembangan sistem informasi,, 2018Tugas sim, yenni nalam, yananto mihadi, pengembangan sistem informasi,, 2018
Tugas sim, yenni nalam, yananto mihadi, pengembangan sistem informasi,, 2018
 
Kelompok 2 bab 17
Kelompok 2 bab 17Kelompok 2 bab 17
Kelompok 2 bab 17
 
PRINSIP PELACAKAN KERUSAKAN.pptx
PRINSIP PELACAKAN KERUSAKAN.pptxPRINSIP PELACAKAN KERUSAKAN.pptx
PRINSIP PELACAKAN KERUSAKAN.pptx
 
Model life cycle software
Model life cycle softwareModel life cycle software
Model life cycle software
 
PEKKA SYSTEM
PEKKA SYSTEMPEKKA SYSTEM
PEKKA SYSTEM
 
Presentasi 11-ishikawa-diagram
Presentasi 11-ishikawa-diagramPresentasi 11-ishikawa-diagram
Presentasi 11-ishikawa-diagram
 
Perbandingan software methodologi
Perbandingan software methodologiPerbandingan software methodologi
Perbandingan software methodologi
 
OTO.SM02.014.01 Memelihara Sistem Rem.pdf
OTO.SM02.014.01 Memelihara Sistem Rem.pdfOTO.SM02.014.01 Memelihara Sistem Rem.pdf
OTO.SM02.014.01 Memelihara Sistem Rem.pdf
 

More from dodi mulya

Spur gear problem and solution
Spur gear   problem and solutionSpur gear   problem and solution
Spur gear problem and solutiondodi mulya
 
Belt drives and chain drives
Belt drives and chain drivesBelt drives and chain drives
Belt drives and chain drivesdodi mulya
 
Basic of Brakes,
Basic of Brakes, Basic of Brakes,
Basic of Brakes, dodi mulya
 
Basic of Clutches, kopling tidak tetap
Basic of Clutches, kopling tidak tetapBasic of Clutches, kopling tidak tetap
Basic of Clutches, kopling tidak tetapdodi mulya
 
Rolling contact bearings
Rolling contact bearingsRolling contact bearings
Rolling contact bearingsdodi mulya
 
Pengendalian proses statistik.
Pengendalian proses statistik.Pengendalian proses statistik.
Pengendalian proses statistik.dodi mulya
 
Bearing and Sliding contact bearings
Bearing and Sliding contact bearingsBearing and Sliding contact bearings
Bearing and Sliding contact bearingsdodi mulya
 

More from dodi mulya (7)

Spur gear problem and solution
Spur gear   problem and solutionSpur gear   problem and solution
Spur gear problem and solution
 
Belt drives and chain drives
Belt drives and chain drivesBelt drives and chain drives
Belt drives and chain drives
 
Basic of Brakes,
Basic of Brakes, Basic of Brakes,
Basic of Brakes,
 
Basic of Clutches, kopling tidak tetap
Basic of Clutches, kopling tidak tetapBasic of Clutches, kopling tidak tetap
Basic of Clutches, kopling tidak tetap
 
Rolling contact bearings
Rolling contact bearingsRolling contact bearings
Rolling contact bearings
 
Pengendalian proses statistik.
Pengendalian proses statistik.Pengendalian proses statistik.
Pengendalian proses statistik.
 
Bearing and Sliding contact bearings
Bearing and Sliding contact bearingsBearing and Sliding contact bearings
Bearing and Sliding contact bearings
 

Recently uploaded

Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 

Recently uploaded (20)

Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 

FMEA-ANALISIS

  • 1. Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) DODI MULYADI, ST, MT.
  • 2. Pendahuluan FMEA adalah sebuah metode yang dirancang untuk:  Mengidentifikasi dan memahami sepenuhnya suatu potensi kegagalan pada produk atau proses tertentu, penyebab kegagalan, serta efek kegagalan pada sistem atau pengguna akhir.  Menilai risiko yang terkait dengan mode, efek, dan penyebab kegagalan yang diidentifikasi, dan memprioritaskan masalah untuk tindakan korektif.  Mengidentifikasi dan melakukan tindakan korektif untuk mengatasi masalah yang paling serius.
  • 3. Pendahuluan FMEA adalah teknik analisis:  Dilakukan oleh tim yang beranggotakan para ahli dari berbagai disiplin ilmu.  Menganalisis sejak awal secara menyeluruh terhadap desain produk, proses pembuatan, dan pengembangan.  Menemukan dan memperbaiki kelemahan sebelum produk sampai ke tangan pelanggan.
  • 4. Pendahuluan FMEA harus menjadi serangkaian panduan tindakan yang lengkap dalam proses pengembangan produk / proses manufaktur / proses perakitan, yang dapat mengurangi risiko kegagalan pada sistem, subsistem, dan komponen ke tingkat yang dapat diterima
  • 5. Pendahuluan  Melakukan aktivitas FMEA dengan hanya mengisi formulir pada saat Proses Pengembangan Produk, kemudian mengarsipkannya, dan tidak pernah ditinjau kembali, adalah pemborosan waktu dan tidak menambah nilai.  Jika FMEA tidak digunakan sebagai panduan dalam proses pengembangan, mengapa harus membuang waktu dan sumber daya untuk melakukannya sejak awal?  Jika FMEA digunakan secara efektif di seluruh siklus hidup produk, maka akan menghasilkan peningkatan yang signifikan terhadap keandalan, keselamatan, kualitas, pengiriman, dan biaya.
  • 6. Jenis-jenis  TIGA jenis FMEA yang paling umum: 1. FMEA - SISTEM 2. FMEA - DESAIN 3. FMEA - PROSES
  • 7. Tujuan  Tujuan utama FMEA adalah untuk meningkatkan desain, 1. Pada FMEA-Sistem, tujuannya adalah untuk meningkatkan / memperbaiki desain sistem. 2. Pada FMEA-Desain, tujuannya adalah untuk meningkatkan / memperbaiki desain komponen atau subsistem. 3. Pada FMEA-Proses, tujuannya adalah untuk meningkatkan / memperbaiki desain proses manufaktur.
  • 8. Tujuan  Tujuan lain dari FMEA: 1. Mengidentifikasi bahaya dan mencegah kecelakaan 2. Meminimalkan hilang atau turunnya performa produk 3. Meningkatkan rencana pengujian dan verifikasi (dalam FMEA-Sistem atau Desain) 4. Meningkatkan Rencana Kontrol Proses (dalam hal FMEA-Proses) 5. Mempertimbangkan perubahan pada desain produk atau proses pembuatan 6. Mengidentifikasi karakteristik produk atau proses yang signifikan 7. Mengembangkan rencana Perawatan Preventif untuk mesin dan peralatan
  • 9. FMEA - SISTEM  Menganalisis sistem secara keseluruhan.  FOKUS pada kekurangan sistem, termasuk 1. Keamanan sistem dan Integrasi sistem 2. Interface antara sub-sistem atau dengan sistem yang lainnya 3. Interaksi antara sub-sistem atau dengan lingkungan sekitarnya 4. Kegagalan pada satu sistem (dimana kegagalan pada satu sistem dapat berakibat kegagalan pada seluruh sistem) 5. Interaksi manusia
  • 10. FMEA - DESAIN  FMEA-Desain biasanya mengasumsikan produk akan diproduksi sesuai dengan spesifikasi.  FOKUS pada kekurangan terkait desain produk dengan penekanan pada 1. Memastikan keamanan pengoperasian produk dan produk yang handal selama masa hidup produk 2. Meningkatkan / memperbaiki desain produk 3. Interface antara komponen yang berdekatan
  • 11. FMEA - PROSES  FMEA-PROSES biasanya mengasumsikan desain produk yang bagus  FOKUS pada proses manufaktur dengan penekanan pada 1. Meningkatkan / memperbaiki proses manufaktur 2. Memastikan produk dibuat dengan mengikuti persyaratan desain dengan cara yang aman, dan meminimalkan waktu-henti (down-time), scrap, dan rework 3. Proses kedatangan barang, pengangkutan material, penyimpanan, pemeliharaan peralatan, proses manufaktur, proses perakitan, dan pelabelan  FMEA-PROSES menganalisis proses manufaktur / proses perakitan
  • 14. Item1  "Item" adalah fokus dari proyek FMEA.  Pada FMEA-Sistem, “item” adalah sistem itu sendiri.  Pada FMEA-Desain, “item” adalah subsistem atau komponen yang sedang dianalisis.  Pada FMEA-Proses, “item” merupakan salah satu langkah spesifik dari proses pembuatan atau perakitan yang sedang dianalisis  Contoh: Subsistem rem tangan sepeda
  • 15. Function / Fungsi2  Function atau Fungsi adalah apa yang ingin dicapai oleh item atau proses, biasanya dengan standar kinerja atau persyaratan tertentu.  Pada FMEA-Desain, yang dimaksud dengan fungsi adalah adalah tujuan utama dari desain item tersebut.  Pada FMEA-Proses, fungsi adalah tujuan Utama dari proses manufaktur / proses perakitan  Contoh: (Item REM harus) memberikan gaya gesekan yang memadai / benar antara bantalan rem dengan pelek roda untuk menghentikan sepeda dengan aman pada jarak yang diperlukan, dalam semua kondisi pengoperasian.
  • 16. Failure Mode / Mode Kegagalan3  Kegagalan adalah ketidakberhasilan / tidak tercapainya tujuan / keadaan tidak berfungsi  Mode adalah cara terjadinya sesuatu  Mode Kegagalan adalah cara dimana suatu item berpotensi gagal memenuhi atau memberikan fungsi yang dimaksud dan persyaratan terkait.  Contoh: (Item REM….) Gaya gesek yang ditimbulan bantalan rem terhadap pelek roda tidak atau kurang memadai.
  • 17. Memberikan gaya gesek yang benar antara bantalan rem dengan pelek roda untuk menghentikan sepeda dengan aman pada jarak yang diperlukan, dalam semua kondisi pengoperasian. Rem Tangan Item Fungsi Mode Kegagalan Potensial Rem hujan lebatMemberikan gaya gesek yang benar antara bantalan rem dengan pelek roda untuk menghentikan sepeda dengan aman pada jarak yang diperlukan, dalam semua kondisi pengoperasian. Gaya gesekan antara bantalan rem dan pelek roda yang tidak atau kurang memadai. Rem Tangan
  • 18. Effect / Efek4  Ada lebih dari satu efek untuk setiap mode kegagalan.  Efek adalah konsekuensi dari kegagalan pada sistem atau pengguna akhir. Namun, biasanya tim FMEA akan menggunakan efek akhir paling serius untuk dianalisis.  Contoh: (gaya gesek bantalan rem pada pelek roda kurang atau tidak memadai) Efeknya: Roda sepeda tidak melambat ketika tuas rem ditarik dan berpotensi mengakibatkan kecelakaan.  Pada FMEA – Proses, efek yang dipertimbangkan adalah pada saat proses manufaktur, proses perakitan, sistem secara keseluruhan, atau efek pada pengguna akhir.  Efek kegagalan ini bisa dideskripsikan sebagai efek tunggal pada sistem dan atau pada pengguna akhir; atau efek pada tiga level, yaitu efek local, efek pada tingkat yang lebih tinggi, dan efek akhir
  • 19. Severity / Tingkat Kegawatan5  Peringkat dibuat berdasarkan kriteria dari skala keparahan  Severity adalah tingkat kegawatan dari efek yang paling serius dari mode kegagalan  Contoh: (Roda sepeda tidak melambat ketika tuas rem ditarik dan berpotensi mengakibatkan kecelakaan) Tingkat Kegawatannya = 10  Peringkat ditentukan tanpa mempertimbangkan kemungkinan terjadinya atau kemampuan untuk mendeteksinya  Dalam lingkup FMEA tertentu, nilai peringkat berlaku relatif
  • 20. Severity / Tingkat Kegawatan5 Contoh Kriteria dan Peringkat Kegawatan (Severity) pada FMEA-Desain Efek Kriteria Peringkat Berbahaya terhadap keselamatan Dapat membahayakan konsumen, tidak sesuai dengan peraturan pemerintah, tidak ada peringatan 10 Dapat membahayakan konsumen, tidak sesuai dengan peraturan pemerintah, ada peringatan 9 Hilang atau berkurangnya fungsi utama Hilangnya fungsi utama, peralatan tidak dapat beroperasi, tidak ada efek terhadap keselamatan 8 Berkurangnya fungsi utama, peralatan dapat beroperasi tapi performanya menurun 7 Hilang atau berkurangnya fungsi tambahan Hilangnya fungsi tambahan, peralatan bisa beroperasi tapi pengguna tidak nyaman 6 Berkurangnya fungsi tambahan, peralatan bisa beroperasi, tapi tingkat kenyamanan pengguna menurun 5 Gangguan / cacat Tampilan kurang menarik, bising, peralatan dapat beroperasi. Lebih dari 75% pelanggan mengetahui kondisi cacat 4 Tampilan kurang menarik, bising, peralatan dapat beroperasi. Sekitar 50% pelanggan mengetahui kondisi cacat 3 Tampilan kurang menarik, bising, peralatan dapat beroperasi. Sekitar kurang dari 25% pelanggan mengetahui kondisi cacat 2 Tidak ada efek Efek tidak dapat dilihat 1
  • 21. Item Fungsi Mode Kegagalan Potensial Rem hujan lebatMemberikan gaya gesek yang benar antara bantalan rem dengan pelek roda untuk menghentikan sepeda dengan aman pada jarak yang diperlukan, dalam semua kondisi pengoperasian. Gaya gesekan antara bantalan rem dan pelek roda yang tidak atau kurang memadai. Rem Tangan Roda sepeda tidak melambat ketika tuas rem ditarik dan berpotensi mengakibat kan kecelakaan Tingkat Kegawat an Efek Kegagalan Potensial 10
  • 22. Cause / Penyebab Kegagalan6  Cause / Penyebab adalah alasan spesifik suatu kegagalan, biasanya dicari dengan cara bertanya “why / mengapa" sampai akar permasalahan ditentukan.  Pada FMEA-Desain, penyebabnya adalah desain yang kurang efektif yang menghasilkan mode kegagalan.  Pada FMEA-Proses, penyebabnya adalah proses manufaktur atau perakitan yang kurang baik sehingga menghasilkan mode kegagalan.  Kegagalan pada komponen, penyebabnya harus dianalisis sampai ke tingkat kegagalan mekanisme / sub-sistem / sistem.  Bisa jadi ada banyak penyebab untuk satu kegagalan yang terjadi.  Contoh: kabel rem putus, material asing menghalangi gesekan rem
  • 23. Occurence / Kejadian7  Occurence / Kejadian adalah nomor peringkat yang dikaitkan dengan kemungkinan bahwa mode kegagalan dan penyebabnya akan terjadi dalam item yang dianalisis.  Pada FMEA-Sistem dan FMEA-Desain, kemungkinan terjadi dipertimbangkan selama masa desain produk  Pada FMEA-Proses, kemungkinan terjadi dipertimbangkan selama proses manufaktur  Occurrence ini berdasarkan kriteria dari skala kejadian yang sesuai  Peringkat yang ditentukan bersifat relative bukan mutlak, ditentukan tanpa mempertimbangkan tingkat kegawatan dan kemungkinan terdeteksi  Contoh: 6
  • 24. Occurence / Kejadian7 Contoh Kriteria Kejadian pada FMEA-Desain Kemungkinan Gagal Kriteria: Penyebab Kejadian Peringkat Sangat Tinggi Teknologi baru / desain baru, tidak ada histori 10 Tinggi Kegagalan tidak dapat dihindari pada desain baru, aplikasi baru, atau perubahan siklus kerja / kondisi operasi 9 Kegagalan mungkin terjadi pada desain baru, aplikasi baru, atau perubahan siklus kerja / kondisi operasi 8 Kegagalan tidak tentu terjadi pada desain baru, aplikasi baru, atau perubahan siklus kerja / kondisi operasi 7 Moderat Sering gagal pada desain yang serupa atau ketika simulasi dan pengujian desain 6 Sesekali terjadi gagal pada desain yang serupa atau ketika simulasi dan pengujian desain 5 Kegagalan terisolasi pada desain yang serupa atau ketika simulasi dan pengujian desain 4 Rendah Kegagalan terisolasi pada desain yang hampir identik atau ketika simulasi dan pengujian desain 3 Tidak ada kegagalan yang terlihat pada desain yang hampir identik atau ketika simulasi dan pengujian desain 2 Sangat rendah Kegagalan dapat dihilangkan melalui kontrol pencegahan 1
  • 25. Item Fungsi Mode Kegagalan Potensial Rem hujan lebatMemberikan gaya gesek yang benar antara bantalan rem dengan pelek roda untuk menghentikan sepeda dengan aman pada jarak yang diperlukan, dalam semua kondisi pengoperasian. Gaya gesekan antara bantalan rem dan pelek roda yang tidak atau kurang memadai. Rem Tangan Roda sepeda tidak melambat ketika tuas rem ditarik dan berpotensi mengakibat kan kecelakaan Tingkat Kegawat an Efek Kegagalan Potensial 10 Penyebab Kegagalan Potensial 1. Kabel rem putus 2. Material asing menghalangi gesekan rem Tingkat Kejadian 6 2 3. Kabel rem seret karena kurang pelumasan atau terlilit 4
  • 26. Control / Kontrol8  Kontrol metode atau tindakan yang direncanakan, atau sudah ada, untuk mengurangi atau menghilangkan risiko dari setiap penyebab kegagalan potensial.  Kontrol dapat menjadi metode untuk mencegah atau mendeteksi penyebab kegagalan selama pengembangan produk, atau tindakan untuk mendeteksi masalah selama masa servis sebelum menjadi bencana.  Ada banyak “kontrol” untuk setiap penyebab kegagalan
  • 27. Kontrol Pencegahan8  Pada FMEA-Sistem atau FMEA-Desain, kontrol pencegahan ini menjelaskan bagaimana penyebab, mode, dan efek kegagalan karena desain dicegah berdasarkan tindakan saat ini atau yang direncanakan  Kontrol pencegahan ini bertujuan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya masalah dan digunakan sebagai masukan untuk peringkat kejadian.  Contoh: Pemilihan kabel rem berdasarkan ANSI #ABC
  • 28. Kontrol Deteksi8  Pada FMEA-Sistem atau FMEA-Desain, kontrol deteksi ini menjelaskan bagaimana penyebab dan mode kegagalan karena desain dicegah berdasarkan tindakan saat ini atau yang direncanakan sebelum desain produk diteruskan ke produksi, dan digunakan sebagai input untuk peringkat deteksi  Kontrol deteksi ini bertujuan untuk meningkatkan deteksi masalah sebelum masalah tersebut sampai ke pengguna akhir  Contoh: Durability Test / uji ketahanan sistem sepeda #789
  • 29. Deteksi9  Deteksi adalah nomor peringkat kontrol terbaik dari daftar kontrol deteksi, berdasarkan kriteria skala deteksi  Mempertimbangkan kemungkinan men-deteksi mode atau penyebab kegagalan sesuai dengan kriteria yang ditentukan  Nomor peringkat adalah relative pada FMEA tertentu  Ditentukan tanpa mempertimbangkan tingkat kegawatan atau kemungkinan terjadinya
  • 30. Deteksi9 Contoh Kriteria Deteksi pada FMEA-Desain Kemungkinan Deteksi Kriteria: Kemungkinan Deteksi oleh Kontrol Desain Peringkat Tidak ada peluang Tidak ada kontrol desain, tidak bisa dideteksi, tidak dianalisis 10 Sangat tidak mungkin Analisis desain / kontrol deteksi mempunyai kemampuan deteksi yang lemah; analisis virtual (seperti CAE, FEA, dll) tidak ada korelasi dengan kondisi operasi actual 9 Tidak mungkin Validasi produk setelah selesai desain menggunakan sistem tes lulus / gagal (contoh: pengetesan sub-sistem atau sistem dengan kriteria dapat diterima, seperti evaluasi pengiriman, handling, dll) 8 Sangat rendah Validasi produk setelah selesai desain menggunakan sistem tes untuk gagal (contoh pengetesan sub-sistem atau sistem sampai terjadi kegagalan, pengecekan sistem interaksi) 7 Rendah Validasi produk setelah selesai desain menggunakan sistem tes degradasi (contoh: pengecekan fungsi subsistem / sistem setelah durability test) 6 Moderat Validasi produk sebelum selesai desain menggunakan sistem tes lulus / gagal (contoh: kriteria dapat diterima untuk performa, pengecekan fungsi, dll) 5 Cukup Tinggi Validasi produk sebelum selesai desain menggunakan sistem tes untuk gagal (contoh: sampai bocor, yield, retak, dll) 4 Tinggi Validasi produk sebelum selesai desain menggunakan sistem tes degradasi (contoh: tren data, nilai sebelum / sesudah, dll) 3
  • 31. Item Fungsi Mode Kegagalan Potensial Rem hujan lebatMemberikan gaya gesek yang benar antara bantalan rem dengan pelek roda untuk menghentikan sepeda dengan aman pada jarak yang diperlukan, dalam semua kondisi pengoperasian. Gaya gesekan antara bantalan rem dan pelek roda yang tidak atau kurang memadai. Rem Tangan Roda sepeda tidak melambat ketika tuas rem ditarik dan berpotensi mengakibat kan kecelakaan Tingkat Kegawatan Efek Kegagalan Potensial 10 Penyebab Kegagalan Potensial 1. Kabel rem putus 2. Material asing menghalangi gesekan rem Tingkat Kejadian 6 2 3. Kabel rem seret karena kurang pelumasan atau terlilit 4 Kontrol Pencegahan Pemilihan material kabel rem berdasarkan ANSI #ABC Panduan desain rem tangan #123 Kontrol Deteksi Panduan Uji Ketahanan Sepeda # 456 Panduan Uji Ketahanan Sepeda # 456 Deteksi 4 3 4
  • 32. Nomor Prioritas Risiko (RPN)10  RPN adalah peringkat numerik dari setiap mode / penyebab kegagalan potensial yang terdiri dari 3 (tiga) elemen: 1. Tingkat kegawatan 2. Tingkat kemungkinan terjadi 3. Tingkat kemungkinan terdeteksi  Contoh: RPN = 10 x 6 x 4 = 240  RPN bukan representasi sempurna, bersifat subjektif, dan tidak terus- menerus.  RPN dengan nilai tertinggi harus menjadi prioritas untuk diperbaiki pada tingkat kegawatannya.
  • 33. Rekomendasi Tindakan11  Rekomendasi tindakan adalah tugas yang disarankan oleh tim FMEA untuk mengurangi atau menghilangkan risiko yang menjadi potensi penyebab kegagalan  Tim FMEA harus mempertimbangkan:  Kontrol yang ada sekarang  Prioritas dari hal yang penting  Biaya dan keefektifan tindakan koreksi  Beberapa tindakan koreksi yang disarankan untuk suatu penyebab kegagalan  Contoh: meminta FMEA-D / FMEA-P dari supplier kabel rem yang disetujui oleh tim FMEA internal
  • 34. Tindakan yang sudah dilakukan12  Action Taken adalah tindakan khusus yang sudah diterapkan / dilakukan untuk mengurangi risiko ke tingkat yang dapat diterima  Tindakan tersebut harus ada korelasi dengan tindakan spesifik yang direkomendasikan  Contoh: supplier kabel rem telah menyelesaikan FMEA-D dan FMEA- P, dan telah disetujui oleh tim FMEA internal  Tindakan tersebut harus efektif untuk menurunkan tingkat kegawatan, tingkat kemungkinan terjadi, tingkat deteksi, sehingga menurunkan tingkat RPN.
  • 35. Item Fungsi Mode Kegagalan Potensial Rem hujan lebatMemberikan gaya gesek yang benar antara bantalan rem dengan pelek roda untuk menghentikan sepeda dengan aman pada jarak yang diperlukan, dalam semua kondisi pengoperasian. Gaya gesekan antara bantalan rem dan pelek roda yang tidak atau kurang memadai. Rem Tangan Roda sepeda tidak melambat ketika tuas rem ditarik dan berpotensi mengakibat kan kecelakaan Tingkat Kegawatan Efek Kegagalan Potensial 10 Penyebab Kegagalan Potensial 1. Kabel rem putus 2. Material asing menghalangi gesekan rem Tingkat Kejadian 6 2 3. Kabel rem seret karena kurang pelumasan atau terlilit 4 Kontrol Pencegahan Pemilihan material kabel rem berdasarkan ANSI #ABC Panduan desain rem tangan #123 Kontrol Deteksi Panduan Uji Ketahanan Sepeda # 456 Panduan Uji Ketahanan Sepeda # 456 tu Deteksi 4 3 4 RPN 240 60 160 Rekomendasi Tindakan Desain ulang jalur kabel untuk mengurangi gesekan dan membuat sistem pelumasan - Meminta FMEA-D / FMEA-P dari supplier kabel rem Modifikasi desain kabel rem untuk meningkatkan kekuatan dan mengembangkan uji-kekuatan kabel rem
  • 36. FMEA…  Jika hanya mengisi formulir, maka anda hanya perlu mengetahui definisinya saja  FMEA memiliki potensi untuk mengantisipasi dan mencegah masalah, mengurangi biaya, mempersingkat waktu pengembangan produk, dan menghasilkan produk dan proses yang aman dan sangat andal.  Untuk memperoleh hasil terbaik dari FMEA, perusahaan harus fokus pada faktor kunci keberhasilan.
  • 37. Faktor-faktor Kesuksesan FMEA  Mengerti dasar-dasar, prosedur, konsep, dan definisi FMEA  Buat rencana / persiapan untuk setiap proyek FMEA  Menerapkan setiap pengetahuan yang diperoleh dan menentukan target kualitas  Menyiapkan fasilitas  Menerapkan proses FMEA di seluruh bagian perusahaan
  • 38. Persiapan FMEA  Menentukan ruang lingkup proyek FMEA  Tentukan ruang lingkup dan batas-batas yang jelas  Membentuk tim FMEA yang tepat (tidak dilakukan oleh satu atau dua orang saja)  Menetapkan aturan dan asumsi dasar  Mengumpulkan informasi  Persiapan dan pertemuan rutin tim FMEA
  • 39. Menerapkan Pengetahuan  Banyak yang dapat dipelajari dengan cara mengamati kesalahan yang dilakukan perusahaan dalam melakukan FMEA  Kesalahan umum kadang muncul berulang kali  Perhatikan apa yang menjadi sebab utama FMEA dibuat dengan tidak benar  Perhatikan apa yang menjadi penyebab FMEA efektif mencapai sasaran mutu
  • 40. Menyediakan Fasilitas  Pemimpin FMEA perlu mengembangkan keterampilan para ahli:  Brainstorming  Meningkatkan Partisipasi  Aktif Mendengarkan  Kontrol Diskusi  Membuat Keputusan  Manajemen Konflik  Mengelola pada Level Detail  Mengelola Waktu  Mengembangkan Kreativitas Tim
  • 41. Menerapkan FMEA  Dukungan manajemen untuk strategi dan sumber daya  Peran dan tanggung jawab  Tinjaun manajemen untuk masalah-masalah yang berisiko tinggi  Audit FMEA  Melakukan tindakan yang direkomendasikan oleh FMEA  Umpan balik untuk mengambil pelajaran
  • 42. Penutup Ketika dilakukan dengan benar, FMEA dapat mengantisipasi dan mencegah masalah, mengurangi biaya, mempersingkat waktu pengembangan produk, dan mencapai produk dan proses yang aman dan sangat andal.