Tugas sim, yenni nalam, yananto mihadi, pengembangan sistem informasi,, 2018
1. Pengertian Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem (systems development) dapat berarti menyusun suatu sistem
yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau
memperbaiki sistem yang telah ada. Sistem yang lama perlu diperbaiki atau diganti
disebabkan karena beberapa hal, yaitu sebagai berikut ini:
Adanya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di sistem yang
lama.
2. Ketidakberesan dalam sistem yang lama menyebabkan sistem yang lama
tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.
Kecurangan-kecurangan disengaja yang menyebabkan tidak amannya harta
kekayaan perusahaan dan kebenaran dari data menjadi kurang terjamin.
Kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja yang juga dapat menyebabkan
kebenaran dari data kurang terjamin.
Tidak efisiennya operasi.
Tidak ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan.
Pertumbuhan organisasi.
Sebuah sistem informasi adalah untuk mengatur manusia dan komponen-
komponen mesin, dan prosedur-prosedur yang saling berkaitan untuk mendukung
kebutuhan informasi atau bisnis pada sebuah organisasi dan para pengguna sistem.
Sistem tersebut tidak seperti paket program perangkat lunak aplikasi tetapi harus
terlebih dahulu dikostumisasi.
Keterlibatan Pengguna dalam Pengembangan Sistem
Berikut ini beberapa contoh bagaimana keterlibatan pengguna di dalam
pengembangan suatu sistem, yaitu:
a. Pentingnya bagi pengguna untuk menjelaskan bagaimana sistem yang
sedang berjalan pada bagian tempat pengguna bekerja.
b. Menemukan dan mendiskusikan permasalahan yang dihadapi dan
bagaimana hal itu dapat diperbaiki pada sistem yang baru.
c. Kemungkinan perlu untuk memakai tenaga analis sistem dan desainer
yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem untuk memenuhi kebutuhan
bagian.
3. d. Kemungkinan anda sebagai pengguna selalu dilibatkan di dalam hal
persetujuan proyek dan anggaran sebagai anggota special steering
committee.
e. Pada saat pengembangan sistem akan selesai, pengguna akan dimintai
bantuannya untuk mengevalusi dan uji coba, untuk memastikan bahwa
sistem bekerja dengan sempurna.
f. Anda sebagai pengguna turut membantu mempersiapkan sebagian dari
dokumentasi yang dikumpulkan selama proses pengembangan sistem.
g. Anda seharusnya menghadiri pengarahan singkat dan sesi pelatihan
untuk belajar bagaimana sistem baru akan mempengaruhi pekerjaan anda
dan operasiprosedurbaru nantinya.
h. Terakhir tetapi pasti, anda akan menggunakan sistem yang baru
tersebut.
Dari pihak pengguna, idealnya perlu bersama-sama dengan pihak pengembang
untuk memahami sistem informasi mulai dari awal siklus hidup pengembangan
sistem. Namun yang sering terjadi pihak pengguna menyerahkan semuanya kepada
pihak pengembang sehingga pada saat implementasi (testing atau training) pihak
pengguna tidak menyetujui (menolak) sebagian atau seluruh rancangan dari sistem
yang telah selesai dibangun oleh pihak pengembang.
Metode Pengembangan Sistem Informasi
1. Metode System Development Life Cycle (SDLC)
Model SDLC atau Sekuensial Linier sering disebut juga Model Air Terjun. Model
ini mengusulkan sebuah pendekatan perkembangan perangkat lunak yang
4. sistematik dan sekunsial yang dimulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada
seluruh analisis, desain, kode, pengujian, dan pemeliharaan
Model ini disusun bertingkat, setiap tahap dalam model ini dilakukan berurutan,
satu sebelum yang lainnya. Model ini biasanya digunakan untuk membuat sebuah
software dalam skala besar dan yang akan dipakai dalam waktu yang lama. Sangat
cocokuntuk pengembangan sistem yang besar. Tidak sesuai atau tidak terlalu
disarankan untuk small scale project karena:
Resourceintensive
Tidak fleksibel
Sulit untuk aplikasi dengan perubahan cara pengambilan keputusan yang
cepat
a. Tahapan-tahapan (SDLC):
(1). Fase Perencanaan Sistem
Dalam tahapan ini dibentuk suatu struktur kerja strategis yang luas dan
pandangan sistem informasi baru yang jelas yang akan memenuhi kebutuhan-
kebutuhan pemakai informasi. Proyek sistem dievaluasi dan dipisahkan
berdasarkan prioritasnya. Proyek dengan prioritas tertinggi akan dipilih untuk
pengembangan. Penyediaan sumber daya baru dan penyediaan dana untuk
pengembangan sistem. Rencana kerja yang matang juga disusun untuk
menjalankan tahapan-tahapan lainnya. Hasil dari tahapan ini adalah : Langkah-
langkah detail rencana kerja dan penugasan untuk anggota tim.
(2). Fase Analisis Sistem
Dilakukan proses penilaian, identifikasi dan evaluasi komponen dan
hubungan timbal-balik yang terkait dalam pengembangan system:
5. definisi masalah, tujuan, kebutuhan, prioritas dan kendala-kendala
system, ditambah identifikasi biaya, keuntungan dan estimasi jadwal
untuk solusi yang berpotensi.
Fase analisis sistem adalah fase profesional sistem melakukan kegiatan
analisis sistem.
Laporan yang dihasilkan menyediakan suatu landasan untuk membentuk
suatu tim proyek sistem dan memulai fase analisis sistem.
Tim proyek sistem memperoleh pengertian yang lebih jelas tentang
alasan untuk mengembangkan suatu sistem baru.
Ruang lingkup analisis sistem ditentukan pada fase ini. Profesional
sistem mewawancarai calon pemakai dan bekerja dengan pemakai yang
bersangkutan untuk mencari penyelesaian masalah dan menentukan
kebutuhan pemakai.
Beberapa aspek sistem yang sedang dikembangkan mungkin tidak
diketahui secara penuh pada fase ini, jadi asumsi kritis dibuat untuk
memungkinkan berlanjutnya siklus hidup pengembangan sistem.
Pada akhir fase analisis sistem, laporan analisis sistem disiapkan.
Laporan ini berisi penemuan-penemuan dan rekomendasi. Bila laporan
ini disetujui,tim proyek sistem siap untuk memulai fase perancangan
sistem secara umum. Bila laporan tidak disetujui, tim proyek sistem harus
menjalankan analisis tambahan sampai semua peserta setuju.
(3). Fase Perancangan Sistem secara Umum
Dibentuk alternatif-alternatif perancangan konseptual untuk
pandangan pemakai. Alternatif ini merupakan perluasan kebutuhan
pemakai. Alternatif perancangan konseptual memungkinkan manajer
6. dan pemakai untuk memilih rancangan terbaik yang cocokuntuk
kebutuhan mereka.
Pada fase ini analis sistem mulai merancang proses dengan
mengidentifikasikan laporan-laporan dan output yang akan dihasilkan
oleh sistem yang diusulkan. Data masing-masing laporan ditentukan.
Biasanya, perancang sistem membuat sketsa form atau tampilan yang
mereka harapkan bila sistem telah selesai dibentuk. Sketsa ini
dilakukan pada kertas atau pada tampilan komputer.
(4). Fase Evaluasi dan Seleksi Sistem
Akhir fase perancangan sistem secara umum menyediakan point utama untuk
keputusan investasi. Oleh sebab itu dalam fase evaluasi dan seleksi sistem ini
nilai kualitas sistem dan biaya/keuntungan dari laporan dengan proyek system
dinilai secara hati-hati dan diuraikan dalam laporan evaluasi dan seleksi sistem.
Jika tak satupun altenatif perancangan konseptual yang dihasilkan pada fase
perancangan sistem secara umum terbukti dapat dibenarkan, maka semua
altenatif akan dibuang. Biasanya, beberapa alternatif harus terbukti dapat
dibenarkan, dan salah satunya dengan nilai tertinggi dipilih untuk pekerjaan
akhir. Bila satu alternatif perancangan sudah dipilih, maka akan dibuatkan
rekomendasi untuk sistem ini dan dibuatkan jadwal untuk perancangan
detailnya.
(5). Fase Perancangan Sistem secara Detail
Pada fase ini semua komponen dirancang dan dijelaskan secara detail.
Perencanaan output (layout) dirancang untuk semua layar, form-form tertentu
7. dan laporan-laporan yang dicetak. Semua output direview dan disetujui oleh
pemakai dan didokumentasikan.
Berdasarkan perancangan output dan input, proses-prosesdirancang untuk
mengubah input menjadi output. Transaksi-transaksi dicatat dan dimasukkan
secara online atau batch. Macam-macam model dikembangkan untuk mengubah
data menjadi informasi. Prosedurditulis untuk membimbing pemakai dan
pesonel operasiagar dapat bekerja dengan sistem yang sedang dikembangkan.
Database dirancang untuk menyimpan dan mengakses data. Kendali-kendali
yang dibutuhkan untuk melindungi sistem baru dari macam-macam ancaman
dan error ditentukan.
Pada akhir fase ini, laporan rancangan sistem secara detail dihasilkan. Laporan
ini mungkin berisi beribu-ribu dokumen dengan semua spesifikasi untuk
masing-masing rancangan sistem yang terintegrasi menjadi satu kesatuan.
Laporan ini dapat juga dijadikan sebagai buku pedoman yang lengkap untuk
merancang, membuat kode dan menguji sistem; instalasi peralatan; pelatihan;
dan tugas-tugas implementasi lainnya.
(6). Fase Implementasi Sistem dan Pemeliharaan Sistem
Sistem siap untuk dibuat dan diinstalasi.
Sejumlah tugas harus dikoordinasi dan dilaksanakan untuk implementasi
sistem baru.
Laporan implementasi yang dibuat pada fase ini ada dua bagian, yaitu:
(a). Rencana implementasi dalam bentuk Gantt Chart atau Program and
Evaluation Review Technique (PERT) Chart
8. (b). Penjadwalan proyek dan teknik manajemen. Bagian kedua adalah
laporan yang menerangkan tugas penting untuk melaksanakan
implementasi sistem, seperti :
Pengembangan perangkat lunak
Persiapan lokasi peletakkan system
Instalasi peralatan yang digunakan
Pengujian Sistem
Kelebihan dan Kekurangan
(1). Kelebihan
Mudah diaplikasikan.
Memberikan template tentang metode analisis, desain, pengkodean,
pengujian, dan pemeliharaan.
(2). Kekurangan
Jarang sekali proyek riil mengikuti aliran sekuensial yang dianjurkan
model karena model ini bisa melakukan itersi tidak langsung.
Pelanggan sulit untuk menyatakan kebutuhan secara eksplisit sehingga
sulit untuk megakomodasi ketidakpastian pada saat awal proyek.
Pelanggan harus bersikap sabar karena harus menunggu sampai akhir
proyrk dilalui. Sebuah kesalahan jika tidak diketahui dari awal akan
menjadi masalah besar karena harus mengulang dari awal.
Pengembang sering malakukan penundaan yang tidak perlu karena
anggota tim proyek harus menunggu tim lain untuk melengkapi tugas
karena memiliki ketergantungan hal ini menyebabkan penggunaan waktu
tidak efesien.
9. 2. Model Prototyping
Prototyping adalah proses iterative dalam pengembangan sistem dimana
requirement diubah ke dalam sistem yang bekerja (working system) yang secara
terus menerus diperbaiki melalui kerjasama antara user dan analis. Prototypejuga
bisa dibangun melalui beberapa toolpengembangan untuk menyederhanakan
proses.
a. Tahapan-tahapan Model Prototyping
(1). Pengumpulan Kebutuhan
Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh
perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem
yang akan dibuat.
(2). Membangun Prototyping
Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus
pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format
output).
(3). Menggunakan Sistem
Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun
sudah sesuai dengan keinginann pelanggan.
(4). Mengkodekan Sistem
Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam
bahasa pemrograman yang sesuai.
(5). Menguji Sistem
10. Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites
dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black
Box, Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain.
(6). Evaluasi Sistem
Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang
diharapkan.
(7). Evaluasi Protoptyping
Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.
Kelebihan dan Kekurangan
(1). Kelebihan
Prototypemelibatkan user dalam analisa dan desain.
Punya kemampuan menangkap requirement secara konkret.
Digunakan untuk memperluas SDLC.
(2). Kekurangan
Proses analisis dan perancangan terlalu singkat.
Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah.
Bisanya kurang fleksible dalam mengahdapi perubahan.
Protitype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah dan cepat
selesai.
3. Model RAD (Rapid Application Development)
RAD adalah penggabungan beberapa metode atau teknik terstruktur. RAD
menggunakan metode prototyping dan teknik terstruktur lainnya untuk
menentukan kebutuhan user dan perancangan sistem informasi selain itu RAD
11. menekankan siklus perkembangan dalam waktu yang singkat (60 sampai 90 hari)
dengan pendekatan konstruksi berbasis komponen.
a. Tahapan-tahapan Model RAD
(1). Bussiness Modelling
Fase ini untuk mencari aliran informasi seperti: informasi mengendalikan
proses bisnis, di mana informasi digunakan, siapa yang memprosenya, dan
informasi apa yang dimunculkan.
(2). Testing and Turnover
Karena menggunakan kembali komponen yang telah ada, maka akan
mengurangi waktu pengujian. Tetapi komponen baru harus diuji dan semua
interface harus dilatih secara penuh..
(3). Aplication Generation
Selain menggunakan bahasa pemrograman generasi ketiga, RAD juga memakai
komponen program yang telah ada atau menciptakan komponen yang bisa
dipakai lagi. Alat-alat baantu bisa dipakai untuk memfasilitasi konstruksi
perangkat lunak.
(4). Process Modelling
Aliran informasi pada fase data modelling ditransformasikan untuk
mendapatkan aliran informasi yang diperlukan pada implementasi fungsi bisnis.
Pemrosesan diciptakan untuk menambah, memodifikasi, menghapus, atu
mendapatkan kembali objek data tertentu
12. (5). Data Modelling
Fase ini menjelaskan objek data yang dibutuhkan dalam proyek. Karakteristik
(atribut) masing-masing data diidentifikasikan dan hubungan antar objek
didefinisikan.
b. Kelebihan dan Kekurangan
(1). Kelebihan
RAD mengikuti tahapan pengembangan sistem sepeti umumnya, tetapi
mempunyai kemampuan untuk menggunakan kembali komponen yang ada
(reusable object).
Setiap fungsi dapat dimodulkan dalam waktu tertentu dan dapat dibicarakan
oleh tim RAD yang terpisah dan kemudian diintegrasikan sehingga
waktunya lebih efesien.
(2). Kekurangan
Tidak cocokuntuk proyek skala besar
Proyek bisa gagal karena waktu yang disepakati tidak dipenuhi.
Sistem yang tidak bisa dimodularisasi tidak cocokuntuk model ini.
Resiko teknis yang tinggi juga kurang cocokuntuk model ini
4. Model Spiral
Model spiral pada awalnya diusulkan oleh Boehm, adalah model proses perangkat
lunak evolusioner yang merangkai sifat iteratif dari prototype dengan cara kontrol
dan aspek sistematis model sequensial linier. Model iteratif ditandai dengan
tingkah laku yang memungkinkan pengembang mengembangkan versi perangkat
lunak yang lebih lengkap secara bertahap.
13. a. Tahapan-tahapan Model Spiral
(1). Komunikasi Pelanggan
Yaitu tugas-tugas untuk membangun komunikasi antara pelanggan dan kebutuhan-
kebutuhan yang diinginkan oleh pelanggan.
(2). Perencanaan
Yaitu tugas-tugas untuk mendefinisikan sumber daya, ketepatan waktu, dan proyek
informasi lain yg berhubungan.
(3). Analisis Resiko
Yaitu tugas-tugas yang dibutuhkan untuk menaksir resikomanajemen dan teknis.
(4). Perekayasaan
Yaitu tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau lebih representasi dari
apikasi tersebut.
(5). Konstruksi dan Peluncuran
Yaitu tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mengkonstruksi, menguji, memasang,
dan memberi pelayanan kepada pemakai.
(6). Evaluasi Pelanggan
Yaitu tugas-tugas untuk mendapatkan umpan balik dari pelanggan.
b. Kelebihan dan Kekurangan
(1). Kelebihan
Dapat disesuaikan agar perangkat lunak bisa dipakai selama hidup perangkat
lunak komputer.
Lebih cocokuntuk pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar
14. Pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami dan bereaksi
terhadap resiko setiap tingkat evolusi karena perangkat lunak terus bekerja
selama proses
Menggunakan prototipe sebagai mekanisme pengurangan resiko dan pada
setiap keadaan di dalam evolusi produk.
Tetap mengikuti langkah-langkah dalam siklus kehidupan klasik dan
memasukkannya ke dalam kerangka kerja iteratif .
Membutuhkan pertimbangan langsung terhadp resiko teknis sehingga
mengurangi resiko sebelum menjadi permaslahan yang serius.
(2). Kekurangan
Sulit untuk menyakinkan pelanggan bahwa pendekatan evolusioner ini bisa
dikontrol.
Memerlukan penaksiran resiko yang masuk akal dan akan menjadi masalah
yang serius jika resiko mayor tidak ditemukan dan diatur.
Butuh waktu lama untuk menerapkan paradigma ini menuju kepastian yang
absolute.
5. Object Oriented Technology
Object Oriented Technology merupakan cara pengembangan perangkat lunak
berdasarkan abstraksi objek-objek yang ada di dunia nyata. Filosofi Object
Oriented sangat luar biasa sepanjang siklus pengenbangan perangkat lunak
(perencanaan, analisis, perancangan dan implementasi) sehingga dapat diterapkan
pada perancangan sistem secara umum: menyangkut perangkat lunak, perangkat
keras dan system secara keseluruhan.
6. Functional Decomposition Methodologies
15. Metodologi ini menekankan pada pemecahan dari sistem ke dalam subsistem-
subsistem yang lebih kecil, sehingga akan lebih mudah untuk dipahami, dirancang
dan ditetapkan.
Yang termasuk dalam kelompok metodologi ini adalah :
- HIPO (Hierarchy plus Input Process Output)
- Stepwise Refinement (SR) atau Iterative Stepwise Refinement (ISR)
- Information Hiding
7. Data Oriented Methodologies
Metodologi ini menekankan pada karakteristik dari data yang akan diproses.
Dikelompokkan ke dalam dua kelas, yaitu :
a. Data flow oriented methodologies, sistem secara logika dapat digambarkan
secara logika dari arus data dan hubungan antar fungsinya di dalam modul-modul
di sistem. Yang termasuk dalam metodologi ini adalah :
- SADT (Structured Analysis and Design Techniques)
- CompositeDesign
- SSAD (Structured System Analysis and Design)
b. Data Structured oriented methodologies, Metodologi ini menekankan struktur
dari input dan output di sistem. Yang termasuk dalam metodologi ini adalah :
- JSD (Jackson’s System Development)
- W/O (Warnier/Orr)
16. 8. Prescriptive Methodologies
Yang termasuk dalam metodologi ini adalah :
ISDOS (Information System Design dan Optimization System), merupakan
perangkat lunak yang dikembangkan di University of Michigan. Kegunaan dari
ISDOS adalah mengotomatisasi proses pengembangan system informasi. ISDOS
mempunyai dua komponen, yaitu :
a. PSL (Program Statement Language), merupakan komponen utama dari ISDOS,
yaitu suatu bahasa untuk mencatat kebutuhan pemakai dalam bentuk machine
readable form. PSLdirancang sehingga output yang dihasilkannya dapat dianalisis
oleh PSA. PSL merupakan bahasa untuk menggambarkan sistemnya dan bukan
merupakan bahasa pemrograman prosedural.
b. PSA (Program Statement Analyzer) merupakan paket perangkat lunak yang
mirip dengan kamus data (data dictionary) dan digunakan untuk mengecek data
yang dimasukkan, disimpan, dianalisis dan yang dihasilkan sebagai output laporan.
9. Model V
Model ini merupakan perluasan dari model waterfall. Disebut sebagai perluasan
karena tahap-tahapnya mirip dengan yang terdapat dalam model waterfall. Jika
dalam model waterfall proses dijalankan secara linear, maka dalam model V proses
dilakukan bercabang.
a. Tahapan-Tahapan Model V
(1). Requirement Analysis & Acceptance Testing
Tahap Requirement Analysis sama seperti yang terdapat dalam model waterfall.
Keluaran dari tahap ini adalah dokumentasi kebutuhan pengguna. Acceptance
17. Testing merupakan tahap yang akan mengkaji apakah dokumentasi yang dihasilkan
tersebut dapat diterima oleh para pengguna atau tidak
(2). System Design & System Testing
Dalam tahap ini analis sistem mulai merancang sistem dengan mengacu pada
dokumentasi kebutuhan pengguna yang sudah dibuat pada tahap sebelumnya.
Keluaran dari tahap ini adalah spesifikasi software yang meliputi organisasi sistem
secara umum, struktur data, dan yang lain. Selain itu tahap ini juga menghasilkan
contohtampilan window dan juga dokumentasi teknik yang lain seperti Entity
Diagram dan Data Dictionary.
(3). Architecture Design & Integration Testing
Sering juga disebut High Level Design. Dasar dari pemilihan arsitektur yang akan
digunakan berdasar kepada beberapa hal seperti: pemakaian kembali tiap modul,
ketergantungan tabel dalam basis data, hubungan antar interface, detail teknologi
yang dipakai.
(4). Module Design & Unit Testing
Sering juga disebut sebagai Low Level Design. Perancangan dipecah menjadi
modul-modul yang lebih kecil. Setiap modul tersebut diberi penjelasan yang cukup
untuk memudahkan programmer melakukan coding. Tahap ini menghasilkan
spesifikasi program seperti: fungsi dan logika tiap modul, pesan kesalahan, proses
input-output untuk tiap modul, dan lain-lain.
(5). Coding
Dalam tahap ini dilakukan pemrograman terhadap setiap modul yang sudah
dibentuk.
18. b. Kelebihan dan Kekurangan
(1). Kelebihan
V Model sangat fleksibel. V Model mendukung project tailoring dan
penambahan dan pengurangan method dan tool secara dinamik. Akibatnya
sangat mudah untuk melakukan tailoring pada V Model agar sesuai dengan
suatu proyek tertentu dan sangat mudah untuk menambahkan method dan
tool baru atau menghilangkan method dan tool yang dianggap sudah
obsolete.
V Model dikembangkan dan di-maintain oleh publik. User dari V Model
berpartisipasi dalam change control board yang memproses semua change
request terhadap V Model.
(2). Kekurangan
V Model adalah model yang project oriented sehingga hanya bisa digunakan
sekali dalam suatu proyek.
V Model adalah model yang project oriented sehingga hanya bisa digunakan
sekali dalam suatu proyek.
c. Penggunaan
V Model digunakan dalam proyek teknologi informasi di negara Jerman. Hal ini
berlaku terutama untuk proyek teknologi informasi pada pada sektor pertahanan
negara Jerman. Selain itu, V Model juga digunakan oleh software developer negara
Jerman untuk proyek teknologi informasi lain.
10. Metode End-user Development
Disini pengembangan dilakukan langsung oleh end-user. Keterlibatan langsung
end-user sangat menguntungkan, karena memahami benar bagaimana sistem
19. bekerja. Artinya tahap analisis sistem dapat dilakukan lebih cepat. Kelemahan
adalah pada pengendalian mutu dan kecenderungan tumbuhnya “private” sistem
informasi. Integrasi dengan sistem yang lain menjadi sulit.
a. Tahapan-tahapan EUD
(1). Tahap inisasi (initiation)
Yaitu tahap dimana organisasi(perusahaan) mulai pertama kali mngenal teknologi
informasi.
(2). Tahap ketularan (contagion)
Yaitu tahap diamana organisasi (perusahaan) sudah mulai banyak yang
menggunakan
teknologi informasi meskipun ini dilakukan atau tidak terlalu mempertimbangkan
untung ruginya dari penggunaan teknologi informasi ini.
(3). Tahap kendali (control)
Pada tahap ini organisasi (perusahaa) sudah mulai selektif di dalam penggunaan
teknologi informasi. Ada hal yang dijadikan pertimbangan sebelum memutuskan
penggunaan teknolgi informasi seperti pertimbangan untung rugi.
(4). Tahap matang (mature)
Pada tahap ini organisasi (perusahaan) menggunakan teknologi informasi tidak
hanya
mempertimbangakan keuntungan (benfit) yang akan didapatkan serta berapa biaya
(cost)yang harus dikeluarkan tetapi lebih dari itu bagaimana teknologi informasi
20. yang digunakan dapat dijadikan sebagai alat keunggulan di dalam bersaing
b. Kelebihan dan Kekurangan
(1). Kelebihan
Dapat menghindari permasalahan kemacetan di departemen sistem
informasi.
Kebutuhan pemakai sistem dapat lebih terpenuhi karena dapat
dikembangkan sendiri oleh pemakai.
Menambah atau meningkatkan partisifasi aktif pemakai dalam proses
pengembangan sistemnya sehingga akan ada kepuasan sendiri dari pemakai
sistem.
Dapat menambah kualitas pemahaman pemakai terhadap aplikasi yang
dikembangkan serta teknollogi yang digunakan dalam sistem.
(2). Kekurangan
Karena pemakai sistem harus mengembangkan aplikasinya sendiri,maka
dalam haln ini pemakai sekaligus pengembang sistem dituntut untuk
memiliki pemahaman mengenai
teknologi informasi (computer literacy) serta pemahaman tentang
pengembangan sistem infomasi.
End user computing memiliki resiko dapat menggangu bahkan merusak
system informasi di luar yang dikembangkan oleh pemakai sistem.
End user computing pasti akan berhadapan dengan maslah kemampuan
teknis pemakai sekaligus pengembang sistem.
21. 11. Metode Outsourcing
Outsourcing merupakan salah satu metode pengelolaan teknologi informasi dengan
cara memindahkan pengelolaannya pada pihak lain, yang tujuan akhirnya adalah
efektivitas dan efisiensi kerja. Metode ini seringkali juga disamakan dengan
metode lain seperti : sub kontrak, supplier, proyek atau istilah lain yang berbeda-
beda dilapangan, namun pada dasarnya adalah sama, yaitu pemindahan layanan
kepada pihak lain.
a. Kelebihan dan Kekurangan
(1). Kelebihan
Manajemen TI yang lebih baik, TI dikelola oleh pihak luar yang telah
berpengalaman dalam bidangnya, dengan prosedurdan standar operasi yang
terus menerus dikembangkan.
Fleksibiltas untuk meresponse perubahan TI yang cepat, perubahan
arsitektur TI berikut sumberdayanya lebih mudah dilakukan
Akses pada pakar TI yang lebih baik
Fokus pada inti bisnis, perusahaan tidak perlu memikirkan bagaimana sistem
TI-nya bekerja
(2). Kekurangan
Terdapat kekhawatiran tentang keamanan sistem informasi karena adanya
peluang penyalahgunaan sistem informasi oleh vendor, misalnya
pembajakan atau pembocoraninformasi perusahaan
Ada peluang sistem informasi yang dikembangkan tidak sesuai dengan
kebutuhan perusahaan dikarenakan vendor tidak memahami kebutuhan
sistem dalam perusahaan tersebut.
22. Transfer knowledge terbatas karena pengembangan sistem informasi
sepenuhnya dilakukan oleh vendor.
Relatif sulit melakukan perbaikan dan pengembangan sistem informasi
karena pengembangan perangkat lunak dilakukan oleh vendor, sedangkan
perusahaan umumnya hanya terlibat sampai rancangan kebutuhan sistem.
Dapat terjadi ketergantungan kepada konsultan.
Resiko tidak kembalinya investasi yang telah dikeluarkan apabila terjadi
ketidakcocokan sistem informasi yang dikembangkan.
Tahap-tahap Pengembangan Sistem
Tahap Perencanaan
Tahap ini merupakan suatu rangkaian kegiatan sejak ide pertama yang
melatarbelakangi pelaksanaan pengembangan sistem tersebut dilontarkan. Dalam
tahap perencanaan pengembangan sistem harus mendapatkan perhatian yang
sama besarnya dengan merencanakan
proyek-proyek besar lainnya, seperti perencanaan pengadaan perangkat jaringan
teknologi informasi (TI), rencana membangun gedung kantor 15 tingkat.
Keuntungan-keuntungan yang diperoleh jika proyek pengembangan sistem
informasi direncanakan secara matang, mencakup:
Ruang lingkup proyek dapat ditentukan secara jelas dan tegas. Unit
organisasi, kegiatan ataun sistem yang mana yang akan dilibatkan dalam
pengembangan ini? unit mana yang tidak dilibatkan? Informasi ini
memberikan perkiraan awal besarnya sumber daya yang diperlukan.
Dapat mengidentifikasi wilayah/area permasalahan potensial. Perencanaan
akan menunjukkan hal-hal yang mungkin bisa terjadi suatu kesalahan,
sehingga hal-hal demikian dapat dicegah sejak awal.
23. Dapat mengatur urutan kegiatan. Banyak sekali tugas-tugas terpisah dan
harus berjalan secara bersamaan/paralel yang diperlukan untuk
pengembangan sistem. Tugas-tugas ini diatur dalam urutan logis berdasarkan
prioritas informasi dan kebutuhan untuk efisiensi.
Tersedianya sarana pengendalian. Tingkat pengukuran kinerja harus
dipertegas sejak awal.
Tahap Analisis
Ada dua aspek yang menjadi fokus tahap ini, yaitu aspek bisnis atau manajemen
dan aspek teknologi. Analisis aspek bisnis mempelajari karakteristik organisasi
yang bersangkutan. Tujuan dilakukannya langkah ini adalah untuk mengetahui
posisi atau peranan teknologi informasi yang paling sesuai dan relevan di
organisasi dan mempelajari fungsi-fungsi manajemen dan aspek-aspek bisnis
terkait yang akan berpengaruh atau memiliki dampak tertentu terhadap proses
desain, konstruksi, dan implementasi.
Selama tahap analisis, sistem analis terus bekerjasama dengan manajer, dan
komite pengarah SIM terlibat dalam titik-titik yang penting mencakup kegiatan
sebagai berikut:
Menetapkan rencana penelitian system
a. Mengorganisasikan tim proyek
b. Mendefinisikan kebutuhan informasi
c. Mendefinisikan kriteria kinerja system
d. Menyiapkan usulan rancangan system
e. Menyetujui atau menolak rancangan proyek pengembangan system
Keluaran dari proses analisis di kedua aspek ini adalah masalahmasalah penting
yang harus segera ditangani, analisis penyebab dan dampak permasalahan bagi
24. organisasi, beberapa kemungkinan skenario pemecahan masalah dengan
kemungkinan dan dampak risiko serta potensinya, dan pilihan alternatif solusi
yang direkomendasikan.
Tahap Perancangan/Desain
Pada tahap ini, tim teknologi informasi bekerja sama dengan tim bisnis atau
manajemen melakukan perancangan komponen-komponen sistem terkait. Tim
teknologi informasi akan melakukan perancangan teknis dari teknologi informasi
yang akan dibangun, seperti system basis data, jaringan komputer, teknik koversi
data, metode migrasi sistem, dan sebagainya.
Sementara itu, secara paralel dan bersama-sama tim bisnis atau manajemen, dan
tim teknologi informasi akan melakukan perancangan terhadap komponen-
komponen organisasi yang terkait, seperti: yang akan berpengaruh atau memiliki
dampak tertentu terhadap proses desain, konstruksi, dan implementasi. Selama
tahap analisis, sistem analis terus bekerjasama dengan manajer, dan komite
pengarah SIM terlibat dalam titik-titik yang penting mencakup kegiatan sebagai
berikut: Menetapkan rencana penelitian system
a. Mengorganisasikan tim proyek
b. Mendefinisikan kebutuhan informasi
c. Mendefinisikan kriteria kinerja system
d. Menyiapkan usulan rancangan system
e. Menyetujui atau menolak rancangan proyek pengembangan system
25. Keluaran dari proses analisis di kedua aspek ini adalah masalah-masalah penting
yang harus segera ditangani, analisis penyebab dan dampak permasalahan bagi
organisasi, beberapa kemungkinan skenario pemecahan masalah dengan
kemungkinan dan dampak risiko serta potensinya, dan pilihan alternatif solusi
yang direkomendasikan.
Tahap Pembangunan Fisik/Konstruksi
Berdasarkan desain yang telah dibuat, konstruksi atau pengembangan sistem yang
sesungguhnya (secara fisik) dibangun. Tim teknis merupakan tulang punggung
pelaksanaan tahap ini, mengingat semua hal yang bersifat konseptual harus
diwujudkan dalam suatu konstruksi teknologi informasi dalam skala yang lebih
detail.
Dari semua tahapan yang ada, tahap konstruksi inilah yang biasanya paling
banyak melihatkan sumber daya terbesar, terutama dalam hal penggunaan SDM,
biaya, dan waktu. Pengendalian terhadap manajemen proyek pada tahap
konstruksi harus diperketat agar penggunaan sumber daya dapat efektif dan
efisien. Bagaimanapun, hal ini akan berdampak terhadap keberhasilan proyek
sistem informasi yang diselesaikan secara tepat waktu. Akhir dari tahap
konstruksi biasanya berupa uji cobaatas sistem informasi yang baru
dikembangkan.
Tahap Implementasi
Tahap implementasi merupakan tahap yang paling kritis karena untuk pertarna
kalinya sistem informasi akan dipergunakan di dalam organisasi. Ada berbagai
pendekatan untuk implementasi sistem yang baru didesain. Pekerjaan utama
dalam implementasi sistem biasanya mencakup hal-hal sebagai berikut:
26. a. Merencanakan waktu yang tepat untuk implementasi
b. Mengumumkan rencana implementasi
c. Mendapatkan sumberdaya perangkat keras dan lunak
d. Menyiapkan database
e. Menyiapkan fasilitas fisik
f. Memberikan pelatihan dan workshop
g. Menyiapkan saat yang tepat untuk cutover (peralihan sistem)
h. Penggunaan sistem baru
Pemberian pelatihan (training) harus diberikan kepada semua pihak yang terlibat
sebelum tahap implementasi dimulai. Selain untuk mengurangi risiko kegagalan,
pemberian pelatihan juga berguna untuk menanamkan rasa memiliki terhadap
sistem baru yang akan diterapkan. Dengan cara ini, seluruh jajaran pengguna
akan dengan mudah menerima sistem tersebut dan memeliharanya dengan baik di
masa-masa mendatang.
Tahap Pasca Implementasi
Pengembangan sistem informasi biasanya diakhiri setelah tahap implementasi
dilakukan. Namun, ada satu tahapan lagi yang harus dijaga dan diperhatikan oleh
manajemen, yaitu tahap pasca implementasi. Kegiatan yang dilakukan di tahap
pasca implementasi adalah bagaimana pemeliharaan sistem akan dikelola. Seperti
halnya sumber daya yang lain, sistem informasi akan mengalami perkembangan
di kemudian hari. Hal-hal seperti modifikasi sistem, berpedoman ke sistem lain,
perubahan hak akses sistem, penanganan terhadap fasilitas pada sistem yang
rusak, merupakan contoh dari kasus-kasus yang biasanya timbul dalam
pemeliharaan sistem. Disinilah diperlukan dokumentasi yang memadai dan
pemindahan pengetahuan dari pihak penyusun sistem ke pengguna untuk
menjamin terkelolanya dengan baik proses-proses pemeliharaan sistem. Dari
27. perspektif manajemen, tahap pasca-implementasi adalah berupa suatu aktivitas di
mana harus ada personil atau divisi yang dapat melakukan perubahan atau
modifikasi terhadap sistem informasi sejalan dengan perubahan kebutuhan bisnis
yang dinamis.
28. DAFTAR PUSTAKA
Putra, Yananto Mihadi. (2018). Pengembangan Sistem Informasi. Modul Kuliah
Sistem Informasi Manajemen. FEB - Universitas Mercu Buana: Jakarta.
https://tahjud69.blogspot.com/2016/10/teori-belajar-john-dewey.html
http://belajarsisteminformasi16.blogspot.com/2016/03/metode-pengembangan-
sistem.html
http://nawairtasssi.blogspot.com/2017/05/langkah-langkah-dan-metode-
pengembangan.html