Dokumen tersebut membahas tentang Total Quality Management (TQM), yaitu pendekatan manajemen untuk memaksimalkan daya saing perusahaan melalui perbaikan berkelanjutan pada produk, layanan, sumber daya manusia, proses, dan lingkungan. Dibahas pula unsur-unsur utama TQM, konsep, elemen, implementasi, tantangan penerapan TQM di Indonesia, serta kesimpulan bahwa TQM bertujuan meningkatkan nilai bagi pelanggan dengan bi
2. Apa itu Total Quality Management?
Total Quality Management adalah suatu pendekatan dalam
menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya
saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk,
jasa, tenaga kerja, proses, dan lingkungannya
3. UNSUR UTAMA DALAM TQM
1 Fokus pada Pelanggan
Obsesi Terhadap Kualitas2
3
4
5
6
7
8
10
9
Teamwork
Pendekatan Ilmiah
Komitmen Jangka Panjang
Pendidikan dan Pelatihan
Perbaikan System Secara Berkesinambungan
Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan
Karyawan
Kesatuan Tujuan
Kebebasan yang Terkendali
4. KONSEP TOTAL QUALITY
MANAGEMENT
TQM merupakan sistem manajemen yang berfokus pada semua orang/tenaga kerja, benujuan
untuk terus-menerus meningkatkan nilai yang diberikan bagi pelanggan dengan biaya penciptaan
nilai yang lebih rendah daripada nilai suatu produk. Konsep TQM ini memerlukan komitmen
semua anggota organisasi terhadap perbaikan seluruh aspek manajemen organisasi.
5. 3 UNSUR DARI TOTAL QUALITY MANAGEMENT
1 Strategi Nilai Pelanggan
Nilai pelanggan adalah manfaat yang dapat diperoleh pelanggan atas penggunaan barang/jasa
yang dihasilkan perusahaan dan pengorbanan pelanggan untuk memperolehnya
2 Sistem Organisasional
Sistem organisasional berfokus pada penyediaan nilai bagi pelanggan. Sistem ini mencakup tenaga kerja,
material, mesin/teknologi proses, metode operasi dan pelaksanaan kerja, aliran proses kerja, arus
informasi, dan pembuatan keputusan.
3 Perbaikan Kualitas Berkelanjutan
Perbaikan kualitas diperlukan untuk menghadapi lingkungan eksternal yang selalu berubah, terutama
perubahan selera pelanggan. Konsep ini menuntut adanya komitmen untuk melakukan pengujian kualitas
produk secara kontinu. Dengan perbaikan kualitas produk kontinu, akan dapat memuaskan pelanggan.
6. ELEMEN TOTAL QUALITY MANAGEMENT
1 Etika (Norma)
Integritas (Kejujuran)2
3
4
5
6
7
8
Kerjasama Tim
Kepercayaan
Pelatihan
Pengakuan
Kepemimpinan
Komunikasi
7. • Elemen Kunci (Key Elements) TQM sudah dideskripsikan
sebagai sebuah Filosofi dari Kualitas sebagai pendorong bagi
Inisiatif-inisiatif
Kepemimpinan (Leaderships), Perancangan (Design), Perenca
naan (Planning), dan Perbaikan (Improvement)
• Elemen-elemen TQM tersebut dapat dikelompokan dalam 4
grup yakni:
• I. Foundation (Pondasi) – Ethics, Integrity, Trust
• II. Building Bricks (Tembok Bangunan) – Training, Teamwork,
Leadeships
• III. Binding Mortar (Semen Pengikat) – Communication
• IV. Roof (Atap) – Recognation
8. I. FOUNDATION (PONDASI)
• TQM dibangun berlandaskan (Foundation) pada Etika (Ethics), Kejujuran (Integrity), dan Kepercayaan
(Trust). Ini akan menumbuhkan Keterbukaan (Openess), Keadilan (Fairness) dan Ketulusan (Sincerity) dan
memungkinkan keterlibatan semua orang. Ini adalah kunci untuk membuka potensi utama TQM.
1 Etika
Etika adalah disiplin yang terkait dengan kebaikan dan keburukan dalam berbagai situasi. Ia
merupakan dua sisi mata uang yang dilambangkan oleh etika organisasi dan etika individu
2 Integritas
Integritas mencakup kejujuran, moral, nilai-nilai, keadilan, dan kesetiaan terhadap kebenaran
dan keikhlasan
3 Kepercayaan
Kepercayaan adalah produk dari integritas dan prilaku yang beretika. Tanpa kepercayaan,
kerangka kerja dari TQM tidak dapat dibangun. Kepercayaan membantu perkembangan
partisipasi penuh dari semua anggota organisasi.
9. II. BUILDING BRICKS (TEMBOK BANGUNAN)
Dengan didasari oleh pondasi yang kuat dari etika, integritas, dan kepercayaan, selanjutnya batu bata untuk membangun
dinding TQM bisa diletakkan diatasnya sampai pada dasar atap dari pengakuan atau penghargaan, dimana batu bata itu
meliputi:
• Pelatihan
Training sangat penting artinya bagi karyawan organisasi agar bisa menjadi lebih produktif. Disamping itu para Supervisor
mesti bertanggungjawab dalam menerapkan TQM di departemennya, termasuk mengajarkan filsafat dasar dari TQM kepada
semua bawahannya
• Kerjasama Tim
Kerjasama tim juga merupakan sebuah elemen kunci dari TQM, yang menjadi alat bagi organisasi dalam mencapai
kesuksesan. Dengan menggunakan tim kerja, organisasi akan dapat memperoleh penyelesaian yang cepat dan tepat
terhadap semua masalah
• Kepemimpinan
Kepemimpinan mungkin merupakan hal yang paling penting dalam TQM. Ia muncul pada semua tempat dalam organisasi
10. III. BINDING MORTAR (SEMEN PENGIKAT)
• Komunikasi
Komunikasi akan mengikat segala sesuatu secara bersama-sama. Dimulai dari pondasi sampai ke
atap dari suatu bangunan TQM, semua elemen diikat oleh campuran semen pengikat berupa
komunikasi
Berdasarkan arahnya, komunikasi dapat dibedakan atas:
• Komunikasi ke bawah
Komunikasi jenis ini merupakan bentuk dominan dari komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi.
• Komunikasi ke atas
Melalui komunikasi jenis ini karyawan-karyawan dari level yang lebih rendah dapat memberikan saran-
saran atau usulan-usulan kepada manajemen yang lebih tinggi tentang pengaruh dari TQM dalam
pekerjaan mereka sehari-hari
• Komunikasi ke samping
Jenis komunikasi ini juga penting sebab ia sangat berguna untuk mematahkan penghalang antar
departemen. Ia juga memudahkan urusan dengan pelanggan dan pemasok dalam cara yang lebih
profesional.
11. IV. ROOF (ATAP)
• Penghargaan
Penghargaan adalah elemen terakhir dari keseluruhan sistem TQM. Ia sebaiknya diberikan untuk saran-saran
dan pencapaian-pencapaian yang memuaskan baik dihasilkan oleh suatu tim ataupun individu. Para karyawan
akan didorong untuk berusaha keras memperoleh penghargaan untuk dirinya dan untuk timnya
12. Hambatan TQM di Indonesia
• Hasil analisis menunjukan ketidaksempurnaan penerapan praktikTQM dan infrastruktur
yang mendukung penerapan praktiktersebut. Secara umum ada beberapa sebab yang
memungkinkan keadaan tersebut:
1 Kurangnya komitmen dari manajemen puncak
ini ditunjukan dengan dukungan manajemen puncak hanya berpengaruh signifikan terhadap manajemen Arus Proses.
Hal ini menunjukan manajemen belum menganggap proses produksi merupakan proses yang berhubungan dengan
proses-proses yang lain, sehingga hanya memusatkan dukungan ke manajemen proses produksi saja.
2 Kurangnya pengetahuan tentang konsepTQM
Hal ini ditunjukkan dengan sikap kerja yang hanya berpengaruh terhadap proses desain produk. Kurangnya
pengetahuan tentang konsepTQM akan mempersulit pekerja untuk menerima dan menerapkan konsep tersebut
13. 3 Budaya organisasi kurang mendukung penerapanTQM
Hal ini ditunjukkan oleh organisasi yang belum memandang perlunya untuk menjalin hubungan jangka panjang
baik dengan pelanggan maupun dengan pemasok. Ini menunjukkan organisasi di Indonesia belum sepenuhnya
berfokus pada pelanggan dan menjalin hubungan dengan pemasok.
Ketidaksempurnaan penerapan praktikTQM
Ini bisa disebabkan oleh adanya kekhawatiran pekerja mengenai adanya kemungkinan down-sizing.
Jika penerapan praktikTQM ini dapat meningkatkan efisiensi maka akan banyak tenaga kerja, terutama
yang tidak memiliki kompetensi yang tinggi mungkin tidak diperlukan lagi oleh organisasi
4
Pekerja takut menunjukkan kesalahan/menyebunyikan kesalahan yang terjadi
Ini ditunjukkan oleh sikap kerja dari karyawan yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
Statistical Control/feedback
5
Peran pemerintah yang kurang mendukung penerapan manajemen kualitas total6
Hal ini terbukti dari adanya begitu banyak politik KKN di Indonesia. Selain itu, Herudi Kartowisastro, Kepala Badan
Standarisasi Nasional dalam wawancara dengan kompas tanggai 14 Januari 2000 berpendapat bahwa pemerintah
Indonesia belum menetapkan standar mutu yang wajib bagi barang-barang yang beredar di pasaran (lokal maupun
impor)
14. ImplemenasiTQM
padaPerusahaan
Tahap yang harus dilalui suaru perusahaan dalam
pengimplementasian Total Quality Management, yaitu
tahap kesadaran awal, implementasi sebagian, aktivitas
estensif, hasil-hasil nyata dan terbaik dalamindustri
dengan karakteristik setiap tahap.
15. 6faseutama
implementasi
TQMmenurut
Georgedan
Weimerskirch
1. Komitmen manajemen puncak terhadap perubahan
2. Penilaian sistem perusahaan secara internal dan
eksternal
3. Pelembagaan fokus terhadap pelanggan
4. Pelembagaan TQM dalam perencanaan strategic,
keterlibatan karyawan, manajemen proses, dan sistem
pengukuran.
5. Penyesuaian dan perluasan tujuan manajemen guna
memenuhi dan melampaui harapan pelanggan
6. Perbaikan dan penyempurnaan sistem
17. FASE PERSIAPAN
1
Membentuk Total
Quality Streering
Committee
2 Membentuk Team 3 Pelatihan
TQM
4
Menyusun Pernyataan
Visi dan Prinsip sebagai
Pedoman
5Menyusun tujuan
umum
6Komunikasi dan
Publikasi
7Identifikasi Kekuatan dan
Kelemahan
8 Identifikasi Pendukung dan
Penolak
9 Memperkirakan
Sikap Karyawan
1
0
Mengukur Kepuasan
Pelanggan
18. FASE PERENCANAAN
Langkah
1
Merencanakan pendekatan Implementasi kemudian menggunakan siklus PDCA (Plan, Do, Check,
and Adjust)
Langkah
2
Identifikasi
Proyek
Langkah
3
Komposisi Team
Langkah
4
Pelatihan Team
19. FASE PELAKSANAAN
• Langkah 1 : Penggiatan Team
• Langkah 2 : Umpan balik kepada Steering Committee
• Langkah 3 : Umpan balik dari Pelanggan
• Langkah 4 : Umpan balik dari Karyawan
• Langkah 5 : Mengidentifikasi Infrastruktur
20. KESIMPULAN
Saat ini Sistem Informasi di Indonesia tengah berkembang pesat. Hal ini dibuktikan
dengan semakin banyaknya peran Teknologi Informasi dalam mendukung kegiatan-
kegiatan baik dalam perekonomian maupun dalam penyelenggaraan pembangunan
yang lainnya. Salah satunya dengan TQM (Total Quality Management) yaitu
dengan pendekatan untuk memaksimumkan daya saing organisasi atau
perusahaan melalui perbaikan secaraterus-menerus atas produk, jasa, tenaga
kerja, proses, dan lingkungannya. TQM bertujuan untuk terus-menerus
meningkatkan nilai yang diberikan pada pelanggan dengan biaya penciptaan nilau
yang lebih rendah dari pada nilai suatu produk