Dokumen tersebut membahas berbagai jenis pemeliharaan mesin, termasuk pemeliharaan berdasarkan kegagalan, pemeliharaan preventif berdasarkan waktu, pemeliharaan prediktif berdasarkan kondisi, dan pemeliharaan proaktif berdasarkan resiko. Dibahas pula manfaat dan kerugian masing-masing jenis pemeliharaan serta kapan jenis manakah yang tepat digunakan. Diuraikan pula konsep OEE untuk
2. Introduction
Why Do We Do Maintenance ?
Four Maintenance Practices
Overall Equipment Effectiveness
Breakdown Maintenance
Preventive Maintenance
Predictive Maintenance
Proactive Maintenance
3.
4. Maintenance adalah Semua aktivitas yang dilakukan (pengetesan, pengukuran,
penggantian, penyesuaian, perbaikan, dll) untuk menjamin semua sistem produksi
dalam kondisi handal (reliable), produktif dan efisien.
5. Maintenance History
Fix the
equipment
when it breaks
-Terotechnology
introduced.
-Recognition of
need to present
equipment
failures.
-Models for
preventive
maintenance
developed.
-Increased
awareness of:
-Environment
-Safety
-Quality
-Need for
reliable
equipment.
-Reduction in
costs.
Pre-World War
II
Post-World War II 1980 Onwards
Time
Developmentof
Maintenance
6. Alasan dan Tujuan dari Maintenance ?
Kebutuhan perusahaan
Mengantisipasi sebelum terjadinya kegagalan
Mengetahui akar permasalahan
Alasan Asuransi
Menaikan efisiensi dari plant
Mengoptimalkan produksi
7. Maintenance Strategies :
1. Menaikan strategi maintenance, proses, procedure dan teknologi
2. Melakukan maintenance dengan lebih baik untuk mendapatkan produk yang efisien
Resiko kegagalan yang dapat dihindari :
1. Catastrophic failure
2. Secondary damage
3. Penambahan biaya suku cadang
4. Waktu lebih yang tidak dibutuhkan
5. Kecelakaan Staff
8. Kategori equipment :
1. Critical equipment : kegagalan dapat berdampak pada Plant, proses produksi
keseluruhan, memiliki pengaruh dan cost yang besar.
2. Essential Equipment : kegagalan dapat berdampak pada Plant, startup mungkin dilakukan
tetapi berdampak pada proses produksi
3. General Purpose : kegagalan tidak berdampak pada Plant, mesin dengan cost yang
rendah, secondary damage tidak terjadi.
10. Breakdown Maintenance :
Peralatan gagal (rusak/failure) perbaikan (repair).
Dapat diterapkan jika kegagalan peralatan tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap
operasi, produksi atau menghasilkan rugi-rugi selain biaya perbaikan
Keuntungan : Cost maintenance rendah dan less Staff
Kerugian : Kenaikan biaya peralatan yang tidak direncanakan, biaya tenaga kerja,
11. Time-based Preventive Maintenance :
Perawatan secara periodik yang meliputi (pembersihan, inspeksi, pelumasan dan pengencangan)
untuk mempertahankan performansi peralatan dan mencegah kegagalan melalui pencegahan
terhadap kerusakan, diagnosis untuk mengukur kerusakan.
Keuntungan : Cost lebih efektif, mengurangi resiko peralatan dan proses dari kegagalan,
12%-18% Cost lebih efisien dibandingkan Reactive Maintenance
Kerugian : Catastrophic failure terkadang terjadi, Tenaga Kerja intensive,
12. Condition-based Predictive Maintenance
perawatan dimana umur pakai (service life) dari komponen yang penting diprediksi
berdasaran inspeksi atau diagnosis sehingga pemakaiannya dapat dimaksimalkan sampai
batas waktu pakainya.
Keuntungan : Menaikan component life/availability, dapat mempersiapkan suku cadang,
mengurangi resiko dari proses penghentian mesin, mengurangi cost untuk spare part dan
tenaga kerja, kualitas produk yang lebih baik, keselamatan dan kesehatan lingkungan dan
pekerja yang lebih terjamin, hemat energy, 8%-12% cost lebih efisien dibandingkan
Preventive Maintenance Program.
Kerugian : Menaikan investasi untuk diagnosis peralatan, investasi untuk pelatihan,
potensi cost yang tak terlihat oleh management
13. Risk-based Proactive Maintenance/Prevention Maintenance
Maintenance prevention menunjukkan desain peralatan baru. Kelemahan-kelemahan mesin
yang ada dipelajari (misal : pencegahan kegagalan, kemudahan perawatan, pencegahan
cacat, keamanan dan kemudahan untuk dibuat) dan digunakan untuk pertimbangan saat
commissioning peralatan baru.
Keuntungan : Maintenance program yang efisien, cost yang rendah dengan mengurangi
pemeriksaan yang tidak perlu, meminimalisir frekuensi pemeriksaan, mengurangi
kemungkinan dari kegagalan peralatan yang mendadak, dapat lebih focus pada peralatan
yang kritis, menaikan kehandalan dari component, menerapkan RCFA
Kerugian : cost yang lebih tinggi karena startup, pelatihan, peralatan baru,
14. OEE adalah sebuah cara untuk memonitor dan menaikan efisiensi dari proses
manufaktur
15. OEE berbasis pada tiga pengukuran :
Availablity (A) : presentase dari jumlah waktu produksi secara actual
World class : 90%
Performance (P) : presentase dari seberapa baik mesin bekerja ketika running
World class : 95%
Quality (Q) : presentase dari seberapa baik part vs part yang rusak ketika
produksi
World class : 99.9%
OEE = A x P x Q
World class : 85%
16.
17. 100% Availability = Tidak ada
waktu yang hilang
- Mesin bekerja dengan baik
tanpa ada pemberhentian
100% Performance = Tidak ada
kecepatan yang hilang
- Mesin bekerja pada kecepatan
maksimum
100% Quality = Tidak ada
Kualitas yang hilang
- Mesin tidak memproduksi part
yang gagal.
18.
19. Breakdown Maintenance adalah perawatan yang dilakukan setelah
mesin rusak.
Biasa juga disebut “Reactive Maintenance”.
20. Keuntungan :
1. Tidak banyak menggunakan personil.
2. Biaya pemeliharaan lebih murah.
3. Keuntungan perusahaan berpotensi lebih besar.
22. Kapan reactive maintenance digunakan ?
Mesin tidak mempunyai peran vital.
Tidak banyak mempengaruhi produksi.
Biaya penggantian alat murah.
Tidak efektif jika dilakukan monitoring.
Tidak memberikan keuntungan besar jika dilakukan perawatan
secara berkala.
23. Preventive Maintenance adalah melakukan perawatan terhadap
mesin yang dilakukan secara berkala sebelum mesin tersebut rusak.
Dilakukan berdasarkan waktu.
24. Asumsi pertama : kerusakan pada mesin terjadi ketika
mesin sering bekerja dan mengalami kelelahan.
Sehingga kemungkinan terjadi kerusakan ada pada
jangka waktu panjang.
25. Setelah dilakukan perbaikan, mesin mempunyai kemungkinan
untuk mengalami kerusakkan di awal-awal setelah perbaikan.
Biasa disebut dengan istilah “Infant Mortality”.
26. Kelebihan :
1. Umur mesin lebih lama.
2. Mengurangi terjadinya kegagalan proses.
3. Menjaga mesin berjalan tetap efisien.
4. Memberikan reputasi yang baik untuk perusahaan.
27. Kekurangan :
1. Membutuhkan pekerja secara intensif.
2. Memungkinkan melakukan perawatan diwaktu yang tidak tepat.
3. Resiko human error lebih besar.
28. Kapan PM dapat dilakukan?
1. Resiko Infant Mortality lebih kecil dibandingkan resiko kegagalan
atau kerusakan.
2. Biaya perawatan lebih murah dari biaya penggantian mesin.
3. Mesin harus selalu dimonitoring.
29.
30. Predictive maintenance or condition based maintenance adalah salah satu metode
untuk membantu dalam memastikan kondisi suatu mesin yang sedang beroperasi
dalam rangka memprediksi kapan harus dilaksanakan proses maintenance.
Mesin (utamanya rotating machines) akan selalu memberikan sinyal peringatan
sebelum mengalami kerusakan dan kegagalan.
“if it ain’t broke, don’t
fix it”
• Tingkat dan pola
getaran
• Temperatur
• Kondisi pelumas
• Arus motor
• etc
Faktor-faktor atau tanda-tanda
inilah yang dimonitor kondisinya
untuk menentukan kapan waktu
yang tepat untuk melaksanakan
proses maintenance
31. Dari kurva-kurva
disamping, hanya 11-
23% kasus kegagalan
pada performa mesin
yang berhubungan
dengan waktu (time-
based) sedangkan
sisanya tidak
beraturan (tidak
terkait dengan
waktu)
Bisa dikatakan bahwa untuk era saat ini, penggunaan metode
predictive maintenance lebih efektif dibandingkan preventive
maintenance
32. KELEBIHAN
Lebih efektif
Biaya maintenance berkurang.
Downtime terjadwal berkurang.
Lifetime mesin bisa
dimaksimalkan.
Hemat inventory cost.
Semua pekerjaan terjadwal.
KEKURANGAN
Memerlukan peralatan
monitoring tambahan.
Expert man power.
Monitoring cost.
• it is a financial issue : cost of
monitoring vs risk of failure.
• Monitoring the machines
doesn’t improve machine
reability. Doesn’t stop them
from failing, you’re simply
predicting their failure
Condition monitoring helps you
to look into the future – but you
still have to take the
appropriate action.
33. Proactive maintenance adalah bentuk strategi dari preventive
maintenance untuk menjaga kehandalan mesin. Tujuannya adalah
melihat masalah dan mengantisipasinya sebelum masalah itu
muncul.
Proactive maintenance umumnya berhubungan dengan memecahkan
masalah sebelum masalah itu (kegagalan mesin) terjadi.
“to anticipate and solve problems before they become
problems”
Why do
machines fail?
• Designers drafting board.
• Poor maintenance practices.
• Operating conditions.
• Way it’s manufactured.
• Way it’s installed.
• Way it’s operated.
• Way it’s maintained.
34. Reliability centered maintenance (RCM) : adalah sub set dari
proactive maintenance, dan merupakan sebuah metode analisis yang
dilakukan pada satu bagian peralatan untuk mengetahui semua
model kegagalan dan konsekuensinya. Dengan informasi ini, kita
bisa merencanakan strategi maintenance yang optimal.
Precision maintenance : digunakan untuk mengenali jika mesin-
mesin saat ini didesain dengan toleransi yang sangat ketat dan
komponen yang presisi. Ini juga dapat diartikan dengan setiap
pekerjaan memeiliki alatnya tersendiri dan setiap alat memiliki
tempatnya tersendiri.
Root cause analysis : adalah metode analisa untuk mencari akar
penyebab permasalahan dari sebuah sistem, dalam hal ini
permesinan.
When a machine fails, ask the question : “why did it fail?”
Determine what has to change so it does not fail again.
Make sure the changes are made!
35. Tujuan proactive maintenance adalah untuk menghilangkan akar penyebab
permasalahan yang terjadi pada permesinan untuk mencegah kegagalan dan
meningkatkan kehandalan peralatan.
100% reliability.
Dalam penerapan proactive maintenance, tidak terlepas dari metode-metode
maintenance yang lainnya.
Proactive maintenance seharusnya sudah diterapkan diseluruh area industri untuk
bersaing di abad 21 ini.
Proactive maintenance = continous improvement.