BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
SEMPURNAKAN BAHASA JURNALISTIK
1.
2. Jangan terlalu umum
Misal; “sejumlah pengunjuk rasa”
kurang spesifik dibanding
“2.000 pengunjuk rasa”
3. Kalimat aktif lebih memberikan tekanan.
Misal: “Bola ditendang oleh Ronaldo” kurang
memberi tekanan dibanding “Ronaldo menendang
bola itu”.
4. “Sopir tua itu karena tangannya sibuk menepuk
lebah yang berdengung mengitari kepalanya,
tidak dapat mengendalikan truknya, sehingga truk
itu pun oleng dan menyeruduk parit” (kurang
pendek).
“Sopir itu menepuk lebah, lalu kehilangan kendali,
dan truk pun menyeruduk parit” (pendek).
5. Variasi kata, kalimat, kata ganti, unsur tata
bahasa lain.
Tersangka mengatakan bahwa rekannyalah yang
membunuh korban, lalu menmabahkan bahwa dia
sudah berusaha mencegahnya.
Sebaiknya
Meskipun ia berusaha mencegah, tapi korban
dibunuh juga oleh rekannya.
6. Agar mudah dibaca, jelas dan menarik secara
tipografis
7. “100 pengemudi angkot berunjuk rasa di…..”
sebaiknya
“Seratus pengemudi angkot berunjuk rasa di…..”
8. Usia, jabatan, alamat, pekerjaan dll.
Sebut nama lengkap terlebih dahulu baru bisa
disebut nama pendek, Misal: nama asli
Mumahhad Jufri Setyabudi.
9. Untuk memberi efek khusus sebagaimana
dikatakan nara sumber.
10. Kecuali sangat penting dan tidak bisa dihindarkan
“Polisi menangkap tersangka yang mengaku
pengangguran itu ketika ia sedang mengendarai
Mercedez barunya”.
12. Tabrakan itu terjadi pukul 16.00 petang hari. Ia
bercerai dengan istrinya dua tahun lalu. Ia bunuh
diri dengan minum isi botol racun serangga.
Kata mubazir Agar supaya, adapun dan adalah
(to be), oleh dan dari (kepunyaan), bahwa (bisa
diganti koma)
13. Hindari istilah hukum dan teknis atau kata asing
yang dijelaskan.
Misal: Ia ditangkap karena melakukan delik berat.
(kata delik tidak semua orang tahu), perlu diganti
tindak pidana.
14. Pembaca tidak tahu semua hal.
Terutama untuk berita running story
(pemberitaannya sudah berlangsung beeberapa
hari). Perlu dijelaskan secara singkat berita
sebelumnya.
16. Hati-hati membuat singkatan, buat yang sudah
umum diketahui.
Misal: tidak boleh menulis ANDAL untuk Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan, tetapi AMDAL.
AIDS (huruf besar semua).
17. 1. Penyimpangan morfologis
Sering dijumpai pada judul berita surat kabar
yang memakai kalimat aktif, yaitu pemakaian
kata kerja tidak baku dengan penghilangan
afiks. Afiks pada kata kerja yang berupa prefiks
atau awalan dihilangkan.
Misalnya, Polisi Tembak Mati Lima Perampok
Nasabah Bank. Israil Tembak Pesawat Mata-
mata. Amerika Bom Lagi Kota Bagdad.
18. 2. Kesalahan sintaksis.
Kesalahan berupa pemakaian tatabahasa atau
struktur kalimat yang kurang benar sehingga
sering mengacaukan pengertian. Hal ini
disebabkan logika yang kurang bagus. Contoh:
Kerajinan Kasongan Banyak Diekspor Hasilnya
Ke Amerika Serikat. Seharusnya Judul tersebut
diubah Hasil Kerajinan Desa Kasongan Banyak
Diekspor Ke Amerika.
19. 3. Kesalahan kosakata.
Kesalahan ini sering dilakukan dengan alasan kesopanan
(eufemisme) atau meminimalkan dampak buruk pemberitaan.
Contoh: Penculikan Mahasiswa Oleh Oknum Kopasus itu
Merupakan Pil Pahit bagi ABRI. Seharusnya kata Pil Pahit
diganti kejahatan. Dalam konflik Dayak- Madura, jelas bahwa
yang bertikai adalah Dayak dan Madura, tetapi wartawan tidak
menunjuk kedua etnis secara eksplisit. Bahkan di era rezim
Soeharto banyak sekali kosakata yang diekspose merupakan
kosakata yang menekan seperti GPK, subversif, aktor
intelektual, ekstrim kiri, ekstrim kanan, golongan frustrasi,
golongan anti pembangunan, dll. Bahkan di era kebebasan pers
seperti sekarang ini, kecenderungan pemakaian kosakata yang
bias makna semakin banyak.
20. 4. Kesalahan ejaan.
Kesalahan ini hampir setiap kali dijumpai dalam
surat kabar. Koran Tempo yang terbit 2 April
2001pernah melakukan berbagai kesalahan
ejaan. Kesalahan ejaan juga terjadi dalam
penulisan kata, seperti: Jumat ditulis Jum’at,
khawatir ditulis hawatir, jadwal ditulis jadual,
sinkron ditulis singkron, dll.
21. 5. Kesalahan pemenggalan.
Terkesan setiap ganti garis pada setiap kolom
kelihatan asal penggal saja. Kesalahan ini
disebabkan pemenggalan bahasa Indonesia
masih menggunakan program komputer
berbahasa Inggris. Hal ini sudah bisa diantisipasi
dengan program pemenggalan bahasa Indonesia.
23. Artinya bahasa jurnalistik harus menghindari
penjelasan yang panjang dan bertele-tele.
24. Artinya bahasa jurnalistik yang singkat itu sudah
mampu menyampaikan informasi yang lengkap.
Semua yang diperlukan pembaca sudah
tertampung didalamnya. Menerapkan prinsip 5
wh, membuang kata-kata mubazir dan
menerapkan ekonomi kata.
25. Artinya bahasa pers sedapat-dapatnya memilih
kalimat tunggal dan sederhana, bukan kalimat
majemuk yang panjang, rumit, dan kompleks.
Kalimat yang efektif, praktis, sederhana
pemakaian kalimatnya, tidak berlebihan
pengungkapannya (bombastis)
26. Artinya bahasa jurnalistik mampu menyampaikan
pengertian atau makna informasi secara langsung
dengan menghindari bahasa yang berbunga-
bunga .
27. Artinya dengan menggunakan pilihan kata yang
masih hidup, tumbuh, dan berkembang.
Menghindari kata-kata yang sudah mati.
28. Artinya informasi yang disampaikan jurnalis dengan
mudah dapat dipahami oleh khalayak umum
(pembaca). Struktur kalimatnya tidak menimbulkan
penyimpangan/pengertian makna yang berbeda,
menghindari ungkapan bersayap atau bermakna
ganda (ambigu). Oleh karena itu, seyogyanya bahasa
jurnalistik menggunakan kata-kata yang bermakna
denotatif. Namun seringkali kita masih menjumpai
judul berita: Tim Ferrari Berhasil Mengatasi Rally
Neraka Paris-Dakar. Jago Merah Melahap Mall
Termewah di Kawasan Jakarta. Polisi Mengamankan
Oknum Pemerkosa dari Penghakiman Massa.