Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan ejaan bahasa Indonesia secara umum dan pedoman ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan secara khusus, termasuk aturan penggunaan huruf besar, huruf miring, dan penulisan kata."
2. Menurut Yunus Abidin ( 128 : 2010) Ejaan pada
dasarnya adalah aturan yang mengatur penulisan bunyi
bahasa menjadi huruf, huruf menjadi kata, dan kata
menjadi kalimat.
Secara teknik ejaan dapat diartikan sebagai aturan
penulisan huruf, penulisan kata, dan penggunaan tanda
baca
3. B. PERKEMBANGAN EJAAN DI INDONESIA
Sejalan dengan konsep bahasa yang dinamis, ejaan
yang berlaku di Indonesia mengalami beberapa
perkembangan . Secara umum perkembangan ejaan di
Indonesia dapat di Urutkan sebagai berikut :
1. Ejaan Van Ophuysen ditetapkan tahun 1901. Ejaan ini
berlaku untuk bahasa melayu
2. Ejaan Soewandi ditetapkan tahun 1947. Ejaan ini
dikenal dengan nama ejaan Republik.
3. Ejaan Melindo tahun 1959, ejaan ini dirumuskan oleh
pemerintah RI dan Malaysia. Tetapi tidak di resmikan
4. Ejaan yang disempurnakan ( EYD), ejaan ini berlaku
pada tahun 1972 dengan dikeluarkan KEPRES No. 57
dan berlaku sampai sekarang. Mengalami dua kali
penyesuaian isi Kemendikbud tahun 1987 dan tahun
2009 nomor 46 tentang pedoman ejaan yang
disempurnakan
4. C. EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN
Pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang
disempurnakan mengatur hal-hal sebagai berikut :
Pemakaian Huruf
1 ) Huruf Abjad A – Z (HURUF BESAR), a – z (huruf kecil)
2 ) Huruf Vokal ( a-i-u-e-o )
3 ) Huruf Konsonan ( selain huruf vokal ) b, c, d ...dst
4 ) Huruf diftong/ gabungan 2 vokal ( ai, au, oi )
contoh : posisi awal = ain
Posisi tengah = Malaikat
Posisi akhir = Panadai
5. Gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu
konsonan ( kh, ng, ny, sy )
Contoh : Khusus, ngilu, nyata,syarat
5. Lanjutan :
6. Huruf Kapital/Besar
Huruf kapital tidak identik dengan huruf besar
meskipun istilah ini biasa diperlawankan dengan huruf
kecil. Istilah huruf kapital digunakan untuk menandai
satu bentuk huruf yang karena memiliki fungsi berbeda
dalam kata atau kalimat menjadi berbeda dari bentuk
huruf lain meskipun secara fonemis sebunyi.
Huruf A (kapital) secara fonemis sebunyi dengan
a (kecil), tetapi karena fungsinya berlainan, penampilan
grafisnya berbeda. Huruf kapital digunakan pada awal
kalimat, nama tempat, nama orang, dan lain-lain.
Secara umum, penggunaan huruf kapital tidak
menimbulkan permasalahan.
Kesalahan penulisan sering terjadi pada
penulisan kata Anda. Kata Anda harus selalu ditulis
dengan (A) kapital meskipun terletak di tengah atau di
akhir kalimat.
6. 1.1. Pemakaian Huruf Besar/Kapital
A. Huruf Besar
Beberapa kaidah baku yang harus ditaati dalam
penggunaan huruf besar adalah :
a). Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada
awal kalimat.
Contohnya: Saya pergi ke kampus.
b). Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada
petikan langsung.
Contohnya:
Presiden bertanya “Berapa banyak keluarga miskin di
Tasikmalaya?”.
“Semua pekerjaan rumah sudah selesai dikerjakan”
kata Adik.
7. c). Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang
berhubungangan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata
ganti untuk Tuhan.
Contoh kata:
Allah
1. Yang Maha Kuasa
umat-Nya
Quran
Contoh kalimat:
Bimbinglah hamba-Mu, ya, Tuhan, ke jalan yang
Engkau kehendaki.
d). Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,
keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Contohnya:
Sultan Hamengko Buwono ke XII
Nabi Musa
Hajah /Haji Maemunah
Drs. Dodo Suhada
Huruf besar tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar
kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang
Contohnya:
Dia baru saja dinobatkan sebagai sultan.
Tahun ini saya pergi naik haji.
8. e). Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama
jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau
yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu,
nama instansi, atau nama tempat.
Contohnya : Wakil Presiden Jusuf Kalla
Perdana Mentri Ramos Horta
Jendral Sudirman
Profesor Yusuf Ismail
Gubernur Jawa Barat
Kampus Al-Idrisiyyah
Huruf besar tidak dipakai sebagai huruf pertama nama
jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang,
atau nama tempat:
Contohnya:
Siapa gubernur yang baru dilantik kemarin
?
Kemarin Doktor Yayat dikukuhkan menjadi
profesor.
9. g ). Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku
bangsa, dan bahasa.
Contohnya:
Satu bahasa yaitu bahasa Indonesia.
Berbagai macam suku di NTT antara lain suku Rote, Sabu,
dan Timor.
h). Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari,
hari raya, dan peristiwa sejarah.
Contohnya:
bulan Maret
hari Idul Fitri
tahun Masehi
hari Senin
hari Proklamasi Kemerdekaan RI
Huruf besar tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang
tidak dipakai sebagai nama.
Contohnya:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya.
10. i ). Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Contohnya:
Timor Barat
Selat Pukuafu
Gunung Mutis
Danau Batur
Jalan El Tari
Kali Noelmina
Huruf besar tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak
dipakai menjadi unsur nama diri.
Contohnya:
mandi di kali
menyeberangi selat
menuju ke barat
Huruf besar tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang
dipakai sebagai nama jenis.
Contohnya:
garam inggris
gula jawa
jagung puncak
11. j). Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara,
lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi
kecuali kata seperti dan .
Contohnya:
Republik Indonesia
Dewan Perwakilan Rakyat
Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Peraturan Pemerintah Nomor 19, Tahun 2010
Huruf besar tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan resmi
negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama
dokumen resmi .
Contohnya:
menjadi sebuah republik
beberapa instansi pemerintah
menurut undang-undang yang berlaku
k). Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang
sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Contohnya:
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
Rancangan Undang-Undang Guru dan Dosen
12. k). Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk
semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat
kabar, dan judul; karangan kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang,
untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
Contohnya:
Saya telah membaca novel Laskar Pelangi.
Saya suka membaca majalah Bahasa dan Sastra .
Ia suka membaca harian Radar Tasikmalaya.
2.1.a.13 Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan
nama gelar, pangkat, dan sapaan.
Contohnya:
dr = dokter
M.A = Master of Arts
S.H =Sarjana Hukum
SE = Sarjana Ekonomi
S.Pd = Sarjana Pendidikan
Ir. = Insinyur
Dra. = Doktoranda
Prof. = Profesor
Tn. = Tuan
Ny. = Nyonya
Sdr. = Saudara
13. L ). Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk
hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik,
dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
Contohnya:
“Kapan Saudara diwisuda?” tanya Kakak.
“Silahkan diminum, Nak” kata Ibu.
Meraka pergi bertanya kepada Pak Camat.
Besok pagi Bapak akan tiba.
M ). Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Contohnya:
Sudah sadarkah Anda?
Lamaran Anda telah kami terima
Huruf besar tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk
hubungan kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau
penyapaan.
Contohnya:
Kita patut menghormati sudara kita, ibu dan bapak kita.
Dia adalah salah seorang camat di kabupaten Rote Ndao.
14. 2 Huruf Miring
Sebuah huruf, kata, atau kalimat ditulis dengan huruf miring
untuk membedakan dari huruf, kata, atau kalimat lain dalam sebuah
kata, kalimat, paragraf, atau karangan utuh.
Huruf yang dicetak miring adalah penanda yang mengacu ke
beberapa informasi, antara lain sebagai penekanan, kutipan dari
bahasa asing, istilah latin, nama penerbitan (koran, majalah, dan lain-
lain). Jika ditulis dengan menggunakan mesin tik manual atau tulisan
tangan, huruf miring diganti dengan garis bawah. Garis bawah
hendaknya ditulis per kata, bukan per kalimat.
Contoh:
Artikelnya yang berjudul “Perkembangan Sains dan Teknologi di
Indonesia” dimuat pada koran Media Indonesia (Salah)
Artikelnya yang berjudul “Perkembangan Sain dan Teknologi di
Indonesia” dimuat pada koran Media Indonesia (Betul)
15. Sama halnya dengan Huruf Besar, penggunaan huruf miring
pun harus mengikuti kaidah baku berikut ini:
A ). Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama
buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Contohnya:
Majalah Tempo.
Buku Kecerdasn Emosional karangan Daniel Coleman
Surat kabar Radar Tasikmalaya
B ). Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau
mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata
tertentu.
Contohnya:
Huruf pertama kata emosi ialah e.
Buatlah sebuah kelimat dengan kecerdasan emosional
C ). Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata
nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan
ejaannya.
Contohnya:
Nama ilmiah rumput kume adalah Sorghum plumosum
Sebuah team work yang kuat perlu dilatih secara teratur
16. 3. Penulisan Kata
Beberapa hal yang termasuk ke dalam
pembahasan tentang penulisan kata adalah penulisan
(1) kata dasar, (2) kata turunan, (3) bentuk ulang, (4)
gabungan kata, (4) kata ganti ku, mu, kau, dan nya, (5)
partikel, (6) singkatan dan akronim, dan (7) angka dan
lambang bilangan. Kecuali gabungan kata (3),
penulisan kata umumnya tidak menimbulkan
permasalahan
Kesalahan penulisan gabungan kata
umumnya ditemukan pada istilah khusus yang salah
satu unsurnya hanya digunakan dalam kombinasi.
Unsur gabungan kata yang demikian sering ditulis
terpisah, padahal seharusnya disatukan.
17. 1. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai suatu kesatuan
Contohnya:
Saya lapar karena belum makan sejak kemarin
Kami rajin sekali
2. Kata Turunan
2.1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata
dasarnya.
Contohnya:
bertenaga
menengok
membuat
disuntik
2.2. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan, atau akhiran ditulis
serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau
mendahuluinya.
Contohnya:
Bertepuk tangan
mengalir
garis bawahi
sebar luaskan
18. 2.3. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata mendapat awalan dan
akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
Contohnya:
digarisbawahi
penghancurleburan
menyebarluaskan
2.4. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,
gabungan kata itu ditulis serangkai.
Contohnya:
antarkota
antarpulau
mancanegara
pascasarjana
semiprofessional
ekstrakurikuler
dwiwarna
Catatan:
Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf
besar, di antara kedua unsur kata tersebut dituliskan tanda hubung (-).
Contohnya:
non-Indonesia
pan-Pasifik
19. 3. Kata ulang
Bentuk kata ulang ditulis secara lengkap dengan menuliskan tanda
hubung (-) di antara kedua kata.
Contohnya:
anak-anak ( kata ulang utuh)
kuda-kudaan ( kata ulang berimbuhan)
huru-hara ( kata ulang berubah bunyi)
Reruputan ( kata ulang sebagian)
4. Gabungan Kata
4.1. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah
khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah.
Contohnya:
duta besar
mata kuliah
persegi panjang
4.2. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan
kesalahan pengertian, dapat ditulis dengan tanda penghubung untuk
menegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan.
Contohnya:
alat pandang-dengar
ibu-bapak kami yang berada di seberang lautan
orang tua-muda
anak-istri saya
20. 4.3. Gabungan kata yang lazim ditulis serangkai.
Contohnya:
acapkali
olahraga
manasuka
Adakalnya
5. Kata Ganti
Kata ganti ku, kau-, dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya; -ku, -mu, dan –nya ditulis serangkia dengan kata yang
mendahuluinya.
Contohnya:
Apa yang kubuat pasti ada alasannya
Hartamu, hartku, dan hartnya tidak mungkin disatukan
Mengapa kaulakukan itu?
6. Kata Depan di, ke dan dari
Kata depan di, ke dan dari itulis terpisah dari kata yang mengikutinya
kecuali dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu
kata seperti kepada dan daripada.
Contohnya:
bermalam di sini
pergi ke sekolah
Kamu dari mana?
21. 7. Kata si dan sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya .
Contohnya:
Rumah itu dilahap dalam sekejap olegh si jago merah
Ternyata sang musang dan sang kancil adalah dua tokoh
dalam cerita itu.
8. Partikel
8.1. Partikel –lah, -kah, -tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya
Contohnya:
Bacalah soal secara teliti sebelum mulai menjawab
Siapakah yang sanggup melawan Goliat?
Apatah gunanya bermuram durja
8.2. Partikel –pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya, selain
kelompok yang dianggap padu dengan pun yang sudah lazim
digunakan (adapun, andaipun, ataupun, bagaimanpun, biarpun,
kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun,
sekalipun, dan walaupun).
Contohnya:
Apa pun makanannya, minumannya pasti gula sabu
Jika majikan tidak ada di rumah, pembantu pun berlagak
seperti tuan
Walaupun aku harus menderita, aku akan terus maju
22. 8.3 Partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’,
dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari bagian kalimat
mendahuluinya atau mengikutinya.
Contohnya:
Keadaan neraca keuangan perusahaan
per 1Maret 2011.
Pertambahan bobot badan sapi per hari
adalah 2 kg.
Semua penumpang harus memasuki
pesawat udara satu per satu.
23. 9. Singkatan dan Akronim
9.1. Singkatan
Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat
diikuti dengan tanda titik.
Contohnya:
A. K. Malik
Muh. Nuh
M.B.A. (Master of business administration)
M.Sc.(Master of science)
Ph.D. (Doctor of philosophy)
Bpk.(Bapak)
Sdr.(Saudara)
Kol. (Kolonel)
Kel. (Keluarga)
Singkatan nama orang resmi lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang
terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf besar dan tidak diikuti
dengan tanda titik.
Contohnya:
GBHN Garis-Garis Besar Haluan Negara
DPR Dewan Perwakilan Rakyat
MPR Majelis Permisyawaratan Rakyat
KTP Kartu Tanda penduduk
24. Singkatan umum yang terdiri dari tiga huruf atau diikuti dengan tanda titik.
Contohnya:
Dll. dan lain-lain
dst. dan seterusnya
sda. sama dengan atas
tetapi:
a.n. atas nama
d.a. dengan alamat
u.p. untuk perhatian
u.b. untuk beliau
9.2. Akronim
Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan
suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang
diperlakukan sebagai kata.
Akronim nama diri berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis
seluruhnya dengan huruf besar.
Contohnya:
LAN Lembaga Administrasi Negara
FKIP Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
SIM Surat Ijin Mengemudi
25. Akronim nama diri berupa gabungan suku kata
atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata
ditulis dengan huruf awal huruf besar.
Contohnya:
Bapenas Badan Perencanaan Nasional
Migas Minyak Bumi dan Gas
Akronim yang bukan nama diri yang berupa
gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf
dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan
huruf kecil.
Contohnya:
pemilu pemiliham umum
tilang bukti pelanggaran
rapim rapat pimpinan
26. 4. Penulisan Unsur Serapan
Sebagaimana diketahui, bahasa Indonesia
diangkat dari bahasa Melayu. Di dalam
perkembangannya bahasa ini banyak menyerap dari
bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun asing.
Bahasa Sunda, Jawa, dan Batak adalah tiga contoh
bahasa daerah yang banyak memperkaya bahasa
Indonesia. Sementara itu, bahasa asing yang banyak
diserap adalah bahasa Belanda, Inggris, Portugis,
Sanskerta, Arab, dan Cina.
Secara umum bisa dikatakan bahwa bahasa
Indonesia adalah bahasa yang menulis bunyi. Artinya,
pelafalan kita terhadap sebuah kata asing, itulah yang
ditulis dalam bahasa Indonesia meskipun tidak sama
(sebunyi) betul.
27. 4.1. Penerjemahan
shophouseruko = rumah toko
industrial estate = kawasan industri
balanced budget = anggaran berimbang
4.2. Penyesuaian ejaan
Energy = energi
Standardization = standardisasi
4.3. Penerjemah dan penyerapan
Subdivision = subbagian
inflation rate = laju inflasi
30. EVALUASI MATERI KULIAH EJAAN
Tes Mandiri
Identifikasi dan perbaikilah semua ejaan dalam naskah tertulis di
bawah ini:
produksi biomasa rumput kume cukup tinggi pada musim
hujan produksi. rumput kume dapat mencapai 17 ton bahan segar
per ha atau 3,73 ton bahan kering per ha (dami dato 1998).
sayangnya karena rumput ini tumbuh secara alami dan belum ada
upaya budidaya sehingga hanya dapat dipanen sekali dalam setahun
pada musim hujan. potensi produksi ini pun belum dimanfaatkan
karena pada waktu yang bersamaan ketersediaan jenis pakan lain
yang lebih palatabel masih cukup berlimpah apalagi sifat selektifitas
sapi saat merumput sehingga cenderung memilih jenis hijauan pakan
yang lebih halus daripada rumput kume yang agak kasar. oleh
karenanya kelimpahan produksi rumput kume tidak dimanfaatkan
oleh ternak secara langsung maupun oleh peternak kenyataan di
lapangan masih ditemui adanya standing hay rumput kume ini.
hingga musim kemarau tiba akumulasi biomasa rumput kume yang
cukup tinggi dalam bentuk stading hay di lokasi menjadi bahan baku
yang sangat baik bagi sapi,sehingga setiap tahun selalu terjadi
kebakaran di lahan lahan terbuka di mana terdapat hay ruput kume.