4. I. Pengertian
Jurnalistik
Jurnalistik adalah segala bentuk kegiatan yang dilakukan dan
sarana yang digunakan dalam mencari, memproses dan
menyusun berita serta ulasan mengenai berita sehingga
mencapai publik melalui media masa.
Jurnalistik dikelompokan menjadi :
A. Jurnalistik cetak, terdiri atas jurnalistik surat kabar dan
jurnalistik majalah.
B. Jurnalistik elektronika, terdiri atas jurnalistik radio ,
jurnalistik televisi dan internet.
6. II. Teknik
Jurnalistik
Agar sebuah tulisan bisa disebut berita, maka harus
memenuhi unsur berita. Unsur-unsur berita ini sering
disebut 5W+1H (What = peristiwa apa yang terjadi? Who =
siapa yang terlibat? When = kapan terjadi? Where = di
mana? How = bagaimana kejadiannya? Why = mengapa
terjadi?). Keenam unsur ini harus ada agar sebuah tulisan
bisa disebut berita. Untuk itu, setiap wartawan harus
mencari tahu jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut
sebagai bahan berita.
7. A. Pengertian
Berita
Menurut Dja’far H Assegaf, berita adalah laporan tentang
fakta atau ide yang termasa (baru) yang dipilih oleh staff
redaksi suatu harian untuk disiarkan, yang dapat
menarik perhatian pembaca.
Menurut J.B. Wahyudi, berita adalah laporan tentang
peristiwa atau pendapat yang memilki nilai penting,
menarik bagi sebagian khalayak, masih baru dan
dipublikasikan melalui media massa periodik.
8. .
B. Tahap Pencarian
B. Tahap Pencarian
Berita
Berita
Ada 4 (empat) tahap pencarian berita, yaitu:
Tahap pertama adalah wartawan mengumpulkan fakta dari mana saja. Fakta
bisa diperoleh dari kejadian yang terlihat, terdengar, terbaca, informasi dari
pihak lain, data-data atau angka statistik.
9. Tahap kedua adalah wartawan menganalisa fakta-fakta
yang didapat itu dan kemudian melakukan cross check
sehingga data, fakta dan informasi yang diperoleh itu dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Tahap ketiga adalah wartawan melakukan konfirmasi
kepada pihak-pihak yang kompeten terhadap fakta yang
diperole htersebut. Mereka bisa orang-orang yang terlibat
langsung, saksi mata, aparat, pejabat, pakar dan pengamat.
Tahap keempat adalah wartawan merangkai faktafakta itu dalam bentuk laporan tertulis untuk media cetak,
laporan lisan untuk adio, atau laporan audio-visual untuk
televisi.
11. 1. Pengamatan (observasi)
Setiap indera manusia; mata, telinga, lidah, kulit, hidung adalah alat kerja
wartawan dalam merekam suatu kejadian.
Fakta-fakta bisa didapat melalui penglihatan, pengecap, pendengaran,
perasa, dan penciuman.
Wartawan harus mampu melukiskan peristiwa sehingga pembaca seolah
ikut melihat, mendengar, merasakan, meraba dan mencium apa yang
digambarkan dalam sebuah peristiwa.
Secara sederhana observasi merupakan pengamatan terhadap realitas
sosial. Ada pengamatan langsung, ada juga pengamatan tak langsung .
12. Ada 2 jenis observasi, yaitu:
1) Obserbasi Langsung
Seseorang dikatakan melakukan observasi langsung
bila ia menyaksikan sebuah peristiwa dengan mata
kepalanya sendiri.
Pengamatan ini bisa dilakukan dalam waktu yang
pendek dan panjang.
2) Pengamatan Tidak Langsung
Seseorang disebut melakukan pengamatan tidak
langsung bila ia tidak menyaksikan peristiwa yang
terjadi, melainkan mendapat keterangan dari orang lain
yang menyaksikan peristiwa itu
13. 2. Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab antara seorang wartawan
dengan narasumber untuk mendapatkan data tentang sebuah
fenomena Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan adalah:
Posisi narasumber dalam wawancara
Posisi narasumber dalam sebuah wawancara adalah ibarat
posisi pembeli dalam sebuah transaksi dagang, yaitu sebagai raja.
Terdapat beberapa hal mendasar yang perlu ditanyakan kepada
narasumber, misalnya:
1)Apakah narasumber tidak keberatan bila kalimatnya dikutip
secara langsung?
2)Apakah narasumber tidak berniat namanya dirahasiakan dalam
sebagian hasil wawancara?
3)Apakah narasumber memiliki keinginan lain yang berkaitan
dengan hasil wawancara?
14. Posisi wartawan dalam wawancara
Sebagian besar individu akan merasa sangat senang bila
diwawancarai wartawan. Menurut mereka, bila hasil wawancara
tersebut disiarkan kepada khalayak, nama mereka juga akan dikenal
khalayak. Semakin sering mereka diwawancarai wartawan, semakin
populerlah mereka.
Kedudukan wartawan adalah penjaga kepentingan umum. Para
wartawan berhak mengorek informasi yang berkaitan dengan
kepentingan umum dari narasumber. Mereka bebas menanyakan apa
saja kepada narasumber untuk menjaga kepentingan umum. Posisi
inilah yang menyebabkan mereka mendapat tempat di hati khalayak.
Kendati begitu, para wartawan, seperti dinyatakan oleh Jeffrey Olen,
harus menghormati keberadaan narasumber. Mereka haurs mengakui
bahwa narasumber adalah individu yang bisa berpikir, memiliki alasan
untuk berbuat dan mempunyai keinginan-keinginan.
15. Menurut para ahli, terdapat tujuh jenis wawancara, yaitu:
1)Man in the street interview
Wawancara yang dilakukan untuk mengumpulkan pendapat
beberapa orang awam mengenai sebuah peristiwa.
2)Casual interview
Casual Interview adalah sebuah wawancara mendadak. Dalam
hal ini seorang wartawan minta kesediaan seorang narasumber untuk
diwawancarai.
3)Personal interview
Merupakan wawancara untuk mengenal pribadi seseorang yang
memiliki nilai berita lebih dalam lagi.
16. 4) Telephone interview
Wawancara yang dilakukan lewat telepon. Ini biasanya dilakukan
wartawan kepada narasumber yang sudah dikenalnya dengan baik
dan untuk melengkapi sebuah berita yang sedang ditulis.
5. Question interview
Question interview adalah wawancara tertulis. Biasanya dilakukan
seorang wartawan yang sudah mengalami jalan buntu.
6. Group interview
Wawancara yang dilakukan terhadap beberapa orang sekaligus untuk
membahas satu persoalan atau implikasi satu kebijaksanaan
pemerintah.