Makalah ini membahas tentang penggunaan tanda baca dan penulisan kalimat yang benar sesuai kaidah kebahasaan Indonesia. Teori yang dijelaskan mencakup penjelasan tentang tanda baca seperti tanda tanya, tanda seru, tanda titik dua, serta penggunaan huruf kapital dan pemisahan kata.
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Tugas nurbaiti tik
1. TUGAS MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
Disusun Oleh :
Nurbaiti Atik Silviani (037117160)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PAKUAN
2018
2. i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala
rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat
waktu yang telah ditentukan. Meskipun masih banyak kekurangan didalam
makalah ini.
Shalawat serta salam semoga dilimpah curahkan kepada Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga, para sahabat, dan para umatnya hingga akhir zaman.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia yang
diberikan oleh dosen pengajar Siti Chodijah M. Pd. Dengan dibuatnya makalah ini
semoga bisa bermanfaat untuk kita semua, dan memperluas wawasan mengenai
kaidah kebahasaan yang baik dan benar.
Bogor, 12 April 2018
Penulis
3. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................1
1.2. Identifikasi Masalah....................................................................2
1.3. Pembatasan Masalah...................................................................2
1.4. Rumusan masalah .......................................................................2
1.5. Tujuan .........................................................................................2
1.6. Manfaat .......................................................................................2
BAB II TEORI
2.1. Tanda Baca..................................................................................3
2.2. Pemisah kata ...............................................................................9
2.3. Kata Baku .................................................................................10
BAB III DATA & SUMBER DATA .........................................................11
BAB IV ANALISIS DATA ........................................................................14
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ...............................................................................16
5.2. Saran .........................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................17
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Sering kali kita melihat di Swalayan atau di tempat-tempat
perbelanjaan poster-poster atau slogan-slogan yang bahasa
indonesianya tidak baku, sering kali salah dalam penggunaan tanda
baca, dan kalimat yang tidak efektif dan masih banyak lagi. Mungkin
orang-orang tidak tahu tentang tata cara menulis kalimat bahasa
Indonesia di poster dengan baik dan benar. Menurut mereka, apa yang
mereka tulis di poster atau slogan-slogan tersebut sudah memenuhi
kaidah kebahasaan yang benar, akan tetapi banyak orang yang belum
tahu bahwa yang mereka tulis itu salah.
Ketidakpahaman terhadap tata bahasa yang mengkhawatirkan ialah
ketika aturan ini terlalu sering diacuhkan oleh masyarakat Indonesia,
karena salah satu dampak negatifnya ialah hal ini akan dianggap
lazim oleh masyarakat Indonesia terlebih lagi oleh anak-cucu yang
akan menjadi penerus Negeri ini, karena akan mempersulit
masyarakat dalam berkomunikasi.
Maka dari itu dalam makalah ini, penulis akan sedikit memperbaiki
dan memaparkan tata bahasa yang benar, penggunaan tanda baca
yang benar. Sehingga kita bisa memahami dan dapat menerapkan
aturan berbahasa yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari
terlebih dalam acara-acara resmi dan bisa menulis kalimat yang benar
di poster-poster yang ada di swalayan atau tempat perbelanjaan
lainnya.
5. 2
1.2. Identifikasi
Berdasarkan hasil pengamatan kami dalam kaidah kebahasaan
tentang penulisan bahasa Indonesia yang baik, yaitu masyarakat di
Indonesia khususnya di Mal cenderung tidak memperhatikan
kaidah kebahasaan dan penulisan bahasa Indonesia yang benar,
diperoleh masalah sebagai berikut:
Kesalahan penggunaan tanda baca
Penulisan kata baku
Penulisan huruf kapital
Salah penulisan
Kalimat yang tidak efektif
1.3. Pembatasan Masalah
Adapun batasan masalah pada laporan ini adalah:
1. Kesalahan penggunaan tanda baca
2. Salah penulisan
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah, dapat dirumuskan masalah dalam
laporan ini adalah:
1. Bagaimana penggunaan tanda baca dalam kaidah kebahasaan
yang benar?
2. Bagai mana cara menulis kalimat sesuai kaidah kebahasaan yang
benar?
1.5. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara penggunaan tanda baca dalam kaidah
kebahasaan yang benar
2. Untuk mengetahui cara penulisan kaliamt yang benar sesuai
dengan kaidah kebahasaan.
1.6. Manfaat
Agar masyarakat Indonesia bisa menulis kalimat dan menggunakan
tanda baca sesuai dengan kaidah kebahasaan yang baik dan benar.
6. 3
BAB II
TEORI
2.1. Tanda Baca
2.1.1. Tanda Tanya (?)
Tanda Tanya adalah salah satu tanda baca yang digunakan
dalam percakapan atau kalimat sebagai penanda akhir dari suatu
pertanyaan. Tanda tanya berfungsi melengkapi kalimat tanya
dengan simbol (?). Tanda tanya umumnya di gunakan pada :
1
Akhir suatu kalimat tanya.( Penggunaan kalimat tanya tidak
lazim dalam tulisan ilmiah)
Contoh: Kapan ia berangkat?
Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk
menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang
kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh: Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).
2.1.2. Tanda Titik Dua (:)
Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan
lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
Contoh:
Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi,
meja, dan lemari.
Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan
Ekonomi Perusahaan.
Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang
Memerlukan pemerian.
Contoh:
Ketua : Axel
1 Tanda Tanya adalah salah satu tanda baca yangdigunakan dalampercakapan atau kalimat
sebagai penanda akhir dari suatu pertanyaan.
7. 4
Wakil Ketua : Putri
Sekretaris : Helena
Wakil Sekretaris : Michelle
Bendahara : Tio
Wakil bendahara : Dikel
Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang
Menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh:
Borgx: "Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"
Rex : "Siap, Boss!"
Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan
halaman, (ii) diantara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci,
atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan.
Contoh:
Tempo, I (1971), 34:7
Surah Yasin:9
Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah
Studi, sudah terbit.
Tanda titik dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka
banding)
Contoh: Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan ialah
2:1.
Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian
itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan
Contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
2.1.3. Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang
berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan,
ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Contoh:
8. 5
Alangkah mengerikannya peristiwa itu!
Bersihkan meja itu sekarang juga!
Sampai hati ia membuang anaknya!
Merdeka!
Oleh karena itu, penggunaan tanda seru umumnya tidak
digunakan di dalam tulisan ilmiah atau ensiklopedia. Hindari
penggunaannya kecuali dalam kutipan atau transkripsi drama.
2.1.4. Penggunaan Huruf Kapital
1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama
kata pada awal kalimat.
Misalnya:
Dia membaca buku.
Apa maksudnya?
Kita harus bekerja keras.
Pekerjaan itu akan selesai dalam satu jam.
2. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama
kata pada awal kalimat setelah petikan langsung.
3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam kata dan
ungkapan yang berhubungan dengan agama, kitab suci, dan
Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya: Islam, Hindu
4. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar
kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama
orang.
Misalnya:
Mahaputra Yamin
Sultan Hasanuddin
Nabi Ibrahim
b. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama
gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak
diikuti nama orang.
Misalnya:
9. 6
Dia baru saja diangkat menjadi sultan.
Pada tahun ini dia pergi naik haji.
Ilmunya belum seberapa, tetapi lagaknya sudah seperti kiai.
5. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama
jabatan yang diikuti nama orang, nama instansi, atau nama
tempat yang digunakan sebagai pengganti nama orang
tertentu.
Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik
Perdana Menteri Nehru
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan
atau nama instansi yang merujuk kepada bentuk lengkapnya.
Misalnya:
Sidang itu dipimpin oleh Presiden Republik Indonesia.
Sidang itu dipimpin Presiden.
c. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama
jabatan dan pangkat yang tidak merujuk kepada nama orang,
nama instansi, atau nama tempat tertentu.
Misalnya:
Berapa orang camat yang hadir dalam rapat itu?
Divisi itu dipimpin oleh seorang mayor jenderal.
6. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur
nama orang.
Misalnya:
Amir Hamzah
Dewi Sartika
Catatan:
(1) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama seperti
pada de, van, dan der (dalam nama Belanda), von (dalam
nama Jerman), atau da (dalam nama Portugal).
Misalnya:
J.J de Hollander
10. 7
J.P. van Bruggen
(2) Dalam nama orang tertentu, huruf kapital tidak
dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata bin atau
binti.
Misalnya:
Abdul Rahman bin Zaini
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama singkatan
nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan
ukuran.
Misalnya:.
pascal second
Pas
J/K atau JK-1
c. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama
orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan
ukuran.
Misalnya:
mesin diesel
10 volt
5 ampere
7. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa,
suku bangsa, dan bahasa.
Misalnya:
bangsa Eskimo
suku Sunda
bahasa Indonesia
b. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama
bangsa, suku, dan bahasa yang digunakan sebagai bentuk
dasar kata turunan.
Misalnya:
pengindonesiaan kata asing
keinggris-inggrisan
11. 8
kejawa-jawaan
8. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun,
bulan, hari, dan hari raya.
Misalnya: tahun Hijriah
tarikh Masehi
bulan Agustus
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur
nama peristiwa sejarah.
Misalnya:
Perang Candu
Perang Dunia I
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
c. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama
peristiwa sejarah yang tidak digunakan sebagai nama.
Misalnya:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan
bangsa Indonesia.
Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.
9. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur
nama diri geografi.
Misalnya: Banyuwangi
Asia Tenggara
Cirebon
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur
nama geografi yang diikuti nama diri geografi.
Misalnya:
Bukit Barisan
Dataran Tinggi Dieng
c. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama diri
atau nama diri geografi jika kata yang mendahuluinya
menggambarkan kekhasan budaya.
Misalnya:
12. 9
ukiran Jepara
pempek Palembang
d. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama unsur
geografi yang tidak diikuti oleh nama diri geografi.
Misalnya:
berlayar ke teluk
menyeberangi selat
e. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama
diri geografi yang digunakan sebagai penjelas nama jenis.
Misalnya:
nangka belanda
kunci inggris
Dasar-Dasar Ilmu Pemerintahan
10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata
(termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam judul
buku, majalah, surat kabar, dan makalah, kecuali kata tugas
seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak
pada posisi awal.
Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke
Roma.
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
Dia adalah agen surat kabar Sinar Pembangunan.
Ia menyelesaikan makalah "Asas-Asas Hukum Perdata".
2.2. Pemisahan kata
Spasi adalah daerah kosong yang digunakan sebagai pemberi jarak
dan pemisah kata, huruf, angka, atau tanda baca. Konvensi pemberian
jarak antarkata dan antarkalimat bervariasi dalam berbagai bahasa dan
kadang cukup kompleks. Penggunaan spasi untuk memisahkan kata
dalam aksara Latin mulai diperkenalkan pada sekitar tahun 600–800
dan diikuti oleh semua bahasa yang menggunakan aksara ini, misalnya
bahasa Inggris dan bahasa Indonesia.
13. 10
2.3. Kata Baku
Kata baku merupakan sebuah kata yang digunakan sudah sesuai
dengan pedoman atau kaidah bahasa yang sudah di tentukan, Atau kata
baku adalah kata yang sudah benar dengan aturan maupun ejaan kaidah
bahasa Indonesia dan sumber utama dari bahasa baku yakni Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kata baku umumnya sering dipakai
pada kalimat yang resmi, baik itu dalam suatu tulisan maupun dalam
sebuah pengungkapan kata-kata.
Kata-kata baku yakni kata yang dipakai sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia yang sudah di tentukan sebelumnya dan suatu kata
bisa disebut dengan kata tidak baku bila kata yang dipakai tidak sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia. ketidak bakuan suatu kata bukan
hanya diakibatkan oleh salah penulisan saja, akan tetapi dapat juga
disebabkan oleh pengucapan yang salah dan penyusunan suatu kalimat
yang tidak benar. Biasanya kata tidak baku selalu muncul dalam
percakapan kita sehari-hari.
Ciri-Ciri Kata Baku
Kata baku tidak di pengaruhi bahasa daerah
Kata baku idak di pengaruhi bahasa asing
Pada pemakaian imbuhan secara eksplisit
Buka adalah bahasa percakapan
Gunakan yang sesuai dengan konteks kalimat
Tidak terkontaminasi atau tidak rancu
Kata baku tidak mengandung arti pleonasme
Tidak mengandung hiperkorek
Contoh Kata Baku
Misalnya seperti: objek, pasif, praktik, efektif, karena, foto, biosfer,
bus, aktif, november,apotek, negeri, teknik, daftar, nasihat dan lain-
sebagainya. Contoh Kalimatnya: Pada hari senin saya melaksanakan
upacara bendera.
14. 11
BAB III
DATA DAN SUMBER DATA
No. Data Sumber Kesalahan Pembetulan
1. MALL BTM BOGOR
Alamat: Jalan Ir. Haji Djuanda No.
68, Gudang, Bogor Tengah, Kota
Bogor, Jawa Barat 16123
“ GROSIR &
ECERAN “
“GROSIR & ECERAN”
15. 12
2. MALL BTM BOGOR
Alamat: Jalan Ir. Haji Djuanda No.
68, Gudang, Bogor Tengah, Kota
Bogor, Jawa Barat 16123
KuLoT Kulot
3. MALL BTM BOGOR
Alamat: Jalan Ir. Haji Djuanda No.
68, Gudang, Bogor Tengah, Kota
Bogor, Jawa Barat 16123
Don’t Lean On
Railing
Dilarang
Bersandar
Pada Railing
Dilarang Bersandar Pada
Railing
Don’t Lean On Railing
16. 14
BAB IV
ANALISIS DATA
Analisis data menurut materi foto yang kami dapatkan yaitu,
1. Kesalahan penggunaan tanda seru
Dari data yang kami amati, banyak yang menggunakan tanda seru lebih
dari satu, seharusnya menggunakan tanda seru satu satu saja. Berdasarkan
teori yang kami temukan tentang penggunaan tanda baca, tanda seru di
gunakan dalam kalimat perintah ataupun kalimat yang menyalurkan rasa
emosi yang kuat menggunakan tanda seru satu saja.
2. Kesalahan penulisan huruf kapital
Dari data yang kami amati, banyak yang menggunakan huruf kapital yang
tidak sesuai menurut aturan kebahasaan yang benar. Data yang kami
temukan di swalayan dan di tempat perbelanjaan, mereka menggunakan
huruf capital di tengah tengah kalimat, contohnya kuLoT. Dari teori yang
kami temukan tentang penggunaan huruf capital, Huruf kapital atau huruf
besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat atau kata,
kalau masalah yang terjadi seperti di contoh itu sebaiknya kata kulot bias
di tulis memakai huruf kecil saja (kulot).
3. Tata letak penulisan kalimat
Dari data yang kami amati, dalam penulisan informasi dan himbauan
banyak yang menempatkan kalimat bahasa Inggris terlebih dahulu
dibandingkan bahasa Indonesia, seharusnya yang ditulis terlebih dahulu
adalah penulisan bahasa Indonesia karena informasi atau himbauan
tersebut berada di Negara Indonesia. Itu menjadi masalah yang terjadi di
Indonesia yaitu salah penulisan.
4. Kesalahan penulisan kata baku
Dari data yang kami amati, dalam penulisan kalimat ada beberapa yang
salah di penggunaan penulisan kata baku, contohnya Fotocopy seharusnya
ditulis Fotokopi. Dari teori yang kami temukan tentang kata baku, kata
yang sudah benar dengan aturan maupun ejaan kaidah bahasa Indonesia
dan sumber utama dari bahasa baku yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia
17. 15
(KBBI). Penulisan kata baku menjadi kata tidak baku Biasanya selalu
muncul dalam percakapan kita sehari-hari.
5. Kesalahan pemisahan kata
Dari data yang kami amati, seringkali kalimat yang seharusnya
menggunakan spasi, tetapi tidak menggunakannya dalam penulisan. Dalam
teori yang kami temukan tentang pemisaha kata adalah daerah kosong
yang digunakan sebagai pemberi jarak dan pemisah kata, huruf, angka,
atau tanda baca.
18. 16
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kesalahan berbahasa terjadi secara sistematis kerena belum
dikuasainya sistem kaidah bahasa yang bersangkutan. Di Indonesia
ternyata masih banyak masyarakat yang belum paham tentang tata cara
penulisan kalimat dan tanda baca sesuai kaidah kebahasaan yang baik
dan benar. Masyarakat masih tidak mengetahui apakah yang ia tulis itu
salah atau benar..
5.2. Saran
Berdasarkan penelitian ini, perlu adanya peningkatan
pemahaman yang berfungsi sebagai sarana transfer ilmu yang baik dan
benar, seharusnya kesalahan-kesalahan seperti di atas harus
diminimalisir agar terciptanya ragam kebahasaan yang efektif, mudah
dipahami, dan benar dilihat dari struktur serta ejaannya yang sesuai
dengan kaidah EYD di kalangan masyarakat.