3. •
• Tersebarnya agama Islam ke Indonesia maka
berpengaruh terhadap bidang aksara atau tulisan,
yaitu masyarakat mulai mengenal tulisan Arab,
bahkan berkembang tulisan Arab Melayu atau
biasanya dikenal dengan istilah Arab gundul yaitu
tulisan Arab yang dipakai untuk menuliskan
bahasa Melayu tetapi tidak menggunakan tanda
tanda (a, i, u) seperti lazimnya tulisan Arab. Di
samping itu juga, huruf Arab berkembang
menjadi seni kaligrafi yang banyak digunakan
sebagai motif hiasan ataupun ukiran.
4. • Sedangkan dalam seni sastra yang
berkembang pada awal periode Islam
adalah seni sastra yang berasal dari
perpaduan sastra pengaruh Hindu – Budha
dan sastra Islam yang banyak mendapat
pengaruh Persia. Dengan demikian wujud
akulturasi dalam seni sastra tersebut terlihat
dari tulisan/ aksara yang dipergunakan yaitu
menggunakan huruf Arab Melayu (Arab
Gundul) dan isi ceritanya juga ada yang
mengambil hasil sastra yang berkembang
pada jaman Hindu.
6. • Hikayat yaitu cerita atau dongeng yang
berpangkal dari peristiwa atau tokoh sejarah.
Hikayat ditulis dalam bentuk peristiwa atau
tokoh sejarah. Hikayat ditulis dalam bentuk
gancaran (karangan bebas atau prosa). Contoh
hikayat yang terkenal yaitu Hikayat 1001
Malam, Hikayat Amir Hamzah, Hikayat
Pandawa Lima (Hindu), Hikayat Sri Rama
(Hindu).
7. • Babad adalah kisah rekaan pujangga keraton
sering dianggap sebagai peristiwa sejarah
contohnya Babad Tanah Jawi (Jawa Kuno),
Babad Cirebon.
• Suluk adalah kitab yang membentangkan soal-soal
tasawwuf contohnya Suluk Sukarsa, Suluk
Wijil, Suluk Malang Sumirang dan sebagainya.
• Primbon adalah hasil sastra yang sangat dekat
dengan Suluk karena berbentuk kitab yang
berisi ramalan-ramalan, keajaiban dan
penentuan hari baik/buruk.
8. • Akulturasi pada seni musik terlihat pada musik
qasidah dan gamelan pada saat upacara
Gerebeg Maulud. Di bidang seni tari terlihat
pada tari Seudati yang diiringi sholawat nabi,
kesenian Debus yang diawali dengan
membaca Al Qur'an yang berkembang di
Banten, Aceh, dan Minangkabau.
9. • Permainan Debus yaitu tarian yang pada
puncak acara para penari menusukan benda
tajam ke tubuhnya tanpa meninggalkan luka.
Tarian ini di awali dengan pembacaan ayat-ayat
suci AL – Quran dan salawat nabi. Tarian
ini terdapat di Daerah Banten dan
Minangkabau
• Seudati adalah bentuk tarian dari Aceh.
Seudati berasal dari kata syaidati yang artinya
permainan orang-orang besar. Seudati sering
disebut saman artinya delapan.
10. • Pada zaman Khalifah Umar bin Khatab
ditetapkan kalender Islam dengan perhitungan
atas dasar peredaran bulan yang disebut
tahun Hijriah. Tahun 1 Hijrah (H) bertepatan
dengan tahun 622 M. Sementara itu, di
Indonesiapada saat yang sama telah
menggunakan perhitungan tahun Saka (S)
yang didasarkan atas peredaran matahari.
• Tahun 1 Saka bertepatan dengan tahun 78 M.
Pada tahun 1633 M, Sultan Agung raja
terbesar Mataram menetapkan berlakuknya
tahun Jawa (tahun Nusantara) atas dasar
perhitungan bulan ( 1 tahun =354 hari).
11. • Dengan masuknya Islam maka muncul sistem
kalender Islam dengan menggunakan nama-nama
bulan, seperti Muharram (bulan Jawa;
Sura),Shafar (bulan Jawa; Sapar), dan
sebagainya sampai dengan Dzulhijah (bulan
Jawa; Besar) dengan tahun Hijrah (H).
12.
13. KESIMPULAN
Dengan demikian, jelaslah perjalanan sejarah
rekonsiliasi antara islam sebagai agama dan
budaya . Maka untuk strategi pengembangan
budaya islami di Indonesia yang multi-etnis dan
budaya, pendekatan budaya tanpa meninggalkan
nilai-nilai spirit al-Qur’an adalah cara yang paling
baik. Islamisasi bukanlah harus Arabisasi, karena
islam adalah agama yang menyeluruh dalam
budaya, sikap dan mentalitas.
14. • Dan kenapa harus budaya ? Karena budaya
menyentuh seluruh aspek dan dimensi cara
pandang, sikap hidup serta aktualisasinya
dalam kehidupan manusia. Selain itu , gerakan
cultural lebih integrative dan missal sifatnya
dan bahkan dengan menggunakan unsur-unsur
lokal dapat mendorong percepatan
proses dakwah dan transformasi nilai-nilai dan
ajaran islam dalam menopang efektifitas dan
operasional dakwah.
15. • Maka dari itu dituntut pula peran kreatif
seorang da’I dalam menghadirkan budaya
alternatif yang kreatif dan inovatif sebagai
solusi terhadap budaya yang bertentangan
dengan ajaran agama islam agar tidak terjebak
ke dalam kejumudan dan sinkretisme sesat.