SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
TEKNOLOGI PRODUKSI PADI
PADA LAHAN RAWA PASANG
SURUT
Nama Kelompok 2
Kriston Alfredo E1J016001
Yeti Kusniti E1J016053
Diana Eureka Anugrah E1J016098
KELAS : A
PRODI : Agroekoteknologi
Pendahuluan
 Diketahui luas lahan di Indonesia yang
keseluruhannya berjumlah 162.4 juta ha, sekitar
39.4 juta ha berupa lahan rawa pasang surut
(24.2 %).
 Didorong persoalan pemenuhan kebutuhan beras
yang terus meningkat.
 Lahan rawa pasang surut di Indonesia mulai
memperoleh perhatian, kajian dan garapan
secara serba cukup (comprehensive) sebagai
potensi cukup besar untuk dikembangkan
menjadi lahan pertanian berbasis tanaman
pangan dalam menunjang ketahanan pangan
nasional.
 Lahan pasang surut merupakan suatu lahan yang terletak
pada zone/wilayah sekitar pantai yang ditandai dengan
adanya pengaruh langsung limpasan air dari pasang
surutnya air laut atau pun hanya berpengaruh pada muka air
tanah.
Permasalahan
 Kendala fisik
a. Rendahnya kesuburan tanah,
b. pH tanah rendah,
c. Adanya zat beracun Fe dan Al,
d. Genangan air
e. Tingkat kematangan dan ketebalan gambut
 Kendala biologi seperti hama dan penyakit, dan
 Kendala sosial ekonomi, yaitu keterbatasan petani
dalam penguasaan teknologi dan permodalan.
 Padi tergolong cocok ditanam di lahan rawa
pasang surut karena didukung oleh :
1. Kondisi rawa yang berlimpah air hampir
sepanjang tahun dengan muka air tanah yang
dangkal,
2. Topografi lahan datar,
3. Kondisi tanah bertekstur liat dan lunak, dan
4. Warisan budaya sebagai petani padi (Noor dan
Jumberi 2008).
Pengelolaan lahan rawa pasang
surut
 Meningkatkan
produktivitasnya ,
melestarikan
kesuburan tanah
sehingga pertanian
berkelajutan
(sustainable
agricultural) dapat
dicapai
 Berakibat fatal dan
memerlukan biaya
dan waktu yang
lama untuk
memperbaikinya ,
gagalnya panen
rusaknya tanah
dan lingkungan.
Pengelolaan tepat Jika salah kelola
Ada empat kunci pengelolaan
lahan rawa pasang surut
1. Penataan lahan
2. Pengelolaan air
3. Pemilihan komoditas adiktif dan prospektif
4. Penerapan teknik budidaya yang sesuai
Penataan lahan
 Tujuan penataan lahan adalah untuk :
(1) mengurangi resiko kegagalan total dalam usaha
tani;
(2) meningkatkan keragaman usaha tani melalui
difersifikasi tanaman;
(3) meningkatkan pendapatan usaha tani melalui
difersifikasi tanaman;
(4) mempertahankan kesuburan tanah. Penataan
lahan di lahan rawa pasang surut dapat dilakukan
berdasarkan kepentingan dan keadaan tipologi
lahan.
Dikenal ada 4
model
penataan
lahan,
(1) sistem sawah
(2) Sawah Surjan
(3) Sawah
Tukungan
(4) tegalan/kebun.
Sistem sawah
 Penataan lahan dengan sistem sawah dianjurkan
untuk lahan-lahan tipe luapan A atau dekat dengan
muara sungai dimana luapan pasang baik pasang
besar (pasang tunggal) maupun pasang kecil
(pasang ganda) terasa hingga lahan pertanaman
atau pada lahan dengan kedalaman pirit dangkal
(< 50 cm).
Sistem sawah-surjan
 Penataan lahan dengan sistem Sawah Surjan
dianjurkan pada lahan baik tipe luapan A, B, dan
C dengan catatan memiliki kedalaman pirit > 60
cm. Surjan dibuat dengan cara meninggikan
sebagian lahan dengan menggali atau mengeruk
tanah di sekitarnya. Bagian lahan yang
ditinggikan disebut tembokan (raise beds),
sedang wilayah yang digali atau di bawah disebut
tabukan (sunkens beds).
Sistem Sawah Tukungan
 Sistem sawah-tukungan dianjurkan untuk lahan tipe B
atau C Tukungan dibuat dengan ukuran 1 x 1 m
dengan tinggi 60×75 cm, kemudian setiap tahun
diperlebar sedikit demi sedikit setiap habis panen
sehingga lambat laun akan terlihat seperti surjan.
Penggalian tanahnya tidak boleh sampai mengangkat
lapisan pirit ke permukaan tanah.
 Keuntungan membuat sistem tukungan adalah dapat
menghemat tenaga dibandingkan sistem surjan,
walaupun kemudian sistem tukungan ini lambat laun
akan dirubah umumnya secara bertahap menjadi
sistem surjan.
Sistem tegalan/ kebun
 Dianjurkan pada lahan dengan tipe luapan C atau
D karena lahan ini umumnya tidak terluapi oleh air
pasang, namun jika dikehendaki lahan ini juga
dapat ditata sebagai lahan sawah tadah hujan.
Pengelolaan air
 Pengelolaan air di lahan rawa pasang surut
dibedakan ke dalam:
(1) Pengelolaan air makro,
(2) Pengelolaan air mikro, dan
(3) Pengelolaan air tingkat tersier yaitu
mengaitkan antara pengelolaan air makro dan
pengelolaan air mikro (Widjaja-Adhi dan Alih
amsyah 1998).
TUJUAN PENGELOLAAN AIR
(1) Memenuhi kebutuhan air pada penyiapan lahan,
(2) Memenuhi kebutuhan air untuk pertumbuhan tanaman,
(3) Memberikan suasana kelembaban yang ideal bagi
pertumbuhan tanaman dengan mengatur tinggi muka air
tanah,
(4) Memperbaiki sifat fisiko-kimia tanah dengan cara
mencuci zat-zat yang bersifat meracun bagi tanaman,
(5) Mengurangi semaksimal mungkin terjadinya oksidasi
pirit pada tanah sulfat;
(6) Mencegah terjadinya proses kering tak balik pada
gambut,
(7) Mencegah terjadinya penurunan permukaan tanah
(subsidence) terlalu cepat; dan
(8) Mencegah masuknya air asin ke petakan lahan.
Penerapan sistem tata air satu arah pada lahan tipe
luapan A dan B dapat dilakukan dengan menggunakan
pintu air otomatis pada tingkat saluran sekunder/
tersier yang berfungsi untuk memisahkan fungsi
saluran antara sekunder/tersier untuk saluran irigasi
dan untuk saluran drainase.
 Pada lahan dengan tipe C dan D pengelolaan air
dilakukan dengan sistem konservasi dengan
menggunakan Tabat.
 Pada awal musim penghujan, tabat dibiarkan
terbuka dengan tujuan agar air hujan yang jatuh
setempat akan mendorong racun-racun hasil
oksidasi besi selama musim kemarau.
 Setelah puncak musim hujan tabat dipasang agar air
hujan insitu dapat dipertahankan pada tingkat lahan
maupun pada saluran dan watertable (muka air
tanah) dapat dipertahankan tinggi agar oksidasi
lapisan pirit dapat dicegah.
(1) Tabat dari beton pada tingkat saluran
sekunder/tersier;
(2) Tabat sederhana dari Kayu Ulin pada tingkat
saluran tersier/kuarter
Pemilihan Komoditas adaptif dan
prospektif
 Introduksi varietas unggul padi di lahan rawa pasang
surut. Penelitian di Kabupaten Merauke varietas
Inpara 2 dan Inpara 4 memberikan rata rata hasil
lebih tinggi dari 2 varietas pembanding pada lahan
pasang surut.
 Penganekaragam komoditas dapat dilakukan untuk
meningkatkan pendapatan dan mengurangi resiko
kegagalan usahatani.
 Adapun ke empat pertimbangan adalah
(1) agroteknis,
(2) ekonomis,
(3) sosial, dan
(4) pemasaran.
Selain tanaman padi pada bagian sawah atau tabukan,
dengan sistem surjan tanaman palawija seperti jagung,
kedelai, kacang tanah, kacang hijau dan umbi-umbian
bisa dikembangkan pada bagian surjan.
Penerapan teknik budidaya yang
sesuai
 Teknologi budidaya dimaksud meliputi penyiapan
lahan, pemberian bahan amelioran atau bahan
pembenah tanah, penggunaan varietas yang adaptif,
pemupukan, pengaturan tanam, pemberantasan
hama penyakit dan lain-lain.
 Abu sekam seringkali digunakan petani lahan
pasang surut sebagai pupuk, terutama pada saat
tanaman padi fase vegetatif . Silikat dapat
memperbaiki daya tumbuh, meningkatkan
ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan
penyakit, memperlancar penyerapan hara, dan
membantu penghematan pemakaian air oleh
tanaman.
Pemeliharaan
Budidaya padi di lahan pasang surut cukup menarik
karena dengan frekuensi penggunaan insektisida yang
rendah.
Hal ini karena :
Waktu tanam serempak,
Cara tanam dengan cara memotong turiang padi dan
mem-biarkannya sampai membusuk,
Tanam pindah dan memotong daun padi pada saat
tanam.
 Penggunaan pupuk nitrogen dosis rendah tidak
mendukung perkembangan pen ggerek batang,
penggunaan abu sekam meningkatkan tingkat
kekerasan batang padi.
Keberadaan gulma purun tikus (Eleocharis dulcis)
TEKNOLOGI PADA LAHAN RAWA
TEKNOLOGI PADA LAHAN RAWA

More Related Content

What's hot

Analisis efisiensi Irigasi tetes dengan air irigasi tanaman jagung
Analisis efisiensi Irigasi tetes dengan air irigasi tanaman jagungAnalisis efisiensi Irigasi tetes dengan air irigasi tanaman jagung
Analisis efisiensi Irigasi tetes dengan air irigasi tanaman jagungTwiko Silandro Putra
 
Buku ajar-klasifikasi-tanah-dan-kesesuaian-lahan
Buku ajar-klasifikasi-tanah-dan-kesesuaian-lahanBuku ajar-klasifikasi-tanah-dan-kesesuaian-lahan
Buku ajar-klasifikasi-tanah-dan-kesesuaian-lahanDanur Qahari
 
Pengantar sistem pertanaman dody
Pengantar sistem pertanaman dodyPengantar sistem pertanaman dody
Pengantar sistem pertanaman dodyAndrew Hutabarat
 
Konsep EKologi dasar Leisa
Konsep EKologi dasar LeisaKonsep EKologi dasar Leisa
Konsep EKologi dasar LeisaPuan Habibah
 
PENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIPENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIsumitrojait
 
9 kuliah pa bab ix. drainase pertanian
9 kuliah pa bab ix. drainase pertanian9 kuliah pa bab ix. drainase pertanian
9 kuliah pa bab ix. drainase pertanianAndrew Hutabarat
 
Laporan kunjungan lapangan lahan rawa lebak dan pasang surut
Laporan kunjungan lapangan lahan rawa lebak dan pasang surutLaporan kunjungan lapangan lahan rawa lebak dan pasang surut
Laporan kunjungan lapangan lahan rawa lebak dan pasang surutPosma Andri Octavia Siagian
 
04 hubungan air, tanah dan tanaman
04   hubungan air, tanah dan tanaman04   hubungan air, tanah dan tanaman
04 hubungan air, tanah dan tanamanKharistya Amaru
 
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanDasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanPurwandaru Widyasunu
 
Interaksi hama dan tanaman
Interaksi hama dan tanamanInteraksi hama dan tanaman
Interaksi hama dan tanamanTidar University
 
Evaluasi lahan untuk komoditas pertanian
Evaluasi lahan untuk komoditas pertanianEvaluasi lahan untuk komoditas pertanian
Evaluasi lahan untuk komoditas pertanianAndrew Hutabarat
 
Geografi - Alih Fungsi Lahan
Geografi - Alih Fungsi LahanGeografi - Alih Fungsi Lahan
Geografi - Alih Fungsi LahanRania Afifa Dewi
 
Laporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulmaLaporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulmaTidar University
 
3 kuliah pa bab iii. kebutuhan air tanaman
3 kuliah pa bab iii. kebutuhan air tanaman3 kuliah pa bab iii. kebutuhan air tanaman
3 kuliah pa bab iii. kebutuhan air tanamanAndrew Hutabarat
 
Makalah konservasi tanah dan air UNSRI
Makalah konservasi tanah dan air UNSRIMakalah konservasi tanah dan air UNSRI
Makalah konservasi tanah dan air UNSRIRizki Chairunnisya
 

What's hot (20)

Proposal tanaman padi
Proposal tanaman padiProposal tanaman padi
Proposal tanaman padi
 
Analisis efisiensi Irigasi tetes dengan air irigasi tanaman jagung
Analisis efisiensi Irigasi tetes dengan air irigasi tanaman jagungAnalisis efisiensi Irigasi tetes dengan air irigasi tanaman jagung
Analisis efisiensi Irigasi tetes dengan air irigasi tanaman jagung
 
Lahan pasang surut
Lahan pasang surutLahan pasang surut
Lahan pasang surut
 
Buku ajar-klasifikasi-tanah-dan-kesesuaian-lahan
Buku ajar-klasifikasi-tanah-dan-kesesuaian-lahanBuku ajar-klasifikasi-tanah-dan-kesesuaian-lahan
Buku ajar-klasifikasi-tanah-dan-kesesuaian-lahan
 
Pengantar sistem pertanaman dody
Pengantar sistem pertanaman dodyPengantar sistem pertanaman dody
Pengantar sistem pertanaman dody
 
Konsep EKologi dasar Leisa
Konsep EKologi dasar LeisaKonsep EKologi dasar Leisa
Konsep EKologi dasar Leisa
 
PENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIPENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATI
 
9 kuliah pa bab ix. drainase pertanian
9 kuliah pa bab ix. drainase pertanian9 kuliah pa bab ix. drainase pertanian
9 kuliah pa bab ix. drainase pertanian
 
Kimia tanah
Kimia tanahKimia tanah
Kimia tanah
 
Laporan kunjungan lapangan lahan rawa lebak dan pasang surut
Laporan kunjungan lapangan lahan rawa lebak dan pasang surutLaporan kunjungan lapangan lahan rawa lebak dan pasang surut
Laporan kunjungan lapangan lahan rawa lebak dan pasang surut
 
04 hubungan air, tanah dan tanaman
04   hubungan air, tanah dan tanaman04   hubungan air, tanah dan tanaman
04 hubungan air, tanah dan tanaman
 
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanDasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
 
Interaksi hama dan tanaman
Interaksi hama dan tanamanInteraksi hama dan tanaman
Interaksi hama dan tanaman
 
Evaluasi lahan untuk komoditas pertanian
Evaluasi lahan untuk komoditas pertanianEvaluasi lahan untuk komoditas pertanian
Evaluasi lahan untuk komoditas pertanian
 
Geografi - Alih Fungsi Lahan
Geografi - Alih Fungsi LahanGeografi - Alih Fungsi Lahan
Geografi - Alih Fungsi Lahan
 
Makalah Bawang Merah
Makalah Bawang MerahMakalah Bawang Merah
Makalah Bawang Merah
 
Laporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulmaLaporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulma
 
Konsep Agropolitan
Konsep AgropolitanKonsep Agropolitan
Konsep Agropolitan
 
3 kuliah pa bab iii. kebutuhan air tanaman
3 kuliah pa bab iii. kebutuhan air tanaman3 kuliah pa bab iii. kebutuhan air tanaman
3 kuliah pa bab iii. kebutuhan air tanaman
 
Makalah konservasi tanah dan air UNSRI
Makalah konservasi tanah dan air UNSRIMakalah konservasi tanah dan air UNSRI
Makalah konservasi tanah dan air UNSRI
 

Similar to TEKNOLOGI PADA LAHAN RAWA

Ringkasan perkuliahan semester 6 pertanian konservasi (bagian 38)
Ringkasan perkuliahan semester 6 pertanian konservasi (bagian 38)Ringkasan perkuliahan semester 6 pertanian konservasi (bagian 38)
Ringkasan perkuliahan semester 6 pertanian konservasi (bagian 38)Bondan the Planter of Palm Oil
 
Pertanian pd lahan lebak (3)
Pertanian pd lahan lebak (3)Pertanian pd lahan lebak (3)
Pertanian pd lahan lebak (3)rizky hadi
 
Management of coastal marginal areas into agricultural cultivation
Management of coastal marginal areas into agricultural cultivationManagement of coastal marginal areas into agricultural cultivation
Management of coastal marginal areas into agricultural cultivationyudha Adipratama
 
Resume PLK_Wilda Srianti_20011014036 fixx.pptx
Resume PLK_Wilda Srianti_20011014036 fixx.pptxResume PLK_Wilda Srianti_20011014036 fixx.pptx
Resume PLK_Wilda Srianti_20011014036 fixx.pptxMqwinMks
 
Presentation pertambangan
Presentation  pertambanganPresentation  pertambangan
Presentation pertambanganShoetiaone
 
Makalah_58 Pada dasarnya konservasi lahan diarahkan untuk memulihkan
Makalah_58 Pada dasarnya konservasi lahan diarahkan untuk memulihkanMakalah_58 Pada dasarnya konservasi lahan diarahkan untuk memulihkan
Makalah_58 Pada dasarnya konservasi lahan diarahkan untuk memulihkanBondan the Planter of Palm Oil
 
Kelompok 3 komponen teknologi sistem surjan
Kelompok 3 komponen teknologi sistem surjanKelompok 3 komponen teknologi sistem surjan
Kelompok 3 komponen teknologi sistem surjanSiswandaPraja
 
Penataan lahan
Penataan lahan Penataan lahan
Penataan lahan Noveriady
 
Tambak kepiring bakau
Tambak kepiring bakauTambak kepiring bakau
Tambak kepiring bakaunitahabibah
 
Kombinasi teknik konservasi tanah dan pengaruhnya terhadap hasil jagung dan e...
Kombinasi teknik konservasi tanah dan pengaruhnya terhadap hasil jagung dan e...Kombinasi teknik konservasi tanah dan pengaruhnya terhadap hasil jagung dan e...
Kombinasi teknik konservasi tanah dan pengaruhnya terhadap hasil jagung dan e...NurdinUng
 
Kelompok 1_Lahan Kering_SPT-01.pptx
Kelompok 1_Lahan Kering_SPT-01.pptxKelompok 1_Lahan Kering_SPT-01.pptx
Kelompok 1_Lahan Kering_SPT-01.pptxMIzhar6
 

Similar to TEKNOLOGI PADA LAHAN RAWA (20)

Makalah konservasi
Makalah konservasiMakalah konservasi
Makalah konservasi
 
Makalah konservasi
Makalah konservasiMakalah konservasi
Makalah konservasi
 
Ringkasan perkuliahan semester 6 pertanian konservasi (bagian 38)
Ringkasan perkuliahan semester 6 pertanian konservasi (bagian 38)Ringkasan perkuliahan semester 6 pertanian konservasi (bagian 38)
Ringkasan perkuliahan semester 6 pertanian konservasi (bagian 38)
 
Pertanian pd lahan lebak (3)
Pertanian pd lahan lebak (3)Pertanian pd lahan lebak (3)
Pertanian pd lahan lebak (3)
 
Management of coastal marginal areas into agricultural cultivation
Management of coastal marginal areas into agricultural cultivationManagement of coastal marginal areas into agricultural cultivation
Management of coastal marginal areas into agricultural cultivation
 
Makalah eca
Makalah ecaMakalah eca
Makalah eca
 
Resume PLK_Wilda Srianti_20011014036 fixx.pptx
Resume PLK_Wilda Srianti_20011014036 fixx.pptxResume PLK_Wilda Srianti_20011014036 fixx.pptx
Resume PLK_Wilda Srianti_20011014036 fixx.pptx
 
Presentation pertambangan
Presentation  pertambanganPresentation  pertambangan
Presentation pertambangan
 
Lahan
LahanLahan
Lahan
 
Makalah_58 Pada dasarnya konservasi lahan diarahkan untuk memulihkan
Makalah_58 Pada dasarnya konservasi lahan diarahkan untuk memulihkanMakalah_58 Pada dasarnya konservasi lahan diarahkan untuk memulihkan
Makalah_58 Pada dasarnya konservasi lahan diarahkan untuk memulihkan
 
Lahan pasang surut
Lahan pasang surutLahan pasang surut
Lahan pasang surut
 
Lahan pasang surut
Lahan pasang surutLahan pasang surut
Lahan pasang surut
 
Kelompok 3 komponen teknologi sistem surjan
Kelompok 3 komponen teknologi sistem surjanKelompok 3 komponen teknologi sistem surjan
Kelompok 3 komponen teknologi sistem surjan
 
Penataan lahan
Penataan lahan Penataan lahan
Penataan lahan
 
Proposal jagung
Proposal jagungProposal jagung
Proposal jagung
 
Tambak kepiring bakau
Tambak kepiring bakauTambak kepiring bakau
Tambak kepiring bakau
 
Kombinasi teknik konservasi tanah dan pengaruhnya terhadap hasil jagung dan e...
Kombinasi teknik konservasi tanah dan pengaruhnya terhadap hasil jagung dan e...Kombinasi teknik konservasi tanah dan pengaruhnya terhadap hasil jagung dan e...
Kombinasi teknik konservasi tanah dan pengaruhnya terhadap hasil jagung dan e...
 
Proposal jagung
Proposal jagungProposal jagung
Proposal jagung
 
Kelompok 1_Lahan Kering_SPT-01.pptx
Kelompok 1_Lahan Kering_SPT-01.pptxKelompok 1_Lahan Kering_SPT-01.pptx
Kelompok 1_Lahan Kering_SPT-01.pptx
 
Agroforestri
AgroforestriAgroforestri
Agroforestri
 

Recently uploaded

Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 

Recently uploaded (20)

Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 

TEKNOLOGI PADA LAHAN RAWA

  • 1. TEKNOLOGI PRODUKSI PADI PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT Nama Kelompok 2 Kriston Alfredo E1J016001 Yeti Kusniti E1J016053 Diana Eureka Anugrah E1J016098 KELAS : A PRODI : Agroekoteknologi
  • 2. Pendahuluan  Diketahui luas lahan di Indonesia yang keseluruhannya berjumlah 162.4 juta ha, sekitar 39.4 juta ha berupa lahan rawa pasang surut (24.2 %).  Didorong persoalan pemenuhan kebutuhan beras yang terus meningkat.  Lahan rawa pasang surut di Indonesia mulai memperoleh perhatian, kajian dan garapan secara serba cukup (comprehensive) sebagai potensi cukup besar untuk dikembangkan menjadi lahan pertanian berbasis tanaman pangan dalam menunjang ketahanan pangan nasional.
  • 3.  Lahan pasang surut merupakan suatu lahan yang terletak pada zone/wilayah sekitar pantai yang ditandai dengan adanya pengaruh langsung limpasan air dari pasang surutnya air laut atau pun hanya berpengaruh pada muka air tanah.
  • 4.
  • 5. Permasalahan  Kendala fisik a. Rendahnya kesuburan tanah, b. pH tanah rendah, c. Adanya zat beracun Fe dan Al, d. Genangan air e. Tingkat kematangan dan ketebalan gambut  Kendala biologi seperti hama dan penyakit, dan  Kendala sosial ekonomi, yaitu keterbatasan petani dalam penguasaan teknologi dan permodalan.
  • 6.  Padi tergolong cocok ditanam di lahan rawa pasang surut karena didukung oleh : 1. Kondisi rawa yang berlimpah air hampir sepanjang tahun dengan muka air tanah yang dangkal, 2. Topografi lahan datar, 3. Kondisi tanah bertekstur liat dan lunak, dan 4. Warisan budaya sebagai petani padi (Noor dan Jumberi 2008).
  • 7.
  • 8. Pengelolaan lahan rawa pasang surut  Meningkatkan produktivitasnya , melestarikan kesuburan tanah sehingga pertanian berkelajutan (sustainable agricultural) dapat dicapai  Berakibat fatal dan memerlukan biaya dan waktu yang lama untuk memperbaikinya , gagalnya panen rusaknya tanah dan lingkungan. Pengelolaan tepat Jika salah kelola
  • 9. Ada empat kunci pengelolaan lahan rawa pasang surut 1. Penataan lahan 2. Pengelolaan air 3. Pemilihan komoditas adiktif dan prospektif 4. Penerapan teknik budidaya yang sesuai
  • 10. Penataan lahan  Tujuan penataan lahan adalah untuk : (1) mengurangi resiko kegagalan total dalam usaha tani; (2) meningkatkan keragaman usaha tani melalui difersifikasi tanaman; (3) meningkatkan pendapatan usaha tani melalui difersifikasi tanaman; (4) mempertahankan kesuburan tanah. Penataan lahan di lahan rawa pasang surut dapat dilakukan berdasarkan kepentingan dan keadaan tipologi lahan.
  • 11. Dikenal ada 4 model penataan lahan, (1) sistem sawah (2) Sawah Surjan (3) Sawah Tukungan (4) tegalan/kebun.
  • 12. Sistem sawah  Penataan lahan dengan sistem sawah dianjurkan untuk lahan-lahan tipe luapan A atau dekat dengan muara sungai dimana luapan pasang baik pasang besar (pasang tunggal) maupun pasang kecil (pasang ganda) terasa hingga lahan pertanaman atau pada lahan dengan kedalaman pirit dangkal (< 50 cm).
  • 13. Sistem sawah-surjan  Penataan lahan dengan sistem Sawah Surjan dianjurkan pada lahan baik tipe luapan A, B, dan C dengan catatan memiliki kedalaman pirit > 60 cm. Surjan dibuat dengan cara meninggikan sebagian lahan dengan menggali atau mengeruk tanah di sekitarnya. Bagian lahan yang ditinggikan disebut tembokan (raise beds), sedang wilayah yang digali atau di bawah disebut tabukan (sunkens beds).
  • 14.
  • 15.
  • 16. Sistem Sawah Tukungan  Sistem sawah-tukungan dianjurkan untuk lahan tipe B atau C Tukungan dibuat dengan ukuran 1 x 1 m dengan tinggi 60×75 cm, kemudian setiap tahun diperlebar sedikit demi sedikit setiap habis panen sehingga lambat laun akan terlihat seperti surjan. Penggalian tanahnya tidak boleh sampai mengangkat lapisan pirit ke permukaan tanah.  Keuntungan membuat sistem tukungan adalah dapat menghemat tenaga dibandingkan sistem surjan, walaupun kemudian sistem tukungan ini lambat laun akan dirubah umumnya secara bertahap menjadi sistem surjan.
  • 17.
  • 18. Sistem tegalan/ kebun  Dianjurkan pada lahan dengan tipe luapan C atau D karena lahan ini umumnya tidak terluapi oleh air pasang, namun jika dikehendaki lahan ini juga dapat ditata sebagai lahan sawah tadah hujan.
  • 19. Pengelolaan air  Pengelolaan air di lahan rawa pasang surut dibedakan ke dalam: (1) Pengelolaan air makro, (2) Pengelolaan air mikro, dan (3) Pengelolaan air tingkat tersier yaitu mengaitkan antara pengelolaan air makro dan pengelolaan air mikro (Widjaja-Adhi dan Alih amsyah 1998).
  • 20. TUJUAN PENGELOLAAN AIR (1) Memenuhi kebutuhan air pada penyiapan lahan, (2) Memenuhi kebutuhan air untuk pertumbuhan tanaman, (3) Memberikan suasana kelembaban yang ideal bagi pertumbuhan tanaman dengan mengatur tinggi muka air tanah, (4) Memperbaiki sifat fisiko-kimia tanah dengan cara mencuci zat-zat yang bersifat meracun bagi tanaman, (5) Mengurangi semaksimal mungkin terjadinya oksidasi pirit pada tanah sulfat; (6) Mencegah terjadinya proses kering tak balik pada gambut, (7) Mencegah terjadinya penurunan permukaan tanah (subsidence) terlalu cepat; dan (8) Mencegah masuknya air asin ke petakan lahan.
  • 21. Penerapan sistem tata air satu arah pada lahan tipe luapan A dan B dapat dilakukan dengan menggunakan pintu air otomatis pada tingkat saluran sekunder/ tersier yang berfungsi untuk memisahkan fungsi saluran antara sekunder/tersier untuk saluran irigasi dan untuk saluran drainase.
  • 22.
  • 23.
  • 24.  Pada lahan dengan tipe C dan D pengelolaan air dilakukan dengan sistem konservasi dengan menggunakan Tabat.  Pada awal musim penghujan, tabat dibiarkan terbuka dengan tujuan agar air hujan yang jatuh setempat akan mendorong racun-racun hasil oksidasi besi selama musim kemarau.  Setelah puncak musim hujan tabat dipasang agar air hujan insitu dapat dipertahankan pada tingkat lahan maupun pada saluran dan watertable (muka air tanah) dapat dipertahankan tinggi agar oksidasi lapisan pirit dapat dicegah.
  • 25. (1) Tabat dari beton pada tingkat saluran sekunder/tersier; (2) Tabat sederhana dari Kayu Ulin pada tingkat saluran tersier/kuarter
  • 26. Pemilihan Komoditas adaptif dan prospektif  Introduksi varietas unggul padi di lahan rawa pasang surut. Penelitian di Kabupaten Merauke varietas Inpara 2 dan Inpara 4 memberikan rata rata hasil lebih tinggi dari 2 varietas pembanding pada lahan pasang surut.
  • 27.  Penganekaragam komoditas dapat dilakukan untuk meningkatkan pendapatan dan mengurangi resiko kegagalan usahatani.  Adapun ke empat pertimbangan adalah (1) agroteknis, (2) ekonomis, (3) sosial, dan (4) pemasaran.
  • 28. Selain tanaman padi pada bagian sawah atau tabukan, dengan sistem surjan tanaman palawija seperti jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau dan umbi-umbian bisa dikembangkan pada bagian surjan.
  • 29. Penerapan teknik budidaya yang sesuai  Teknologi budidaya dimaksud meliputi penyiapan lahan, pemberian bahan amelioran atau bahan pembenah tanah, penggunaan varietas yang adaptif, pemupukan, pengaturan tanam, pemberantasan hama penyakit dan lain-lain.  Abu sekam seringkali digunakan petani lahan pasang surut sebagai pupuk, terutama pada saat tanaman padi fase vegetatif . Silikat dapat memperbaiki daya tumbuh, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit, memperlancar penyerapan hara, dan membantu penghematan pemakaian air oleh tanaman.
  • 30. Pemeliharaan Budidaya padi di lahan pasang surut cukup menarik karena dengan frekuensi penggunaan insektisida yang rendah. Hal ini karena : Waktu tanam serempak, Cara tanam dengan cara memotong turiang padi dan mem-biarkannya sampai membusuk, Tanam pindah dan memotong daun padi pada saat tanam.  Penggunaan pupuk nitrogen dosis rendah tidak mendukung perkembangan pen ggerek batang, penggunaan abu sekam meningkatkan tingkat kekerasan batang padi. Keberadaan gulma purun tikus (Eleocharis dulcis)