2. 01 Pengertian Dasar LEISA
02 Ruang Lingkup LEISA
03 Konsep Dasar Pertanian LEISA
04 Hubungan Sistem Pertanian Terpadu dengan LEISA
05 LEISA, HEIA
Pokok Bahasan
4. Usaha pertanian pada saat ini telah banyak
menggunakan input bahan sintetik, baik pu
puk maupun pestisida organik. Salah satu a
lternatif usaha pertanian yang ramah lingku
ngan adalah Low External Input Sustainabl
e Agriculture (LEISA)
5. LEISA (low-external-input and sustainable agriculture)
LEISA adalah Pertanian berkelanjutan dengan input luar yang rendah
yang mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam (tanah, air, t
umbuhan, tanaman dan hewan) dan manusia (tenaga, pengetahuan
dan ketrampilan) yang tersedia di tempat; dan yang layak secara eko
nomis, mantap secara ekologis, adil secara sosial dan sesuai dengan
budaya.
6. LEISA
Sifat Keberlanjutan dan Keterp
aduan antara pengelolaan kes
uburan tanah, pertanian panga
n dan perternakan
Memaksimalkan daur ulang
(Zero waste)
Prinsip dasar LEISA adalah
Agroekologi dan Tradisional
Pertanian berkelanjutan dengan input luar yang ren
dah yang mengoptimalkan pemanfaatan sumber d
aya alam (tanah, air, tumbuhan, tanaman dan hewa
n) dan manusia (tenaga, pengetahuan dan ketrampil
an) yang tersedia di tempat; dan yang layak secara
ekonomis, mantap secara ekologis, adil secara sosi
al dan sesuai dengan budaya
L I
S A
9. Menurut Reijntjes et al. (1999) dan Plucknert dan
Winkelmann (1995), LEISA tidak bertujuan untuk
mencapai produksi maksimal dalam jangka pende,
melainkan untuk mencapai tingkat produksi yang st
abil dan memadai dalam jangka panjang.
10. LEISA mengacu
pada ciri-ciri
1. Mengoptimalkan pemanfaatan sum
ber daya lokal dengan mengkombinasi
kan berbagai komponen sistem usaha
tani (tanaman, hewan, tanah, air, iklim
dan manusia) sehingga saling meleng
kapi dan memberikan efek sinergi yan
g besar.
11. 2. Mencari cara pemanfaatan input luar hanya
bila diperlukan untuk melengkapi unsur-unsur
yang kurang dalam ekosistem dan meningkatk
an sumber daya biologi, fisik dan manusia. Da
lam memanfaatkan input luar ditekankan pada
maksimalisasi daur ulang dan minimalisasi ker
usakan lingkungan.
12.
13.
14. Adapun Prinsip-prinsip dasar ekologi
pada LEISA berdasarkan Reijntjes et
al. (1999) dikelompokkan sebagai ber
ikut:
Menjamin kondisi tanah yang mendukung
pertumbuhan tanaman, khususnya dengan
mengelola bahan organik dan meningkatka
n kehidupan dalam tanah.
15. Mengoptimalkan ketersediaan dan menyeimbangkan arus unsur
hara, khususnya melalui pengikatan nitrogen, pemompaan unsur
hara, dan pemanfaatan pupuk luar sebagai pelengkap.
16. Meminimalkan kerugian sebagai akibat radiasi matahari
, udara dan air dengan pengelolaan iklim mikro, pengel
oaan air dan pengendalian erosi.
17. Meminimalkan serangan hama dan penyakit terhadap
tanaman dan hewan melalui pencegahan dan perlaku
an yang aman.
Saling melengkapi dan sinergis dalam penggunaan
sumber daya genetik yang mencakup penggabunga
n dalam sistem pertanian terpadu dengan tingkat ke
anekaragaman fungsional yang tinggi.
18. Konsep LEISA (Low External Input Sustainable Agriculture) sebagai arah
baru bagi pertanian konvensional (HEIA : High External Input Agriculture
), sangat cocok dilaksanakan pada sistim pertanian negara-negara berk
embang termasuk Indonesia. Hal ini dikarenakan negara kita memilik ke
kayaan dan keanekaragaman sumber daya alam yang melimpah.
19. Konsep LEISA merupakan penggabungan dua prinsip yaitu agro-ekologi
serta pengetahuan dan praktek pertanian masyarakat setempat/tradision
al. Pemahaman akan hubungan dan proses ekologi maka agroekosistim
dapat dimanipulasi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan produks secar
a berkelanjutan dan mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan bagi li
ngkungan maupun sosial dengan meminimalkan input eksternal.
20. Perwujudan sistem pertanian LEISA dapat
dipercepat dengan pengembangan teknolo
gi partisipasi (PTP), yaitu suatu proses inte
raktif kreatif dalam masyarakat dimana pen
getahuan dan ilmu asli setempat dikombin
asikan untuk mencari solusi atas masalah
petani. a) PTP melibatkan kerjasama antara peta
ni (organisasi petani) dan agen pemban
gunan (spt lembaga penelitian n penyul
uh) untuk :Menganalisis sistem agroeko
logi lokal,
b) Mendefinisikan masalah dan prioritas lo
kal,
c) Mengujicoba dengan berbagai macam
solusi potensial,
d) Mengevaluasi hasil dan mengkomunik
asikan penemuan dengan petani lain.
21. Perubahan ke sistem LEISA, dapat dilakukan dengan tiga tahap yaitu
LEISA
1. Peningkatkan efisiensi sarana produksi
a. Memperbaiki pola tanam (bu
didaya), dengan memperhatika
n sinar matahari dan curah huj
an (cuaca dan Iklim).
b. Memantau hama dan penyakit
, dengan menerapkan sistem Pe
ngendalian Hama Terpadu (PHT)
,
22. 2. Penyesuaian dengan pertanian berkelanjutan
A. B.
Mengunakan ca
ra biologis untuk
mengendalikan
hama
C.
Pembuatan teras,
mengomposkan
bahan organik
Memadukan
peternakan/p
erikanan den
gan pertania
n.
23. LEISA
3. Tata Ulang Sistem Bertani
a. Rotasi tanaman b. Keterpaduan antara peternakan,
usaha kebun dan hasil panganm
24. PENGATURAN ROTASI TANAM
(Sistem Organik)
Padi
Non Legum
Legum
Selain menjaga kesubura
n tanah juga bermanfaa
t memutus rantai perke
mbangbiakan OPT.
25. Perancangan teknologi pertanian sistem
pertanian terpadu berkelanjutan
Salah satu teknologi yang dapat diterapkan
adalah sistem LEISA (low-external input and
sustainable agriculture).
Sistem tersebut mengombinasikan kompone
n tanaman, hewan, tanah, air, iklim, dan ma
nusia dalam sistem produksi agar saling mel
engkapi dan bersinergi
26. Seiring perjalanan waktu terjadi peningkatan populasi
manusia yang cepat
Bertambahnya populasi manusia berakibat pada pen
ingkatan kuantitas dan kualitas kebutuhan
Peningkatan populasi manusia lebih cepat dari penin
gkatan produksi pertanian
Berbagai kebutuhan manusia diperoleh dari pemanfa
atan alam
TOWARD LEIA
27. LEIA (Low External Input Agriculture)
Upaya peningkatan produktivitas pertanian terus dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan manusia
Revolusi industri di Eropa berimbas di bidang pertanian
Temuan paling fantastik adalah pupuk & pestisida buatan,
yang kemudian menjadi external input (ei) paling penting
Pada awalnya petani ragu & sulit mengadopsi penggunaan
ei
Melalui propaganda yang berlebihan, petani mulai dapat m
enerima ei
Pengaruh ei yang fenomenal dalam peningkatan produktivi
tas menyebabkan petani mau mengadopsi teknologi ie
Mulailah sistem pertanian beralih ke LEIA
28. Lanjutan LEIA...........
Memanfaatkan Sumber Daya lokal (sampah, kompos,
limbah) yang sangat intensif .
Sedikit atau sama sekali tidak menggunakan masukan
dari luar (mengunakan bahan kimia jika ada kekurang
an di tingkat lokal)
Kelemahan :
Rendahnya tingkat produksi pertanian tidak sejalan dgn
keb. Manusia
Ektensifikasi lahan untuk meningkatkan hasil produksi.
Terjadinya kerusakan lingkunag (erosi )???
29. Peningkatan kualitas hidup dan kebutuhan manusi
a juga menuntut infra struktur yang memerlukan la
han, yang menyebabkan terjadinya alih fungsi laha
n
Di sisi lain luas lahan pertanian tidak bertambah b
ahkan mengalami penurunan
Sebagai akibatnya lahan tersedia (tersisa) dimaksi
malkan pemanfaatannya
Lahan / alam mengalami tekanan karena dieksploit
asi secara berlebihan, melebihi kemampuan / daya
dukung lingkungan
HEIA (High External Input Agriculture)
30. Akibatnya lahan mengalami degradasi dan produkt
ifitas menurun
Untuk meningkatkan produktifitas, manusia mema
sukkan berbagai materi dan energi (ei) dalam juml
ah berlebihan
penggunaan ei secara berlebihan berkembang pes
at sejak Revolusi Industri (Agrokimia) dengan ben
dera Revolusi Hijau.
di berbagai negara, kebijakan pemerintah ikut me
mbantu penerapan ei dalam sistem pertanian
Lanjutan HEIA
31. Dampak Penerapan HEIA
pupuk buatan
pestisida
benih hibrida
mekanisasi
DaMPak
1. Ketergantungan terhadap bahan kimia dengan tingkat penguna
anyang semakin tinggi / meningkat
2. Agroekosistem rusak (Degradasi Lingkungan dan kerusakan S
D yan tdk dapat diperbaharui)
3. Produk pertanian yang mengandung residu bahan kimia (pestis
ida)