Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
RANCANGBANGUN HUKUM PULAU KECIL
1. RANCANGBANGUN HUKUM DAN PELAKSANAANNYA DALAM PENGELOLAAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DI PROVINSI SULAWESI UTARA(Law Design and Implementation in Managing Outermost Small Islands in the North Sulawesi Province) Denny B.A. Karwur C261030051 KomisiPembimbing Prof. Dr.Ir. Dietriech G. Bengen, DEA Prof. Dr. Ir. RokhminDahuri, MS Prof. Dr. Ir. Daniel R. Monintja, Dr. Ir. Victor Ph. Nikijuluw, MSc . Prof. D. Maria F. Indrati, SH, MH
2. PENDAHULUAN REPUBLIK INDONESIA : Negara Kepulauan (Archipelagic State) yang berciri Nusantara, wilayahpadaposisisilangSamudraPasifik & SamudraHindia Panjangpantai 95.181 km2 Luaswilayahlaut 5.8 juta km2 JumlahPulau 17.480 Pulau : memilikikeanekaragaman habitat ygtinggi, PotensiSumberdaya, jasalingkungankelautan EkosistemwilayahPesisir: unik, dinamisdanproduktif PotensiPulau-pulaukecil : menunjang Pembangunan perluKonsepkebijakan : azaskelestariandanberkelanjutan
3. Batas Negara RI dan 10 Negara India, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Palau, Papua Nugini, Australia, Timor Leste.
9. PUSTAKA PWP-PPK : adalah suatu proses PERENCANAAN, PEMANFAATAN, PENGAWASAN, & PENGENDALIAN SDPesisir & PPK antarsektoryaitu : antaraPemerintah dan Pemerintah Daerah, antaraEkosistem darat dan Laut, antara Ilmu Pengetahuan dan Manajemen, untuk meningkatkankesejahteraan masyarakat.
10. Wilayah Pesisir Wilayah pesisir : peralihanantaradaratandanlautan (Dahuri et.al.2001) Ditinjau dari garis pantai (coastline), : 2 macam batas (boundaries), 1. sejajar garis pantai (longshore) dan 2. tegak lurus terhadap garis pantai (cross-shore). UU No. 27/2007 Pasal 1 angka2. Wilayah Pesisir adalah : Daerah Peralihan antaraEkosistem Darat dan Laut yang dipengaruhi olehperubahan di darat dan laut. (batas ekologis) UU No. 32/2004 Pasal 18 ayat (4): Wilayah Laut : paling jauh 12 (dua belas) mil, laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arahperairan kepulauan untuk provinsi dan 1/3 (sepertiga) dari wilayahkewenangan provinsi untuk kabupaten/kota. (batasadministratif)
11. KarakteristikPulau Kecil (Bengen 2006) Terpisahdari habitat ataupulauinduk (main land), sehinggabersifatinsuler, 2. Sumberdaya air tawar yang terbatas, dimanadaerahtangkapanairnyarelatifkecil, 3. Pekadanrentanterhadappengaruheksternalbaikalamimaupunakibatkegiatanmanusia, misalnyabadaidangelombangbesarsertapencemaran,
12. 4. Memilikisejumlahjenisendemik yang bernilaiekologistinggi, Area perairan yang lebihluasdari area daratannyadanrelatifterisolasidaridaratanutama (benuaataupulaubesar). Jikapulautersebutberadadibatassuatunegara, makakeberadaanpulautersebutmempunyainilai yang sangatstrategisuntukpenentuanteritorialsuatunegara. 6. Tidakmempunyaihinterland yang jauhdaripantai
13. PengelolaanPesisirTerpadu (Cicin-Sain & Knecht 1998) Untuk Mencapaipembangunanpesisirdanlautanberkelanjutan Mengurangigangguanalam yang membahayakandaerahpesisirdanmakhlukhidup Mempertahankanprosesekologi, sistempendukungkehidupan, dankeanekaragamanhayati
14. ZonaMaritim UNCLOS 1982 Dalam UNCLOS 1982 dikenal delapan zona pengaturan (rezime)yang berlaku di laut, yaitu (1) Perairan pedalaman (internal waters), (2) Perairan kepulauan (archipelagic waters), (3) Laut teritorial (teritorial waters), (4) Zona tambahan (contiguous zone), (5) Zona Ekonomi Eksklusif (Exclusive Economic Zone), (6) Landas kontinen (continental shelf), (7) Laut lepas (high seas), dan (8) Kawasan dasar laut internasional (international seabed area).
15. HukumLaut 1. UU No. 17 Tahun 1985 (UNCLOS 1982) 2. UU No. 43 2008 Wilayah Negara LautTeritorial 12 Mil ZonaTambahan : 24 Mil ZEEI : 200 Mil LandasKontinen : 200 – 300 Mil LautBebas
22. 11 Pulau Terluar diProvinsi Sulawesi Utara P.BATUBAWAIKANG P.KAWALUSO P.KAWIO P.MARORE P.MIANGAS P.MARAMPIT P.INTATA P.KAKARUTAN P.BANGKT P.MANTERAWU P.MAKALEHI
23.
24. WaktudanTempat Juli 2007 – Agustus 2008 PulauMiangasKabupatenKepulauan Talaud PulauMaroreKabupatenKepulauanSangihe Sulawesi Utara Wawancara & PenyebaranKuesioner
26. III. Hasil & Pembahasan HasilAnalisis SWOT FAKTOR EKSTERNAL : PELUANG: PengeloaanPulau Kecil Terluar Kebijakannasionalmendoronginvestasi Kebijakanpemerintahdalampemberianotoritaspengelolaanwilayah Meningkatnyakebutuhanpasarlokaldaninternasionalterhadaphasilsumberdayaalam KonvensiInternasionalterhadaphukumlaut Indonesia Kerjasama bilateral antara Indonesia dengannegaratetangga Kebijakanpemerintahuntukmembentukkelembagaandalampengelolaanpulau-pulaukecilterluar
27. ANCAMAN : PengeloaanPulau Kecil Terluar Belumadapenetapanbataslaut yang disepakatibersama (ZEE) Masihlemahnyaresponpengawasanperbatasanlautantarnegara Adanyakonflikkepentinganantarstakeholerdalampengelolaanpulau-pulaukecilterluar.
28. FAKTOR INTERNAL Kekuatan : PengeloaanPulau Kecil Terluar Sumberdayaalamdanjasalingkungankelautan yang besar Posisigeografis yang cukupstrategis Adanya program daripemerintahdaerahuntukpembangunanpulau-pulaukecilterluar.
29. BerdasarkanTabelStrategiPrioritas : Rancangbangunhukum : Prioritas : penataanbataswilayahnegara. Implementasi : peningkatankerjasama bilateral daninternasional. Evaluasi : menjaminkepastianhukumuntukpengelolaanpulau-pulaukecilterluardiProvinsiKepulauan Sulawesi Utara.
30. Kelemahan : PengeloaanPulau Kecil Terluar Keterpencilanpulau-pulaukecilterluar Terbatasnyasaranadanprasaranaperekonomian. Terbatasnyasaranaprasaranasosial Lemahnyakoordinasiantarlembaga KontrolPendanaan yang lemah Batas Maritim yang belumselesai BelumtersosialisasinyaHukumLautkepadamasyarakatluastermasukpadapejabateksekutifdanlegislatif, sertaimplikasinyasecarakomprehensif. Belumterencananyaperencanaannasionalterpadu yang mengintegrasikankebijakan yang berbasiskelautandenganjuridiksimaritimdalamsuatusistemMarine Space Database Belumadanya UU yang khususmengenaipulau-pulaukecilterluar
31. Faktoreksternal: Kebijakanpemerintahuntukmembentukkelembagaandalampengelolaanpulau-pulaukecilterluar yang merupakanprioritaskeduadarifaktoreksternal yang dapatdimanfaatkanuntukpeningkatanpengelolaanpulau-pulaukecilterluardiProvinsi Sulawesi Utara denganbobot0.121. Lembaga yang terbentukmampumelakukankoordinasikelembagaan yang efektifdanmampumemainkanperansesuaikewenangannya. Koordinasi : BadanNasionalPengelolaanPerbatasan (Perpres 12/2010)
32. Ancamandalampeningkatanpengelolaanpulau-pulaukecilterluaradalahbelumadapenetapanbataslaut yang disepakatibersama (pada ZEE) denganbobot0.113. Hal iniperluuntuksegeradiselesaikandandisepakatidenganupaya-upayapolitisdandiplomatis. Konflikkepentinganantarstakeholerdalampengelolaanpulau-pulaukecilterluardenganbobot0.099dapatmenjadiancamandalampengelolaanpulau-pulaukecilterluar diselesaikankarenatidakjelasnyakewenanganantarlembagamaupunantarpemerintahanpusatdandaerah. Solusi : keterpaduandalampengelolaanpulau-pulaukecilterluarperbatasannegara.
33. HasilEvaluasi External – Internal (hal. 86). FaktorEkternaldan Internal : ToralSkorEkternal : 2.339 Total Skor Internal : 2.418 Posisipadakuadran V Artinya : Pengelolaanpulau-pulautersebutberadapadakondisi yang stabilatautetap Bahwapengelolaandipulautersebutmasihbelummengalamipertumbuhandanperkembangan yang signifikanbaikdariaspeksumberdayaalam, sosialekonomi, pendanaan, hukumdankelembagaan.
34. HasilAnalisis AHP 5 Faktor yang mempengaruhidalampembuatanrancangbangunhukumdanpengelolaanpulaukecilterluaryaitu : Sumberdayaalam Sosialekonomi Pendanaan Hukum Kelembagaan
35. BerdasarkanTabeldiatas yang mendudukiprioritaspertama yang mempengaruhipembuatanrancangbangunhukumadalahfaktorhukumdenganbobot0.289. Bobotinimenunjukkanbahwafaktorhukummemilikiperanan yang sangatbesar(PENTING) dalampembuatanrancangbangunhukumpengelolaanpulau-pulaukecilterluardiProvinsi Sulawesi Utara. Hal inidisebabkanolehmasihbanyaknyapermasalahanhukumdalampengelolaanpulau-pulaukecilterluar, baikdarisisieksternalataupun internal (dalamnegeri) yang belumdiselesaikan.
36. HasilAnalisis DTAL Pendekatan Historis (historicalapproach), Pendekatan Undang-Undang (statue approach), Pendekatan Kasus (caseapproach), Pendekatan Komparatif (Comparativeapproach) dan Pendekatan Konseptual (conceptualapproach).
38. I. Penekatan Historis (historical approach) Sriwijaya dan Majapahit abad ke 12 – 14 Sejarah Kerajaan Tabukan sejak Abad 15 – Abad 20 menguasai Sangihe dan Talaud Penjajahan Spayol di Filipina 1571- 1898 Perang Amerika Serikat – Spanyol : 12 April – 12 Agustus 1898 Jajahan AS 1898 - 4 Juni 1946 (Kemerdekaan Filipina) . Batas Wilayah Negara : Indonesia (1945-1950-1945-2002) dan Filipina (1899-1935-1943-1973-1987
39. II. Pendekatan Undang-Undang (statue approach) UUD 1945 (Amandemen ke IV Thn 2002) Pasal 25 A. Negara RI adalah Negara Kesatuan berciri Nusantara. Negara Kepulauan : Psl 46 UNCLOS
40. III. PENDEKATAN KASUS (case approach) Belanda menjajah Indonesia : AS menduduki Filipina 1898 VOC 1602 – 1800 Penjajahan sd 1945 KASUS PALMAS ISLAND 1928 MAX HUBER : MAHKAMAH INTERNASIONAL Keputusan 4 APRIL 1928 Tandatangan 7 Mei 1929 PALMAS ISLAND = MIANGAS
41. IV. PENDEKATAN KOMPARATIF (comparative approach) Konstitusi Negara RI – Filipina ProdukHukumNasionalmentaatiHukumInternasional UU LK (1/1973) UU HL (Unclos) 17/1985 UU ZEEI (5/83) UU WN (43/2008)
43. RANCANGBANGUN HUKUM KOKOH RANCANGAN Filosofis Sosiologis Yuridis KERJASAMA Pemerintah Pakar Masy KONSULTASI PUBLIK Pemrakarsa - Masy IMPLEMENTASI Sustain able TidakRapuh
47. AspekHukum & Kelembagaan Kajiandaninventarisasi UU dan PP Kewenangandantanggungjawab Kejelasanposisi UU PulauPerbatasan agar tidak overlapping Kewenanganinstitusi SanksiHukum ProsesPenegakanHukum Tidakbertentangandgnhukumalam
48. KESIMPULAN Pulau Kecil Perbatasan Negara (PKPN) : Strategis, unikdankompleks : Pengelolaannya : Terpadu/komprehensifdanberkelanjutan KoordinasidanKonsultasi : Regional / Nasional / Internasional PertahanandanKeamanan : Rawan TerperangkapdenganKemiskinan : Terisolasi Pelintas Batas Tradisional BelumadakesepakatanPenetapan Batas / delimitasi : ZEE - LK - ALKI
49. SARAN PeningkatanPengawasanPerbatasan, PenegakanHukum, & PeranPengawasanMasyarakatPulauPerbatasan Indentifikasimasyarakatpelintas KeseriusanPemerintah : Pertemuan Bilateral Penyusunan : Tata Ruang, Rancangan NA dan UU tentangPulauPerbatasan Negara PulauTerluar : PenerbitanSertifikatPulau Negara
51. NOVELTY MENGINTEGRASIKAN DALAM KERANGKA HUKUM DENGAN MENDISAIN PENDEKATAN FILOSOFIS – SOSIOLOGIS – YURIDIS DALAM KETERPADUAN PENGELOLAAN PULAU KECIL TERLUAR PERBATASAN NEGARA
70. DEFENISI DAN PENGERTIAN WILAYAH PESISIR ‘Kawasanperalihan (interface area) antaraekosistemlautdandarat BATAS KE ARAH DARAT: 1. Ekologis: kawasandaratan yang masihdipengaruhiolehproses-proseskelautansepertipasangsurut, interusiair laut, dll 2. Administratif:batasterluarsebelahhuludaridesapantaiataujarakdefinitifsecara arbiter (2 km, 20 km dstdarigarispantai) 3. Perencanaan: bergantungpadapermasalahanatausubstansi yang menjadifokuspengelolaanwilayahpesisir, seperti :Pencemarandansedimentasi : suatukawasandaratdaratdimanadampakpencemarandansedimentasibersumber: Mangrove : batasterluardarikawasanhutan mangrove
71. BATAS KE ARAH LAUT: 1.Ekologis: kawasanlaut yang masihdipengaruhiolehproses-prosesdidaratan (aliran air sungai, run off) ataudampakkegiatanmanusia, sepertipencemaran, sedimen, ataukawasanlaut yang merupakanpaparanbenua 2.Administratif:4 mil, 12 mil, dstdarigarispantaikearahlaut 3. Perencanaan: bergantungpadapermasalahanatausubstansi yang menjadifokuspengelolaanwilayahpesisir, seperti :Pencemarandansedimentasi : suatukawasanlaut yang dimasihdipengaruhiolehpencemaran. Mangrove : kawasanlaut yang masihmendapatkanpengaruhdariatributekologis mangrove sepertibahanorganikdari mangrove
72. BATASAN DAN KARAKTERISTIK PULAU KECIL Pulauadalahmassadaratan yang seluruhnyadikelilingioleh air yang tetaptereksposesekalipunpadasaat air pasang. Pulau Kecil adalah pulau dengan luas lebih kecil atau sama dengan 2.000 km2 (dua ribu kilometer persegi) beserta kesatuan Ekosistemnya
73. Sasaran – Alternatif Rancangbangun Hukum Sasaran : 1. Pilihanrancangbangunhukumdanpelaksanaannya Alternatif : Perundang-undangan Internasional Nasional regional Kearifanlokal, adat / tradisional
74. Sasaran & Alternatif ke 2 Sasaran 2. Pilihanpengelolaanpulau-pulaukecil Alternatif Polakonservasi Polaadatistiadat Polausaha
79. Sasaran & Alternatif ke 5 Sasaran : 5. Pilihanhukum Alternatif Kebijakannasional Kebijakan regional Kebijakansektoral Adat kebiasaan/tradisional
Editor's Notes
Luas : 1,9 juta mil2 ; Panjang Pantai : 95.181 Km2; Wilayah Laut : 5,8 juta Km2; jumlah Pulau +/- 17.480
Untuk mengelola dan memanfaatkan sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan (environmental services) kawasan pesisir secara berkelanjutan (on a sustainable basis), perlu pemahaman / pengertian dan karakteristik utama :