SlideShare a Scribd company logo
1 of 77
RANCANGBANGUN HUKUM DAN PELAKSANAANNYA DALAM PENGELOLAAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DI PROVINSI SULAWESI UTARA(Law Design and Implementation in Managing Outermost Small Islands in the North Sulawesi Province) Denny B.A. Karwur C261030051 KomisiPembimbing Prof. Dr.Ir. Dietriech G. Bengen, DEA Prof. Dr. Ir. RokhminDahuri, MS Prof. Dr. Ir. Daniel R. Monintja, Dr. Ir. Victor Ph. Nikijuluw, MSc .  Prof. D. Maria F. Indrati, SH, MH
PENDAHULUAN REPUBLIK INDONESIA : Negara Kepulauan (Archipelagic State) yang berciri Nusantara,  wilayahpadaposisisilangSamudraPasifik & SamudraHindia Panjangpantai 95.181 km2 Luaswilayahlaut 5.8 juta km2 JumlahPulau 17.480 Pulau :  memilikikeanekaragaman habitat ygtinggi,  PotensiSumberdaya,  jasalingkungankelautan EkosistemwilayahPesisir: unik, dinamisdanproduktif PotensiPulau-pulaukecil : menunjang Pembangunan perluKonsepkebijakan : azaskelestariandanberkelanjutan
Batas Negara RI dan 10 Negara  India,  Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam,  Filipina,  Palau,  Papua Nugini, Australia,  Timor Leste.
MasalahPerbatasan Negara & Analisis
MasalahPesisir (Coastal Problems) Pulau Kecil Perbatasan Negara Coastal Desease in Outermost Small Islands Resources Small Islands / Outermost island Destructive Fishing : Illegal fishing, Trawl, Boming/Explosive, Sianide, Potasium, etc Transnasional Crime (= extra ordinary crime) Terorism, Rebel, Narcotics, Smuggling guns, good household, woman & child traficcking, Prostitution, Gambling, etc Environmental: Waste, Marine pollution/Oil Spills, Residential, Reclamation, port, etc. International Border Ocean Illegal fishing, Trans Shipping, Flooting market, etc
Masalah Perbatasan : Indonesia - Filipina
Transnasional Crimes
TujuanPenelitianRancangbangunHukum
PUSTAKA PWP-PPK : adalah suatu proses  PERENCANAAN,  	PEMANFAATAN, PENGAWASAN, & 	PENGENDALIAN SDPesisir & PPK antarsektoryaitu :  antaraPemerintah dan Pemerintah Daerah,  antaraEkosistem darat dan Laut,  antara Ilmu Pengetahuan dan Manajemen, untuk meningkatkankesejahteraan masyarakat.
Wilayah Pesisir Wilayah pesisir : peralihanantaradaratandanlautan (Dahuri et.al.2001) Ditinjau dari garis pantai (coastline), : 2 macam batas (boundaries),  1. sejajar garis pantai (longshore) dan  2. tegak lurus terhadap garis pantai (cross-shore). UU No. 27/2007 Pasal 1 angka2. Wilayah Pesisir adalah : Daerah Peralihan antaraEkosistem Darat dan Laut yang dipengaruhi olehperubahan di darat dan laut. (batas ekologis) UU No. 32/2004 Pasal 18 ayat (4):  Wilayah Laut : paling jauh 12 (dua belas) mil, laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arahperairan kepulauan untuk provinsi dan 1/3 (sepertiga) dari wilayahkewenangan provinsi untuk kabupaten/kota. (batasadministratif)
KarakteristikPulau Kecil (Bengen 2006) Terpisahdari habitat ataupulauinduk (main land), sehinggabersifatinsuler, 2. 	Sumberdaya air tawar yang terbatas, dimanadaerahtangkapanairnyarelatifkecil, 3. 	Pekadanrentanterhadappengaruheksternalbaikalamimaupunakibatkegiatanmanusia, misalnyabadaidangelombangbesarsertapencemaran,
4.	Memilikisejumlahjenisendemik yang bernilaiekologistinggi, Area perairan yang lebihluasdari area daratannyadanrelatifterisolasidaridaratanutama (benuaataupulaubesar).  Jikapulautersebutberadadibatassuatunegara, makakeberadaanpulautersebutmempunyainilai yang sangatstrategisuntukpenentuanteritorialsuatunegara. 6.	Tidakmempunyaihinterland yang jauhdaripantai
PengelolaanPesisirTerpadu (Cicin-Sain & Knecht 1998) Untuk Mencapaipembangunanpesisirdanlautanberkelanjutan Mengurangigangguanalam yang membahayakandaerahpesisirdanmakhlukhidup Mempertahankanprosesekologi, sistempendukungkehidupan, dankeanekaragamanhayati
ZonaMaritim UNCLOS 1982 Dalam UNCLOS 1982 dikenal delapan zona pengaturan (rezime)yang berlaku di laut, yaitu  (1) Perairan pedalaman (internal waters),  (2) Perairan kepulauan (archipelagic waters),  (3) Laut teritorial (teritorial waters),  (4) Zona tambahan (contiguous zone),  (5) Zona Ekonomi Eksklusif (Exclusive Economic Zone),  (6) Landas kontinen (continental shelf),  (7) Laut lepas (high seas), dan  (8) Kawasan dasar laut internasional (international seabed area).
HukumLaut 1. UU No. 17 Tahun 1985 (UNCLOS 1982)  2. UU No. 43 2008 Wilayah Negara LautTeritorial 12 Mil ZonaTambahan : 24 Mil ZEEI : 200 Mil LandasKontinen : 200 – 300 Mil LautBebas
92 PulauTerluar(Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Pulau-pulau Kecil Terluar)
RancangbangunHukum PPKT
METODEAnalisis SWOT (Rangkuti 1997) : PengambilanKeputusanuntukPenentuanStrategiberdasarkanlogika Alatformulasistrategi: Kekuatan (Strenghts)  Kelemahan (Weaknesses)  Peluang (Opportunities) Ancaman (Treats)
AnalisisHierarkhiProses [AHP] (Saaty 2003) : UntukPengambilanKeputusan Menstrukturkanmasalahuntukmenghasilkanskalaprioritas. PengambilanKeputusan : Perumusantujuan, kriteriadanalternatif PenyusunanStrukturHierarki PenentuanPrioritas Konsistensilogis Nilaikonsistensi yang dihasilkantidakmelebihi 10%
Analisis : DiagnosadanTerapiHukum
LOKASI PENELITIAN PULAU MIANGAS PULAU MARORE
11 Pulau Terluar diProvinsi Sulawesi Utara P.BATUBAWAIKANG P.KAWALUSO P.KAWIO P.MARORE P.MIANGAS P.MARAMPIT P.INTATA P.KAKARUTAN P.BANGKT P.MANTERAWU P.MAKALEHI
WaktudanTempat Juli 2007 – Agustus 2008 PulauMiangasKabupatenKepulauan Talaud PulauMaroreKabupatenKepulauanSangihe Sulawesi Utara Wawancara & PenyebaranKuesioner
Responden : Expert & Fungsi
III. Hasil & Pembahasan HasilAnalisis SWOT  FAKTOR EKSTERNAL :  PELUANG: PengeloaanPulau Kecil Terluar Kebijakannasionalmendoronginvestasi Kebijakanpemerintahdalampemberianotoritaspengelolaanwilayah Meningkatnyakebutuhanpasarlokaldaninternasionalterhadaphasilsumberdayaalam KonvensiInternasionalterhadaphukumlaut Indonesia Kerjasama bilateral antara Indonesia dengannegaratetangga Kebijakanpemerintahuntukmembentukkelembagaandalampengelolaanpulau-pulaukecilterluar
ANCAMAN : PengeloaanPulau Kecil Terluar Belumadapenetapanbataslaut yang disepakatibersama (ZEE) Masihlemahnyaresponpengawasanperbatasanlautantarnegara Adanyakonflikkepentinganantarstakeholerdalampengelolaanpulau-pulaukecilterluar.
FAKTOR INTERNAL Kekuatan : PengeloaanPulau Kecil Terluar Sumberdayaalamdanjasalingkungankelautan yang besar Posisigeografis yang cukupstrategis Adanya program daripemerintahdaerahuntukpembangunanpulau-pulaukecilterluar.
BerdasarkanTabelStrategiPrioritas : Rancangbangunhukum : Prioritas : penataanbataswilayahnegara.  Implementasi : peningkatankerjasama bilateral daninternasional.  Evaluasi : menjaminkepastianhukumuntukpengelolaanpulau-pulaukecilterluardiProvinsiKepulauan Sulawesi Utara.
Kelemahan : PengeloaanPulau Kecil Terluar Keterpencilanpulau-pulaukecilterluar Terbatasnyasaranadanprasaranaperekonomian. Terbatasnyasaranaprasaranasosial Lemahnyakoordinasiantarlembaga KontrolPendanaan yang lemah Batas Maritim yang belumselesai BelumtersosialisasinyaHukumLautkepadamasyarakatluastermasukpadapejabateksekutifdanlegislatif, sertaimplikasinyasecarakomprehensif. Belumterencananyaperencanaannasionalterpadu yang mengintegrasikankebijakan yang berbasiskelautandenganjuridiksimaritimdalamsuatusistemMarine Space Database Belumadanya UU yang khususmengenaipulau-pulaukecilterluar
Faktoreksternal:  Kebijakanpemerintahuntukmembentukkelembagaandalampengelolaanpulau-pulaukecilterluar yang merupakanprioritaskeduadarifaktoreksternal yang dapatdimanfaatkanuntukpeningkatanpengelolaanpulau-pulaukecilterluardiProvinsi Sulawesi Utara denganbobot0.121.  Lembaga yang terbentukmampumelakukankoordinasikelembagaan yang efektifdanmampumemainkanperansesuaikewenangannya. Koordinasi : BadanNasionalPengelolaanPerbatasan (Perpres 12/2010)
Ancamandalampeningkatanpengelolaanpulau-pulaukecilterluaradalahbelumadapenetapanbataslaut yang disepakatibersama (pada ZEE) denganbobot0.113.  Hal iniperluuntuksegeradiselesaikandandisepakatidenganupaya-upayapolitisdandiplomatis.  Konflikkepentinganantarstakeholerdalampengelolaanpulau-pulaukecilterluardenganbobot0.099dapatmenjadiancamandalampengelolaanpulau-pulaukecilterluar diselesaikankarenatidakjelasnyakewenanganantarlembagamaupunantarpemerintahanpusatdandaerah.  Solusi : keterpaduandalampengelolaanpulau-pulaukecilterluarperbatasannegara.
HasilEvaluasi External – Internal (hal. 86). FaktorEkternaldan Internal :  ToralSkorEkternal : 2.339 Total Skor Internal : 2.418  Posisipadakuadran V  Artinya : Pengelolaanpulau-pulautersebutberadapadakondisi yang stabilatautetap Bahwapengelolaandipulautersebutmasihbelummengalamipertumbuhandanperkembangan yang signifikanbaikdariaspeksumberdayaalam, sosialekonomi, pendanaan, hukumdankelembagaan.
HasilAnalisis AHP 5 Faktor yang mempengaruhidalampembuatanrancangbangunhukumdanpengelolaanpulaukecilterluaryaitu : Sumberdayaalam Sosialekonomi Pendanaan Hukum Kelembagaan
BerdasarkanTabeldiatas yang mendudukiprioritaspertama yang mempengaruhipembuatanrancangbangunhukumadalahfaktorhukumdenganbobot0.289.  Bobotinimenunjukkanbahwafaktorhukummemilikiperanan yang sangatbesar(PENTING) dalampembuatanrancangbangunhukumpengelolaanpulau-pulaukecilterluardiProvinsi Sulawesi Utara.  Hal inidisebabkanolehmasihbanyaknyapermasalahanhukumdalampengelolaanpulau-pulaukecilterluar, baikdarisisieksternalataupun internal (dalamnegeri) yang belumdiselesaikan.
HasilAnalisis DTAL Pendekatan Historis (historicalapproach),  Pendekatan Undang-Undang (statue approach),  Pendekatan Kasus (caseapproach),  Pendekatan Komparatif (Comparativeapproach) dan Pendekatan Konseptual (conceptualapproach).
Batas Maritim & Perjanjian Bilateral
I. Penekatan Historis (historical approach) Sriwijaya dan Majapahit abad ke 12 – 14 Sejarah Kerajaan Tabukan  sejak Abad 15 – Abad 20 menguasai Sangihe dan Talaud Penjajahan Spayol di Filipina 1571- 1898 Perang Amerika Serikat – Spanyol : 12 April – 12 Agustus 1898 Jajahan AS 1898 - 4 Juni 1946 (Kemerdekaan Filipina) . Batas Wilayah Negara : Indonesia (1945-1950-1945-2002) dan Filipina (1899-1935-1943-1973-1987
II. Pendekatan Undang-Undang (statue approach) UUD 1945 (Amandemen ke IV Thn 2002) Pasal 25 A. Negara RI adalah Negara Kesatuan berciri Nusantara.  Negara Kepulauan : Psl 46 UNCLOS
III. PENDEKATAN KASUS (case approach) Belanda menjajah Indonesia :  AS menduduki Filipina 1898 VOC 1602 – 1800 Penjajahan sd 1945 KASUS PALMAS ISLAND 1928 MAX HUBER : MAHKAMAH INTERNASIONAL Keputusan 4 APRIL 1928 Tandatangan 7 Mei 1929 PALMAS ISLAND = MIANGAS
IV. PENDEKATAN KOMPARATIF (comparative approach) Konstitusi Negara RI – Filipina ProdukHukumNasionalmentaatiHukumInternasional UU LK (1/1973) UU HL (Unclos) 17/1985 UU ZEEI (5/83) UU WN (43/2008)
V. PENDEKATAN KONSEPTUAL (conceptual approach) PENGELOLOLAAN PULAU-PULAU KECIL PERBATSAN : PERENCANAAN PEMANFAATAN PENGAWASAN PENGENDALIAN FungsiPengelolaan SumberdayaAlam SosialBudaya SosialPolitik SosialEkonomi PertahananKeamanan
RANCANGBANGUN HUKUM KOKOH RANCANGAN Filosofis Sosiologis Yuridis KERJASAMA Pemerintah Pakar Masy KONSULTASI PUBLIK Pemrakarsa - Masy IMPLEMENTASI Sustain able TidakRapuh
KONSEP RBH PENGELOLAAN PPKT RUU PERBATASAN & PPKT FILOSOFIS SOSIOLOGIS YURIDIS NASKAH AKADEMIS KONSULTASI PUBLIK DRAFT UU
Rekomendasi RBHAspekBiofisik Karakteristik PPK : habitat, ekosistem,  RTRN-RTRW : PulauPerbatasan Garis Batas PencegahanDegradasi SD Pencemaran : RT, Laut, Tambang
AspekSosial, EkonomidanBudaya Pemberdayaanmasypulaukecil Kemiskinan Kepentinganmasyarakat & adat Mekanismepenyelesaiankonflik Pendidikandanpelatihannelayan & perempuan.
AspekHukum & Kelembagaan Kajiandaninventarisasi UU dan PP Kewenangandantanggungjawab Kejelasanposisi UU PulauPerbatasan agar tidak overlapping Kewenanganinstitusi SanksiHukum ProsesPenegakanHukum Tidakbertentangandgnhukumalam
KESIMPULAN Pulau Kecil Perbatasan Negara (PKPN) : Strategis, unikdankompleks : Pengelolaannya  : Terpadu/komprehensifdanberkelanjutan KoordinasidanKonsultasi : Regional / Nasional / Internasional PertahanandanKeamanan : Rawan TerperangkapdenganKemiskinan : Terisolasi Pelintas Batas Tradisional BelumadakesepakatanPenetapan Batas / delimitasi : ZEE - LK - ALKI
SARAN PeningkatanPengawasanPerbatasan, PenegakanHukum, & PeranPengawasanMasyarakatPulauPerbatasan Indentifikasimasyarakatpelintas KeseriusanPemerintah : Pertemuan Bilateral Penyusunan : Tata Ruang, Rancangan NA dan UU tentangPulauPerbatasan Negara PulauTerluar : PenerbitanSertifikatPulau Negara
TERIMA KASIH
NOVELTY MENGINTEGRASIKAN DALAM KERANGKA HUKUM DENGAN MENDISAIN PENDEKATAN  FILOSOFIS – SOSIOLOGIS – YURIDIS DALAM KETERPADUAN PENGELOLAAN PULAU KECIL TERLUAR PERBATASAN NEGARA
RancangbangunHukum
92 PulauTerluar PEPRES 78/2005 24 84 25 9 89 5 83 26 8 88 82 29 4 19 14 27 87 7 1 81 30 37 11 20 3 12 15 28 80 32 39 85 86 10 13 22 31 33 34 35 36 38 92 6 16 17 18 21 23 2 91 90 40 67 78 77 76 75 79 74 73 72 71 70 69 66 65 62 61 54 53 50 49 48 46 64 63 44 41 42 68 51 47 45 55 58 43 56 52 59 57 60
JarakTempuhMiangas – Marore /mil1mil laut =1.852km (Monaco 1929)
Ketersebaran 92 Pulau-Pulau Terluardi Indonesia menurut menurut Provinsi  (Data Bakosurtanal 2008)
Lanjutan
Pulau Miangas, Pulau Marore dan P. Batubawaikang
PulauMiangas
PulauMarore
Titik Dasar di Pulau Marore
Titik Dasar di Pulau Miangas
GarisPangkalKepulauan
Batas Laut 2 Negara
ZonaMaritim
Illegal Fishing
DEFENISI DAN PENGERTIAN WILAYAH PESISIR ‘Kawasanperalihan (interface area) antaraekosistemlautdandarat BATAS KE ARAH DARAT: 1.	Ekologis: kawasandaratan yang masihdipengaruhiolehproses-proseskelautansepertipasangsurut, interusiair laut, dll 2.	Administratif:batasterluarsebelahhuludaridesapantaiataujarakdefinitifsecara arbiter (2 km, 20 km dstdarigarispantai) 3.	Perencanaan: bergantungpadapermasalahanatausubstansi yang menjadifokuspengelolaanwilayahpesisir, seperti :Pencemarandansedimentasi : suatukawasandaratdaratdimanadampakpencemarandansedimentasibersumber: 	Mangrove : batasterluardarikawasanhutan mangrove
BATAS KE ARAH LAUT: 1.Ekologis: kawasanlaut yang masihdipengaruhiolehproses-prosesdidaratan (aliran air sungai, run off) ataudampakkegiatanmanusia, sepertipencemaran, sedimen, ataukawasanlaut yang merupakanpaparanbenua 2.Administratif:4 mil, 12 mil, dstdarigarispantaikearahlaut 3. Perencanaan: bergantungpadapermasalahanatausubstansi yang menjadifokuspengelolaanwilayahpesisir, seperti :Pencemarandansedimentasi : suatukawasanlaut yang dimasihdipengaruhiolehpencemaran. 	Mangrove : kawasanlaut yang masihmendapatkanpengaruhdariatributekologis mangrove sepertibahanorganikdari mangrove
BATASAN DAN KARAKTERISTIK  PULAU KECIL Pulauadalahmassadaratan yang seluruhnyadikelilingioleh air yang tetaptereksposesekalipunpadasaat air pasang.  Pulau Kecil adalah pulau dengan luas lebih kecil atau sama dengan 2.000 km2 (dua ribu kilometer persegi) beserta kesatuan Ekosistemnya
Sasaran – Alternatif Rancangbangun Hukum Sasaran : 1. Pilihanrancangbangunhukumdanpelaksanaannya Alternatif : Perundang-undangan Internasional Nasional regional Kearifanlokal, adat / tradisional
Sasaran & Alternatif ke 2 Sasaran 2. Pilihanpengelolaanpulau-pulaukecil Alternatif Polakonservasi Polaadatistiadat Polausaha
Sasaran & Alternatif ke 3 Sasaran :  3. Pilihan target pengelolaansumberdaya Alternatif : ,[object Object]
Swadayamasyarakat
Investasi

More Related Content

What's hot

Konsep dan defenisi pengelolaan wilayah pesisir
Konsep dan defenisi pengelolaan wilayah pesisirKonsep dan defenisi pengelolaan wilayah pesisir
Konsep dan defenisi pengelolaan wilayah pesisirAl Amin
 
Uu 27 2007 Wilayah Pesisir Ppk
Uu 27 2007  Wilayah Pesisir PpkUu 27 2007  Wilayah Pesisir Ppk
Uu 27 2007 Wilayah Pesisir Ppkguest6887f0
 
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRsuningterusberkarya
 
Uu no.272007
Uu no.272007Uu no.272007
Uu no.272007bachrisb
 
Penjelasan uu 27 2007 -pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
Penjelasan uu 27 2007 -pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecilPenjelasan uu 27 2007 -pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
Penjelasan uu 27 2007 -pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecilrafieraine02
 
UU No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
UU No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau KecilUU No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
UU No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau KecilPenataan Ruang
 
Urgensi Meningkatkan Kepedulian Pada Masyarakat dan Lingkungan Pesisir - Nats...
Urgensi Meningkatkan Kepedulian Pada Masyarakat dan Lingkungan Pesisir - Nats...Urgensi Meningkatkan Kepedulian Pada Masyarakat dan Lingkungan Pesisir - Nats...
Urgensi Meningkatkan Kepedulian Pada Masyarakat dan Lingkungan Pesisir - Nats...Mudrikan Nacong
 
Uu no.-1-tahun-2014-tentang-perubahan-atas-uu-no.-27-tahun-2007-tentang-penge...
Uu no.-1-tahun-2014-tentang-perubahan-atas-uu-no.-27-tahun-2007-tentang-penge...Uu no.-1-tahun-2014-tentang-perubahan-atas-uu-no.-27-tahun-2007-tentang-penge...
Uu no.-1-tahun-2014-tentang-perubahan-atas-uu-no.-27-tahun-2007-tentang-penge...St Rahmawati
 
Modul pengembangan kemaritiman daerah pesisir
Modul pengembangan  kemaritiman daerah pesisirModul pengembangan  kemaritiman daerah pesisir
Modul pengembangan kemaritiman daerah pesisirIsmail Ahmad
 
Penataan ruang-kota
Penataan ruang-kotaPenataan ruang-kota
Penataan ruang-kotaLyyzza Mambo
 
5 mudiyanto kebijakan dan program pembangunan bidang kimpraswil
5 mudiyanto   kebijakan dan program pembangunan bidang kimpraswil5 mudiyanto   kebijakan dan program pembangunan bidang kimpraswil
5 mudiyanto kebijakan dan program pembangunan bidang kimpraswilDidik Purwiyanto Vay
 
Potensi kemaritiman
Potensi kemaritimanPotensi kemaritiman
Potensi kemaritimanBunda Rara
 
Laporal pendhuluan rzwp kota ambon
Laporal pendhuluan rzwp kota ambonLaporal pendhuluan rzwp kota ambon
Laporal pendhuluan rzwp kota ambonamri sanjaya
 
Pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu I
Pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu IPengelolaan wilayah pesisir secara terpadu I
Pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu ICanny Nainggolan
 
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRsuningterusberkarya
 

What's hot (19)

Konsep dan defenisi pengelolaan wilayah pesisir
Konsep dan defenisi pengelolaan wilayah pesisirKonsep dan defenisi pengelolaan wilayah pesisir
Konsep dan defenisi pengelolaan wilayah pesisir
 
Uu 27 2007 Wilayah Pesisir Ppk
Uu 27 2007  Wilayah Pesisir PpkUu 27 2007  Wilayah Pesisir Ppk
Uu 27 2007 Wilayah Pesisir Ppk
 
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
 
Kabar JKPP Edisi 7
Kabar JKPP Edisi 7Kabar JKPP Edisi 7
Kabar JKPP Edisi 7
 
Uu no.272007
Uu no.272007Uu no.272007
Uu no.272007
 
Penjelasan uu 27 2007 -pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
Penjelasan uu 27 2007 -pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecilPenjelasan uu 27 2007 -pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
Penjelasan uu 27 2007 -pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
 
UU No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
UU No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau KecilUU No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
UU No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
 
Urgensi Meningkatkan Kepedulian Pada Masyarakat dan Lingkungan Pesisir - Nats...
Urgensi Meningkatkan Kepedulian Pada Masyarakat dan Lingkungan Pesisir - Nats...Urgensi Meningkatkan Kepedulian Pada Masyarakat dan Lingkungan Pesisir - Nats...
Urgensi Meningkatkan Kepedulian Pada Masyarakat dan Lingkungan Pesisir - Nats...
 
36 sebatik
36 sebatik36 sebatik
36 sebatik
 
2. present. wwk. 2009
2. present. wwk. 20092. present. wwk. 2009
2. present. wwk. 2009
 
Uu no.-1-tahun-2014-tentang-perubahan-atas-uu-no.-27-tahun-2007-tentang-penge...
Uu no.-1-tahun-2014-tentang-perubahan-atas-uu-no.-27-tahun-2007-tentang-penge...Uu no.-1-tahun-2014-tentang-perubahan-atas-uu-no.-27-tahun-2007-tentang-penge...
Uu no.-1-tahun-2014-tentang-perubahan-atas-uu-no.-27-tahun-2007-tentang-penge...
 
Modul pengembangan kemaritiman daerah pesisir
Modul pengembangan  kemaritiman daerah pesisirModul pengembangan  kemaritiman daerah pesisir
Modul pengembangan kemaritiman daerah pesisir
 
188 395-1-pb
188 395-1-pb188 395-1-pb
188 395-1-pb
 
Penataan ruang-kota
Penataan ruang-kotaPenataan ruang-kota
Penataan ruang-kota
 
5 mudiyanto kebijakan dan program pembangunan bidang kimpraswil
5 mudiyanto   kebijakan dan program pembangunan bidang kimpraswil5 mudiyanto   kebijakan dan program pembangunan bidang kimpraswil
5 mudiyanto kebijakan dan program pembangunan bidang kimpraswil
 
Potensi kemaritiman
Potensi kemaritimanPotensi kemaritiman
Potensi kemaritiman
 
Laporal pendhuluan rzwp kota ambon
Laporal pendhuluan rzwp kota ambonLaporal pendhuluan rzwp kota ambon
Laporal pendhuluan rzwp kota ambon
 
Pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu I
Pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu IPengelolaan wilayah pesisir secara terpadu I
Pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu I
 
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
 

Similar to RANCANGBANGUN HUKUM PULAU KECIL

09062023 - PW (Perencanaan Pulau-Pulau Kecil 1).pdf
09062023 - PW (Perencanaan Pulau-Pulau Kecil 1).pdf09062023 - PW (Perencanaan Pulau-Pulau Kecil 1).pdf
09062023 - PW (Perencanaan Pulau-Pulau Kecil 1).pdfVinnaYasin
 
PERMASALAHAN Tata ruang, konservasi dan kerentanan wilayah pesisir.pdf
PERMASALAHAN Tata ruang, konservasi dan kerentanan wilayah pesisir.pdfPERMASALAHAN Tata ruang, konservasi dan kerentanan wilayah pesisir.pdf
PERMASALAHAN Tata ruang, konservasi dan kerentanan wilayah pesisir.pdfssuser2d53881
 
Pesisir 02 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 02 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 02 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 02 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRsuningterusberkarya
 
ppt nazsywa nurfatiha.pptx
ppt nazsywa nurfatiha.pptxppt nazsywa nurfatiha.pptx
ppt nazsywa nurfatiha.pptxNazsywaNurfatiha
 
Makalah Full Paper
Makalah Full PaperMakalah Full Paper
Makalah Full PaperWindra Hardi
 
PPT TEORI RARA (1).pptx
PPT TEORI RARA (1).pptxPPT TEORI RARA (1).pptx
PPT TEORI RARA (1).pptxRaraDuta
 
Buku-I_Menata-Ruang-Laut-Indonesia_Final_22032021.pdf
Buku-I_Menata-Ruang-Laut-Indonesia_Final_22032021.pdfBuku-I_Menata-Ruang-Laut-Indonesia_Final_22032021.pdf
Buku-I_Menata-Ruang-Laut-Indonesia_Final_22032021.pdfCiwingComunity
 
Uu 27 2007 Wilayah Pesisir Ppk
Uu 27 2007  Wilayah Pesisir PpkUu 27 2007  Wilayah Pesisir Ppk
Uu 27 2007 Wilayah Pesisir Ppkguest6887f0
 
27759305 minapolitan-kabupaten-kaur-prov-bengkulu
27759305 minapolitan-kabupaten-kaur-prov-bengkulu27759305 minapolitan-kabupaten-kaur-prov-bengkulu
27759305 minapolitan-kabupaten-kaur-prov-bengkuluMarhadi1995
 
URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM
URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAMURGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM
URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAMDGT
 
Rpp pengelolaan das terpadu
Rpp pengelolaan das terpaduRpp pengelolaan das terpadu
Rpp pengelolaan das terpaduwalhiaceh
 
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANGPENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANGPENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...Fitri Indra Wardhono
 
UU Nomor 27 Tahun 2007 (1).pdf
UU Nomor 27 Tahun 2007 (1).pdfUU Nomor 27 Tahun 2007 (1).pdf
UU Nomor 27 Tahun 2007 (1).pdfssuserd809ef
 
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2007
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2007Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2007
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2007JalinKrakatau
 
Makalah Reklamasi Pantai - Pro – Kontra Reklamasi Wilayah Jabodetabek (Jakart...
Makalah Reklamasi Pantai - Pro – Kontra Reklamasi Wilayah Jabodetabek (Jakart...Makalah Reklamasi Pantai - Pro – Kontra Reklamasi Wilayah Jabodetabek (Jakart...
Makalah Reklamasi Pantai - Pro – Kontra Reklamasi Wilayah Jabodetabek (Jakart...Luhur Moekti Prayogo
 
Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau...
Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau...Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau...
Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau...Penataan Ruang
 
Potensi Wilayah Pesisir Untuk Pengembangan dan Kearifan Lokal
Potensi Wilayah Pesisir Untuk Pengembangan dan Kearifan LokalPotensi Wilayah Pesisir Untuk Pengembangan dan Kearifan Lokal
Potensi Wilayah Pesisir Untuk Pengembangan dan Kearifan LokalHelvyEffendi
 

Similar to RANCANGBANGUN HUKUM PULAU KECIL (20)

09062023 - PW (Perencanaan Pulau-Pulau Kecil 1).pdf
09062023 - PW (Perencanaan Pulau-Pulau Kecil 1).pdf09062023 - PW (Perencanaan Pulau-Pulau Kecil 1).pdf
09062023 - PW (Perencanaan Pulau-Pulau Kecil 1).pdf
 
PERMASALAHAN Tata ruang, konservasi dan kerentanan wilayah pesisir.pdf
PERMASALAHAN Tata ruang, konservasi dan kerentanan wilayah pesisir.pdfPERMASALAHAN Tata ruang, konservasi dan kerentanan wilayah pesisir.pdf
PERMASALAHAN Tata ruang, konservasi dan kerentanan wilayah pesisir.pdf
 
Pesisir 02 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 02 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 02 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 02 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
 
ppt nazsywa nurfatiha.pptx
ppt nazsywa nurfatiha.pptxppt nazsywa nurfatiha.pptx
ppt nazsywa nurfatiha.pptx
 
Makalah Full Paper
Makalah Full PaperMakalah Full Paper
Makalah Full Paper
 
PPT TEORI RARA (1).pptx
PPT TEORI RARA (1).pptxPPT TEORI RARA (1).pptx
PPT TEORI RARA (1).pptx
 
1 uu-2014-1
1 uu-2014-11 uu-2014-1
1 uu-2014-1
 
Buku-I_Menata-Ruang-Laut-Indonesia_Final_22032021.pdf
Buku-I_Menata-Ruang-Laut-Indonesia_Final_22032021.pdfBuku-I_Menata-Ruang-Laut-Indonesia_Final_22032021.pdf
Buku-I_Menata-Ruang-Laut-Indonesia_Final_22032021.pdf
 
Uu 27 2007 Wilayah Pesisir Ppk
Uu 27 2007  Wilayah Pesisir PpkUu 27 2007  Wilayah Pesisir Ppk
Uu 27 2007 Wilayah Pesisir Ppk
 
Bab1 pendahuluan
Bab1 pendahuluanBab1 pendahuluan
Bab1 pendahuluan
 
27759305 minapolitan-kabupaten-kaur-prov-bengkulu
27759305 minapolitan-kabupaten-kaur-prov-bengkulu27759305 minapolitan-kabupaten-kaur-prov-bengkulu
27759305 minapolitan-kabupaten-kaur-prov-bengkulu
 
URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM
URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAMURGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM
URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM
 
Rpp pengelolaan das terpadu
Rpp pengelolaan das terpaduRpp pengelolaan das terpadu
Rpp pengelolaan das terpadu
 
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANGPENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANGPENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...
 
UU Nomor 27 Tahun 2007 (1).pdf
UU Nomor 27 Tahun 2007 (1).pdfUU Nomor 27 Tahun 2007 (1).pdf
UU Nomor 27 Tahun 2007 (1).pdf
 
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2007
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2007Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2007
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2007
 
Reklamasi dan Mitigasi
Reklamasi dan MitigasiReklamasi dan Mitigasi
Reklamasi dan Mitigasi
 
Makalah Reklamasi Pantai - Pro – Kontra Reklamasi Wilayah Jabodetabek (Jakart...
Makalah Reklamasi Pantai - Pro – Kontra Reklamasi Wilayah Jabodetabek (Jakart...Makalah Reklamasi Pantai - Pro – Kontra Reklamasi Wilayah Jabodetabek (Jakart...
Makalah Reklamasi Pantai - Pro – Kontra Reklamasi Wilayah Jabodetabek (Jakart...
 
Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau...
Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau...Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau...
Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau...
 
Potensi Wilayah Pesisir Untuk Pengembangan dan Kearifan Lokal
Potensi Wilayah Pesisir Untuk Pengembangan dan Kearifan LokalPotensi Wilayah Pesisir Untuk Pengembangan dan Kearifan Lokal
Potensi Wilayah Pesisir Untuk Pengembangan dan Kearifan Lokal
 

Recently uploaded

soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 

Recently uploaded (20)

soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 

RANCANGBANGUN HUKUM PULAU KECIL

  • 1. RANCANGBANGUN HUKUM DAN PELAKSANAANNYA DALAM PENGELOLAAN PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DI PROVINSI SULAWESI UTARA(Law Design and Implementation in Managing Outermost Small Islands in the North Sulawesi Province) Denny B.A. Karwur C261030051 KomisiPembimbing Prof. Dr.Ir. Dietriech G. Bengen, DEA Prof. Dr. Ir. RokhminDahuri, MS Prof. Dr. Ir. Daniel R. Monintja, Dr. Ir. Victor Ph. Nikijuluw, MSc . Prof. D. Maria F. Indrati, SH, MH
  • 2. PENDAHULUAN REPUBLIK INDONESIA : Negara Kepulauan (Archipelagic State) yang berciri Nusantara, wilayahpadaposisisilangSamudraPasifik & SamudraHindia Panjangpantai 95.181 km2 Luaswilayahlaut 5.8 juta km2 JumlahPulau 17.480 Pulau : memilikikeanekaragaman habitat ygtinggi, PotensiSumberdaya, jasalingkungankelautan EkosistemwilayahPesisir: unik, dinamisdanproduktif PotensiPulau-pulaukecil : menunjang Pembangunan perluKonsepkebijakan : azaskelestariandanberkelanjutan
  • 3. Batas Negara RI dan 10 Negara India, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Palau, Papua Nugini, Australia, Timor Leste.
  • 5. MasalahPesisir (Coastal Problems) Pulau Kecil Perbatasan Negara Coastal Desease in Outermost Small Islands Resources Small Islands / Outermost island Destructive Fishing : Illegal fishing, Trawl, Boming/Explosive, Sianide, Potasium, etc Transnasional Crime (= extra ordinary crime) Terorism, Rebel, Narcotics, Smuggling guns, good household, woman & child traficcking, Prostitution, Gambling, etc Environmental: Waste, Marine pollution/Oil Spills, Residential, Reclamation, port, etc. International Border Ocean Illegal fishing, Trans Shipping, Flooting market, etc
  • 6. Masalah Perbatasan : Indonesia - Filipina
  • 9. PUSTAKA PWP-PPK : adalah suatu proses PERENCANAAN, PEMANFAATAN, PENGAWASAN, & PENGENDALIAN SDPesisir & PPK antarsektoryaitu : antaraPemerintah dan Pemerintah Daerah, antaraEkosistem darat dan Laut, antara Ilmu Pengetahuan dan Manajemen, untuk meningkatkankesejahteraan masyarakat.
  • 10. Wilayah Pesisir Wilayah pesisir : peralihanantaradaratandanlautan (Dahuri et.al.2001) Ditinjau dari garis pantai (coastline), : 2 macam batas (boundaries), 1. sejajar garis pantai (longshore) dan 2. tegak lurus terhadap garis pantai (cross-shore). UU No. 27/2007 Pasal 1 angka2. Wilayah Pesisir adalah : Daerah Peralihan antaraEkosistem Darat dan Laut yang dipengaruhi olehperubahan di darat dan laut. (batas ekologis) UU No. 32/2004 Pasal 18 ayat (4): Wilayah Laut : paling jauh 12 (dua belas) mil, laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arahperairan kepulauan untuk provinsi dan 1/3 (sepertiga) dari wilayahkewenangan provinsi untuk kabupaten/kota. (batasadministratif)
  • 11. KarakteristikPulau Kecil (Bengen 2006) Terpisahdari habitat ataupulauinduk (main land), sehinggabersifatinsuler, 2. Sumberdaya air tawar yang terbatas, dimanadaerahtangkapanairnyarelatifkecil, 3. Pekadanrentanterhadappengaruheksternalbaikalamimaupunakibatkegiatanmanusia, misalnyabadaidangelombangbesarsertapencemaran,
  • 12. 4. Memilikisejumlahjenisendemik yang bernilaiekologistinggi, Area perairan yang lebihluasdari area daratannyadanrelatifterisolasidaridaratanutama (benuaataupulaubesar). Jikapulautersebutberadadibatassuatunegara, makakeberadaanpulautersebutmempunyainilai yang sangatstrategisuntukpenentuanteritorialsuatunegara. 6. Tidakmempunyaihinterland yang jauhdaripantai
  • 13. PengelolaanPesisirTerpadu (Cicin-Sain & Knecht 1998) Untuk Mencapaipembangunanpesisirdanlautanberkelanjutan Mengurangigangguanalam yang membahayakandaerahpesisirdanmakhlukhidup Mempertahankanprosesekologi, sistempendukungkehidupan, dankeanekaragamanhayati
  • 14. ZonaMaritim UNCLOS 1982 Dalam UNCLOS 1982 dikenal delapan zona pengaturan (rezime)yang berlaku di laut, yaitu (1) Perairan pedalaman (internal waters), (2) Perairan kepulauan (archipelagic waters), (3) Laut teritorial (teritorial waters), (4) Zona tambahan (contiguous zone), (5) Zona Ekonomi Eksklusif (Exclusive Economic Zone), (6) Landas kontinen (continental shelf), (7) Laut lepas (high seas), dan (8) Kawasan dasar laut internasional (international seabed area).
  • 15. HukumLaut 1. UU No. 17 Tahun 1985 (UNCLOS 1982) 2. UU No. 43 2008 Wilayah Negara LautTeritorial 12 Mil ZonaTambahan : 24 Mil ZEEI : 200 Mil LandasKontinen : 200 – 300 Mil LautBebas
  • 16. 92 PulauTerluar(Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Pulau-pulau Kecil Terluar)
  • 18. METODEAnalisis SWOT (Rangkuti 1997) : PengambilanKeputusanuntukPenentuanStrategiberdasarkanlogika Alatformulasistrategi: Kekuatan (Strenghts) Kelemahan (Weaknesses) Peluang (Opportunities) Ancaman (Treats)
  • 19. AnalisisHierarkhiProses [AHP] (Saaty 2003) : UntukPengambilanKeputusan Menstrukturkanmasalahuntukmenghasilkanskalaprioritas. PengambilanKeputusan : Perumusantujuan, kriteriadanalternatif PenyusunanStrukturHierarki PenentuanPrioritas Konsistensilogis Nilaikonsistensi yang dihasilkantidakmelebihi 10%
  • 21. LOKASI PENELITIAN PULAU MIANGAS PULAU MARORE
  • 22. 11 Pulau Terluar diProvinsi Sulawesi Utara P.BATUBAWAIKANG P.KAWALUSO P.KAWIO P.MARORE P.MIANGAS P.MARAMPIT P.INTATA P.KAKARUTAN P.BANGKT P.MANTERAWU P.MAKALEHI
  • 23.
  • 24. WaktudanTempat Juli 2007 – Agustus 2008 PulauMiangasKabupatenKepulauan Talaud PulauMaroreKabupatenKepulauanSangihe Sulawesi Utara Wawancara & PenyebaranKuesioner
  • 25. Responden : Expert & Fungsi
  • 26. III. Hasil & Pembahasan HasilAnalisis SWOT FAKTOR EKSTERNAL : PELUANG: PengeloaanPulau Kecil Terluar Kebijakannasionalmendoronginvestasi Kebijakanpemerintahdalampemberianotoritaspengelolaanwilayah Meningkatnyakebutuhanpasarlokaldaninternasionalterhadaphasilsumberdayaalam KonvensiInternasionalterhadaphukumlaut Indonesia Kerjasama bilateral antara Indonesia dengannegaratetangga Kebijakanpemerintahuntukmembentukkelembagaandalampengelolaanpulau-pulaukecilterluar
  • 27. ANCAMAN : PengeloaanPulau Kecil Terluar Belumadapenetapanbataslaut yang disepakatibersama (ZEE) Masihlemahnyaresponpengawasanperbatasanlautantarnegara Adanyakonflikkepentinganantarstakeholerdalampengelolaanpulau-pulaukecilterluar.
  • 28. FAKTOR INTERNAL Kekuatan : PengeloaanPulau Kecil Terluar Sumberdayaalamdanjasalingkungankelautan yang besar Posisigeografis yang cukupstrategis Adanya program daripemerintahdaerahuntukpembangunanpulau-pulaukecilterluar.
  • 29. BerdasarkanTabelStrategiPrioritas : Rancangbangunhukum : Prioritas : penataanbataswilayahnegara. Implementasi : peningkatankerjasama bilateral daninternasional. Evaluasi : menjaminkepastianhukumuntukpengelolaanpulau-pulaukecilterluardiProvinsiKepulauan Sulawesi Utara.
  • 30. Kelemahan : PengeloaanPulau Kecil Terluar Keterpencilanpulau-pulaukecilterluar Terbatasnyasaranadanprasaranaperekonomian. Terbatasnyasaranaprasaranasosial Lemahnyakoordinasiantarlembaga KontrolPendanaan yang lemah Batas Maritim yang belumselesai BelumtersosialisasinyaHukumLautkepadamasyarakatluastermasukpadapejabateksekutifdanlegislatif, sertaimplikasinyasecarakomprehensif. Belumterencananyaperencanaannasionalterpadu yang mengintegrasikankebijakan yang berbasiskelautandenganjuridiksimaritimdalamsuatusistemMarine Space Database Belumadanya UU yang khususmengenaipulau-pulaukecilterluar
  • 31. Faktoreksternal: Kebijakanpemerintahuntukmembentukkelembagaandalampengelolaanpulau-pulaukecilterluar yang merupakanprioritaskeduadarifaktoreksternal yang dapatdimanfaatkanuntukpeningkatanpengelolaanpulau-pulaukecilterluardiProvinsi Sulawesi Utara denganbobot0.121. Lembaga yang terbentukmampumelakukankoordinasikelembagaan yang efektifdanmampumemainkanperansesuaikewenangannya. Koordinasi : BadanNasionalPengelolaanPerbatasan (Perpres 12/2010)
  • 32. Ancamandalampeningkatanpengelolaanpulau-pulaukecilterluaradalahbelumadapenetapanbataslaut yang disepakatibersama (pada ZEE) denganbobot0.113. Hal iniperluuntuksegeradiselesaikandandisepakatidenganupaya-upayapolitisdandiplomatis. Konflikkepentinganantarstakeholerdalampengelolaanpulau-pulaukecilterluardenganbobot0.099dapatmenjadiancamandalampengelolaanpulau-pulaukecilterluar diselesaikankarenatidakjelasnyakewenanganantarlembagamaupunantarpemerintahanpusatdandaerah. Solusi : keterpaduandalampengelolaanpulau-pulaukecilterluarperbatasannegara.
  • 33. HasilEvaluasi External – Internal (hal. 86). FaktorEkternaldan Internal : ToralSkorEkternal : 2.339 Total Skor Internal : 2.418 Posisipadakuadran V Artinya : Pengelolaanpulau-pulautersebutberadapadakondisi yang stabilatautetap Bahwapengelolaandipulautersebutmasihbelummengalamipertumbuhandanperkembangan yang signifikanbaikdariaspeksumberdayaalam, sosialekonomi, pendanaan, hukumdankelembagaan.
  • 34. HasilAnalisis AHP 5 Faktor yang mempengaruhidalampembuatanrancangbangunhukumdanpengelolaanpulaukecilterluaryaitu : Sumberdayaalam Sosialekonomi Pendanaan Hukum Kelembagaan
  • 35. BerdasarkanTabeldiatas yang mendudukiprioritaspertama yang mempengaruhipembuatanrancangbangunhukumadalahfaktorhukumdenganbobot0.289. Bobotinimenunjukkanbahwafaktorhukummemilikiperanan yang sangatbesar(PENTING) dalampembuatanrancangbangunhukumpengelolaanpulau-pulaukecilterluardiProvinsi Sulawesi Utara. Hal inidisebabkanolehmasihbanyaknyapermasalahanhukumdalampengelolaanpulau-pulaukecilterluar, baikdarisisieksternalataupun internal (dalamnegeri) yang belumdiselesaikan.
  • 36. HasilAnalisis DTAL Pendekatan Historis (historicalapproach), Pendekatan Undang-Undang (statue approach), Pendekatan Kasus (caseapproach), Pendekatan Komparatif (Comparativeapproach) dan Pendekatan Konseptual (conceptualapproach).
  • 37. Batas Maritim & Perjanjian Bilateral
  • 38. I. Penekatan Historis (historical approach) Sriwijaya dan Majapahit abad ke 12 – 14 Sejarah Kerajaan Tabukan sejak Abad 15 – Abad 20 menguasai Sangihe dan Talaud Penjajahan Spayol di Filipina 1571- 1898 Perang Amerika Serikat – Spanyol : 12 April – 12 Agustus 1898 Jajahan AS 1898 - 4 Juni 1946 (Kemerdekaan Filipina) . Batas Wilayah Negara : Indonesia (1945-1950-1945-2002) dan Filipina (1899-1935-1943-1973-1987
  • 39. II. Pendekatan Undang-Undang (statue approach) UUD 1945 (Amandemen ke IV Thn 2002) Pasal 25 A. Negara RI adalah Negara Kesatuan berciri Nusantara. Negara Kepulauan : Psl 46 UNCLOS
  • 40. III. PENDEKATAN KASUS (case approach) Belanda menjajah Indonesia : AS menduduki Filipina 1898 VOC 1602 – 1800 Penjajahan sd 1945 KASUS PALMAS ISLAND 1928 MAX HUBER : MAHKAMAH INTERNASIONAL Keputusan 4 APRIL 1928 Tandatangan 7 Mei 1929 PALMAS ISLAND = MIANGAS
  • 41. IV. PENDEKATAN KOMPARATIF (comparative approach) Konstitusi Negara RI – Filipina ProdukHukumNasionalmentaatiHukumInternasional UU LK (1/1973) UU HL (Unclos) 17/1985 UU ZEEI (5/83) UU WN (43/2008)
  • 42. V. PENDEKATAN KONSEPTUAL (conceptual approach) PENGELOLOLAAN PULAU-PULAU KECIL PERBATSAN : PERENCANAAN PEMANFAATAN PENGAWASAN PENGENDALIAN FungsiPengelolaan SumberdayaAlam SosialBudaya SosialPolitik SosialEkonomi PertahananKeamanan
  • 43. RANCANGBANGUN HUKUM KOKOH RANCANGAN Filosofis Sosiologis Yuridis KERJASAMA Pemerintah Pakar Masy KONSULTASI PUBLIK Pemrakarsa - Masy IMPLEMENTASI Sustain able TidakRapuh
  • 44. KONSEP RBH PENGELOLAAN PPKT RUU PERBATASAN & PPKT FILOSOFIS SOSIOLOGIS YURIDIS NASKAH AKADEMIS KONSULTASI PUBLIK DRAFT UU
  • 45. Rekomendasi RBHAspekBiofisik Karakteristik PPK : habitat, ekosistem, RTRN-RTRW : PulauPerbatasan Garis Batas PencegahanDegradasi SD Pencemaran : RT, Laut, Tambang
  • 46. AspekSosial, EkonomidanBudaya Pemberdayaanmasypulaukecil Kemiskinan Kepentinganmasyarakat & adat Mekanismepenyelesaiankonflik Pendidikandanpelatihannelayan & perempuan.
  • 47. AspekHukum & Kelembagaan Kajiandaninventarisasi UU dan PP Kewenangandantanggungjawab Kejelasanposisi UU PulauPerbatasan agar tidak overlapping Kewenanganinstitusi SanksiHukum ProsesPenegakanHukum Tidakbertentangandgnhukumalam
  • 48. KESIMPULAN Pulau Kecil Perbatasan Negara (PKPN) : Strategis, unikdankompleks : Pengelolaannya : Terpadu/komprehensifdanberkelanjutan KoordinasidanKonsultasi : Regional / Nasional / Internasional PertahanandanKeamanan : Rawan TerperangkapdenganKemiskinan : Terisolasi Pelintas Batas Tradisional BelumadakesepakatanPenetapan Batas / delimitasi : ZEE - LK - ALKI
  • 49. SARAN PeningkatanPengawasanPerbatasan, PenegakanHukum, & PeranPengawasanMasyarakatPulauPerbatasan Indentifikasimasyarakatpelintas KeseriusanPemerintah : Pertemuan Bilateral Penyusunan : Tata Ruang, Rancangan NA dan UU tentangPulauPerbatasan Negara PulauTerluar : PenerbitanSertifikatPulau Negara
  • 51. NOVELTY MENGINTEGRASIKAN DALAM KERANGKA HUKUM DENGAN MENDISAIN PENDEKATAN FILOSOFIS – SOSIOLOGIS – YURIDIS DALAM KETERPADUAN PENGELOLAAN PULAU KECIL TERLUAR PERBATASAN NEGARA
  • 53. 92 PulauTerluar PEPRES 78/2005 24 84 25 9 89 5 83 26 8 88 82 29 4 19 14 27 87 7 1 81 30 37 11 20 3 12 15 28 80 32 39 85 86 10 13 22 31 33 34 35 36 38 92 6 16 17 18 21 23 2 91 90 40 67 78 77 76 75 79 74 73 72 71 70 69 66 65 62 61 54 53 50 49 48 46 64 63 44 41 42 68 51 47 45 55 58 43 56 52 59 57 60
  • 54. JarakTempuhMiangas – Marore /mil1mil laut =1.852km (Monaco 1929)
  • 55. Ketersebaran 92 Pulau-Pulau Terluardi Indonesia menurut menurut Provinsi (Data Bakosurtanal 2008)
  • 57.
  • 58.
  • 59. Pulau Miangas, Pulau Marore dan P. Batubawaikang
  • 62.
  • 63. Titik Dasar di Pulau Marore
  • 64. Titik Dasar di Pulau Miangas
  • 65.
  • 67. Batas Laut 2 Negara
  • 70. DEFENISI DAN PENGERTIAN WILAYAH PESISIR ‘Kawasanperalihan (interface area) antaraekosistemlautdandarat BATAS KE ARAH DARAT: 1. Ekologis: kawasandaratan yang masihdipengaruhiolehproses-proseskelautansepertipasangsurut, interusiair laut, dll 2. Administratif:batasterluarsebelahhuludaridesapantaiataujarakdefinitifsecara arbiter (2 km, 20 km dstdarigarispantai) 3. Perencanaan: bergantungpadapermasalahanatausubstansi yang menjadifokuspengelolaanwilayahpesisir, seperti :Pencemarandansedimentasi : suatukawasandaratdaratdimanadampakpencemarandansedimentasibersumber: Mangrove : batasterluardarikawasanhutan mangrove
  • 71. BATAS KE ARAH LAUT: 1.Ekologis: kawasanlaut yang masihdipengaruhiolehproses-prosesdidaratan (aliran air sungai, run off) ataudampakkegiatanmanusia, sepertipencemaran, sedimen, ataukawasanlaut yang merupakanpaparanbenua 2.Administratif:4 mil, 12 mil, dstdarigarispantaikearahlaut 3. Perencanaan: bergantungpadapermasalahanatausubstansi yang menjadifokuspengelolaanwilayahpesisir, seperti :Pencemarandansedimentasi : suatukawasanlaut yang dimasihdipengaruhiolehpencemaran. Mangrove : kawasanlaut yang masihmendapatkanpengaruhdariatributekologis mangrove sepertibahanorganikdari mangrove
  • 72. BATASAN DAN KARAKTERISTIK PULAU KECIL Pulauadalahmassadaratan yang seluruhnyadikelilingioleh air yang tetaptereksposesekalipunpadasaat air pasang. Pulau Kecil adalah pulau dengan luas lebih kecil atau sama dengan 2.000 km2 (dua ribu kilometer persegi) beserta kesatuan Ekosistemnya
  • 73. Sasaran – Alternatif Rancangbangun Hukum Sasaran : 1. Pilihanrancangbangunhukumdanpelaksanaannya Alternatif : Perundang-undangan Internasional Nasional regional Kearifanlokal, adat / tradisional
  • 74. Sasaran & Alternatif ke 2 Sasaran 2. Pilihanpengelolaanpulau-pulaukecil Alternatif Polakonservasi Polaadatistiadat Polausaha
  • 75.
  • 78.
  • 79. Sasaran & Alternatif ke 5 Sasaran : 5. Pilihanhukum Alternatif Kebijakannasional Kebijakan regional Kebijakansektoral Adat kebiasaan/tradisional

Editor's Notes

  1. Luas : 1,9 juta mil2 ; Panjang Pantai : 95.181 Km2; Wilayah Laut : 5,8 juta Km2; jumlah Pulau +/- 17.480
  2. Untuk mengelola dan memanfaatkan sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan (environmental services) kawasan pesisir secara berkelanjutan (on a sustainable basis), perlu pemahaman / pengertian dan karakteristik utama :
  3. Hyperlinks