SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
Download to read offline
MAKALAH
POTENSI WILAYAH PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN MEDIA
DAN KEARIFAN LOKAL
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pengembangan Media Pembelajaran
Matematika
Dosen Pengampu:
MAHARANI IZZATIN, M.Pd
Disusun Oleh Kelompok : 6
LOKAL A1 2016
1. CICI HERNAWATI PUTRI NPM. 16.406040.07
2. SRI DEWI HERNITA NPM. 16.406040.09
3. SULIS TYASNINGSIH NPM. 16.406040.23
4. ALFRET LIMBAN PARANNA NPM. 16.406040.31
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2018
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Tak
lupa kami ucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak
yang terlibat dalam penyusunan makalah Analisis Kurikulum Matematika:
1. Kepada Ibu Maharani Izzatin, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah.
2. Orang tua kami yang telah membantu dalam hal materiil sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
3. Teman-teman yang saling membantu dalam menyelesaikan penyusunan
makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan
karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Tarakan, 23 Maret 2018
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI ......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
1. 1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1. 2 Rumusan Masalah................................................................................... 2
1. 3 Tujuan Makalah...................................................................................... 2
BAB II ISI .......................................................................................................... 3
2.1 Potensi Wilayah Pesisir di Provinsi Kalimantan Utara............................. 3
2.1.1 Potensi Wilayah Pesisir.................................................................. 3
2.1.2 Contoh Potensi Wilayah Pesisir di Provinsi Kalimantan Utara ....... 4
2.1.3 Contoh Potensi yang Dapat Dikembangkan untuk Media
Pembelajaran................................................................................... 6
2.2 Kearifan Lokal di Wilayah Kalimantan Utara.......................................... 8
2.3 Contoh Pengembangan Media Pembelajaran Yang Memanfaatkan Potensi
Pesisir ................................................................................................... 13
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 18
3.1 Kesimpulan.......................................................................................... 21
3.1 Saran.................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 23
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses pembelajaran (matematika) di kelas kurang meningkatkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi dan kurang berkait langsung dengan
kehidupan nyata sehari-hari (kurang penerapan, kurang membumi, kurang
realistik, ataupun kurang kontekstual). Penekanan pembelajaran di Indonesia
lebih banyak pada penguasaan keterampilan dasar, namun sedikit atau sama
sekali tidak ada penekanan untuk penerapan matematika dalam konteks
kehidupan sehari-hari, berkomunikasi matematik, dan bernalar secara
matematik. Pembelajaran matematika yang kurang kontekstual menjadi
bagian yang menarik untuk dikaji karena konteks masyarakat Indonesia yang
sangat beragam dan secara umum siswa bertempat tinggal di daerah pesisir.
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dan memiliki
kekayaan sumberdaya pesisir yang belum dimanfaatkan secara optimal untuk
kesejahteraan hidup masyarakat pesisir. SDM pesisir yang berkualitas
mestinya memiliki kemampuan pemecahan masalah yang baik. Kemampuan
ini dapat dilatihkan dalam pembelajaran matematika dengan merancang suatu
proses pembelajaran yang dapat memanfaatkan segala potensi pesisir dan
permasalahannya. Potensi dan permasalahan pesisir tersebut dapat digunakan
sebagai titik awal pembelajaran matematika. Pembelajaran seperti ini, di
samping untuk menanamkan nilai-nilai matematika kepada siswa, juga agar
siswa menjadi good problem solver untuk mencapai kesejahteraan hidup.
Informasi tentang berbagai potensi dan permasalahan pesisir yang
tertuang dalam soal-soal matematika selama ini masih sangat rendah. Potensi
dan permasalahan pembangunan wilayah pesisir dapat berupa dan jasa-jasa
lingkungan (Dahuri et al., 2001). Sumberdaya dapat pulih berupa kerang, lidi
dari kelapa, pohon kelapa dll.
Kearifan lokal berarti kearifan setempat (local wisdom) yang dapat
dipahami sebagai gagasan-gagasan lokal yang bersifat bijaksana, penuh
kearifan, bernilai yang tertanam dan diikuti oleh warga masyarakatnya.
2
Dalam konsep antropologi, kearifan lokal dikenal pula sebagai pengetahuan
setempat (indigenous or local knowledge), atau kecerdasan setempat (local
genius), yang menjadi dasar identitas kebudayaan (cultural identity). Kearifan
lokal merupakan perwujudan dari daya tahan dan daya tumbuh yang
dimanifestasikan melalui pandangan hidup, pengetahuan, dan pelbagai
strategi kehidupan yang berupa aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat
lokal untuk menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan
hidupnya, sekaligus memelihara kebudayaannya.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah makalah ini, sebagai berikut:
1. Bagaimana potensi wilayah pesisir di Provinsi Kalimantan Utara?
2. Bagaimana kearifan lokal di wilayah Kalimantan Utara?
3. Bagaimana contoh pengembangan media pembelajaran yang
memanfaatkan potensi pesisir?
1.3 Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui potensi wilayah pesisir di Provinsi Kalimantan Utara.
2. Mengetahui kearifan lokal di wilayah Kalimantan Utara
3. Mengetahui contoh pengembangan media pembelajaran yang
memanfaatkan potensi pesisir.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Potensi Wilayah Pesisir di Provinsi Kalimantan Utara
Wilayah Provinsi Kalimantan Utara yang sangat luas menyebabkan
semua karakteristik wilayah terdapat di daerah ini, mulai kawasan perbatasan
Kalimantan Utara pedalaman, terpencil, pegunungan, pesisir, dan kepulauan.
Wilayah Kalimantan Utara yang memiliki pantai sepanjang 1.185 KM
mempunyai kawasan pesisir yang sangat luas, merupakan kota yang terletak
di pesisir pantai Kalimantan Utara. Wilayah pesisir secara ekologis
merupakan daerah pertemuan antara ekosistem darat dan laut. Bagi orang-
orang pesisir, laut adalah lahan kehidupan. Dia telah membesarkan berbagai
jenis ikan, kerang. Rahimnya menyimpan sejuta kekayaan (Lelaona. 2016: 9).
2.1.1 Pengertian Potensi Wilayah Pesisir
Wilayah pesisir didefinisikan sebagai daerah pertemuan antara
darat dan laut, ke arah darat wilayah pesisir meliputi bagian daratan baik
kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut
seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin, sedangkan ke
arah laut wilayah pesisir mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi
oleh proses-proses alami yang terjadi di darat, seperti sedimentasi dan
aliran air tawar, maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat
seperti penggundulan hutan dan pencemaran. Dalam UU No. 27 Tahun
2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
Wilayah, pesisir adalah daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut
yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan di laut. Sedangkan,
deifinisi perairan pesisir adalah daerah peralihan antara ekosistem darat
dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan di laut. Perairan
pesisir adalah laut yang berbatasan dengan daratan meliputi perairan
sejauh 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis pantai, perairan yang
menghubungkan pantai dan pulau-pulau, estuari, teluk, perairan dangkal,
rawa payau, dan laguna (Bidayani, 2014: 1-2).
4
Sehingga, wilayah pesisir dapat diartikan sebagai kawasan yang
berbatasan antara darat dan laut yang memiliki ekosistem di dalamnya.
Sepanjang garis pantai ini terdapat wilayah pesisir yang relatif sempit,
tetapi memiliki potensi sumberdaya alam yang sangat banyak seperti
ekosistem mangrove, terumbu karang, dan padang lamun yang sangat
luas dan beragam. Selain itu pula terdapat berbagai kekayaan pesisir
lainnya seperti pasir, kerang, jenis-jenis ikan pelagis, ikan dumersal,
kepiting, udang, teripang, air laut, kerikil, kelapa, dan ketapang.
Dalam UU RI No. 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Pesisir
dan Pulau-pulau Kecil disebutkan bahwa potensi di kawasan pesisir
sangatlah besar, baik potensi sumberdaya alam maupun potensi buatan.
Potensi sumberdaya kawasan pesisir menurut UU ini yaitu sumberdaya
hayati (ikan, terumbu karang, padang lamun, mangrove, dan biota laut
lain), sumberdaya nonhayati (pasir, air laut, mineral dasar laut),
sumberdaya buatan (infrastruktur laut yang terkait dengan kelautan dan
perikanan, dan jasa-jasa lingkungan berupa keindahan alam, permukaan
dasar laut tempat instalasi bawah air yang terkait dengan kelautan dan
perikanan serta energi gelombang laut yang terdapat di wilayah pesisir).
Secara ekologi, wilayah pesisir dan laut merupakan tempat hidup
beberapa ekosistem, yang unik dan saling terkait, dinamis, dan
produktif (Bidayani, 2014: 5).
2.1.2 Contoh Potensi Wilayah Pesisir di Provinsi Kalimantan Utara
Berikut ini beberapa contoh potensi wilayah pesisir di wilayah
Kalimantan Utara:
1. Hutan Mangrove
Hutan mangrove merupakan salah satu eksositem pesisir
utama di daerah tropis dan sub tropis yang sangat sensitive dan
rentan terhadap perubahan lingkungan tumbuh. Hutan mangrove bisa
dimanfaatkan untuk sumber abhan makanan, kayu bakar, kayu
bangunan dan produk lainnya. Hutan mangrove berkaitan erat
dengan ekosistem lainnya dan mempunyai fungsi sebagai pelengkap
sedimen, penyaring alairan permukaan, pelindung pantai dari
5
pukulan ombak, habitat untuk berbagagi organisme dan tempat
berkembang biaknya organisme air. Hutan mangrove terdapat di
sejumlah kota/kabupaten di Kalimantan Utara, seperti di Kota
Tarakan, Kabupaten Nunukan, dan Kabupaten Tana Tidung.
2. Terumbu Karang
Terumbu karang adalah struktur ekosistem di bawah laut
yang dibangun dari kalsium karbonat (CaCO3). Terumbu karang
mempunyai fungsi ekologis sebagai penyedia nutrien bagi biota
perairan, pelindung fisik, tempat pemijahan, tempat bermain dan
asuhan berbagai biota, terumbu karang juga menghasilkan berbagai
produk yang mempunyai nilai ekonomi penting seperti berbagai
jenis hasil perikanan, batu karang untuk konstruksi. Terumbu karang
diabngun oleh hewan karang (Tjandra dkk, 2011: 2).
3. Rumput Laut
Rumput laut adalah sejenis ganggang atau alga yang yang
berukuran besar dan memiliki berbagai macam bentuk yang warna
yang beraneka ragam. Rumput laut tumbuh di perairan yang
memiliki subtract jkeras dan kokoh yang berfungsi sebagi tempat
melekat (Puspitaningasih, 2012: 38). Rumput laut terdapat di
Tarakan, Nunukan dan Bulungan.
4. Padang Lamun
Padang lamun merupakan tumbuhan berbunga yang hidup di
dalam air laut, berpembuluh, berdaun, berimpang, berakar, serta
berbiak dengan biji dan tunas. Tumbuhan tersebut terdapat
diperairan dekat pantai yang dangkal, baik di daerah tropis maupun
di daerah temperatur. Padang lamun dapat berbentuk tumbuhan
tunggal yang utmbuh membentuk padang lebat (Puspitaningasih,
2012: 32). Padang lamun dapat ditemui di Tarakan.
5. Kerang
Kerang merupakan hewan bertubuh lunak (moluska).
Pengertian kerang bersifat umum dan tidak memiliki arti secara
biologi namun penggunaannya luas dan dipakai dalam kegiatan
6
ekonomi. Dalam pengertian paling luas, kerang berarti semua
moluska dengan sepasang cangkang. Dalam pengertian paling
sempit, yang dimaksud sebagai sebagai kerang adalah kerang darah,
sejenis kerang budidaya yang umum dijumpai di wilayah Indo-
Pasifik dan banyak dijual di warung atau rumah makan yang menjual
hasil laut. Kerang banyak dibudidayakan karena memilliki nilai
ekonomi yang baik. Kita sering melihat cangkang kerang di laut.
Cangkang ini berasal dari kerang dan siput laut yang telah mati.
Kemudian terbawa arus sampai ke tepi pantai (Tjandra, 2011:22).
Potensi kerang ini, dapat ditemui di Tarakan, Nunukan dan
Bulungan.
6. Jasa-jasa Lingkungan
Jasa-jasa lingkungan yang dimaksud meliputi fungsi kawasan
pesisir dan lautan sebagai tempat rekreasi dan pariwisata, media
transportasi dan komunikasi, sumber energi, sarana pendidikan dan
penelitian, pertahanan keamanan, penampungan limbah, pengatur
iklim, kawasan lindung, dan sistem penunjang kehidupan serta
fungsi fisiologis lainnya
2.1.3 Contoh Potensi Wilayah Pesisir yang Dapat Dikembangkan untuk
Media Pembelajaran
Potensi yang dimiliki di daerah pesisir dan sekitarnya perlu
dipilah untuk dikembangkan sebagai media pembelajaran, karena dari
seluruh potensi tersebut harus dilihat dari segi keamanan dan
kenyamanan peserta didik. Selain itu, potensi wilayah pesisir yang dapat
dikembangkan menjadi media pembelajaran juga murah dalam hal
ekonomis agar mudah dijangkau.
Berikut merupakan potensi wilayah pesisir yang dapat
dikembangkan untuk media pembelajaran, diantaranya adalah:
1. Pasir
Pasir adalah salah satu jenis material yang terhampar
sepanjang pesisir pantai dan mudah dijangkau oleh siapapun. Pasir
7
sebagai media pembelajaran dapat mengembangkan kreatifitas dan
imajinasi peserta didik tentang karya yang ia buat dengan media
pasir. Tentu saja media pasir yang digunakan harus dipastikan bersih
dan aman digunakan. Contoh media pembelajaran dari pasir adalah
pasir warna-warni. Pasir yang diwarnai dapat menjadi media
pembelajaran dalam melukis dengan pasir, mengenal warna, selain
itu pasir yang dibasahi dengan air dapat dibentuk sesuai dengan yang
kita inginkan, seperti bola, kubus, balok, segitiga, piramida, dan
sebagainya.
2. Kerang
Kerang adalah jenis hewan laut yang mempunyai beragam
ukuran, jenis, dan warnanya. Ada yang berukuran besar atau kecil,
memiliki tekstur kasar dan ada juga yang teksturnya halus, serta
memiliki warna putih, cokelat, hitam-bertotol.
3. Tumbuhan Kelapa
Tumbuhan kelapa adalah salah satu jenis tumbuhan yang
tumbuh subur di pesisir pantai. Jenis tumbuhan pesisir ini memiliki
banyak manfaat mulai dari akar, batang, daun, dan buah.
4. Kerikil
Kerikil adalah salah satu jenis material seperti pasir yang
terdapat di pesisir pantai dan mudah dijangkau oleh siapapun.
Potensi kerikil untuk media pembelajaran sama dengan potensi
kerang. ontoh media pembelajaran dari kerikil adalah berhitung
menggunakan kerikil.
Selain potensi wilayah pesisir yang telah dijelaskan sebelumnya,
sebenarnya ekosistem yang ada pada wilayah pesisir tersebut juga dapat
dimanfaatkan sebagai media pembelajaran langsung di luar kelas seperti
ekosistem hutan mangrove. Ekosistem hutan mangrove dapat
dimanfaatkan sebagai tempat pariwisata untuk pembelajaran biologi.
Karena dalam ekosistem hutan mangrove terdapat banyak makhluk hidup
yang hidup berdampingan dalam ekosistem tersebut seperti, pohon
bakau, kepiting, ikan, dan bekantan.
8
2.2 Kearifan Lokal di Wilayah Kalimantan Utara
Dalam pengertian kebahasaan, kearifan lokal berarti kearifan setempat
(local wisdom) yang dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan lokal yang
bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai yang tertanam dan diikuti oleh
warga masyarakatnya. Dalam konsep antropologi, kearifan lokal dikenal pula
sebagai pengetahuan setempat (indigenous or local knowledge), atau
kecerdasan setempat (local genius), yang menjadi dasar identitas kebudayaan
(cultural identity). Kearifan lokal merupakan perwujudan dari daya tahan dan
daya tumbuh yang dimanifestasikan melalui pandangan hidup, pengetahuan,
dan pelbagai strategi kehidupan yang berupa aktivitas yang dilakukan oleh
masyarakat lokal untuk menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan
kebutuhan hidupnya, sekaligus memelihara kebudayaannya.
Kearifan lokal khas Bulungan yaitu tari Jugit dan pekan budaya birau.
Sedangkan di Malinau terdapat perayaan tahun baru dengan mengadakan
acara kumpul bersama di Balai Adat dengan makan bersama dan saling
membaur serta ada pesta adat panen raya.
Contoh kearifan lokal di wialyah Kalimantan Utara lainnya yaitu
(BPS dan BAPPEDA. 2010: 28) :
1. Upacara Adat Iraw Tengkayu
Upacara adat Iraw Tengkayu merupakan upacara ritual
penyerahan sesaji ke laut sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat atas
hasil yang didapat dari laut, karena masyarakat pada umumnya hidup
sebagai nelayan. Upacara adat ini sering dikonotasikan sebagai pesta laut.
Upacara adat ini disebut juga pakan, yang berarti menghaturkan sesaji
berupa makanan dan lainlain.
Acara inti pada upacara adat Iraw Tengkayu adalah penurunan
Padaw Tuju Dulung. Padaw Tuju Dulung adalah sebuah perahu dengan
bentuk yang khas. Bagian atasnya merupakan tempat untuk sesaji yang
dihaturkan. Bentuk haluan perahu bercabang tiga. Haluan bagian tengah
bersusun tiga, haluan kanan dan kiri masing-masing bersusun dua,
sehingga jika dijumlahkan, terdapat tujuh haluan yang menunjukkan
9
jumlah hari dalam seminggu di mana kehidupan manusia berlangsung
dari hari ke hari dan seterusnya.
Warna perahu terdiri atas kuning, hijau, dun merah. Halunn
perahu teratas (di tengah) dan perlengkapan lainnya di atas perahu
berwarna kuning. Warna kuning menurut tradisi budaya Suku Tidung
adalah perlambang suatu kehormatan atau suatu yang ditinggikan dan
dimuliakan. Kemudian di atas perahu terdapat lima buah tiang yang
melambangkan shalat lima waktu yang merupukan tiang agama Islam
Guna tiang-tiang tersebut adalah tempat mengikat atap dari kain
berwarna kuning yang disebut Pari-Pari. Pada tiang kanan depan
terpasang kain kuning ke haluan kanan, demikian pula pada tiang kiri
depan terpasang kain kuning memanjang turun ke haluan kiri.
Di atas Padaw Tuju Dulung dibuat bentuk sepeqrti rumah dengan
atap bersusun tiga yang disebut meligay, yang pada keempat dindingnya
masing-masing terdapat satu pintu. Di dalum meligay tersebutlah
diletakkan sesaji berupa makanan. Makanan yang dijadikan sesaji antara
lain nasi ketan bersantan empat warna (kuning, merah, putih, hitam),
ayam panggang, telur ayam, pisang hijau satu sisir (berjumlah ganjil),
dan lain-lain.
2. Tari-Tarian
a. Tari Jepen/Japen/Zapin/Jepin
Jepen merupakan seni tari rakyat yang benafaskan Islam.
Penari tarian ini adalah muda-mudi yang menggerakkan kedua
anggota badan dengan gerakan saling-silang dan gerakannya lebih
banyak menggunakan kaki. Jepen berasal dari Timur Tengah (Arab)
yang dibawa oleh para penyebar Agama Islam sehingga lagu-lagu
pengiring dan syair-syairnya lebih bernuansa islami.
Penari Jepen pria bercelana panjang, berbaju teluk belanga
(lengan panjang), dan bersarung. Sedangkan penari wanitanya
bersarung dan berkebaya dengan model/ciri khas daerah masing-
masing. Alat pengiringnya berupa gambus, ketipung, biola, dan syair
pantun.
10
Tarian Jepen ini dipopulerkan pada 1960 di Desa Tanjung
Redeb Ilir, Kecamatan Tanjung Redeb, Kabupaten Berau.
Penciptanya seorang tokoh masyarakat dan ditarikan secara bersama-
sama antara 10 hingga 15 orang dengan berpakaian seragam
menyala. Biasanya tarian ini di tampilkan dalam rangka mema
peringati hari-hari besar.
b. Tari Embaul
Tari Embaul dipopulerkan pada 1950 di Desa Sembakung,
Kecamatan Sembakung, Kabupaten Bulungan. Pencipta tarian ini
adalah seorang tokoh masyarakat dari Suku Tidung. Tari Embaul
ditarikan secara berpasangan, sebanyak 3 pasangan dengan
berpakaian seragam yang dibedakan antara pria dan wanita. Dalam
menarikan tari embaul biasanya diiringi dengan lagu syair/pantun.
c. Tari Jingga-jingga
Tari Jingga-jingga dipopulerkan pada 1950 di Desa Sesayap,
Kecamatan Sesayap, Kabupaten Bulungan. Pencipta tarian ini adalah
seorang tokoh masyarakat Suku Tidung. Tari Jingga-jingga ditarikan
oleh 7 orang putri dengan berpakaian warna kuning dengan gerak
tangan yang lemah gemulai dengan diiringi lagu-lagu syair yang
isinya merayu seorang pria.
d. Tari Dendang Taka
Tari Dendeng Taka dipopulerkan pada 1950 di Desa
Nunukan, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan. Tarian ini
diciptakan oleh seorang tokoh masyarakat Suku Tidung. Tarian ini
ditarikan oleh gadis-gadjs yang berjumlah 6 hingga 12 orang dengan
berpakajan seragam kuning dengan gerak tari secara lemah gemulai.
3. Tradisi Acara Pernikahan
Tradisi yang berlaku dalam pelaksanaan pernikahan adalah
bedulug (antar jujuran), tukar pupur, mengarak pengantin, bebantang
(bersanding), naik pelaminan, menjiu (mandimandi), dan besembalei
(silaturahim).
11
4. Tradisi dalam Acara Selamatan
Yang merupakan acara selamatan di suku tidung adalah berua
(tahlilan), haul, naik ayun, betimbang untuk bayi yang lahir pada bulan
safar, acara tolak bala, membaca kitab berjanji, selamatan khitanan,
betamet (khataman).
5. Permainan
Di Tarakan terdapat ragam permainan, di antaranya adalah asin
naga, gasing, kaki tunjang, marak (layang-layang), dan lugu (logo).
Berikut adalah penjelasan dari tiga permainan.
a. Asin Naga
Asin Naga adalah permainan yang dilakukan secara
berkelompok, setiap kelompok terdiri atas 3 sampai 6 orang. Apabila
dilakukan oleh 3 orang, dibuatlah 3 kotak di atas tanah. Setiap kotak
diberi batas dengan sebuah garis. Kelompok yang kalah berjaga-jaga
di setiap garis, sementara lawannya berusaha masuk ke setiap kotak
hingga sampai pada kotak (penjaga terakhir) untuk selanjutnya
kembali lagi keluar kotak di garis panama. Apabila kelompok yang
mcndapatkan giliran bermain salah seorang anggotanya tertangkap
oleh lawannya yang berjnga, kclompok tersebut dinyatakan kalah.
Kelompnk yang kalah kembali berjaga-jaga menggantikan kclompok
yang menang.
b. Gasing
Gasing adalah sebuah alat yang digunakan dalam pcrmainan
yang biasanya dimainkan oleh anak laki-laki berusia 7-15 tahun. Ia
berbentuk lancet menyerupai kerucut. Gasing yang baik terbuat dari
kayu Ulin atau kayu Benggeris. Pemain mengikat (menggulung) tali
di pentil gasing dan memutarnya ke permukaan tanah. Pemain yang
berhasil memutar gasing paling lama dinyatakan sebagai
pemenangnya. Sementara pemain yang kalah memutar gasingnya
untuk dihantam oleh gasing pemenang. Apabila gasing yang
dihantam oleh gasing pemenang dapat berputar lebih lama, maka ia
akan menjadi pemenang baru.
12
c. Belugu
Permainan anak laki-laki ini menggunakan alat yang terdiri
atas beberapa buah tempurung yang dibentuk menyerupai segi tiga.
Pada bagian bawah lancip dan membesar di bagian atasnya.
Tingginya sekitar 10 cm dan lebar 6-8 cm. Dapat dimainkan oleh
beberapa orang secara bergantian. Setiap pemain membawa 3 sampai
4 buah belugu yang ditancapkan di tanah. Antara belugu satu dan
belugu lainnya berjarak 2 sampai 3 meter. Pemain yang menang
menggunakan sebuah kayu kecil untuk mendorong belugunya ke
arah belugu lawan yang tertancap.
d. Lagu Daerah
Banyak terdapat lagu daerah yang pada umumnya
menggunakan bahasa Tidung. Di antaranya adalah:
1) Jamila, ciptaan H. Ismail &Amir Ahim;
2) Suara Siam, ciptaanTahir Ilyas;
3) Pamusian, ciptaan Abdul Latief;
4) Yaki Bentawol, ciptaan Abdul Latief;
5) Pantun PR1, ciptaan Tahir Ilyas;
6) Berlayar Kunun, ciptaan Abdul Latief;
7) Dindang Tidung, ciptaan Tahir Ilyas;
8) Jauh Malam, ciptaan Abdul Latief;
9) Saidah Semandak Pagun, ciptaan Allen; dan
10) Bebalon, ciptaan Datu N oerbeck.
e. Seni Bela Diri Kuntau
Kuntau merupakan seni silat mempertahankan diri yang
diwarisi turun temurun sejak zaman penjajahan Belanda. Seni bela
diri yang bernafaskan Islam dan bernuansa Melayu ini secara prinsip
lebih mementingkan pertahanan diri.
13
2.3 Contoh Pengembangan Media Pembelajaran Yang Memanfaatkan
Potensi Pesisir
Potensi yang dimiliki di daerah pesisir dan sekitarnya perlu dipilah
untuk dikembangkan sebagai media pembelajaran, karena dari seluruh potensi
tersebut harus dilihat dari segi keamanan dan kenyamanan peserta didik.
Selain itu, potensi wilayah pesisir yang dapat dikembangkan menjadi media
pembelajaran juga murah dalam hal ekonomis agar mudah dijangkau. Potensi
wilayah pesisir yang dapat dikembangkan untuk media pembelajaran,
diantaranya adalah kerang, pasir, tumbuhan kelapa, dan kerikil.
Berikut contoh pengembangan media pembelajaran yang
memanfaatkan potensi pesisir, yaitu:
1. Corong Berhitung
Media ini digunakan untuk memudahkan siswa memahami
operasi pernjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Potensi
pesisir yang digunakan adalah kerang yang dimisalkan sebagai bilangan
yang dioperasikan. Berikut adalah langkah penggunaan media ini.
a. Langkah-langkah dalam penjumlahan
1) Tentukan soal yang akan dijumlahkan.
2) Misal 2 + 4
3) Ambil 2 keong pertama
4) Masukkan ke dalam corong yang ada (satu keong tiap corong)
5) Ambil 4 keong berikutnya sebagai bilangan kedua yang akan
dijumlahkan.
6) Masukkan ke dalam corong yang ada (satu keong tiap corong)
Gambar 1 Corong Berhitung
14
7) Tarik laci yang ada untuk melihat hasil penjumlahan
b. Langkah-langkah dalam pengurangan
1) Tentukan soal yang akan dilakukan operasi pengurangan.
2) Misal 5-3
3) Ambil 5 keong dan masukkan ke dalam corong yang ada (satu
keong tiap corong)
4) Ambil 3 keong dengan warna yang lain
5) Masukkan ke dalam corong yang ada (satu keong tiap corong)
6) Tarik laci untuk melihat hasil ( keong yang tidak mempunyai
pasangan itulah hasilnya)
c. Langkah dalam Konsep Perkalian Sebagai Penjumlahan Berulang
1) Tentukan soal yang akan dilakukan operasi perkalian.
2) Misal 4 x 3.
3) Ambil 4 keong pertama lalu masukkan ke corong pertama
4) Ambil 4 keong lagi dan masukkan ke corong kedua
5) Ambil 4 keong lagi dan masukkan ke corong ketiga
6) Tarik laci untuk melihat hasil, jumlahkan setiap keong yang ada
di laci.
d. Langkah-langkah dalam operasi pembagian
1) Tentukan soal yang akan dilakukan operasi pembagian.
2) Misal 12 : 4.
3) Ambil 12 keong.
4) 4 keong pertama dimasukkan ke corong pertama
5) 4 keong selanjutnya masukkan ke corong kedua.
6) Begitu seterusnya, sampai keong habis.
7) Tarik laci untuk melihat hasil, Hasilnya adalah nomor laci yang
ditempati oleh keong terahir.
2. Lidi dari Pohon Kelapa
Daun kelapa dapat dimanfaatkan untuk pembuatan lidi. Lidi dapat
digunakan sebagai alat hitung dan dapat dibentuk bangun datar seperti
layang-layang, persegi panjang, segiempat, dan lain-lain.
15
Untuk Penjumlahan dengan lidi:
5 + 9 = 14
1) Ambil 5 batang lidi.
2) Ambil 9 batang lidi lagi.
3) Gabungkan lidi-lidi yang
diambil tadi.
4) Hitung Jumlah lidi
seluruhnya.
Untuk Pengurangan dengan lidi:
20 - 8= 12
1) Ambil 20 batang lidi.
2) Karena kurang, maka ambil
8 lidi dari 20 lidi tadi.
3) Hitung lidi yang tesisa
3. Daun Kelapa
Gambar 2 Lidi dari Pohon Kelapa
Gambar 3 Kreasi dari daun kelapa
16
Daun kelapa dapat dianyam membentuk suatu bangun ruang
seperti kubus, bola, belah ketupat, dan lain-lain. Sehingga hal ini dapat
memudahkan siswa dalam mempelajari bentuk bangun ruang.
4. Dakon KPK dan FPB
Potensi pesisir yang dimanfaatkan dalam media ini yaitu kerang,
yang digunakan sebagai kecik/batu dakon. Papan dakonnya juga dapat
dibuat dari batok kelapa yang dibuat menjadi beberapa baris sesuai
kebutuhan.
Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam media dakon ini
terhadap konsep KPK dan FPB, yaitu :
a. Menentukan KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil)
1) Menentukan bilangan yang akan dicarikan KPK nya. Berikan
soal yang mudah terlebih dahulu, misalnya mencari KPK dari 2
dan 3.
2) Masukkan biji untuk kelipatan dari 2 yakni letakkan pada lubang
dakon yang bernomor 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22, 24, ...
3) Lalu masukkan biji yang berwarna lain untuk kelipatan dari 3
yakni letakkan pada lubang yang bernomor 3, 6, 9, 12, 15, 18,
21, 24,… Maka dalam lubang yang akan berisi 2 biji yaitu
lubang bernomor 6, 12, 18, 24, … .
4) Kemudian dijelaskan bahwa 6, 12, 18, 24, … adalah kelipatan
persekutuan dari 2 dan 3. Dari kelipatan persekutuan tersebut,
bilangan yang terkecil adalah 6. Jadi KPK dari 2 dan 3 adalah 6
Gambar 4 Dakon KPK dan FPB dari
Kerang
17
b. Menentukan FPB (Faktor Persekutuan Terbesar)
1) Menentukan bilangan yang hendak dicari FPB nya. Berikan soal
yang mudah terlebih dahulu. Misalkan 6 dan 8.
2) Berarti masukkan biji pada dakon untuk faktor dari 6 kedalam
lubang yang bernomor 1, 2, 3, dan 6.
3) Kemudian masukkan biji berwarna lain untuk faktor dari 8 yaitu
1, 2, 4, dan 8. Perhatikan lubang yang berisi 2 biji pada dakon
yaitu lubang bernomor 1 dan 2.
4) Kemudian dijelaskan bahwa 1 dan 2 merupakan faktor
persekutuan dari 6 dan 8. Dari Faktor persekutuan tersebut,
bilangan yang terbesar adalah 2. Jadi FPB dari 6 dan 8 adalah 2.
5. Box Pasir
Anak Kelas Kecil dan Kelas Tengah sangat menggemari peragaan
yang menggunakan boks pasir. Boks pasir dapat dipakai untuk
menciptakan "peta" bagi mereka khususnya bagi Kelas Tengah. Melalui
boks pasir dapat dibentuk gunung dan lembah danau (memakai cetakan),
sungai yang mengalir, orang-orangan, pohon dan tumbuhan (gunakan
daun, tumbuhan kecil sebagai pendukung).
Selain itu, Pasir yang diwarnai dapat menjadi media pembelajaran
dalam melukis dengan pasir, mengenal warna, selain itu pasir yang
dibasahi dengan air dapat dibentuk sesuai dengan yang kita inginkan,
seperti bola, kubus, balok, segitiga, piramida, dan sebagainya.
Gambar 5 Box Pasir
18
6. Media untuk menghitung mean, modus, dan median
Potensi pesisir yang dimanfaatkan dalam media ini yaitu pasir
untuk membuat tusuk batang tetap berdiri dan kerang sebagai penghias
media. Cara penggunaan media ini yaitu :
a. Siapkan data yang akan dicari nilain mean, median dan modusnya
b. Sesuaikan jumlah batang dengan jumlah data yang akan dihitung
c. Sesuaikan masing masing nilai data yaitu dengan meletakkan jumlah
tutup botol pada batang yang telah disiapkan. Satu batang mewakili
satu data, sedangkan banyaknya tutup botol pada setiap batang
mewakili besar data tersebut.
d. Jika akan menghitung mean, maka ratakan jumlah tutup botol pada
batang dengan memberikan setiap batang jumlah botol yang sama
(sehingga jumlah tutup botol sama banyak disetiap batang). Hitung
jumlah tutup botol pada salah satu batang, itulah nilai mean nya.
e. Jika akan menghitung median, urutkan nilai data dari yang terkecil /
terbesar pada batang yang tersedia, kemudian perhatikan batang yang
berada ditengah. Hitung jumlah tutup botol pada batang tersebut,
itulah nilai mediannya.
f. Jika akan menghitung modus, perhatikan batang yang memiliki
jumlah tutup botol yang paling banyak. Nilai modusnya adalah jumlah
tutul botol yang paling banyak dari batang yang lain.
Gambar 6 media untuk menghitung
mean, modus, dan median
19
7. Jam Sudut
Potensi pesisir yang dimanfaatkan dalam media ini yaitu kerang,
sebagai penjelas angka (1 – 12) yang terdapat pada jam. Cara penggunaan
media ini yaitu :
a. Tentukan pukul berapa waktu yang ingin diukur sudutnya.
b. Letakkan (putar) jarum jam sesuai dengan waktu yang ingin diukur
sudutnya.
c. Perhatikan 2 nilai sudut yang ditunjuk oleh jarum panjang dan jarum
pendek.
d. Dari 2 nilai tersebut, nilai yang lebih besar dikurangi dengan nilai yang
lebih kecil.
e. Itulah besar sudut dari jam yang ingin diukur sudutnya.
8. Ekosistem Pesisir Pantai
Gambar 7 Jam Sudut
Gambar 8 Ekosistem Pesisir Pantai
20
Ekosistem yang ada pada wilayah pesisir tersebut juga dapat
dimanfaatkan sebagai media pembelajaran langsung di luar kelas seperti
ekosistem hutan mangrove dan pantai. Ekosistem hutan mangrove dapat
dimanfaatkan sebagai tempat pariwisata untuk pembelajaran biologi.
Karena dalam ekosistem hutan mangrove terdapat banyak makhluk hidup
yang hidup berdampingan dalam ekosistem tersebut seperti, pohon
bakau, kepiting, ikan, dan bekantan.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Wilayah pesisir dapat diartikan sebagai kawasan yang berbatasan
antara darat dan laut yang memiliki ekosistem di dalamnya. Sepanjang garis
pantai ini terdapat wilayah pesisir yang relatif sempit, tetapi memiliki potensi
sumberdaya alam yang sangat banyak seperti ekosistem mangrove, terumbu
karang, dan padang lamun yang sangat luas dan beragam.
Potensi sumberdaya kawasan pesisir yaitu sumberdaya hayati (ikan,
terumbu karang, padang lamun, mangrove, dan biota laut lain), sumberdaya
nonhayati (pasir, air laut, mineral dasar laut), sumberdaya buatan
(infrastruktur laut yang terkait dengan kelautan dan perikanan, dan jasa-jasa
lingkungan berupa keindahan alam. Beberapa contoh potensi wilayah pesisir
di wilayah Kalimantan Utara: Hutan Mangrove, Terumbu Karang, Rumpu
Laut, Padang Lamun, dan Kerang.
Kearifan lokal merupakan perwujudan dari daya tahan dan daya
tumbuh yang dimanifestasikan melalui pandangan hidup, pengetahuan, dan
pelbagai strategi kehidupan yang berupa aktivitas yang dilakukan oleh
masyarakat lokal untuk menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan
kebutuhan hidupnya, sekaligus memelihara kebudayaannya.
Contoh kearifan lokal di wilayah Kalimantan Utara lainnya yaitu:
Upacara adat Iraw Tengkayu, Tari-Tarian (Jepen, Tari Embaul, Tari Jingga-
jingga, Tari Dendeng Taka), Tradisi Acara Pernikahan, Tradisi dalam Acara
Selamatan, Permainan (Asin Naga, Gasing, Belugu), Lagu Daerah, dan Seni
Bela Diri.
Potensi yang dimiliki di daerah pesisir dan sekitarnya perlu dipilah
untuk dikembangkan sebagai media pembelajaran, karena dari seluruh potensi
tersebut harus dilihat dari segi keamanan dan kenyamanan peserta didik.
Selain itu, potensi wilayah pesisir yang dapat dikembangkan menjadi media
pembelajaran juga murah dalam hal ekonomis agar mudah dijangkau. Potensi
22
wilayah pesisir yang dapat dikembangkan untuk media pembelajaran,
diantaranya adalah kerang, pasir, tumbuhan kelapa, dan kerikil.
3.2 Saran
Adanya bermacam-macam potensi wilayah pesisir untuk
mengembangkan media ajar terkhusus pembelajaran matematika, maka
diharapkan seorang pendidik (guru) dapat memahami hal ini dan
mengimplementasikannya dalam proses belajar mengajar yang berlangsung
sehingga pembelajaran yang berlangsung dapat bervariasi dan menarik untuk
peserta didik.
23
DAFTAR PUSTAKA
Bidayani, Endang. 2014. Ekonomi Sumber Daya Pesisir Yang Tercemar. Malang:
UB Press.
BPS dan BAPPEDA Kota Tarakan. 2010. Profil seni budaya kota Tarakan.
Tarakan: Badan Pusat statistik kota tarakan dan badan perencanaan daerah
kota tarakan
Lelaona, Antonius. 2016. Dari Lautan Menuju Tuhan. Sleman: PT. Kanisius.
Puspitaningasih. 2012. Mengenal Ekosistem Laut dan Pesisir. Bogor. Pustaka
Sains
Tjandra, Ellen. 2011. Mengenal Pantai. Bogor: Cita Insan Maddani (CIM).
Tjandra, Ellen dan Siagian, Yosua R. 2011. Mengenal Terumbu Karang. Bogor:
Cita Insan Maddani (CIM).

More Related Content

What's hot

Sumber daya alam(laut)
Sumber daya alam(laut) Sumber daya alam(laut)
Sumber daya alam(laut) akb78
 
11. Program Semester.docx
11. Program Semester.docx11. Program Semester.docx
11. Program Semester.docxdevvypertiwi
 
Dugong Mengapa Harus Dilindungi
Dugong Mengapa Harus DilindungiDugong Mengapa Harus Dilindungi
Dugong Mengapa Harus DilindungiDidi Sadili
 
Migrasi Plankton - 2020.pptx
Migrasi Plankton - 2020.pptxMigrasi Plankton - 2020.pptx
Migrasi Plankton - 2020.pptxChitra Ferdi
 
Etika lingkungan
Etika lingkunganEtika lingkungan
Etika lingkunganyosifarah
 
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRsuningterusberkarya
 
01 struktur sosial nelayan
01 struktur sosial nelayan01 struktur sosial nelayan
01 struktur sosial nelayanAbdul Aziz
 
10. deskripsi materi mapel paket keahlian mkp revisi_okt
10. deskripsi materi mapel paket keahlian mkp revisi_okt10. deskripsi materi mapel paket keahlian mkp revisi_okt
10. deskripsi materi mapel paket keahlian mkp revisi_oktMULDAN MARTIN, A.Pi., M.Si
 
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa AnakPemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa AnakRizzty Mennelz
 
Materi konservasi alam dan lingkungan
Materi konservasi alam dan lingkunganMateri konservasi alam dan lingkungan
Materi konservasi alam dan lingkunganJaniarto Paradise
 
materi 7: konservasi sumberdaya alam
materi 7: konservasi sumberdaya alammateri 7: konservasi sumberdaya alam
materi 7: konservasi sumberdaya alamYuningsih Yuningsih
 

What's hot (20)

BDPP_Pertemuan 7 Nutrien dan Pakan Ikan
BDPP_Pertemuan 7 Nutrien dan Pakan IkanBDPP_Pertemuan 7 Nutrien dan Pakan Ikan
BDPP_Pertemuan 7 Nutrien dan Pakan Ikan
 
Sumber daya alam(laut)
Sumber daya alam(laut) Sumber daya alam(laut)
Sumber daya alam(laut)
 
Ekologi umum- populasi-bio35-d1.
Ekologi umum- populasi-bio35-d1.Ekologi umum- populasi-bio35-d1.
Ekologi umum- populasi-bio35-d1.
 
Konsep Geografi
Konsep GeografiKonsep Geografi
Konsep Geografi
 
Perikanan
PerikananPerikanan
Perikanan
 
Perkembangan Emosi
Perkembangan EmosiPerkembangan Emosi
Perkembangan Emosi
 
11. Program Semester.docx
11. Program Semester.docx11. Program Semester.docx
11. Program Semester.docx
 
Presentasi no 5 8_sistem konservasi lahan basah
Presentasi no 5 8_sistem konservasi lahan basahPresentasi no 5 8_sistem konservasi lahan basah
Presentasi no 5 8_sistem konservasi lahan basah
 
Dugong Mengapa Harus Dilindungi
Dugong Mengapa Harus DilindungiDugong Mengapa Harus Dilindungi
Dugong Mengapa Harus Dilindungi
 
Migrasi Plankton - 2020.pptx
Migrasi Plankton - 2020.pptxMigrasi Plankton - 2020.pptx
Migrasi Plankton - 2020.pptx
 
[130717] Presentasi Geografi
[130717] Presentasi Geografi [130717] Presentasi Geografi
[130717] Presentasi Geografi
 
Etika lingkungan
Etika lingkunganEtika lingkungan
Etika lingkungan
 
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
 
01 struktur sosial nelayan
01 struktur sosial nelayan01 struktur sosial nelayan
01 struktur sosial nelayan
 
10. deskripsi materi mapel paket keahlian mkp revisi_okt
10. deskripsi materi mapel paket keahlian mkp revisi_okt10. deskripsi materi mapel paket keahlian mkp revisi_okt
10. deskripsi materi mapel paket keahlian mkp revisi_okt
 
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa AnakPemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
 
Pertemuai i
Pertemuai iPertemuai i
Pertemuai i
 
Manajemen pengolahan ikan
Manajemen pengolahan ikanManajemen pengolahan ikan
Manajemen pengolahan ikan
 
Materi konservasi alam dan lingkungan
Materi konservasi alam dan lingkunganMateri konservasi alam dan lingkungan
Materi konservasi alam dan lingkungan
 
materi 7: konservasi sumberdaya alam
materi 7: konservasi sumberdaya alammateri 7: konservasi sumberdaya alam
materi 7: konservasi sumberdaya alam
 

Similar to Potensi Wilayah Pesisir Untuk Pengembangan dan Kearifan Lokal

Modul pengembangan kemaritiman daerah pesisir
Modul pengembangan  kemaritiman daerah pesisirModul pengembangan  kemaritiman daerah pesisir
Modul pengembangan kemaritiman daerah pesisirIsmail Ahmad
 
Makalah Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Konflik Kepulauan Natuna (By Iva...
Makalah Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Konflik Kepulauan Natuna (By Iva...Makalah Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Konflik Kepulauan Natuna (By Iva...
Makalah Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Konflik Kepulauan Natuna (By Iva...Luhur Moekti Prayogo
 
Tugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docx
Tugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docxTugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docx
Tugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docxAswar Amiruddin
 
(SAPPK ITB MSP) Pembangunan Pesisir Potensi Kawasan Wisata Raja Ampat
(SAPPK ITB MSP) Pembangunan Pesisir Potensi Kawasan Wisata Raja Ampat(SAPPK ITB MSP) Pembangunan Pesisir Potensi Kawasan Wisata Raja Ampat
(SAPPK ITB MSP) Pembangunan Pesisir Potensi Kawasan Wisata Raja Ampatadetriputra3
 
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
148516883 konsep-pengelolaan-pesisirAry Ajo
 
Pengukuran Hidrografi (Alam sugeng)
Pengukuran Hidrografi (Alam sugeng)Pengukuran Hidrografi (Alam sugeng)
Pengukuran Hidrografi (Alam sugeng)afifsalim12
 
soal geografi skdhskgskjvnsfkjfvbsfkjvnskj vvsbfvjkbxckbnsfkjbdb
soal geografi skdhskgskjvnsfkjfvbsfkjvnskj vvsbfvjkbxckbnsfkjbdbsoal geografi skdhskgskjvnsfkjfvbsfkjvnskj vvsbfvjkbxckbnsfkjbdb
soal geografi skdhskgskjvnsfkjfvbsfkjvnskj vvsbfvjkbxckbnsfkjbdbfalataja
 
Laporan KKN KEBANGSAAN 2016 KEP.RIAU
Laporan KKN KEBANGSAAN 2016 KEP.RIAULaporan KKN KEBANGSAAN 2016 KEP.RIAU
Laporan KKN KEBANGSAAN 2016 KEP.RIAUIr. Soekarno
 
ppt nazsywa nurfatiha.pptx
ppt nazsywa nurfatiha.pptxppt nazsywa nurfatiha.pptx
ppt nazsywa nurfatiha.pptxNazsywaNurfatiha
 
Konsep dan defenisi pengelolaan wilayah pesisir
Konsep dan defenisi pengelolaan wilayah pesisirKonsep dan defenisi pengelolaan wilayah pesisir
Konsep dan defenisi pengelolaan wilayah pesisirAl Amin
 
Poros maritim
Poros maritimPoros maritim
Poros maritimIisRida
 
Jurnal peisir dan Laut
Jurnal peisir dan LautJurnal peisir dan Laut
Jurnal peisir dan LautAcha Cuah
 
5303b137c602fmasterplan-delta-api-desa-gili-air-edit.pdf
5303b137c602fmasterplan-delta-api-desa-gili-air-edit.pdf5303b137c602fmasterplan-delta-api-desa-gili-air-edit.pdf
5303b137c602fmasterplan-delta-api-desa-gili-air-edit.pdfBayuCandraNegarawanM
 
RUSAKNYA EKOSISTEM TAMBAK AKIBAT BANJIR ROB DI KAWASAN MINAPOLITAN KECAMATAN ...
RUSAKNYA EKOSISTEM TAMBAK AKIBAT BANJIR ROB DI KAWASAN MINAPOLITAN KECAMATAN ...RUSAKNYA EKOSISTEM TAMBAK AKIBAT BANJIR ROB DI KAWASAN MINAPOLITAN KECAMATAN ...
RUSAKNYA EKOSISTEM TAMBAK AKIBAT BANJIR ROB DI KAWASAN MINAPOLITAN KECAMATAN ...Analyst of Water Resources Management
 
PERMASALAHAN Tata ruang, konservasi dan kerentanan wilayah pesisir.pdf
PERMASALAHAN Tata ruang, konservasi dan kerentanan wilayah pesisir.pdfPERMASALAHAN Tata ruang, konservasi dan kerentanan wilayah pesisir.pdf
PERMASALAHAN Tata ruang, konservasi dan kerentanan wilayah pesisir.pdfssuser2d53881
 

Similar to Potensi Wilayah Pesisir Untuk Pengembangan dan Kearifan Lokal (20)

Modul pengembangan kemaritiman daerah pesisir
Modul pengembangan  kemaritiman daerah pesisirModul pengembangan  kemaritiman daerah pesisir
Modul pengembangan kemaritiman daerah pesisir
 
Pengelolaan Pesisir
Pengelolaan  PesisirPengelolaan  Pesisir
Pengelolaan Pesisir
 
Makalah Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Konflik Kepulauan Natuna (By Iva...
Makalah Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Konflik Kepulauan Natuna (By Iva...Makalah Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Konflik Kepulauan Natuna (By Iva...
Makalah Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Konflik Kepulauan Natuna (By Iva...
 
Tugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docx
Tugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docxTugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docx
Tugas-Observasi-Kelompok-Selumit-Pantai-Salin.docx
 
(SAPPK ITB MSP) Pembangunan Pesisir Potensi Kawasan Wisata Raja Ampat
(SAPPK ITB MSP) Pembangunan Pesisir Potensi Kawasan Wisata Raja Ampat(SAPPK ITB MSP) Pembangunan Pesisir Potensi Kawasan Wisata Raja Ampat
(SAPPK ITB MSP) Pembangunan Pesisir Potensi Kawasan Wisata Raja Ampat
 
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
 
Pengukuran Hidrografi (Alam sugeng)
Pengukuran Hidrografi (Alam sugeng)Pengukuran Hidrografi (Alam sugeng)
Pengukuran Hidrografi (Alam sugeng)
 
soal geografi skdhskgskjvnsfkjfvbsfkjvnskj vvsbfvjkbxckbnsfkjbdb
soal geografi skdhskgskjvnsfkjfvbsfkjvnskj vvsbfvjkbxckbnsfkjbdbsoal geografi skdhskgskjvnsfkjfvbsfkjvnskj vvsbfvjkbxckbnsfkjbdb
soal geografi skdhskgskjvnsfkjfvbsfkjvnskj vvsbfvjkbxckbnsfkjbdb
 
Prospek dan kendala pembangunan wilayah pesisir berbasis pembudidayaan mangro...
Prospek dan kendala pembangunan wilayah pesisir berbasis pembudidayaan mangro...Prospek dan kendala pembangunan wilayah pesisir berbasis pembudidayaan mangro...
Prospek dan kendala pembangunan wilayah pesisir berbasis pembudidayaan mangro...
 
Esdk
EsdkEsdk
Esdk
 
Laporan KKN KEBANGSAAN 2016 KEP.RIAU
Laporan KKN KEBANGSAAN 2016 KEP.RIAULaporan KKN KEBANGSAAN 2016 KEP.RIAU
Laporan KKN KEBANGSAAN 2016 KEP.RIAU
 
ppt nazsywa nurfatiha.pptx
ppt nazsywa nurfatiha.pptxppt nazsywa nurfatiha.pptx
ppt nazsywa nurfatiha.pptx
 
ESAI Kemaritiman Indonesia
ESAI Kemaritiman IndonesiaESAI Kemaritiman Indonesia
ESAI Kemaritiman Indonesia
 
Konsep dan defenisi pengelolaan wilayah pesisir
Konsep dan defenisi pengelolaan wilayah pesisirKonsep dan defenisi pengelolaan wilayah pesisir
Konsep dan defenisi pengelolaan wilayah pesisir
 
Poros maritim
Poros maritimPoros maritim
Poros maritim
 
Jurnal peisir dan Laut
Jurnal peisir dan LautJurnal peisir dan Laut
Jurnal peisir dan Laut
 
5303b137c602fmasterplan-delta-api-desa-gili-air-edit.pdf
5303b137c602fmasterplan-delta-api-desa-gili-air-edit.pdf5303b137c602fmasterplan-delta-api-desa-gili-air-edit.pdf
5303b137c602fmasterplan-delta-api-desa-gili-air-edit.pdf
 
RUSAKNYA EKOSISTEM TAMBAK AKIBAT BANJIR ROB DI KAWASAN MINAPOLITAN KECAMATAN ...
RUSAKNYA EKOSISTEM TAMBAK AKIBAT BANJIR ROB DI KAWASAN MINAPOLITAN KECAMATAN ...RUSAKNYA EKOSISTEM TAMBAK AKIBAT BANJIR ROB DI KAWASAN MINAPOLITAN KECAMATAN ...
RUSAKNYA EKOSISTEM TAMBAK AKIBAT BANJIR ROB DI KAWASAN MINAPOLITAN KECAMATAN ...
 
pwp
pwppwp
pwp
 
PERMASALAHAN Tata ruang, konservasi dan kerentanan wilayah pesisir.pdf
PERMASALAHAN Tata ruang, konservasi dan kerentanan wilayah pesisir.pdfPERMASALAHAN Tata ruang, konservasi dan kerentanan wilayah pesisir.pdf
PERMASALAHAN Tata ruang, konservasi dan kerentanan wilayah pesisir.pdf
 

More from HelvyEffendi

Observasi Sekolah - Manajemen Keuangan
Observasi Sekolah - Manajemen KeuanganObservasi Sekolah - Manajemen Keuangan
Observasi Sekolah - Manajemen KeuanganHelvyEffendi
 
Media Pembelajaran
Media PembelajaranMedia Pembelajaran
Media PembelajaranHelvyEffendi
 
Jenis dan pengembangan media pembelajaran
Jenis dan pengembangan media pembelajaranJenis dan pengembangan media pembelajaran
Jenis dan pengembangan media pembelajaranHelvyEffendi
 
Metode Simplek - Laporan Mini Riset
Metode Simplek - Laporan Mini RisetMetode Simplek - Laporan Mini Riset
Metode Simplek - Laporan Mini RisetHelvyEffendi
 
Dualitas- Program Linear
Dualitas- Program LinearDualitas- Program Linear
Dualitas- Program LinearHelvyEffendi
 
Identitas Trigonometri
Identitas TrigonometriIdentitas Trigonometri
Identitas TrigonometriHelvyEffendi
 
Prinsip Belajar dan Pembelajaran ISBM
Prinsip Belajar dan Pembelajaran ISBMPrinsip Belajar dan Pembelajaran ISBM
Prinsip Belajar dan Pembelajaran ISBMHelvyEffendi
 
Distribution Law Mathematics
Distribution Law MathematicsDistribution Law Mathematics
Distribution Law MathematicsHelvyEffendi
 
1. makhluk budaya ISBD
1. makhluk budaya ISBD1. makhluk budaya ISBD
1. makhluk budaya ISBDHelvyEffendi
 
Sejarah perkembangan kalkulus dan konsep konsep keterkaitan
Sejarah perkembangan kalkulus dan konsep konsep keterkaitanSejarah perkembangan kalkulus dan konsep konsep keterkaitan
Sejarah perkembangan kalkulus dan konsep konsep keterkaitanHelvyEffendi
 
Geometri analitik, mtk abad 17 ppt.pptx
Geometri analitik, mtk abad 17 ppt.pptxGeometri analitik, mtk abad 17 ppt.pptx
Geometri analitik, mtk abad 17 ppt.pptxHelvyEffendi
 
Geometri netral / absolut
Geometri netral / absolutGeometri netral / absolut
Geometri netral / absolutHelvyEffendi
 
Geometri hiperbolik bisa.pptx copy11
Geometri hiperbolik bisa.pptx   copy11Geometri hiperbolik bisa.pptx   copy11
Geometri hiperbolik bisa.pptx copy11HelvyEffendi
 
Hak dan Kewajiban Warga Negara
Hak dan Kewajiban Warga NegaraHak dan Kewajiban Warga Negara
Hak dan Kewajiban Warga NegaraHelvyEffendi
 
Bahasa inggris interchange intro s.b.
Bahasa inggris interchange intro s.b.Bahasa inggris interchange intro s.b.
Bahasa inggris interchange intro s.b.HelvyEffendi
 
LAPORAN KIMIA ALAT LABORATORIUM
LAPORAN KIMIA ALAT LABORATORIUMLAPORAN KIMIA ALAT LABORATORIUM
LAPORAN KIMIA ALAT LABORATORIUMHelvyEffendi
 

More from HelvyEffendi (20)

Observasi Sekolah - Manajemen Keuangan
Observasi Sekolah - Manajemen KeuanganObservasi Sekolah - Manajemen Keuangan
Observasi Sekolah - Manajemen Keuangan
 
Media Pembelajaran
Media PembelajaranMedia Pembelajaran
Media Pembelajaran
 
Jenis dan pengembangan media pembelajaran
Jenis dan pengembangan media pembelajaranJenis dan pengembangan media pembelajaran
Jenis dan pengembangan media pembelajaran
 
Metode Simplek - Laporan Mini Riset
Metode Simplek - Laporan Mini RisetMetode Simplek - Laporan Mini Riset
Metode Simplek - Laporan Mini Riset
 
Dualitas- Program Linear
Dualitas- Program LinearDualitas- Program Linear
Dualitas- Program Linear
 
Identitas Trigonometri
Identitas TrigonometriIdentitas Trigonometri
Identitas Trigonometri
 
Prinsip Belajar dan Pembelajaran ISBM
Prinsip Belajar dan Pembelajaran ISBMPrinsip Belajar dan Pembelajaran ISBM
Prinsip Belajar dan Pembelajaran ISBM
 
HIMPUNAN
HIMPUNANHIMPUNAN
HIMPUNAN
 
Distribution Law Mathematics
Distribution Law MathematicsDistribution Law Mathematics
Distribution Law Mathematics
 
1. makhluk budaya ISBD
1. makhluk budaya ISBD1. makhluk budaya ISBD
1. makhluk budaya ISBD
 
Sejarah perkembangan kalkulus dan konsep konsep keterkaitan
Sejarah perkembangan kalkulus dan konsep konsep keterkaitanSejarah perkembangan kalkulus dan konsep konsep keterkaitan
Sejarah perkembangan kalkulus dan konsep konsep keterkaitan
 
Geometri analitik, mtk abad 17 ppt.pptx
Geometri analitik, mtk abad 17 ppt.pptxGeometri analitik, mtk abad 17 ppt.pptx
Geometri analitik, mtk abad 17 ppt.pptx
 
Geometri netral / absolut
Geometri netral / absolutGeometri netral / absolut
Geometri netral / absolut
 
Geometri hiperbolik bisa.pptx copy11
Geometri hiperbolik bisa.pptx   copy11Geometri hiperbolik bisa.pptx   copy11
Geometri hiperbolik bisa.pptx copy11
 
Geometri Affine
Geometri Affine Geometri Affine
Geometri Affine
 
Sistem numerasi
Sistem numerasi Sistem numerasi
Sistem numerasi
 
Hak dan Kewajiban Warga Negara
Hak dan Kewajiban Warga NegaraHak dan Kewajiban Warga Negara
Hak dan Kewajiban Warga Negara
 
Bahasa inggris interchange intro s.b.
Bahasa inggris interchange intro s.b.Bahasa inggris interchange intro s.b.
Bahasa inggris interchange intro s.b.
 
Modul PKN 2012
Modul PKN 2012Modul PKN 2012
Modul PKN 2012
 
LAPORAN KIMIA ALAT LABORATORIUM
LAPORAN KIMIA ALAT LABORATORIUMLAPORAN KIMIA ALAT LABORATORIUM
LAPORAN KIMIA ALAT LABORATORIUM
 

Recently uploaded

Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa yaSoal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa yaMonaAmelia
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxnataliadwiasty
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasihssuserfcb9e3
 
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptxTina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptxTINAFITRIYAH
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunnhsani2006
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlineMMario4
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfwaktinisayunw93
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............SenLord
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa yaSoal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
 
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptxTina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
Tina fitriyah - Uji Sampel statistik.pptx
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 

Potensi Wilayah Pesisir Untuk Pengembangan dan Kearifan Lokal

  • 1. MAKALAH POTENSI WILAYAH PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN MEDIA DAN KEARIFAN LOKAL Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Dosen Pengampu: MAHARANI IZZATIN, M.Pd Disusun Oleh Kelompok : 6 LOKAL A1 2016 1. CICI HERNAWATI PUTRI NPM. 16.406040.07 2. SRI DEWI HERNITA NPM. 16.406040.09 3. SULIS TYASNINGSIH NPM. 16.406040.23 4. ALFRET LIMBAN PARANNA NPM. 16.406040.31 JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN 2018
  • 2. i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Tak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah Analisis Kurikulum Matematika: 1. Kepada Ibu Maharani Izzatin, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah. 2. Orang tua kami yang telah membantu dalam hal materiil sehingga makalah ini dapat terselesaikan. 3. Teman-teman yang saling membantu dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Tarakan, 23 Maret 2018 Penyusun
  • 3. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.........................................................................................i DAFTAR ISI ......................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1 1. 1 Latar Belakang ....................................................................................... 1 1. 2 Rumusan Masalah................................................................................... 2 1. 3 Tujuan Makalah...................................................................................... 2 BAB II ISI .......................................................................................................... 3 2.1 Potensi Wilayah Pesisir di Provinsi Kalimantan Utara............................. 3 2.1.1 Potensi Wilayah Pesisir.................................................................. 3 2.1.2 Contoh Potensi Wilayah Pesisir di Provinsi Kalimantan Utara ....... 4 2.1.3 Contoh Potensi yang Dapat Dikembangkan untuk Media Pembelajaran................................................................................... 6 2.2 Kearifan Lokal di Wilayah Kalimantan Utara.......................................... 8 2.3 Contoh Pengembangan Media Pembelajaran Yang Memanfaatkan Potensi Pesisir ................................................................................................... 13 BAB III PENUTUP.......................................................................................... 18 3.1 Kesimpulan.......................................................................................... 21 3.1 Saran.................................................................................................... 21 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 23
  • 4. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pembelajaran (matematika) di kelas kurang meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan kurang berkait langsung dengan kehidupan nyata sehari-hari (kurang penerapan, kurang membumi, kurang realistik, ataupun kurang kontekstual). Penekanan pembelajaran di Indonesia lebih banyak pada penguasaan keterampilan dasar, namun sedikit atau sama sekali tidak ada penekanan untuk penerapan matematika dalam konteks kehidupan sehari-hari, berkomunikasi matematik, dan bernalar secara matematik. Pembelajaran matematika yang kurang kontekstual menjadi bagian yang menarik untuk dikaji karena konteks masyarakat Indonesia yang sangat beragam dan secara umum siswa bertempat tinggal di daerah pesisir. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dan memiliki kekayaan sumberdaya pesisir yang belum dimanfaatkan secara optimal untuk kesejahteraan hidup masyarakat pesisir. SDM pesisir yang berkualitas mestinya memiliki kemampuan pemecahan masalah yang baik. Kemampuan ini dapat dilatihkan dalam pembelajaran matematika dengan merancang suatu proses pembelajaran yang dapat memanfaatkan segala potensi pesisir dan permasalahannya. Potensi dan permasalahan pesisir tersebut dapat digunakan sebagai titik awal pembelajaran matematika. Pembelajaran seperti ini, di samping untuk menanamkan nilai-nilai matematika kepada siswa, juga agar siswa menjadi good problem solver untuk mencapai kesejahteraan hidup. Informasi tentang berbagai potensi dan permasalahan pesisir yang tertuang dalam soal-soal matematika selama ini masih sangat rendah. Potensi dan permasalahan pembangunan wilayah pesisir dapat berupa dan jasa-jasa lingkungan (Dahuri et al., 2001). Sumberdaya dapat pulih berupa kerang, lidi dari kelapa, pohon kelapa dll. Kearifan lokal berarti kearifan setempat (local wisdom) yang dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan lokal yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai yang tertanam dan diikuti oleh warga masyarakatnya.
  • 5. 2 Dalam konsep antropologi, kearifan lokal dikenal pula sebagai pengetahuan setempat (indigenous or local knowledge), atau kecerdasan setempat (local genius), yang menjadi dasar identitas kebudayaan (cultural identity). Kearifan lokal merupakan perwujudan dari daya tahan dan daya tumbuh yang dimanifestasikan melalui pandangan hidup, pengetahuan, dan pelbagai strategi kehidupan yang berupa aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal untuk menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya, sekaligus memelihara kebudayaannya. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah makalah ini, sebagai berikut: 1. Bagaimana potensi wilayah pesisir di Provinsi Kalimantan Utara? 2. Bagaimana kearifan lokal di wilayah Kalimantan Utara? 3. Bagaimana contoh pengembangan media pembelajaran yang memanfaatkan potensi pesisir? 1.3 Tujuan Makalah Berdasarkan rumusan masalah di atas, makalah ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui potensi wilayah pesisir di Provinsi Kalimantan Utara. 2. Mengetahui kearifan lokal di wilayah Kalimantan Utara 3. Mengetahui contoh pengembangan media pembelajaran yang memanfaatkan potensi pesisir.
  • 6. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Potensi Wilayah Pesisir di Provinsi Kalimantan Utara Wilayah Provinsi Kalimantan Utara yang sangat luas menyebabkan semua karakteristik wilayah terdapat di daerah ini, mulai kawasan perbatasan Kalimantan Utara pedalaman, terpencil, pegunungan, pesisir, dan kepulauan. Wilayah Kalimantan Utara yang memiliki pantai sepanjang 1.185 KM mempunyai kawasan pesisir yang sangat luas, merupakan kota yang terletak di pesisir pantai Kalimantan Utara. Wilayah pesisir secara ekologis merupakan daerah pertemuan antara ekosistem darat dan laut. Bagi orang- orang pesisir, laut adalah lahan kehidupan. Dia telah membesarkan berbagai jenis ikan, kerang. Rahimnya menyimpan sejuta kekayaan (Lelaona. 2016: 9). 2.1.1 Pengertian Potensi Wilayah Pesisir Wilayah pesisir didefinisikan sebagai daerah pertemuan antara darat dan laut, ke arah darat wilayah pesisir meliputi bagian daratan baik kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin, sedangkan ke arah laut wilayah pesisir mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di darat, seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran. Dalam UU No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Wilayah, pesisir adalah daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan di laut. Sedangkan, deifinisi perairan pesisir adalah daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan di laut. Perairan pesisir adalah laut yang berbatasan dengan daratan meliputi perairan sejauh 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis pantai, perairan yang menghubungkan pantai dan pulau-pulau, estuari, teluk, perairan dangkal, rawa payau, dan laguna (Bidayani, 2014: 1-2).
  • 7. 4 Sehingga, wilayah pesisir dapat diartikan sebagai kawasan yang berbatasan antara darat dan laut yang memiliki ekosistem di dalamnya. Sepanjang garis pantai ini terdapat wilayah pesisir yang relatif sempit, tetapi memiliki potensi sumberdaya alam yang sangat banyak seperti ekosistem mangrove, terumbu karang, dan padang lamun yang sangat luas dan beragam. Selain itu pula terdapat berbagai kekayaan pesisir lainnya seperti pasir, kerang, jenis-jenis ikan pelagis, ikan dumersal, kepiting, udang, teripang, air laut, kerikil, kelapa, dan ketapang. Dalam UU RI No. 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil disebutkan bahwa potensi di kawasan pesisir sangatlah besar, baik potensi sumberdaya alam maupun potensi buatan. Potensi sumberdaya kawasan pesisir menurut UU ini yaitu sumberdaya hayati (ikan, terumbu karang, padang lamun, mangrove, dan biota laut lain), sumberdaya nonhayati (pasir, air laut, mineral dasar laut), sumberdaya buatan (infrastruktur laut yang terkait dengan kelautan dan perikanan, dan jasa-jasa lingkungan berupa keindahan alam, permukaan dasar laut tempat instalasi bawah air yang terkait dengan kelautan dan perikanan serta energi gelombang laut yang terdapat di wilayah pesisir). Secara ekologi, wilayah pesisir dan laut merupakan tempat hidup beberapa ekosistem, yang unik dan saling terkait, dinamis, dan produktif (Bidayani, 2014: 5). 2.1.2 Contoh Potensi Wilayah Pesisir di Provinsi Kalimantan Utara Berikut ini beberapa contoh potensi wilayah pesisir di wilayah Kalimantan Utara: 1. Hutan Mangrove Hutan mangrove merupakan salah satu eksositem pesisir utama di daerah tropis dan sub tropis yang sangat sensitive dan rentan terhadap perubahan lingkungan tumbuh. Hutan mangrove bisa dimanfaatkan untuk sumber abhan makanan, kayu bakar, kayu bangunan dan produk lainnya. Hutan mangrove berkaitan erat dengan ekosistem lainnya dan mempunyai fungsi sebagai pelengkap sedimen, penyaring alairan permukaan, pelindung pantai dari
  • 8. 5 pukulan ombak, habitat untuk berbagagi organisme dan tempat berkembang biaknya organisme air. Hutan mangrove terdapat di sejumlah kota/kabupaten di Kalimantan Utara, seperti di Kota Tarakan, Kabupaten Nunukan, dan Kabupaten Tana Tidung. 2. Terumbu Karang Terumbu karang adalah struktur ekosistem di bawah laut yang dibangun dari kalsium karbonat (CaCO3). Terumbu karang mempunyai fungsi ekologis sebagai penyedia nutrien bagi biota perairan, pelindung fisik, tempat pemijahan, tempat bermain dan asuhan berbagai biota, terumbu karang juga menghasilkan berbagai produk yang mempunyai nilai ekonomi penting seperti berbagai jenis hasil perikanan, batu karang untuk konstruksi. Terumbu karang diabngun oleh hewan karang (Tjandra dkk, 2011: 2). 3. Rumput Laut Rumput laut adalah sejenis ganggang atau alga yang yang berukuran besar dan memiliki berbagai macam bentuk yang warna yang beraneka ragam. Rumput laut tumbuh di perairan yang memiliki subtract jkeras dan kokoh yang berfungsi sebagi tempat melekat (Puspitaningasih, 2012: 38). Rumput laut terdapat di Tarakan, Nunukan dan Bulungan. 4. Padang Lamun Padang lamun merupakan tumbuhan berbunga yang hidup di dalam air laut, berpembuluh, berdaun, berimpang, berakar, serta berbiak dengan biji dan tunas. Tumbuhan tersebut terdapat diperairan dekat pantai yang dangkal, baik di daerah tropis maupun di daerah temperatur. Padang lamun dapat berbentuk tumbuhan tunggal yang utmbuh membentuk padang lebat (Puspitaningasih, 2012: 32). Padang lamun dapat ditemui di Tarakan. 5. Kerang Kerang merupakan hewan bertubuh lunak (moluska). Pengertian kerang bersifat umum dan tidak memiliki arti secara biologi namun penggunaannya luas dan dipakai dalam kegiatan
  • 9. 6 ekonomi. Dalam pengertian paling luas, kerang berarti semua moluska dengan sepasang cangkang. Dalam pengertian paling sempit, yang dimaksud sebagai sebagai kerang adalah kerang darah, sejenis kerang budidaya yang umum dijumpai di wilayah Indo- Pasifik dan banyak dijual di warung atau rumah makan yang menjual hasil laut. Kerang banyak dibudidayakan karena memilliki nilai ekonomi yang baik. Kita sering melihat cangkang kerang di laut. Cangkang ini berasal dari kerang dan siput laut yang telah mati. Kemudian terbawa arus sampai ke tepi pantai (Tjandra, 2011:22). Potensi kerang ini, dapat ditemui di Tarakan, Nunukan dan Bulungan. 6. Jasa-jasa Lingkungan Jasa-jasa lingkungan yang dimaksud meliputi fungsi kawasan pesisir dan lautan sebagai tempat rekreasi dan pariwisata, media transportasi dan komunikasi, sumber energi, sarana pendidikan dan penelitian, pertahanan keamanan, penampungan limbah, pengatur iklim, kawasan lindung, dan sistem penunjang kehidupan serta fungsi fisiologis lainnya 2.1.3 Contoh Potensi Wilayah Pesisir yang Dapat Dikembangkan untuk Media Pembelajaran Potensi yang dimiliki di daerah pesisir dan sekitarnya perlu dipilah untuk dikembangkan sebagai media pembelajaran, karena dari seluruh potensi tersebut harus dilihat dari segi keamanan dan kenyamanan peserta didik. Selain itu, potensi wilayah pesisir yang dapat dikembangkan menjadi media pembelajaran juga murah dalam hal ekonomis agar mudah dijangkau. Berikut merupakan potensi wilayah pesisir yang dapat dikembangkan untuk media pembelajaran, diantaranya adalah: 1. Pasir Pasir adalah salah satu jenis material yang terhampar sepanjang pesisir pantai dan mudah dijangkau oleh siapapun. Pasir
  • 10. 7 sebagai media pembelajaran dapat mengembangkan kreatifitas dan imajinasi peserta didik tentang karya yang ia buat dengan media pasir. Tentu saja media pasir yang digunakan harus dipastikan bersih dan aman digunakan. Contoh media pembelajaran dari pasir adalah pasir warna-warni. Pasir yang diwarnai dapat menjadi media pembelajaran dalam melukis dengan pasir, mengenal warna, selain itu pasir yang dibasahi dengan air dapat dibentuk sesuai dengan yang kita inginkan, seperti bola, kubus, balok, segitiga, piramida, dan sebagainya. 2. Kerang Kerang adalah jenis hewan laut yang mempunyai beragam ukuran, jenis, dan warnanya. Ada yang berukuran besar atau kecil, memiliki tekstur kasar dan ada juga yang teksturnya halus, serta memiliki warna putih, cokelat, hitam-bertotol. 3. Tumbuhan Kelapa Tumbuhan kelapa adalah salah satu jenis tumbuhan yang tumbuh subur di pesisir pantai. Jenis tumbuhan pesisir ini memiliki banyak manfaat mulai dari akar, batang, daun, dan buah. 4. Kerikil Kerikil adalah salah satu jenis material seperti pasir yang terdapat di pesisir pantai dan mudah dijangkau oleh siapapun. Potensi kerikil untuk media pembelajaran sama dengan potensi kerang. ontoh media pembelajaran dari kerikil adalah berhitung menggunakan kerikil. Selain potensi wilayah pesisir yang telah dijelaskan sebelumnya, sebenarnya ekosistem yang ada pada wilayah pesisir tersebut juga dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran langsung di luar kelas seperti ekosistem hutan mangrove. Ekosistem hutan mangrove dapat dimanfaatkan sebagai tempat pariwisata untuk pembelajaran biologi. Karena dalam ekosistem hutan mangrove terdapat banyak makhluk hidup yang hidup berdampingan dalam ekosistem tersebut seperti, pohon bakau, kepiting, ikan, dan bekantan.
  • 11. 8 2.2 Kearifan Lokal di Wilayah Kalimantan Utara Dalam pengertian kebahasaan, kearifan lokal berarti kearifan setempat (local wisdom) yang dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan lokal yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai yang tertanam dan diikuti oleh warga masyarakatnya. Dalam konsep antropologi, kearifan lokal dikenal pula sebagai pengetahuan setempat (indigenous or local knowledge), atau kecerdasan setempat (local genius), yang menjadi dasar identitas kebudayaan (cultural identity). Kearifan lokal merupakan perwujudan dari daya tahan dan daya tumbuh yang dimanifestasikan melalui pandangan hidup, pengetahuan, dan pelbagai strategi kehidupan yang berupa aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal untuk menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya, sekaligus memelihara kebudayaannya. Kearifan lokal khas Bulungan yaitu tari Jugit dan pekan budaya birau. Sedangkan di Malinau terdapat perayaan tahun baru dengan mengadakan acara kumpul bersama di Balai Adat dengan makan bersama dan saling membaur serta ada pesta adat panen raya. Contoh kearifan lokal di wialyah Kalimantan Utara lainnya yaitu (BPS dan BAPPEDA. 2010: 28) : 1. Upacara Adat Iraw Tengkayu Upacara adat Iraw Tengkayu merupakan upacara ritual penyerahan sesaji ke laut sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat atas hasil yang didapat dari laut, karena masyarakat pada umumnya hidup sebagai nelayan. Upacara adat ini sering dikonotasikan sebagai pesta laut. Upacara adat ini disebut juga pakan, yang berarti menghaturkan sesaji berupa makanan dan lainlain. Acara inti pada upacara adat Iraw Tengkayu adalah penurunan Padaw Tuju Dulung. Padaw Tuju Dulung adalah sebuah perahu dengan bentuk yang khas. Bagian atasnya merupakan tempat untuk sesaji yang dihaturkan. Bentuk haluan perahu bercabang tiga. Haluan bagian tengah bersusun tiga, haluan kanan dan kiri masing-masing bersusun dua, sehingga jika dijumlahkan, terdapat tujuh haluan yang menunjukkan
  • 12. 9 jumlah hari dalam seminggu di mana kehidupan manusia berlangsung dari hari ke hari dan seterusnya. Warna perahu terdiri atas kuning, hijau, dun merah. Halunn perahu teratas (di tengah) dan perlengkapan lainnya di atas perahu berwarna kuning. Warna kuning menurut tradisi budaya Suku Tidung adalah perlambang suatu kehormatan atau suatu yang ditinggikan dan dimuliakan. Kemudian di atas perahu terdapat lima buah tiang yang melambangkan shalat lima waktu yang merupukan tiang agama Islam Guna tiang-tiang tersebut adalah tempat mengikat atap dari kain berwarna kuning yang disebut Pari-Pari. Pada tiang kanan depan terpasang kain kuning ke haluan kanan, demikian pula pada tiang kiri depan terpasang kain kuning memanjang turun ke haluan kiri. Di atas Padaw Tuju Dulung dibuat bentuk sepeqrti rumah dengan atap bersusun tiga yang disebut meligay, yang pada keempat dindingnya masing-masing terdapat satu pintu. Di dalum meligay tersebutlah diletakkan sesaji berupa makanan. Makanan yang dijadikan sesaji antara lain nasi ketan bersantan empat warna (kuning, merah, putih, hitam), ayam panggang, telur ayam, pisang hijau satu sisir (berjumlah ganjil), dan lain-lain. 2. Tari-Tarian a. Tari Jepen/Japen/Zapin/Jepin Jepen merupakan seni tari rakyat yang benafaskan Islam. Penari tarian ini adalah muda-mudi yang menggerakkan kedua anggota badan dengan gerakan saling-silang dan gerakannya lebih banyak menggunakan kaki. Jepen berasal dari Timur Tengah (Arab) yang dibawa oleh para penyebar Agama Islam sehingga lagu-lagu pengiring dan syair-syairnya lebih bernuansa islami. Penari Jepen pria bercelana panjang, berbaju teluk belanga (lengan panjang), dan bersarung. Sedangkan penari wanitanya bersarung dan berkebaya dengan model/ciri khas daerah masing- masing. Alat pengiringnya berupa gambus, ketipung, biola, dan syair pantun.
  • 13. 10 Tarian Jepen ini dipopulerkan pada 1960 di Desa Tanjung Redeb Ilir, Kecamatan Tanjung Redeb, Kabupaten Berau. Penciptanya seorang tokoh masyarakat dan ditarikan secara bersama- sama antara 10 hingga 15 orang dengan berpakaian seragam menyala. Biasanya tarian ini di tampilkan dalam rangka mema peringati hari-hari besar. b. Tari Embaul Tari Embaul dipopulerkan pada 1950 di Desa Sembakung, Kecamatan Sembakung, Kabupaten Bulungan. Pencipta tarian ini adalah seorang tokoh masyarakat dari Suku Tidung. Tari Embaul ditarikan secara berpasangan, sebanyak 3 pasangan dengan berpakaian seragam yang dibedakan antara pria dan wanita. Dalam menarikan tari embaul biasanya diiringi dengan lagu syair/pantun. c. Tari Jingga-jingga Tari Jingga-jingga dipopulerkan pada 1950 di Desa Sesayap, Kecamatan Sesayap, Kabupaten Bulungan. Pencipta tarian ini adalah seorang tokoh masyarakat Suku Tidung. Tari Jingga-jingga ditarikan oleh 7 orang putri dengan berpakaian warna kuning dengan gerak tangan yang lemah gemulai dengan diiringi lagu-lagu syair yang isinya merayu seorang pria. d. Tari Dendang Taka Tari Dendeng Taka dipopulerkan pada 1950 di Desa Nunukan, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan. Tarian ini diciptakan oleh seorang tokoh masyarakat Suku Tidung. Tarian ini ditarikan oleh gadis-gadjs yang berjumlah 6 hingga 12 orang dengan berpakajan seragam kuning dengan gerak tari secara lemah gemulai. 3. Tradisi Acara Pernikahan Tradisi yang berlaku dalam pelaksanaan pernikahan adalah bedulug (antar jujuran), tukar pupur, mengarak pengantin, bebantang (bersanding), naik pelaminan, menjiu (mandimandi), dan besembalei (silaturahim).
  • 14. 11 4. Tradisi dalam Acara Selamatan Yang merupakan acara selamatan di suku tidung adalah berua (tahlilan), haul, naik ayun, betimbang untuk bayi yang lahir pada bulan safar, acara tolak bala, membaca kitab berjanji, selamatan khitanan, betamet (khataman). 5. Permainan Di Tarakan terdapat ragam permainan, di antaranya adalah asin naga, gasing, kaki tunjang, marak (layang-layang), dan lugu (logo). Berikut adalah penjelasan dari tiga permainan. a. Asin Naga Asin Naga adalah permainan yang dilakukan secara berkelompok, setiap kelompok terdiri atas 3 sampai 6 orang. Apabila dilakukan oleh 3 orang, dibuatlah 3 kotak di atas tanah. Setiap kotak diberi batas dengan sebuah garis. Kelompok yang kalah berjaga-jaga di setiap garis, sementara lawannya berusaha masuk ke setiap kotak hingga sampai pada kotak (penjaga terakhir) untuk selanjutnya kembali lagi keluar kotak di garis panama. Apabila kelompok yang mcndapatkan giliran bermain salah seorang anggotanya tertangkap oleh lawannya yang berjnga, kclompok tersebut dinyatakan kalah. Kelompnk yang kalah kembali berjaga-jaga menggantikan kclompok yang menang. b. Gasing Gasing adalah sebuah alat yang digunakan dalam pcrmainan yang biasanya dimainkan oleh anak laki-laki berusia 7-15 tahun. Ia berbentuk lancet menyerupai kerucut. Gasing yang baik terbuat dari kayu Ulin atau kayu Benggeris. Pemain mengikat (menggulung) tali di pentil gasing dan memutarnya ke permukaan tanah. Pemain yang berhasil memutar gasing paling lama dinyatakan sebagai pemenangnya. Sementara pemain yang kalah memutar gasingnya untuk dihantam oleh gasing pemenang. Apabila gasing yang dihantam oleh gasing pemenang dapat berputar lebih lama, maka ia akan menjadi pemenang baru.
  • 15. 12 c. Belugu Permainan anak laki-laki ini menggunakan alat yang terdiri atas beberapa buah tempurung yang dibentuk menyerupai segi tiga. Pada bagian bawah lancip dan membesar di bagian atasnya. Tingginya sekitar 10 cm dan lebar 6-8 cm. Dapat dimainkan oleh beberapa orang secara bergantian. Setiap pemain membawa 3 sampai 4 buah belugu yang ditancapkan di tanah. Antara belugu satu dan belugu lainnya berjarak 2 sampai 3 meter. Pemain yang menang menggunakan sebuah kayu kecil untuk mendorong belugunya ke arah belugu lawan yang tertancap. d. Lagu Daerah Banyak terdapat lagu daerah yang pada umumnya menggunakan bahasa Tidung. Di antaranya adalah: 1) Jamila, ciptaan H. Ismail &Amir Ahim; 2) Suara Siam, ciptaanTahir Ilyas; 3) Pamusian, ciptaan Abdul Latief; 4) Yaki Bentawol, ciptaan Abdul Latief; 5) Pantun PR1, ciptaan Tahir Ilyas; 6) Berlayar Kunun, ciptaan Abdul Latief; 7) Dindang Tidung, ciptaan Tahir Ilyas; 8) Jauh Malam, ciptaan Abdul Latief; 9) Saidah Semandak Pagun, ciptaan Allen; dan 10) Bebalon, ciptaan Datu N oerbeck. e. Seni Bela Diri Kuntau Kuntau merupakan seni silat mempertahankan diri yang diwarisi turun temurun sejak zaman penjajahan Belanda. Seni bela diri yang bernafaskan Islam dan bernuansa Melayu ini secara prinsip lebih mementingkan pertahanan diri.
  • 16. 13 2.3 Contoh Pengembangan Media Pembelajaran Yang Memanfaatkan Potensi Pesisir Potensi yang dimiliki di daerah pesisir dan sekitarnya perlu dipilah untuk dikembangkan sebagai media pembelajaran, karena dari seluruh potensi tersebut harus dilihat dari segi keamanan dan kenyamanan peserta didik. Selain itu, potensi wilayah pesisir yang dapat dikembangkan menjadi media pembelajaran juga murah dalam hal ekonomis agar mudah dijangkau. Potensi wilayah pesisir yang dapat dikembangkan untuk media pembelajaran, diantaranya adalah kerang, pasir, tumbuhan kelapa, dan kerikil. Berikut contoh pengembangan media pembelajaran yang memanfaatkan potensi pesisir, yaitu: 1. Corong Berhitung Media ini digunakan untuk memudahkan siswa memahami operasi pernjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Potensi pesisir yang digunakan adalah kerang yang dimisalkan sebagai bilangan yang dioperasikan. Berikut adalah langkah penggunaan media ini. a. Langkah-langkah dalam penjumlahan 1) Tentukan soal yang akan dijumlahkan. 2) Misal 2 + 4 3) Ambil 2 keong pertama 4) Masukkan ke dalam corong yang ada (satu keong tiap corong) 5) Ambil 4 keong berikutnya sebagai bilangan kedua yang akan dijumlahkan. 6) Masukkan ke dalam corong yang ada (satu keong tiap corong) Gambar 1 Corong Berhitung
  • 17. 14 7) Tarik laci yang ada untuk melihat hasil penjumlahan b. Langkah-langkah dalam pengurangan 1) Tentukan soal yang akan dilakukan operasi pengurangan. 2) Misal 5-3 3) Ambil 5 keong dan masukkan ke dalam corong yang ada (satu keong tiap corong) 4) Ambil 3 keong dengan warna yang lain 5) Masukkan ke dalam corong yang ada (satu keong tiap corong) 6) Tarik laci untuk melihat hasil ( keong yang tidak mempunyai pasangan itulah hasilnya) c. Langkah dalam Konsep Perkalian Sebagai Penjumlahan Berulang 1) Tentukan soal yang akan dilakukan operasi perkalian. 2) Misal 4 x 3. 3) Ambil 4 keong pertama lalu masukkan ke corong pertama 4) Ambil 4 keong lagi dan masukkan ke corong kedua 5) Ambil 4 keong lagi dan masukkan ke corong ketiga 6) Tarik laci untuk melihat hasil, jumlahkan setiap keong yang ada di laci. d. Langkah-langkah dalam operasi pembagian 1) Tentukan soal yang akan dilakukan operasi pembagian. 2) Misal 12 : 4. 3) Ambil 12 keong. 4) 4 keong pertama dimasukkan ke corong pertama 5) 4 keong selanjutnya masukkan ke corong kedua. 6) Begitu seterusnya, sampai keong habis. 7) Tarik laci untuk melihat hasil, Hasilnya adalah nomor laci yang ditempati oleh keong terahir. 2. Lidi dari Pohon Kelapa Daun kelapa dapat dimanfaatkan untuk pembuatan lidi. Lidi dapat digunakan sebagai alat hitung dan dapat dibentuk bangun datar seperti layang-layang, persegi panjang, segiempat, dan lain-lain.
  • 18. 15 Untuk Penjumlahan dengan lidi: 5 + 9 = 14 1) Ambil 5 batang lidi. 2) Ambil 9 batang lidi lagi. 3) Gabungkan lidi-lidi yang diambil tadi. 4) Hitung Jumlah lidi seluruhnya. Untuk Pengurangan dengan lidi: 20 - 8= 12 1) Ambil 20 batang lidi. 2) Karena kurang, maka ambil 8 lidi dari 20 lidi tadi. 3) Hitung lidi yang tesisa 3. Daun Kelapa Gambar 2 Lidi dari Pohon Kelapa Gambar 3 Kreasi dari daun kelapa
  • 19. 16 Daun kelapa dapat dianyam membentuk suatu bangun ruang seperti kubus, bola, belah ketupat, dan lain-lain. Sehingga hal ini dapat memudahkan siswa dalam mempelajari bentuk bangun ruang. 4. Dakon KPK dan FPB Potensi pesisir yang dimanfaatkan dalam media ini yaitu kerang, yang digunakan sebagai kecik/batu dakon. Papan dakonnya juga dapat dibuat dari batok kelapa yang dibuat menjadi beberapa baris sesuai kebutuhan. Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam media dakon ini terhadap konsep KPK dan FPB, yaitu : a. Menentukan KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil) 1) Menentukan bilangan yang akan dicarikan KPK nya. Berikan soal yang mudah terlebih dahulu, misalnya mencari KPK dari 2 dan 3. 2) Masukkan biji untuk kelipatan dari 2 yakni letakkan pada lubang dakon yang bernomor 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22, 24, ... 3) Lalu masukkan biji yang berwarna lain untuk kelipatan dari 3 yakni letakkan pada lubang yang bernomor 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24,… Maka dalam lubang yang akan berisi 2 biji yaitu lubang bernomor 6, 12, 18, 24, … . 4) Kemudian dijelaskan bahwa 6, 12, 18, 24, … adalah kelipatan persekutuan dari 2 dan 3. Dari kelipatan persekutuan tersebut, bilangan yang terkecil adalah 6. Jadi KPK dari 2 dan 3 adalah 6 Gambar 4 Dakon KPK dan FPB dari Kerang
  • 20. 17 b. Menentukan FPB (Faktor Persekutuan Terbesar) 1) Menentukan bilangan yang hendak dicari FPB nya. Berikan soal yang mudah terlebih dahulu. Misalkan 6 dan 8. 2) Berarti masukkan biji pada dakon untuk faktor dari 6 kedalam lubang yang bernomor 1, 2, 3, dan 6. 3) Kemudian masukkan biji berwarna lain untuk faktor dari 8 yaitu 1, 2, 4, dan 8. Perhatikan lubang yang berisi 2 biji pada dakon yaitu lubang bernomor 1 dan 2. 4) Kemudian dijelaskan bahwa 1 dan 2 merupakan faktor persekutuan dari 6 dan 8. Dari Faktor persekutuan tersebut, bilangan yang terbesar adalah 2. Jadi FPB dari 6 dan 8 adalah 2. 5. Box Pasir Anak Kelas Kecil dan Kelas Tengah sangat menggemari peragaan yang menggunakan boks pasir. Boks pasir dapat dipakai untuk menciptakan "peta" bagi mereka khususnya bagi Kelas Tengah. Melalui boks pasir dapat dibentuk gunung dan lembah danau (memakai cetakan), sungai yang mengalir, orang-orangan, pohon dan tumbuhan (gunakan daun, tumbuhan kecil sebagai pendukung). Selain itu, Pasir yang diwarnai dapat menjadi media pembelajaran dalam melukis dengan pasir, mengenal warna, selain itu pasir yang dibasahi dengan air dapat dibentuk sesuai dengan yang kita inginkan, seperti bola, kubus, balok, segitiga, piramida, dan sebagainya. Gambar 5 Box Pasir
  • 21. 18 6. Media untuk menghitung mean, modus, dan median Potensi pesisir yang dimanfaatkan dalam media ini yaitu pasir untuk membuat tusuk batang tetap berdiri dan kerang sebagai penghias media. Cara penggunaan media ini yaitu : a. Siapkan data yang akan dicari nilain mean, median dan modusnya b. Sesuaikan jumlah batang dengan jumlah data yang akan dihitung c. Sesuaikan masing masing nilai data yaitu dengan meletakkan jumlah tutup botol pada batang yang telah disiapkan. Satu batang mewakili satu data, sedangkan banyaknya tutup botol pada setiap batang mewakili besar data tersebut. d. Jika akan menghitung mean, maka ratakan jumlah tutup botol pada batang dengan memberikan setiap batang jumlah botol yang sama (sehingga jumlah tutup botol sama banyak disetiap batang). Hitung jumlah tutup botol pada salah satu batang, itulah nilai mean nya. e. Jika akan menghitung median, urutkan nilai data dari yang terkecil / terbesar pada batang yang tersedia, kemudian perhatikan batang yang berada ditengah. Hitung jumlah tutup botol pada batang tersebut, itulah nilai mediannya. f. Jika akan menghitung modus, perhatikan batang yang memiliki jumlah tutup botol yang paling banyak. Nilai modusnya adalah jumlah tutul botol yang paling banyak dari batang yang lain. Gambar 6 media untuk menghitung mean, modus, dan median
  • 22. 19 7. Jam Sudut Potensi pesisir yang dimanfaatkan dalam media ini yaitu kerang, sebagai penjelas angka (1 – 12) yang terdapat pada jam. Cara penggunaan media ini yaitu : a. Tentukan pukul berapa waktu yang ingin diukur sudutnya. b. Letakkan (putar) jarum jam sesuai dengan waktu yang ingin diukur sudutnya. c. Perhatikan 2 nilai sudut yang ditunjuk oleh jarum panjang dan jarum pendek. d. Dari 2 nilai tersebut, nilai yang lebih besar dikurangi dengan nilai yang lebih kecil. e. Itulah besar sudut dari jam yang ingin diukur sudutnya. 8. Ekosistem Pesisir Pantai Gambar 7 Jam Sudut Gambar 8 Ekosistem Pesisir Pantai
  • 23. 20 Ekosistem yang ada pada wilayah pesisir tersebut juga dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran langsung di luar kelas seperti ekosistem hutan mangrove dan pantai. Ekosistem hutan mangrove dapat dimanfaatkan sebagai tempat pariwisata untuk pembelajaran biologi. Karena dalam ekosistem hutan mangrove terdapat banyak makhluk hidup yang hidup berdampingan dalam ekosistem tersebut seperti, pohon bakau, kepiting, ikan, dan bekantan.
  • 24. 21 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Wilayah pesisir dapat diartikan sebagai kawasan yang berbatasan antara darat dan laut yang memiliki ekosistem di dalamnya. Sepanjang garis pantai ini terdapat wilayah pesisir yang relatif sempit, tetapi memiliki potensi sumberdaya alam yang sangat banyak seperti ekosistem mangrove, terumbu karang, dan padang lamun yang sangat luas dan beragam. Potensi sumberdaya kawasan pesisir yaitu sumberdaya hayati (ikan, terumbu karang, padang lamun, mangrove, dan biota laut lain), sumberdaya nonhayati (pasir, air laut, mineral dasar laut), sumberdaya buatan (infrastruktur laut yang terkait dengan kelautan dan perikanan, dan jasa-jasa lingkungan berupa keindahan alam. Beberapa contoh potensi wilayah pesisir di wilayah Kalimantan Utara: Hutan Mangrove, Terumbu Karang, Rumpu Laut, Padang Lamun, dan Kerang. Kearifan lokal merupakan perwujudan dari daya tahan dan daya tumbuh yang dimanifestasikan melalui pandangan hidup, pengetahuan, dan pelbagai strategi kehidupan yang berupa aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal untuk menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya, sekaligus memelihara kebudayaannya. Contoh kearifan lokal di wilayah Kalimantan Utara lainnya yaitu: Upacara adat Iraw Tengkayu, Tari-Tarian (Jepen, Tari Embaul, Tari Jingga- jingga, Tari Dendeng Taka), Tradisi Acara Pernikahan, Tradisi dalam Acara Selamatan, Permainan (Asin Naga, Gasing, Belugu), Lagu Daerah, dan Seni Bela Diri. Potensi yang dimiliki di daerah pesisir dan sekitarnya perlu dipilah untuk dikembangkan sebagai media pembelajaran, karena dari seluruh potensi tersebut harus dilihat dari segi keamanan dan kenyamanan peserta didik. Selain itu, potensi wilayah pesisir yang dapat dikembangkan menjadi media pembelajaran juga murah dalam hal ekonomis agar mudah dijangkau. Potensi
  • 25. 22 wilayah pesisir yang dapat dikembangkan untuk media pembelajaran, diantaranya adalah kerang, pasir, tumbuhan kelapa, dan kerikil. 3.2 Saran Adanya bermacam-macam potensi wilayah pesisir untuk mengembangkan media ajar terkhusus pembelajaran matematika, maka diharapkan seorang pendidik (guru) dapat memahami hal ini dan mengimplementasikannya dalam proses belajar mengajar yang berlangsung sehingga pembelajaran yang berlangsung dapat bervariasi dan menarik untuk peserta didik.
  • 26. 23 DAFTAR PUSTAKA Bidayani, Endang. 2014. Ekonomi Sumber Daya Pesisir Yang Tercemar. Malang: UB Press. BPS dan BAPPEDA Kota Tarakan. 2010. Profil seni budaya kota Tarakan. Tarakan: Badan Pusat statistik kota tarakan dan badan perencanaan daerah kota tarakan Lelaona, Antonius. 2016. Dari Lautan Menuju Tuhan. Sleman: PT. Kanisius. Puspitaningasih. 2012. Mengenal Ekosistem Laut dan Pesisir. Bogor. Pustaka Sains Tjandra, Ellen. 2011. Mengenal Pantai. Bogor: Cita Insan Maddani (CIM). Tjandra, Ellen dan Siagian, Yosua R. 2011. Mengenal Terumbu Karang. Bogor: Cita Insan Maddani (CIM).