Sabun cair aloe vera merupakan sediaan pembersih tubuh berbentuk cair yang mengandung ekstrak lidah buaya dan gliserin. Sabun ini dibuat dengan mereaksikan minyak zaitun dan kalium hidroksida untuk membentuk sabun, kemudian ditambahkan bahan lain seperti asam stearat, CMC, SLS, dan ekstrak lidah buaya untuk memperoleh sabun cair yang aman dan lembut untuk kulit.
2. KELOMPOK 9:
Syerly Nurhasanah 14334087
Teguh Billy Santoso 15334057
Fikri Aulia Elhasan 15334106
Ulfa Rachma 16334762
2
3. DEFINISI
Sabun cair adalah sediaan berbentuk cair yang
ditujukan untuk membersihkan kulit, dibuat
dari bahan dasar sabun yang ditambahkan
surfaktan, pengawet, penstabil busa, pewangi
dan pewarna yang diperbolehkan, dan dapat
digunakan untuk mandi tanpa menimbulkan
iritasi pada kulit (SNI, 1996).
4. Bentuknya yang berupa cairan memungkinkan
reaksi sabun cair pada permukaan kulit lebih
cepat dibandingkan sabun padat
Lebih higienis dalam penyimpanan
Lebih praktis dibawa ketika bepergian
(Kurnia and Hakim, 2015).
KELEBIHAN SABUN CAIR :
02
01
03
5. LIDAH BUAYA
Beberapa ahli menduga bahwa daerah asal lidah buaya
adalah Afrika, terutama Mediterania, kemudian menyebar
ke Arab, India, Eropa, Asia Timur, dan Asia Tenggara,
termasuk Indonesia. Pendapat lain menjelaskan bahwa
lidah buaya berasal dari Bombay yang kemudian menyebar
ke seluruh pelosok dunia (Sudarto, 1997)
Tanaman lidah buaya (Aloe vera) lebih
dikenal sebagai tanaman hias dan banyak
digunakan sebagai bahan dasar obat-
obatan dan kosmetika, baik secara
langsung dalam keadaan segar atau diolah
oleh perusahaan dan dipadukan dengan
bahan-bahan yang lain. Hal ini disebabkan
lidah buaya mengandung saponin,
flavonoid, terpenoid, tanin, dan antrakuinon
(Kumar et al., 2012). Tanaman lidah buaya
termasuk keluarga liliaceae yang memiliki
sekitar 200 spesies.
ALOE VERA
6. KLASIFIKASI
1 Kingdom : Plantae
2 Divisi : Angiospermae
3 Kelas : Monocotyledoneae
4 Suku : Liliaceae
5 Bangsa : Liliales
6 Marga : Aloe
7 Jenis : Aloe vera
(Hutapea, 1993)
7. KANDUNGAN LIDAH BUAYA
Flavonoid
Tanin Saponin
Polifenol
Steroid
Berfungsi sebagai antibakteri, antioksidan,
dan dapat menghambat pendarahan pada
kulit
Antioksidan, antiseptik, astringen yang dapat
menyebabkan penutupan pori-pori kulit,
menghentikan pendarahan yang ringan
Efek saponin berdasarkan sistem fisiologis
meliputi aktivitas pada sistem kardiovaskular
dan aktivitas pada sifat darah (hemolisis,
koagulasi, kolesterol), sistem saraf pusat,
sistem endokrin, dan aktivitas lainnya.
Antioksidan (penangkap dan pengikat
radikal bebas dari rusaknya ion ion logam)
sebagai anti-inflamatory, bersifat
antiseptik dan penghilang rasa sakit
8. PRAFORMULASI
Organoleptis : Cairan, kuning pucat atau kuning kehijauan ;
bau lemah, tidak tengik ; rasa khas, pada suhu rendah
sebagian atau seluruhnya membeku.
Sinonim Minyak Zaitun (Oleum Olivae),
Gomenoleo oil; olivae oleum raffinatum; pure
olive oil; olea europaea oil; oleum olivae.
1. MINYAK ZAITUN(Anonim, 1979, 458)
Kelarutan : Sukar larut dalam Etanol 95% P ; larut dalam
kloroform P dan dalam Eter minyak tanah P.
Khasiat : meningkatkan fungsi liver, mengendalikan kolsterol,
antihipertensi, dan diuretik
Penyimpanan : Terlindung dari cahaya, temperature tidak lebih
dari 250c. Olive oil should be stored in a cool, dry place in a tight,
wellfilled container.
Stabilitas : When cooled, olive oil becomes cloudy at
approximately 108C, and becomes a butterlike mass at 08C.
OTT : Olive oil may be saponified by alkali hydroxides. As it
contains a high proportion of unsaturated oil is prone to oxidation
and is incompatibl ef awtittyh aocxididsi,z oinligve
agents
9. PRAFORMULASI
2. Kalium Hidroksida (
FI III hal 689 )
Pemerian :
Berbentuk batang , pellet atau
bongkahan , putih , sangat
mudah meleleh basah .
Kelarutan :
Larut dalam 1 bagian air ,
dalam 3 bagian etanol 95% ,
sangat mudah larut dalam
etanol mutlak mendidih .
3. CMC Na/ Natrium Carboxy
Metil Cellulose (Handbook of
Excipients Ed.VI hal.78)
Pemerian : Serbuk berwarna putih, tidak
berasa, bergranul.
Kelarutan : Mudah terdispersi dalam air
membentuk larutan koloidal; tidak larut
dalam etanol, dalam eter dan dalam
pelarut organik lain.
Berat Jenis : 0,52 g/ml
pH : antara 6,5 dan 8,5
Kegunaan : Suspending agent
Konsentrasi : 0,1 – 1,0 %
Stabilitas : Stabil dan higroskopis, dibawah
kondisi Kelembapan tinggi dapat
mengabsorpsi (>50%) air.
OTT : Tidak bercampur dengan larutan
asam berkonsentrasi tinggi dan larut
dengan garam besi juga beberapa logam
seperti aluminium, merkuri, dan zink.
Wadah dan Penyimpanan : Dalam wadah
tertutup rapat.
4. Asam Stearat
Pemerian :
Kristalin berwarna putih atau kuning.
Kelarutan :
Mudah larut dalam benzene,
karbontetraklorida, kloroform, eter,
etanol heksan, dan propilen
glikol,praktis tidak larut dalam air.
Kegunaan :
Emulsifying agent, solubilizing agent.
Konsentrasi yang digunakan sebagai
emulsifying agent adalah 1 –20%.
Stabilitas : Zat stabil, harus disimpan
di tempat tertutup
10. PRAFORMULASI
5. Gliserin (FI IV hal 413,
Handbook of Pharmaceutical
Excipient edisi 6 hal 283)
Rumus Molekul : C3H8O3.
Berat Molekul : 92,09
Pemerian : Cairan jernih seperti sirup, tidak
berwarna; rasa manis; hanya boleh berbau khas lemah (tajam atau
tidak enak). Higroskopis, netral terhadap lakmus.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol;
tidak larut dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak, dan
dalam minyak menguap.
Titik Beku : - 1,6ºC
Khasiat : Pelarut
Konsentrasi : <50%
Bj : Tidak kurang dari 1,249. 1,2620 g/cm3 pada suhu
250 C.
OTT : Gliserin bisa meledak jika bercampur dengan
oksidator kuat seperti kromium trioksida, potasium klorat atau
potasium permanganat.Adanya kontaminan besi bisa
menggelapkan warna dari campuran yang terdiri dari fenol, salisilat
dan tanin.Gliserin membentuk kompleks asam borat, asam
gliseroborat yang merupakan asam yang lebih kuat dari asam
borat.
Stabilitas : Gliserin bersifat higroskopis.Dapat terurai
dengan pemanasan yang bisa menghasilkan akrolein yang
beracun.Campuran gliserin dengan air, etanol 95 % dan propilena
glikol secara kimiawi stabil. Gliserin bisa mengkristal jika disimpan
pada suhu rendah yang perlu dihangatkan sampai suhu 200 C
untuk mencairkannya.
Penyimpanan : Wadah tertutup rapat.
6. Sodium lauryl
sulfate
Sinonim : Natrii lauryl sulphate
Rumus molekul : C12 H25 NaO 4
Berat molekul : 288.38
Pemerian : serbuk putih, atau
cream sampai Kristal kuning
Fungsi : surfaktan anionic, emulsifying
agent(0.5-2,5%),detergen
pada shampoo (≈10%)
pH : 7.0-9,5
Kelarutan : sangat larut dalam air,
praktis tidak larut dalam eter dan
kloroforom
OTT : garam alkaloid, dan mengendap
dengan garam potassium.
7. BHT (Buthylis
Hydroxytoluenum)
BM : 220,35
Pemerian : hablur padat, putih, bau
khas, lemah
Kelarutan :
Tidak larut dalam air dan propilen glikol,
mudah larut dalam etanol, dalam
kloroform dan dalam eter.
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup baik
11. PRAFORMULASI
8. AQUA
Rumus molekul : H2O
Bobot molekul :18,02 gram/mol
Titik didih : 100°C
Kelarutan :Bercampur
dengan banyak pelarut polar.
Kegunaan : Pelarut
13. PEMBUATAN EKSTRAK LIDAH BUAYA
A
C
B
D
Limbah kulit daun lidah
buaya dibersihkan dari
daging daun (gel) yang
masih menempel
dikeringkan di bawah
sinar matahari. Setelah
itu, dihaluskan dengan
cara di-blender
pelarut diuapkan
menggunakan evaporator,
dan didapatkan ekstrak
kental.
diayak dan dimaserasi
menggunakan pelarut
etanol 96%. Maserasi
dilakukan selama tujuh
hari.
14. PEMBUATAN SABUN MANDI CAIR
01 02 03 04
Semua bahan
ditimbang dengan
seksama
Dimasukkan minyak zaitun
ke dalam gelas kimia,
kemudian ditambahkan
dengan larutan kalium
hidroksida sedikit demi
sedikit sambil terus
dipanaskan pada suhu 50°C
hingga mendapatkan sabun
pasta
Sabun pasta di
tambahkan asam stearate
yang telah dilelehkan,
aduk ad homogen.
Masukkan karboksi metil
selulosa yang telah
dikembangkan dalam
aquades panas, diaduk
hingga homogen dan
tambahkan BHT, lalu aduk
ada homogen
15. PEMBUATAN SABUN MANDI CAIR
05 06 07 08
Dimasukkan SLS
lalu diaduk hingga
homogen
Dimasukkan gliserin dan
ekstrak lendir daun lidah
buaya, diaduk hingga
homogen
Sabun cair ditambahkan
dengan aquades hingga
volumenya 100 ml, lalu
diaduk hingga homogen
Masukkan ke dalam
wadah bersih yang telah
disiapkan
16. EVALUASI SEDIAAN SABUN CAIR
16
Uji pHUji
Organoleptis
Uji tinggi
busa
Uji bobot
jenis
Uji alkali
bebas
Uji kadar
air
19. PERTANYAAN
Nama : Mulyadi
Nim : 15334120
Pertanyaan : Apakah penggunaan sabun cair lebih itu lebih higienis daripada
sabun batang ? Karena sabun batang dapat dipotong-potong sesuai ukuran
dan lebih praktis di bandingkan sabun cair ?
Jawaban : penggunaan sabun cair lebih higienis daripada sabun batang.
Karena walaupun sabun batang sudah dipotong-potong sesuai ukuran, yang
terjadi adalah saat mengaplikasikan di tubuh juga seluruh permukaan sabun
akan mengenai tangan dan air dan akan dilakukan secara berulang. Sehingga
penggunaannya juga tidak efektif.
19
20. PERTANYAAN DARI IBU AMEL
1. Manfaat minyak zaitun ?
Penjawab : Syerly (14334087) dan Ulfa Rachma(16334762)
Jawaban: minyak zaitun formulasi sabun cair berfungsi sebagai asam lemak/basis sabun. Serta
mengandung vitamin E yang baik untuk kulit seperti kulit menjadi lembab dan halus
2. Penggunaan sabun cair dengan sabun padat lebih baik mana ?apakah fungsinya sama ?
Penjawab : Ulfa Rachma (16334762)
Jawaban : Sabun cair. Karena lebih higienis. Sedangkan sabun padat digunakan berulang-ulang di tempat
yang sama. Kalau untuk fungsinya tetap sama
3. Bukankah sabun cair lebih membuat kulit kering ? Dan pH nya berapa ?
Penjawab : Ulfa Rachma (16334762)
Jawaban : tergantung konsentrasi SLS nya. Apabila SLS terlalu banyak akan menyebabkan kulit kering.
Disii formulasi kami hanya memakai 0,5% SLS . pH nya 8-11
20
21. 4. Manfaat aloevera ?
Penjawab : Teguh Billy (15334057)
Jawaban : Membuat kulit lebih bersih dan segar, meningkatkan kekencangan
kulit dan juga melembabkan kulit. Dan juga berfungsi sebagai antibakteri
5. Bagaimana pengujian alkali bebas? dan apa yang menjadi titran ?
Penjawab : Syerly Nurhasanah (14334087) dan Teguh Billy (15334057)
Jawaban : Pengujian alkali bebas dengan menggunakan metode titrasi yaitu
Asidimetri. Menurut SNI alkali bebas dalam sabun tidak boleh lebih dari
0,22%. Karena alkali bersifat keras yang menyebabkan iritasi pada kulit.
Dimana titrannya menggunakan larutan asam.
21