Oleh :
Abulkhair Abdullah
70100111001
Farmasi A1
Kelompok I
I. Formula Asli
R/ Emulsi Lotion
II. Rancangan Formula
Nama Formula
Jumlah Produk
Tanggal Formulasi
Tanggal Pembuatan
No. Reg
No. Batch

: Vsilin® Suspensi
: 10 botol @ 100 mL
: 28 Desember 2013
: 28 Desember 2014
:
:
Komposisi

:
Tiap 100 mL mengandung :
Vitamin E
Vitamin C
Asam Stearat
Trietanolamin
Metil Paraben
Propil Paraben
Propilenglikol
Mineral Oil & Lanolin Alkohol
Aquadest
ad

0.005 %
0,1 %
5%
10 %
0,18 %
0,02 %
15 %
3%
100 mL
III. Master Formula
IV. Alasan Pembuatan Produk
Emulsi merupakan suatu sediaan yang mengandung dua jenis cairan yang tidak
saling bercampur satu sama lain, namun terdispersi membentuk bulatan-bulatan kecil
yang tersebar secara merata dalam medium pembawa.
Kulit memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai macam gangguan dan

rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis.
Mekansmenya lotion yang di oleskan ke permukaan kulit menembus masuk ke
jaringan epidermis yang paling menarik untuk diperhatikan dalam perawatan kulit,
karena kosmetik dipakai pada bagian epidermis.
Cara kerja vitamin E dan C sebagai antioksidan adalah dengan menyumbangkan
elektron kepada radikal bebas. Karena itu, vitamin E yang kaku akan berubah menjadi
vitamin E yang radikal. Untuk menjinakkannya, diperlukan vitamin C yang akhirnya akan
membuat vitamin C juda menjadi radikal. Kerja sama antara vitamin E dan vitamin C
bermaksud untuk melindungi sesama antioksidan agar tidak teroksidasi. Siklus ini

berjalan terus, dan dapat memelihara tubuh dari keseimbangan antioksidan secara
sinergis bekerja sama, sehingga mempunyai efek yang lebih kuat lagi.
V. Alasan Penambahan Bahan
Zat Aktif : Vitamin E & Vitamin C (Antioksidan)

Cara kerja vitamin E dan C sebagai antioksidan adalah dengan
menyumbagkan elektron kepada radikal bebas. Karena itu, vitamin E yang kaku
akan berubah menjadi vitamin E yang radikal. Untuk menjinakkannya, diperlukan
vitamin C yang akhirnya akan membuat vitamin C juda menjadi radikal (Teoriradikal-bebas. Damara. Pdf)

Antioksidan dapat menghambat atau memperlambat oksidasi melalui dua
cara yaitu:


Melalui penangkapan radikal bebas (free radical scavenging).



Tanpa melibatkan penangkapan radikal bebas. Mekanisme pengikatannya
melalui pengikatan logam, menangkap oksigen; mengubah hidroperoksida
menjadi spesies non radikal, menyerap sinar ultraviolet dan mendeaktivasi
Zat Tambahan : Asam Stearat (Emulgator)
Asam stearat secara luas digunakan untuk formulasi oral dan topikal
sediaan farmasi. Pada formulasi topikal, asam stearat digunakan sebagai
pengemulsi dan agen pensolubilising. Penggunaan asam stearat dikombinasi

dengan trietanolamin dalam preparat krim dengan konsntrasi 1-20%
(Excipient 6th, 2009: 754).

Umumnya emulsi minyak dalam air, mengandung air dalam persentase
yang besar dan asam stearat (Ansel, 2008: 513

Asam lemak seperti asam stearat biasa digunakan sebagai agen
pengemulsi (Codex: 84)
Zat Tambahan : Trietanolamin (Emulgator)
Jika dikombinasi dengan asam lemak seperti asam stearat atau asam
oleat, trietanolamin yang bersifat anionik, akan menghasilkan butir halus.
Stabil dalam emulsi m/a. Konsentrasi yang khas digunakan 2-4 % untuk

emulsi dan dan 2-5 kali dari asam lemak (Excipient 6th, 2009: 754).

Hasil emulsi minyak dalam air terbentuk dari amin seperti etanolamin,
dietanolamin, trietanolamin atau isopropanolin dan asam lemak seperti asam
oleat atau asam stearat (Codex: 85).

Emulsi yang dipakai untuk obat luar bertipe o/w atau w/o. Emulsi tipe
o/w menggunakan zat pengemulsi

na.lauril sulfat, trietanolamin stearat,

sabun monovalen, alkil sulfat (Farmasi Fisik: 1144).
Zat Tambahan : Metil Paraben (Pengawet)

Propil paraben biasa digunakan dengan metil paraben pada sediaan
parenteral dan digunakan kombinasi dengan paraben yang lainjuga untuk

topikal dan formulasi oral. Propil paraben (0.02 %) digunakan bersama metil
paraben (0.18%) digunakan sebagai preservatif (Excipient 6th;, 2009: 596).

Penambahan pengawet kimia sebagai antimikroba seperti hidroksi

benzoat, fenol, asam borat, garam amonium kuartener (Ansel, 2008: 510).

Pengawet yang biasa digunakan dalam emulsi adalah metil-, etil-,
propil-, dan butil paraben, asam benzoat, dan senyawa amonium kuaretener

(Dirjen POM, 1995: 17).
Zat Tambahan : Propil Paraben (Pengawet)

Propil paraben biasa digunakan dengan metil paraben pada sediaan
parenteral dan digunakan kombinasi dengan paraben yang lainjuga untuk

topikal dan formulasi oral. Propil paraben (0.02 %) digunakan bersama metil
paraben (0.18%) digunakan sebagai preservatif (Excipient 6th;, 2009: 596).

Penambahan pengawet kimia sebagai antimikroba seperti hidroksi

benzoat, fenol, asam borat, garam amonium kuartener (Ansel, 2008: 510).

Pengawet yang biasa digunakan dalam emulsi adalah metil-, etil-,
propil-, dan butil paraben, asam benzoat, dan senyawa amonium kuaretener
(Dirjen POM, 1995: 17).
Zat Tambahan : Propilenglikol (Pengawet)

Propilen

glikol

antimkroba/pengawet

secara

luas

dimacam

digunakan

jenis

sebagai

parenteral,

dan

pelarut

ekstrak,

formulasi

non

parenteral. Untuk pengawetan larutan dan semipadat konsentrasi untu
pengawet yaitu 15-30% (Excipient: 592).

Sebagai kompensasi atas hilangnya pengawet dengan interaksi, bisa
ditambahkan suatu jumlah yang setara dengan bahan yang tergabung.
Ternyata pula bahwa penambahan berbagai alkohol tampak mengaktifkan
ester-ester p-hidroksibenzoat dalam adanya zat-zat nonionik; propilen glikol
terutama tampak berguna (Lachman: 1067).
Zat Tambahan : Mineral Oil & Lanolin Alkohol (Emolien)

Minyak mineral dan lanolin alkohol adalah cairan berminyak yang
digunakan dalam formulasi topikal farmasi dan kosmetika sebagai pengemulsi
dan sifat emolien. Range sebagai emolien 3.0-6 % (Excipient 6th;, 2009: 449).

Efek emolien ialah melembutkan permukaan kulit, pada batang tubuh,
ektemitas atas dan bawah biasanya menggunakan dengan bahan vaselin
fungsinya sebagai emolien dengan akibat meninggikan daya penetrasi bahan
aktif. Emolien yang lain adalah minyak mineral dan lanolin alkohol (Ilmu
penyakit kulit dan kelamin IV, 2009: 194).

Secara eksternal, parafin cair digunakan sebagai komposisi dari basis
salep, sebagai emolien dan pembersih pada kondisi kulit tertentu, dan sebagai
lubrikan sediaan mata pada mata kering (Martindale 36th, 2009: 2031).
Zat Tambahan : Aquadest (Pembawa)

Air suling dibuat dengan menyuling air uang dapat diminum
(Dirjen POM, 1979: 96).
Air secara luas digunakan sebagai bahan dasar, bahan-bahan dan
pelarut pada formulasi&pembuatan produk farmasetik. Air digunakan
hingga konsentrasi 100% (Excipient 6th, 2009)
VI. Perhitungan

Perbotol:
Vitamin E

0,05/100 x 100 mL

= 0,05 g

Vitamin C

0,1/100 x 100 mL

= 0,1 g

Asam Stearat

5/100 x 100 mL

= 5g

Trietanolamin

10/100 x 100 mL

= 10 mL

Metil Paraben

0,18 /100 x 100 mL

= 0,18 g

Propil Paraben

0,02/100 x 100 mL

= 0,02 g

Propilenglikol

15/100 x 100 mL

= 0,05 mL

Mineral Oil & Lanolin Alkohol

3/100 x 100 mL

= 3g

Aquadest

ad

100 mL
Perbotol :
Vitamin E

0,05 x 10

= 0,5 g

Vitamin C

0,1 x 10

= 1g

Asam Stearat

5 x 10

= 50 g

Trietanolamin

10 x 10

= 100 mL

Metil Paraben

0,18 x 10

= 1,8 g

Propil Paraben

0,02 x 10

= 0,2 g

Propilenglikol

0,05 x 10

= 0,5 mL

Mineral Oil & Lanolin Alkohol

3 x 10

= 30 g

Aquadest

ad

1000 mL
VI. Perhitungan

Perbatch :
Fenoksimetil penisilin

2 g x 10

=

20 g

Metil selulosa

1,2 g x 10

=

12 g

Polisorbat 80

0,06 g x 10

=

0,6 g

Asam Benzoat

0,06 g x 10

=

0,6 g

Sucralose

0,18 g x 10

=

1,8 g

Oleum Citri

0,12 g x 10

=

1,2 g

Tartrazin

3 x 10-4 g x 10 =

0,003 g

Aquadest

60 mL x 10

600 mL

=
VII. Cara Kerja

1. Ucapkan Basmalah.
2. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
3. Ditimbang semua bahan
4. Dibuat fase minyak dan fase air
5. Fase minyak dibuat dengan cara dileburkan asam stearat kemudian pada

wadah yang lain minyak mineral oil & lanolin alkohol, propilen glikol dan propil
paraben.
6. Dicampurkan bahan-bahan fase minyak, kemudian dihomogenkan.
7. Fase minyak yang telah dibuat tadi diturunkan dari penangas kemudian
dimasukkan vitamin E kemudian dihomogenkan sambil diukur suhunya.
8. Fase

air

dibuat

dengan

cara

dilarutkan

bahan-bahan

antara

lain

treietanolamin, propilen glikol ke dalam air suling lalu dipanaskan hingga suhu
yang sama dengan fase minyak tadi.
9. Dilarutkan metil paraben dalam air panas, setelah larut dimasukkan dalam

wadah yang sebelumnya telah berisi fase air. Kemudian dihomogenkan.
10.Fase minyak yang telah dibuat tadi diturunkan dari penangas kemudian
dimasukkan vitamin E kemudian dihomogenkan sambil diukur suhunya.
11. Jika fase air dan fase minyak telah sama suhunya, kedua fase dicampur dalam
sebuah beker kemudian dihomogenkan dengan metode mixer.
14.Dimasukkan dalam botol.
15.Diucapkan hamdalah.
Etiket
Syukron,
Thank You,
Terima Kasih

Ppt emulsi lotion

  • 1.
  • 2.
    I. Formula Asli R/Emulsi Lotion II. Rancangan Formula Nama Formula Jumlah Produk Tanggal Formulasi Tanggal Pembuatan No. Reg No. Batch : Vsilin® Suspensi : 10 botol @ 100 mL : 28 Desember 2013 : 28 Desember 2014 : :
  • 3.
    Komposisi : Tiap 100 mLmengandung : Vitamin E Vitamin C Asam Stearat Trietanolamin Metil Paraben Propil Paraben Propilenglikol Mineral Oil & Lanolin Alkohol Aquadest ad 0.005 % 0,1 % 5% 10 % 0,18 % 0,02 % 15 % 3% 100 mL
  • 4.
  • 5.
    IV. Alasan PembuatanProduk Emulsi merupakan suatu sediaan yang mengandung dua jenis cairan yang tidak saling bercampur satu sama lain, namun terdispersi membentuk bulatan-bulatan kecil yang tersebar secara merata dalam medium pembawa. Kulit memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis. Mekansmenya lotion yang di oleskan ke permukaan kulit menembus masuk ke jaringan epidermis yang paling menarik untuk diperhatikan dalam perawatan kulit, karena kosmetik dipakai pada bagian epidermis. Cara kerja vitamin E dan C sebagai antioksidan adalah dengan menyumbangkan elektron kepada radikal bebas. Karena itu, vitamin E yang kaku akan berubah menjadi vitamin E yang radikal. Untuk menjinakkannya, diperlukan vitamin C yang akhirnya akan membuat vitamin C juda menjadi radikal. Kerja sama antara vitamin E dan vitamin C bermaksud untuk melindungi sesama antioksidan agar tidak teroksidasi. Siklus ini berjalan terus, dan dapat memelihara tubuh dari keseimbangan antioksidan secara sinergis bekerja sama, sehingga mempunyai efek yang lebih kuat lagi.
  • 6.
    V. Alasan PenambahanBahan Zat Aktif : Vitamin E & Vitamin C (Antioksidan) Cara kerja vitamin E dan C sebagai antioksidan adalah dengan menyumbagkan elektron kepada radikal bebas. Karena itu, vitamin E yang kaku akan berubah menjadi vitamin E yang radikal. Untuk menjinakkannya, diperlukan vitamin C yang akhirnya akan membuat vitamin C juda menjadi radikal (Teoriradikal-bebas. Damara. Pdf) Antioksidan dapat menghambat atau memperlambat oksidasi melalui dua cara yaitu:  Melalui penangkapan radikal bebas (free radical scavenging).  Tanpa melibatkan penangkapan radikal bebas. Mekanisme pengikatannya melalui pengikatan logam, menangkap oksigen; mengubah hidroperoksida menjadi spesies non radikal, menyerap sinar ultraviolet dan mendeaktivasi
  • 7.
    Zat Tambahan :Asam Stearat (Emulgator) Asam stearat secara luas digunakan untuk formulasi oral dan topikal sediaan farmasi. Pada formulasi topikal, asam stearat digunakan sebagai pengemulsi dan agen pensolubilising. Penggunaan asam stearat dikombinasi dengan trietanolamin dalam preparat krim dengan konsntrasi 1-20% (Excipient 6th, 2009: 754). Umumnya emulsi minyak dalam air, mengandung air dalam persentase yang besar dan asam stearat (Ansel, 2008: 513 Asam lemak seperti asam stearat biasa digunakan sebagai agen pengemulsi (Codex: 84)
  • 8.
    Zat Tambahan :Trietanolamin (Emulgator) Jika dikombinasi dengan asam lemak seperti asam stearat atau asam oleat, trietanolamin yang bersifat anionik, akan menghasilkan butir halus. Stabil dalam emulsi m/a. Konsentrasi yang khas digunakan 2-4 % untuk emulsi dan dan 2-5 kali dari asam lemak (Excipient 6th, 2009: 754). Hasil emulsi minyak dalam air terbentuk dari amin seperti etanolamin, dietanolamin, trietanolamin atau isopropanolin dan asam lemak seperti asam oleat atau asam stearat (Codex: 85). Emulsi yang dipakai untuk obat luar bertipe o/w atau w/o. Emulsi tipe o/w menggunakan zat pengemulsi na.lauril sulfat, trietanolamin stearat, sabun monovalen, alkil sulfat (Farmasi Fisik: 1144).
  • 9.
    Zat Tambahan :Metil Paraben (Pengawet) Propil paraben biasa digunakan dengan metil paraben pada sediaan parenteral dan digunakan kombinasi dengan paraben yang lainjuga untuk topikal dan formulasi oral. Propil paraben (0.02 %) digunakan bersama metil paraben (0.18%) digunakan sebagai preservatif (Excipient 6th;, 2009: 596). Penambahan pengawet kimia sebagai antimikroba seperti hidroksi benzoat, fenol, asam borat, garam amonium kuartener (Ansel, 2008: 510). Pengawet yang biasa digunakan dalam emulsi adalah metil-, etil-, propil-, dan butil paraben, asam benzoat, dan senyawa amonium kuaretener (Dirjen POM, 1995: 17).
  • 10.
    Zat Tambahan :Propil Paraben (Pengawet) Propil paraben biasa digunakan dengan metil paraben pada sediaan parenteral dan digunakan kombinasi dengan paraben yang lainjuga untuk topikal dan formulasi oral. Propil paraben (0.02 %) digunakan bersama metil paraben (0.18%) digunakan sebagai preservatif (Excipient 6th;, 2009: 596). Penambahan pengawet kimia sebagai antimikroba seperti hidroksi benzoat, fenol, asam borat, garam amonium kuartener (Ansel, 2008: 510). Pengawet yang biasa digunakan dalam emulsi adalah metil-, etil-, propil-, dan butil paraben, asam benzoat, dan senyawa amonium kuaretener (Dirjen POM, 1995: 17).
  • 11.
    Zat Tambahan :Propilenglikol (Pengawet) Propilen glikol antimkroba/pengawet secara luas dimacam digunakan jenis sebagai parenteral, dan pelarut ekstrak, formulasi non parenteral. Untuk pengawetan larutan dan semipadat konsentrasi untu pengawet yaitu 15-30% (Excipient: 592). Sebagai kompensasi atas hilangnya pengawet dengan interaksi, bisa ditambahkan suatu jumlah yang setara dengan bahan yang tergabung. Ternyata pula bahwa penambahan berbagai alkohol tampak mengaktifkan ester-ester p-hidroksibenzoat dalam adanya zat-zat nonionik; propilen glikol terutama tampak berguna (Lachman: 1067).
  • 12.
    Zat Tambahan :Mineral Oil & Lanolin Alkohol (Emolien) Minyak mineral dan lanolin alkohol adalah cairan berminyak yang digunakan dalam formulasi topikal farmasi dan kosmetika sebagai pengemulsi dan sifat emolien. Range sebagai emolien 3.0-6 % (Excipient 6th;, 2009: 449). Efek emolien ialah melembutkan permukaan kulit, pada batang tubuh, ektemitas atas dan bawah biasanya menggunakan dengan bahan vaselin fungsinya sebagai emolien dengan akibat meninggikan daya penetrasi bahan aktif. Emolien yang lain adalah minyak mineral dan lanolin alkohol (Ilmu penyakit kulit dan kelamin IV, 2009: 194). Secara eksternal, parafin cair digunakan sebagai komposisi dari basis salep, sebagai emolien dan pembersih pada kondisi kulit tertentu, dan sebagai lubrikan sediaan mata pada mata kering (Martindale 36th, 2009: 2031).
  • 13.
    Zat Tambahan :Aquadest (Pembawa) Air suling dibuat dengan menyuling air uang dapat diminum (Dirjen POM, 1979: 96). Air secara luas digunakan sebagai bahan dasar, bahan-bahan dan pelarut pada formulasi&pembuatan produk farmasetik. Air digunakan hingga konsentrasi 100% (Excipient 6th, 2009)
  • 14.
    VI. Perhitungan Perbotol: Vitamin E 0,05/100x 100 mL = 0,05 g Vitamin C 0,1/100 x 100 mL = 0,1 g Asam Stearat 5/100 x 100 mL = 5g Trietanolamin 10/100 x 100 mL = 10 mL Metil Paraben 0,18 /100 x 100 mL = 0,18 g Propil Paraben 0,02/100 x 100 mL = 0,02 g Propilenglikol 15/100 x 100 mL = 0,05 mL Mineral Oil & Lanolin Alkohol 3/100 x 100 mL = 3g Aquadest ad 100 mL
  • 15.
    Perbotol : Vitamin E 0,05x 10 = 0,5 g Vitamin C 0,1 x 10 = 1g Asam Stearat 5 x 10 = 50 g Trietanolamin 10 x 10 = 100 mL Metil Paraben 0,18 x 10 = 1,8 g Propil Paraben 0,02 x 10 = 0,2 g Propilenglikol 0,05 x 10 = 0,5 mL Mineral Oil & Lanolin Alkohol 3 x 10 = 30 g Aquadest ad 1000 mL
  • 16.
    VI. Perhitungan Perbatch : Fenoksimetilpenisilin 2 g x 10 = 20 g Metil selulosa 1,2 g x 10 = 12 g Polisorbat 80 0,06 g x 10 = 0,6 g Asam Benzoat 0,06 g x 10 = 0,6 g Sucralose 0,18 g x 10 = 1,8 g Oleum Citri 0,12 g x 10 = 1,2 g Tartrazin 3 x 10-4 g x 10 = 0,003 g Aquadest 60 mL x 10 600 mL =
  • 17.
    VII. Cara Kerja 1.Ucapkan Basmalah. 2. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan 3. Ditimbang semua bahan 4. Dibuat fase minyak dan fase air 5. Fase minyak dibuat dengan cara dileburkan asam stearat kemudian pada wadah yang lain minyak mineral oil & lanolin alkohol, propilen glikol dan propil paraben. 6. Dicampurkan bahan-bahan fase minyak, kemudian dihomogenkan. 7. Fase minyak yang telah dibuat tadi diturunkan dari penangas kemudian dimasukkan vitamin E kemudian dihomogenkan sambil diukur suhunya.
  • 18.
    8. Fase air dibuat dengan cara dilarutkan bahan-bahan antara lain treietanolamin, propilenglikol ke dalam air suling lalu dipanaskan hingga suhu yang sama dengan fase minyak tadi. 9. Dilarutkan metil paraben dalam air panas, setelah larut dimasukkan dalam wadah yang sebelumnya telah berisi fase air. Kemudian dihomogenkan. 10.Fase minyak yang telah dibuat tadi diturunkan dari penangas kemudian dimasukkan vitamin E kemudian dihomogenkan sambil diukur suhunya. 11. Jika fase air dan fase minyak telah sama suhunya, kedua fase dicampur dalam sebuah beker kemudian dihomogenkan dengan metode mixer. 14.Dimasukkan dalam botol. 15.Diucapkan hamdalah.
  • 19.
  • 20.