2. Pengertian
Sabun adalah senyawa natrium
atau kalium dengan asam lemak
dari minyak nabati atau hewani
yang berbentuk padat, lunak atau
cair, berbusa digunakan sebagai
pembersih, dengan menambahkan
zat pewangi, dan bahan lainnya
yang tidak membahayakan
kesehatan (SNI, 1994).
Kandungan utama penyusun sabun
adalah asam lemak dan alkali.
SABUN
4. – Berdasarkan bahan aktifnya
Sabun Transparan
Sabun ini mengandung gliserin yang berfungsi untuk melembabkan
kulit. Sabun ini tidak menyebabkan kulit kering karena bersifat
lebih lembut daripada sabun jenis lain.
Sabun Antibakteri
Sabun antibakteri mengandung bahan-bahan antibakteri seperti
triclosan, triclocarban, atau carbanile yang mencegah pertumbuhan
bakteri berlebihan sehingga menjaga kesehatan kulit dan mencegah
bau dari berbagai bagian tubuh.
7. Proses Pembuatan Sabun
1. Proses Saponifikasi
Sabun dibuat dengan cara menghidrolisis trigliserida dengan suatu
alkali. Cara ini biasa disebut sebagai proses saponifikasi, yaitu
proses penyabunan yang menghasilkan suatu lemak atau gliserida
dengan basa (Sari dkk., 2010). Alkali yang direaksikan trigliserida
akan memutus ikatan ester dan menghasilkan garam asam lemak
dan gliserol.
8. 2. Proses Netralisasi
Berbeda dari proses saponifikasi, pada proses netralisasi tidak
dihasilkan hasil samping berupa gliserol. Proses netralisasi terjadi
karena reaksi antara asam lemak bebas dan suatu alkali.
13. DETERGEN
– PENGERTIAN DETERGEN
• “detergree” yang merupakan bahasa latin yang berarti membersihkan.
• Penyempurnaan dari produk sabun.
• Kelebihannya dibandingkan sabun adalah bisa mengatasi air sadah dan larutan asam, serta harganya
lebih murah.
DETERGEN
DETERGEN KERAS
mengandung zat aktif yang sukar
dirusak oleh mikroorganisme
Contoh: Alkil Benzene Sulfonat (ABS).
DETERGEN LUNAK
mengandung zat aktif yang relative
mudah untuk di rusak mikroorganisme
Contoh: Linier Alkil Benzene Sulfonat
(LAS).
14. Komponen Penyusun Detergen
1. Surfaktan
Surfaktan anionik
– Bagian aktif pada permukaannya mengandung muatan negatif.
– Contoh dari jenis surfaktan anionik adalah Linier Alkil Benzene Sulfonat
(LAS), Alkohol Sulfat (AS), Alkohol Eter Sulfat (AES), Alpha Olefin Sulfonat
(AOS).
Surfaktan kationik
– Surfaktan ini terionisasi dalam air serta bagian aktif pada permukaannya
adalah bagian kationnya.
– Contoh jenis surfaktan ini adalah ammonium kuarterner.
15. Surfaktan nonionic
Surfaktan yang tidak terionisasi di dalam air, bagian aktif
permukaannya tidak mengandung muatan apapun
Contohnya: alkohol etoksilat, polioksietilen (R-OCH2CH).
Surfaktan ampoterik
Surfaktan ini dapat bersifat sebagai non ionik, kationik, dan
anionik di dalam larutan
Contohnya: Sulfobetain (RN+(CH3)2CH2CH2SO3
-.
16. 2. Builder (Bahan Penguat)
– Builders digunakan untuk melunakkan air sadah dengan cara mengikat mineral-mineral yang
terlarut.
– Membantu menciptakan kondisi keasaman yang tepat agar proses pembersihan dapat
berlangsung lebih baik.
– Mencegah mengendapnya kembali kotoran-kotoran yang terdapat pada pakaian.
– Contohnya: Sodium Tri Poli Phosphat (STPP), Nitril Tri Acetat (NTA).
3. Filler (Pengisi/pengemulsi)
Berfungsi sebagai pengisi dari seluruh campuran bahan baku.
Memperbanyak atau memperbesar volume.
Umumnya bahan pengisi yang digunakan adalah Natrium Sulfat (Na2SO4).
19. SHAMPOO
– Shampoo adalah sejenis cairan, seperti sabun, yang
berfungsi untuk meningkatkan tegangan permukaan kulit
(umumnya kulit kepala) sehingga dapat meluruhkan
kotoran (membersihkan)
20. Komponen ilmiah yang terkandung
dalam shampoo :
– Sodium Laureth Sulfate
rumus kimia : NaC12H25SO4
pembentuk busa yang baik dan kondisioner yang baik
21. – Zinc pyrithione
rumus kimia : C10H8N2O2S2Zn
merupakan agen antibakteri dan antijamur. Dapat mengurangi
jamur di kulit kepala yang menyebabkan ketombe
– Menthol
rumus kimia : C10H20O
memberikan sensasi segar
22. – Lysine HCL
rumus kimia : C6H15ClN2O2
senyawa/campuran turunan dari protein,
digunakan untuk menumbuhkan, maupun
memperbaiki rambut yang rusak
23. – Air
rumus kimia : H2O
sebagai pelarut, lazimnya digunakan sebagai penentu kekentalan atau
encernya suatu larutan
– Sodium Chloride
rumus kimia: NaCl
digunakan sebagai pengawet
24. Bahan untuk membuat shampoo:
– Na2CO3 sebanyak 1gr
– Nipagin sebanyak 5gr
– Aguadest sebanyak 100ml
– Emal sebanyak 30gr
– SLS sebanyak 5gr
– Parfum dan pewarna secukupnya
25. Cara membuat shampoo :
– Masukkan bahan-bahannya, kemudian campurkan semua bahan (kecuali
Emal) hingga menyatu (benar benar homogen)
– Siapkan cawan porselen yang berisi Emal Kemudian masukan campuran
tadi kedalamnya, lalu aduk hingga semua Emal terlarut atau homogen.
– Tambahkan parfum dan pewarna secukupnya apabila semua campuran
sudah homogen.
– Siapkan kemasan botol shampho lalu masukkan hasil olahan ke
dalamnya, jangan lupa untuk memberi tutup yang rapat pada botol.
26. Syarat Shampoo yang Baik
– Sampo harus membentuk busa yang berlebih,
yang terbentuk dengan cepat, lembut dan mudah
dihilangkan dengan membilas dengan air.
– Sampo harus dapat menghilangkan segala
kotoran pada rambut, tetapi dapat mengganti
lemak natural yang ikut tercuci dengan zat lipid
yang ada di dalam komposisi sampo.
27. – Tidak mengiritasi kulit kepala dan mata
– Sampo harus mempunyai sifat detergensi yang baik
tetapi tidak berlebihan, karena jika tidak kulit kepala
menjadi kering
28. Permasalahan
Rambut bermasalah
Ada pula bahan kimia bernama SLS yang terbukti merusak akar
rambut serta memicu rambut rontok. Ini adalah bahan yang
membuat shampoo berbusa.
Detergen
Detergen dapat menyebabkan tangan menjadi kasar, terasa saat
kita selesai mencuci baju.
Editor's Notes
Surfaktan adalah molekul yang memiliki gugus polar yang hidrofilik dan gugus non polar yang lipofilik, sehingga dapat menyatukan campuran yang terdiri dari minyak dan air.
Antioksidan adalah senyawa atu zat yang dapat menghambat, menunda, mencegah, atau memperlambat reaksi oksidasi meskipun dalam konsentrasi yang kecil.
Deodorant adalah suatu zat yang digunakan untuk menyerap atau mengurangi bau menyengat.