SlideShare a Scribd company logo
1 of 83
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
1
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
TEOLOGIA PEMBANGUNAN
(Perspektif Kristen)
PENGERTIAN
Definisi Teologia
Arti etimologis (asal kata) Istilah "Teologia" berasal dari 2 kata Yunani,
yaitu: theos artinya "Allah"; dan logos artinya "perkataan, uraian, pikiran,
ilmu".
Definisi umum: Teologia ialah pengetahuan yang rasional tentang Allah dan
hubungannya dengan karya/ciptaan-Nya seperti yang dipaparkan oleh
Alkitab.
Teologia adalah studi dari pengetahuan tentang Allah yang penguraiannya
terdapat dalam Alkitab.
Definisi Pembangunan
Ada beberapa defenisi pembangunan menururt para ahli yang
dipaparkan dibawah ini sebagai berikut :
 Menurut Margono Slamet (1992) Pembangunan adalah “Perubahan
sosial yang direncanakan sebagai usaha manusia untuk memperbaiki
kehidupannya”. hal ini dilandasi untuk tujuan “proses pemanusiaan
manusia”
 Menurut Dawn Rahardjo (1980), Margono Slamet (1988) dan
Mardikanto (1993), Pembangunan adalah :
a. Proses yang diupayakan secara sadar dan terencana
b. Proses perubahan yang mencakup banyak aspek kehidupan
manusia, baik sebagai individu maupun sebagai warga masyarakat.
c. Proses pertumbuhan ekonomi
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
2
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
d. Proses atau upaya yang dilaksanakan untuk memperbaiki mutu
hidup dan kesejahteraan setiap individu dan seluruh warga
masyarakat
e. Pemanfaatan teknologi baru atau inovasi yang terpilih.
 Menurut Kusnaedi (1995) Pembangunan (development) sering diartikan
sebagai suatu kegiatan untuk merubah suatu kondisi kepada kondisi
lebih baik yang menyangkut perilaku, pola pikir, dan sikap-sikap
primitive ke arah kemajuan/modernisasi melalui rekonstruksi dan
reformasi tatanan sosial.
Teologia Pembangunan
Teologi pembangunan dapat diartikan :
Pertama, teologi pembangunan adalah ajaran Kristen mengenai suatu proses
perubahan secara sadar yang dilakukan oleh manusia baik secara pribadi
maupun komunitas sebagai ciptaan Allah dalam penatalayanan ciptaan Allah
secara utuh bagi kelangsungan kehidupan ciptaan dengan melihat kepada
Allah sebagai sumber utama pelaksana pembangunan.
Kedua, dasar teologi pembangunan dalam pelaksanaannya berhubungan erat
dengan lima aspek yakni :
1. Penciptaan manusia sebagai gambar dan rupa Allah yang diberi
kemampuan untuk bekerja memaksimalkan potensi yang dimiliki,
baik potensi sumber daya manusia, sumber daya sosial, sumber daya
alam dan sumber daya rohani untuk menghasilkan suatu perubahan
sebagai hasil dari pelaksanaan pembangunan;
2. Mandat pembangunan dalam Kejadian 1:26-28 dan Kejadian 2:15
yang memberikan pemahaman bahwa kuasa yang diberikan kepada
manusia adalah kuasa untuk memelihara keberlanjutan kehidupan di
bumi;
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
3
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
3. Pelanggaran manusia terhadap perintah Allah yang diberikan dalam
Kejadian 2:16-17 telah memberi dampak kondisi manusia secara
utuh mengalami dampak dari dosa;
4. Perjanjian Allah dalan sejarah manusia sejak dari Kejadian 3:15
hingga kedatangan Kristus yang pertama dan kedua kali yang
berhubungan dengan perjanjian akan kemuliaan Allah, kehadiran
kerajaan Allah di bumi menjadi dasar untuk melaksanakan
pembangunan menghadirkan kerajaan Allah di tengah berbagai
permasalahan yang dihadapi oleh umat manusia saat ini;
5. Karya Kristus menjadi teladan dalam pelaksanaan teologi
pembangunan sebagai pelaksanaan yang menyentuh seluruh aspek
kehidupan manusia baik secara jasmani maupun rohani.
Jadi Teologia Pembangunan memperhatikan pembangunan semua aspek
kehidupan manusia yang ditinjau dari sudut pandang Alkitab1.
PENDAHULUAN
Pembangunan di Pedesaan berbasis Pendidikan TKMD
Mengapa pembangunan di Pedesaan berbasis pendidikan TKMD sangat
penting dilaksanakan di pedesaan ?
Sejak awal kegiatan pembangunan di Indonesia, khususnya
pembangunan pedesaan telah banyak mendapat perhatian pemerintah. Hal
ini merupakan konsekwensi logis bagi bangsa Indonesia karena daerah
pedesaan merupakan bagian integral dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia dimana sekitar 63 % penduduknya hidup di wilayah pedesaan.
Dengan demikian pembangunan pedesaan harus dijadikan sebagai titik
sentral atau tulang punggung pembangunan nasional. Karena membangun
1 Jurnal JAFFRAY Vol. 14 No.2 Okt. 2016; hal 248
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
4
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
desa berarti membangun bangsa sebab usaha-usaha perbaikan pada tingkat
lokal pada hakekatnya adalah usaha-usaha perbaikan nasional, sebab
masalah nasional merupakan akumulasi dari masalah-masalah lokal2.
Arti penting pembangunan pedesaan adalah bahwa dengan
menempatkan desa sebagai sasaran pembangunan adalah usaha pemerintah
untuk mengurangi kesenjangan antara yang kaya dan miskin, desa dan kota
dengan berbagai permasalahan pedesaan yang cukup kompleks. Tentu untuk
mengatasi permasalahan pedesaan bukanlah semata tanggungjawab
pemerintah saja, tetapi juga tanggungjawab bersama seluruh masyarakat
Indonesia, termasuk gereja-gereja Tuhan di Indonesia sebab gereja dipanggil
Tuhan di tengah dunia sebagai garam dan terang (Mat 5 : 13 – 16) untuk
memberkati bangsa ini melalui keterlibatan aktif dalam membangun
Masyarakat Desa. Selanjutnya Rasul Petrus berkata (I Pet 2:13-17) bahwa
keterlibatan kita kepada program pemerintah merupakan kesaksian yang
baik kepada orang yang tidak percaya. Tetapi, penolakan kita terhadap
pemerintah akan menyebabkan orang memandang rendah iman kita kepada
Kristus. Daniel Webster menulis bahwa apapun yang membuat orang
menjadi Kristen yang baik, juga membuat mereka menjadi warga Negara
yang baik3. Karena itu gereja-gereja, lembaga kristiani maupun umat Tuhan
seharusnya mengambil peran dalam membangun masyarakat melalui
2 Soetrisno dan Mary Johnston,Membina Masyarakat Membangun (Solo: Yayasan
Indonesia Sejahtera, 1982), 13.
3Martin r. De Haan, Bagaimana bersikap terhadap pemerintah (Yogyakarta: Yayasan
Gloria, 1997), 7.
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
5
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
pelayanan pedesaan untuk menyalurkan berkat Allah, serta membinasakan
segala pekerjaan si Iblis (I Yoh 3 : 8).
Tetapi sayang pelayanan Pembangunan Masyarakat sering
“dianaktirikan”, baik dalam pelayanan gereja, pelayanan misi maupun
pekabaran injil. Alasan paling klasik untuk sikap ini adalah bahwa
pembangunan masyarakat merupakan bagian dari ”Injil Sosial” yang tidak
ada hubungannya dengan pelayanan gereja. Pendekatan semacam ini
cenderung melihat pembangunan masyarakat sebagai “urusan dunia”,
“kemiskinan” sebagai akibat dosa, orang hanya perlu bertobat dan urusan
pemecahan masalah sosial masyarakat adalah “pekerjaan rumah” dari
Tuhan4.
Membangun masyarakat desa adalah suatu kegiatan sosial yang
berbasiskan masyarakat, tujuannya adalah untuk menciptakan suatu
kelompok masyarakat yang sehat dan sejahtera secara jasmani, teristimewa
secara rohani. Tuhan Yesus berkata, ”Aku datang, supaya mereka
mempunyai hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” artinya
tujuan kedatangan Tuhan Yesus ke dalam dunia ini adalah supaya setiap
orang percaya kepada-Nya dan yang menjadi umat-Nya akan mempunyai
kehidupan yang berkelimpahan, sehat sejahtera secara jasmani juga secara
4 Disampaikan oleh Pdt. Dr. Yakob Tomatala dalam sambutannya terhadap buku
karangan dr. Gary T. Hipp yang berjudul ”Pengembangan Masyarakat dan Pemuridan” yang oleh
beliau direkomendasikan sebagaituntunan pendekatan yang bersifat holistik.
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
6
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
rohani, karena itu pelayanan misi yang sesungguhnya adalah pelayanan yang
menjangkau manusia itu secara utuh (holistik) dan integratif.
Sebenarnya pembangunan masyarakat desa melalui pelayanan
yang holistik tidak semata bersifat ”karikatif”, tetapi merupakan suatu proses
yang dinamis yang terjadi dalam dan melalui orang-orang dalam masyarakat
yang nantinya hasilnya berkesinambungan dan membawa masyarakat
kepada kemandirian (empowering). Apalagi dengan begitu kompleksnya
masalah kehidupan masyarakat desa, maka misi gereja yang melayani di
pedesaan seharusnya tidak sekedar melayani dalam rangka Pemuridan untuk
tujuan Pertumbuhan Gereja, tetapi juga melakukan pelayanan secara holistik.
Seperti yang disampaikan oleh Bambang Budijanto bahwa pelayanan holistik
yang dimaksud adalah bukan saja memberitakan Firman (WORD) yang
berkuasa membawa orang pada kelahiran baru dan Mujizat (SIGN) yang
mendemonstrasikan kuasa Allah dalam menyembuhkan batin, tubuh,
keluarga, ekonomi dan tatanan masyarakat, tetapi juga perbuatan nyata
(DEED) yang juga mendemonstrasikan kasih, kepedulian, inkarnasi, yang
telah dinyatakan dengan sangat kaya di dalam gedung gereja5.
Jika demikian mengapa pelayanan pedesaan sangat penting untuk
dikerjakan? Pertama, telah disinggung diatas bahwa sekitar 70% penduduk
Indonesia tinggal dipedesaan dimana dengan berbagai permasalahannya
5Bambang budijanto, Ph.D adalah Ketua Badan Pengurus ICDS yang pelayanannya sangat peduli
dengan kehidupan masyarakat dan bangsa,sehingga melalui lembaga ICDS ini diharapkan
semakin banyak para mahasiswa dan ahli teologia yang mau terlibat dengan pelayanan
pembangunan Masyarakat yang merupakan bagian dari pelayanan holistik.
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
7
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
dapat memberikan pengaruh terhadap pembangunan nasional, Kedua adalah
reformasi yang sampai sekarang belum memberikan perubahan, bahkan
dilanjutkan lagi dengan krisis global yang melanda bangsa ini semakin
menambah permasalahan masyarakat desa dalam semua aspek
kehidupannya, sehingga konteks pelayanan kepada mereka tidak dapat lagi
dilakukan hanya secara ’Parsial’ tetapi harus menyentuh seluruh aspek
kehidupan manusia. Yayasan PESAT (Pelayanan Desa Terpadu)
mengkategorikan ada lima permasalahan utama di pedesaan yaitu : Kematian
Rohani dan dosa (spiritual), kemiskinan (Ekonomi), keterbelakangan
(pendidikan), sakit penyakit (jasmani) dan kehidupan yang statis
(mentalitas), Ketiga adalah dari sekitar 67.000 desa di Indonesia, 50.000 desa
belum menerima Injil6, Keempat adalah terdapat 127 suku terabaikan
(Unreached People Groups) di Indonesia yang belum menerima Injil7 dan
tentu sebagian besar suku-suku tersebut berada di wilayah pedesaan, dan
yang Kelima adalah kondisi anak-anak di pedesaan yang memiliki
keterbatasan dan kurangnya kesempatan untuk bertumbuh secara holistik
(rohani, pendidikan, ekonomi, kesehatan) dibandingkan dengan anak-anak di
perkotaan.
6 Berdasarkan perkiraan para hamba-hamba Tuhan dari berbagai yayasan Kristen dan organisasi
gereja di desa-desa memberikan estimasi dari sekitar 67.000 desa yang ada, masih ada sejumlah
50.000 desa yang belum terjangkau oleh kasih Kristus. Saat ini kondisi poleksosbudhankamkita
belum memungkinkan untuk memperoleh data yang akurat tentang hal ini. Estimasi ini diperoleh
dari rumusan konsultasi yang disampaikan dalam KonsultasiPelayanan Pedesaan II Denpasar
Bali, 1993 yang diselenggarakan oleh Pelayanan Desa Terpadu.
7 Menurut Persekutuan Jaringan Riset Nasional (PJRN), Jakarta 2000 dalam Profil Doa suku-suku
yang terabaikan mengatakan ada 127 suku di Indonesia yangdikelompokkan dalam 23 rumpun.
Yang masuk dalam daftar ini adalah suku dengan jumlah populasi minimal 10.000 orang (suku
besar), dengan orang percaya kurang dari 1 % (tentu saja masih banyak suku lain diluar daftar ini
yang perlu mendengar kabar baik). Suku ini dikategorikan sebagaisuku terabaikan.
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
8
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
Dari kelima permasalahan tersebut, maka yang paling
urgen/mendesak dan kurang mendapat perhatian untuk ditangani
sehubungan dengan masa depan bangsa adalah penyelamatan generasi
penerus bangsa yaitu melayani anak-anak di pedesaan karena mereka adalah
bagian dari masyarakat yang tidak memiliki bargainning power untuk
bertahan hidup dalam menghadapi tekanan-tekanan dari luar dibanding
orang dewasa. Hal ini sangat penting karena penanganan anak-anak sejak
usia dini sangat menentukan terciptanya generasi yang cerdas dan
berkarakter sebab masa depan bangsa juga ditentukan oleh kualitas Sumber
Daya Manusia (SDM) yang handal dan berbudaya sehingga peningkatan
kualitas SDM sejak usia dini merupakan hal penting yang harus dipikirkan
secara sungguh-sungguh, itu sebabnya kelompok usia dini ini disebut Golden
Age. Menurut Ratna Megawangi, Usia dini merupakan masa kritis bagi
pembentukan karakter seseorang. Banyak pakar mengatakan bahwa
kegagalan penanaman karakter pada seseorang sejak usia dini, akan
membentuk pribadi yang bermasalah dimasa dewasanya kelak, selain itu
menanamkan moral kepada generasi muda adalah usaha yang strategis. Ada
sebuah pepatah yang mengatakan : ”Walaupun jumlah anak hanya
25% dari total jumlah penduduk, tetapi menentukan 100% masa depan”,
oleh karena itu penanaman moral melalui pendidikan karakter sedini
mungkin kepada anak-anak adalah kunci untuk membangun bangsa8. ” Child
8 Ratna Megawangi Ph.D , adalah pendiri dan Direktur Eksekutif Indonesia Heritage Foundation,
sebuah Yayasan yang bergerak dalam pengembangan pendidikan berbasis karakter yang
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
9
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
is the only known substance from which a responsible adult can be made”.
Seorang anak adalah satu-satunya ”bahan bangunan” yang diketahui dapat
membentuk seorang dewasa yang bertanggungjawab9. Demikian pula
berdasarkan hasil penelitian dibidang psikologi perkembangan menunjukkan
bahwa kondisi kehidupan awal (anak usia dini) memiliki pengaruh perilaku
pada usia dewasa Perilaku ini dapat bersifat positif maupun negatif bagi
masyarakat yaitu berupa perilaku prososial maupun antisosial10. Karena itu
melayani anak-anak sejak usia dini melalui program pendidikan Taman
Kanak-kanak dipedesaan tidak dapat diabaikan begitu saja, karena
bagaimanapun juga kehadiran TK di pedesaan dapat memberikan dampak
bagi pembangunan masyarakat, sekalipun kehidupan anak-anak tersebut
belum memberikan kontribusi pembangunan secara real terhadap seluruh
aspek kehidupan masyarakat, tetapi paling tidak nilai-nilai sosial dan
karakter kristiani sejak dini telah ditanamkan dan nilai-nilai ini juga
memberikan pengaruh (kesaksian) kepada keluarga dan masyarakat
sekitarnya, sehingga anak-anak tidak selalu menjadi obyek pembangunan
tetapi juga berperan sebagai agen atau subyek pembangunan yang dapat
menyatakan nilai-nilai Kerajaan Allah dalam keseharian hidupnya.
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa pedesaan identik dengan
Kematian rohani, kemiskinan, keterbelakangan, sakit penyakit dan
bekerjasama dengan BP Migas dan Star Energy (kakap) LTD telah menerbitkan sebuah buku
dengan judul : Pendidikan Karakter, solusi yang tepat untuk membangun bangsa.
9 Thomas Licknona, , Raising Good Children : From Birth Through the Teenage Years (New York
: Bantam Books, 1994), 22
10 Satryo Soemantri Brodjonegoro, Naskah akademik Pendidikan Guru Pendidikan anak Usia Dini
(PG-PAUD) (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2007), 4
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
10
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
kehidupan yang statis maka program TKMD (Taman Kanak-kanak Masuk
Desa) sangat dibutuhkan dalam rangka menjangkau dan memberdayakan
anak-anak miskin beserta keluarga dan masyarakatnya, sebab dengan
membangun masyarakat desa berbasis Taman kanak-kanak masuk desa
(TKMD) sebagai sarana misi holistik adalah program pengembangan layanan
yang diperluas dari Taman Kanak-kanak (yang hanya melayani anak-anak
pada usia TK), menjadi layanan kepada anak yang lebih luas cakupannya
(usia maupun bidang layanan), bahkan mencakup pelayanan kepada ibu,
keluarga dan masyarakat yang bidang layanannya menyentuh seluruh aspek
kehidupan manusia secara utuh. Keadaan ini sangat memprihatinkan bila
melihat pembangunan masyarakat yang ada di Rumah Sumbul Kecamatan
Sibolangit karena desa tersebut adalah salah satu desa yang tertinggal pada
hampir semua bidang kehidupan masyarakatnya, khususnya dalam bidang
pendidikan dan infrastruktur desa, dimana belum ada satupun sarana
pendidikan yang tersedia di desa tersebut, demikian juga sarana dan
prasarana desa yang masih sangat kurang, sehingga diperlukan adanya
kehadiran pihak lain sebagai penggerak atau motivator pembangunan bagi
desa tersebut.
Karena itu PESAT Sumatera Utara hadir membangun masyarakat
desa yang berbasis TKMD (Taman Kanak-kanak Masuk Desa) dengan visi
Membangun Manusia Indonesia yang seutuhnya di Pedesaan melalui misi
holistik yang dimulai dengan pelayanan kepada anak-anak yang cakupan
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
11
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
pelayanannya diperluas untuk menjangkau keluarga dan masyarakat
setempat.
KONSEP ALKITAB TENTANG
PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA
Konteks Pelayanan Pedesaan
Dalam memahami apa yang dikatakan Alkitab tentang pelayanan
pedesaan, perlu kita meneliti pemakaian kata desa (desa-desa) dalam
konteksnya di Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Menurut Strong’s Exaustive Concordance of the Bible, kata desa
(village)dipakai 10 kali dalam Perjanjian Baru. Bentuk jamak desa (villages)
dipakai 75 kali dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Kata desa atau
kampung yang disebutkan dalam ketiga Injil Sinoptis, terbanyak berada
dalam Injil Lukas.11 Dalam Esiklopedia Alkitab masa kini jilid I, desa juga
disamakan dengan kampung yaitu desa-desa dibangun berkelompok
mengelilingi kota benteng. Ke kota situlah para penduduk desa berlindung
bila terjadi perang. Kata Ibrani yang biasa untuk desa adalah kafar, artinya
‘dilindungi’; seperti kata Arab kefr, kata itu sering muncul dalam nama-nama
11Iman Santoso dengan makalah : Pelayanan Pedesaan dan Pembangunan Gereja di Indonesia,
dalam buku Membangunan Manusia indonesia seutuhnya di pedesaan,kumpulan makalah dan
rumusan KPP II di Denpasar Bali, 28 nop – 1 okt 1993 (Yogyakarta: Yayasan ANDI Offset,
1993), 16
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
12
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
tempat, misalnya Kapernaum. Dalam Perjanjian Baru disebut kome’ yang
berarti desa (Mat 9 :35).12
Bentuk jamak desa-desa (village) dalam Perjanjian Lama
terbanyak dipakai dalam kitab Yosua dan Nehemia. Dalam Yosua desa-desa
dalam bahasa ibrani :chatser terutama dipergunakan dalam hubungan
dengan milik pusaka dari suku-suku, yang digambarkan dalam pemilikan
kota-kota dengan desa-desanya (Yosua 13,15). Dalam Nehemia 11 :25-31
dihubungkan dengan daftar penduduk Yehuda. Dipergunakan kata ibrani :
chatser (desa-desa) dan juga kata bath, yang diterjemahkan juga dengan
segala anak kota.13 Melihat pelayananNya, Yesus lebih banyak melayani di
desa-desa karena mereka adalah masyarakat yang terpinggirkan, terabaikan
dan tidak terlindungi. Yesus lebih peduli dengan orang-orang seperti itu.
Dengan demikian penggunaan kata desa atau kampung dalam Injil
dapat digolongkan sebagai :
1. PI Kerajaan Allah (Luk 8:1, Yesus berjalan keliling dari kota ke kota
dan dari desa ke desa)
2. Pelayanan penyembuhan (Luk 17:21, tentang 10 orang kusta)
3. Lokasi tertentu :
 Luk 9 :52,56 Desa Samaria dan desa-desa lain, dalam hubungan
Yesus ke Yerusalem dan api dari langit.
12 Ensiklopedia Alkitab masa kini, Jilid I; (Jakarta: Yayasan komunikasi Bina Kasih/OMF, 1999),
245
13 Membangunan Manusia indonesia seutuhnya di pedesaan,17
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
13
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
 Luk 10:38; Yoh 11 :1, tempat tinggal Marta dan Maria.
 Luk 24 : 13, 28, kampung Emaus.
4. Kejadian tertentu dalam rangka mengelu-elukan Yesus dalam
memasuki Yerusalem, 2 murid disuruh Yesus pergi mengambil keledai
betina (muda) di kampung di depan (dalam perjalanan ke
Yerusalem).14
Bukan hanya kota, tetapi desa-desa juga diperhatikan dan dikasihi
Allah. Desa-desa termasuk milik pusaka yang diberikan kepada umat Allah
(Israel dalam PL), dan daftar penduduk di desa-desapun diberi perhatian
oleh Alkitab. Di dalam konteks masyarakat agraris, desa biasanya
merupakan tempat kediaman sebagian besar penduduk dan menurut Yoh 3
:16 seluruh dunia ini sungguh dikasihi Allah, yang tentu bagian yang
terbesarnya tinggal di pedesaan. Dalam Perjanjian Baru, desa-desa dan kota-
kota sebagai keseluruhan adalah tempat-tempat yang dikunjungi Yesus dan
murid-muridNya. Dalam pelayanan PI yang dilakukan adalah pelayanan yang
holistic : PI Kerajaan Allah, mengajar, penyembuhan
Membangun Masyarakat sebagai pelayanan
Pembangunan (development) sering diartikan sebagai kegiatan
untuk merubah suatu kondisi kepada kondisi lebih baik yang menyangkut
sikap, pola pikir dan kehidupan sosial ekonomi suatu masyarakat.15 Berarti
14Ibid, 16
15 Kusnaedi, Membangun Desa, Pedoman untuk penggerak program IDT, Mahasiswa KKN dan
kader pembangunan desa (Jakarta: PT. Penebar Swadaya, 1995), 37.
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
14
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
pembangunan yang berhasil apabila ada perubahan dan pembaharuan
kearah yang benar dan bermanfaat. Alkitab juga menunjukkan bahwa
Kerajaan Allah senantiasa menuntut perubahan dan pembaharuan, sehingga
perwujudan Kerajaan Allah di dunia berarti suatu tindakan pembaharuan
menuju penyempurnaannya dalam langit dan bumi baru (Why 21). Jadi
pembangunan indonesia tidak bisa terlepas dari tindakan perubahan dan
pembaharuan dan karya penyelamatan Allah bagi bangsa dan negara
indonesia.16
Bila dikaitkan dengan pelayanan kristiani, istilah ”Pembangunan
Masyarakat” sering mengundang pengertian yang berbeda bagi berbagai
kalangan, banyak yang menganggap bahwa Pembangunan Masyarakat Desa
adalah bagian dari Injil Sosial yang terpisahkan dari pemberitaan Firman.
Sering dipertentangkan antara pelayanan pemberitaan Firman dengan
pelayanan pembangunan sosial ekonomi masyarakat, atau lebih tepatnya
antara pelayanan yang ditujukan untuk pembangunan mental-spiritual
dengan pelayanan yang ditujukan untuk pembangunan fisik-material.17
Meninjau pelayanan Yesus sebagai Mesias dunia (Markus
10:45)…”Anak manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk
melayani dan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang”.
Yesus menunjukkan pelayanan yang seutuhnya (wholistic Ministry). Dia
16 Karel Ph. Erari, Supaya engkau membuka belenggu kemiskinan (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1999), 33
17 Dalam memorandum batasan dan sasaran KPP II Denpasar Bali, yang disampaikan oleh Iman
Santoso sebagaiKetua Panitia Pengarah; Membangun manusia indonesia seutuhnya diIndonesia,
5
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
15
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
memberitakan kabar baik sambil melakukan pelayanan sosial masyarakat.
KegiatanNya ini nampak melalui pelayananNya yang sering bergerak dari
satu desa-ke desa lainnya. Dia memberikan pengajaran tentang moral
kristiani (Mat 4:23, 5 : 1-12, 6:1-4; Luk 4 : 42-44), kelepasan dari sakit
penyakit dan kelemahan tubuh (Mat 4:23-25; Mrk 5:21-43; Luk 6:17-28),
pembebasan dari kuasa jahat (Mat 4 :23-25), bergaul dengan orang-orang
yang tertolak (Mat 15:21-28; Luk 19:1-10), memberi makan 5000 orang (Mat
14:13-21; Luk 9:10-17; Yoh 4:1-42), menghargai kaum perempuan (Luk 8:1-
3, 9:51-56; Yoh 4:1-42), kepedulian terhadap kaum miskin (Yoh 11:1-44),
Pelayanan Lintas Budaya (Mat 4:15,16; Yoh 4:1-42), menghargai adat istiadat
(Yoh 2:1-11)..
Titik tolak Alkitabiah inilah yang mendorong gereja untuk
menempatkan misi pelayanannya dalam terang pola pelayanan Kristus
sebagai hamba yang melayani. Pelayanan gereja dimengerti sebagai sesuatu
yang melebihi pekerjaan amal, charitu atau yang filantropis, tetapi bahwa
pelayanan gereja adalah partisipasi yang sesungguhnya di dalamnya
kepapaan dan penderitaan, solidaritas bersama manusia sesama secara total
dan eksistensil.18
18 Laporan Makassar, disana diungkapkan bahwa bidang cakupan dari pelayanan gereja meliputi
semua orang dalam dinamika solidaritas seluruh umat manusia dalam rangka mendirikan tanta-
tanda Kerajaan Allah ditengah-tengah masyarakat. Sejak Dewan Gereja Indonesia didirikan pada
tahun 1950 sampai sekarang ini, persoalan kemiskinan dan keterbelakangan tidak pernah berhenti
dibicarakan. Karel Ph. Erari, Supaya engkau membuka belenggu kemiskinan, 56.
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
16
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
Jika kita melihat Alkitab secara keseluruhan, maka sebenarnya
Allah yang kita kenal dalam Yesus Kristus menaruh kepedulian terhadap
umatNya, bukan dalam hal pembebasan dari belenggu dosa, tetapi juga
pembebasan dari belenggun kemiskinan, keterbelakangan/kebodohan, sakit
penyakit dan kehidupan statis dan Ia pun memberikan potensi kepada
umatNya untuk dikembangkan. Petrus F. Setiadarma dalam Cimmunity
Development menjabarkan dari Firman Allah yang terdapat dalam Yeremia
29:4- 7 dimana ada beberapa hal yang dapat dikerjakan oleh setiap orang
percaya untuk dapat melayani masyarakat disekitarnya :
1. “Mendirikan rumah untuk didiami” (ayat 5), ini berbicara tentang
penyediaan papan atau tempat tinggal. Masih banyak masyarakat
desa yang tidak memiliki rumah yang layak huni, baik dalam hal
kesehatan, sanitasi maupun ketenteraman keluarga. Perlu dibangun
rumah sederhana tapi layak huni, atau melakukan renovasi kepada
rumah-rumah masyarakat miskin yang masih dapat ditempati.
Beberapa lembaga kristiani telah melakukan pelayanan semacam ini
bagi masyarakat pedesaan.
2. “ Membuat kebun untuk dinikmati hasilnya” (ayat 5), ini berbicara
tentang pekerjaan atau mata pencaharian. Ada petani yang
menggarap lahan pertaniannya, tetapi tidak menikmati hasilnya
dengan baik karena sulitnya kebutuhan benih unggul, pupuk karena
keterbatasan ekonomi dan juga akibat permainan para tengkulak atau
tuan tanah. Harus ada pemerataan dan keadilan. Perlu diciptakan
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
17
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
suatu usaha rakyat yang mandiri sesuai dengan potensi kedaerahan
yang ada, dengan adanya upaya pemberdayaan masyarakat akan
dapat mengatasi jumlah pengangguran tersembunyi di pedesaan.
3. “Berkeluarga agar bertambah banyak dan jangan berkurang” (ayat 6),
ini berbicara kepedulian kita terhadap keberadaan keluarga di
masyarakat kita. Semakin banyak kasus perceraian terjadi yang
berdampak buruk kepada anak-anak, juga banyak kehidupan keluarga
yang tidak menjadi teladan bagi anak-anaknya sehingga anak-anak
mengalami tumbuh kembang secara salah. Karena itu perlu adanya
kesadaran orang tua untuk menghargai anak-anak sebagai ahli
warisnya Allah di bumi, proses kesadaran kepada orang tua dapat
dilakukan melalui program seminar keluarga, persekutuan rumah
tangga, pembinaan keluarga, kunjungan/silahturahmi kerumah-
rumah.
4. “Mengusahakan kesejahteraan” (Peace and Prosperity) (ayat 7),
kesejahteraan masyarakat bersangkut-paut dengan rasa aman dan
damai serta kemakmuran ekonomi. Itu berarti bahwa gereja harus
proaktif dalam membina kerukunan umat beragama, menciptakan
situasi dan kondisi yang aman dan tentram, serta mampu menolong
masyarakat meningkatkan taraf kehidupan mereka.
5. “Berdoalah” (ayat 7), solusi atas segala permasalahan yang timbul
dalam masyarakat tidak bisa lepas dari kekuasaan dan campur tangan
Tuhan. Itulah sebabnya para pendoa syafaat, bahkan setiap orang
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
18
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
percaya, memiliki pokok-pokok doa bukan untuk kepentingan diri
sendiri, melainkan untuk kepentingan masyarakat sekitarnya.19
Pentingnya Misi dan Pendidikan Anak
Inti dari misi adalah menyatakan kasih Allah bagi segenap dunia
ini. Setiap orang percaya adalah warga Kerajaan Sorga yang menaati dua
hukum utama: mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati, segenap jiwa,
segenap kekuatan, dan segenap akal budi, serta mengasihi sesama manusia
seperti dirinya sendiri (Mat. 22:37-40). Dalam menggenapi misi kasih Allah
ini, pendidikan dapat dipahami sebagai ungkapan cinta kasih pada kehidupan
manusia dan Allah sang pemberi kehidupan. Gereja memandang kerasulan di
bidang pendidikan sebagai aplikasi iman yang membebaskan seperti
diungkapkan secara programatis oleh Yesus sang guru ilahi,” “Roh Tuhan ada
padaku. Oleh sebab la telah mengurapi Aku untuk menyampaikan kabar baik
kepada orang-orang miskin; dan la telah mengutus Aku untuk memberitakan
pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang
buta, untuk membebaskan orang-orang tertindas, untuk memberitakan tahun
rahmat Tuhan telah datang…” (Luk. 4.18-19).
Dengan demikian Pendidikan merupakan jalan yang ditempuh
untuk mengembangkan potensi-potensi manusia menjadi pribadi-pribadi
19http:/petrusfsmisi,wordpress.com/2007/10/18/misi-dan-pemberdayaan-masyarakat/. Diakses
tanggal 10 Pebruari 2009.
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
19
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
yang merdeka dan bebas dari segala belenggu serta terbuka dan mampu
membangun kehidupan masyarakat yang terbuka bagi undangan Tuhan
sebagai tujuan terakhir hidup manusia .Inilah alasannya sejak awal mula
Gereja-Gereja melihat pendidikan sebagai bagian dari kegiatan perutusannya
di tengah dunia.
Pada mulanya sekolah-sekolah dibuka dalam rangka pelajaran agama
dan pendidikan moral. Namun sekolah-sekolah itu kemudian berkembang
menjadi tempat pengembangan kecerdasan manusia secara utuh baik
kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional maupun kecerdasan spiritual. Di
sekolah-sekolah Kristen anak-anak tidak saja diajarkan pelajaran agama
melainkan juga pengetahuan-pengetahuan umum serta ketrampilan-
ketrampilan praktis yang diperlukan untuk hidup di tengah masyarakat
kelak. Petrus F. Setiadarma mengatakan bahwa karena mendasarkan dirinya
pada ajaran kasih kepada Allah dan manusia sebagai nilai yang universal
maka ada dua ciri utama pendidikan Kristiani. Pertama, bersifat terbuka.
Dasar dari keterbukaan itu adalah pengakuan bahwa semua orang dicintai
oleh Allah. Karena itu tiap orang harus saling memandang sebagai kembaran
dirinya satu sama lain yang sama-sama bermartabat dan harus dihargai.
Lagipula setiap orang terlahir untuk bahagia serta diundang untuk
mengalami kebahagiaan yang sempurna dalam Allah. Hal prinsip ini menjadi
dasar solidaritas antar manusia yang mengatasi pelbagai perbedaan dalam
membangun kehidupan bersama yang ditandai sikap saling melindungi dan
saling menghormati. Kedua, ciri berikut dari lembaga pendidikan Kristiani
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
20
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
adalah solider dengan yang kecil. Solidaritas antar manusia sebagai wujud
kasih harus diungkapkan secara tegas dengan melayani yang kecil. Hal ini
sesuai dengan semangat Yesus Sang Guru Ilahi yang mengatakan, “Segala
sesuatu yang kamu lakukan kepada salah seorang saudara-Ku yang paling
hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” (Mat. 25:40). Praktisnya
sekolah-sekolah harus memberi perhatian bagi mereka yang kecil, memberi
prioritas bagi korban- korban ketidakadilan struktural entah struktur
nasional maupun internasional.20
Jika demikian bagaimana halnya dengan pendidikan kepada anak?
Amsal 22:6 :”Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka
pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari jalan itu.”. pertama,
mendidik berarti dilatih, berasal dari akar kata bahasa Ibrani yang bicara
mengenai akar gusi. Pada jaman dulu untuk menimbulkan rasa haus pada
bayi, bidan-bidan di Israel mengambil cairan kurma lalu dioleskan dan dipijit
di gusi bayi sehingga menimbulkan rasa haus yang menyebabkan bayi mau
minum susu. Jadi sebenarnya pendidikan harus menimbulkan rasa haus
anak sehingga anak ingin belajar. Pendidik harus mempunyai kreatifitas
sedemikian rupa sehingga menumbuhkan kehausan untuk belajar.
Pendidikan juga bicara tentang tali kekang untuk mengarahkan anak supaya
anak tidak pergi kea rah semaunya tetapi jika ada kendali maka anak bisa
diarahkan supaya tidak melangkah kea rah yang salah. Kedua, Menurut jalan
20 http://petrusfsmisi.wordpress.com/2007/10/11/misi-dan-pendidikan/. Diakses tanggal 10
Pebruari 2009.
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
21
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
yang patut baginya artinya jalan yang patut menurut pandangan Tuhan.
Anak perlu diajar mana hal-hal yang benar dan yang salah. Patut baginya
juga berarti cocok bagi sanga anak. karena anak adalah pribadi yang unik,
anak yang satu berbeda dengan anak yang lain. Orang tua harus memahami
perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh anak dan jangan membanding-
bandingkan anak yang satu dengan lainnya. Ketiga, Pada masa tuanya berarti
waktu mendidik anak yang dilihat adalah waktu ke depan. Orang tua akan
mempersiapkan segala sesuatunya untuk pendidikan bagi anak. misi selalu
bersifat progresif dan tidak statis, sama seperti situasi orang tua
mempersiapkan anak maka misi gereja harus melihat ke depan. Anak adalah
sekarang dan hari esok. Mempersiapkan gereja masa yang akan datang
dengan mempersiapkan anak pada hari ini. Orang tua yang maju hari ini
memikirkan anak lebih dari dirinya sendiri. Kalau gereja ingin menjadi
gereja yang kuat maka orang-orang di dalamnya harus menjadi orang-orang
kuat. Orang yang kuat tidak dilahirkan tetapi dibentuk oleh sebab itu harus
ada pengkaderan untuk menyiapkan anak-anak menjadi calon-calon
pemimpin masa depan. Dari masa kanak-kanak harus ditanam nilai-nilai
Kerajaan Allah, nilai kejujuran, nilai pengampunan, nilai mengasihi, nilai
kesetiaan kepada Tuhan.21
Anak bertumbuh, semenjak awal belajar berinteraksi dengan orang
lain. Setelah dengan kedua orang tua, ia melangkah lebih jauh, berinteraksi
21Lihat modul pembinaan keluarga yang digunakan sebagai bahan seminar keluarga di pedesaan
yang diselenggarakan oleh PESAT; Hans Geni Arthanto adalah Direktur Eksekutif PESAT. Hans
Geni arthanto, Modul Pembinaan Keluarga (Jakarta: Penerbit PESAT Ministry, 2007), 44-45
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
22
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
dengan kakek, nenek, tante, paman, tetangga dan penjaga warung disekitar
rumahnya. Semua interaksi awal ini merupakan tahap awal bagi anak
mengenal dunia sekitarnya. Semua kegiatan ini merupakan awal
berkembangnya keterampilan yang memiliki aspek sosial. Ia berinteraksi
dengan orang yang dikenalnya dan orang-orang yang belum dikenalnya.
Semua ini merupakan langkah penting bagi perkembangan anak 22
tetapi dalam pergaulan sosialnya ini anak belum dapat membedakan mana
yang pantas dan tidak pantas untuk ditiru, mana nilai-nilai moral yang baik
dan tidak baik dan karena anak dapat diumpamakan seperti spon yang
menyerap semua apa yang diterimanya (dilihat, didengar, dirasa) dalam
lingkungannya, karena itu dengan adanya lingkungan sekolah kristiani
dimana anak tersebut belajar akan pergaulan sosial yang baik, pengetahuan
dan keterampilan dan nilai-nilai kristiani ditanamkan, maka pendidikan anak
usia dini merupakan benteng pertahanan bagi pembentukan intelektual dan
karakter anak secara terarah dan benar, dan menurut J. Drost SJ, seorang
pengamat pendidikan, mengatakan bahwa awal pendidikan memang dimulai
dari proses informal yangberlangsung di masyarakat. Proses ini dimulai dari
masyarakat terkecil yaitu keluarga, dan diluar keluarga seorang anak tetap
mendapat pendidikan hingga bangku sekolah. Ditaman Kanak-kanak (TK)
seseorang harus mendapat pendidikan sepenuhnya, bukan pengajaran.
22 Save M. Dagun, Psikologi Keluarga (Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 2002), 81
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
23
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
Kalaupun ada pengajaran hanya mengenal huruf dan angka saja lewat
bermain.23
Anak seperti anak panah di tangan pahlawan (Mzm 127:4), yang
pertama anak panah itu harus lurus, yang kedua harus kuat. Tuhan mau
anak-anak yang dikaruniakan kepada kita entah itu anak kandung maupun
anak-anak rohani kita menjadi anak yang lurus hidupnya dan kuat baru dia
bisa menjadi anak panah di tangan pahlawan. Orang tua, guru sekolah,
pendeta, guru sekolah minggu adalah para pahlawan yang mempunyai peran
yang besar dalam membentuk anak.24
GEREJA, MISI DAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT
Hubungan Gereja dan misi sosial
Seorang pengkhotbah India pernah mendefenisikan penginjilan
sebagai “one beggar telling another beggar where to find bread.” (seorang
pengemis yang memberitahu pengemis lain tempat untuk mendapatkan roti)
agar mampu mengarungi perjalanan ke arah pembebasan, keadilan sosial
23 http://www.edubenchmark.com/membangun-sekolah-berwawasan-internasional.html
24 Hans Geni Arthanto,Modul Pembinaan Keluarga, 43
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
24
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
dan kebenaran.25 Dan gereja adalah tempat pengharapan dan perlindungan
mereka.
Misi gereja adalah misi yang bersifat total, misi perkataan melalui
Firman (Word) dan perbuatan (Deed), misi dalama arti penginjilan dan misi
aksi sosial sebagai akibat dari penginjilan.26 Hal ini juga didukung oleh Melba
P. Maggay (1994) bahwa penginjilan adalah bukan hanya yang kita katakan;
melainkan juga sesuatu yang kita lakukan. Memberitakan Yesus bukan hanya
berbicara tentang Dia. Kita juga harus menunjukkan seperti apakah karakter
dan kuasaNya.27 Lain lagi Norman E. Thomas (2000), dia menafsirkan misi
dengan dua hubungan yang vertical dan horizontal bahwa tidak ada
kemajuan horizontal tanpa orientasi vertical. Dimana penafsiran vertical
tentang Injil berkaitan dengan tindakan Allah yang menyelamatkan di dalam
hidup individu, dan penafsiran horizontal berkaitan dengan hubungan-
hubungan manusia di dunia. Kekristenan yang telah kehilangan dimensi
vertikalnya telah kehilangan garamnya dan tidak hanya menjadi tawar di
dalam dirinya, tetapi juga tidak berguna bagi dunia. Tetapi kekristenan yang
menggunakan kesibukan vertikalnya sebagai alat melarikan diri dari
tanggungjawabnya demi dan di dalam kehidupan bersama umat manusia
25 Melba Padilla Maggay, Transforming Society (Phillipines: Published by Institute for Studies in
Asian Church and Culture, 1994). xii
26 Stevri I. Lumintang, Misiologi Kontemporer (Batu : Departemen Literatur PPII, 2006). 132.
27 Melba Padilla Maggay, Transforming Society. 16
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
25
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
adalah suatu penyangkalan terhadap penjelmaan, terhadap kasih Allah bagi
dunia yang diwujudkan di dalam Kristus.28
Misi gereja seharusnya holistik karena menekankan keontetikan dan
keutuhan, yaitu suatu aktivitas yang menyeluruh yang merangkul baik
penginjilan maupun aksi sosial. Hal ini diperkuat dengan rumusan
Konferensi Lausanne (1974) yang telah memformulasikan hakikat
penginjilan dan tanggungjawab sosial dengan pernyataan sebagai berikut
:”penginjilan dan aktivitas sosial-politik, keduanya adalah bagian dari pada
tugas gereja.29 Keduanya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain.
Dengan kata lain, tidak mungkin ada penginjilan tanpa tanggungjawab sosial.
Martin luther mengatakan bahwa jika perkataan kita gagal untuk menunjuk
secara tepat masalah dunia masa kini, maka kita telah gagal memberitakan
Firman Allah.30 Jadi pemberitaan injil keselamatan harus disertai dengan
tindakan nyata bahwa apa yang diberitakan Injil adalah benar bahwa kristus
hidup dan berkarya dalam kehidupan manusia secara nyata.
Disini Melba P. Maggay menggambarkan bahawa Injil (kesaksian tentang
Kerjaan) adalah hubungan antara penginjilan sebagai proklamasi
(proclamation) dan aksi sosial sebagai bukti kehadiran (presence).
28 Norman E. Thomas, Isu-isu Klasik, tentang Misi dan Kekristenan sedunia (Jakarta: PT. BPK.
Gunung Mulia, 2000).200
29 John Stott adalah salah satu tokoh Injili yang sangat berperan dalam konferensi-konferensi Injili
seperti Lausanne dan Manila, karena itu beliau menjabarkan lebih jauh lagi rumusan-rumusan
Injili tersebut dalam tulisan-tulisannya. John Stott, The contemporary Christian (Leicester : inter-
varsity Press,1992). 339
30 Melba Padilla Maggay, Transforming Society, 5
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
26
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
Skema31
Penginjilan Proklamasi
(evangelism) (proclamation)
Kesaksian tentang Kerajaan = Injil
Aksi Sosial Kehadiran
(social action)(presence)
Penginjilan dan aksi sosial adalah tugas dan tanggungjawab gereja bersama
dengan umat kristen dan lembaga-lembaga kristian, tetapi adanya lembaga-
lembaga misi bukan menggantikan tugas gereja, melainkan melengkapi tugas
gereja. Lembaga-lembaga itu disebut parachurch, artinya hadir untuk
menjadi mitra gereja dalam bermisi, bukan menggantikan tugas gereja dalam
bermisi.32
Peranan Gereja dalam Pembangunan Masyarakat
Soal perbedaan paham antara mission dan development
(Pekabaran injil dan pembangunan) perlu didekati secara baru, dengan
melihat dua tugas itu dari dua sisi keeping logam yang satu, pada akhirnya
adalah menjadi tugas dari gereja untuk menjawab tantangan masyarakat
secara menyeluruh. Apa yang sekarang dilakukan oleh gereja mestinya
31 Ibid, 18
32 http://petrusfsmisi.wordpress.com/2007/10/11/misi-dan-pendidikan/.Diakses tanggal 10
Pebruari 2009
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
27
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
merupakan jawaban atas tantangan kemiskinan sebagaimana yang
diperingati oleh nabi Yesaya “ Supaya engkau membuka belenggu
kemiskinan”
Apakah artinya menjadi gereja Kristen di tengah masyarakat yang berubah.
Apakah menjadi orang Kristen di tengah-tengah umat manusia yang
menderita, miskin yang ditandai oleh kelaparan dan penyakit yang terus
merajalela ? Apakah artinya menjadi gereja Kristen ditengah masyarakat
yang masih buta aksara, dan apakah tugas gereja dalam hubungannya dengan
panggilan Kristen di bidang sosial, ekonomi, politik dan masa depan bangsa
Indonesia ?. keseluruhan problem yang dirumuskan di atas, itulah yang
menjadi tantangan bagi kehadiran gereja di Indonesia. Bagaimana ia dapat
mencari bentuk-bentuk baru dan pola-pola pelayanan yang dapat menjawab
sedikit banyaknya tantangan-tantangan itu.33
Refleksi dari Filipi 2:1-11 dapat dijadikan petunjuk dan motivasi
Alkitabiah yang kuat untuk mengajak orang kristen lebih belajar
melaksanakan pola hidup dan karya Kristus yang ditandai oleh sikap
pengosongan diri, menjadi hamba bagi sesama, menjadi sama dengan orang
lain , merendahkan diri dan berkorban demi pembebasan sesamanya.
Demikian juga oleh Gustavo Gutierrez (1969). dan kawan-kawannya di
Amerika Latin yang menekankan pada solidaritas gereja (semboyan mereka
33 Dikutip dari buku hasil konferensi dan Sidang Raya, tentang Pelayanan Kristen dalam revolusi,
hasil konsultasigereja dan masyarakat Sukabumi tahun 1962. Karel Ph. Erari, Supaya engkau
membuka belenggu kemiskinan, 2
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
28
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
yang terkenal adalah To be a Christian is to be in Solidarity), bahwa gereja
benar-benar menjadi gereja apabila ia menjadi gereja yang solider. Masalah
kemiskinan harus dihadapi oleh orang Kristen dengan jalan solidaritas, yakni
suatu ungkapan kasih bersama orang miskin)34 Karena itu gereja-gereja
perlu menyadari akan tanggungjawabnya untuk solider dalam bentuk turut
berpartisipasi dalam program pembangunan pedesaan sebagai ungkapan
“Kasih dalam Perbuatan”
Gereja bukanlah organisasi tetapi organisme yang terdiri dari
orang-orang yang telah mengalami pembaharuan hidup dalam Kristus.
Sehingga gereja seharusnya menjadi cermin akan kasih Kristus kepada dunia.
Yesus memperagakan kasih yang begitu besar terhadap dunia yang terhilang
ini dan membawa dunia ini kembali kepada Allah. Ia memberikan diriNya
kepada murid-muridNya, kepada orang-orang disekitarNya dan akhirnya
kepada seluruh dunia melalui kematianNya. Ia menginginkan para
pengikutNya (gereja) juga menangkap visi, belas kasihan dan misiNya; dan
pada gilirannya dalam kasih, memberikan diri mereka kepada dunia.35
Gereja harus melayani dan memberikan hidupnya bukan saja kepada
jemaatnya tetapi juga masyarakat yang ada diluar tembok gereja, karena
gereja tidak hidup untuk dirinya sendiri seperti Yesus datang untuk
memberikan diriNya bagi tebusan banyak orang, dan selama hidupNya Dia
datang bukan untuk di layani melainkan melayani (Mat 20 :28). Gereja yang
34 Gustavo Gutierrez, In search of a theology of Development (Sodepax Genewa, 1969). 151
35 Garry T. Hipp, Pengembangan Masyarakat dan Pemuridan. Perpaduan antara kaidah kencana
dan amanat Agung (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2003. 71
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
29
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
hidup di tengah-tengah masyarakat beserta dengan permasalahannya, tidak
dapat menutup mata akan fakta kondisi masyarakat disekitarnya, karena
kehadiran gereja adalah sebagai pendamping masyarakat. Dalam Mat 10 :16,
Tuhan Yesus mengatakan :”Ada lagi padaKu domba-domba lain, yang bukan
dari kandang ini; domba-domba ini harus kutuntun juga ... “ . Masyarakat
desa adalah saudara di dalam Kristus yang merupakan domba-domba lain
yang perlu dituntun oleh gereja. Bahkan ditegaskan oleh J.J. Tomasoa (1978)
bahwa gereja tidak dapat berkata seperti Kain :” adakah aku penjaga
adikku?”.36 Ini menunjukkan bahwa masyarakat sekitar kita adalah saudara
kita yang perlu diselamatkan. Tuhan menuntut tanggungjawab kepada
gereja untuk menjaga dan membimbing masyarakat dalam pendampingan
untuk perubahan hidup dalam segala aspek kehidupannya. Jadi gereja perlu
memperlengkapi diri dalam pelayanan yang bersifat menyeluruh (holistik),
tidak sebatas pada pemberitaan firman.
Pemberitaan kabar baik oleh gereja seharusnya membawa
transformasi kepada masyarakat, dimana melalui Injil memberikan
perubahan secara menyeluruh dalam kehidupan manusia. Bryant L. Myers
dalam Journal ICDS (Institut for Community and Development Studies) (2001)
menjabarkan ada 7 peran gereja di dalam Pembangunan Transformasional :
36J.J. Tomasoa, Membangun sambil melayani di pedesaan (Salatiga: Universitas Kristen Satya
Wacana (UKSW), 1978. 218.
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
30
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
Melayani Masyarakat, gereja adalah untuk mengasihi masyarakat, bukan
menjadi hakim. Peran gereja adalah menjadi seorang pelayan masyarakat
dan sumber peneguhan mengenai tujuan Allah dan apa yang ditawarkan
Allah.
Memanggil orang kepada iman, ini adalah tugas gereja untuk menghidupkan
suatu kondisi dalam masyarakat yang menimbulkan pertanyaan-pertanyaan
yang jawabannya adalah Injil dan dengan melakukan hal tersebut,
mengundang orang untuk beriman dalam Kristus.
Memunculkan murid-murid yang holistik, gereja bertindak sebagai sumber
pembentukan nilai-nilai, gereja dapat menjadi sumber teladan dan
peneguhan signifikan dalam bekerja untuk kehidupan dan untuk “shalom.”
Apabila gereja dalam kondisi yang terbaik, gereja tersebut memperlengkapi
dan mengutus murid-murid yang holistik, yang mempunyai komitmen untuk
melayani masyarakat di dalam pencarian masyarakat tersebut untuk
kesejahteraan.
Kontribusi kepada Civil Society, gereja dapat menjalankan perannya sebagai
sebuah organisasi kemasyarakatan, bekerja untuk memperbesar akses
orang-orang kepada kekuasaan di bidang ekonomi dan politik, gereja juga
dapat berperan sebagai lembaga sosial, sebagai teladan untuk mengatasi
kejahatan-kejahatan remaja, lembaga keuangan dimana gereja mewakili
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
31
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
masyarakat yang saling berhubungan satu dengan yang lain sehingga cukup
besar menciptakan pasar yang layak dan dapat dijangkau.
Menjadi Pendamping Pastoral, gereja harus menyediakan pendampingan dan
mempunyai kesabaran untuk perjalanan transformatif terhadap orang
miskin, tertindas dan berdosa, terhadap kebutuhan akan pertolongan di
tengah-tengah penderitaan mereka. Ini adalah “pelayanan belas kasihan”
yang mengarah pada pelayanan kejiwaan, dan kadang-kadang pada
pelayanan konseling stress yang disebabkan oleh trauma.
Menjadi Suara Kenabian, kadang-kadang perkataan kenabian diperlukan
yang ditujukan kepada mereka yang menolak untuk melihat dan tidak mau
mendengar akan seruan kaum lemah. Banyak orang-orang miskin pergi ke
gereja, dan hal ini menempatkan gereja untuk membantu orang-orang miskin
dengan memberitahukan kondisi mereka kepada dunia.
Memberikan Penjelasan Alternatif, Pemisahan antara gereja dan pemerintah,
keagamaan dan yang materi adalah pencerminan yang bersifat dualistik.
Gereja dan pengajaran-pengajaran sosial mempunyai banyak hal yang dapat
ditanamkan kepada dunia yang berpikiran sempit yang mempercayai bahwa
kemiskinan hanyalah ketiadaan benda-benda, uang, ide dan kekuasaan.37
37 Bryant L. Myers; Journal ICDS, Vol 3, nomor 1/2001.10 – 14.
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
32
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA
(RURAL COMMUNITY DEVELOPMENT)
Pengertian Pembangunan Masyarakat Desa
Menurut Direktorat Jendral Pembangunan Masyarakat Desa
bahwa Pembangunan Desa dan perdesaan mempunyai makna sebagai
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat
Indonesia. Pembangunan desa dan perdesaan yang berorientasi pada
manusia dan masyarakat senantiasa mengutamakan peningkatan kualitas
hidup, kecerdasan dan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat yang
semakin merata dan adil, guna mewujudkan ketahanan nasional yang
semakin stabil yang meliputi berbagai bidang ideology, politik , ekonomi,
sosial, budaya dan pertahanan nasional.38
Bila berdasarkan kebutuhan sebagai manusia yang utuh, Soetrisno
K.H dan Mary Johnston (1987) mengatakan bahwa pembangunan bertujuan
untuk membangun manusia yang seutuhnya, agar dapat hidup sejahtera lahir
bathin. Kesejahteraan lahir dapat dalam wujud cukup sandang, cukup
pangan, perumahan yang sehat, lingkungan yang sehat dan lain sebagainya.
Namun tentu semuanya itu belum cukup bila manusia belum merasakan
kebahagiaan bathin. Pembangunan fisik untuk memenuhi kebutuhan lahiriah
jelas belum cukup untuk membangun manusia seutuhnya, tetapi masih harus
disertai dengan usaha untuk membangun manusianya. Membangun manusia
38 Direktorat jendral Pembangunan Masyarakat Desa; Depdagri, Profil Desa/Kelurahan (Jakarta:
PT. Pustaka pembangunan swadaya nusantara,1996). 2
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
33
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
berarti mencapai manusia yang memiliki sikap-sikap yang dituntut oleh
zaman pembangunan dan agama, yang percaya pada diri sendiri, manusia
yang berakhlak dan mampu serta bersedia mengambil bagian dalam usaha
peningkatan kesejahteraan masyarakat yaitu menjadi manusia pembangun.39
Menurut Gary T.Hipp (, Pengembangan (Pembangunan) Masyarakat adalah
proses bertumbuhnya kemampuan suatu masyarakat untuk menyelesaikan
sendiri segala persoalan mereka dan untuk memegang kendali atas hidup
mereka. Ini menghasilkan pertumbuhan pribadi secara utuh (jasmani, jiwani,
rohani dan sosial) dan perbaikan dalam berbagai bidang kehidupan mereka,
baik secara pribadi maupun secara bersama-sama.40
Robert Moffit dalam Elliston (1989)mendefenisikan pembangunan
sebagai setiap aktivitas dari tubuh Kristus yang mendasarkan pada Alkitab
untuk membawa umat manusia mengalami rekonsiliasi menyeluruh dengan
Tuhan, sesama dan lingkungannya. Pandangan Moffit ini menekankan peran
gereja sebagai tubuh Kristus dan rekonsiliasi dalam tiga relasinya. Dengan
demikian membangun masyarakat adalah tanggungjawab gereja dalam
upaya memulihkan semua aspek kehidupan manusia dihadapan Tuhan.41
39 Soetrisno K.H dan Mary Johnston,Membina Masyarakat Membangun (Surakarta: Yayasan
Indonesia sejahtera, 1987). 12
40 Gary T. Hipp, Pengembangan Masyarakat dan Pemuridan., 30
41 Elliston, Edgar J, Christian Relief and Development Workers for Effective Ministry (USA:
Word Publishing, 1989). 167.
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
34
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
Strategi Pembangunan Masyarakat Desa
Dalam pelaksanaan Pembangunan Masyarakat Desa, perlu
mempertimbangkan 3 hal yang terdiri dari Pendekatan masalah, strategi dan
aspek peran masyarakatnya (partisipasi masyarakat).
Penyelesaian masalah-masalah dalam masyarakat, dapat
dilakukan melalui pendekatan-pendekatan sebagai berikut :
- Sektoral, yaitu pendekatan bidang demi bidang, tanpa memperhatikan
dan mengaitkan bidang lain, misalnya : pertanian, peternakan,
kesehatan, pendidikan dan sebagainya.
- Multi Sektoral, yaitu pendekatan dalam berbagai bidang sekaligus
tanpa memperhatikan pengkaitan bidang-bidang tersebut, misalnya :
bidang kesehatan, pendidikan dan sebagainya.
Kedua cara pendekatan diatas banyak dipakai dalam usaha-usaha
pembangunan tetapi kurang menguntungkan dalam pengembangan
masyarakat, karena sifatnya yang menitikberatkan pada pengembangan
bidang-bidang tertentu. Pendekatan berikut ini merupakan cara yang paling
menguntungkan dalam usaha-usaha pembangunan masyarakat yaitu
pendekatan komprehensif yang dari satu bidang kegiatan, yang sebelum
dimulai harus selalu dipertimbangkan dan diperhatikan kaitan dan
hubungannya dengan bidang lain, dengan demikian suatu kegiatan yang
sudah dimulai dapat menimbulkan kegiatan di bidang lain, misalnya kegiatan
di bidang pendidikan dapat meningkatkan pengetahuan dan akhlak
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
35
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
masyarakatnya, sehingga dapat menimbulkan kesadaran masyarakat akan
pentingnya gizi dan kesehatan dalam menunjang kualitas pendidikan.42
Dalam menerapkan strategi pembangunan masyarakat desa, yang
menjadi penentu keberhasilannya adalah sejauhmana keterlibatan
masyarakat itu sendiri dalam pembangunan, dan apakah masyarakat
tersebut dapat mencapai kemandirian dan swadaya setelah melakukan
strategi ini. Ada dua strategi pembangunan yang sering di terapkan yaitu ;
1. Strategi dari atas ke bawah (top down)
Strategi ini dilatarbelakangi oleh anggapan bahwa masyarakat belum
mampu memprakarsai pembangunan sendiri. Sebaliknya pemerintah
atau lembaga dianggap sebagai kelompok yang penuh dengan prakarsa
dan kemampuan teknis maupun kemampuan manajerial/administrasi.
Dengan asumsi tersebut maka top down yang diterapkan. Walau
demikian ada dampak negatifnya terhadap perkembangan sosial,
terutama pada kemampuan masyarakat untuk berkembang secara
mandiri. Strategi ini dapat memperbesar ketergantungan masyarakat
kepada pihak penyelenggara, terkadang program-program tidak
menyentuh kepentingan masyarakat sehingga respon dan tanggungjawab
mereka dirasakan kurang.
42 Soetrisno K.H dan Mary Johnston,Membina Masyarakat Membangun, 16
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
36
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
2. Strategi dari bawah ke atas (Bottom up)
Secara aktif masyarakat diberi kesempatan untuk mengemukakan
kehendak, pendapat dan kebutuhan dalam upaya perencanaan
pembangunan. Dengan strategi ini masyarakat langsung terlibat dari
mulai perencanaan, pelaksanaan, hingga pengawasan. Melalui strategi ini
diharapkan kemandirian dan swadaya masyarakat akan berkembang.
Beberapa kelebihan dari strategi ini antara lain sebagai berikut :
 Masyarakat dapat memberikan tanggapan, jawaban dan timbal balik
positif maupun negatif.
 Masyarakat dapat mengemukakan dan menyalurkan aspirasinya
 Akan terjadi kemufakatan (kompromi) secara terbuka antara
masyarakat dan pemerintah atau lembaga.
 Komunikasi dan timbal balik antara pemerintah atau lembaga dan
masyarakat akan berjalan dengan baik.
 Strategi ini dapat menjadi sarana pertukaran suatu kepentingan
antara masyarakat dan pemerintah atau lembaga.
Strategi ini dapat berjalan efektif bila di masyarakat tersebut ada organisasi
yang mampu menerima, menyerap dan mewakili aspirasi dan kepentingan
masyarakat.43
43 Kusnaedi, Membangun Desa. 45, 46
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
37
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
Kedua strategi ini memang memiliki kelebihan dan kelemahan, sehingga
strategi yang baik adalah memadukan kedua strategi tersebut yaitu :
pengembangan dari bawah dengan bimbingan dari atas.
Dalam strategi pembangunan masyarakat desa, tentu masyarakat
memiliki peran serta dalam pelaksanaannya. jadi pelaksanaan program
Pembangunan Masyarakat ditinjau dengan aspek peran masyarakat dapat
dikelompokkan menjadi 3 bentuk partisipasi masyarakat yaitu :
1. Pembangunan untuk Masyarakat (Development for Community) adalah
bentuk praktek pembangunan masyarakat yang pada dasarnya
masyarakat hanya menjadi obyek pembangunan karena inisiatif ,
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembangunan dilaksanakan
oleh pihak dari luar masyarakat. Walaupun aktor dari luar ini telah
melakukan penelitian, konsultasi dan melibatkan tokoh setempat
namun apabila keputusan dan sumberdaya pembangunan berasal dari
luar maka pada dasarnya masyarakat tetap menjadi obyek
pembangunan.
2. Pembangunan dengan Masyarakat (Development with Community)
ditandai secara khusus dengan kuatnya pola kolaborasi antara aktor
dari luar dengan masyarakat setempat. Keputusan yang diambil
merupakan keputusan bersama dan sumberdaya yang dipakai berasal
dari kedua belah pihak. Bentuk Pembangunan Masyarakat ini adalah
yang paling popular dan banyak diaplikasikan oleh berbagai pihak.
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
38
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
Dasar pikiran pola ini adalah dapat dikembangkannya sinergi dari
potensi yang dimiliki oleh masyarakat dalam upaya pembangunan
juga diharapkan dapat mengembangkan rasa memiliki terhadap
inisiatif pembangunan yang ada sekaligus membuat proyek
pembangunan menjadi lebih efisien.
3. Pembangunan oleh Masyarakat (Development of Community) adalah
proses pembangunan yang baik inisiatif, perencanaan dan
pelaksanaannya dilaksanakan sendiri oleh masyarakat. Masyarakat
menjadi pemilik dari semua proses pembangunan. Peran aktor dari
luar dalam kondisi ini lebih sebagai sistem pendukung bagi proses
pembangunan. Bentuk Pembangunan Masyarakat seperti ini yang
diidealkan oleh berbagai pihak khususnya LSM dan pemerintah,
namun dalam kenyataannya komunitas yag mampu membangun
dirinya sendiri tidaklah terlalu banyak. Dan untuk mengarah pada
bentuk pendekatan Pembangunan ini berbagai program peningkatan
kapasitas (Capacity Building) untuk masyarakat lokal harus banyak
dilakukan dengan harapan bila kapasitas masyarakat meningkat maka
mereka akan mampu membangun dirinya sendiri..
Ketiga pendekatan tersebut pada dasarnya memiliki tujuan akhir yang sama
yaitu perbaikan kualitas kehidupan dan kelembagaan masyarakat lokal,
perbedaan yang ada lebih pada sarana yang dipakai. Jadi efektifitas sarana
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
39
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
ini sangat ditentukan oleh konteks dan karakteristik masyarakat yang
dihadapi.44
Perubahan sosial masyarakat menuju pembaharuan hidup
Tujuan pembangunan adalah pembangunan masyarakat dan
manusia Indonesia seutuhnya. Untuk mencapai hal ini maka pembangunan
dilaksanakan secara bertahap. Karena pembangunan itu adalah suatu proses
maka pembangunan dapat dilihat dan ditanggapi sebagai rangkaian
pertumbuhan yang terus berjalan, oleh karenanya pembangunan itu
menuntut waktu yang panjang.45 Tujuan lain yang ingin dicapai dalam
pembangunan adalah adanya perubahan kepada keadaan yang lebih baik.
Jika demikian tujuan dari pembangunan dalam rangka pembangunan
manusia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya, maka sebenarnya
yang dimaksudkan adalah perubahan sosial yang sebesar-besarnya untuk
membebaskan manusia dan masyarakat dari keadaan yang menurunkan
kehormatan dan martabatnya.46 Kenyataan ini menuntut perubahan sikap
dan kesediaan masyarakat untuk menerima perubahan. Ini berarti
masyarakat harus ikut serta dalam proses perubahan itu. Untuk mencapai
proses perubahan itu tentu dibutuhkan proses kesadaran, dan untuk
44 Penguatan Masyarakat dengan Program Community Development, oleh Mustakim Sirahtal.
http://mustaqim-sirathal.blogspot.com/2008/02/penguatan-masyarakat-dengan-program-cd.html,
di akses tanggal 9 Maret 2009
45 Musa Asy’arie dkk, Agama, Kebudayaan dan Pembangunan, Menyongsong era industri
(Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga Press, 1988). 155.
46 Latuihamallo.P.D. Renungan suci tentang pembangunan. Pidato Dies Natalis STT Jakarta,
1975. 5
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
40
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
mencapai proses kesadaran maka masyarakat perlu mendapatkan
pendidikan untuk memperoleh pengetahuan akan manfaat pembangunan.47
Karena perubahan sosial masyarakat menuju pembaharuan hidup
melalui proses yang panjang, maka pendidikan akan nilai-nilai kristiani
kepada masyarakat harus dimulai sejak usia dini melalui pendidikan TK
untuk mempersiapkan generasi bangsa yang berintelektual dan berkarakter
sebagai wujud menciptakan manusia Indonesia yang seutuhnya di pedesaan.
Wujud lain dari dampak pendidikan anak usia dini yang telah dibarui adalah
sebagai duta Kristus di tengah keluarga dan masyarakatnya. Sehingga
perubahan sosial masyarakat yang dicapai adalah perubahan hidup keluarga
dan masyarakat di dalam Kristus. Dan perubahan perilaku ini akan
membawa masyarakat juga kepada perubahan sosial ekonomi, budaya
kepada kehidupan yang lebih baik sebab Allah terlibat dalam perubahan itu
dan memberkati mereka senantiasa.
Selain itu cepat lambatnya proses perubahan perilaku dan moral
anak-anak sebagai generasi penerus bangsa adalah kualitas sekolah dan
guru. Dimana guru dihargai sebagai alat kemajuan pembangunan yang dapat
membawa keluar dari kemiskinan penghidupan masyarakatnya. Tetapi
sangat disayangkan masih saja ada masyarakat yang belum menghargai
sekolah itu sebagai alat untuk menyesuaikan kepada perubahan dan
membangun masyarakatnya dari dalam masyarakat itu sendiri.
47 Soetrisno K.H dan Mary Johnston,Membina Masyarakat Membangun, 42.
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
41
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
Pendidikan kepada masyarakat adalah dalam rangka membawa
masyarakat pada perubahan hidup (sosial). Untuk mencapai perubahan
sosial tentu dimulai dari dalam diri masyarakat yaitu masyarakat terlebih
dahulu mengalami pembaharuan hidup di dalam Kristus, seperti yang
dikatakan oleh Paulus (1 Kor 5:6-8; Kol 3:9) yang menekankan tiga hal
mengenai pembaruan, pertama, bahwa orang yang telah didalam Kristus
diciptakan mejadi manusia baru, kedua, sebagai manusia baru mereka harus
tetap berusaha membaharui dirinya, karena ia berada di tengah-tengah
masyarakat yang penuh dengan godaan, dan Ketiga, bahwa manusia baru itu
senantiasa dibaharui hari demi hari (bnd. 2 Kor 4:16). Tentu proses
pembaharuan dari hari ke hari membutuhkan pertolongan Tuhan karena
tindakan pembaruan itu adalah karya Roh Kudus.
Masyarakat akan mengalami perubahan apabila setiap keluarga
kristen yang hidup di dalam komunitas masyarakat berinteraksi, terlibat
dalam kegiatan masyarakat, bukan mengasingkan diri secara eksklusive.
Adalah suatu kenyataan bahwa tidak seorangpun dapat menjadi Kristen
dengan mengasingkan diri dan hanya berhubungan dengan Allah..
sebagaimana yang dilakukan oleh Yesus terhadap perempuan yang baik hati
(Luk 10:29-37) bahwa arti ‘sesama’ dalam Injil adalah mereka yang biasa kita
curigai, abaikan dan hindari. Keluarga tidak akan dapat sepenuhnya
menyadari potensi mereka hanya oleh dan di dalam keluarga itu sendiri; ini
hanya dapat terjadi dalam hubungan keluarga dengan masyarakat sebagai
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
42
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
suatu keseluruhan.48 Menurut Leckey dalam Marjorie l. Thompson (2001)
bahwa pelayanan menjangkau masyarakat sama pentingnya dengan identitas
keluarga Kristen dalam doa dan ibadah. Karena itu setiap keluarga Kristen
adalah pelopor pembangunan rohani di pedesaan melalui ibadah keluarga
dan terus menjangkau keluarga-keluarga lain dalam bentuk persekutuan
rumah tangga. Demikian pula yang dijelaskan oleh Latuihamallo (1975),
bahwa persoalan yang sangat fundamental dari pembangunan adalah
perubahan, dan ini dapat terjadi apabila gereja dan orang kristen dapat
menggarami masyarakat sehingga perubahan yang baik dapat tercapai.”How
to permeate society dengan keyakinan dan tindak Kristen”.49 Dan perubahan
itu harus bermula padaq manusia itu sendiri.
Peranan Pemerintah dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Dalam hal ini pemerintah menyadari akan pentingnya pendidikan
dalam rangka membangun manusia Indonesia yang seutuhnya serta
menyiapkan generasi bangsa yang bermoral dan mampu menghadapi
tantangan kemajuan zaman, karena itu pemerintah melalui undang-undang
memberikan perlindungan terhadap hak-hak setiap warga Negara dalam
memperoleh pendidikan. Dasar-dasar hukum bagi anak-anak yang berhak
memperoleh pendidikan adalah :
48 Marjorie l. Thompson,Keluarga sebagaipusat pembentukan. Sebuah visi tentang peranan
keluarga dalam pembentukan rohani (Jakarta: PT. BPK. Gunug Mulia, 2001). 120
49 Latuihamallo.P.D, Renungan suci tentang pembangunan. Pidato Dies Natalis STT Jakarta,
1975. 20
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
43
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
o Undang-undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat (1) :”Tiap-tiap Warga
Negara berhak mendapat pengajaran”.
o Undang-undang RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nsional (SISDIKNAS) Pasal 5 ayat (1) :”Setiap Warga Negara
mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang
bermutu”.
o Undang-undang RI No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
Pasal 49 :”Negara, Pemerintah, Keluarga dan Orang tua wajib
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anak untuk
memperoleh pendidikan”.
Kendala yang dihadapi dalam peningkatan pendidikan Anak Usia Dini adalah
:
 Kurangnya kesadaran orang tua dan masyarakat terhadap
pentingnya pendidikan TK
 Kurangnya tenaga Guru PGTK karena kurang diminati dan masih
sangat sedikit sekolah kejuruan PGTK yang didirikan oleh
pemerintah dan swasta.
 Banyak Guru PGTK yang gajinya masih belum mencukupi, kurang
motivasi dan tidak terlatih.
 Jutaan anak-anak membutuhkan bantuan keuangan untuk
mendapatkan dana pendidikan.
Dalam mengatasi berbagai masalah pendidikan tersebut,
pemerintah berupaya membuat perundang-undangan dan mewajibkan
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
44
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
setiap institusi-institusi pemerintah maupun lembaga atau swadaya
masyarakat yang bergerak dibidang pendidikan untuk melaksanakan
peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan oleh pemerintah
seperti Amanat UUD 1945 dan Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Salah satu upaya pemerintah adalah
dalam hal pendanaan berdasarkan UUD 1945 pasal 31 ayat (4) : Negara
memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh
persen dari anggaran pendpatan belanja Negara serta dari anggaran
pendapatan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan
pendidikan.
Dalam hal peningkatan kualitas pelaksanaan pendidikan dan
kurikulum, menugaskan kepada Direktorat Pembinaan TK dan SD melalui
PERMEN RI Nomor 14 tahun 2005 : Melaksanakan penyiapan bahan
perumusan kebijakan, bimbingan teknis, supervise dan evaluasi di bidang
pembinaan TK dan SD.50
Kebijakan dan program pengembangan yang ingin dicapai oleh
Departemen Pendidikan Nasional adalah :Peningkatan Akses dan Keadilan
yang terdiri dari51 :
1. Meningkatkan APK TK 40% (2009) dan APM TK 30% (2010)
2. Pembangunan unit TK baru (Kabupaten/kota, kecamatan dan
pedesaan).
50 Diktat: Kebijakan dan program Pengembangan TK Depdiknas, 17
51 Diktat: Kebijakan dan Program Pengembangan TJ Depdiknas, 18
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
45
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
3. Perintisan pengembangan TK dan SD satu atap
4. Penyediaan dan peningkatan sarana prasarana TK
5. Pengambenagan TK dan SD bertaraf internasional.
6. Penyediaan berbagai alternative layanan pendidikan TK
Membangun Pendidikan Anak di pedesaan
Pada tahun 2007, kondisi kesejahteraan masyarakat Indonesia
secara umum masih sangat memprihatinkan. Meskipun jumlah penduduk
miskin mengalami penurunan yang menurut Badan Pusat Statistik (BPS)
tahun 2006 jumlah penduduk miskin 39,05 juta menurun untuk tahun 2007
menjadi 37,17 juta atau 16,58 persen dari total penduduk indonesia selama
periode bulan Maret 2006 – 2007, tetapi tidak memberikan perubahan yang
signifikan terhadap kemiskinan meski berbagai usaha telah dilakukan.52
Bukan saja masalah kemiskinan yang menunjukkan keprihatinan tetapi juga
keadaan pembangunan pendidikan Indonesia perlu dicermati saat ini karena
berdasarkan EFA Global Monitoring Report 2008, laporan tim EFA akhir
2007 menyatakan, posisi EFA Develompment index (EDI) Indonesia ada pada
rangking 62 dari 129 negara yang disurvey. Prestasi ini menurun jika
dibanding posisi 2002, rangking ke-58 dari 121 negara.53
52Oleh Mustakim Sirathal, Penguatan Masyarakat dengan program Community Development.
http://mustaqim-sirathal.blogspot.com/2008/02/penguatan-masyarakat-dengan-program-
cd.html, di akses tanggal 10 Maret 2009
53 Yang dimaksud EFA adalah laporan pencapaian ProgramEducation For All. Kaji ulangindikator
pembangunan pendidikan. Tim koordinasi penanggulangan kemiskinan.
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
46
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
Bila melihat data-data tersebut diatas, maka yang menjadi
keprihatinan pemerintah adalah tingkat kemiskinan dan pendidikan yang
semakin merosot yang tidak menunjukkan kearah kemajuan. Sebenarnya
kondisi ini mencerminkan keadaan ekonomi sosial dan pendidikan
masyarakat di pedesaan bukan di perkotaan karena 70% masyarakat
Indonesia tinggal di pedesaan sehingga angka-angka tersebut menunjukkan
permasalahan-permasalahan di pedesaan. Yang menjadi masalah adalah
jumlah kemiskinan yang begitu besar dan tingkat kesenjangan yang amat
tajam serta ketidakadilan yang bersumber dari berbagai kebijakan
pemerintah masa lalu, seperti kebijakan pembangunan industri, perumahan,
transportasi, kesehatan dan pendidikan yang selalu menguntungkan
masyarakat kaya. Pemiskinan tidak hanya terjadi dalam kehidupan ekonomi
saja tetapi juga terjadi pada aspek budaya. Pemiskinan budaya dimulai dari
biaya pendidikan yang semakin mahal sehingga hanya golongan orang-orang
kaya saja yang bisa menikmati pendidikan yang berkualitas. Akhirnya
masyarakat yang tidak mampu menikmati pendidikan dan bahkan semakin
terpuruk kondisinya.54
http://tkpkri.org/berita/berita/kaji-ulang-indikator-pembangunan-pendidikan-
20080425431.html. di edit 22 Pebruari 2009)
54 54Oleh Mustakim Sirathal, Penguatan Masyarakat dengan program Community Development.
http://mustaqim-sirathal.blogspot.com/2008/02/penguatan-masyarakat-dengan-program-
cd.html, di akses tanggal 10 Maret 2009
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
47
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
Jika demikian bagaimanakah seharusnya pemenuhan pendidikan
khususnya pendidikan anak di pedesaan dapat ditingkatkan ? adalah tugas
dan tanggungjawab gereja, lembaga-lembaga kristiani untuk berpartisipasi
dalam pembangunan pendidikan di pedesaan. Sejauhmana gereja berperan
dalam pembangunan di pedesaan. Bila melihat ulasan dari hasil penelitian
yang dipublikasikan oleh Stevri I Lumintang (2006) tentang sejauhmana
peran gereja Injili terhadap kesejahteraan sosial masyarakat mengatakan
hanya ada 47,36% yang mengadopsi dan menyekolahkan anak-anak dari
keluarga miskin, baik yang beragama Kristen, maupun bukan Kristen.
Sedangkan yang 52, 63% hanya mengadopsi dan menyekolahkan anak-anak
dari keluarga yang miskin saja. Ada 54.54% responden yang mengadopsi
daerah-daerah yang miskin sebagai proyek misi mereka yang bersifat
holistik. Didaerah-daerah tersebut, para responden bersama lembaga yang
dipimpin, terlibat dalam upaya mensejahterakan penduduk di daerah-daerah
tersebut.55
Untuk itu pemerintah, gereja dan lembaga kristiani, keluarga dan
masyarakat setempat perlu menyadari bahwa untuk membangun
perekonomian dan pendidikan bangsa adalah dimulai dari desa, bukan yang
selama ini sentralisasi pendidikan selalu berpusat di perkotaan. Demikian
juga untuk mempersiapkan generasi yang cerdas dan berkarakter agar tidak
tertinggal dengan Negara-negara lain tentu dimulai dan tidak mengabaikan
pembangunan pendidikan anak usia dini.
55 Stevri I. Lumintang, Misiologi Kontemporer, 330
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
48
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
Membangun pendidikan anak di pedesaan dapat dilakukan secara
formal yaitu melalui pendidikan Taman Kanak-kanak dan pendidikan
informal melalui kehidupan keluarga. Pendidikan yang sesungguhnya adalah
pendidikan berbasis keluarga, dimana anak memulai belajar dari orang tua
dan keluarganya. Bagaimana keadaan keluarga juga akan memberikan
pengaruh perkembangan anak. keluarga yang berstatus sosial ekonomi yang
baik akan mampu menyediakan lingkungan yang baik untuk perkembangan
anak-anak dirumah karena adanya dukungan sarana dan fasilitas penunjang
lebih memudahkan anak-anak belajar, juga kemampuan penyediaan
makanan bergizi sedikit terpenuhi dibanding yang berekenomi rendah.
Demikian juga dengan status pendidikan dari orang tua dan anggota keluarga
akan memberikan pengaruh terhadap perkembangan bahasa dan intelektual
anak, dimana dalam berkomunikasi dengan anak sedikit mampu memberi
jawaban terhadap rasa ingin tahu anak pada hampir semua bidang. Karena
itu gambaran keadaan pendidikan anak di desa dan di kota dapat di ukur
dari keadaan keluarga dipedesaan dengan diperkotaan bagaimana keadaan
status sosial ekonomi dan pendidikan keluarga.56 Selain itu pendidikan anak
di pedesaan semakin diperlengkapi pendidikannya melalui peran Taman
Kanak-kanak masuk desa.
Kita perlu menyadari bahwa seorang anak belum dapat hidup
mandiri dan belum mampu mengambil keputusan sendiri, apalagi dengan
keadaan ekonomi sosial dan pendidikan keluarganya sangat rendah akan
56 Tim Dosen, Diktat Perkembangan peserta didik, 73
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
49
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
membuat sang anak tidak ada pegangan atau panutan sehingga anak sangat
bergantung kepada orang lain dan lingkungannya seperti rumah, sekolah,
gereja, kerabat dan kebijakan pemerintah. Kehidupan dirumah akan
mempengaruhi anak. Jika hubungan orang tua kurang harmonis maka akan
mempengaruhi kejiwaan anak, jika gereja tidak punya program pembinaan
anak yang baik maka akan mempengaruhi perumbuhan rohani anak. kalau
sekolah guru-gurunya tidak mempersiapkan pengajaran dengan baik dan
memberikan teladan maka akan mempengaruhi anak. kerabat dan kebijakan
pemerintah juga mempengaruhi anak. anak tidak bisa tumbuh dengan
sendirinya, ada konteks lingkungan yang mempengaruhi dia. Selain
dipengaruhi maka anak bisa mempengaruhi orang-orang di sekitarnya
misalnya orang tuanya walaupun pengaruh anak kepada lingkungannya
kadang–kadang bisa kecil dan besar.57
PERANAN TAMAN KANAK-KANAK MASUK DESA TERHADAP
ORANG TUA, KELUARGA DAN MASYARAKAT
Dampak Pendidikan anak terhadap Orang tua, Keluarga dan
Masyarakat.
Orang dewasa seringkali meremehkan atau mengabaikan peranan
anak-anak dalam hidup kesehariannya., tetapi Allah dapat memakai anak-
anak dalam rencana agungNya. Anak-anak yang telah mengalami perubahan
hidup dalam Kristus dapat berperan “sentral” dalam sejarah keselamatan
57 Hans Geni Arthanto,Modul Pembinaan Keluarga, 44)
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
50
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
Allah. Anak-anak dapat dipersiapkan dan dipakai Allah untuk menggenapi
rencanaNya. Berbagai contoh tentang sentralitas anak dalam penggenapan
rencana keselamatan Allah dapat dilihat dalam : (1) Perjanjian kepada
Abraham (Kej 12:1-7; 15:1-6;17:1-9). Allah berbicara tentang “keturunan”
yang akan menjadi berkat bagi semua kaum di muka bumi. (2) Musa
“diambil” oleh Allah dari sungai Nil sewaktu masih bayi. (3) Samuel
“diserahkan” kepada Allah bahkan sejak sebelum dikandung (1 Sam 1:11).
(4) Daud “dipilih” untuk menjadi raja Israel sewaktu ia masih muda (I Sam
16:11). Yohanes Pembaptis “ditentukan” sebagai perintis jalan bagi Kristus
sejak sebelum kelahirannya (Luk 1:13-22). Penggenapan berbagai janji
tentang “keturunan” perempuan itu terjadi dalam kelahiran Tuhan Yesus
(Mat 1:21; Luk 1:28-35).58 Demikian juga fakta-fakta lain seperti Polykarpus
(murid Yohanes) yang mati martir pada umur 90 tahun, menerima Yesus
pada umur 9 tahun; Abraham Lincoln Presiden AS pemberantas perbudakan,
mengenal Yesus secara pribadi pada umur 5 tahun; Mathew Henry, penulis
tafsiran Alkitab menerima Yesus pada umur 10 tahun; Ignatius Loyola,
menerima Yesus pada umur 7 tahun.59
Jadi peran sentral ini sebenarnya berlaku bagi setiap anak, dan
orang tua, keluarga, masyarakat dan guru berperan serta dalam penggenapan
rencana Allah yang indah dalam diri anak. Untuk mencapai itu keberhasilan
keluarga, masyarakat dan sekolah dalam mendidikan anak turut serta
58 Tri Budiarjo, Anak sebagaiPeople Group dalam Misi. Misi Holistik, 101.
59 Iswara Rintis, Keluarga di dalam Tuhan.Buku Murid-Pemuda (Bandung: Lembaga Literatur
Baptis, 2005). 32.
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
51
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
mempersiapkan rencana agung Allah dalam diri anak tersebut di kemudian
hari. Jadi pendidikan anak sejak usia dini dan pendidikan dalam keluarga
dapat memberikan dampak yang besar setelah dewasa baik kepada keluarga,
masyarakat dan bahkan dunia.
Bila anak-anak dimenangkan bagi Kristus melalui pendidikan
Taman Kanak-kanak, dia dapat bersaksi dalam perkataan dan perbuatan
kepada keluarga dan masyarakat, walau mungkin dampaknya tidak terlalu
besar tetapi perubahan tingkah laku yang baik akan membuat orang tua dan
masyarakat senang dan mengasihinya. Dalam kesehariannya dia dapat
berdoa sederhana tapi sungguh-sungguh, dalam imannya yang sederhana
karya Allah juga dapat dinyatakan dengan tanda mukjizat dan tanda heran
sehingga dapat membawa keluarganya pada pertobatan. Dia dapat
menceritakan ulang tentang apa yang telah didapatkan di dalam pelajaran TK
tentang berbagai keterampilan dan nilai-nilai moral yang diajarkan.
Biasanya ekspresi anak-anak yang tulus dan cinta kepada Kristus dalam
kesehariannya adalah bernyanyi (memuji Tuhan) secara spontan baik
dijalan, dirumah maupun sekolah. Hal inipun menjadi kesaksian yang indah
bagi semua orang yang mendengarnya.
Firman Tuhan memberi kesaksian, bahwa dalam mulut bayi dan
anak-anak Allah telah menaruh puji-pujian, untuk membungkamkan musuh
(Mzm 8:3). Firman ini digenapkan dalam Bait Allah, pada waktu anak
berseru :”Hossana bagi Anak Daud” (Mat 21:15). Orang Farisi menjadi
jengkel, tetapi Tuhan Yesus berkata kepada mereka :”Belum pernahkah kamu
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
52
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
baca : Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusui Engkau telah
menyediakan puji-pujian (Mat 21:16). Tuhan Yesus sendiri kemudian
mengutip Mzm 8:3 untuk membungkam mulut para imam dan ahli Taurat.60
Yesus sendiri sangat menghargai anak-anak dan mengecam orang-orang
yang menganggap remeh anak-anak (Mat 18:1-6). Kenyataan adalah kadang-
kadang orang dewasa tanpa sadar menghalangi dan enggan untuk mendidik
dan membimbing anak bertemu dengan Tuhan Yesus dengan berbagai alasan
seperti :
o saya tidak mempunyai waktu untuk persiapan
o saya tidak mempunyai bakat untuk mengajar anak
o anak terlalu kecil untuk mengerti pelajaran
o anak terlalu nakal untuk diatasi
o anak belum dapat percaya
o dan masih banyak alas an yang lain61
Peranan Guru terhadap Orang tua,Keluarga danMmasyarakat
Ada pandangan bahwa pendidikan Taman Kanak-kanak tidak
terlalu penting untuk dilaksanakan karena membuang waktu dan biaya dan
tidak akan memberikan pengaruh dasar kepada anak-anak, pendidikan lebih
penting pada usia yang telah dewasa saja. Pandangan ini adalah salah, sebab
60 Ruth Laufer dan Anni Dyck, Pedoman Pelayanan Anak, 76.
61 Ibid, 18
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
53
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
seorang Guru Taman Kanak-kanak akan meletakkan pondasi yang kokoh bagi
anak untuk tempat dia berpijak di kala dewasa. Seumpama sebuah rumah
yang indah, bagus dan mewah tidak berarti apa-apa saat badai, angin datang
menerpanya akan hebat kehancurannya (Mat 7 : 24-27 ), dijelaskan lagi
bahwa pondasi adalah kebijaksanaan, dengan pendidikan anak sejak usia dini
adalah menanamkan kebijaksanaan dalam diri anak sehingga anak disaat
krisis sanggup mengambil pertimbangan-pertimbangan sesuai dengan nilai-
nilai kristiani yang telah ditanamkan.
Memang orang dewasa tidak banyak dipengaruhi oleh anak-anak.
Tetapi adalah anak yang berani yang menceritakan kepada ibunya bahwa
cara-cara memelihara rumah adalah salah, dan anak yang pandai yang akan
membuat ibunya yakin. Mereka menjadi besar dimasyarakat, dan sebelum
dewasa mereka digembleng oleh pengaruh lingkungan keluarga dan
masyarakatnya, dan selama mereka bersekolah mereka tetap berada dalam
pengaruh tersebut. Dalam keadaan inilah guru mencoba mempengaruhi
tingkah laku masyarakat melalui anak-anak yang telah mendapatkan
pendidikan nilai-nilai sosial dan karakter.62
Ada rumah tangga yang menunjang perkembangan anak, ada juga
situasi yang menghalangi perkembangan anak, khususnya jika orang tua
berselisih atau bertengkar. Ada anak yang dimanja, yang lain kurang
mendapat perhatian. Ada anak yang dididik dengan tertib, ada yang serba
62 Surjadi. A, Pembangunan Masyarakat Desa (Bandung: Penerbit alumni, 1979).. 148.
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
54
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
boleh. Kunjungan guru terhadap anak dan keluarganya dirumah akan
menolong guru untuk mengerti keadaan anak sewaktu dikelas, karena ada
kaitan dengan cara hidup mereka di rumah.63
Peranan guru TK sebagai tokoh pendidik sering dihormati dan
dihargai oleh orang tua murid dan masyarakat, sehingga para orang tua dan
masyarakat cukup mudah dan terbuka untuk menerima saran-saran atau
nasehat-nasehat yang disampaikan oleh gurunya, sebab seorang guru juga
sering dikatakan sebagai “sahabat keluarga” atau pengganti orang tua disaat
orang tua tidak berada ditempat 64
Guru yang menjadi panutan masyarakat sebetulnya memikul
tanggungjawab dan tugas yang sangat berat. Disekolah dia tidak bisa lama
lagi memberi pelajaran sebagaimana mestinya, ia harus menyelediki
lingkungan hidupnya, mengolahnya sebagai problem bersama murid-
muridnya, dan kurikulumnya harus berdasarkan atas fakta yang mereka
temukan.65 Terlihat bahwa guru yang yang memiliki banyak keahlian
(kualitas) dimasyarakat dan mampu menemukan kebutuhan yang dirasakan
masyarakat, dengan demikian ia menolong orang-orang untuk merasakan
bahwa sekolah itu adalah juga untuk melayani mereka demi untuk mencapai
tujuan mereka bahwa sekolah itu adalah sekolah mereka (milik masyarakat)
63 Ruth Laufer dan Anni Dyck, Pedoman Pelayanan Anak, 17.
64 Pandangan yang diberikan oleh Bp. Riamos Tarigan (Kepala Desa Rumah Sumbul) melalui
wawancara, tentnag sejauhmana peranan Guru Taman Kanak-kanak yang ada di desa tersebut
terhadap masyarakatnya. Wawancara pada tanggal 26 Maret 2009.
65 Surjadi. A, Pembangunan Masyarakat Desa, 150.
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
55
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
dan bukannya lagi sekolah milik suatu badan diluar masyarakat.66 Karena itu
seorang guru Taman Kanak-kanak bukan saja sebagai pendidik, tetapi juga
sebagai Petugas Pembangunan (Pendamping Masyarakat), karena melalui
lembaga pendidikan Taman Kanak-kanak dapat membangun proses
kesadaran masayarakat.
Melalui Taman Kanak-kanak Masuk Desa (TKMD), dapat menjadi
Pusat Layanan Masyarakat seperti67 :
o Pusat Layanan Anak (PLA) : bimbingan belajar, pembinaan mental
spiritual (motivasi, konseling anak), bermain, pemberian makanan
tambahan dan vitamin, pemeriksaan kesehatan (imunisasi dan
gigi), akte kelahiran.
o Pusat Layanan Ibu dan anak : penyuluhan pada ibu-ibu tentang
pengasuhan anak, mendidik anak, menu sehat sederhana,
penyelenggaraan Posyandu, kerjasama dengan Puskesmas,
Keluarga Berencana.
o Pusat Layanan Masyarakat : penyadaran tentang hak anak,
pentingnya pendidikan anak, pengelolaan lingkungan yangbersih,
sehat dan aman bagi anak (gotong royong, perbaikan dan
pengadaan sarana desa)
66 Ibid, 160
67 Pedoman belajar mengajar Taman Kanak-kanak dan Pembangunan Masyarakat (Jakarta:
PESAT Ministry, 2006).18, 19.
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
56
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
Kualitas dan profesional guru Taman Kanak-kanak adalah menjadi
salah satu faktor penunjang dalam peningkatan mutu pendidikan sekolah.
Pihak yayasan sebagai pengelola Taman Kanak-kanak Masuk Desa sadar
akan pentingnya meningkatkan kompetensi guru sehingga dapat mencapai
visi yang diharapkan yaitu membangun manusia Indonesia yang seutuhnya
di pedesaan. Untuk itu setiap guru TKMD perlu mendapatkan pendidikan
khusus yang seimbang baik pengetahuan (akademika), vocasional
(keterampilan) dan karakter kristiani (kerohanian) di STT Terpadu PESAT
Sumbagut pada jurusan D.2.PGTK dan Pembangunan Masyarakat. Sehingga
setiap guru TKMD telah siap melaksanakan pembangunan masyarakat secara
holistic melalui jalur pendidikan Taman Kanak-kanak.
Salah satu keberhasilan penerimaan masyarakat terhadap
kehadiran Sekolah TKMD adalah timbulnya kepercayaan masyarakat, sebab
kebiasaan masyarakat pedesaan yang selalu tertutup dan mudah curiga
terhadap program dari luar masyarakat (memiliki orientasi Seeing is
believed), karena itu integritas para pendidik dalam hal ini para guru dan
pengurus TK sangat diperlukan.
Integritas yang dimaknai adalah sebagai sikap atau perilaku
seseorang untuk mengatakan apa yang dilakukan, dengan kata lain satu kata
antara ucapan dan perbuatan atau apa yang kita perkatakan sama persis
dengan apa yang kita perbuat bagi masyarakat. Indikator seseorang yang
memiliki integritas adalah jujur, transparansi, konsisten, persisten dan
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
57
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
tentunya egaliter. Siapapun mereka, jika memiliki sikap integritas akan
menjadi orang yang dapat dipercaya dan dicintai oleh siapapun yang ada
dilingkungannya.68 Itu sebabnya seorang guru TK yang telah memperoleh
pendidikan khusus dalam bidang pendidikan TK dituntut kerelaan dan
integritas karena dalam pelayanan di pedesaan seoraqng guru TK bukan saja
melayani anak-anak didik, tetapi juga melayani keluarga dan masyarakat
sekitarnya, dan yang terpenting dari semua itu adalah melalui pendidikan,
masyarakat mengalami perubahan hidup dalam semua aspek termasuk
pembaruan hidup kerohaniannya.
Peranan Keluarga dalam Pendidikan anak
Ada pepatah yang mengatakan : “Lebih mudah membentuk dahan pohon
yang masih muda, sebaliknya terlalu sulit membentuk dahan yang sudah tua.
Jika kita memaksa, akan patah dan kadang-kadang kita akan kena tusukan
dari patahannya itu.”. Allah juga menghendaki pendidikan bagi setiap orang
harus dilaksanakan sedini mungkin. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa
keluarga adalah tempat yang sangat strategis bagi terjadinya proses
pendidikan anak,69 karena keluarga merupakan kesatuan masyarakat terkecil
yang berperan atau berfungsi sebagai tempat pertama kali sang anak
mengenal apa itu pendidikan, agama, sosial, budaya, lingkungan, politik dan
68 Agus Listyono adalah Direktur dari Akademik Yayasan Tugasku Pulomas Jakarta Timur, yang
memberikan suatu ulasan tentang integritas seorang guru yang saat ini telah mengalami degradasi.
Judul tulisan beliau adalah : “Integritas modal dasar guru.” dalam Tabloid Pendidikan. Panduan
Pendidikan yang mencerdaskan, Edisi 11/II/Pebruari 2009. 14
69 Iswara Rintis, Keluarga di dalam Tuhan,32.
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
58
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
berbagai aspek kehidupan lainnya. Baik buruknya kepribadian anak sangat
tergantung pula pada kualitas keluarga yang bersangkutan.70
Tetapi dalam pelaksanaannya ada juga keluarga yang mengalami
kegagalan sebab mengajar hanya dengan “perkataan” bukan “perbuatan”,
seperti yang dikatakan oleh Gary T. Hipp (2003) bahwa Anak bukan saja
diajarkan melalui bimbingan, teguran dan disiplin, tetapi anak juga butuh
keteladanan yang patut untuk ditiru, sebab anak dalam keluarga belum tahu
membedakan mana yang benar dan mana yang tidak boleh. Dan ini adalah
tugas dan tanggungjawab orang tua dan anggota keluarga sebagai orang yang
paling dekat dan dipercaya. Perkataan “Lakukanlah seperti yang saya
katakana, bukan seperti yang saya lakukan” menggambarkan sebuah
masalah yang umum dalam kehidupan keluarga.71
Anak adalah harapan bangsa karena anak yang diperbaharui oleh
Tuhan Yesus kemudian hari dapat berarti untuk masyarakat. Diantara
mereka ada yang akan berpengaruh dalam masyarakat bahkan ada yang akan
menjadi pemimpin-pemimpin dalam Negara. Dalam Alkitab kita dapat
melihat cerita tentang akibat pendidikan keluarga terhadap seorang anak
seperti :
Ester, melalui Ester bangsa Yahudi diselamatkan. Ester sejak kecil diasuh
oleh bibi dan pamannya, yaitu Mordekhai, seorang yahudi. Mereka mendidik
70 Sitorus. M, Berkenalan dengan Sosiologi. Kurikulum 1990 untuk Kelas II SMU (Bandar
Lampung: Penerbit Erlangga, 1996). 89.
71 Gary T. Hipp, Pengembangan Masyarakat dan Pemuridan, 70.
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
59
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
Ester mengenal hukum-hukum Tuhan dan juga mengajar dia untuk takut
akan Tuhan serta mengasihiNya. Sesudah Ester dewasa, ia menjadi
permaisuri raja Ahasyweros. Melalui Ester, krisis besar yang dialami oleh
bangsa Yahudi dipadamkan. Tuhan menyelamatkan bangsa Israel
melaluinya.
Daniel, Daniel dibesarkan dalam keluarga yahudi yang terhitung di antara
bangsawan. Ia diajar untuk hidup menurut ketentuan dan hukum Tuhan.
Waktu ia dibawa ke Babilon sebagai tahanan, ia tetap hidup sesuai
pengajaran yang dia terima sebagai anak. melalui Daniel yang diberi
kedudukan tinggi dalam kerajaan Banilon beberapa raja dan bangsa kafir
mengenal dan mengakui Allah. Daniel menjadi berkat untuk banyak orang.
Yusuf, Yusuf adalah anak Yakub, salah satu dari tiga Patriak bangsa Israel.
Hubungannya dengan ayahnya sangat erat, sehingga ia belajar takut akan
Tuhan selama ia masih kecil. Melalui Yusuf yang diangkat tinggi oleh Firaun
bangsa Mesir yang tidak mengenal Allah diselamatkan dari bencana
kelaparan.
Seorang anak yang lahir baru, dikemudian hari dapat menjadi garam bagi
masyarakat dan Negara, bahkan terang untuk generasi yang akan datang,
sifat jujur, setia dan bertanggungjawab akan membawa berkat bagi
masyarakat.72 Karena itu keluarga perlu membangun suatu komunitas
keluarga yang harmonis, sehingga anak merasa tentram dan aman untuk
72 Ruth Laufer dan Anni Dyck, Pedoman Pelayanan Anak, 9.
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
60
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
bertumbuh secara fisik, mental dan rohani. Melengkapi itu keluarga perlu
membangun mezbah keluarga untuk menyatukan hati dan orang tua harus
menjadi teladan bagi anak dalam kesehariannya.
Peranan Masyarakat terhadap Pendidikan anak
Peranan dan tanggung jawab pendidikan oleh masyarakat
termaktub dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No.
20 tahun 2003 yang menyebutkan definisi, peranan dan tanggung jawab
masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan. Pasal 1 ayat (7)
menyebutkan, “Masyarakat adalah kelompok warga negara Indonesia non-
pemerintah yang mempunyai perhatian dan peranan dalam bidang
pendidikan.” Lalu mengenai peranan dan tanggung jawab masyarakat
tertuang dalam Pasal 8 ayat (1) dan (2) yaitu, “Masyarakat berhak berperan
serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program
pendidikan. Masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya
dalam penyelenggaraan pendidikan.”73
Lingkungan kedua yang akan dikenal oleh anak, sebelum mereka
masuk ke sekolah adalah lingkungan masyarakat. Kepada masyarakat pula
anak akan dikembalikan untuk mengaplikasikan yang sudah dipelajari dan
menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat. Apabila kehidupan moral
masyarakat lingkungan anak tinggal itu tidak mencerminkan teladan yang
baik, maka anak akan timbul rasa takut kepada anak untuk berinteraksi
73 Unsocial-learning. Blogspot.com. diakses tanggal 12 Pebruari 2009.
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
61
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
dengan masyarakat sehingga akan mengganggu pembentukan nilai-nilai
sosialnya dan anak cenderung kehilangan kepercayaan kepada orang lain
selain orang tua dan gurunya. Karena itu pentingnya kepada masyarakat
ditanamkan kesadarannya untuk menjaga suasana dan ketenangan hidup
masyarakat desa dalam suasana kekeluargaan dan saling menghormati.
Dalam hal pembangunan pendidikan, masyarakat perlu berpartisipasi dalam
mendukung program-program pendidikan Taman Kanak-kanak serta ikut
membangun dan memelihara sarana dan fasilitas pendidikan yang ada
melalui swadaya dan gotong royong. Masyarakat perlu menyadari bahwa
partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan dalam pembangunan pendidikan.
Untuk itu pemahaman bahwa sekolah Taman Kanak-kanak adalah juga milik
masyarakat, sehingga setiap masyarakat ikut merasa memiliki dan
bertanggungjawab dalam membangun pendidikan seperti ikut erlibat dalam
kegiatan gotong royong sekolah, mengikuti kegiatan penyuluhan-penyuluhan
yang diselenggarakan oleh sekolah, ikut serta dalam acara-acara keagamaan
dan seremonial lainnya.
TINJAUAN ALKITAB TENTANG PELAYANAN ANAK.
Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku
dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepadaMu oleh karena kejadianku
dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kau buat, dan jiwaku benar-benar
menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagiMu, ketika aku dijadikan
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
62
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
di tempat yang tersembunyi, dan aku di rekam di bagian-bagian bumi yang
paling bawah, mataMu melihat selagi aku bakal anak, dan di dalam kitabMu
semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari
padanya (Mzm 139:13-16).
Dari ayat diatas jelas Allah menginginkan bahwa lima tahun
pertama adalah masa menanam iman seorang anak. Anak dipersilahkan
untuk mengenal Allah dan tentu saja menerima Yesus sebagai juruselamat
pribadinya. Disinilah, kesempatan orang tua untuk mendidik, menjaga,
mengasah kreatifitas anak untuk berjalan dalam tatanan Allah. Dengan
demikian, anak merupakan proses persiapan mengenal rambu-rambu Allah
yang mana harus ditaati dan yang mana harus ditakuti.74
Amsal 22 :6, “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut
baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada
jalan itu”. Pertama, mendidik berarti dilatih, berasal dari akar kata bahasa
Ibrani yang bicara mengenai akar gusi. Pada jaman dahulu untuk
menimbulkan rasa haus pada bayi, bidan–bidan di Israel mengambil cairan
kurma lalu dioleskan dan dipijit di gusi bayi sehingga menimbulkan rasa haus
yang menyebabkan bayi mau minum susu. Jadi sebenarnya pendidikan harus
menimbulkan rasa haus pada anak sehingga anak ingin belajar. Pendidik
harus mempunyai kreatifitas sedemikian rupa sehingga menumbuhkan
kehausan untuk belajar. Kedua, pendidikan bicara tentang tali kekang. untuk
74 Harianto GP, Mission for City, Strategi Transformasi Injil (Bandung: Penerbit Agiamedia,
2006). 176, 177.
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
63
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
mengarahkan anak supaya anak tidak pergi ke arah semaunya tetapi jika ada
kendali maka anak bisa diarahkan supaya tidak melangkah ke arah yang
salah. Menurut jalan yang patut baginya artinya jalan yang patut menurut
pandangan Tuhan. Anak perlu diajar mana hal–hal yang benar dan yang
salah. Patut baginya juga berarti cocok bagi sang anak. Karena anak adalah
pribadi yang unik, anak yang satu berbeda dengan anak yang lain. Orang tua
harus memahami perbedaan–perbedaan yang dimiliki oleh anak dan jangan
membanding–bandingkan anak yang satu dengan lainnya.
Pada masa tuanya berarti bahwa waktu mendidik anak yang dilihat adalah
waktu ke depan. Orang tua akan mempersiapkan segala sesuatunya untuk
pendidikan bagi anak. Misi selalu bersifat progresif dan tidak statis. Sama
seperti situasi orang tua mempersiapkan anak maka misi gereja harus
melihat ke depan.75
75 Hans Geni Arthanto. http://www.pesat.org/opini_tiga.html
TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th
64
STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit
Pengembangan Masyarakat
Tentu dalam Pembangunan ada aspek-aspek pengembangan masyarakatnya
sebagai subyek dan obyek dari pembangunan itu sendiri.
Pengertian Pengembangan Masyarakat Development community diartikan,
―promosi kehidupan lebih baik pada masyarakat setempat, dengan
partisipasi aktif, inisiatif maupun kerja sama seluruh warga masyarakat
(pembangunan komuniti; pembangunan masyarakat setempat).16 Zubaegi
menjelaskan, ―Secara substansial pengembangan masyarakat adalah sebuah
proses restrukturisasi masyarakat dengan cara menawarkan pola-pola
swadaya partisipatif dalam mengelola dan mengorganisasikan kehidupan
sosial-ekonomi sehingga akan lebih memungkinkan memenuhi
kebutuhannya sendiri dibandingkan waktu-waktu sebelumnya.17 Lebih
lanjut ia menulis, ―pengembangan Masyarakat adalah upaya
mengembangkan sebuah kondisi masyarakat secara berkelanjutan dan aktif
berdasarkan prinsip keadilan sosial dan saling menghargai.‖18
Pengembangan masyarakat adalah komitmen dalam memberdayakan
masyarakat lapis bawah sehingga mereka memiliki berbagai pilihan nyata
menyangkut masa depannya.19 ―Pengembangan masyarakat dapat
didefinisikan sebagai metode yang memungkinkan individu-individu dapat
meningkatkan kualitas hidupnya serta memperbesar pengaruhnya terhadap
prosesproses yang memengaruhi kehidupannya.‖20
Pengembangan Masyarakat adalah proses bertumbuhnya kemampuan suatu
masyarakat untuk menyelesaikan sendiri segala persoalan mereka dan
untuk memegang kendali atas hidup mereka. Ini menghasilkan
pertumbuhan pribadi secara utuh (jasmani, jiwani, rohani, dan sosial) dan
perbaikan dalam berbagai bidang kehidupan mereka, baik secara pribadi
maupun secara bersama-sama.21 Pengembangan masyarakat dalam
pengertian yang sama dengan perkembangan atau pembangunan
masyarakat, Soetomo memberikan 4 konsep dasar yakni:
Teologia pembangunan perspektif kristen
Teologia pembangunan perspektif kristen
Teologia pembangunan perspektif kristen
Teologia pembangunan perspektif kristen
Teologia pembangunan perspektif kristen
Teologia pembangunan perspektif kristen
Teologia pembangunan perspektif kristen
Teologia pembangunan perspektif kristen
Teologia pembangunan perspektif kristen
Teologia pembangunan perspektif kristen
Teologia pembangunan perspektif kristen
Teologia pembangunan perspektif kristen
Teologia pembangunan perspektif kristen
Teologia pembangunan perspektif kristen
Teologia pembangunan perspektif kristen
Teologia pembangunan perspektif kristen
Teologia pembangunan perspektif kristen
Teologia pembangunan perspektif kristen
Teologia pembangunan perspektif kristen

More Related Content

What's hot

Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negaraKedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negaraMuhammadIqbal169
 
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraanPancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraanElla Feby
 
Pemberdayaan identitas nasional
Pemberdayaan identitas nasionalPemberdayaan identitas nasional
Pemberdayaan identitas nasionalfendi_94
 
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama kristen perguruan tinggi ma...
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama kristen perguruan tinggi ma...Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama kristen perguruan tinggi ma...
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama kristen perguruan tinggi ma...Pajeg Lempung
 
Konsep sosio-antropologi pendidikan
Konsep sosio-antropologi pendidikan Konsep sosio-antropologi pendidikan
Konsep sosio-antropologi pendidikan Setadewa Okreina
 
Filsafat Ketuhanan
Filsafat KetuhananFilsafat Ketuhanan
Filsafat KetuhananAhmad Rudi
 
Pengantar Integrasi Psikologi & Teologi
Pengantar Integrasi Psikologi & TeologiPengantar Integrasi Psikologi & Teologi
Pengantar Integrasi Psikologi & TeologiJohan Setiawan
 
Makalah teori humanistik
Makalah teori humanistikMakalah teori humanistik
Makalah teori humanistikPujiati Puu
 
Etika Kristen Materi Kuliah
Etika Kristen Materi KuliahEtika Kristen Materi Kuliah
Etika Kristen Materi KuliahSAROFAMATI DUHA
 
Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja
Perkembangan Intelektual pada Fase RemajaPerkembangan Intelektual pada Fase Remaja
Perkembangan Intelektual pada Fase RemajaOva Opayanti
 
pendidikan kewarganegaraan kelompok "Materi identitas nasional"
pendidikan kewarganegaraan kelompok  "Materi identitas nasional"pendidikan kewarganegaraan kelompok  "Materi identitas nasional"
pendidikan kewarganegaraan kelompok "Materi identitas nasional"aliffya_irlandha
 
Agama tugas gereja
Agama   tugas gerejaAgama   tugas gereja
Agama tugas gerejaRafael Jason
 
Cognitive Neuroscience dan Implementasinya dalam Pembelajaran
Cognitive Neuroscience dan Implementasinya dalam PembelajaranCognitive Neuroscience dan Implementasinya dalam Pembelajaran
Cognitive Neuroscience dan Implementasinya dalam PembelajaranSMAN 1 Cisarua
 
Pancasila Sebagai Sistem Moral dan Etika Bermasyarakat (Civic Virtue)
Pancasila Sebagai Sistem Moral dan Etika Bermasyarakat (Civic Virtue)Pancasila Sebagai Sistem Moral dan Etika Bermasyarakat (Civic Virtue)
Pancasila Sebagai Sistem Moral dan Etika Bermasyarakat (Civic Virtue)feggyernes
 
Nilai dan Norma Konstitusi UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Peru...
Nilai dan Norma Konstitusi UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Peru...Nilai dan Norma Konstitusi UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Peru...
Nilai dan Norma Konstitusi UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Peru...Fitri Ayu Kusuma Wijayanti
 

What's hot (20)

Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negaraKedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
 
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraanPancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
 
Identitas nasional
Identitas nasionalIdentitas nasional
Identitas nasional
 
Pemberdayaan identitas nasional
Pemberdayaan identitas nasionalPemberdayaan identitas nasional
Pemberdayaan identitas nasional
 
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama kristen perguruan tinggi ma...
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama kristen perguruan tinggi ma...Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama kristen perguruan tinggi ma...
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama kristen perguruan tinggi ma...
 
Konsep sosio-antropologi pendidikan
Konsep sosio-antropologi pendidikan Konsep sosio-antropologi pendidikan
Konsep sosio-antropologi pendidikan
 
Filsafat Ketuhanan
Filsafat KetuhananFilsafat Ketuhanan
Filsafat Ketuhanan
 
Pengantar Integrasi Psikologi & Teologi
Pengantar Integrasi Psikologi & TeologiPengantar Integrasi Psikologi & Teologi
Pengantar Integrasi Psikologi & Teologi
 
Makalah teori humanistik
Makalah teori humanistikMakalah teori humanistik
Makalah teori humanistik
 
Makalah perkembangan remaja
Makalah perkembangan remajaMakalah perkembangan remaja
Makalah perkembangan remaja
 
Etika Kristen Materi Kuliah
Etika Kristen Materi KuliahEtika Kristen Materi Kuliah
Etika Kristen Materi Kuliah
 
Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja
Perkembangan Intelektual pada Fase RemajaPerkembangan Intelektual pada Fase Remaja
Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja
 
Panggilan Karya.pptx
Panggilan Karya.pptxPanggilan Karya.pptx
Panggilan Karya.pptx
 
Pancasila sebagai sistem etika
Pancasila sebagai sistem etikaPancasila sebagai sistem etika
Pancasila sebagai sistem etika
 
pendidikan kewarganegaraan kelompok "Materi identitas nasional"
pendidikan kewarganegaraan kelompok  "Materi identitas nasional"pendidikan kewarganegaraan kelompok  "Materi identitas nasional"
pendidikan kewarganegaraan kelompok "Materi identitas nasional"
 
NEUROSAINS KOGNITIF..pptx
NEUROSAINS KOGNITIF..pptxNEUROSAINS KOGNITIF..pptx
NEUROSAINS KOGNITIF..pptx
 
Agama tugas gereja
Agama   tugas gerejaAgama   tugas gereja
Agama tugas gereja
 
Cognitive Neuroscience dan Implementasinya dalam Pembelajaran
Cognitive Neuroscience dan Implementasinya dalam PembelajaranCognitive Neuroscience dan Implementasinya dalam Pembelajaran
Cognitive Neuroscience dan Implementasinya dalam Pembelajaran
 
Pancasila Sebagai Sistem Moral dan Etika Bermasyarakat (Civic Virtue)
Pancasila Sebagai Sistem Moral dan Etika Bermasyarakat (Civic Virtue)Pancasila Sebagai Sistem Moral dan Etika Bermasyarakat (Civic Virtue)
Pancasila Sebagai Sistem Moral dan Etika Bermasyarakat (Civic Virtue)
 
Nilai dan Norma Konstitusi UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Peru...
Nilai dan Norma Konstitusi UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Peru...Nilai dan Norma Konstitusi UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Peru...
Nilai dan Norma Konstitusi UUD NRI 1945 dan Konstitusionalitas Ketentuan Peru...
 

Similar to Teologia pembangunan perspektif kristen

Membangun anak desa melalui PAUD/TK
Membangun anak desa melalui PAUD/TKMembangun anak desa melalui PAUD/TK
Membangun anak desa melalui PAUD/TKDaniel Saroengoe
 
Sosialisasi app2015
Sosialisasi app2015Sosialisasi app2015
Sosialisasi app2015karangpanas
 
POWER POIN SEMINAR PROPOSAL PDT. J SIAGIAN.pptx
POWER POIN SEMINAR PROPOSAL PDT. J SIAGIAN.pptxPOWER POIN SEMINAR PROPOSAL PDT. J SIAGIAN.pptx
POWER POIN SEMINAR PROPOSAL PDT. J SIAGIAN.pptxYog'z Panjaitan
 
Tugas Stefanus Tarigan(1).docx
Tugas Stefanus Tarigan(1).docxTugas Stefanus Tarigan(1).docx
Tugas Stefanus Tarigan(1).docxTumbalBenginer
 
Jurnal UAS Misiologi_Peran gereja dalam menjalankan Amanat Agung .docx
Jurnal UAS Misiologi_Peran gereja dalam menjalankan Amanat Agung .docxJurnal UAS Misiologi_Peran gereja dalam menjalankan Amanat Agung .docx
Jurnal UAS Misiologi_Peran gereja dalam menjalankan Amanat Agung .docxyosephdion06
 
Diktat Pembinaan Warga Gereja
Diktat Pembinaan Warga GerejaDiktat Pembinaan Warga Gereja
Diktat Pembinaan Warga GerejaKirenius Wadu
 
Jalur Pembangunan Sosial: Misi Gereja di Poso Kota Bersaudara Dalam Pemuliha...
Jalur Pembangunan Sosial: Misi Gereja di Poso Kota Bersaudara  Dalam Pemuliha...Jalur Pembangunan Sosial: Misi Gereja di Poso Kota Bersaudara  Dalam Pemuliha...
Jalur Pembangunan Sosial: Misi Gereja di Poso Kota Bersaudara Dalam Pemuliha...PieterGOS
 
Aplikasi Missi Era Postmodern
Aplikasi Missi Era PostmodernAplikasi Missi Era Postmodern
Aplikasi Missi Era PostmodernDanny Kastanya
 
Dasar dasar alkitabiah pwg
Dasar dasar alkitabiah pwgDasar dasar alkitabiah pwg
Dasar dasar alkitabiah pwgJannus Panjaitan
 
Tugas Makalah Bahasa Indonesia II.
Tugas Makalah Bahasa Indonesia II.Tugas Makalah Bahasa Indonesia II.
Tugas Makalah Bahasa Indonesia II.HARIUS YAAS
 
GEREJA DAN DUNIA ,ojinuuhokpihm98hoijmuhuh
GEREJA DAN DUNIA ,ojinuuhokpihm98hoijmuhuhGEREJA DAN DUNIA ,ojinuuhokpihm98hoijmuhuh
GEREJA DAN DUNIA ,ojinuuhokpihm98hoijmuhuhjamesdks621
 
pendidikan agama kristen dalam aspek kehidupan
pendidikan agama kristen dalam aspek kehidupanpendidikan agama kristen dalam aspek kehidupan
pendidikan agama kristen dalam aspek kehidupanDesmonAdu
 
Review materi perkuliahan pklh
Review materi perkuliahan pklhReview materi perkuliahan pklh
Review materi perkuliahan pklhluluk404
 

Similar to Teologia pembangunan perspektif kristen (20)

Membangun anak desa melalui PAUD/TK
Membangun anak desa melalui PAUD/TKMembangun anak desa melalui PAUD/TK
Membangun anak desa melalui PAUD/TK
 
Sosialisasi app2015
Sosialisasi app2015Sosialisasi app2015
Sosialisasi app2015
 
12 pokok panggilan PPGT
12 pokok panggilan PPGT12 pokok panggilan PPGT
12 pokok panggilan PPGT
 
POWER POIN SEMINAR PROPOSAL PDT. J SIAGIAN.pptx
POWER POIN SEMINAR PROPOSAL PDT. J SIAGIAN.pptxPOWER POIN SEMINAR PROPOSAL PDT. J SIAGIAN.pptx
POWER POIN SEMINAR PROPOSAL PDT. J SIAGIAN.pptx
 
Tugas Stefanus Tarigan(1).docx
Tugas Stefanus Tarigan(1).docxTugas Stefanus Tarigan(1).docx
Tugas Stefanus Tarigan(1).docx
 
Jurnal UAS Misiologi_Peran gereja dalam menjalankan Amanat Agung .docx
Jurnal UAS Misiologi_Peran gereja dalam menjalankan Amanat Agung .docxJurnal UAS Misiologi_Peran gereja dalam menjalankan Amanat Agung .docx
Jurnal UAS Misiologi_Peran gereja dalam menjalankan Amanat Agung .docx
 
Diktat Pembinaan Warga Gereja
Diktat Pembinaan Warga GerejaDiktat Pembinaan Warga Gereja
Diktat Pembinaan Warga Gereja
 
Jalur Pembangunan Sosial: Misi Gereja di Poso Kota Bersaudara Dalam Pemuliha...
Jalur Pembangunan Sosial: Misi Gereja di Poso Kota Bersaudara  Dalam Pemuliha...Jalur Pembangunan Sosial: Misi Gereja di Poso Kota Bersaudara  Dalam Pemuliha...
Jalur Pembangunan Sosial: Misi Gereja di Poso Kota Bersaudara Dalam Pemuliha...
 
Aplikasi Missi Era Postmodern
Aplikasi Missi Era PostmodernAplikasi Missi Era Postmodern
Aplikasi Missi Era Postmodern
 
Dasar dasar alkitabiah pwg
Dasar dasar alkitabiah pwgDasar dasar alkitabiah pwg
Dasar dasar alkitabiah pwg
 
Tugas Makalah Bahasa Indonesia II.
Tugas Makalah Bahasa Indonesia II.Tugas Makalah Bahasa Indonesia II.
Tugas Makalah Bahasa Indonesia II.
 
Makalah agama dan ekonomi
Makalah agama dan ekonomiMakalah agama dan ekonomi
Makalah agama dan ekonomi
 
GEREJA DAN DUNIA ,ojinuuhokpihm98hoijmuhuh
GEREJA DAN DUNIA ,ojinuuhokpihm98hoijmuhuhGEREJA DAN DUNIA ,ojinuuhokpihm98hoijmuhuh
GEREJA DAN DUNIA ,ojinuuhokpihm98hoijmuhuh
 
KELOMPOK 2 AGAMA PROTESTAN.pptx
KELOMPOK 2 AGAMA PROTESTAN.pptxKELOMPOK 2 AGAMA PROTESTAN.pptx
KELOMPOK 2 AGAMA PROTESTAN.pptx
 
pendidikan agama kristen dalam aspek kehidupan
pendidikan agama kristen dalam aspek kehidupanpendidikan agama kristen dalam aspek kehidupan
pendidikan agama kristen dalam aspek kehidupan
 
Interaksi 2;
Interaksi 2; Interaksi 2;
Interaksi 2;
 
Evaluasi ii
Evaluasi iiEvaluasi ii
Evaluasi ii
 
Review materi perkuliahan pklh
Review materi perkuliahan pklhReview materi perkuliahan pklh
Review materi perkuliahan pklh
 
Makalah pembangunan desa
Makalah pembangunan desaMakalah pembangunan desa
Makalah pembangunan desa
 
Katholik
KatholikKatholik
Katholik
 

More from Daniel Saroengoe

MENJADI TERANG SEPERTI YESUS BAGI DUNIA.pptx
MENJADI TERANG SEPERTI YESUS BAGI DUNIA.pptxMENJADI TERANG SEPERTI YESUS BAGI DUNIA.pptx
MENJADI TERANG SEPERTI YESUS BAGI DUNIA.pptxDaniel Saroengoe
 
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 4.pptx
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 4.pptxPERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 4.pptx
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 4.pptxDaniel Saroengoe
 
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 3.pptx
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 3.pptxPERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 3.pptx
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 3.pptxDaniel Saroengoe
 
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 2.pptx
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 2.pptxPERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 2.pptx
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 2.pptxDaniel Saroengoe
 
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 1.pptx
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 1.pptxPERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 1.pptx
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 1.pptxDaniel Saroengoe
 
ESENSI INJIL : BERITA INJIL BAGI DUNIA.pptx
ESENSI INJIL : BERITA INJIL BAGI DUNIA.pptxESENSI INJIL : BERITA INJIL BAGI DUNIA.pptx
ESENSI INJIL : BERITA INJIL BAGI DUNIA.pptxDaniel Saroengoe
 
POLA HIDUP MASYARAKAT PEDESAAN INDONESIA.pptx
POLA HIDUP MASYARAKAT PEDESAAN INDONESIA.pptxPOLA HIDUP MASYARAKAT PEDESAAN INDONESIA.pptx
POLA HIDUP MASYARAKAT PEDESAAN INDONESIA.pptxDaniel Saroengoe
 
TUHAN IJINKAN MASALAH DALAM HIDUPMU.pptx
TUHAN IJINKAN MASALAH DALAM HIDUPMU.pptxTUHAN IJINKAN MASALAH DALAM HIDUPMU.pptx
TUHAN IJINKAN MASALAH DALAM HIDUPMU.pptxDaniel Saroengoe
 
INTEGRITAS DALAM PERKATAAN MENENTUKAN MASA DEPANMU.pptx
INTEGRITAS DALAM PERKATAAN MENENTUKAN MASA DEPANMU.pptxINTEGRITAS DALAM PERKATAAN MENENTUKAN MASA DEPANMU.pptx
INTEGRITAS DALAM PERKATAAN MENENTUKAN MASA DEPANMU.pptxDaniel Saroengoe
 
TINGGALKAN MASA LALUMU, JANGAN MENENGOK KEBELAKANG.pptx
TINGGALKAN MASA LALUMU, JANGAN MENENGOK KEBELAKANG.pptxTINGGALKAN MASA LALUMU, JANGAN MENENGOK KEBELAKANG.pptx
TINGGALKAN MASA LALUMU, JANGAN MENENGOK KEBELAKANG.pptxDaniel Saroengoe
 
MEMBANGUN MEZBAH ELIA.pptx
MEMBANGUN MEZBAH ELIA.pptxMEMBANGUN MEZBAH ELIA.pptx
MEMBANGUN MEZBAH ELIA.pptxDaniel Saroengoe
 
Iman Sebiji Sesawi vs Kurang Percaya.pptx
Iman Sebiji Sesawi vs Kurang Percaya.pptxIman Sebiji Sesawi vs Kurang Percaya.pptx
Iman Sebiji Sesawi vs Kurang Percaya.pptxDaniel Saroengoe
 
Dibalik musibah ada berkat
Dibalik musibah ada berkatDibalik musibah ada berkat
Dibalik musibah ada berkatDaniel Saroengoe
 
Hati misi dan panggilan melayani
Hati misi dan panggilan melayaniHati misi dan panggilan melayani
Hati misi dan panggilan melayaniDaniel Saroengoe
 

More from Daniel Saroengoe (20)

MENJADI TERANG SEPERTI YESUS BAGI DUNIA.pptx
MENJADI TERANG SEPERTI YESUS BAGI DUNIA.pptxMENJADI TERANG SEPERTI YESUS BAGI DUNIA.pptx
MENJADI TERANG SEPERTI YESUS BAGI DUNIA.pptx
 
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 4.pptx
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 4.pptxPERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 4.pptx
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 4.pptx
 
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 3.pptx
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 3.pptxPERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 3.pptx
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 3.pptx
 
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 2.pptx
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 2.pptxPERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 2.pptx
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 2.pptx
 
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 1.pptx
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 1.pptxPERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 1.pptx
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 1.pptx
 
ESENSI INJIL : BERITA INJIL BAGI DUNIA.pptx
ESENSI INJIL : BERITA INJIL BAGI DUNIA.pptxESENSI INJIL : BERITA INJIL BAGI DUNIA.pptx
ESENSI INJIL : BERITA INJIL BAGI DUNIA.pptx
 
POLA HIDUP MASYARAKAT PEDESAAN INDONESIA.pptx
POLA HIDUP MASYARAKAT PEDESAAN INDONESIA.pptxPOLA HIDUP MASYARAKAT PEDESAAN INDONESIA.pptx
POLA HIDUP MASYARAKAT PEDESAAN INDONESIA.pptx
 
TUHAN IJINKAN MASALAH DALAM HIDUPMU.pptx
TUHAN IJINKAN MASALAH DALAM HIDUPMU.pptxTUHAN IJINKAN MASALAH DALAM HIDUPMU.pptx
TUHAN IJINKAN MASALAH DALAM HIDUPMU.pptx
 
INTEGRITAS DALAM PERKATAAN MENENTUKAN MASA DEPANMU.pptx
INTEGRITAS DALAM PERKATAAN MENENTUKAN MASA DEPANMU.pptxINTEGRITAS DALAM PERKATAAN MENENTUKAN MASA DEPANMU.pptx
INTEGRITAS DALAM PERKATAAN MENENTUKAN MASA DEPANMU.pptx
 
TINGGALKAN MASA LALUMU, JANGAN MENENGOK KEBELAKANG.pptx
TINGGALKAN MASA LALUMU, JANGAN MENENGOK KEBELAKANG.pptxTINGGALKAN MASA LALUMU, JANGAN MENENGOK KEBELAKANG.pptx
TINGGALKAN MASA LALUMU, JANGAN MENENGOK KEBELAKANG.pptx
 
Teol Lukas.docx
Teol Lukas.docxTeol Lukas.docx
Teol Lukas.docx
 
METANOIA.pptx
METANOIA.pptxMETANOIA.pptx
METANOIA.pptx
 
PEMULIHAN HATI.pptx
PEMULIHAN HATI.pptxPEMULIHAN HATI.pptx
PEMULIHAN HATI.pptx
 
Agent of Change.pptx
Agent of Change.pptxAgent of Change.pptx
Agent of Change.pptx
 
MEMBANGUN MEZBAH ELIA.pptx
MEMBANGUN MEZBAH ELIA.pptxMEMBANGUN MEZBAH ELIA.pptx
MEMBANGUN MEZBAH ELIA.pptx
 
Iman Sebiji Sesawi vs Kurang Percaya.pptx
Iman Sebiji Sesawi vs Kurang Percaya.pptxIman Sebiji Sesawi vs Kurang Percaya.pptx
Iman Sebiji Sesawi vs Kurang Percaya.pptx
 
Firman menjadi manusia
Firman menjadi manusiaFirman menjadi manusia
Firman menjadi manusia
 
Dibalik musibah ada berkat
Dibalik musibah ada berkatDibalik musibah ada berkat
Dibalik musibah ada berkat
 
Hati misi dan panggilan melayani
Hati misi dan panggilan melayaniHati misi dan panggilan melayani
Hati misi dan panggilan melayani
 
Materi dasar pemuridan
Materi dasar pemuridanMateri dasar pemuridan
Materi dasar pemuridan
 

Teologia pembangunan perspektif kristen

  • 1. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 1 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit TEOLOGIA PEMBANGUNAN (Perspektif Kristen) PENGERTIAN Definisi Teologia Arti etimologis (asal kata) Istilah "Teologia" berasal dari 2 kata Yunani, yaitu: theos artinya "Allah"; dan logos artinya "perkataan, uraian, pikiran, ilmu". Definisi umum: Teologia ialah pengetahuan yang rasional tentang Allah dan hubungannya dengan karya/ciptaan-Nya seperti yang dipaparkan oleh Alkitab. Teologia adalah studi dari pengetahuan tentang Allah yang penguraiannya terdapat dalam Alkitab. Definisi Pembangunan Ada beberapa defenisi pembangunan menururt para ahli yang dipaparkan dibawah ini sebagai berikut :  Menurut Margono Slamet (1992) Pembangunan adalah “Perubahan sosial yang direncanakan sebagai usaha manusia untuk memperbaiki kehidupannya”. hal ini dilandasi untuk tujuan “proses pemanusiaan manusia”  Menurut Dawn Rahardjo (1980), Margono Slamet (1988) dan Mardikanto (1993), Pembangunan adalah : a. Proses yang diupayakan secara sadar dan terencana b. Proses perubahan yang mencakup banyak aspek kehidupan manusia, baik sebagai individu maupun sebagai warga masyarakat. c. Proses pertumbuhan ekonomi
  • 2. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 2 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit d. Proses atau upaya yang dilaksanakan untuk memperbaiki mutu hidup dan kesejahteraan setiap individu dan seluruh warga masyarakat e. Pemanfaatan teknologi baru atau inovasi yang terpilih.  Menurut Kusnaedi (1995) Pembangunan (development) sering diartikan sebagai suatu kegiatan untuk merubah suatu kondisi kepada kondisi lebih baik yang menyangkut perilaku, pola pikir, dan sikap-sikap primitive ke arah kemajuan/modernisasi melalui rekonstruksi dan reformasi tatanan sosial. Teologia Pembangunan Teologi pembangunan dapat diartikan : Pertama, teologi pembangunan adalah ajaran Kristen mengenai suatu proses perubahan secara sadar yang dilakukan oleh manusia baik secara pribadi maupun komunitas sebagai ciptaan Allah dalam penatalayanan ciptaan Allah secara utuh bagi kelangsungan kehidupan ciptaan dengan melihat kepada Allah sebagai sumber utama pelaksana pembangunan. Kedua, dasar teologi pembangunan dalam pelaksanaannya berhubungan erat dengan lima aspek yakni : 1. Penciptaan manusia sebagai gambar dan rupa Allah yang diberi kemampuan untuk bekerja memaksimalkan potensi yang dimiliki, baik potensi sumber daya manusia, sumber daya sosial, sumber daya alam dan sumber daya rohani untuk menghasilkan suatu perubahan sebagai hasil dari pelaksanaan pembangunan; 2. Mandat pembangunan dalam Kejadian 1:26-28 dan Kejadian 2:15 yang memberikan pemahaman bahwa kuasa yang diberikan kepada manusia adalah kuasa untuk memelihara keberlanjutan kehidupan di bumi;
  • 3. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 3 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit 3. Pelanggaran manusia terhadap perintah Allah yang diberikan dalam Kejadian 2:16-17 telah memberi dampak kondisi manusia secara utuh mengalami dampak dari dosa; 4. Perjanjian Allah dalan sejarah manusia sejak dari Kejadian 3:15 hingga kedatangan Kristus yang pertama dan kedua kali yang berhubungan dengan perjanjian akan kemuliaan Allah, kehadiran kerajaan Allah di bumi menjadi dasar untuk melaksanakan pembangunan menghadirkan kerajaan Allah di tengah berbagai permasalahan yang dihadapi oleh umat manusia saat ini; 5. Karya Kristus menjadi teladan dalam pelaksanaan teologi pembangunan sebagai pelaksanaan yang menyentuh seluruh aspek kehidupan manusia baik secara jasmani maupun rohani. Jadi Teologia Pembangunan memperhatikan pembangunan semua aspek kehidupan manusia yang ditinjau dari sudut pandang Alkitab1. PENDAHULUAN Pembangunan di Pedesaan berbasis Pendidikan TKMD Mengapa pembangunan di Pedesaan berbasis pendidikan TKMD sangat penting dilaksanakan di pedesaan ? Sejak awal kegiatan pembangunan di Indonesia, khususnya pembangunan pedesaan telah banyak mendapat perhatian pemerintah. Hal ini merupakan konsekwensi logis bagi bangsa Indonesia karena daerah pedesaan merupakan bagian integral dari Negara Kesatuan Republik Indonesia dimana sekitar 63 % penduduknya hidup di wilayah pedesaan. Dengan demikian pembangunan pedesaan harus dijadikan sebagai titik sentral atau tulang punggung pembangunan nasional. Karena membangun 1 Jurnal JAFFRAY Vol. 14 No.2 Okt. 2016; hal 248
  • 4. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 4 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit desa berarti membangun bangsa sebab usaha-usaha perbaikan pada tingkat lokal pada hakekatnya adalah usaha-usaha perbaikan nasional, sebab masalah nasional merupakan akumulasi dari masalah-masalah lokal2. Arti penting pembangunan pedesaan adalah bahwa dengan menempatkan desa sebagai sasaran pembangunan adalah usaha pemerintah untuk mengurangi kesenjangan antara yang kaya dan miskin, desa dan kota dengan berbagai permasalahan pedesaan yang cukup kompleks. Tentu untuk mengatasi permasalahan pedesaan bukanlah semata tanggungjawab pemerintah saja, tetapi juga tanggungjawab bersama seluruh masyarakat Indonesia, termasuk gereja-gereja Tuhan di Indonesia sebab gereja dipanggil Tuhan di tengah dunia sebagai garam dan terang (Mat 5 : 13 – 16) untuk memberkati bangsa ini melalui keterlibatan aktif dalam membangun Masyarakat Desa. Selanjutnya Rasul Petrus berkata (I Pet 2:13-17) bahwa keterlibatan kita kepada program pemerintah merupakan kesaksian yang baik kepada orang yang tidak percaya. Tetapi, penolakan kita terhadap pemerintah akan menyebabkan orang memandang rendah iman kita kepada Kristus. Daniel Webster menulis bahwa apapun yang membuat orang menjadi Kristen yang baik, juga membuat mereka menjadi warga Negara yang baik3. Karena itu gereja-gereja, lembaga kristiani maupun umat Tuhan seharusnya mengambil peran dalam membangun masyarakat melalui 2 Soetrisno dan Mary Johnston,Membina Masyarakat Membangun (Solo: Yayasan Indonesia Sejahtera, 1982), 13. 3Martin r. De Haan, Bagaimana bersikap terhadap pemerintah (Yogyakarta: Yayasan Gloria, 1997), 7.
  • 5. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 5 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit pelayanan pedesaan untuk menyalurkan berkat Allah, serta membinasakan segala pekerjaan si Iblis (I Yoh 3 : 8). Tetapi sayang pelayanan Pembangunan Masyarakat sering “dianaktirikan”, baik dalam pelayanan gereja, pelayanan misi maupun pekabaran injil. Alasan paling klasik untuk sikap ini adalah bahwa pembangunan masyarakat merupakan bagian dari ”Injil Sosial” yang tidak ada hubungannya dengan pelayanan gereja. Pendekatan semacam ini cenderung melihat pembangunan masyarakat sebagai “urusan dunia”, “kemiskinan” sebagai akibat dosa, orang hanya perlu bertobat dan urusan pemecahan masalah sosial masyarakat adalah “pekerjaan rumah” dari Tuhan4. Membangun masyarakat desa adalah suatu kegiatan sosial yang berbasiskan masyarakat, tujuannya adalah untuk menciptakan suatu kelompok masyarakat yang sehat dan sejahtera secara jasmani, teristimewa secara rohani. Tuhan Yesus berkata, ”Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” artinya tujuan kedatangan Tuhan Yesus ke dalam dunia ini adalah supaya setiap orang percaya kepada-Nya dan yang menjadi umat-Nya akan mempunyai kehidupan yang berkelimpahan, sehat sejahtera secara jasmani juga secara 4 Disampaikan oleh Pdt. Dr. Yakob Tomatala dalam sambutannya terhadap buku karangan dr. Gary T. Hipp yang berjudul ”Pengembangan Masyarakat dan Pemuridan” yang oleh beliau direkomendasikan sebagaituntunan pendekatan yang bersifat holistik.
  • 6. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 6 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit rohani, karena itu pelayanan misi yang sesungguhnya adalah pelayanan yang menjangkau manusia itu secara utuh (holistik) dan integratif. Sebenarnya pembangunan masyarakat desa melalui pelayanan yang holistik tidak semata bersifat ”karikatif”, tetapi merupakan suatu proses yang dinamis yang terjadi dalam dan melalui orang-orang dalam masyarakat yang nantinya hasilnya berkesinambungan dan membawa masyarakat kepada kemandirian (empowering). Apalagi dengan begitu kompleksnya masalah kehidupan masyarakat desa, maka misi gereja yang melayani di pedesaan seharusnya tidak sekedar melayani dalam rangka Pemuridan untuk tujuan Pertumbuhan Gereja, tetapi juga melakukan pelayanan secara holistik. Seperti yang disampaikan oleh Bambang Budijanto bahwa pelayanan holistik yang dimaksud adalah bukan saja memberitakan Firman (WORD) yang berkuasa membawa orang pada kelahiran baru dan Mujizat (SIGN) yang mendemonstrasikan kuasa Allah dalam menyembuhkan batin, tubuh, keluarga, ekonomi dan tatanan masyarakat, tetapi juga perbuatan nyata (DEED) yang juga mendemonstrasikan kasih, kepedulian, inkarnasi, yang telah dinyatakan dengan sangat kaya di dalam gedung gereja5. Jika demikian mengapa pelayanan pedesaan sangat penting untuk dikerjakan? Pertama, telah disinggung diatas bahwa sekitar 70% penduduk Indonesia tinggal dipedesaan dimana dengan berbagai permasalahannya 5Bambang budijanto, Ph.D adalah Ketua Badan Pengurus ICDS yang pelayanannya sangat peduli dengan kehidupan masyarakat dan bangsa,sehingga melalui lembaga ICDS ini diharapkan semakin banyak para mahasiswa dan ahli teologia yang mau terlibat dengan pelayanan pembangunan Masyarakat yang merupakan bagian dari pelayanan holistik.
  • 7. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 7 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit dapat memberikan pengaruh terhadap pembangunan nasional, Kedua adalah reformasi yang sampai sekarang belum memberikan perubahan, bahkan dilanjutkan lagi dengan krisis global yang melanda bangsa ini semakin menambah permasalahan masyarakat desa dalam semua aspek kehidupannya, sehingga konteks pelayanan kepada mereka tidak dapat lagi dilakukan hanya secara ’Parsial’ tetapi harus menyentuh seluruh aspek kehidupan manusia. Yayasan PESAT (Pelayanan Desa Terpadu) mengkategorikan ada lima permasalahan utama di pedesaan yaitu : Kematian Rohani dan dosa (spiritual), kemiskinan (Ekonomi), keterbelakangan (pendidikan), sakit penyakit (jasmani) dan kehidupan yang statis (mentalitas), Ketiga adalah dari sekitar 67.000 desa di Indonesia, 50.000 desa belum menerima Injil6, Keempat adalah terdapat 127 suku terabaikan (Unreached People Groups) di Indonesia yang belum menerima Injil7 dan tentu sebagian besar suku-suku tersebut berada di wilayah pedesaan, dan yang Kelima adalah kondisi anak-anak di pedesaan yang memiliki keterbatasan dan kurangnya kesempatan untuk bertumbuh secara holistik (rohani, pendidikan, ekonomi, kesehatan) dibandingkan dengan anak-anak di perkotaan. 6 Berdasarkan perkiraan para hamba-hamba Tuhan dari berbagai yayasan Kristen dan organisasi gereja di desa-desa memberikan estimasi dari sekitar 67.000 desa yang ada, masih ada sejumlah 50.000 desa yang belum terjangkau oleh kasih Kristus. Saat ini kondisi poleksosbudhankamkita belum memungkinkan untuk memperoleh data yang akurat tentang hal ini. Estimasi ini diperoleh dari rumusan konsultasi yang disampaikan dalam KonsultasiPelayanan Pedesaan II Denpasar Bali, 1993 yang diselenggarakan oleh Pelayanan Desa Terpadu. 7 Menurut Persekutuan Jaringan Riset Nasional (PJRN), Jakarta 2000 dalam Profil Doa suku-suku yang terabaikan mengatakan ada 127 suku di Indonesia yangdikelompokkan dalam 23 rumpun. Yang masuk dalam daftar ini adalah suku dengan jumlah populasi minimal 10.000 orang (suku besar), dengan orang percaya kurang dari 1 % (tentu saja masih banyak suku lain diluar daftar ini yang perlu mendengar kabar baik). Suku ini dikategorikan sebagaisuku terabaikan.
  • 8. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 8 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit Dari kelima permasalahan tersebut, maka yang paling urgen/mendesak dan kurang mendapat perhatian untuk ditangani sehubungan dengan masa depan bangsa adalah penyelamatan generasi penerus bangsa yaitu melayani anak-anak di pedesaan karena mereka adalah bagian dari masyarakat yang tidak memiliki bargainning power untuk bertahan hidup dalam menghadapi tekanan-tekanan dari luar dibanding orang dewasa. Hal ini sangat penting karena penanganan anak-anak sejak usia dini sangat menentukan terciptanya generasi yang cerdas dan berkarakter sebab masa depan bangsa juga ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dan berbudaya sehingga peningkatan kualitas SDM sejak usia dini merupakan hal penting yang harus dipikirkan secara sungguh-sungguh, itu sebabnya kelompok usia dini ini disebut Golden Age. Menurut Ratna Megawangi, Usia dini merupakan masa kritis bagi pembentukan karakter seseorang. Banyak pakar mengatakan bahwa kegagalan penanaman karakter pada seseorang sejak usia dini, akan membentuk pribadi yang bermasalah dimasa dewasanya kelak, selain itu menanamkan moral kepada generasi muda adalah usaha yang strategis. Ada sebuah pepatah yang mengatakan : ”Walaupun jumlah anak hanya 25% dari total jumlah penduduk, tetapi menentukan 100% masa depan”, oleh karena itu penanaman moral melalui pendidikan karakter sedini mungkin kepada anak-anak adalah kunci untuk membangun bangsa8. ” Child 8 Ratna Megawangi Ph.D , adalah pendiri dan Direktur Eksekutif Indonesia Heritage Foundation, sebuah Yayasan yang bergerak dalam pengembangan pendidikan berbasis karakter yang
  • 9. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 9 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit is the only known substance from which a responsible adult can be made”. Seorang anak adalah satu-satunya ”bahan bangunan” yang diketahui dapat membentuk seorang dewasa yang bertanggungjawab9. Demikian pula berdasarkan hasil penelitian dibidang psikologi perkembangan menunjukkan bahwa kondisi kehidupan awal (anak usia dini) memiliki pengaruh perilaku pada usia dewasa Perilaku ini dapat bersifat positif maupun negatif bagi masyarakat yaitu berupa perilaku prososial maupun antisosial10. Karena itu melayani anak-anak sejak usia dini melalui program pendidikan Taman Kanak-kanak dipedesaan tidak dapat diabaikan begitu saja, karena bagaimanapun juga kehadiran TK di pedesaan dapat memberikan dampak bagi pembangunan masyarakat, sekalipun kehidupan anak-anak tersebut belum memberikan kontribusi pembangunan secara real terhadap seluruh aspek kehidupan masyarakat, tetapi paling tidak nilai-nilai sosial dan karakter kristiani sejak dini telah ditanamkan dan nilai-nilai ini juga memberikan pengaruh (kesaksian) kepada keluarga dan masyarakat sekitarnya, sehingga anak-anak tidak selalu menjadi obyek pembangunan tetapi juga berperan sebagai agen atau subyek pembangunan yang dapat menyatakan nilai-nilai Kerajaan Allah dalam keseharian hidupnya. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa pedesaan identik dengan Kematian rohani, kemiskinan, keterbelakangan, sakit penyakit dan bekerjasama dengan BP Migas dan Star Energy (kakap) LTD telah menerbitkan sebuah buku dengan judul : Pendidikan Karakter, solusi yang tepat untuk membangun bangsa. 9 Thomas Licknona, , Raising Good Children : From Birth Through the Teenage Years (New York : Bantam Books, 1994), 22 10 Satryo Soemantri Brodjonegoro, Naskah akademik Pendidikan Guru Pendidikan anak Usia Dini (PG-PAUD) (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2007), 4
  • 10. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 10 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit kehidupan yang statis maka program TKMD (Taman Kanak-kanak Masuk Desa) sangat dibutuhkan dalam rangka menjangkau dan memberdayakan anak-anak miskin beserta keluarga dan masyarakatnya, sebab dengan membangun masyarakat desa berbasis Taman kanak-kanak masuk desa (TKMD) sebagai sarana misi holistik adalah program pengembangan layanan yang diperluas dari Taman Kanak-kanak (yang hanya melayani anak-anak pada usia TK), menjadi layanan kepada anak yang lebih luas cakupannya (usia maupun bidang layanan), bahkan mencakup pelayanan kepada ibu, keluarga dan masyarakat yang bidang layanannya menyentuh seluruh aspek kehidupan manusia secara utuh. Keadaan ini sangat memprihatinkan bila melihat pembangunan masyarakat yang ada di Rumah Sumbul Kecamatan Sibolangit karena desa tersebut adalah salah satu desa yang tertinggal pada hampir semua bidang kehidupan masyarakatnya, khususnya dalam bidang pendidikan dan infrastruktur desa, dimana belum ada satupun sarana pendidikan yang tersedia di desa tersebut, demikian juga sarana dan prasarana desa yang masih sangat kurang, sehingga diperlukan adanya kehadiran pihak lain sebagai penggerak atau motivator pembangunan bagi desa tersebut. Karena itu PESAT Sumatera Utara hadir membangun masyarakat desa yang berbasis TKMD (Taman Kanak-kanak Masuk Desa) dengan visi Membangun Manusia Indonesia yang seutuhnya di Pedesaan melalui misi holistik yang dimulai dengan pelayanan kepada anak-anak yang cakupan
  • 11. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 11 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit pelayanannya diperluas untuk menjangkau keluarga dan masyarakat setempat. KONSEP ALKITAB TENTANG PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA Konteks Pelayanan Pedesaan Dalam memahami apa yang dikatakan Alkitab tentang pelayanan pedesaan, perlu kita meneliti pemakaian kata desa (desa-desa) dalam konteksnya di Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Menurut Strong’s Exaustive Concordance of the Bible, kata desa (village)dipakai 10 kali dalam Perjanjian Baru. Bentuk jamak desa (villages) dipakai 75 kali dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Kata desa atau kampung yang disebutkan dalam ketiga Injil Sinoptis, terbanyak berada dalam Injil Lukas.11 Dalam Esiklopedia Alkitab masa kini jilid I, desa juga disamakan dengan kampung yaitu desa-desa dibangun berkelompok mengelilingi kota benteng. Ke kota situlah para penduduk desa berlindung bila terjadi perang. Kata Ibrani yang biasa untuk desa adalah kafar, artinya ‘dilindungi’; seperti kata Arab kefr, kata itu sering muncul dalam nama-nama 11Iman Santoso dengan makalah : Pelayanan Pedesaan dan Pembangunan Gereja di Indonesia, dalam buku Membangunan Manusia indonesia seutuhnya di pedesaan,kumpulan makalah dan rumusan KPP II di Denpasar Bali, 28 nop – 1 okt 1993 (Yogyakarta: Yayasan ANDI Offset, 1993), 16
  • 12. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 12 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit tempat, misalnya Kapernaum. Dalam Perjanjian Baru disebut kome’ yang berarti desa (Mat 9 :35).12 Bentuk jamak desa-desa (village) dalam Perjanjian Lama terbanyak dipakai dalam kitab Yosua dan Nehemia. Dalam Yosua desa-desa dalam bahasa ibrani :chatser terutama dipergunakan dalam hubungan dengan milik pusaka dari suku-suku, yang digambarkan dalam pemilikan kota-kota dengan desa-desanya (Yosua 13,15). Dalam Nehemia 11 :25-31 dihubungkan dengan daftar penduduk Yehuda. Dipergunakan kata ibrani : chatser (desa-desa) dan juga kata bath, yang diterjemahkan juga dengan segala anak kota.13 Melihat pelayananNya, Yesus lebih banyak melayani di desa-desa karena mereka adalah masyarakat yang terpinggirkan, terabaikan dan tidak terlindungi. Yesus lebih peduli dengan orang-orang seperti itu. Dengan demikian penggunaan kata desa atau kampung dalam Injil dapat digolongkan sebagai : 1. PI Kerajaan Allah (Luk 8:1, Yesus berjalan keliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa) 2. Pelayanan penyembuhan (Luk 17:21, tentang 10 orang kusta) 3. Lokasi tertentu :  Luk 9 :52,56 Desa Samaria dan desa-desa lain, dalam hubungan Yesus ke Yerusalem dan api dari langit. 12 Ensiklopedia Alkitab masa kini, Jilid I; (Jakarta: Yayasan komunikasi Bina Kasih/OMF, 1999), 245 13 Membangunan Manusia indonesia seutuhnya di pedesaan,17
  • 13. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 13 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit  Luk 10:38; Yoh 11 :1, tempat tinggal Marta dan Maria.  Luk 24 : 13, 28, kampung Emaus. 4. Kejadian tertentu dalam rangka mengelu-elukan Yesus dalam memasuki Yerusalem, 2 murid disuruh Yesus pergi mengambil keledai betina (muda) di kampung di depan (dalam perjalanan ke Yerusalem).14 Bukan hanya kota, tetapi desa-desa juga diperhatikan dan dikasihi Allah. Desa-desa termasuk milik pusaka yang diberikan kepada umat Allah (Israel dalam PL), dan daftar penduduk di desa-desapun diberi perhatian oleh Alkitab. Di dalam konteks masyarakat agraris, desa biasanya merupakan tempat kediaman sebagian besar penduduk dan menurut Yoh 3 :16 seluruh dunia ini sungguh dikasihi Allah, yang tentu bagian yang terbesarnya tinggal di pedesaan. Dalam Perjanjian Baru, desa-desa dan kota- kota sebagai keseluruhan adalah tempat-tempat yang dikunjungi Yesus dan murid-muridNya. Dalam pelayanan PI yang dilakukan adalah pelayanan yang holistic : PI Kerajaan Allah, mengajar, penyembuhan Membangun Masyarakat sebagai pelayanan Pembangunan (development) sering diartikan sebagai kegiatan untuk merubah suatu kondisi kepada kondisi lebih baik yang menyangkut sikap, pola pikir dan kehidupan sosial ekonomi suatu masyarakat.15 Berarti 14Ibid, 16 15 Kusnaedi, Membangun Desa, Pedoman untuk penggerak program IDT, Mahasiswa KKN dan kader pembangunan desa (Jakarta: PT. Penebar Swadaya, 1995), 37.
  • 14. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 14 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit pembangunan yang berhasil apabila ada perubahan dan pembaharuan kearah yang benar dan bermanfaat. Alkitab juga menunjukkan bahwa Kerajaan Allah senantiasa menuntut perubahan dan pembaharuan, sehingga perwujudan Kerajaan Allah di dunia berarti suatu tindakan pembaharuan menuju penyempurnaannya dalam langit dan bumi baru (Why 21). Jadi pembangunan indonesia tidak bisa terlepas dari tindakan perubahan dan pembaharuan dan karya penyelamatan Allah bagi bangsa dan negara indonesia.16 Bila dikaitkan dengan pelayanan kristiani, istilah ”Pembangunan Masyarakat” sering mengundang pengertian yang berbeda bagi berbagai kalangan, banyak yang menganggap bahwa Pembangunan Masyarakat Desa adalah bagian dari Injil Sosial yang terpisahkan dari pemberitaan Firman. Sering dipertentangkan antara pelayanan pemberitaan Firman dengan pelayanan pembangunan sosial ekonomi masyarakat, atau lebih tepatnya antara pelayanan yang ditujukan untuk pembangunan mental-spiritual dengan pelayanan yang ditujukan untuk pembangunan fisik-material.17 Meninjau pelayanan Yesus sebagai Mesias dunia (Markus 10:45)…”Anak manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang”. Yesus menunjukkan pelayanan yang seutuhnya (wholistic Ministry). Dia 16 Karel Ph. Erari, Supaya engkau membuka belenggu kemiskinan (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999), 33 17 Dalam memorandum batasan dan sasaran KPP II Denpasar Bali, yang disampaikan oleh Iman Santoso sebagaiKetua Panitia Pengarah; Membangun manusia indonesia seutuhnya diIndonesia, 5
  • 15. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 15 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit memberitakan kabar baik sambil melakukan pelayanan sosial masyarakat. KegiatanNya ini nampak melalui pelayananNya yang sering bergerak dari satu desa-ke desa lainnya. Dia memberikan pengajaran tentang moral kristiani (Mat 4:23, 5 : 1-12, 6:1-4; Luk 4 : 42-44), kelepasan dari sakit penyakit dan kelemahan tubuh (Mat 4:23-25; Mrk 5:21-43; Luk 6:17-28), pembebasan dari kuasa jahat (Mat 4 :23-25), bergaul dengan orang-orang yang tertolak (Mat 15:21-28; Luk 19:1-10), memberi makan 5000 orang (Mat 14:13-21; Luk 9:10-17; Yoh 4:1-42), menghargai kaum perempuan (Luk 8:1- 3, 9:51-56; Yoh 4:1-42), kepedulian terhadap kaum miskin (Yoh 11:1-44), Pelayanan Lintas Budaya (Mat 4:15,16; Yoh 4:1-42), menghargai adat istiadat (Yoh 2:1-11).. Titik tolak Alkitabiah inilah yang mendorong gereja untuk menempatkan misi pelayanannya dalam terang pola pelayanan Kristus sebagai hamba yang melayani. Pelayanan gereja dimengerti sebagai sesuatu yang melebihi pekerjaan amal, charitu atau yang filantropis, tetapi bahwa pelayanan gereja adalah partisipasi yang sesungguhnya di dalamnya kepapaan dan penderitaan, solidaritas bersama manusia sesama secara total dan eksistensil.18 18 Laporan Makassar, disana diungkapkan bahwa bidang cakupan dari pelayanan gereja meliputi semua orang dalam dinamika solidaritas seluruh umat manusia dalam rangka mendirikan tanta- tanda Kerajaan Allah ditengah-tengah masyarakat. Sejak Dewan Gereja Indonesia didirikan pada tahun 1950 sampai sekarang ini, persoalan kemiskinan dan keterbelakangan tidak pernah berhenti dibicarakan. Karel Ph. Erari, Supaya engkau membuka belenggu kemiskinan, 56.
  • 16. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 16 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit Jika kita melihat Alkitab secara keseluruhan, maka sebenarnya Allah yang kita kenal dalam Yesus Kristus menaruh kepedulian terhadap umatNya, bukan dalam hal pembebasan dari belenggu dosa, tetapi juga pembebasan dari belenggun kemiskinan, keterbelakangan/kebodohan, sakit penyakit dan kehidupan statis dan Ia pun memberikan potensi kepada umatNya untuk dikembangkan. Petrus F. Setiadarma dalam Cimmunity Development menjabarkan dari Firman Allah yang terdapat dalam Yeremia 29:4- 7 dimana ada beberapa hal yang dapat dikerjakan oleh setiap orang percaya untuk dapat melayani masyarakat disekitarnya : 1. “Mendirikan rumah untuk didiami” (ayat 5), ini berbicara tentang penyediaan papan atau tempat tinggal. Masih banyak masyarakat desa yang tidak memiliki rumah yang layak huni, baik dalam hal kesehatan, sanitasi maupun ketenteraman keluarga. Perlu dibangun rumah sederhana tapi layak huni, atau melakukan renovasi kepada rumah-rumah masyarakat miskin yang masih dapat ditempati. Beberapa lembaga kristiani telah melakukan pelayanan semacam ini bagi masyarakat pedesaan. 2. “ Membuat kebun untuk dinikmati hasilnya” (ayat 5), ini berbicara tentang pekerjaan atau mata pencaharian. Ada petani yang menggarap lahan pertaniannya, tetapi tidak menikmati hasilnya dengan baik karena sulitnya kebutuhan benih unggul, pupuk karena keterbatasan ekonomi dan juga akibat permainan para tengkulak atau tuan tanah. Harus ada pemerataan dan keadilan. Perlu diciptakan
  • 17. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 17 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit suatu usaha rakyat yang mandiri sesuai dengan potensi kedaerahan yang ada, dengan adanya upaya pemberdayaan masyarakat akan dapat mengatasi jumlah pengangguran tersembunyi di pedesaan. 3. “Berkeluarga agar bertambah banyak dan jangan berkurang” (ayat 6), ini berbicara kepedulian kita terhadap keberadaan keluarga di masyarakat kita. Semakin banyak kasus perceraian terjadi yang berdampak buruk kepada anak-anak, juga banyak kehidupan keluarga yang tidak menjadi teladan bagi anak-anaknya sehingga anak-anak mengalami tumbuh kembang secara salah. Karena itu perlu adanya kesadaran orang tua untuk menghargai anak-anak sebagai ahli warisnya Allah di bumi, proses kesadaran kepada orang tua dapat dilakukan melalui program seminar keluarga, persekutuan rumah tangga, pembinaan keluarga, kunjungan/silahturahmi kerumah- rumah. 4. “Mengusahakan kesejahteraan” (Peace and Prosperity) (ayat 7), kesejahteraan masyarakat bersangkut-paut dengan rasa aman dan damai serta kemakmuran ekonomi. Itu berarti bahwa gereja harus proaktif dalam membina kerukunan umat beragama, menciptakan situasi dan kondisi yang aman dan tentram, serta mampu menolong masyarakat meningkatkan taraf kehidupan mereka. 5. “Berdoalah” (ayat 7), solusi atas segala permasalahan yang timbul dalam masyarakat tidak bisa lepas dari kekuasaan dan campur tangan Tuhan. Itulah sebabnya para pendoa syafaat, bahkan setiap orang
  • 18. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 18 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit percaya, memiliki pokok-pokok doa bukan untuk kepentingan diri sendiri, melainkan untuk kepentingan masyarakat sekitarnya.19 Pentingnya Misi dan Pendidikan Anak Inti dari misi adalah menyatakan kasih Allah bagi segenap dunia ini. Setiap orang percaya adalah warga Kerajaan Sorga yang menaati dua hukum utama: mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap kekuatan, dan segenap akal budi, serta mengasihi sesama manusia seperti dirinya sendiri (Mat. 22:37-40). Dalam menggenapi misi kasih Allah ini, pendidikan dapat dipahami sebagai ungkapan cinta kasih pada kehidupan manusia dan Allah sang pemberi kehidupan. Gereja memandang kerasulan di bidang pendidikan sebagai aplikasi iman yang membebaskan seperti diungkapkan secara programatis oleh Yesus sang guru ilahi,” “Roh Tuhan ada padaku. Oleh sebab la telah mengurapi Aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan la telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang…” (Luk. 4.18-19). Dengan demikian Pendidikan merupakan jalan yang ditempuh untuk mengembangkan potensi-potensi manusia menjadi pribadi-pribadi 19http:/petrusfsmisi,wordpress.com/2007/10/18/misi-dan-pemberdayaan-masyarakat/. Diakses tanggal 10 Pebruari 2009.
  • 19. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 19 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit yang merdeka dan bebas dari segala belenggu serta terbuka dan mampu membangun kehidupan masyarakat yang terbuka bagi undangan Tuhan sebagai tujuan terakhir hidup manusia .Inilah alasannya sejak awal mula Gereja-Gereja melihat pendidikan sebagai bagian dari kegiatan perutusannya di tengah dunia. Pada mulanya sekolah-sekolah dibuka dalam rangka pelajaran agama dan pendidikan moral. Namun sekolah-sekolah itu kemudian berkembang menjadi tempat pengembangan kecerdasan manusia secara utuh baik kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional maupun kecerdasan spiritual. Di sekolah-sekolah Kristen anak-anak tidak saja diajarkan pelajaran agama melainkan juga pengetahuan-pengetahuan umum serta ketrampilan- ketrampilan praktis yang diperlukan untuk hidup di tengah masyarakat kelak. Petrus F. Setiadarma mengatakan bahwa karena mendasarkan dirinya pada ajaran kasih kepada Allah dan manusia sebagai nilai yang universal maka ada dua ciri utama pendidikan Kristiani. Pertama, bersifat terbuka. Dasar dari keterbukaan itu adalah pengakuan bahwa semua orang dicintai oleh Allah. Karena itu tiap orang harus saling memandang sebagai kembaran dirinya satu sama lain yang sama-sama bermartabat dan harus dihargai. Lagipula setiap orang terlahir untuk bahagia serta diundang untuk mengalami kebahagiaan yang sempurna dalam Allah. Hal prinsip ini menjadi dasar solidaritas antar manusia yang mengatasi pelbagai perbedaan dalam membangun kehidupan bersama yang ditandai sikap saling melindungi dan saling menghormati. Kedua, ciri berikut dari lembaga pendidikan Kristiani
  • 20. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 20 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit adalah solider dengan yang kecil. Solidaritas antar manusia sebagai wujud kasih harus diungkapkan secara tegas dengan melayani yang kecil. Hal ini sesuai dengan semangat Yesus Sang Guru Ilahi yang mengatakan, “Segala sesuatu yang kamu lakukan kepada salah seorang saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” (Mat. 25:40). Praktisnya sekolah-sekolah harus memberi perhatian bagi mereka yang kecil, memberi prioritas bagi korban- korban ketidakadilan struktural entah struktur nasional maupun internasional.20 Jika demikian bagaimana halnya dengan pendidikan kepada anak? Amsal 22:6 :”Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari jalan itu.”. pertama, mendidik berarti dilatih, berasal dari akar kata bahasa Ibrani yang bicara mengenai akar gusi. Pada jaman dulu untuk menimbulkan rasa haus pada bayi, bidan-bidan di Israel mengambil cairan kurma lalu dioleskan dan dipijit di gusi bayi sehingga menimbulkan rasa haus yang menyebabkan bayi mau minum susu. Jadi sebenarnya pendidikan harus menimbulkan rasa haus anak sehingga anak ingin belajar. Pendidik harus mempunyai kreatifitas sedemikian rupa sehingga menumbuhkan kehausan untuk belajar. Pendidikan juga bicara tentang tali kekang untuk mengarahkan anak supaya anak tidak pergi kea rah semaunya tetapi jika ada kendali maka anak bisa diarahkan supaya tidak melangkah kea rah yang salah. Kedua, Menurut jalan 20 http://petrusfsmisi.wordpress.com/2007/10/11/misi-dan-pendidikan/. Diakses tanggal 10 Pebruari 2009.
  • 21. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 21 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit yang patut baginya artinya jalan yang patut menurut pandangan Tuhan. Anak perlu diajar mana hal-hal yang benar dan yang salah. Patut baginya juga berarti cocok bagi sanga anak. karena anak adalah pribadi yang unik, anak yang satu berbeda dengan anak yang lain. Orang tua harus memahami perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh anak dan jangan membanding- bandingkan anak yang satu dengan lainnya. Ketiga, Pada masa tuanya berarti waktu mendidik anak yang dilihat adalah waktu ke depan. Orang tua akan mempersiapkan segala sesuatunya untuk pendidikan bagi anak. misi selalu bersifat progresif dan tidak statis, sama seperti situasi orang tua mempersiapkan anak maka misi gereja harus melihat ke depan. Anak adalah sekarang dan hari esok. Mempersiapkan gereja masa yang akan datang dengan mempersiapkan anak pada hari ini. Orang tua yang maju hari ini memikirkan anak lebih dari dirinya sendiri. Kalau gereja ingin menjadi gereja yang kuat maka orang-orang di dalamnya harus menjadi orang-orang kuat. Orang yang kuat tidak dilahirkan tetapi dibentuk oleh sebab itu harus ada pengkaderan untuk menyiapkan anak-anak menjadi calon-calon pemimpin masa depan. Dari masa kanak-kanak harus ditanam nilai-nilai Kerajaan Allah, nilai kejujuran, nilai pengampunan, nilai mengasihi, nilai kesetiaan kepada Tuhan.21 Anak bertumbuh, semenjak awal belajar berinteraksi dengan orang lain. Setelah dengan kedua orang tua, ia melangkah lebih jauh, berinteraksi 21Lihat modul pembinaan keluarga yang digunakan sebagai bahan seminar keluarga di pedesaan yang diselenggarakan oleh PESAT; Hans Geni Arthanto adalah Direktur Eksekutif PESAT. Hans Geni arthanto, Modul Pembinaan Keluarga (Jakarta: Penerbit PESAT Ministry, 2007), 44-45
  • 22. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 22 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit dengan kakek, nenek, tante, paman, tetangga dan penjaga warung disekitar rumahnya. Semua interaksi awal ini merupakan tahap awal bagi anak mengenal dunia sekitarnya. Semua kegiatan ini merupakan awal berkembangnya keterampilan yang memiliki aspek sosial. Ia berinteraksi dengan orang yang dikenalnya dan orang-orang yang belum dikenalnya. Semua ini merupakan langkah penting bagi perkembangan anak 22 tetapi dalam pergaulan sosialnya ini anak belum dapat membedakan mana yang pantas dan tidak pantas untuk ditiru, mana nilai-nilai moral yang baik dan tidak baik dan karena anak dapat diumpamakan seperti spon yang menyerap semua apa yang diterimanya (dilihat, didengar, dirasa) dalam lingkungannya, karena itu dengan adanya lingkungan sekolah kristiani dimana anak tersebut belajar akan pergaulan sosial yang baik, pengetahuan dan keterampilan dan nilai-nilai kristiani ditanamkan, maka pendidikan anak usia dini merupakan benteng pertahanan bagi pembentukan intelektual dan karakter anak secara terarah dan benar, dan menurut J. Drost SJ, seorang pengamat pendidikan, mengatakan bahwa awal pendidikan memang dimulai dari proses informal yangberlangsung di masyarakat. Proses ini dimulai dari masyarakat terkecil yaitu keluarga, dan diluar keluarga seorang anak tetap mendapat pendidikan hingga bangku sekolah. Ditaman Kanak-kanak (TK) seseorang harus mendapat pendidikan sepenuhnya, bukan pengajaran. 22 Save M. Dagun, Psikologi Keluarga (Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 2002), 81
  • 23. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 23 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit Kalaupun ada pengajaran hanya mengenal huruf dan angka saja lewat bermain.23 Anak seperti anak panah di tangan pahlawan (Mzm 127:4), yang pertama anak panah itu harus lurus, yang kedua harus kuat. Tuhan mau anak-anak yang dikaruniakan kepada kita entah itu anak kandung maupun anak-anak rohani kita menjadi anak yang lurus hidupnya dan kuat baru dia bisa menjadi anak panah di tangan pahlawan. Orang tua, guru sekolah, pendeta, guru sekolah minggu adalah para pahlawan yang mempunyai peran yang besar dalam membentuk anak.24 GEREJA, MISI DAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT Hubungan Gereja dan misi sosial Seorang pengkhotbah India pernah mendefenisikan penginjilan sebagai “one beggar telling another beggar where to find bread.” (seorang pengemis yang memberitahu pengemis lain tempat untuk mendapatkan roti) agar mampu mengarungi perjalanan ke arah pembebasan, keadilan sosial 23 http://www.edubenchmark.com/membangun-sekolah-berwawasan-internasional.html 24 Hans Geni Arthanto,Modul Pembinaan Keluarga, 43
  • 24. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 24 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit dan kebenaran.25 Dan gereja adalah tempat pengharapan dan perlindungan mereka. Misi gereja adalah misi yang bersifat total, misi perkataan melalui Firman (Word) dan perbuatan (Deed), misi dalama arti penginjilan dan misi aksi sosial sebagai akibat dari penginjilan.26 Hal ini juga didukung oleh Melba P. Maggay (1994) bahwa penginjilan adalah bukan hanya yang kita katakan; melainkan juga sesuatu yang kita lakukan. Memberitakan Yesus bukan hanya berbicara tentang Dia. Kita juga harus menunjukkan seperti apakah karakter dan kuasaNya.27 Lain lagi Norman E. Thomas (2000), dia menafsirkan misi dengan dua hubungan yang vertical dan horizontal bahwa tidak ada kemajuan horizontal tanpa orientasi vertical. Dimana penafsiran vertical tentang Injil berkaitan dengan tindakan Allah yang menyelamatkan di dalam hidup individu, dan penafsiran horizontal berkaitan dengan hubungan- hubungan manusia di dunia. Kekristenan yang telah kehilangan dimensi vertikalnya telah kehilangan garamnya dan tidak hanya menjadi tawar di dalam dirinya, tetapi juga tidak berguna bagi dunia. Tetapi kekristenan yang menggunakan kesibukan vertikalnya sebagai alat melarikan diri dari tanggungjawabnya demi dan di dalam kehidupan bersama umat manusia 25 Melba Padilla Maggay, Transforming Society (Phillipines: Published by Institute for Studies in Asian Church and Culture, 1994). xii 26 Stevri I. Lumintang, Misiologi Kontemporer (Batu : Departemen Literatur PPII, 2006). 132. 27 Melba Padilla Maggay, Transforming Society. 16
  • 25. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 25 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit adalah suatu penyangkalan terhadap penjelmaan, terhadap kasih Allah bagi dunia yang diwujudkan di dalam Kristus.28 Misi gereja seharusnya holistik karena menekankan keontetikan dan keutuhan, yaitu suatu aktivitas yang menyeluruh yang merangkul baik penginjilan maupun aksi sosial. Hal ini diperkuat dengan rumusan Konferensi Lausanne (1974) yang telah memformulasikan hakikat penginjilan dan tanggungjawab sosial dengan pernyataan sebagai berikut :”penginjilan dan aktivitas sosial-politik, keduanya adalah bagian dari pada tugas gereja.29 Keduanya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Dengan kata lain, tidak mungkin ada penginjilan tanpa tanggungjawab sosial. Martin luther mengatakan bahwa jika perkataan kita gagal untuk menunjuk secara tepat masalah dunia masa kini, maka kita telah gagal memberitakan Firman Allah.30 Jadi pemberitaan injil keselamatan harus disertai dengan tindakan nyata bahwa apa yang diberitakan Injil adalah benar bahwa kristus hidup dan berkarya dalam kehidupan manusia secara nyata. Disini Melba P. Maggay menggambarkan bahawa Injil (kesaksian tentang Kerjaan) adalah hubungan antara penginjilan sebagai proklamasi (proclamation) dan aksi sosial sebagai bukti kehadiran (presence). 28 Norman E. Thomas, Isu-isu Klasik, tentang Misi dan Kekristenan sedunia (Jakarta: PT. BPK. Gunung Mulia, 2000).200 29 John Stott adalah salah satu tokoh Injili yang sangat berperan dalam konferensi-konferensi Injili seperti Lausanne dan Manila, karena itu beliau menjabarkan lebih jauh lagi rumusan-rumusan Injili tersebut dalam tulisan-tulisannya. John Stott, The contemporary Christian (Leicester : inter- varsity Press,1992). 339 30 Melba Padilla Maggay, Transforming Society, 5
  • 26. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 26 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit Skema31 Penginjilan Proklamasi (evangelism) (proclamation) Kesaksian tentang Kerajaan = Injil Aksi Sosial Kehadiran (social action)(presence) Penginjilan dan aksi sosial adalah tugas dan tanggungjawab gereja bersama dengan umat kristen dan lembaga-lembaga kristian, tetapi adanya lembaga- lembaga misi bukan menggantikan tugas gereja, melainkan melengkapi tugas gereja. Lembaga-lembaga itu disebut parachurch, artinya hadir untuk menjadi mitra gereja dalam bermisi, bukan menggantikan tugas gereja dalam bermisi.32 Peranan Gereja dalam Pembangunan Masyarakat Soal perbedaan paham antara mission dan development (Pekabaran injil dan pembangunan) perlu didekati secara baru, dengan melihat dua tugas itu dari dua sisi keeping logam yang satu, pada akhirnya adalah menjadi tugas dari gereja untuk menjawab tantangan masyarakat secara menyeluruh. Apa yang sekarang dilakukan oleh gereja mestinya 31 Ibid, 18 32 http://petrusfsmisi.wordpress.com/2007/10/11/misi-dan-pendidikan/.Diakses tanggal 10 Pebruari 2009
  • 27. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 27 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit merupakan jawaban atas tantangan kemiskinan sebagaimana yang diperingati oleh nabi Yesaya “ Supaya engkau membuka belenggu kemiskinan” Apakah artinya menjadi gereja Kristen di tengah masyarakat yang berubah. Apakah menjadi orang Kristen di tengah-tengah umat manusia yang menderita, miskin yang ditandai oleh kelaparan dan penyakit yang terus merajalela ? Apakah artinya menjadi gereja Kristen ditengah masyarakat yang masih buta aksara, dan apakah tugas gereja dalam hubungannya dengan panggilan Kristen di bidang sosial, ekonomi, politik dan masa depan bangsa Indonesia ?. keseluruhan problem yang dirumuskan di atas, itulah yang menjadi tantangan bagi kehadiran gereja di Indonesia. Bagaimana ia dapat mencari bentuk-bentuk baru dan pola-pola pelayanan yang dapat menjawab sedikit banyaknya tantangan-tantangan itu.33 Refleksi dari Filipi 2:1-11 dapat dijadikan petunjuk dan motivasi Alkitabiah yang kuat untuk mengajak orang kristen lebih belajar melaksanakan pola hidup dan karya Kristus yang ditandai oleh sikap pengosongan diri, menjadi hamba bagi sesama, menjadi sama dengan orang lain , merendahkan diri dan berkorban demi pembebasan sesamanya. Demikian juga oleh Gustavo Gutierrez (1969). dan kawan-kawannya di Amerika Latin yang menekankan pada solidaritas gereja (semboyan mereka 33 Dikutip dari buku hasil konferensi dan Sidang Raya, tentang Pelayanan Kristen dalam revolusi, hasil konsultasigereja dan masyarakat Sukabumi tahun 1962. Karel Ph. Erari, Supaya engkau membuka belenggu kemiskinan, 2
  • 28. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 28 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit yang terkenal adalah To be a Christian is to be in Solidarity), bahwa gereja benar-benar menjadi gereja apabila ia menjadi gereja yang solider. Masalah kemiskinan harus dihadapi oleh orang Kristen dengan jalan solidaritas, yakni suatu ungkapan kasih bersama orang miskin)34 Karena itu gereja-gereja perlu menyadari akan tanggungjawabnya untuk solider dalam bentuk turut berpartisipasi dalam program pembangunan pedesaan sebagai ungkapan “Kasih dalam Perbuatan” Gereja bukanlah organisasi tetapi organisme yang terdiri dari orang-orang yang telah mengalami pembaharuan hidup dalam Kristus. Sehingga gereja seharusnya menjadi cermin akan kasih Kristus kepada dunia. Yesus memperagakan kasih yang begitu besar terhadap dunia yang terhilang ini dan membawa dunia ini kembali kepada Allah. Ia memberikan diriNya kepada murid-muridNya, kepada orang-orang disekitarNya dan akhirnya kepada seluruh dunia melalui kematianNya. Ia menginginkan para pengikutNya (gereja) juga menangkap visi, belas kasihan dan misiNya; dan pada gilirannya dalam kasih, memberikan diri mereka kepada dunia.35 Gereja harus melayani dan memberikan hidupnya bukan saja kepada jemaatnya tetapi juga masyarakat yang ada diluar tembok gereja, karena gereja tidak hidup untuk dirinya sendiri seperti Yesus datang untuk memberikan diriNya bagi tebusan banyak orang, dan selama hidupNya Dia datang bukan untuk di layani melainkan melayani (Mat 20 :28). Gereja yang 34 Gustavo Gutierrez, In search of a theology of Development (Sodepax Genewa, 1969). 151 35 Garry T. Hipp, Pengembangan Masyarakat dan Pemuridan. Perpaduan antara kaidah kencana dan amanat Agung (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2003. 71
  • 29. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 29 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit hidup di tengah-tengah masyarakat beserta dengan permasalahannya, tidak dapat menutup mata akan fakta kondisi masyarakat disekitarnya, karena kehadiran gereja adalah sebagai pendamping masyarakat. Dalam Mat 10 :16, Tuhan Yesus mengatakan :”Ada lagi padaKu domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba ini harus kutuntun juga ... “ . Masyarakat desa adalah saudara di dalam Kristus yang merupakan domba-domba lain yang perlu dituntun oleh gereja. Bahkan ditegaskan oleh J.J. Tomasoa (1978) bahwa gereja tidak dapat berkata seperti Kain :” adakah aku penjaga adikku?”.36 Ini menunjukkan bahwa masyarakat sekitar kita adalah saudara kita yang perlu diselamatkan. Tuhan menuntut tanggungjawab kepada gereja untuk menjaga dan membimbing masyarakat dalam pendampingan untuk perubahan hidup dalam segala aspek kehidupannya. Jadi gereja perlu memperlengkapi diri dalam pelayanan yang bersifat menyeluruh (holistik), tidak sebatas pada pemberitaan firman. Pemberitaan kabar baik oleh gereja seharusnya membawa transformasi kepada masyarakat, dimana melalui Injil memberikan perubahan secara menyeluruh dalam kehidupan manusia. Bryant L. Myers dalam Journal ICDS (Institut for Community and Development Studies) (2001) menjabarkan ada 7 peran gereja di dalam Pembangunan Transformasional : 36J.J. Tomasoa, Membangun sambil melayani di pedesaan (Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), 1978. 218.
  • 30. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 30 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit Melayani Masyarakat, gereja adalah untuk mengasihi masyarakat, bukan menjadi hakim. Peran gereja adalah menjadi seorang pelayan masyarakat dan sumber peneguhan mengenai tujuan Allah dan apa yang ditawarkan Allah. Memanggil orang kepada iman, ini adalah tugas gereja untuk menghidupkan suatu kondisi dalam masyarakat yang menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya adalah Injil dan dengan melakukan hal tersebut, mengundang orang untuk beriman dalam Kristus. Memunculkan murid-murid yang holistik, gereja bertindak sebagai sumber pembentukan nilai-nilai, gereja dapat menjadi sumber teladan dan peneguhan signifikan dalam bekerja untuk kehidupan dan untuk “shalom.” Apabila gereja dalam kondisi yang terbaik, gereja tersebut memperlengkapi dan mengutus murid-murid yang holistik, yang mempunyai komitmen untuk melayani masyarakat di dalam pencarian masyarakat tersebut untuk kesejahteraan. Kontribusi kepada Civil Society, gereja dapat menjalankan perannya sebagai sebuah organisasi kemasyarakatan, bekerja untuk memperbesar akses orang-orang kepada kekuasaan di bidang ekonomi dan politik, gereja juga dapat berperan sebagai lembaga sosial, sebagai teladan untuk mengatasi kejahatan-kejahatan remaja, lembaga keuangan dimana gereja mewakili
  • 31. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 31 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit masyarakat yang saling berhubungan satu dengan yang lain sehingga cukup besar menciptakan pasar yang layak dan dapat dijangkau. Menjadi Pendamping Pastoral, gereja harus menyediakan pendampingan dan mempunyai kesabaran untuk perjalanan transformatif terhadap orang miskin, tertindas dan berdosa, terhadap kebutuhan akan pertolongan di tengah-tengah penderitaan mereka. Ini adalah “pelayanan belas kasihan” yang mengarah pada pelayanan kejiwaan, dan kadang-kadang pada pelayanan konseling stress yang disebabkan oleh trauma. Menjadi Suara Kenabian, kadang-kadang perkataan kenabian diperlukan yang ditujukan kepada mereka yang menolak untuk melihat dan tidak mau mendengar akan seruan kaum lemah. Banyak orang-orang miskin pergi ke gereja, dan hal ini menempatkan gereja untuk membantu orang-orang miskin dengan memberitahukan kondisi mereka kepada dunia. Memberikan Penjelasan Alternatif, Pemisahan antara gereja dan pemerintah, keagamaan dan yang materi adalah pencerminan yang bersifat dualistik. Gereja dan pengajaran-pengajaran sosial mempunyai banyak hal yang dapat ditanamkan kepada dunia yang berpikiran sempit yang mempercayai bahwa kemiskinan hanyalah ketiadaan benda-benda, uang, ide dan kekuasaan.37 37 Bryant L. Myers; Journal ICDS, Vol 3, nomor 1/2001.10 – 14.
  • 32. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 32 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA (RURAL COMMUNITY DEVELOPMENT) Pengertian Pembangunan Masyarakat Desa Menurut Direktorat Jendral Pembangunan Masyarakat Desa bahwa Pembangunan Desa dan perdesaan mempunyai makna sebagai pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia. Pembangunan desa dan perdesaan yang berorientasi pada manusia dan masyarakat senantiasa mengutamakan peningkatan kualitas hidup, kecerdasan dan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat yang semakin merata dan adil, guna mewujudkan ketahanan nasional yang semakin stabil yang meliputi berbagai bidang ideology, politik , ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan nasional.38 Bila berdasarkan kebutuhan sebagai manusia yang utuh, Soetrisno K.H dan Mary Johnston (1987) mengatakan bahwa pembangunan bertujuan untuk membangun manusia yang seutuhnya, agar dapat hidup sejahtera lahir bathin. Kesejahteraan lahir dapat dalam wujud cukup sandang, cukup pangan, perumahan yang sehat, lingkungan yang sehat dan lain sebagainya. Namun tentu semuanya itu belum cukup bila manusia belum merasakan kebahagiaan bathin. Pembangunan fisik untuk memenuhi kebutuhan lahiriah jelas belum cukup untuk membangun manusia seutuhnya, tetapi masih harus disertai dengan usaha untuk membangun manusianya. Membangun manusia 38 Direktorat jendral Pembangunan Masyarakat Desa; Depdagri, Profil Desa/Kelurahan (Jakarta: PT. Pustaka pembangunan swadaya nusantara,1996). 2
  • 33. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 33 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit berarti mencapai manusia yang memiliki sikap-sikap yang dituntut oleh zaman pembangunan dan agama, yang percaya pada diri sendiri, manusia yang berakhlak dan mampu serta bersedia mengambil bagian dalam usaha peningkatan kesejahteraan masyarakat yaitu menjadi manusia pembangun.39 Menurut Gary T.Hipp (, Pengembangan (Pembangunan) Masyarakat adalah proses bertumbuhnya kemampuan suatu masyarakat untuk menyelesaikan sendiri segala persoalan mereka dan untuk memegang kendali atas hidup mereka. Ini menghasilkan pertumbuhan pribadi secara utuh (jasmani, jiwani, rohani dan sosial) dan perbaikan dalam berbagai bidang kehidupan mereka, baik secara pribadi maupun secara bersama-sama.40 Robert Moffit dalam Elliston (1989)mendefenisikan pembangunan sebagai setiap aktivitas dari tubuh Kristus yang mendasarkan pada Alkitab untuk membawa umat manusia mengalami rekonsiliasi menyeluruh dengan Tuhan, sesama dan lingkungannya. Pandangan Moffit ini menekankan peran gereja sebagai tubuh Kristus dan rekonsiliasi dalam tiga relasinya. Dengan demikian membangun masyarakat adalah tanggungjawab gereja dalam upaya memulihkan semua aspek kehidupan manusia dihadapan Tuhan.41 39 Soetrisno K.H dan Mary Johnston,Membina Masyarakat Membangun (Surakarta: Yayasan Indonesia sejahtera, 1987). 12 40 Gary T. Hipp, Pengembangan Masyarakat dan Pemuridan., 30 41 Elliston, Edgar J, Christian Relief and Development Workers for Effective Ministry (USA: Word Publishing, 1989). 167.
  • 34. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 34 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit Strategi Pembangunan Masyarakat Desa Dalam pelaksanaan Pembangunan Masyarakat Desa, perlu mempertimbangkan 3 hal yang terdiri dari Pendekatan masalah, strategi dan aspek peran masyarakatnya (partisipasi masyarakat). Penyelesaian masalah-masalah dalam masyarakat, dapat dilakukan melalui pendekatan-pendekatan sebagai berikut : - Sektoral, yaitu pendekatan bidang demi bidang, tanpa memperhatikan dan mengaitkan bidang lain, misalnya : pertanian, peternakan, kesehatan, pendidikan dan sebagainya. - Multi Sektoral, yaitu pendekatan dalam berbagai bidang sekaligus tanpa memperhatikan pengkaitan bidang-bidang tersebut, misalnya : bidang kesehatan, pendidikan dan sebagainya. Kedua cara pendekatan diatas banyak dipakai dalam usaha-usaha pembangunan tetapi kurang menguntungkan dalam pengembangan masyarakat, karena sifatnya yang menitikberatkan pada pengembangan bidang-bidang tertentu. Pendekatan berikut ini merupakan cara yang paling menguntungkan dalam usaha-usaha pembangunan masyarakat yaitu pendekatan komprehensif yang dari satu bidang kegiatan, yang sebelum dimulai harus selalu dipertimbangkan dan diperhatikan kaitan dan hubungannya dengan bidang lain, dengan demikian suatu kegiatan yang sudah dimulai dapat menimbulkan kegiatan di bidang lain, misalnya kegiatan di bidang pendidikan dapat meningkatkan pengetahuan dan akhlak
  • 35. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 35 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit masyarakatnya, sehingga dapat menimbulkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi dan kesehatan dalam menunjang kualitas pendidikan.42 Dalam menerapkan strategi pembangunan masyarakat desa, yang menjadi penentu keberhasilannya adalah sejauhmana keterlibatan masyarakat itu sendiri dalam pembangunan, dan apakah masyarakat tersebut dapat mencapai kemandirian dan swadaya setelah melakukan strategi ini. Ada dua strategi pembangunan yang sering di terapkan yaitu ; 1. Strategi dari atas ke bawah (top down) Strategi ini dilatarbelakangi oleh anggapan bahwa masyarakat belum mampu memprakarsai pembangunan sendiri. Sebaliknya pemerintah atau lembaga dianggap sebagai kelompok yang penuh dengan prakarsa dan kemampuan teknis maupun kemampuan manajerial/administrasi. Dengan asumsi tersebut maka top down yang diterapkan. Walau demikian ada dampak negatifnya terhadap perkembangan sosial, terutama pada kemampuan masyarakat untuk berkembang secara mandiri. Strategi ini dapat memperbesar ketergantungan masyarakat kepada pihak penyelenggara, terkadang program-program tidak menyentuh kepentingan masyarakat sehingga respon dan tanggungjawab mereka dirasakan kurang. 42 Soetrisno K.H dan Mary Johnston,Membina Masyarakat Membangun, 16
  • 36. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 36 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit 2. Strategi dari bawah ke atas (Bottom up) Secara aktif masyarakat diberi kesempatan untuk mengemukakan kehendak, pendapat dan kebutuhan dalam upaya perencanaan pembangunan. Dengan strategi ini masyarakat langsung terlibat dari mulai perencanaan, pelaksanaan, hingga pengawasan. Melalui strategi ini diharapkan kemandirian dan swadaya masyarakat akan berkembang. Beberapa kelebihan dari strategi ini antara lain sebagai berikut :  Masyarakat dapat memberikan tanggapan, jawaban dan timbal balik positif maupun negatif.  Masyarakat dapat mengemukakan dan menyalurkan aspirasinya  Akan terjadi kemufakatan (kompromi) secara terbuka antara masyarakat dan pemerintah atau lembaga.  Komunikasi dan timbal balik antara pemerintah atau lembaga dan masyarakat akan berjalan dengan baik.  Strategi ini dapat menjadi sarana pertukaran suatu kepentingan antara masyarakat dan pemerintah atau lembaga. Strategi ini dapat berjalan efektif bila di masyarakat tersebut ada organisasi yang mampu menerima, menyerap dan mewakili aspirasi dan kepentingan masyarakat.43 43 Kusnaedi, Membangun Desa. 45, 46
  • 37. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 37 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit Kedua strategi ini memang memiliki kelebihan dan kelemahan, sehingga strategi yang baik adalah memadukan kedua strategi tersebut yaitu : pengembangan dari bawah dengan bimbingan dari atas. Dalam strategi pembangunan masyarakat desa, tentu masyarakat memiliki peran serta dalam pelaksanaannya. jadi pelaksanaan program Pembangunan Masyarakat ditinjau dengan aspek peran masyarakat dapat dikelompokkan menjadi 3 bentuk partisipasi masyarakat yaitu : 1. Pembangunan untuk Masyarakat (Development for Community) adalah bentuk praktek pembangunan masyarakat yang pada dasarnya masyarakat hanya menjadi obyek pembangunan karena inisiatif , perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembangunan dilaksanakan oleh pihak dari luar masyarakat. Walaupun aktor dari luar ini telah melakukan penelitian, konsultasi dan melibatkan tokoh setempat namun apabila keputusan dan sumberdaya pembangunan berasal dari luar maka pada dasarnya masyarakat tetap menjadi obyek pembangunan. 2. Pembangunan dengan Masyarakat (Development with Community) ditandai secara khusus dengan kuatnya pola kolaborasi antara aktor dari luar dengan masyarakat setempat. Keputusan yang diambil merupakan keputusan bersama dan sumberdaya yang dipakai berasal dari kedua belah pihak. Bentuk Pembangunan Masyarakat ini adalah yang paling popular dan banyak diaplikasikan oleh berbagai pihak.
  • 38. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 38 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit Dasar pikiran pola ini adalah dapat dikembangkannya sinergi dari potensi yang dimiliki oleh masyarakat dalam upaya pembangunan juga diharapkan dapat mengembangkan rasa memiliki terhadap inisiatif pembangunan yang ada sekaligus membuat proyek pembangunan menjadi lebih efisien. 3. Pembangunan oleh Masyarakat (Development of Community) adalah proses pembangunan yang baik inisiatif, perencanaan dan pelaksanaannya dilaksanakan sendiri oleh masyarakat. Masyarakat menjadi pemilik dari semua proses pembangunan. Peran aktor dari luar dalam kondisi ini lebih sebagai sistem pendukung bagi proses pembangunan. Bentuk Pembangunan Masyarakat seperti ini yang diidealkan oleh berbagai pihak khususnya LSM dan pemerintah, namun dalam kenyataannya komunitas yag mampu membangun dirinya sendiri tidaklah terlalu banyak. Dan untuk mengarah pada bentuk pendekatan Pembangunan ini berbagai program peningkatan kapasitas (Capacity Building) untuk masyarakat lokal harus banyak dilakukan dengan harapan bila kapasitas masyarakat meningkat maka mereka akan mampu membangun dirinya sendiri.. Ketiga pendekatan tersebut pada dasarnya memiliki tujuan akhir yang sama yaitu perbaikan kualitas kehidupan dan kelembagaan masyarakat lokal, perbedaan yang ada lebih pada sarana yang dipakai. Jadi efektifitas sarana
  • 39. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 39 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit ini sangat ditentukan oleh konteks dan karakteristik masyarakat yang dihadapi.44 Perubahan sosial masyarakat menuju pembaharuan hidup Tujuan pembangunan adalah pembangunan masyarakat dan manusia Indonesia seutuhnya. Untuk mencapai hal ini maka pembangunan dilaksanakan secara bertahap. Karena pembangunan itu adalah suatu proses maka pembangunan dapat dilihat dan ditanggapi sebagai rangkaian pertumbuhan yang terus berjalan, oleh karenanya pembangunan itu menuntut waktu yang panjang.45 Tujuan lain yang ingin dicapai dalam pembangunan adalah adanya perubahan kepada keadaan yang lebih baik. Jika demikian tujuan dari pembangunan dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya, maka sebenarnya yang dimaksudkan adalah perubahan sosial yang sebesar-besarnya untuk membebaskan manusia dan masyarakat dari keadaan yang menurunkan kehormatan dan martabatnya.46 Kenyataan ini menuntut perubahan sikap dan kesediaan masyarakat untuk menerima perubahan. Ini berarti masyarakat harus ikut serta dalam proses perubahan itu. Untuk mencapai proses perubahan itu tentu dibutuhkan proses kesadaran, dan untuk 44 Penguatan Masyarakat dengan Program Community Development, oleh Mustakim Sirahtal. http://mustaqim-sirathal.blogspot.com/2008/02/penguatan-masyarakat-dengan-program-cd.html, di akses tanggal 9 Maret 2009 45 Musa Asy’arie dkk, Agama, Kebudayaan dan Pembangunan, Menyongsong era industri (Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga Press, 1988). 155. 46 Latuihamallo.P.D. Renungan suci tentang pembangunan. Pidato Dies Natalis STT Jakarta, 1975. 5
  • 40. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 40 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit mencapai proses kesadaran maka masyarakat perlu mendapatkan pendidikan untuk memperoleh pengetahuan akan manfaat pembangunan.47 Karena perubahan sosial masyarakat menuju pembaharuan hidup melalui proses yang panjang, maka pendidikan akan nilai-nilai kristiani kepada masyarakat harus dimulai sejak usia dini melalui pendidikan TK untuk mempersiapkan generasi bangsa yang berintelektual dan berkarakter sebagai wujud menciptakan manusia Indonesia yang seutuhnya di pedesaan. Wujud lain dari dampak pendidikan anak usia dini yang telah dibarui adalah sebagai duta Kristus di tengah keluarga dan masyarakatnya. Sehingga perubahan sosial masyarakat yang dicapai adalah perubahan hidup keluarga dan masyarakat di dalam Kristus. Dan perubahan perilaku ini akan membawa masyarakat juga kepada perubahan sosial ekonomi, budaya kepada kehidupan yang lebih baik sebab Allah terlibat dalam perubahan itu dan memberkati mereka senantiasa. Selain itu cepat lambatnya proses perubahan perilaku dan moral anak-anak sebagai generasi penerus bangsa adalah kualitas sekolah dan guru. Dimana guru dihargai sebagai alat kemajuan pembangunan yang dapat membawa keluar dari kemiskinan penghidupan masyarakatnya. Tetapi sangat disayangkan masih saja ada masyarakat yang belum menghargai sekolah itu sebagai alat untuk menyesuaikan kepada perubahan dan membangun masyarakatnya dari dalam masyarakat itu sendiri. 47 Soetrisno K.H dan Mary Johnston,Membina Masyarakat Membangun, 42.
  • 41. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 41 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit Pendidikan kepada masyarakat adalah dalam rangka membawa masyarakat pada perubahan hidup (sosial). Untuk mencapai perubahan sosial tentu dimulai dari dalam diri masyarakat yaitu masyarakat terlebih dahulu mengalami pembaharuan hidup di dalam Kristus, seperti yang dikatakan oleh Paulus (1 Kor 5:6-8; Kol 3:9) yang menekankan tiga hal mengenai pembaruan, pertama, bahwa orang yang telah didalam Kristus diciptakan mejadi manusia baru, kedua, sebagai manusia baru mereka harus tetap berusaha membaharui dirinya, karena ia berada di tengah-tengah masyarakat yang penuh dengan godaan, dan Ketiga, bahwa manusia baru itu senantiasa dibaharui hari demi hari (bnd. 2 Kor 4:16). Tentu proses pembaharuan dari hari ke hari membutuhkan pertolongan Tuhan karena tindakan pembaruan itu adalah karya Roh Kudus. Masyarakat akan mengalami perubahan apabila setiap keluarga kristen yang hidup di dalam komunitas masyarakat berinteraksi, terlibat dalam kegiatan masyarakat, bukan mengasingkan diri secara eksklusive. Adalah suatu kenyataan bahwa tidak seorangpun dapat menjadi Kristen dengan mengasingkan diri dan hanya berhubungan dengan Allah.. sebagaimana yang dilakukan oleh Yesus terhadap perempuan yang baik hati (Luk 10:29-37) bahwa arti ‘sesama’ dalam Injil adalah mereka yang biasa kita curigai, abaikan dan hindari. Keluarga tidak akan dapat sepenuhnya menyadari potensi mereka hanya oleh dan di dalam keluarga itu sendiri; ini hanya dapat terjadi dalam hubungan keluarga dengan masyarakat sebagai
  • 42. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 42 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit suatu keseluruhan.48 Menurut Leckey dalam Marjorie l. Thompson (2001) bahwa pelayanan menjangkau masyarakat sama pentingnya dengan identitas keluarga Kristen dalam doa dan ibadah. Karena itu setiap keluarga Kristen adalah pelopor pembangunan rohani di pedesaan melalui ibadah keluarga dan terus menjangkau keluarga-keluarga lain dalam bentuk persekutuan rumah tangga. Demikian pula yang dijelaskan oleh Latuihamallo (1975), bahwa persoalan yang sangat fundamental dari pembangunan adalah perubahan, dan ini dapat terjadi apabila gereja dan orang kristen dapat menggarami masyarakat sehingga perubahan yang baik dapat tercapai.”How to permeate society dengan keyakinan dan tindak Kristen”.49 Dan perubahan itu harus bermula padaq manusia itu sendiri. Peranan Pemerintah dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Dalam hal ini pemerintah menyadari akan pentingnya pendidikan dalam rangka membangun manusia Indonesia yang seutuhnya serta menyiapkan generasi bangsa yang bermoral dan mampu menghadapi tantangan kemajuan zaman, karena itu pemerintah melalui undang-undang memberikan perlindungan terhadap hak-hak setiap warga Negara dalam memperoleh pendidikan. Dasar-dasar hukum bagi anak-anak yang berhak memperoleh pendidikan adalah : 48 Marjorie l. Thompson,Keluarga sebagaipusat pembentukan. Sebuah visi tentang peranan keluarga dalam pembentukan rohani (Jakarta: PT. BPK. Gunug Mulia, 2001). 120 49 Latuihamallo.P.D, Renungan suci tentang pembangunan. Pidato Dies Natalis STT Jakarta, 1975. 20
  • 43. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 43 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit o Undang-undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat (1) :”Tiap-tiap Warga Negara berhak mendapat pengajaran”. o Undang-undang RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nsional (SISDIKNAS) Pasal 5 ayat (1) :”Setiap Warga Negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”. o Undang-undang RI No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Pasal 49 :”Negara, Pemerintah, Keluarga dan Orang tua wajib memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anak untuk memperoleh pendidikan”. Kendala yang dihadapi dalam peningkatan pendidikan Anak Usia Dini adalah :  Kurangnya kesadaran orang tua dan masyarakat terhadap pentingnya pendidikan TK  Kurangnya tenaga Guru PGTK karena kurang diminati dan masih sangat sedikit sekolah kejuruan PGTK yang didirikan oleh pemerintah dan swasta.  Banyak Guru PGTK yang gajinya masih belum mencukupi, kurang motivasi dan tidak terlatih.  Jutaan anak-anak membutuhkan bantuan keuangan untuk mendapatkan dana pendidikan. Dalam mengatasi berbagai masalah pendidikan tersebut, pemerintah berupaya membuat perundang-undangan dan mewajibkan
  • 44. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 44 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit setiap institusi-institusi pemerintah maupun lembaga atau swadaya masyarakat yang bergerak dibidang pendidikan untuk melaksanakan peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan oleh pemerintah seperti Amanat UUD 1945 dan Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Salah satu upaya pemerintah adalah dalam hal pendanaan berdasarkan UUD 1945 pasal 31 ayat (4) : Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendpatan belanja Negara serta dari anggaran pendapatan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan. Dalam hal peningkatan kualitas pelaksanaan pendidikan dan kurikulum, menugaskan kepada Direktorat Pembinaan TK dan SD melalui PERMEN RI Nomor 14 tahun 2005 : Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, bimbingan teknis, supervise dan evaluasi di bidang pembinaan TK dan SD.50 Kebijakan dan program pengembangan yang ingin dicapai oleh Departemen Pendidikan Nasional adalah :Peningkatan Akses dan Keadilan yang terdiri dari51 : 1. Meningkatkan APK TK 40% (2009) dan APM TK 30% (2010) 2. Pembangunan unit TK baru (Kabupaten/kota, kecamatan dan pedesaan). 50 Diktat: Kebijakan dan program Pengembangan TK Depdiknas, 17 51 Diktat: Kebijakan dan Program Pengembangan TJ Depdiknas, 18
  • 45. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 45 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit 3. Perintisan pengembangan TK dan SD satu atap 4. Penyediaan dan peningkatan sarana prasarana TK 5. Pengambenagan TK dan SD bertaraf internasional. 6. Penyediaan berbagai alternative layanan pendidikan TK Membangun Pendidikan Anak di pedesaan Pada tahun 2007, kondisi kesejahteraan masyarakat Indonesia secara umum masih sangat memprihatinkan. Meskipun jumlah penduduk miskin mengalami penurunan yang menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006 jumlah penduduk miskin 39,05 juta menurun untuk tahun 2007 menjadi 37,17 juta atau 16,58 persen dari total penduduk indonesia selama periode bulan Maret 2006 – 2007, tetapi tidak memberikan perubahan yang signifikan terhadap kemiskinan meski berbagai usaha telah dilakukan.52 Bukan saja masalah kemiskinan yang menunjukkan keprihatinan tetapi juga keadaan pembangunan pendidikan Indonesia perlu dicermati saat ini karena berdasarkan EFA Global Monitoring Report 2008, laporan tim EFA akhir 2007 menyatakan, posisi EFA Develompment index (EDI) Indonesia ada pada rangking 62 dari 129 negara yang disurvey. Prestasi ini menurun jika dibanding posisi 2002, rangking ke-58 dari 121 negara.53 52Oleh Mustakim Sirathal, Penguatan Masyarakat dengan program Community Development. http://mustaqim-sirathal.blogspot.com/2008/02/penguatan-masyarakat-dengan-program- cd.html, di akses tanggal 10 Maret 2009 53 Yang dimaksud EFA adalah laporan pencapaian ProgramEducation For All. Kaji ulangindikator pembangunan pendidikan. Tim koordinasi penanggulangan kemiskinan.
  • 46. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 46 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit Bila melihat data-data tersebut diatas, maka yang menjadi keprihatinan pemerintah adalah tingkat kemiskinan dan pendidikan yang semakin merosot yang tidak menunjukkan kearah kemajuan. Sebenarnya kondisi ini mencerminkan keadaan ekonomi sosial dan pendidikan masyarakat di pedesaan bukan di perkotaan karena 70% masyarakat Indonesia tinggal di pedesaan sehingga angka-angka tersebut menunjukkan permasalahan-permasalahan di pedesaan. Yang menjadi masalah adalah jumlah kemiskinan yang begitu besar dan tingkat kesenjangan yang amat tajam serta ketidakadilan yang bersumber dari berbagai kebijakan pemerintah masa lalu, seperti kebijakan pembangunan industri, perumahan, transportasi, kesehatan dan pendidikan yang selalu menguntungkan masyarakat kaya. Pemiskinan tidak hanya terjadi dalam kehidupan ekonomi saja tetapi juga terjadi pada aspek budaya. Pemiskinan budaya dimulai dari biaya pendidikan yang semakin mahal sehingga hanya golongan orang-orang kaya saja yang bisa menikmati pendidikan yang berkualitas. Akhirnya masyarakat yang tidak mampu menikmati pendidikan dan bahkan semakin terpuruk kondisinya.54 http://tkpkri.org/berita/berita/kaji-ulang-indikator-pembangunan-pendidikan- 20080425431.html. di edit 22 Pebruari 2009) 54 54Oleh Mustakim Sirathal, Penguatan Masyarakat dengan program Community Development. http://mustaqim-sirathal.blogspot.com/2008/02/penguatan-masyarakat-dengan-program- cd.html, di akses tanggal 10 Maret 2009
  • 47. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 47 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit Jika demikian bagaimanakah seharusnya pemenuhan pendidikan khususnya pendidikan anak di pedesaan dapat ditingkatkan ? adalah tugas dan tanggungjawab gereja, lembaga-lembaga kristiani untuk berpartisipasi dalam pembangunan pendidikan di pedesaan. Sejauhmana gereja berperan dalam pembangunan di pedesaan. Bila melihat ulasan dari hasil penelitian yang dipublikasikan oleh Stevri I Lumintang (2006) tentang sejauhmana peran gereja Injili terhadap kesejahteraan sosial masyarakat mengatakan hanya ada 47,36% yang mengadopsi dan menyekolahkan anak-anak dari keluarga miskin, baik yang beragama Kristen, maupun bukan Kristen. Sedangkan yang 52, 63% hanya mengadopsi dan menyekolahkan anak-anak dari keluarga yang miskin saja. Ada 54.54% responden yang mengadopsi daerah-daerah yang miskin sebagai proyek misi mereka yang bersifat holistik. Didaerah-daerah tersebut, para responden bersama lembaga yang dipimpin, terlibat dalam upaya mensejahterakan penduduk di daerah-daerah tersebut.55 Untuk itu pemerintah, gereja dan lembaga kristiani, keluarga dan masyarakat setempat perlu menyadari bahwa untuk membangun perekonomian dan pendidikan bangsa adalah dimulai dari desa, bukan yang selama ini sentralisasi pendidikan selalu berpusat di perkotaan. Demikian juga untuk mempersiapkan generasi yang cerdas dan berkarakter agar tidak tertinggal dengan Negara-negara lain tentu dimulai dan tidak mengabaikan pembangunan pendidikan anak usia dini. 55 Stevri I. Lumintang, Misiologi Kontemporer, 330
  • 48. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 48 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit Membangun pendidikan anak di pedesaan dapat dilakukan secara formal yaitu melalui pendidikan Taman Kanak-kanak dan pendidikan informal melalui kehidupan keluarga. Pendidikan yang sesungguhnya adalah pendidikan berbasis keluarga, dimana anak memulai belajar dari orang tua dan keluarganya. Bagaimana keadaan keluarga juga akan memberikan pengaruh perkembangan anak. keluarga yang berstatus sosial ekonomi yang baik akan mampu menyediakan lingkungan yang baik untuk perkembangan anak-anak dirumah karena adanya dukungan sarana dan fasilitas penunjang lebih memudahkan anak-anak belajar, juga kemampuan penyediaan makanan bergizi sedikit terpenuhi dibanding yang berekenomi rendah. Demikian juga dengan status pendidikan dari orang tua dan anggota keluarga akan memberikan pengaruh terhadap perkembangan bahasa dan intelektual anak, dimana dalam berkomunikasi dengan anak sedikit mampu memberi jawaban terhadap rasa ingin tahu anak pada hampir semua bidang. Karena itu gambaran keadaan pendidikan anak di desa dan di kota dapat di ukur dari keadaan keluarga dipedesaan dengan diperkotaan bagaimana keadaan status sosial ekonomi dan pendidikan keluarga.56 Selain itu pendidikan anak di pedesaan semakin diperlengkapi pendidikannya melalui peran Taman Kanak-kanak masuk desa. Kita perlu menyadari bahwa seorang anak belum dapat hidup mandiri dan belum mampu mengambil keputusan sendiri, apalagi dengan keadaan ekonomi sosial dan pendidikan keluarganya sangat rendah akan 56 Tim Dosen, Diktat Perkembangan peserta didik, 73
  • 49. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 49 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit membuat sang anak tidak ada pegangan atau panutan sehingga anak sangat bergantung kepada orang lain dan lingkungannya seperti rumah, sekolah, gereja, kerabat dan kebijakan pemerintah. Kehidupan dirumah akan mempengaruhi anak. Jika hubungan orang tua kurang harmonis maka akan mempengaruhi kejiwaan anak, jika gereja tidak punya program pembinaan anak yang baik maka akan mempengaruhi perumbuhan rohani anak. kalau sekolah guru-gurunya tidak mempersiapkan pengajaran dengan baik dan memberikan teladan maka akan mempengaruhi anak. kerabat dan kebijakan pemerintah juga mempengaruhi anak. anak tidak bisa tumbuh dengan sendirinya, ada konteks lingkungan yang mempengaruhi dia. Selain dipengaruhi maka anak bisa mempengaruhi orang-orang di sekitarnya misalnya orang tuanya walaupun pengaruh anak kepada lingkungannya kadang–kadang bisa kecil dan besar.57 PERANAN TAMAN KANAK-KANAK MASUK DESA TERHADAP ORANG TUA, KELUARGA DAN MASYARAKAT Dampak Pendidikan anak terhadap Orang tua, Keluarga dan Masyarakat. Orang dewasa seringkali meremehkan atau mengabaikan peranan anak-anak dalam hidup kesehariannya., tetapi Allah dapat memakai anak- anak dalam rencana agungNya. Anak-anak yang telah mengalami perubahan hidup dalam Kristus dapat berperan “sentral” dalam sejarah keselamatan 57 Hans Geni Arthanto,Modul Pembinaan Keluarga, 44)
  • 50. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 50 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit Allah. Anak-anak dapat dipersiapkan dan dipakai Allah untuk menggenapi rencanaNya. Berbagai contoh tentang sentralitas anak dalam penggenapan rencana keselamatan Allah dapat dilihat dalam : (1) Perjanjian kepada Abraham (Kej 12:1-7; 15:1-6;17:1-9). Allah berbicara tentang “keturunan” yang akan menjadi berkat bagi semua kaum di muka bumi. (2) Musa “diambil” oleh Allah dari sungai Nil sewaktu masih bayi. (3) Samuel “diserahkan” kepada Allah bahkan sejak sebelum dikandung (1 Sam 1:11). (4) Daud “dipilih” untuk menjadi raja Israel sewaktu ia masih muda (I Sam 16:11). Yohanes Pembaptis “ditentukan” sebagai perintis jalan bagi Kristus sejak sebelum kelahirannya (Luk 1:13-22). Penggenapan berbagai janji tentang “keturunan” perempuan itu terjadi dalam kelahiran Tuhan Yesus (Mat 1:21; Luk 1:28-35).58 Demikian juga fakta-fakta lain seperti Polykarpus (murid Yohanes) yang mati martir pada umur 90 tahun, menerima Yesus pada umur 9 tahun; Abraham Lincoln Presiden AS pemberantas perbudakan, mengenal Yesus secara pribadi pada umur 5 tahun; Mathew Henry, penulis tafsiran Alkitab menerima Yesus pada umur 10 tahun; Ignatius Loyola, menerima Yesus pada umur 7 tahun.59 Jadi peran sentral ini sebenarnya berlaku bagi setiap anak, dan orang tua, keluarga, masyarakat dan guru berperan serta dalam penggenapan rencana Allah yang indah dalam diri anak. Untuk mencapai itu keberhasilan keluarga, masyarakat dan sekolah dalam mendidikan anak turut serta 58 Tri Budiarjo, Anak sebagaiPeople Group dalam Misi. Misi Holistik, 101. 59 Iswara Rintis, Keluarga di dalam Tuhan.Buku Murid-Pemuda (Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 2005). 32.
  • 51. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 51 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit mempersiapkan rencana agung Allah dalam diri anak tersebut di kemudian hari. Jadi pendidikan anak sejak usia dini dan pendidikan dalam keluarga dapat memberikan dampak yang besar setelah dewasa baik kepada keluarga, masyarakat dan bahkan dunia. Bila anak-anak dimenangkan bagi Kristus melalui pendidikan Taman Kanak-kanak, dia dapat bersaksi dalam perkataan dan perbuatan kepada keluarga dan masyarakat, walau mungkin dampaknya tidak terlalu besar tetapi perubahan tingkah laku yang baik akan membuat orang tua dan masyarakat senang dan mengasihinya. Dalam kesehariannya dia dapat berdoa sederhana tapi sungguh-sungguh, dalam imannya yang sederhana karya Allah juga dapat dinyatakan dengan tanda mukjizat dan tanda heran sehingga dapat membawa keluarganya pada pertobatan. Dia dapat menceritakan ulang tentang apa yang telah didapatkan di dalam pelajaran TK tentang berbagai keterampilan dan nilai-nilai moral yang diajarkan. Biasanya ekspresi anak-anak yang tulus dan cinta kepada Kristus dalam kesehariannya adalah bernyanyi (memuji Tuhan) secara spontan baik dijalan, dirumah maupun sekolah. Hal inipun menjadi kesaksian yang indah bagi semua orang yang mendengarnya. Firman Tuhan memberi kesaksian, bahwa dalam mulut bayi dan anak-anak Allah telah menaruh puji-pujian, untuk membungkamkan musuh (Mzm 8:3). Firman ini digenapkan dalam Bait Allah, pada waktu anak berseru :”Hossana bagi Anak Daud” (Mat 21:15). Orang Farisi menjadi jengkel, tetapi Tuhan Yesus berkata kepada mereka :”Belum pernahkah kamu
  • 52. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 52 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit baca : Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusui Engkau telah menyediakan puji-pujian (Mat 21:16). Tuhan Yesus sendiri kemudian mengutip Mzm 8:3 untuk membungkam mulut para imam dan ahli Taurat.60 Yesus sendiri sangat menghargai anak-anak dan mengecam orang-orang yang menganggap remeh anak-anak (Mat 18:1-6). Kenyataan adalah kadang- kadang orang dewasa tanpa sadar menghalangi dan enggan untuk mendidik dan membimbing anak bertemu dengan Tuhan Yesus dengan berbagai alasan seperti : o saya tidak mempunyai waktu untuk persiapan o saya tidak mempunyai bakat untuk mengajar anak o anak terlalu kecil untuk mengerti pelajaran o anak terlalu nakal untuk diatasi o anak belum dapat percaya o dan masih banyak alas an yang lain61 Peranan Guru terhadap Orang tua,Keluarga danMmasyarakat Ada pandangan bahwa pendidikan Taman Kanak-kanak tidak terlalu penting untuk dilaksanakan karena membuang waktu dan biaya dan tidak akan memberikan pengaruh dasar kepada anak-anak, pendidikan lebih penting pada usia yang telah dewasa saja. Pandangan ini adalah salah, sebab 60 Ruth Laufer dan Anni Dyck, Pedoman Pelayanan Anak, 76. 61 Ibid, 18
  • 53. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 53 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit seorang Guru Taman Kanak-kanak akan meletakkan pondasi yang kokoh bagi anak untuk tempat dia berpijak di kala dewasa. Seumpama sebuah rumah yang indah, bagus dan mewah tidak berarti apa-apa saat badai, angin datang menerpanya akan hebat kehancurannya (Mat 7 : 24-27 ), dijelaskan lagi bahwa pondasi adalah kebijaksanaan, dengan pendidikan anak sejak usia dini adalah menanamkan kebijaksanaan dalam diri anak sehingga anak disaat krisis sanggup mengambil pertimbangan-pertimbangan sesuai dengan nilai- nilai kristiani yang telah ditanamkan. Memang orang dewasa tidak banyak dipengaruhi oleh anak-anak. Tetapi adalah anak yang berani yang menceritakan kepada ibunya bahwa cara-cara memelihara rumah adalah salah, dan anak yang pandai yang akan membuat ibunya yakin. Mereka menjadi besar dimasyarakat, dan sebelum dewasa mereka digembleng oleh pengaruh lingkungan keluarga dan masyarakatnya, dan selama mereka bersekolah mereka tetap berada dalam pengaruh tersebut. Dalam keadaan inilah guru mencoba mempengaruhi tingkah laku masyarakat melalui anak-anak yang telah mendapatkan pendidikan nilai-nilai sosial dan karakter.62 Ada rumah tangga yang menunjang perkembangan anak, ada juga situasi yang menghalangi perkembangan anak, khususnya jika orang tua berselisih atau bertengkar. Ada anak yang dimanja, yang lain kurang mendapat perhatian. Ada anak yang dididik dengan tertib, ada yang serba 62 Surjadi. A, Pembangunan Masyarakat Desa (Bandung: Penerbit alumni, 1979).. 148.
  • 54. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 54 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit boleh. Kunjungan guru terhadap anak dan keluarganya dirumah akan menolong guru untuk mengerti keadaan anak sewaktu dikelas, karena ada kaitan dengan cara hidup mereka di rumah.63 Peranan guru TK sebagai tokoh pendidik sering dihormati dan dihargai oleh orang tua murid dan masyarakat, sehingga para orang tua dan masyarakat cukup mudah dan terbuka untuk menerima saran-saran atau nasehat-nasehat yang disampaikan oleh gurunya, sebab seorang guru juga sering dikatakan sebagai “sahabat keluarga” atau pengganti orang tua disaat orang tua tidak berada ditempat 64 Guru yang menjadi panutan masyarakat sebetulnya memikul tanggungjawab dan tugas yang sangat berat. Disekolah dia tidak bisa lama lagi memberi pelajaran sebagaimana mestinya, ia harus menyelediki lingkungan hidupnya, mengolahnya sebagai problem bersama murid- muridnya, dan kurikulumnya harus berdasarkan atas fakta yang mereka temukan.65 Terlihat bahwa guru yang yang memiliki banyak keahlian (kualitas) dimasyarakat dan mampu menemukan kebutuhan yang dirasakan masyarakat, dengan demikian ia menolong orang-orang untuk merasakan bahwa sekolah itu adalah juga untuk melayani mereka demi untuk mencapai tujuan mereka bahwa sekolah itu adalah sekolah mereka (milik masyarakat) 63 Ruth Laufer dan Anni Dyck, Pedoman Pelayanan Anak, 17. 64 Pandangan yang diberikan oleh Bp. Riamos Tarigan (Kepala Desa Rumah Sumbul) melalui wawancara, tentnag sejauhmana peranan Guru Taman Kanak-kanak yang ada di desa tersebut terhadap masyarakatnya. Wawancara pada tanggal 26 Maret 2009. 65 Surjadi. A, Pembangunan Masyarakat Desa, 150.
  • 55. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 55 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit dan bukannya lagi sekolah milik suatu badan diluar masyarakat.66 Karena itu seorang guru Taman Kanak-kanak bukan saja sebagai pendidik, tetapi juga sebagai Petugas Pembangunan (Pendamping Masyarakat), karena melalui lembaga pendidikan Taman Kanak-kanak dapat membangun proses kesadaran masayarakat. Melalui Taman Kanak-kanak Masuk Desa (TKMD), dapat menjadi Pusat Layanan Masyarakat seperti67 : o Pusat Layanan Anak (PLA) : bimbingan belajar, pembinaan mental spiritual (motivasi, konseling anak), bermain, pemberian makanan tambahan dan vitamin, pemeriksaan kesehatan (imunisasi dan gigi), akte kelahiran. o Pusat Layanan Ibu dan anak : penyuluhan pada ibu-ibu tentang pengasuhan anak, mendidik anak, menu sehat sederhana, penyelenggaraan Posyandu, kerjasama dengan Puskesmas, Keluarga Berencana. o Pusat Layanan Masyarakat : penyadaran tentang hak anak, pentingnya pendidikan anak, pengelolaan lingkungan yangbersih, sehat dan aman bagi anak (gotong royong, perbaikan dan pengadaan sarana desa) 66 Ibid, 160 67 Pedoman belajar mengajar Taman Kanak-kanak dan Pembangunan Masyarakat (Jakarta: PESAT Ministry, 2006).18, 19.
  • 56. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 56 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit Kualitas dan profesional guru Taman Kanak-kanak adalah menjadi salah satu faktor penunjang dalam peningkatan mutu pendidikan sekolah. Pihak yayasan sebagai pengelola Taman Kanak-kanak Masuk Desa sadar akan pentingnya meningkatkan kompetensi guru sehingga dapat mencapai visi yang diharapkan yaitu membangun manusia Indonesia yang seutuhnya di pedesaan. Untuk itu setiap guru TKMD perlu mendapatkan pendidikan khusus yang seimbang baik pengetahuan (akademika), vocasional (keterampilan) dan karakter kristiani (kerohanian) di STT Terpadu PESAT Sumbagut pada jurusan D.2.PGTK dan Pembangunan Masyarakat. Sehingga setiap guru TKMD telah siap melaksanakan pembangunan masyarakat secara holistic melalui jalur pendidikan Taman Kanak-kanak. Salah satu keberhasilan penerimaan masyarakat terhadap kehadiran Sekolah TKMD adalah timbulnya kepercayaan masyarakat, sebab kebiasaan masyarakat pedesaan yang selalu tertutup dan mudah curiga terhadap program dari luar masyarakat (memiliki orientasi Seeing is believed), karena itu integritas para pendidik dalam hal ini para guru dan pengurus TK sangat diperlukan. Integritas yang dimaknai adalah sebagai sikap atau perilaku seseorang untuk mengatakan apa yang dilakukan, dengan kata lain satu kata antara ucapan dan perbuatan atau apa yang kita perkatakan sama persis dengan apa yang kita perbuat bagi masyarakat. Indikator seseorang yang memiliki integritas adalah jujur, transparansi, konsisten, persisten dan
  • 57. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 57 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit tentunya egaliter. Siapapun mereka, jika memiliki sikap integritas akan menjadi orang yang dapat dipercaya dan dicintai oleh siapapun yang ada dilingkungannya.68 Itu sebabnya seorang guru TK yang telah memperoleh pendidikan khusus dalam bidang pendidikan TK dituntut kerelaan dan integritas karena dalam pelayanan di pedesaan seoraqng guru TK bukan saja melayani anak-anak didik, tetapi juga melayani keluarga dan masyarakat sekitarnya, dan yang terpenting dari semua itu adalah melalui pendidikan, masyarakat mengalami perubahan hidup dalam semua aspek termasuk pembaruan hidup kerohaniannya. Peranan Keluarga dalam Pendidikan anak Ada pepatah yang mengatakan : “Lebih mudah membentuk dahan pohon yang masih muda, sebaliknya terlalu sulit membentuk dahan yang sudah tua. Jika kita memaksa, akan patah dan kadang-kadang kita akan kena tusukan dari patahannya itu.”. Allah juga menghendaki pendidikan bagi setiap orang harus dilaksanakan sedini mungkin. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa keluarga adalah tempat yang sangat strategis bagi terjadinya proses pendidikan anak,69 karena keluarga merupakan kesatuan masyarakat terkecil yang berperan atau berfungsi sebagai tempat pertama kali sang anak mengenal apa itu pendidikan, agama, sosial, budaya, lingkungan, politik dan 68 Agus Listyono adalah Direktur dari Akademik Yayasan Tugasku Pulomas Jakarta Timur, yang memberikan suatu ulasan tentang integritas seorang guru yang saat ini telah mengalami degradasi. Judul tulisan beliau adalah : “Integritas modal dasar guru.” dalam Tabloid Pendidikan. Panduan Pendidikan yang mencerdaskan, Edisi 11/II/Pebruari 2009. 14 69 Iswara Rintis, Keluarga di dalam Tuhan,32.
  • 58. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 58 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit berbagai aspek kehidupan lainnya. Baik buruknya kepribadian anak sangat tergantung pula pada kualitas keluarga yang bersangkutan.70 Tetapi dalam pelaksanaannya ada juga keluarga yang mengalami kegagalan sebab mengajar hanya dengan “perkataan” bukan “perbuatan”, seperti yang dikatakan oleh Gary T. Hipp (2003) bahwa Anak bukan saja diajarkan melalui bimbingan, teguran dan disiplin, tetapi anak juga butuh keteladanan yang patut untuk ditiru, sebab anak dalam keluarga belum tahu membedakan mana yang benar dan mana yang tidak boleh. Dan ini adalah tugas dan tanggungjawab orang tua dan anggota keluarga sebagai orang yang paling dekat dan dipercaya. Perkataan “Lakukanlah seperti yang saya katakana, bukan seperti yang saya lakukan” menggambarkan sebuah masalah yang umum dalam kehidupan keluarga.71 Anak adalah harapan bangsa karena anak yang diperbaharui oleh Tuhan Yesus kemudian hari dapat berarti untuk masyarakat. Diantara mereka ada yang akan berpengaruh dalam masyarakat bahkan ada yang akan menjadi pemimpin-pemimpin dalam Negara. Dalam Alkitab kita dapat melihat cerita tentang akibat pendidikan keluarga terhadap seorang anak seperti : Ester, melalui Ester bangsa Yahudi diselamatkan. Ester sejak kecil diasuh oleh bibi dan pamannya, yaitu Mordekhai, seorang yahudi. Mereka mendidik 70 Sitorus. M, Berkenalan dengan Sosiologi. Kurikulum 1990 untuk Kelas II SMU (Bandar Lampung: Penerbit Erlangga, 1996). 89. 71 Gary T. Hipp, Pengembangan Masyarakat dan Pemuridan, 70.
  • 59. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 59 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit Ester mengenal hukum-hukum Tuhan dan juga mengajar dia untuk takut akan Tuhan serta mengasihiNya. Sesudah Ester dewasa, ia menjadi permaisuri raja Ahasyweros. Melalui Ester, krisis besar yang dialami oleh bangsa Yahudi dipadamkan. Tuhan menyelamatkan bangsa Israel melaluinya. Daniel, Daniel dibesarkan dalam keluarga yahudi yang terhitung di antara bangsawan. Ia diajar untuk hidup menurut ketentuan dan hukum Tuhan. Waktu ia dibawa ke Babilon sebagai tahanan, ia tetap hidup sesuai pengajaran yang dia terima sebagai anak. melalui Daniel yang diberi kedudukan tinggi dalam kerajaan Banilon beberapa raja dan bangsa kafir mengenal dan mengakui Allah. Daniel menjadi berkat untuk banyak orang. Yusuf, Yusuf adalah anak Yakub, salah satu dari tiga Patriak bangsa Israel. Hubungannya dengan ayahnya sangat erat, sehingga ia belajar takut akan Tuhan selama ia masih kecil. Melalui Yusuf yang diangkat tinggi oleh Firaun bangsa Mesir yang tidak mengenal Allah diselamatkan dari bencana kelaparan. Seorang anak yang lahir baru, dikemudian hari dapat menjadi garam bagi masyarakat dan Negara, bahkan terang untuk generasi yang akan datang, sifat jujur, setia dan bertanggungjawab akan membawa berkat bagi masyarakat.72 Karena itu keluarga perlu membangun suatu komunitas keluarga yang harmonis, sehingga anak merasa tentram dan aman untuk 72 Ruth Laufer dan Anni Dyck, Pedoman Pelayanan Anak, 9.
  • 60. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 60 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit bertumbuh secara fisik, mental dan rohani. Melengkapi itu keluarga perlu membangun mezbah keluarga untuk menyatukan hati dan orang tua harus menjadi teladan bagi anak dalam kesehariannya. Peranan Masyarakat terhadap Pendidikan anak Peranan dan tanggung jawab pendidikan oleh masyarakat termaktub dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 tahun 2003 yang menyebutkan definisi, peranan dan tanggung jawab masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan. Pasal 1 ayat (7) menyebutkan, “Masyarakat adalah kelompok warga negara Indonesia non- pemerintah yang mempunyai perhatian dan peranan dalam bidang pendidikan.” Lalu mengenai peranan dan tanggung jawab masyarakat tertuang dalam Pasal 8 ayat (1) dan (2) yaitu, “Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan. Masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan.”73 Lingkungan kedua yang akan dikenal oleh anak, sebelum mereka masuk ke sekolah adalah lingkungan masyarakat. Kepada masyarakat pula anak akan dikembalikan untuk mengaplikasikan yang sudah dipelajari dan menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat. Apabila kehidupan moral masyarakat lingkungan anak tinggal itu tidak mencerminkan teladan yang baik, maka anak akan timbul rasa takut kepada anak untuk berinteraksi 73 Unsocial-learning. Blogspot.com. diakses tanggal 12 Pebruari 2009.
  • 61. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 61 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit dengan masyarakat sehingga akan mengganggu pembentukan nilai-nilai sosialnya dan anak cenderung kehilangan kepercayaan kepada orang lain selain orang tua dan gurunya. Karena itu pentingnya kepada masyarakat ditanamkan kesadarannya untuk menjaga suasana dan ketenangan hidup masyarakat desa dalam suasana kekeluargaan dan saling menghormati. Dalam hal pembangunan pendidikan, masyarakat perlu berpartisipasi dalam mendukung program-program pendidikan Taman Kanak-kanak serta ikut membangun dan memelihara sarana dan fasilitas pendidikan yang ada melalui swadaya dan gotong royong. Masyarakat perlu menyadari bahwa partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan dalam pembangunan pendidikan. Untuk itu pemahaman bahwa sekolah Taman Kanak-kanak adalah juga milik masyarakat, sehingga setiap masyarakat ikut merasa memiliki dan bertanggungjawab dalam membangun pendidikan seperti ikut erlibat dalam kegiatan gotong royong sekolah, mengikuti kegiatan penyuluhan-penyuluhan yang diselenggarakan oleh sekolah, ikut serta dalam acara-acara keagamaan dan seremonial lainnya. TINJAUAN ALKITAB TENTANG PELAYANAN ANAK. Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepadaMu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kau buat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagiMu, ketika aku dijadikan
  • 62. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 62 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit di tempat yang tersembunyi, dan aku di rekam di bagian-bagian bumi yang paling bawah, mataMu melihat selagi aku bakal anak, dan di dalam kitabMu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya (Mzm 139:13-16). Dari ayat diatas jelas Allah menginginkan bahwa lima tahun pertama adalah masa menanam iman seorang anak. Anak dipersilahkan untuk mengenal Allah dan tentu saja menerima Yesus sebagai juruselamat pribadinya. Disinilah, kesempatan orang tua untuk mendidik, menjaga, mengasah kreatifitas anak untuk berjalan dalam tatanan Allah. Dengan demikian, anak merupakan proses persiapan mengenal rambu-rambu Allah yang mana harus ditaati dan yang mana harus ditakuti.74 Amsal 22 :6, “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu”. Pertama, mendidik berarti dilatih, berasal dari akar kata bahasa Ibrani yang bicara mengenai akar gusi. Pada jaman dahulu untuk menimbulkan rasa haus pada bayi, bidan–bidan di Israel mengambil cairan kurma lalu dioleskan dan dipijit di gusi bayi sehingga menimbulkan rasa haus yang menyebabkan bayi mau minum susu. Jadi sebenarnya pendidikan harus menimbulkan rasa haus pada anak sehingga anak ingin belajar. Pendidik harus mempunyai kreatifitas sedemikian rupa sehingga menumbuhkan kehausan untuk belajar. Kedua, pendidikan bicara tentang tali kekang. untuk 74 Harianto GP, Mission for City, Strategi Transformasi Injil (Bandung: Penerbit Agiamedia, 2006). 176, 177.
  • 63. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 63 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit mengarahkan anak supaya anak tidak pergi ke arah semaunya tetapi jika ada kendali maka anak bisa diarahkan supaya tidak melangkah ke arah yang salah. Menurut jalan yang patut baginya artinya jalan yang patut menurut pandangan Tuhan. Anak perlu diajar mana hal–hal yang benar dan yang salah. Patut baginya juga berarti cocok bagi sang anak. Karena anak adalah pribadi yang unik, anak yang satu berbeda dengan anak yang lain. Orang tua harus memahami perbedaan–perbedaan yang dimiliki oleh anak dan jangan membanding–bandingkan anak yang satu dengan lainnya. Pada masa tuanya berarti bahwa waktu mendidik anak yang dilihat adalah waktu ke depan. Orang tua akan mempersiapkan segala sesuatunya untuk pendidikan bagi anak. Misi selalu bersifat progresif dan tidak statis. Sama seperti situasi orang tua mempersiapkan anak maka misi gereja harus melihat ke depan.75 75 Hans Geni Arthanto. http://www.pesat.org/opini_tiga.html
  • 64. TEOLOGIA PEMBANGUNAN – Ir. Daniel Saroengoe, M.Th 64 STAK Terpadu PESAT– Sentra Sibolangit Pengembangan Masyarakat Tentu dalam Pembangunan ada aspek-aspek pengembangan masyarakatnya sebagai subyek dan obyek dari pembangunan itu sendiri. Pengertian Pengembangan Masyarakat Development community diartikan, ―promosi kehidupan lebih baik pada masyarakat setempat, dengan partisipasi aktif, inisiatif maupun kerja sama seluruh warga masyarakat (pembangunan komuniti; pembangunan masyarakat setempat).16 Zubaegi menjelaskan, ―Secara substansial pengembangan masyarakat adalah sebuah proses restrukturisasi masyarakat dengan cara menawarkan pola-pola swadaya partisipatif dalam mengelola dan mengorganisasikan kehidupan sosial-ekonomi sehingga akan lebih memungkinkan memenuhi kebutuhannya sendiri dibandingkan waktu-waktu sebelumnya.17 Lebih lanjut ia menulis, ―pengembangan Masyarakat adalah upaya mengembangkan sebuah kondisi masyarakat secara berkelanjutan dan aktif berdasarkan prinsip keadilan sosial dan saling menghargai.‖18 Pengembangan masyarakat adalah komitmen dalam memberdayakan masyarakat lapis bawah sehingga mereka memiliki berbagai pilihan nyata menyangkut masa depannya.19 ―Pengembangan masyarakat dapat didefinisikan sebagai metode yang memungkinkan individu-individu dapat meningkatkan kualitas hidupnya serta memperbesar pengaruhnya terhadap prosesproses yang memengaruhi kehidupannya.‖20 Pengembangan Masyarakat adalah proses bertumbuhnya kemampuan suatu masyarakat untuk menyelesaikan sendiri segala persoalan mereka dan untuk memegang kendali atas hidup mereka. Ini menghasilkan pertumbuhan pribadi secara utuh (jasmani, jiwani, rohani, dan sosial) dan perbaikan dalam berbagai bidang kehidupan mereka, baik secara pribadi maupun secara bersama-sama.21 Pengembangan masyarakat dalam pengertian yang sama dengan perkembangan atau pembangunan masyarakat, Soetomo memberikan 4 konsep dasar yakni: