2. Point Discussion
Perkembangan Otak
dan Kaitanya Saat
Memulai Pembelajaran
Gangguan Pada
Otak
Program Belajar Berbasis
Kemampuan Otak :
Penafsiran yang Salah
Prinsip dan kerangka
belajar dalam konsep
neurosains kognitif
Implementasi
Cognitive
Neuroscience dalam
Pembelajaran
Struktur dan
Fungsi Otak
Hubungan Kognitif
Neurosains dan
Psikologi Kognitif
Pengertian
Neurosains
Sistem Saraf
Neurosains
Kognitif
1
10
3
2
4
5
7
6
8
9
3. Pengertian Neurosains
kognitif
Neurosains atau biasa disebut ilmu syaraf
ialah ilmu yang mempelajari mengenai
sistem syaraf atau neuron, yakni mencakup
struktur, fungsi, perkembangan, dan
patologi atau permasalahan-permasalahan
yang berhubungan.
Neurosains kognitif adalah sebuah bidang
akademis yang mempelajari secara ilmiah
subtrat biologis dibalik kognisi, dengan
fokus khusus pada substrat syaraf proses
mental.
5. Hubungan Neurosains dan Psikologi Kognitif
Neurosins dan psikologi kogntif saling
berhubungan sebab sama-sama bekerja
dalam satu sistem, yakni syaraf dan mental.
Keduanya sama-sama berkaitan satu sama
lain dan saling melengkapi.
Mengetahui Pemrosesan Informasi
Menyelesaikan Patologi
Memperkirakan Respon Psikologi
Mengetahui Pola Pikir
Kemampuan Berbahasa
Menggambarkan Secara Detail
Mengetahui Cara Kerja
6. STRUKTUR DAN FUNGSI OTAK
otak besar (cerebrum)
Otak kecil (cerebellum)
Batang otak
9. Neuron
dendrit
tubuh sel
Akson
Terminal prasinaptik
Bagian penting lainnya dari sistem saraf adalah
Peripheral Nervous System,yang terbagi menjadi dua
bagian, yaitu:
a) Somatik Nervous System: mengendalikan
tindakanotot rangka.
b) Sistem saraf otonom: mengatur proses otomatis
seperti detak jantung, bernapas,dan tekanan darah.
Ada dua bagian dari sistem saraf otonom:
o Sistem saraf simpatis:
mengontrol fight or flight "reflex .Refleks ini
mempersiapkan tubuh untuk merespon bahaya
dalam lingkungan.
o Sistem saraf parasimpatis: sistem ini berfungsi
untuk membawa tubuh Andakembali ke keadaan
normal setelah melawan atau penerbangan
refleks.
10. GANGGUAN PADA OTAK
Disleksia
Penyebab disleksia itu bisa dikelompokkan menjadi tiga kategori factor utama, yaitu faktor pendidikan,
psikologis, dan biologis, namun penyebab utamanya adalah otak
gejala disleksia ini antara lain:
• Ragu-ragu dan lambat dalam berbicara
• Kesulitan memilih kata yang tepat untuk menyampaikan maksud yang diucapkannya
Bermasalah dalam menentukan arah (atas – bawah) dan waktu (sebelum – sesudah,
sekarang-kemarin)
• Kesalahan mengeja yang dilakukan terus-menerus, seperti misalnya kata ”gajah” ducapkan
menjadi ”gagah”. kata ”ibu” ducapkan menjadi ”ubi”, kata ”pipa” menjadi ”papi”
• Membaca kata demi kata secara lamban dan intonasi naik turun
• Membalikkan huruf, kata, dan angka yang mirip, misalnya b dengan p, u dengan n, kata kuda
dengan daku, palu dengan lupa, 2 – 5, 6 – 9 6) Kesulitan dalam menulis, misalnya menuliskan
namanya sendiri “Rosa” menjadi Ro5a, menuliskan kata “Adik” menjadi 4dik (huruf S dianggap
sama dengan angka 5, huruf A dianggap sama dengan angka 4).
11. 40%
60%
Wernick Afasia
Disebabkan oleh kerusakan
area otka Wernick. Ditandai
penurunan pemahaman kata”
dan kalimat yg diucapkan
Afasia Global
Kombinasi pemahaman
dan produksi biacara yg
terganggu
Gangguan fungsi bahasa yg disebabkan oleh kerusakan otak
AFASIA
Broca ‘Afasia
Disebabkan kerusakan pada area
otak Braca. Ditandai dg produksi
pidato agramatikal, pd saat yg sama
pemahaman kemampuan verbal
dipertahankan
Afasia Anomik
Kesulitan dalam
penamaan objek atau
mengambil kata”
12. AUTISME
Gangguan perkembangan yg ditandai dg kelainan perilaku,
sosial, bahasa, dan kognisi
Anak” dg autism memiliki kelainan di banyak
area otak; lobus frental dan parietal, serebelum,
batang otak, corpus callosum, ganglia basal,
amigdala, hippocampus
Pene]derita autis sering mengulangi
gerakan yg sama tanpa tujuan dr
gerakan tsb
Teori Autisme; (1)autism dpt dipahami dlm hal perbedaan jenis kelamin dalam
kabel otak manusia, yg mana otak laki” lebih kuat memahami & membangun
sistem konkrit. Sedangkan wanita lebih kuat dalam berempati dan
berkomunikasi
(2) Disfungsi eksekutif, kemampuan mengontrol dan mengatur perilaku
13. •Perkembangan Otak Anak
Usia Dini
Usia Remaja
Proses pembelajaran dibutuhkan di dalam mengembangkan otak adalah memperoleh pengalaman tentang
nilai dimana kita cukup merangsang otak melalui perbaikan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Jika
kita membiasakan diri untuk mengubah nilai atau kebiasaan dengan cara yang sangat berbeda, maka otak
akan menerima dampak yang baik untuk mengeluarkan kemampuan potensialnya
Usia Dewasa
14. Program Belajar Berbasis Kemampuan Otak:
Penafsiran yang Salah
Senam Otak (Brain Gym).
Learning Style Preferences
Kecenderungan Pembedaan
Otak Kiri atau Otak Kanan
15. Senam Otak
Program ini mengajukan ide bahwa mekanisme kerja otak
dapat ditingkatkan dengan latihan-latihan tertentu. Termasuk
dalam senam otak ini, misalnya, gerakan cross crawl,
pergerakan bagian kanan dan kiri tubuh bergantian yang
diklaim dapat mengaktifkan otak kiri dan kanan.
Sekalipun penjelasan dan argumentasi yang diajukan tampak
logis, sebenarnya konsep ini tidak dikenal dalam neurosains.
Senam otak menekankan sinergi dan keseimbangan antara
otak kiri dan kanan, sehingga menciptakan ‘’jalan’’ baru antara
otak kiri dan kanan.
Pada kenyataannya, antara otak bagian kiri dan kanan,
memang sudah terhubung secara permanen, yang dapat
dilihat dengan jelas melalui corpus callosum.
Menciptakan jalan jalan atau rangkaian hubungan baru antara
kedua otak, hingga saat ini belum dapat dibuktikan.
Walaupun demikian senam otak mampu meningkatkan
konsentrasi, ingatan, respon dan kesiagaan.
16. Learning Style Preferences
Konsep Learning Style Preferences, atau pilihan gaya
belajar, cukup populer digunakan di bidang pendidikan.
Umumnya, gaya belajar siswa dibedakan menjadi
empat: visual, auditori, membaca/menulis dan
kinestetik.
Konsep yang banyak digunakan adalah, penggunaan
salah satu gaya belajar yang cocok dengan seorang
individu, akan meningkatkan pembelajaran. Namun,
terdapat kekurangan dalam hal metode penentuan gaya
belajar yang sesuai dengan tiap individu.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa menyajikan
pembelajaran secara khusus yang cocok dengan satu
jenis gaya belajar saja, adalah membuang-buang
waktu. Sekalipun demikian, guru yang menggunakan
berbagai jenis media yang menjangkau semua murid
apapun gaya belajarnya, tetap memiliki nilai tambah.
Penelitian yang ada, tidak mendukung keharusan
memberi label pada siswa berdasarkan gaya belajar
tertentu.
17. Kecenderungan Pembedaa
n Otak Kiri atau Otak
Kanan
Penelitian lama memang menganjurkan pengkhususan
otak kanan dan kiri. Jerre Levy dan Sperry misalnya,
menegaskan perbedaan antara kedua belahan otak
dengan menyatakan bahwa belahan kanan khusus untuk
proses holistic, dan belahan kiri untuk proses analitik.
Laporan ini menimbulkan kegairahan guru untuk
menerapkan konsep ini dalam bidang pendidikan.
Namun penelitian yang lebih baru, mendapati bahwa
pada beberapa individu, kedua belahan otak sama-sama
mampu merespon input visual dan tugas menggambar.
Demikian pula interpretasi bahasa, ada di kedua belahan
otak ini.
Bagaimanapun juga, kedua belahan otak ini secara
normal memang selalu aktif. Selain itu, kebanyakan tugas
belajar sehari-hari, mensyaratkan kedua belahan otak
untuk bekerja sama dalam sistem yang kompleks.
Tidak terdapat bukti yang kuat bahwa kategorisasi siswa
menjadi kecenderungan otak kanan atau kiri, dapat
membantu proses pembelajaran.
18. Prinsip dan Kerangka Belajar dalam Konsep Neurosains Kognitif
3.
Emosi merupakan salah
satu bagian penting
dalam pembentukan pola.
1.
Otak merupakan processor
paralel.
2.
Belajar melibatkan
seluruh fisiologi tubuh
Belajar melibatkan per
hatian yang dipusatkan
dan persepsi sekitar
4.
5.
Setiap otak, secara
simultan mengamati
dan membangun suatu
informasi mulai dari
bagian terkecil hingga
keseluruh bagian.
19. Prinsip dan Kerangka Belajar dalam Konsep Neurosains Kognitif
8.
Kita memiliki paling sedikit
dua tipe memori sistem,
memori spatial dan satu
pasang sistem untuk
pembelajaran hafalan
6.
Belajar selalu melibatkan
proses yang terjadi secara
langsung dan tidak langsung
7.
Dalam proses
pembelajaran, perlu
diperbanyak kesempatan
dan dilarang adanya
ancaman
Setiap otak itu unik
9.
10.
Otak mengerti dan
mengingat dengan
sangat baik saat
fakta/kenyataan
ditanamkan pada sistem
memory spatial
20. MODEL PEMBELAJARAN ALAMIAH OTAK
2. Sistem
Pembelajaran Sosial
1. Sistem
Pembelajaran
emosional
3. Sistem
Pembelajaran
Kognitif
4. Sistem
Pembelajaran
Motorik
5. Sistem
Pembelajaran
Reflektif
21. Otak Mengembangkan Lima Sistem Pembelajaran Yakni :
Guru perlu menciptakan iklim kelas yang nyaman dan kondusif bagi
keamanan emosional dan hubungan pribadi siswa. Guru berfungsi
sebagai mentor yang membantu siswa menemukan hasrat untuk
belajar. Ini harus didukung dengan membuat pembelajaran yang
menarik, relevan, berkaitan, dan bisa dicapai, yakni mampu
menyelesaikan tugas secara mandiri ataupun dibantu guru dan
rekan
1.Sistem Pembelajaran emosional
Ini merupakan kecenderuangan alamiah untuk menjadi bagian dari
kelompok. Guru perlu menerima perbedaan sebagai kelebihan
siswa, memberi penghargaan dan perhatian kepada siswa. Guru
berkolaborasi dengan siswa sebagai mitra setara, alih-alih sebagai
gudang informasi yang menyimpan dan membagi jawaban.
2.Sistem Pembelajaran Sosial
Sistem ini berhubungan dengan membaca, menulis, berhitung, dan
semua aspek lain dalam pengembangan kecakapan akademis.
Menurut pandangan neurosains kognitif, guru lebih berperan
sebagai fasilitator pembelajaran, sementara siswa berperan sebagai
pemecah masalah dan pengambil keputusan nyata. Konsep
menghapal informasi, juga tidak sesuai dengan neurosains,
terutama jika tidak terdapat keterkaitan antara informasi baru
dengan apa yang sudah diketahui siswa.
3. Sistem Pembelajaran Kognitif
Pembelajaran memiliki kecenderungan siswa untuk
terlibat aktif dalam banyak hal. Sistem pembelajaran
fisik tugas akademis yang menantang seperti
olahraga, dengan guru melatih dan mendukung
partisipasi aktif siswa.
4. Sistem Pembelajaran Fisik/Motorik
Sistem ini melibatkan pertimbangan pribadi terhadap
pembelajarannya sendiri. Ia menimbang-nimbang
prestasi dan kegagalannya, mana yang berhasil atau
tidak,dan mana yang perlu ditingkatkan. Ketika guru
merencanakan pembelajaran dan mengajarkannya,
mereka harus mempertimbangan semua sistem
pembelajaran, karena setiap sistem sangat penting
bagi keseluruhan dan tidak dapat diabaikan tanpa
mengganggu lainnya.
5. Sistem Pembelajaran Reflektif
22. Implementasi Cognitive Neuroscience dalam Pembelajaran
Asupan
oksigen yang
cukup
Penggunaan berbagai
media pembelajaran.
Menyimpan informasi
dengan pola asosiatif
dan tidak linier
Mengkondisikan otak
untuk waspada
sekaligus relaks
Belajar
melalui
praktik
Menciptakan
suasana
gembira
03
01 02
04 05 06