1. i
MAKALAH KEPEMIMPINAN KRISTEN
Disusun untuk Memenuhi persyaratan Mata Kuliah Kepemimpinan Kristen
Oleh:
Kristian Samatimbang
20188615
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI MAWAR SARON LAMPUNG
2021
2. ii
DAFTAR ISI
JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Penulisan 2
C. Rumusan Masalah 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Pengertian pemimpin Kristen 3
B. Dasar teologis filosofis kepemimpinan Kristen 4
C. Model kepemimpinan dalam Alkitab PL dan PB 5
D. Karakter kepemimpinan Kristen 7
E. Spritual kepemimpinan Kristen 10
F. Loyalitas kepemimpinan Kristen 12
BAB III PENUTUP 14
A. Kesimpulan 14
B. Kepustakaan 15
3. iii
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, sebab karena
kebaikan-Nya saya bisa diberi kukuatan dan hikmat untuk membuat Makalah Kepemimpinan
Kristen ini, tentu bukan karena hebatnya saya. Melainkan karena atas pertolongan dari Tuhan
Yesus. Sehingga bisa selesai meskipun masih banyak kekurangan. Berbicara tentang
Kepemimpinan;
Kepemimpinan merupakan bagian dari kehidupan yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia khususnya dalam hal organisasi. Dalam hal ini kita berbicara tentang
kepemimpinan Kristen, kepemimpinan yang didasari dengan prinsip-prinsip Kekristenan
didalamnya, yang di aplikasikan dalam tindakannya dalam kehidupan kita. Menjadi hal yang
sangat penting dalam mempelajari tentang seluk-beluk kepemimpinan Kristen jika kita
berdiri dalam posisi sebagai pemimpin Gereja. Mengapa demikian, karena penerapan prinsip
kepemimpinan Kristen ada dalam Gereja. Tetapi bukan hanya pelayanan/kepemimpinan
dalam gereja saja yang di harapkan dari kepemimpinan Kristen, tetapi lebih dari itu yaitu,
mampu menembus dinding gereja dan terjun juga dalam dunia.
Yang menjadi tugas dari sebuah kepemimpinan adalah membawa perubahan yang
baik kepada komunitasnya. Hal ini juga sebenarnya sesuai dengan perintah Allah kepada
manusia yaitu menjadi garam dan juga terang bagi dunia. Pemimpin Kristen seharusnya
menyadari hal ini dan mampu membawa perubahan dalam komunitasnya sesuai dengan nilai-
nilai Kristiani.
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peran pemimpin dalam sebuah organisasi adalah sangat penting. Pemimpin adalah
kepala dalam organisasi, kepala yang mengatur, mengarahkan dan membuat semuanya
berjalan dengan baik dan lancar. Pemimpin menjadi tonggak berlangsungnya sebuah
organisasi. Bisakah kita bayangkan bagimana kalau sebuah organisasi tanpa pemimpin atau
sebuah Negara tanpa presiden? Semuanya akan berjalan dengan semaunya sendiri dan
organisasi tersebut tidak akan berjalan dengan normal. Jelas bahwa apa peran seorang
pemimpin di butuhkan untuk mengepalai jalannya organisasi supaya tidak kacau.
Tugas pemimpin menjadi kepala mencakup banyak hal. Tugas pengaturan organisasi,
pemantauan, menentukan visi-misi, mengatur susunan organisasi dan setumpuk tugas yang
harus dikerjakan oleh seorang pemimpin. Salah satu tugas yang terpenting dan seorang
pemimpin adalah menentukan arah jalannya organisasi. Sebab tentu, organisasi harus berjalan
dengan tujuan yang jelas dan bukan tanpa arah.
Dalam Amsal 11:14 (bis), “Bangsa akan hancur jika tidak ada pemimpin, semakin
banyak penasihat, semakin terjamin keselamatan”. Oleh sebab itu sangat penting untuk
mengetahui latar belakang kepemimpinan tersebut. Berbicara mengenai kepemimpinan
berarti berbicara sebuah tim dalam organisasi. Dalam kehidupan Gereja juga termasuk salah
satu organisasi dari sekian banyaknya kelompok organisasi. Jikalau ada Pemimpin pastilah ia
memiliki sekelompok anggota, kalau ada anggota pastilah seorang pemimpin membentuk
sebuah Tim.
5. 2
B. Tujuan Penulisan
Sebagai Persyaratan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kepemimpinan Kristen
dalam hal:
Memahami Arti dari kepemimpinan Kristen dan bagaimana seharusnya Pemimpin Kristen
mengayomi Jemaat atau setiap orang yang dipimpinnya untuk meneladani Kehidupannya
yang mencerminkan segala aspek yang positif.
C. Rumusan Masalah
1. Apa itu kepemimpinan Kristen?
2. Bagaimana dasar Teologis Filosofis kepemimpinan Kristen?
3. Bagaimana Model kepemimpinan dalam Alkitab PL dan PB?
4. Bagaimana Karakter Kepemimpinan Kristen?
5. Bagaimana Spritual kepemimpinan Kristen?
6. Bagaimana Loyalitas kepemimpinan Kristen?
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepemimpinan
Secara umum pengertian kepemimpinan adalah suatu kekuatan yang menggerakkan
perjuangan atau kegiatan yang menuju sukses. Kepemimpinan dapat juga diartikan sebagai
proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya
mencapai tujuan organisasi. Umumnya kepemimpinan merupakan proses dan penjacapaian
tujuan. Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin, yang adalah ketua dalam sistem suatu
organisasi atau kelompok.
Kepemimpinan menurut para Ahli yaitu: Hemhill & Coons (1994:2), kepemimpinan adalah
“perilaku” dari seorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok ke suatu
tujuan yang ingin dicapai bersama. Dan didefinisikan oleh Jacobs dan Jacques (1994:2)
kepemimpinan sebagai “proses pengarahan yang berarti bermakna terhadap usaha kolektif,
yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai
sasaran”.1
Pengertian Kepemimpinan secara Kristen, pemimpin adalah orang yang memberi
perintah kepada pengikutnya. Memimpin berarti berjalan di depan, menunjukkan jalan dan
menginspirasi orang lain agar mengikutinya.
Menurut Yakob Tomatala, (1997:43) mendefinisikan kepemimpinan Kristen sebagai:
“Kepemimpinan Kristen merupakan satu proses terencana yang dinamis dalam konteks
pelayanan Kristen (yang menyangkut factor waktu, tempat, dan situasi kusus) yang didalamnya
oleh campurtangan Allah, Ia memanggil bagi diri-Nya seorang pemimpin (dengan kapasitas
penuh) untuk memimpin umat-Nya dalam pengelompokan diri sebagai suatu
institusi/organisasi guna mencapai tujuan Allah yang membawa keuntungan bagi pemimpin,
bawahan dan lingkungan hidup dan melalui umat-Nya, untuk kejayaan Kerajaan-Nya”2
1 Agus Wijaya,Kepemimpinan Berkarakter, Surabaya:Brilian Internasional,2015,2.
2 Yakob Tomatala, Kepemimpinan Yang Dinamis, Malang:YT Leadership Fondation, 2002,8.
7. 4
B. Dasar Teologis Filosofis Kepemimpinan Kristen
Dasar teologis yang harus dipahami seorang pemimpin Kristen adalah:
1. Seorang pemimpin Kristen harus memahami bahwa dipanggil untuk menjadi seorang
pelayan/hamba, dan bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani (Mrk. 10:42-45).
2. Pemimpin Kristen harus memiliki motif dasar kepemimpinan Kristen yaitu satu:
membina hubungan dengan orang yang didampinginya/dengan orang lain (Mrk. 3:13-
19; Mat. 10:1-4; Luk. 6:12-16) dan dua: mengutamakan pengabdian (Luk.17:7-10)
3. Pemimpin Kristen harus memahami proses kepemimpinan serta keterampilan
memimpin dengan, pertama : ia harus mengetahui tujuan (tujuan Allah, tujuan
organisasi, tujuan operasi kerja) dari organisasi yang dipimpin. Yang kedua: ia perlu
mengenal tanggung jawab serta tugas yang dipercayakan kepadanya. Ketiga: ia harus
berusaha mengenal orang yang dipimpinnya untuk mempermudah penggalangan serta
pembinaan hubungan antara pemimpin-bawahan. Keempat: ia harus mengerti dengan
baik bagaimana cara mencipta hubungan, kondisi, serta pemenuhan kebutuhan dari
bawahan dalam upaya memperlancar upaya kerja.
Jadi, sebagai kesimpulan dalam bagian ini adalah bahwa tidak semua orang bisa
menjadi seorang pemimpin Kristen, tetapi setiap orang beroleh kesempatan untuk menjadi
pemimpin Kristen. Ada banyak kualifikasi yang harus dipenuhi untuk kita dapat menjadi
pemimpin yang berkenan dihadapan Tuhan. Mengapa, karena banyak hal positif yang harus
dimiliki oleh seorang pemimpin Kristen. Karena pemimpin Kristen mengemban visi Allah
dalam organisasi, jadi tidak sembarang orang dan semua orang bisa menjadi seorang
pemimpin Kristen.
Panggilan untuk menghamba adalah kuncinya. Pemimpin Kristen tanpa sebuah
panggilan dalam kehidupannya hanya akan menjadi seperti pemimpin pada umumnya.
8. 5
Pemimpin Kristen harus menyadari bahwa dia dipanggil untuk menjadi hamba bukan untuk
menjadi tuan.
C. Model Kepemimpinan dalam Alkitab
Alkitab juga mempunyai model kepemimpinannya sendiri. Model kepemimpinan ini
dapat kita jumpai dalam bagian Alkitab yaitu perjanjian lama dan perjanjian baru. Keduanya
mempunyai corak yang berbeda, PL dengan model teokratis dan PB dengan sentriesnya
adalah pelayanan Yesus.
1. Model kepemimpinan PL
Model kepemimpinan dalam Perjanjian Lama didasarkan pada Alkitab Ibrani atau
bagian PL di Alkitab Kristen. Ada sejumlah model yaitu: nabi, hakim, raja dan imam. Model
kepemimpinan dalam PL pada awalnya yaitu zaman Musa identik dengan kepemimpinan
para nabi. Hal ini dikarenakan adanya peran yang penting dari seorang nabi dalam umat
Israel. Peranan tersebut dapat dilihat melalui pemaknaan dari sosok nabi itu sendiri. Haag
mengartikan nabi dalam Alkitab yakni, “Melihat dalam akar kata Yunaninya yaitu profetes
maka nabi dapat diartikan sebagai seorang penyalur perintah dari Tuhan.”
Bagi Haag nabi dapat dikatakan sebagai jabatan. Nabi secara langsung menjadi
seorang pemimpin sebab ia harus menyuarakan suara Tuhan. Setiap nabi memiliki model
kepemimpinan yang berbeda. Hal tersebut disebabkan oleh konteks yang berbeda yang
dihadapi oleh nabi tersebut. Pada umumnya konteks itu menyangkut pergumulan umat Israel.
Upaya, aksi dan sikap nabi dalam menjalankan tugasnya di tengah konteks itu adalah
gambaran dari model kepemimpinan dari nabi itu.
Selain dari pada kepemimpinan yang dinampakkan oleh para nabi dapat dilihat juga
model kepemimpinan dari raja-raja Israel. Contoh dari mereka adalah raja Saul, Daud,
Salomo, Hizkia dll. Sebagian besar model yang dinampakkan oleh raja-raja tersebut adalah
model kepemimpinan kharismatik. Kepemimpinan kharismatik adalah kepemimpinan yang
9. 6
karena kharisma yang ada dalam dirinya maka orang lain mau mengikutinya. Pada pemimpin
model ini memiliki penampilan yang selalu mempesona dan memakau para pengikut maupun
orang lain yang ada di sekitarnya. Demikian hal yang dimiliki oleh seorang raja-raja Israel
saat itu dikarenakan oleh kharisma seorang raja maka banyak orang mengikutinya.
2. Kepemimpinan PB
Model kepemimpinan dalam Perjanjian Baru didasarkan pada bagian PB di Alkitab
Kristen. Dalam PB model kepemimpinan tidak hanya dominan ditampakkan oleh pelayan
Tuhan (misalnya para rasul) tetapi juga ditampakkan oleh orang-orang yang memiliki status
dalam masyarakat (misalnya raja, orang-orang Farisi dan Saduki).
Kata ‘pemimpin’ dalam bahasa Yunani diterjemahkan dari kata benda: hodegos
(=pemimpin, penuntun, pembimbing). Dalam bentuk kata kerja dipakai kata: hodegein
(memimpin, menuntun, membimbing). Dalam PB kata hodegos dan hodegein dipakai secara
bervariasi. Pada satu pihak kedua kata itu dipakai dalam pengertian yang negatif. Namun
dipihak lain, kata kedua itu juga dipakai dalam arti yang positif. Penulis Injil Yohanes
menyatakan bahwa apabila Roh Kebenaran itu datang Ia memimpin (hodegesei) kamu ke
dalam seluruh kebenaran, Yoh. 16:13). Dari pemakaian itu maka nyata bahwa kata kerja:
memimpin, menuntun, membimbing, memiliki beberapa arti antara lain; menunjukkan jalan
terutama berjalan di depan, menuntun, membimbing, mengambil langkah awal,
mempengaruhi orang dengan pandangan dan tindakan, memprakarsai, bertindak lebih dahulu,
memelopori, mengarahkan pikiran, atau mendapat, menggerakkan orang lain dengan
pengaruhnya, dll.
10. 7
D. Karakter
Kepemimpinan Kristiani selalu berpegang teguh pada ajaran dan keteladanan Yesus. Ada
beberapa karakter kepemimpinan yang semestinya kita, sebagai umat Kristen,
mempraktekkannya dalam hidup keseharian kita, yakni:
1. Pendoa
Sebelum membuat keputusan penting, Yesus berdoa terlebih dahulu. “pagi-pagi
benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan
berdoa disana (Mrk. 1:35). Yesus pergi ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia
berdoa kepada Allah. ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu
memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul (Luk. 6:12-13).
Yesus begitu intim dengan Allah. maka, apapun yang Ia lakukan selalu sesuai dengan
kehendak Bapa-Nya. Seorang pemimpin mesti berguru pada sikap Yesus. Modal utama
pemimpin dalam merealisasikan (mewujudkan) tenggung jawabnya serta visi dan misinya
adalah kekuatan doa (daya spritual). Kesatuan pemimpin dengan Allah, menjadi semangat
yang berkobar untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Bahkan menjadi sumber
kebijaksannaan pemimpin dalam mengemban tugasnya.
2. Pelayan
Yesus pernah bersabda: “kamu tahu, bahwa mereka yang disebut pemerintah bangsa-
bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan
kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu barangsiapa ingin
menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin
menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya.
Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan
untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” (Mrk. 10:42-45).
11. 8
Pemimpin yang memiliki jiwa pelayan selalu berusaha mengambil keputusan yang
mengarah pada bomum commune (kebaikan/keuntugan bersama) dan bukan semata-mata
demi mencapai bomum private (keuntungan pribadi). Yesus menggunakan istilah pelayan itu
berarti pemimpin adalah bukan tipe Nato (no action talk only). Pemimpin adalah orang yang
mau bertindak dan menyadari tanggung jawabnya.
3. Memiliki responsibility (bertanggung jawab)
Responsibility berasal dari dua kata. Response: tanggapan, tindakan, jawaban. Ability:
kemampuan, kesanggupan. Jadi, responsibility adalah kemampuan bertindak, kesanggupan
menaggapi. Seorang pemimpin harus memiliki kepekaan pada tanggung jawabnya. Tanggung
jawabnya adalah semangat hidup seorang pemimpin. Dalam Alkitab, kita sering mendengar:
jika kita bisa menyelesaikan perkara kecil maka kepada kita akan dipercayakan untuk
melakukan pekerjaan besar (minora servabis, mayora te servabit). Lancar atau tidaknya
sebuah organisasi tergantung pada kesadaran pemimpin akan tanggung-jawabnya. Oleh
karena itulah, dalam mengemban dan merealisasikan tanggung jawabnya, seorang pemimpin
mesti bersikap persuasif. Pemimpin berusaha untuk tidak melukai hati siapapun.
4. Teladan
Yesus adalah teladan yang baik. Maka Ia disegani. pengaruhNya luas biasa sehingga
orang Farisi “membenci Yesus”. Kata-kata Yesus banyak yang mendengarkan ketimbang
kata-kata orang Farisi. Mengapa, karena Dia selalu menerapkan semangat mengatakan benar
jika benar, mengatakan salah jika salah. Mengatakan baik jika baik dan mengatakan tidak
baik jika tidak baik. Sikap radikal Yesus inilah yang menjadikan Dia memiliki pengaruh dan
pengikut. Artinya, Yesus memiliki kualitas hidup yang baik patut diteladani. Kelebihan
Yesus bukan sebatas berkata melainkan bertindak. Ia bukan sebatas bersabda Ia memberi
kesaksian dalam diri-Nya.
12. 9
Seorang pemimpin Kristen harus menunjukkan dirinya (show up bukan show off)
sebagai pribadi yang patut diteladani melalui: tutur kata, sikap, tindakan, dan cara hidup.
Serta seoran pemimpin harus menunjukkan teladan yang baik dan kemudian melatih orang
lain untuk mengikutinya. Itulah yang diterapkan oleh Yesus kepada para muridNya. Maka,
kita yang berprofesi sebagai pemimpin harus mampu melatih orang lain untuk menjadi
pemimpin yang handal dan yang sadar akan tanggung jawabnya.
5. Pemersatu
Yesus mencari dombanya yang hilang, walau hanya seekor. Ini adalah jiwa
kepemimpinan: mencari orang yang menarik diri dari komunitasnya. Sebagai seorang
pemimpin harus berusaha mempersatukan orang-orang yang ia pimpin/tuntun. Pemimpin
adalah pribadi yang berperan sebagai mediator, navigator, dan problem solver (pemecah
masalah). Pemimpin berusaha mengurangi masalah (yang membuat orang tidak bersatu) dan
bukan menambah masalah (trouble/problem maker).
6. Rendah hati
Pemimpin yang menempatkan dirinya sebagai pelayan berarti dia memiliki semangat
yang rendah hati. Ia juga tidak hanya berkata: sungai itu kotor melainkan ia mau
membersihkan suangi tersebut. Orang yang rendah hati adalah orang yang mau “turun”
langsung melihat realitas/kenyataan hidup. Dalam Flp. 2:5-11, disitu ditampilkan semangat
Yesus yang sangat rendah hati. Yesus tidak sombong dengan kesalehan hidupNya atau
karena Dia Allah. kerendahan hati seorang pemimpin tampak juga dalam sikapnya yang mau
mendengar kritik dari orang lain. mau memperbaharui diri. Dia tidak menempatkan diri
sebagai superior tetapi sebagai socius (teman/sahabat) yang solider.
7. Profesional
Seorang pemimpin dianggap professional jika ia membatinkan delapan etos kerja
professional. : 1). Menjalankan kepemimpinannya penuh syukur dan ketulusan/keikhlasan
13. 10
hati. 2). Menjalankan kepemimpinannya dengan benar, penuh tanggung jawab dan
akuntabilitas. 3). Bekerja sampai tuntas, penuh kejujuran dan keterbukaan. 4). Menjalankan
kepemimpinannya penuh daya optimisme dan antusiasme. 5). Bekerja serius penuh kecintaan
dan sukacita. 6). Kreatif serta inovatif dalam menjalankan tugasnya. 7). Bekerja secara tekun,
berkualitas dan unggul. 8). Bekerja dengan dilandasi kebijakan dan kerendahan hati.
8. Tegas
Seorang pemimpin tidak boleh plin-plan. Dia harus tegas sekaligus bijak dalam
mengambil keputusan. Seorang pemimpin mesti berani memutuskan apapun resikonya. Figur
pemimpin seperti ini idealnya mesti memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Karena jika ragu-
ragu memutuskan hal-hal yang urgen. Ini bahaya. Yesus, berani memutuskan untuk berpihak
pada kaum pendosa, sakit, dan miskin walaupun nyawa-Nya melayang. Yesus sadar, setiap
keputusan pasti ada konsekuensi, entah negatif atau positif. Artinya, Yesus mampu
menguasai keadaan dan tidak dikuasai oleh keadaan. Nah, seorang pemimpin jangan sampai
berani memberi keputusan setelah ada desakan/paksaan. Itu berarti pemimpin tersebut
dikuasai oleh keadaan.
E. Spritual Kepemimpinan Kristen
Konsep kepemimpinan Spiritual, secara etimologis kata spiritual berasal dari bahasa
Latin yaitu spiritus yang artinya roh, jiwa atau semangat. Kata ini memiliki padanan dengan
bahasa Ibrani yaitu ruach dan bahasa Yunani yaitu pneuma yang semuanya diartikan angin
atau nafas. Sementara istilah spiritual berasal dari kata dasar bahasa Inggris yaitu spirit yang
memiliki cakupan makna yaitu jiwa, arwah/roh, semangat, hantu, moral, dan tujuan atau
makna yang hakiki.
Semua orang Kristen sesungguhnya memerlukan ‘makanan dan perawatan’ yang utuh
dan menyeluruh atau holistik. Makanan dan perawatan jasmani dan rohani, secara material
14. 11
maupun spritual. Para pemimpin Kristen yaitu; Pendeta, Guru sekolah minggu, Pengurus
komisi, kelompok kerja dan semua aktifis bertugas untuk memastikan bahwa makanan dan
perawatan yang diperlukan oleh jemaat Kristus itu terpenuhi, sehingga jemaat yang adalah
domba-domba Kristus terpelihara. Untuk tugas tersebut, maka para pemimpin Kristen harus
merasa terpenuhi makanan dan perawatannya sendiri.
Jika gembala tidak baik diberi makan seperti halnya domba-domba, maka mereka
akan kelaparan, kehausan, kelelahan dan sakit. Namun bahayanya bukan hanya bagi dirinya
sendiri. Apabila kelaparannya. Kelelahannya, dan luka-lukanya tidak diatasi, maka si
gembala bisa jadi akan melakukan tindakan yang tidak ia sadari yang membahayakan orang-
orang yang digembalakannya. Karena para pemimpin gereja adalah pemimpin spiritual,
dalam arti bahwa setiap aktifitasnya harus dilandasi dan digerakkan oleh dorongan spiritual,
maka pembinaan ini akan difokuskan pada kebutuhan spiritual para gembala yaitu :
1). Kekeringan Spiritual, ini menjadi persoalan besar pemimpin Kristiani orang-orang
yang kekeringan spiritual, ini adalah orang-orang yang tidak menemukan alasan-alasan
spiritual mengapa ia harus melakukan setiap bagian dalam pelayanannya. Kekeringan
spiritual ini bisa membuat seseorang menjadi loyo atau ogah-ogahan. Ia tidak memiliki energi
yang membuatnya berapi-api dan penuh semangat melakukan bagiannya. Kekeringan disini
menunjukkan gambaran kondisi yang sehubungan pohon yang menjadi kering, seperti pokok
anggur dan ranting-ranring yang mulai kering dan bisa saja dibakar satu saat.
Jadi inti Spiritual Kristiani yaitu, Perjumpaan dengan Kristus yang bangkit merupakan
jantung atau inti spiritualitas Kristiani. Kristus bangkit itulah Kristus yang menjumpai setiap
murid-Nya. Perjumpaan dengan Kristus membebaskan mereka dari rasa bersalah, membalut
luka-luka hati mereka yang kehilangan, memulihkan harapan, meneguhkan keragu-raguan
dan membangkitkan keberanian mereka yang ketakutan.
15. 12
Pemimpin Kristen harus memiliki keselarasan antara apa yang di imani dengan yang
dilakukan dalam relasinya dengan sesama maupun dunia di sekitarnya. Spiritual harus terkait
erat dengan ajaran Injil yaitu kemurahan dan kasih Yesus Kristus bagi umat-Nya. Oleh sebab
itu, kepemimpinan Kristen harus selalu berpatokan pada ajaran Tuhan Yesus dengan
menjunjung tinggi kejujuran, rela berkorban, dan melayani dengan penuh ketulusan.
Kehidupan pemimpin Kristen harus dibangun atas nilai Kebenaran Firman Tuhan, karena
melalui keberadaan nilai ini sangat memperngaruhi hidup, gaya, perilaku, tindakan, tulus,
karakter, integritas, setia, berdoa, memiliki iman yang kuat dan performance seorang
pemimpin. Artinya kepemimpinan Kristen nilai spiritual mendapat tempat terbaik karena
menjadi suatu kompas bagi kehidupan.
Seorang pemimpin Kristen harus terlebih dahulu mengalami kehadiran dan
pengajaran dari Yesus Kristus secara pribadi. Dia harus menerima Kristus sebagai Tuhan dan
Juruselamat secara pribadi sebagai landasan yang kuat selama kepemimpinannya. Pemimpin
Kristen harus melayani Tuhan dan sesamanya dengan sukacita.
F. Loyalitas Kepemimpinan Kristen
Alkitab mencatat banyak kisah-kisah tentang orang-orang yang setia, dan juga para
penghianat. Olehnya sebagai pemimpin Kristen hal yang perlu dipahami mengapa Loyalitas
itu penting. Loyalitas adalah kecakapan utama yang harus ada di dalam diri setiap
pemimpin/pelayan Kristen. Seorang yang belum berpengalaman cenderung berfikir, bahwa
semakin besar bakat dan potensi yang dia miliki, akan semakin cakaplah dia dalam
pelayanan. Sedikit dari pengalaman saya sebagai penulis, bahwa orang yang loyal dan
setialah, yang paling cakap dan pantas untuk menjadi pemimpin-pemimpin gereja. Tidak
sedikit orang salah dalam menilai pemimpin yang tepat, mungkin karena melihat dari sifat
yang Ramah dan Memiliki Kecakapan yang Menonjol.
16. 13
Seseorang yang belum berpengalaman akan mengira, bahwa orang yang mempunyai
sifat ramah dapat menjadi pendeta/pemimpin yang baik. Ia mungkin juga berfikir, bahwa
seseorang dengan kecakapan berpidato yang dapat menjadi pengkhotbah terbaik. Jangan
salah! Alkitab mengajarkan bahwa persyaratan pokok bagi posisi pemimpin adalah kesetiaan,
dan bukan hal lain. Yang akhinya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa
mereka ternyata dapat dipercayai (1 Kor. 4:2). Ada banyak pendeta yang luar biasa, yang
berkarya tidak sedikit dari antara mereka tidak terlalu ramah sikapnya, dan pembawaannya
biasa-biasa saja. Mereka juga memiliki bakat khusus. Namun terbukti bahwa mereka adalah
karunia-karunia terbaik yang Tuhan limpahkan kepada Jemaat yang dipimpinnya.
Bagaimana Loyalitas yang harus dimiliki pemimpin Kristen, yakni harus memiliki
loyalitas tertinggi sama seperti Yosua (Yos. 1:1-18, 16). Dimana ia tidak menolak untuk
melakukan segala yang diperintahkan Allah kepadanya. Oleh karena kesetiaannya ia mampu
membawa umat Israel masuk tanah Perjanjian. Orang-orang yang bersama dengan Yosua
adalah generasi pilihan. Saat Allah memerintahkan bangsa Israel melalui Yosua untuk maju
dan menduduki negeri yang dijanjikan-Nya, tanpa ragu mereka mentaati perkataan Yosua.
Bahkan mereka berani mengatakan jika ada yang tidak mendengarkan Yosua, maka orang itu
akan mati.
Loyalitas merupakan suatu bentuk kepatuhan dan kesetiaan yang disertai dengan
komitmen serta pengabdian diri. Inilah karakter yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin
Kristen. Tanpa kepatuhan, kesetiaan, komitmen, maka seorang pemimpin Kristen tidak layak
disebut pemimpin yang patut diteladani. Loyalitas menjadi ukuran ketaatan pemimpin
Kristen kepada Tuhan. Ketika seorang pemimpin Kristen memiliki loyalitas tinggi, ia akan
selalu siap saat Tuhan menugaskan/mempercayakan untuk melayani Jemaat atau pergi
menginjil. Kerinduan Tuhan adalah generasi Yosua kembali dilahirkan dalam gereja-Nya.
Generasi yang siap diutus untuk memenuhi amanat Agung. Kapanpun dan kemanapun Tuhan
17. 14
mengutus kita, kita siap untuk pergi dengan rasa yang penuh tanggung jawab demi
kemuliaan-Nya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kepemimpinan merupakan suatu hal yang krusial dalam sebuah organisasi.
dibutuhkan pemimpin dengan kepemimpinan yang baik untuk menggerakkan organisasi,
sehingga mampu membawa organisasi menuju kepada visi yang telah ditentukan organisasi.
Apalagi dalam hal ini kita berbicara mengenai kepemimpinan Kristen, dibutuhkan lebih dari
kepemimpinan konvensional, dibutuhkan panggilan, dibutuhkan visi dari Allah, dibutuhkan
lebih dari sekedar pemimpin untuk sebuah kepemimpinan Kristen. Ada banyak hal yang
harus dimiliki oleh pemimpin Kristen. Itulah yang membedakan antara kepemimpinan
Kristen dengan kepemimpinan konvensional.
Pemimpin Kristen harus berdampak kepada komunitasnya dalam hal ini kita dapat
belajar dari 2 tokoh Alkitab yang terkenal dengan kepemimpinannya yang menghasilkan
dampak bagi komunitasnya yaitu Musa dan Yesus Kristus. Musa yang memimpin atas dasar
panggilan dan penyertaan Allah membuatnya berhasil dalam kepemimpinannya memimpin
bangsa Israel, meskipun ia sendiri tidak masuk ke tanah perjanjian. Karakter baik yang ada
padanya memudahkan dia dalam memimpin bangsa Israel. Dan juga Tuhan Yesus dengan
gaya kepemimpinannya yang Chaordic, yang mau turun dan mengerti kondisi sebenarnya
disekitarnya. Dengan kepemimpinan-Nya banyak dampak dan perubahan yang Ia buat
semasa pelayanan-Nya di dunia. biarlah kedua Tokoh ini menjadi teladan bagi setiap calon
18. 15
pemimpin masa depan untuk dapat menjadi dampak dan membawa perubahan yang baik
didalam komunitas yang akan kita pimpin .
KEPUSTAKAAN
1 Wijaya Agus, Kepemimpinan Berkarakter, Surabaya: Brilian Internasional, 2015, 2.
2 Tomatala Yakob, Kepemimpinan Yang Dinamis, Malang: YT Leadership Fondation, 2002, 8.