SlideShare a Scribd company logo
1 of 40
PENGARUH PENGGEMBALAAN, ETIKA DAN
INTEGRITAS HAMBA TUHAN TERHADAP
PENGEMBANGAN PELAYANAN PEMUDA/I DI
GEREJA PENTAKOSTA INDONESIA (GPI)
WILAYAH LABUHAN BATU RAYA TAHUN 2023
OLEH: JONNER SIAGIAN
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan Pelayanan Kaum Muda di Gereja Pentakosta Indonesia Wilayah
Labuhan Batu Raya belum sesuai harapan; Kondisi ini menurut asumsi penulis dipengaruhi
oleh Faktor penggembalaan, Etika dan Integritas hamba Tuhan. Saya berpendapat bahwa
pemahaman yang menyeluruh dari Alkitab diperlukan untuk menghasilkan gembala
jemaat sebagai pemimpin dalam gereja yang dapat melaksanakan fungsinya dengan baik
dalam memimpin jemaat sebagai organisme; pendapat ini juga didukung oleh pernyataan
Yan Man Siew bahwa gembala jemaat yang efektif adalah gembala sekaligus guru yang
melakukan pembinaan iman sebagai kesatuan yang membentuk iman jemaat dalam
pengajaran Firman sebagai inti pelayanan(Siew, 2013). Melalui kedua pendapat di atas
peneliti menyimpulkan bahwa gembala jemaat adalah gembala sekaligus guru yang
melaksanakan fungsinya dalam membentuk iman jemaat melalui pengajaran Firman.
Dari uraian latar belakang di atas dapat diidentifikasikan beberapa masalah antara lain:
1. Penggembalaan hamba Tuhan belum terlaksana dengan sepenuhnya untuk mempersiapkan dan
mengembangkan sayap pelayanan bagi Muda/i.
2. Sebagai pelayan atau hamba di gereja, mereka kurang peduli terhadap pelayanan muda/I dan kurang
memperdayakan mereka disebabkan para hamba Tuhan kurang melihat etika sebagai seorang hamba di
gereja.
3. Integritas hamba Tuhan yang seharusnya dapat memotivasi mereka untuk ikut ambil bagian dalam
pengembangan pelayanan Muda/I di gereja.
4. Para pemuda/i cenderung hanya menerima pelayanan apa adanya, di karenakan kegiatan mimbar hanya di
dominasi oleh hamba Tuhan.
5. Para pemuda/I kurang mendapat respon positive dari hamba Tuhan dikarenakan kurangnya para hamba
Tuhan untuk melibatkan mereka dalam pelayanan untuk meningkatkan pertumbuhan iman mereka disetiap
pertemuan peribadatan.
6. Kurangnya pengorbanan dan perhatian yang dengan bahasa popular jemput bola dari hamba Tuhan kepada
Pemuda/i dalam peningkatan pelayanan gereja.
7. Hamba Tuhan kurang mencerminkan diri sebagai seorang pimpinan dan kurang menguasai management
kepemimpinan gereja untuk melihat setiap lini pelayanan pentingnya melibatkan Pemuda/I dalam gereja.
Identifikasi Masalah
Dari identifikasi masalah di atas dan dari pengertian batasan masalah maka dapatlah
ditetapkan batasan masalah penelitian ini agar peneliti lebih muda untuk mengambil kepurusan
sebagai berikut:
1. Pengaruh Penggembalaan hamba Tuhan (Variabel XI)
2. Etika hamba Tuhan (Variabel X2)
3. Integritas hamba Tuhan (Variabel X3)
4. Pemuda/I Gereja Pentakosta Wilayah Labuhan Batu (variabel Y)
5. Tahun Penelitian ( 2022)
Pembatasan Masalah
A.B. Subagyo,(2017, p.39) ’’ Menerangkan bahwa rumusan masalah adalah bagaimana
peneliti merumuskan masalahnya, yang menjamin apa yang ditanyakan dalam maslah
penelitian jelas, dapat diteliti, dan jawaban yang dihasilkan dapat memperluas
pengetahuan dalam bidang ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan peneliti.12.
Berdasarkan batasan masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalahnya
adalah:
1. Apakah ada pengaruh penggembalaan hamba Tuhan terhadap pengembangan
pelayanan muda/I di Gereja Pentakosta Indonesia Wilayah Labuhanbatu Raya.
2. Apakah ada pengaruh etika hamba Tuhan terhadap pengembangan pelayanan muda/I
di Gereja Pentakosta Indonesia Wilayah Labuhanbatu Raya.
3. Apakah ada pengaruh Integritas hamba Tuhan terhadap pengembangan pelayanan
muda/I di Gereja Pentakosta Indonesia Wilayah Labuhanbatu Raya.
Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh penggembalaan hamba Tuhan
terhadap penggembalaan terhadap pengembangan pelayanan muda/I di
Gereja Pentakosta Indonesia Wilayah Labuhanbatu Raya.
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh etika hamba Tuhan terhadap
pengembangan pelayanan muda/I di Gereja Pentakosta Indonesia Wilayah
Labuhanbatu Raya.
3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh Integritas hamba Tuhan terhadap
pengembangan pelayanan muda/I di Gereja Pentakosta Indonesia Wilayah
Labuhanbatu Raya.
Tujuan Penelitian
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS
A.1 Penggembalaan
A.1.1 Pengertian Gembala.
Penggembalaan merupakan bagian dari Teologi praktika yang memberikan tekanan pada praktek
pelayanan penggembalaan bukan pada teori. Para ahli Teologi berusaha merumuskan pengertian
penggembalaan diantaranya Thurneysen (2019,p. 46) mengatakan : ”Penggembalaan merupakan
suatu penerapan khusus Injil kepada anggota jemaat secara pribadi, yaitu berita Injil yang dalam
khotbah gereja disampaikan pada semua orang.” Pemahaman ini memberi tekanan pada berita
Injil selanjutnya berita ini diterapkan dalam kehidupan pribadi. Tugas utama penggembalaan
adalah menolong orang Kristen supaya memiliki hubungan dengan Allah, mengasihi Tuhan dan
sesama manusia. H Faber (2023, p.5)
A.1.1.1 Pengertian Gembala Menurut Perjanjian Lama
Pada umumnya mata pencarian orang di Timur Tengah adalah beternak, baik
ternak domba, kuda, unta maupun sapi makanya dalam kehidupan masyarakat
di sana selalu ada seorang gembala yang berperan memelihara dan menjaga
kawanan ternak. Konteks seperti keadaan ini dialihkan dalam hubungan
masyarakat di Israel sebagai pembinaan dan pengamanan yang dilaksanakan
oleh seorang pemimpin dalam konteks seorang gembala dengan kaitan tugas
penggembalaan. Untuk itu, D. L Baker (D.C. Baker, 1996) menyebutkan
dalam perspektif Perjanjian Lama bahwa kata gembala dalam bahasa Ibrani
“syamar” berarti memelihara, menjaga. Maka.pemahaman secara teokrasi
untuk Bangsa Israel itu digembalakan (dipimpin, dipelihara, diberi petunjuk)
oleh Allah langsung.
A.1.1.2 Pengertian Gembala Menurut Perjanjian Baru
Ada dua peranan penting dalam pelaksanaan tugas, yaitu : Pertama,
menggembalakan ternak (pemelihara ternak), sedangkan kedua adalah seorang
pejabat rohaniah yang mengasuh, membina secara rohani. Dari sudut pandang
agama dan secara rohani tentu saja gembala bersifat Ilahi. Sejalan dengan kamus
besar bahasa Indonesia menyebutkan “gembala” memiliki arti penjaga
keselamatan orang banyak. Dalam bahasa Inggris disebut “shepherd” atau
“herdsman” artinya gembala. Secara khusus dalam Yohanes 10:11, menjelaskan
bahwa Yesus sendiri menjadi gembala. Demikian juga, di dalam Perjanjian Baru
tugas Mesias adalah menjadi gembala bahkan Gembala Agung (Ibr. 13:30; I Pet.
2:25; 5:4) Yohanes pasal 10 secara rinci terlihat ada kesepadanan dengan
Yehezkiel 34. Yangmana dalam bahasa Yunani diterjemahkan dengan kata poimen
artinya gembala, gembala kawanan ternak, sedangkan kata boskon/boske artinya
gembala yang memelihara ternak.
A.1.1.2 Pengertian Gembala Menurut Perjanjian Baru
Ada dua peranan penting dalam pelaksanaan tugas, yaitu : Pertama, menggembalakan ternak
(pemelihara ternak), sedangkan kedua adalah seorang pejabat rohaniah yang mengasuh,
membina secara rohani. Dari sudut pandang agama dan secara rohani tentu saja gembala
bersifat Ilahi. Sejalan dengan kamus besar bahasa Indonesia menyebutkan “gembala” memiliki
arti penjaga keselamatan orang banyak. Dalam bahasa Inggris disebut “shepherd” atau
“herdsman” artinya gembala. Secara khusus dalam Yohanes 10:11, menjelaskan bahwa Yesus
sendiri menjadi gembala. Demikian juga, di dalam Perjanjian Baru tugas Mesias adalah menjadi
gembala bahkan Gembala Agung (Ibr. 13:30; I Pet. 2:25; 5:4) Yohanes pasal 10 secara rinci
terlihat ada kesepadanan dengan Yehezkiel 34. Yangmana dalam bahasa Yunani diterjemahkan
dengan kata poimen artinya gembala, gembala kawanan ternak, sedangkan kata boskon/boske
artinya gembala yang memelihara ternak.
A.1.3 Tanggungjawab Penggembalaan
Bagian tanggungjawab gembala jemaat akan dijelaskan lebih
dulu tentang peranan seorang gembala jemaat sekaligus
merupakan tolak ukur guna mencapai jemaat yang sehat
kerohanian, gereja dapat bertumbuh. Untuk itu, pertama, peran
gembala sebagai pemimpin yang berfungsi untuk memimpin
domba-dombanya dan mencukupkan kebutuhan mereka dari
hari ke hari
A.1.4 Komunikasi Penggembalaan.
Komunikasi penggembalaan secara khusus adalah proses dalam melaksanakan
suatu penggembalaan di jemaat. Salah satu aspek penting dalam penggembalaan
adalah komunikasi. Komunikasi selalu dilakukan dengan berbicara dalam
pertemuan dengan satu atau kelompok orang. Hanya bedanya dalam komunikasi
penggembalaan lebih ditekankan pada komunikasi penggembalaan yang lebih
banyak berbicara tentang Injil dan aplikasi-aplikasi kebenaran dalam kehidupan
jemaat itu
A.2 Etika Hamba Tuhan
Secara bahasa kata ‘’Etika berasal dari bahasa Yunani. Ethos, yang dapat diartikan’
Kebiasaan’ atau habit. Etika selalu mengacu pada nilai-nilai, cara hidup yang baik,
aturan hidup dan semua kebiasaan yang diturunkan dari orang kepada orang lain dari
generasi ke generasi. Nandy (2022, p.5) Dalam arti lain Etika merupakan suatu ilmu
tentang aturan tentang tingkah laku yang benar, atu dengan kata lain bahwa Etika
adalah kewajiban dan tanggung jawab moral setiap orang dalam berprilaku dalam
masyarakat. Menurut istilah (Terminology) adalah salah satu cababg filsafatyang
mempelajari tentang tabiat konsep nilai baik buruk, benar salah dan lain sebaginya,
dan prinsip umum yang membenarkan kita untuk mengaplikasikannya atau apa
saja.J.Verkuyl (2015,p.1)
A.2.1 Sikap Etis Hamba Tuhan terhadap Kolegialitas pelayanan
Jika hamba Tuhan menyadari, bahwa kita semua adalah saudara
dan terhisap sebagai tubuh Kristus, maka kita tidak akan
mempermasalahkan perbedaan tetapi akan menekankan
kesamaannya, yaitu sama-sama melayani Tuhan, menyampaikan
Firman yang sama berdasarkan Alkitab, dan Yesus Kristus satu-
satunya penyelamat dan kepala Gereja sehingga muncul sikap saling
menghormati diantara sesama pelayan dalam mengembangkan
jemaat.Pdt. DR. Karel Sosipater (2020, p.23) menuliskan beberapa
sikap etis yang harus dilakukan seorang hamab Tuhan terhadap
kolegialitasnya dalam pelayanan, diantaranya; Saling menghormati
dan saling menghargai.
A.3 Integritas Hamba Tuhan
Berbicara mengenai integritas tentu tidaklah dapat dipungkiri akan
bersangkut-paut; terhadap siapa predikat itu pantas disematkan. Pada zamannya
Nuh mendapat ‘anugerah’ karena Alkitab menyebutkan ia adalah seorang yang
benar dan tidak bercela diantara orang sezamannya.
Paling tidak ada tiga pra-syarat bagi seseorang supaya pada akhirnya ia menjadi hamba Tuhan
yang dedikatif serta memiliki integritas tinggi:
1) Hidup benar dihadapan Allah; sudah barang tentu ia harus menjaga ‘kekudusan dalam setiap
aspek’ hidupnya, supaya Allah memberikan perkenanan-Nya. (Kejadian 6:9a). 2). Hidup bergaul
dengan Allah; hal itu berarti tidak saja hidup berdampingan atau berdekatan dengan-Nya namun
sebuah ekspektasi yang jauh melampaui semuanya yakni 'melekat’ kepada-Nya (Mazmur 91:14-
16).3). Hidup dalam ketaatan melakukan kehendak Allah; tidak ada kebahagiaan yang
dapat melampaui result yang akan kita rasakan apabila kita ‘mau’ dan sanggup melakukan apa
yang Allah kehendaki. (Kejadian 6:22a).
Pelayanan Kaum muda tidak dapa dilepaskan dari Perkembangan dan kemajuan teknologi.
Kemajuan dan perkembangan teknologi tentu membawah perubahan dalam kehidupan kaum
Muda, entah perubahan positif maupun perubahan negatif. Perkembangan teknologi ini
merupakan salah satu hasil dari kerja keras dan juga interaksi hidup manusia yang selalu
berusaha memunculkan penemuan-penemuan baru untuk dapat mengubah dunia dan mengarah
kepada kehidupan yang lebih baik. Perkembangan teknologi menunjukkan bahwa manusia dan
dunia ini tidak bersifat statis melainkan, dinamis, terus berkembang, mengalami kemajuan, dan
pembangunan(Waruwu et al., 2020).
Gereja terpanggil untuk merancang pelayanan melalui berbagai macam pendekatan, metode.
Startegi yang sesuai dengan perkembangan zaman sebagai tanggung jawabnya agar
perkembangan penginjilan semakin bertumbuh melalui umat yang bertumbuh juga imannya.
B. Perkembangan Pelayanan Pemuda/I.
B.Kerangka Berpikir.
Berdasarkan kajian teori-teori di atas, maka Peneliti
menyusun kerangka berpikir tentang pengaruh
Penggembalaan Etika dan Integritas hamba Tuhan
terhadap Pengembangan Pelayanan Pemuda/I Gereja
Pentakosta Indonesia Wilayah Labuhan Batu Raya Tahun
2023.
Y : Pengembangan Pelayanan Kaum Muda.
Gereja yang sehat adalah gereja yang ditandai dengan perkembangan atau
pertumbuhan iman Jemaat. Geraja yang sehat perkembangannya adalah gereja
yang berhasil membentuk generasinya yaitu kaum muda yang akan melanjutkan
tugas dan fungsi pelayanan gereja di tengh-tengah masyarakat. Kaum muda yang
diharapkan yaitu dengan memiliki kualitas persekutuan jemaat secara pribadi
dengan Kristus sebagai Kepala Gereja dan kualitas persekutuan jemaat dengan
sesamanya. Jadi perkembangan pelayanan iman memiliki dimensi vertikal
sebagai sumber pertumbuhan iman secara pribadi dan dimensi horizontal sebagai
sumber kesaksian kepada sesama. Dua dimensi ini harus mengalami peningkatan
sehingga Jemaat merasakan pembaharuan dalam hidupnya yang membawa
dampak kepada anggota jemaat yang lain.
X1: Penggembalaan.
Idealnya sebuah penggembalaan yang berfungsi dengan baik dalam
menghadapi kondisi yang berubah seperti di Gereja Pentakosta Indonesia
Wilayah Labuhan Batu Raya seharusnya bertanggungjawab memberi makan
yang bergizi bagi kaum Muda yang sesuai dengan tahapan pertumbuhan mereka.
Kaum Muda adalah jemaat yang harus dirawat sehingga mengalami
pertumbuhan iman, dengan khotbah yang berkualitas dan pengajaran/doktrin
iman Kristen yang membawa jemaat pada perjumpaan dengan Allah dan
mengalami perubahan pikiran, perkataan dan perbuatan serta tetap kuat dalam
menghadapi tantangan kehidupan.
Peneliti menyimpulkan kecenderungan pemimpin Gereja
(X1) menetapkan 5 kategori yaitu: (1) Sangat Kurang baik (2)
Kurang Baik, (3) kadang-kadang, (4) Baik, (5) Sangat Baik.
Disinilah gembala memandang sejauhmana penggembalaan di
Gereja dapat berkembang dengan baik sehingga kebutuhan
Jemaat dapat terpenuhi dalam tugas pelayanan.
Berdasarkan urian di atas, maka patut diduga bahwa
gembala-gembala Gereja Pentekosta wilayah Labuhan batu
Raya cenderung kadang-kadang saja memperhatikan pelayanan
penggembalaan.
X2 : Etika
Etika pelayanan hamba Tuhan berpengaruh terhadap efektifitas
pelayanan. Karakter kaum muda akan sangat terbentuk dengan etika
yang ditampilkan oleh gereja. Salah satu tugas gereja adalah bersaksi
untuk memenangkan jiwa dan membawa mereka mengenal Kristus dan
menghidupi Firman. Untuk dapat melaksanakan tugas tersebut maka
etika pelayanan dan etika hidup sanga diperlukan untuk membentuk
karakter yang baik dan kuat menghadapi berbagai perubahan kondisi
hidup beserta tantangannya. Upaya ini dilakukan agar jemaat dapat
menghidupi imannya ditengah masyarakat untuk menjadi saksi.
X.3 Integritas Hamba Tuhan
Integritas adalah modal utama yang dibutuhkan dalam
pewartaan Injil untuk menjangkau jiwa-jiwa, dan membentuk
mereka dalam knsistensi iman. Salah satu tantangan gereja
hari-hari ini adalah lemahnya Integritas hidup akibat pengaruh
dinamika peradaban, dan teknologi. Hamba Tuhan yang tidak
berintegritas, justru merusak kepercayaan kaum muda; nilai-
nilai rohan yang mudah dpelajari oleh kaum muda lebih
berorientasi kepada keteladanan, bukan teori yang verbalistic
X1 : Penggembalaan
X3: Integritas Hamba
Tuhan
Y : Perkembangan
Pelayanan Pemuda/i
X2 : Etika Hamba
Tuhan
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan anggapan dasar yang kemudian
membuat suatu teori yang masih harus diuji kebenarannya.
Dalam penelitian ini, Penulis mengajukan empat hopetesis,
sebagai jawaban sementara permasalahan yang akan diteliti,
yakni:
 Hipotesis 1 :
Ada pengaruh yang sangat signifikan antara penggembalaan
dan gembala Jemaat dalam perkembangan Pelayanan
Pemuda/i, dimana setiap gembala Jemaat melengkapi dirinya
dengan baik lewat pendidikan, mengikuti seminar dan
pelatihan dalam menggali Firman Tuhan dan menyediakan
waktu untuk belajar Firman Tuhan sebelum menyampaikan
khotbah dan pengajaran bagi jemaat.
 Hipotesis 2 :
Ada pengaruh yang sangat signifikan antara Etika Gembala dan hamba-hamba
Tuhan di Gereja Pentakosta Indonesia Wilayah Labuhan Batu raya dengan
perkembangan Pelayanan Pemuda/I dimana hamba Tuhan/ gembala Jemaat
membiasakan diri menyusun program yang akan dilaksanakan dalam Jemaat
sehingga berkesinambungan dari kelompok usia untuk memenuhi kebutuhan
mereka secara rohani seperti membahas Firman Tuhan dalam bentuk khotbah,
ceramah, ilustrasi, dialog dan tanya jawab dengan bahasa yang sederhana untuk
peningkatan iman dan perubahan perilaku jemaat.
 Hipotesis 3 :
Ada pengaruh yang sangat signifikan antara Integritas
dan perkembangan Pelayanan Pemuda/i di Gereja
Pentekosta Wilayah Labun Batu Raya
 Hipotesis 4 :
Ada pengaruh yang sangat signifikan antara Penggembalaan, etika dan
Integritas Hamba Tuhan dngan perkembangan Pelayanan Pemuda/i
BAB III
METODOLOGI, RANCANGAN DAN PROSEDUR PENELITIAN
3.1. Tempat Penelitian
Dalam Penelitian ini peneliti mengambil lokasi penelitian di Gereja
Pentekosta Indonesia Wilayah Labuhan Batu Raya
3.2. Waktu Penelitian.
Penelitian ini diawali dengan pengambilan data dilaksanakan pada
Desember 2022- Juli 2023.
Populasi.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapakan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya(Sugiono, 2017). Adapun
yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Pemuda/I Gereja Pentekosta
Indonesia Wilayah Labuhan Batu Raya tahun 2023 Total jumlah 391 orang.
Selanjutnya, Populasi merupakan wilayah generalisasi atas obyek dan/atau
subyek dengan kualitas serta karakteristik tertentu yang ditentukan peneliti untuk
dipelajari dan diambil kesimpulan. Karakteristik atas suatu obyek/subyek akan
dianalisis sesuai dengan perkiraan dari tiap penelitian(Sugiono, 2017)
Menurut Suharsimi Arikunto, populasi adalah “keseluruhan
subjek penelitian, apabila seseorang ingin meneliti semua
elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau
penelitiannya disebut studi populasi atau studi sensus.”
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan
Jumlah Pemuda/I Gereja Pentakosta Indonesia wilayah
Labuhan Batu Raya Sekitar Tahun 2023 yang berjumlah 391
orang, Pemuda/i.
No Nama Gereja Jumlah Muda-Mudi
1 GPI Sidang Aek Nabara 35
2 GPI Sidang Rantauprapat 40
3 GPI Sidang Tanjung Harapan 35
4 GPi Sidang Bangun Horas 39
5 GPI Sidang Air Kulim 40
6 GPI Sidang Negeri Lama 30
7 GPI Sidang Kp Baru III 32
8 GPI Sidang Puri Ujung Bandar 40
9. GPI Sidang Kotapinang 35
10. GPI Sidang Aek Kanopan 35
11. GPI Sidang Parsaoran 30
12. GPI Sidang Blok IX 35
Tabel 3.1.
Jumlah Pemuda/I Gereja Pentakosta Indonesia wilayah Labuhan Batu Raya SekitarnyaTahun 2023
Identifikasi Variabel
Penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel eksogen (X) dan variabel endogen (Y).
Terdapat tiga variabel eksogen (X) dalam penelitian ini yaitu Penggembalaan (X1) Ettika
(X2); Integritas (X3) Variabel endogen (Y)
Variabel Operasional
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
objek, organisasi atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Adapun variabel penelitian ini adalah sebagai
berikut(Sugiono, 2017)
Variabel Eksogen (Independen)
Variabel eksogen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel endogen. Varaibel
eksogen dalam penelitian ini adalah Penggembalaan, Etika dan
Integritas.
Variabel Endogen (Dependen)
Variabel endogen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variable eksogen. Adapun yang menjadi
variabel endogen dalam penelitian ini adalah Perkembangan Pelayanan
Pemuda/i
Teknik Pengumpulan Data
Teknik atau metode pengumpulan data adalah bagian instrumen
pengumpulan data yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu
penelitian. Kesalahan penggunaan metode pengumpulan data atau
metode pengumpulan data yang tida digunakan semestinya akan
berakibat fatal terhadap hasil-hasil penelitian yang dilakukan(Bungin,
2014) Survei dalam penelitian ini dilakukan dengan membagikan
kuesioner melalui direct message kepada responden pemuda/I Gereja
Pentakosta Indonesia Wilayah Labuhan Batu Raya .
Teknik Analisis Data
Metode analisi data adalah suatu metode yang digunakan untuk mengolah hasil
penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Kegiatan dalam analsis data
adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan responden, mentabulasi
data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data setiap
variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah
dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yanng telah
diajukan(Sugiono, 2017). Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dalam penelitian merupakan proses transformasi pada
penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami. Statistik deskriptif
dapat digunakan bila penelitian hanya ingin mendeskripsikan data sampel, dan
tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana sampel
diambil. Termasuk dalam statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data
melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus,
median, mean (pengukuran tendensi sentral), perhitungan desil, presentil,
perhitungan penyebaran data melaui perhitungan rata-rata dan standar deviasi,
perhitungan presentasi.
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian didefinisikan sebagai alat dan/atau instrumen yang
digunakan sebagai pengukuran fenomena alam maupun sosial yang diteliti,
fenomena tersebut dinyatakan sebagai variabel penelitian. Instrumen penelitian
diterapkan sebagai pengukuran dengan bertujuan memberikan data yang cukup
akurat, oleh sebab itu setiap instrumen memiliki skala. Penelitian ini
menggunakan skala likert bertujuan untuk melakukan pengukuran terhadap
pendapat, sikap, dan/atau persepsi individu maupun sekelompok orang
berkenaan dengan fenomena sosial. Dengan skala ini, variabel penelitian yang
diukur kemudian dijabarkan sehingga menjadi indikator variabel. Indikator
tersebut dijadikan acuan untuk penyusunan beberapa butir instrumen berupa
pertanyaan maupun pernyataan.
POWER POIN SEMINAR PROPOSAL PDT. J SIAGIAN.pptx
POWER POIN SEMINAR PROPOSAL PDT. J SIAGIAN.pptx

More Related Content

Similar to POWER POIN SEMINAR PROPOSAL PDT. J SIAGIAN.pptx

Makalah dogmatika IV
Makalah dogmatika IVMakalah dogmatika IV
Makalah dogmatika IVabaskalolik
 
Makalah dogmatika iv jois
Makalah dogmatika iv joisMakalah dogmatika iv jois
Makalah dogmatika iv joisjois9
 
Makalah kateketika tentang peran gembala jemaat dalam meningkatkan iman pemud...
Makalah kateketika tentang peran gembala jemaat dalam meningkatkan iman pemud...Makalah kateketika tentang peran gembala jemaat dalam meningkatkan iman pemud...
Makalah kateketika tentang peran gembala jemaat dalam meningkatkan iman pemud...markustuturmutu
 
Makalah Dogmatika 4 :Peran Gereja di Luar (Diakonia)
Makalah Dogmatika 4 :Peran Gereja di Luar (Diakonia)Makalah Dogmatika 4 :Peran Gereja di Luar (Diakonia)
Makalah Dogmatika 4 :Peran Gereja di Luar (Diakonia)MiksenTenis
 
Hakekatreligiusitas
HakekatreligiusitasHakekatreligiusitas
Hakekatreligiusitaszaenizen
 
Agama Dan Nilai Agama Dalam Konseling
Agama Dan Nilai Agama Dalam KonselingAgama Dan Nilai Agama Dalam Konseling
Agama Dan Nilai Agama Dalam KonselingIlma Urrutyana
 
Teologia pembangunan perspektif kristen
Teologia pembangunan perspektif kristenTeologia pembangunan perspektif kristen
Teologia pembangunan perspektif kristenDaniel Saroengoe
 
Biblical Preaching Dalam Perkuliahan Teologi Master Program
Biblical Preaching Dalam Perkuliahan Teologi Master ProgramBiblical Preaching Dalam Perkuliahan Teologi Master Program
Biblical Preaching Dalam Perkuliahan Teologi Master ProgramIsArdiansah1
 
Pengenalan pm oleh doly
Pengenalan pm oleh dolyPengenalan pm oleh doly
Pengenalan pm oleh dolyDoly Damanik
 
Peran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-hari
Peran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-hariPeran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-hari
Peran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-haripjj_kemenkes
 
Modul 2 keperawatan agama kb1
Modul 2 keperawatan agama kb1Modul 2 keperawatan agama kb1
Modul 2 keperawatan agama kb1Anton Saja
 
Ppt agama-dan-nilai-nilai-agama-dalam-konseling
Ppt agama-dan-nilai-nilai-agama-dalam-konselingPpt agama-dan-nilai-nilai-agama-dalam-konseling
Ppt agama-dan-nilai-nilai-agama-dalam-konselingIis Nurul Fitriyani
 
Jurnal UAS Misiologi_Peran gereja dalam menjalankan Amanat Agung .docx
Jurnal UAS Misiologi_Peran gereja dalam menjalankan Amanat Agung .docxJurnal UAS Misiologi_Peran gereja dalam menjalankan Amanat Agung .docx
Jurnal UAS Misiologi_Peran gereja dalam menjalankan Amanat Agung .docxyosephdion06
 
Ujian Tesis M.Th. (with Pdt. Chris Hukubun, M.Th)
Ujian  Tesis M.Th. (with Pdt. Chris Hukubun, M.Th)Ujian  Tesis M.Th. (with Pdt. Chris Hukubun, M.Th)
Ujian Tesis M.Th. (with Pdt. Chris Hukubun, M.Th)Chris Hukubun
 
Makalah (mengenal seorang gembala)
Makalah (mengenal seorang gembala) Makalah (mengenal seorang gembala)
Makalah (mengenal seorang gembala) dendrilusi
 

Similar to POWER POIN SEMINAR PROPOSAL PDT. J SIAGIAN.pptx (20)

Mykatekese
MykatekeseMykatekese
Mykatekese
 
Makalah dogmatika IV
Makalah dogmatika IVMakalah dogmatika IV
Makalah dogmatika IV
 
Makalah dogmatika iv jois
Makalah dogmatika iv joisMakalah dogmatika iv jois
Makalah dogmatika iv jois
 
Makalah kateketika tentang peran gembala jemaat dalam meningkatkan iman pemud...
Makalah kateketika tentang peran gembala jemaat dalam meningkatkan iman pemud...Makalah kateketika tentang peran gembala jemaat dalam meningkatkan iman pemud...
Makalah kateketika tentang peran gembala jemaat dalam meningkatkan iman pemud...
 
Katholik
KatholikKatholik
Katholik
 
Makalah Dogmatika 4 :Peran Gereja di Luar (Diakonia)
Makalah Dogmatika 4 :Peran Gereja di Luar (Diakonia)Makalah Dogmatika 4 :Peran Gereja di Luar (Diakonia)
Makalah Dogmatika 4 :Peran Gereja di Luar (Diakonia)
 
Hakekatreligiusitas
HakekatreligiusitasHakekatreligiusitas
Hakekatreligiusitas
 
Agama Dan Nilai Agama Dalam Konseling
Agama Dan Nilai Agama Dalam KonselingAgama Dan Nilai Agama Dalam Konseling
Agama Dan Nilai Agama Dalam Konseling
 
Teologia pembangunan perspektif kristen
Teologia pembangunan perspektif kristenTeologia pembangunan perspektif kristen
Teologia pembangunan perspektif kristen
 
Biblical Preaching Dalam Perkuliahan Teologi Master Program
Biblical Preaching Dalam Perkuliahan Teologi Master ProgramBiblical Preaching Dalam Perkuliahan Teologi Master Program
Biblical Preaching Dalam Perkuliahan Teologi Master Program
 
Pengenalan pm oleh doly
Pengenalan pm oleh dolyPengenalan pm oleh doly
Pengenalan pm oleh doly
 
018 shanty d tj presentasi
018   shanty d tj presentasi018   shanty d tj presentasi
018 shanty d tj presentasi
 
Peran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-hari
Peran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-hariPeran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-hari
Peran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-hari
 
Modul 2 keperawatan agama kb1
Modul 2 keperawatan agama kb1Modul 2 keperawatan agama kb1
Modul 2 keperawatan agama kb1
 
Ppt agama-dan-nilai-nilai-agama-dalam-konseling
Ppt agama-dan-nilai-nilai-agama-dalam-konselingPpt agama-dan-nilai-nilai-agama-dalam-konseling
Ppt agama-dan-nilai-nilai-agama-dalam-konseling
 
Jurnal UAS Misiologi_Peran gereja dalam menjalankan Amanat Agung .docx
Jurnal UAS Misiologi_Peran gereja dalam menjalankan Amanat Agung .docxJurnal UAS Misiologi_Peran gereja dalam menjalankan Amanat Agung .docx
Jurnal UAS Misiologi_Peran gereja dalam menjalankan Amanat Agung .docx
 
Ujian Tesis M.Th. (with Pdt. Chris Hukubun, M.Th)
Ujian  Tesis M.Th. (with Pdt. Chris Hukubun, M.Th)Ujian  Tesis M.Th. (with Pdt. Chris Hukubun, M.Th)
Ujian Tesis M.Th. (with Pdt. Chris Hukubun, M.Th)
 
Makalah (mengenal seorang gembala)
Makalah (mengenal seorang gembala) Makalah (mengenal seorang gembala)
Makalah (mengenal seorang gembala)
 
Johanes ms santi presentasi
Johanes ms santi presentasiJohanes ms santi presentasi
Johanes ms santi presentasi
 
Pk uk 2
Pk uk 2Pk uk 2
Pk uk 2
 

POWER POIN SEMINAR PROPOSAL PDT. J SIAGIAN.pptx

  • 1. PENGARUH PENGGEMBALAAN, ETIKA DAN INTEGRITAS HAMBA TUHAN TERHADAP PENGEMBANGAN PELAYANAN PEMUDA/I DI GEREJA PENTAKOSTA INDONESIA (GPI) WILAYAH LABUHAN BATU RAYA TAHUN 2023 OLEH: JONNER SIAGIAN
  • 2. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Pelayanan Kaum Muda di Gereja Pentakosta Indonesia Wilayah Labuhan Batu Raya belum sesuai harapan; Kondisi ini menurut asumsi penulis dipengaruhi oleh Faktor penggembalaan, Etika dan Integritas hamba Tuhan. Saya berpendapat bahwa pemahaman yang menyeluruh dari Alkitab diperlukan untuk menghasilkan gembala jemaat sebagai pemimpin dalam gereja yang dapat melaksanakan fungsinya dengan baik dalam memimpin jemaat sebagai organisme; pendapat ini juga didukung oleh pernyataan Yan Man Siew bahwa gembala jemaat yang efektif adalah gembala sekaligus guru yang melakukan pembinaan iman sebagai kesatuan yang membentuk iman jemaat dalam pengajaran Firman sebagai inti pelayanan(Siew, 2013). Melalui kedua pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa gembala jemaat adalah gembala sekaligus guru yang melaksanakan fungsinya dalam membentuk iman jemaat melalui pengajaran Firman.
  • 3. Dari uraian latar belakang di atas dapat diidentifikasikan beberapa masalah antara lain: 1. Penggembalaan hamba Tuhan belum terlaksana dengan sepenuhnya untuk mempersiapkan dan mengembangkan sayap pelayanan bagi Muda/i. 2. Sebagai pelayan atau hamba di gereja, mereka kurang peduli terhadap pelayanan muda/I dan kurang memperdayakan mereka disebabkan para hamba Tuhan kurang melihat etika sebagai seorang hamba di gereja. 3. Integritas hamba Tuhan yang seharusnya dapat memotivasi mereka untuk ikut ambil bagian dalam pengembangan pelayanan Muda/I di gereja. 4. Para pemuda/i cenderung hanya menerima pelayanan apa adanya, di karenakan kegiatan mimbar hanya di dominasi oleh hamba Tuhan. 5. Para pemuda/I kurang mendapat respon positive dari hamba Tuhan dikarenakan kurangnya para hamba Tuhan untuk melibatkan mereka dalam pelayanan untuk meningkatkan pertumbuhan iman mereka disetiap pertemuan peribadatan. 6. Kurangnya pengorbanan dan perhatian yang dengan bahasa popular jemput bola dari hamba Tuhan kepada Pemuda/i dalam peningkatan pelayanan gereja. 7. Hamba Tuhan kurang mencerminkan diri sebagai seorang pimpinan dan kurang menguasai management kepemimpinan gereja untuk melihat setiap lini pelayanan pentingnya melibatkan Pemuda/I dalam gereja. Identifikasi Masalah
  • 4. Dari identifikasi masalah di atas dan dari pengertian batasan masalah maka dapatlah ditetapkan batasan masalah penelitian ini agar peneliti lebih muda untuk mengambil kepurusan sebagai berikut: 1. Pengaruh Penggembalaan hamba Tuhan (Variabel XI) 2. Etika hamba Tuhan (Variabel X2) 3. Integritas hamba Tuhan (Variabel X3) 4. Pemuda/I Gereja Pentakosta Wilayah Labuhan Batu (variabel Y) 5. Tahun Penelitian ( 2022) Pembatasan Masalah
  • 5. A.B. Subagyo,(2017, p.39) ’’ Menerangkan bahwa rumusan masalah adalah bagaimana peneliti merumuskan masalahnya, yang menjamin apa yang ditanyakan dalam maslah penelitian jelas, dapat diteliti, dan jawaban yang dihasilkan dapat memperluas pengetahuan dalam bidang ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan peneliti.12. Berdasarkan batasan masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalahnya adalah: 1. Apakah ada pengaruh penggembalaan hamba Tuhan terhadap pengembangan pelayanan muda/I di Gereja Pentakosta Indonesia Wilayah Labuhanbatu Raya. 2. Apakah ada pengaruh etika hamba Tuhan terhadap pengembangan pelayanan muda/I di Gereja Pentakosta Indonesia Wilayah Labuhanbatu Raya. 3. Apakah ada pengaruh Integritas hamba Tuhan terhadap pengembangan pelayanan muda/I di Gereja Pentakosta Indonesia Wilayah Labuhanbatu Raya. Rumusan Masalah
  • 6. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh penggembalaan hamba Tuhan terhadap penggembalaan terhadap pengembangan pelayanan muda/I di Gereja Pentakosta Indonesia Wilayah Labuhanbatu Raya. 2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh etika hamba Tuhan terhadap pengembangan pelayanan muda/I di Gereja Pentakosta Indonesia Wilayah Labuhanbatu Raya. 3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh Integritas hamba Tuhan terhadap pengembangan pelayanan muda/I di Gereja Pentakosta Indonesia Wilayah Labuhanbatu Raya. Tujuan Penelitian
  • 7. BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A.1 Penggembalaan A.1.1 Pengertian Gembala. Penggembalaan merupakan bagian dari Teologi praktika yang memberikan tekanan pada praktek pelayanan penggembalaan bukan pada teori. Para ahli Teologi berusaha merumuskan pengertian penggembalaan diantaranya Thurneysen (2019,p. 46) mengatakan : ”Penggembalaan merupakan suatu penerapan khusus Injil kepada anggota jemaat secara pribadi, yaitu berita Injil yang dalam khotbah gereja disampaikan pada semua orang.” Pemahaman ini memberi tekanan pada berita Injil selanjutnya berita ini diterapkan dalam kehidupan pribadi. Tugas utama penggembalaan adalah menolong orang Kristen supaya memiliki hubungan dengan Allah, mengasihi Tuhan dan sesama manusia. H Faber (2023, p.5)
  • 8. A.1.1.1 Pengertian Gembala Menurut Perjanjian Lama Pada umumnya mata pencarian orang di Timur Tengah adalah beternak, baik ternak domba, kuda, unta maupun sapi makanya dalam kehidupan masyarakat di sana selalu ada seorang gembala yang berperan memelihara dan menjaga kawanan ternak. Konteks seperti keadaan ini dialihkan dalam hubungan masyarakat di Israel sebagai pembinaan dan pengamanan yang dilaksanakan oleh seorang pemimpin dalam konteks seorang gembala dengan kaitan tugas penggembalaan. Untuk itu, D. L Baker (D.C. Baker, 1996) menyebutkan dalam perspektif Perjanjian Lama bahwa kata gembala dalam bahasa Ibrani “syamar” berarti memelihara, menjaga. Maka.pemahaman secara teokrasi untuk Bangsa Israel itu digembalakan (dipimpin, dipelihara, diberi petunjuk) oleh Allah langsung.
  • 9. A.1.1.2 Pengertian Gembala Menurut Perjanjian Baru Ada dua peranan penting dalam pelaksanaan tugas, yaitu : Pertama, menggembalakan ternak (pemelihara ternak), sedangkan kedua adalah seorang pejabat rohaniah yang mengasuh, membina secara rohani. Dari sudut pandang agama dan secara rohani tentu saja gembala bersifat Ilahi. Sejalan dengan kamus besar bahasa Indonesia menyebutkan “gembala” memiliki arti penjaga keselamatan orang banyak. Dalam bahasa Inggris disebut “shepherd” atau “herdsman” artinya gembala. Secara khusus dalam Yohanes 10:11, menjelaskan bahwa Yesus sendiri menjadi gembala. Demikian juga, di dalam Perjanjian Baru tugas Mesias adalah menjadi gembala bahkan Gembala Agung (Ibr. 13:30; I Pet. 2:25; 5:4) Yohanes pasal 10 secara rinci terlihat ada kesepadanan dengan Yehezkiel 34. Yangmana dalam bahasa Yunani diterjemahkan dengan kata poimen artinya gembala, gembala kawanan ternak, sedangkan kata boskon/boske artinya gembala yang memelihara ternak.
  • 10. A.1.1.2 Pengertian Gembala Menurut Perjanjian Baru Ada dua peranan penting dalam pelaksanaan tugas, yaitu : Pertama, menggembalakan ternak (pemelihara ternak), sedangkan kedua adalah seorang pejabat rohaniah yang mengasuh, membina secara rohani. Dari sudut pandang agama dan secara rohani tentu saja gembala bersifat Ilahi. Sejalan dengan kamus besar bahasa Indonesia menyebutkan “gembala” memiliki arti penjaga keselamatan orang banyak. Dalam bahasa Inggris disebut “shepherd” atau “herdsman” artinya gembala. Secara khusus dalam Yohanes 10:11, menjelaskan bahwa Yesus sendiri menjadi gembala. Demikian juga, di dalam Perjanjian Baru tugas Mesias adalah menjadi gembala bahkan Gembala Agung (Ibr. 13:30; I Pet. 2:25; 5:4) Yohanes pasal 10 secara rinci terlihat ada kesepadanan dengan Yehezkiel 34. Yangmana dalam bahasa Yunani diterjemahkan dengan kata poimen artinya gembala, gembala kawanan ternak, sedangkan kata boskon/boske artinya gembala yang memelihara ternak.
  • 11. A.1.3 Tanggungjawab Penggembalaan Bagian tanggungjawab gembala jemaat akan dijelaskan lebih dulu tentang peranan seorang gembala jemaat sekaligus merupakan tolak ukur guna mencapai jemaat yang sehat kerohanian, gereja dapat bertumbuh. Untuk itu, pertama, peran gembala sebagai pemimpin yang berfungsi untuk memimpin domba-dombanya dan mencukupkan kebutuhan mereka dari hari ke hari
  • 12. A.1.4 Komunikasi Penggembalaan. Komunikasi penggembalaan secara khusus adalah proses dalam melaksanakan suatu penggembalaan di jemaat. Salah satu aspek penting dalam penggembalaan adalah komunikasi. Komunikasi selalu dilakukan dengan berbicara dalam pertemuan dengan satu atau kelompok orang. Hanya bedanya dalam komunikasi penggembalaan lebih ditekankan pada komunikasi penggembalaan yang lebih banyak berbicara tentang Injil dan aplikasi-aplikasi kebenaran dalam kehidupan jemaat itu
  • 13. A.2 Etika Hamba Tuhan Secara bahasa kata ‘’Etika berasal dari bahasa Yunani. Ethos, yang dapat diartikan’ Kebiasaan’ atau habit. Etika selalu mengacu pada nilai-nilai, cara hidup yang baik, aturan hidup dan semua kebiasaan yang diturunkan dari orang kepada orang lain dari generasi ke generasi. Nandy (2022, p.5) Dalam arti lain Etika merupakan suatu ilmu tentang aturan tentang tingkah laku yang benar, atu dengan kata lain bahwa Etika adalah kewajiban dan tanggung jawab moral setiap orang dalam berprilaku dalam masyarakat. Menurut istilah (Terminology) adalah salah satu cababg filsafatyang mempelajari tentang tabiat konsep nilai baik buruk, benar salah dan lain sebaginya, dan prinsip umum yang membenarkan kita untuk mengaplikasikannya atau apa saja.J.Verkuyl (2015,p.1)
  • 14. A.2.1 Sikap Etis Hamba Tuhan terhadap Kolegialitas pelayanan Jika hamba Tuhan menyadari, bahwa kita semua adalah saudara dan terhisap sebagai tubuh Kristus, maka kita tidak akan mempermasalahkan perbedaan tetapi akan menekankan kesamaannya, yaitu sama-sama melayani Tuhan, menyampaikan Firman yang sama berdasarkan Alkitab, dan Yesus Kristus satu- satunya penyelamat dan kepala Gereja sehingga muncul sikap saling menghormati diantara sesama pelayan dalam mengembangkan jemaat.Pdt. DR. Karel Sosipater (2020, p.23) menuliskan beberapa sikap etis yang harus dilakukan seorang hamab Tuhan terhadap kolegialitasnya dalam pelayanan, diantaranya; Saling menghormati dan saling menghargai.
  • 15. A.3 Integritas Hamba Tuhan Berbicara mengenai integritas tentu tidaklah dapat dipungkiri akan bersangkut-paut; terhadap siapa predikat itu pantas disematkan. Pada zamannya Nuh mendapat ‘anugerah’ karena Alkitab menyebutkan ia adalah seorang yang benar dan tidak bercela diantara orang sezamannya. Paling tidak ada tiga pra-syarat bagi seseorang supaya pada akhirnya ia menjadi hamba Tuhan yang dedikatif serta memiliki integritas tinggi: 1) Hidup benar dihadapan Allah; sudah barang tentu ia harus menjaga ‘kekudusan dalam setiap aspek’ hidupnya, supaya Allah memberikan perkenanan-Nya. (Kejadian 6:9a). 2). Hidup bergaul dengan Allah; hal itu berarti tidak saja hidup berdampingan atau berdekatan dengan-Nya namun sebuah ekspektasi yang jauh melampaui semuanya yakni 'melekat’ kepada-Nya (Mazmur 91:14- 16).3). Hidup dalam ketaatan melakukan kehendak Allah; tidak ada kebahagiaan yang dapat melampaui result yang akan kita rasakan apabila kita ‘mau’ dan sanggup melakukan apa yang Allah kehendaki. (Kejadian 6:22a).
  • 16. Pelayanan Kaum muda tidak dapa dilepaskan dari Perkembangan dan kemajuan teknologi. Kemajuan dan perkembangan teknologi tentu membawah perubahan dalam kehidupan kaum Muda, entah perubahan positif maupun perubahan negatif. Perkembangan teknologi ini merupakan salah satu hasil dari kerja keras dan juga interaksi hidup manusia yang selalu berusaha memunculkan penemuan-penemuan baru untuk dapat mengubah dunia dan mengarah kepada kehidupan yang lebih baik. Perkembangan teknologi menunjukkan bahwa manusia dan dunia ini tidak bersifat statis melainkan, dinamis, terus berkembang, mengalami kemajuan, dan pembangunan(Waruwu et al., 2020). Gereja terpanggil untuk merancang pelayanan melalui berbagai macam pendekatan, metode. Startegi yang sesuai dengan perkembangan zaman sebagai tanggung jawabnya agar perkembangan penginjilan semakin bertumbuh melalui umat yang bertumbuh juga imannya. B. Perkembangan Pelayanan Pemuda/I.
  • 17. B.Kerangka Berpikir. Berdasarkan kajian teori-teori di atas, maka Peneliti menyusun kerangka berpikir tentang pengaruh Penggembalaan Etika dan Integritas hamba Tuhan terhadap Pengembangan Pelayanan Pemuda/I Gereja Pentakosta Indonesia Wilayah Labuhan Batu Raya Tahun 2023.
  • 18. Y : Pengembangan Pelayanan Kaum Muda. Gereja yang sehat adalah gereja yang ditandai dengan perkembangan atau pertumbuhan iman Jemaat. Geraja yang sehat perkembangannya adalah gereja yang berhasil membentuk generasinya yaitu kaum muda yang akan melanjutkan tugas dan fungsi pelayanan gereja di tengh-tengah masyarakat. Kaum muda yang diharapkan yaitu dengan memiliki kualitas persekutuan jemaat secara pribadi dengan Kristus sebagai Kepala Gereja dan kualitas persekutuan jemaat dengan sesamanya. Jadi perkembangan pelayanan iman memiliki dimensi vertikal sebagai sumber pertumbuhan iman secara pribadi dan dimensi horizontal sebagai sumber kesaksian kepada sesama. Dua dimensi ini harus mengalami peningkatan sehingga Jemaat merasakan pembaharuan dalam hidupnya yang membawa dampak kepada anggota jemaat yang lain.
  • 19. X1: Penggembalaan. Idealnya sebuah penggembalaan yang berfungsi dengan baik dalam menghadapi kondisi yang berubah seperti di Gereja Pentakosta Indonesia Wilayah Labuhan Batu Raya seharusnya bertanggungjawab memberi makan yang bergizi bagi kaum Muda yang sesuai dengan tahapan pertumbuhan mereka. Kaum Muda adalah jemaat yang harus dirawat sehingga mengalami pertumbuhan iman, dengan khotbah yang berkualitas dan pengajaran/doktrin iman Kristen yang membawa jemaat pada perjumpaan dengan Allah dan mengalami perubahan pikiran, perkataan dan perbuatan serta tetap kuat dalam menghadapi tantangan kehidupan.
  • 20. Peneliti menyimpulkan kecenderungan pemimpin Gereja (X1) menetapkan 5 kategori yaitu: (1) Sangat Kurang baik (2) Kurang Baik, (3) kadang-kadang, (4) Baik, (5) Sangat Baik. Disinilah gembala memandang sejauhmana penggembalaan di Gereja dapat berkembang dengan baik sehingga kebutuhan Jemaat dapat terpenuhi dalam tugas pelayanan. Berdasarkan urian di atas, maka patut diduga bahwa gembala-gembala Gereja Pentekosta wilayah Labuhan batu Raya cenderung kadang-kadang saja memperhatikan pelayanan penggembalaan.
  • 21. X2 : Etika Etika pelayanan hamba Tuhan berpengaruh terhadap efektifitas pelayanan. Karakter kaum muda akan sangat terbentuk dengan etika yang ditampilkan oleh gereja. Salah satu tugas gereja adalah bersaksi untuk memenangkan jiwa dan membawa mereka mengenal Kristus dan menghidupi Firman. Untuk dapat melaksanakan tugas tersebut maka etika pelayanan dan etika hidup sanga diperlukan untuk membentuk karakter yang baik dan kuat menghadapi berbagai perubahan kondisi hidup beserta tantangannya. Upaya ini dilakukan agar jemaat dapat menghidupi imannya ditengah masyarakat untuk menjadi saksi.
  • 22. X.3 Integritas Hamba Tuhan Integritas adalah modal utama yang dibutuhkan dalam pewartaan Injil untuk menjangkau jiwa-jiwa, dan membentuk mereka dalam knsistensi iman. Salah satu tantangan gereja hari-hari ini adalah lemahnya Integritas hidup akibat pengaruh dinamika peradaban, dan teknologi. Hamba Tuhan yang tidak berintegritas, justru merusak kepercayaan kaum muda; nilai- nilai rohan yang mudah dpelajari oleh kaum muda lebih berorientasi kepada keteladanan, bukan teori yang verbalistic
  • 23. X1 : Penggembalaan X3: Integritas Hamba Tuhan Y : Perkembangan Pelayanan Pemuda/i X2 : Etika Hamba Tuhan
  • 24. D. Hipotesis Hipotesis merupakan anggapan dasar yang kemudian membuat suatu teori yang masih harus diuji kebenarannya. Dalam penelitian ini, Penulis mengajukan empat hopetesis, sebagai jawaban sementara permasalahan yang akan diteliti, yakni:
  • 25.  Hipotesis 1 : Ada pengaruh yang sangat signifikan antara penggembalaan dan gembala Jemaat dalam perkembangan Pelayanan Pemuda/i, dimana setiap gembala Jemaat melengkapi dirinya dengan baik lewat pendidikan, mengikuti seminar dan pelatihan dalam menggali Firman Tuhan dan menyediakan waktu untuk belajar Firman Tuhan sebelum menyampaikan khotbah dan pengajaran bagi jemaat.
  • 26.  Hipotesis 2 : Ada pengaruh yang sangat signifikan antara Etika Gembala dan hamba-hamba Tuhan di Gereja Pentakosta Indonesia Wilayah Labuhan Batu raya dengan perkembangan Pelayanan Pemuda/I dimana hamba Tuhan/ gembala Jemaat membiasakan diri menyusun program yang akan dilaksanakan dalam Jemaat sehingga berkesinambungan dari kelompok usia untuk memenuhi kebutuhan mereka secara rohani seperti membahas Firman Tuhan dalam bentuk khotbah, ceramah, ilustrasi, dialog dan tanya jawab dengan bahasa yang sederhana untuk peningkatan iman dan perubahan perilaku jemaat.
  • 27.  Hipotesis 3 : Ada pengaruh yang sangat signifikan antara Integritas dan perkembangan Pelayanan Pemuda/i di Gereja Pentekosta Wilayah Labun Batu Raya
  • 28.  Hipotesis 4 : Ada pengaruh yang sangat signifikan antara Penggembalaan, etika dan Integritas Hamba Tuhan dngan perkembangan Pelayanan Pemuda/i
  • 29. BAB III METODOLOGI, RANCANGAN DAN PROSEDUR PENELITIAN 3.1. Tempat Penelitian Dalam Penelitian ini peneliti mengambil lokasi penelitian di Gereja Pentekosta Indonesia Wilayah Labuhan Batu Raya 3.2. Waktu Penelitian. Penelitian ini diawali dengan pengambilan data dilaksanakan pada Desember 2022- Juli 2023.
  • 30. Populasi. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapakan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya(Sugiono, 2017). Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Pemuda/I Gereja Pentekosta Indonesia Wilayah Labuhan Batu Raya tahun 2023 Total jumlah 391 orang. Selanjutnya, Populasi merupakan wilayah generalisasi atas obyek dan/atau subyek dengan kualitas serta karakteristik tertentu yang ditentukan peneliti untuk dipelajari dan diambil kesimpulan. Karakteristik atas suatu obyek/subyek akan dianalisis sesuai dengan perkiraan dari tiap penelitian(Sugiono, 2017)
  • 31. Menurut Suharsimi Arikunto, populasi adalah “keseluruhan subjek penelitian, apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya disebut studi populasi atau studi sensus.” Adapun populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan Jumlah Pemuda/I Gereja Pentakosta Indonesia wilayah Labuhan Batu Raya Sekitar Tahun 2023 yang berjumlah 391 orang, Pemuda/i.
  • 32. No Nama Gereja Jumlah Muda-Mudi 1 GPI Sidang Aek Nabara 35 2 GPI Sidang Rantauprapat 40 3 GPI Sidang Tanjung Harapan 35 4 GPi Sidang Bangun Horas 39 5 GPI Sidang Air Kulim 40 6 GPI Sidang Negeri Lama 30 7 GPI Sidang Kp Baru III 32 8 GPI Sidang Puri Ujung Bandar 40 9. GPI Sidang Kotapinang 35 10. GPI Sidang Aek Kanopan 35 11. GPI Sidang Parsaoran 30 12. GPI Sidang Blok IX 35 Tabel 3.1. Jumlah Pemuda/I Gereja Pentakosta Indonesia wilayah Labuhan Batu Raya SekitarnyaTahun 2023
  • 33. Identifikasi Variabel Penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel eksogen (X) dan variabel endogen (Y). Terdapat tiga variabel eksogen (X) dalam penelitian ini yaitu Penggembalaan (X1) Ettika (X2); Integritas (X3) Variabel endogen (Y) Variabel Operasional Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, organisasi atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun variabel penelitian ini adalah sebagai berikut(Sugiono, 2017)
  • 34. Variabel Eksogen (Independen) Variabel eksogen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel endogen. Varaibel eksogen dalam penelitian ini adalah Penggembalaan, Etika dan Integritas. Variabel Endogen (Dependen) Variabel endogen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variable eksogen. Adapun yang menjadi variabel endogen dalam penelitian ini adalah Perkembangan Pelayanan Pemuda/i
  • 35. Teknik Pengumpulan Data Teknik atau metode pengumpulan data adalah bagian instrumen pengumpulan data yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian. Kesalahan penggunaan metode pengumpulan data atau metode pengumpulan data yang tida digunakan semestinya akan berakibat fatal terhadap hasil-hasil penelitian yang dilakukan(Bungin, 2014) Survei dalam penelitian ini dilakukan dengan membagikan kuesioner melalui direct message kepada responden pemuda/I Gereja Pentakosta Indonesia Wilayah Labuhan Batu Raya .
  • 36. Teknik Analisis Data Metode analisi data adalah suatu metode yang digunakan untuk mengolah hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Kegiatan dalam analsis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data setiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yanng telah diajukan(Sugiono, 2017). Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
  • 37. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif dalam penelitian merupakan proses transformasi pada penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami. Statistik deskriptif dapat digunakan bila penelitian hanya ingin mendeskripsikan data sampel, dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana sampel diambil. Termasuk dalam statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean (pengukuran tendensi sentral), perhitungan desil, presentil, perhitungan penyebaran data melaui perhitungan rata-rata dan standar deviasi, perhitungan presentasi.
  • 38. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian didefinisikan sebagai alat dan/atau instrumen yang digunakan sebagai pengukuran fenomena alam maupun sosial yang diteliti, fenomena tersebut dinyatakan sebagai variabel penelitian. Instrumen penelitian diterapkan sebagai pengukuran dengan bertujuan memberikan data yang cukup akurat, oleh sebab itu setiap instrumen memiliki skala. Penelitian ini menggunakan skala likert bertujuan untuk melakukan pengukuran terhadap pendapat, sikap, dan/atau persepsi individu maupun sekelompok orang berkenaan dengan fenomena sosial. Dengan skala ini, variabel penelitian yang diukur kemudian dijabarkan sehingga menjadi indikator variabel. Indikator tersebut dijadikan acuan untuk penyusunan beberapa butir instrumen berupa pertanyaan maupun pernyataan.