SlideShare a Scribd company logo
1 of 39
MENGENAL POLA HIDUP
BERMASYARAKAT DAN
PENDEKATANNYA
Daniel Saroengoe
PELAYANAN DI PEDESAAN
Mengapa pentingnya pelayanan pedesaan ?
Berdasarkan data BPS 2022, jumlah penduduk Indonesia 277,7 juta, terdiri dari 38 Propinsi, 83.381 desa
dimana sekitar 43,37% masyarakat indonesia masih tinggal di pedesaan dan sekitar 30,1% adalah usia
anak (dibawah usia 18 tahun)
Sejak awal kegiatan pembangunan di Indonesia, khususnya pembangunan pedesaan telah banyak
mendapat perhatian pemerintah. Yang sebelumnya 70 % (tahun 2000) penduduknya tinggal didesa
sekarang akibat pembangunan yang merata, dimulai dari hilirisasi, infrakstuktur, turunnya tingkat
kemiskinan dll selama 9 tahun kepemimpinan Presiden Jokowi, penduduk yang tinggal di desa menjadi
43,37%
Hal ini merupakan konsekwensi logis bagi bangsa Indonesia karena daerah pedesaan merupakan bagian
integral dari Negara Kesatuan Republik Indonesia dimana dengan membangun desa juga dijadikan sebagai
titik sentral atau tulang punggung pembangunan nasional.
Karena membangun desa berarti membangun bangsa sebab usaha-usaha perbaikan
pada tingkat lokal pada hakekatnya adalah usaha-usaha perbaikan nasional, sebab
masalah nasional merupakan akumulasi dari masalah-masalah lokal
SEBELUM MELAYANI, KENALILAH TERLEBIH DAHULU MASYARAKATNYA
Belajar dari Sejarah : Susi Susanti
PERMASALAHAN DI PEDESAAN
Ada 5 permasalahan di pedesaan yaitu :
1. Kemiskinan,
2. Keterbelakangan,
3. Sakit penyakit,
4. Okultisme
5. Kehidupan statis
IGNITING LEADERSHIP, ENDING POVERTY .
HOLISTIK
1.
2.
3.
4.
MENGENAL POLA HIDUP MASYARAKAT
YANG KITA LAYANI
Di Indonesia terbagi 2 wilayah kesukuan yang didasarkan INTEGRASINYA :
1. Masyarakat Jawa – Terintegrasi berdasarkan Sistem KEDAERAHAN
2. Masyarakat luar Jawa – Terintegrasi berdasarkan Sistem KEKERABATAN (Darah, Genealogis)
1.PERBEDAAN MASYARAKAT DESA JAWA DAN LUAR JAWA
A. Masyarakat Desa Jawa dipengaruhi oleh :
 Kekuatan Supra Desa (Kekuasaan Kerajaan/Keraton), dimana hasil-hasil produksi
masyarakat juga untuk menunjang eksisnya penguasa (kerajaan) yang menjadi
pemilik/penguasa tanah pertanian
 Sistem feodalisme yang masih kuat (Bendara, priyayi, wong cilik)
 Pada umumnya masih bersifat kultural dan magis religius (Kejawen)
 Akibat kekuatan supra desa, maka masyarakat desa di jawa tidak memiliki klan/marga.
 Gotong royong dulunya merupakan pembayaran pajak zaman Hindia Belanda, lama
kelamaan menjadi kebudayaan.
MENGENAL POLA HIDUP MASYARAKAT
YANG KITA LAYANI
 Masyarakat Jawa hubungannya terintegrasi berdasar ikatan daerah (sistem
kedaerahan)
Walaupun kuatnya kerukunan yang ada diantara mereka, namun didasarkan sistem
kedaerahan atau ketetanggaan (bukan kerabat sendiri).
 Di jawa tidak ada sistem klan/marga, karena tidak ada sistem kekerabatan yang
mengatur – maka untuk menggantikan fungsi sistem kekerabatan dalam mempererat
rasa persaudaraan adalah melalui Legenda atau cerita rakyat/hikayat cikal bakal
berdirinya desa tersebut. Seperti : Malin Kundang, Tangkuban Perahu, Cindelaras,
Timun Mas, Roro Jonggrang, Jaka Tarub dan 7 bidadari, Baturaden, Rawa Pening, Aji
Saka (asal mula huruf jawa) dan masih banyak lagi.
Sistem Kerajaan Keraton : Jawa Tengah : Keraton Yogyakarta, Jawa Barat : Kerajaan
Sumedang Larang, Keraton Kanoman (Cirebon), Jawa Timur : Kesultanan Pajang
(Mojokerto)
MENGENAL POLA HIDUP MASYARAKAT
YANG KITA LAYANI
B. Masyarakat Desa di luar jawa, hubungannya terintegrasi berdasar ikatan Darah
(genealogis), karena tidak dipengaruhi oleh kekuatan Kerajaan/Keraton sehingga
mereka dapat mengembangkan adat istiadat dan tradisi yang kuat yang bersifat lokal
(Minangkabau, Batak, Sumba, Toraja dll) – ikatan ini semakin kuat karena dilandasi
sistem kekerabatan.
Contoh : Di pedalaman Kalimantan terdapat satu keluarga besar (extended Family) dan
tinggal bersama dalam satu rumah adat – sangat kuat nilai kekerabatan, ikatan darah
(Genealogis) sehingga terciptanya Klan/Marga.
Sistem Klan/Marga : Patrilineal - marga dari pihak Ayah
Contoh : Batak : Karo - Ginting, sembiring, Toba – Nababan, Tobing
NTT : Adoe, Atamang, Dhakidae, Pello, Boimau
Matrilineal – marga dari pihak Ibu
Contoh : Minangkabau : Koto, Piliang, Chaniago;
Flores : Ngada
MENGENAL POLA HIDUP MASYARAKAT
YANG KITA LAYANI
2. CIRI-CIRI KEBUDAYAAN TRADISIONIL MASYARAKAT DI PEDESAAN
A. Konsep Kebudayaan :
Budaya merupakan kesatuan sistem dari pola-pola yang dialami, termasuk tingkah
laku, nilai-nilai, kepercayaan-kepercayaan dan pandangan dunia ini
Layou
ts
Konsep Budaya
Tingkah laku
Nilai-nilai
Kepercayaan
Pandangan
hidup
Menerima
Injil Keselamatan
Membentuk Pola
Hidup Masyarakat
Menjadi manusia baru
Meliputi Adat, Kebiasaan-kebiasaan, Hasil-hasil pekerjaan, juga
Bahasa yang merupakan sistem lambang dari tingkah laku itu.
kita perlu mempelajari bahasa untuk pergaulan sehari-hari.
Konsep Budaya
TINGKAH LAKU
NILAI-NILAI
Ditentukan oleh suatu sistem nilai, yaitu standar nilai seperti apa
yang baik-buruk, boleh-tidak boleh, indah-jelek. Kita sulit untuk
mengetahui nilai-nilai dalam masyarakat, jadi perlu bertanya
kepada tokoh adat,tokoh agama setempat
Kadangkala sistem nilai mencerminkan suatu sistem kepercayaan yang
mendasari munculnya nilai-nilai yang dianggap sakral/berkuasa yang
dapat mengatur kehidupan. Aliran kepercayaan asli masyarakat desa
di indonesia berbeda-beda.
Ada 187 kelompok Aliran kepercayaan di Indonesia.
contoh :
Jawa Tengah : Kepercayaan Kejawen, - inti ajarannya : Sangkan
Paraning Dumadhi’, atau memiliki arti ‘dari mana datang dan
kembalinya hamba Tuhan’.
Tetapi pada umumnya sudah mengalami percampuran (sinkretisme)
seperti islam kejawen, kristen kejawen, hindu kejawen
Konsep Budaya
KEPERCAYAAN-KEPERCAYAAN
Jawa Barat : Kepercayaan Sunda Wiwitan – inti ajarannya : satu
Tuhan yang kerap disebut dengan Sang Hyang Kersa
Pulau Sumba : Kepercayaan Marapu - Para penganut Marapu
menerapkan keyakinannya dengan memuja arwah-arwah para
leluhur. Dalam bahasa Sumba, arwah-arwah leluhur itu disebut
Marapu, yang artinya "yang dipertuan" atau "yang dimuliakan".
Konsep Budaya
Tanah Batak : Kepercayaan Malim - Para pengikut aliran
kepercayaan ini disebut sebagai Parugamo Malim, atau bisa
disingkat Parmalim. Parmalim percaya kepada Tuhan yang
mereka sebut dengan nama Ompu Mulajadi na Bolon. Nama ini
kadang disingkat menjadi Mulajadi Nabolon. Mereka juga kadang
menyebut atau memakai nama lain, seperti Debata atau Pelean
Debata. Apapun sebutannya, semua merujuk pada satu nama
yang sama, yaitu Tuhan.
Kalimantan Tengah : Kepercayaan Kaharingan adalah nama
kepercayaan atau keyakinan masyarakat Dayak Ngaju di
Kalimantan Tengah. tempat ibadahnya biasa dinamakan Balai
Basarah.
Konsep Budaya
Sulawesi Selatan : Kepercayaan Aluk To Dolo, merupakan agama
asli Suku Toraja yang merupakan cabang dari agama Hindu Dharma.
Di antara praktek agama Aluk To Dolo yang masih bertahan sampai
sekarang adalah upacara kematian “Rambu Solok” dan disebut-
sebut sebagai ritual kematian termahal.
Penganut agama leluhur ini memiliki kewajiban untuk menyembah dan
memuliakan Puang Matua atau Sang Pencipta
dan masih banyak lagi Aliran kepercayaan di Indonesia seperti :
Tonaas Walian (Sulut), Masade (Sangihe),Adat Musi (Talaud),
Saminisme (Jatim), Upuku Anahatana (P.Seram - Maluku),
Swanggi, Manseren Nanggi (Papua) dll
Konsep Budaya
Inilah tingkat yang paling dalam yang didasari pada
kepercayaan-kepercayaan yang mengikat seluruh sendi
kehidupan masyarakat, sehingga membentuk Pola Hidup
mereka setiap hari yang menjadi ciri khas setiap daerah di
Nusantara.
Pandangan hidup ini menjadi standar ukur/pembanding sistem
nilai dari pandangan-pandangan luar yang masuk dalam
budaya mereka. Pandangan hidup inilah yang perlu
diperbaharui dalam pelayanan kerohanian, memberitakan Injil
keselamatan kepada mereka
Konsep Budaya
PANDANGAN HIDUP
Ciri Kebudayaan
B. Ciri-ciri Kebudayaan Tradisionil :
Secara garis besar ada 9 ciri-ciri kebudayaan tradisionil masyarakat yang ada di
pedesaan Indonesia :
1. Ketergantungan pada alam (Monisme) yaitu mengembangkan adaptasi pasif yang
kuat terhadap kondisi alam, bukan merubah/menaklukkan/memanfaatkan alam tetapi
takluk kepada alam, sehingga setiap desa memiliki ciri khas (karakteristik) tersendiri
karena mengikuti karakteristik alamnya
2. Rendahnya inovatif, Akibat adaptasi pasif yang kuat menyebabkan rendahnya
tingkat inovatif masyarakat, karena beranggapan segalanya sudah berjalan teratur
(ditentukan oleh alam) sehingga menimbulkan sikap yang Nrimo (pasrah pada
nasib/takdir)
Ciri Kebudayaan
3. Kekeluargaan, Faktor alam mempengaruhi kepribadian masyarakat, sehingga
mengembangkan filsafat hidup yang organis (memandang segala sesuatu sebagai
suatu kesatuan). Refleksi dari filsafat ini adalah timbul rasa sepenanggungan,
solidaritas, kekeluargaan dan kolektivitas.
4. Kehidupan Statis, Pengaruh alam terhadap kebiasaan hidup yang teratur dan
lamban (mengikuti musim), seperti menunggu waktu panen sehingga timbul
pemahaman bahwa orang desa kehidupannya statis.
5. Percaya Takhyul, Dominasi alam yang kuat pada masyarakat desa
mengakibatkan tebalnya kepercayaan mereka terhadap takhyul. Takhyul timbul
karena merupakan proyeksi dari ketakutan/ketundukan mereka terhadap
fenomena alam- sebab tidak dapat memahami dan menguasai alam secara benar.
Ciri Kebudayaan
6. Kesederhanaan, Sikap adaptif yang pasif dari masyarakat desa terhadap alam
lingkungannya, juga nampak mempengaruhi dalam aspek kebudayaan material mereka
yang bersahaja (sederhana), contoh : Arsitektur rumah tinggal dan alat-alat pertanian
yang tradisionil. (tidak menggunakan alat teknologi)
7. Santai, Karena tunduk kepada alam maka rendahnya kesadaran mereka untuk
memanfaatkan waktu sebaik-baiknya (santai) alon-alon waton kelakon
8. Bersifat Praktis, Karena pengaruh alam yang tidak boleh ditentang (hanya dengan
adaptasi) maka segalanya dikerjakan bersifat praktis, contoh : sifat kekeluargaan/kolektif
sehingga sangat mengenal satu dengan yang lain (tidak ada yang perlu
disembunyikan), maka tidak perlu berbicara panjang lebar, praktis saja – berkembang
sifat baik, jujur, terus terang dan suka bersahabat, tolong menolong (gotong royong)
9. Sulit Berubah, Pengaruh Monisme menyebabkan standar moral yang kaku, hitam ya
hitam, putih ya putih, tidak ada abu-abu, tidak fleksibel, pandangan moral (adat istiadat)
bersifat absolut (mutlak)
Aturan Hidup & Sanksi Budaya
3. MEMAHAMI ATURAN HIDUP KEBUDAYAAN MASYARAKAT DESA
Dalam kehidupan bermasyarakat, ada tata cara yang mengatur setiap
tindakan masyarakat sehari-hari yang apabila dilanggar akan dikenakan
sanksi berdasarkan aturan adat setempat, dimulai dengan sanksi ringan
sampai yang berat. Berdasarkan Sanksinya, ada 5 Tingkatannya :
1. Tata cara (usage)
Merupakan norma dengan sanksi yang sangat ringan terhadap
pelanggarannya misalnya aturan memegang garpu atau sendok ketika
makan, cara memegang gelas ketika minum, cara berbicara, bertanya
dengan orang lain (tegur sapa)
Sanksi : Teguran/celaan atau dianggap tidak sopan – sifat hukuman
ringan.
Aturan Hidup & Sanksi Budaya
2. Kebiasaan (folkways)
Merupakan cara-cara bertindak yang digemari oleh masyarakat sehingga
dilakukan berulang-ulang oleh banyak orang, bagaimana cara
menghormati orang tua, bukan sekedar sopan santun saja, tetapi juga
dijiwai seperti cium tangan, tunduk atau sujud dihadapan orang tua.
Sanksi : lebih dari celaan atau teguran – nama baik jadi jelek.
3. Tata Kelakuan (mores)
Tata kelakuan merupakan norma yang bersumber kepada filsafat, ajaran
agama atau ideologi yang dianut oleh masyarakat, perbuatan amoral
seperti berzinah, berjudi, minuman keras, mencuri, membunuh
Sanksi : ditangkap dan dihukum
Aturan Hidup & Sanksi Budaya
4. Adat Istiadat (custom)
Adat merupakan norma yang tidak tertulis namun sangat kuat mengikat,
apabila adat menjadi tertulis ia menjadi hukum adat, pelanggaran adat seperti
berpindah agama dan dianggap telah murtad, berzinah (kawin lari)
Sanksi : diusir keluar dari kampung, tidak diakui oleh masyarakat,
kehilangan identitas (tidak bermarga) atau dibunuh secara adat.
5. Hukum (law).
Hukum merupakan norma berupa aturan tertulis yang diatur oleh UU
(Nasional), ketentuan sanksi terhadap siapa saja yang melanggar dirumuskan
secara tegas berdasarkan KUHP, berbeda dengan norma-norma yang lain
seperti hukum adat. Pelaksanaan norma hukum didukung oleh adanya aparat
kepolisian, Hakim dan Jaksa, Pengacara sehingga memungkinkan
pelaksanaan hukuman secara tegas dan adil
Sanksi, berdasarkan jenis pelanggarannya : Hukum Pidana atau Perdata
Kejutan Budaya
Kejutan budaya merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan
kegelisahan dan perasaan (terkejut, bingung, dll.) yang dirasakan apabila
seseorang tinggal dalam kebudayaan yang berlainan sama sekali, seperti ketika
berada di daerah pedesaan dengan budaya yang baru. Perasaan ini timbul akibat
kesukaran dalam proses asimilasi kebudayaan baru, menyebabkan
seseorang sulit mengenali apa yang wajar dan tidak wajar
Paulus : 1 Kor 9:20 - Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya
aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku
menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di
bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum
Taurat.
“Tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada budak atau orang merdeka, laki-laki atau
perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus” (Gal 3:28).
Kejutan Budaya
Abraham : Tuhan memanggil seseorang untuk meninggalkan tanah airnya
dan pergi ke negeri baru agar bisa hidup di antara orang-orang yang budaya
dan agamanya sangat berbeda dengan budaya dan agamanya.
Musa : Tuhan memanggil umat Israel untuk meninggalkan Mesir untuk
pergi ke tanah perjanjian dan setia kepada Tuhan yang telah membebaskan
mereka di tengah persaingan budaya dan agama.
Murid-murid : Panggilan para murid dalam Perjanjian Baru adalah tentang
Yesus yang memanggil para pengikutnya untuk meninggalkan keluarga dan
karir mereka untuk menjadi misionaris keliling.
Waktu
Pulang/mengundurkan diri
Pertimbangan/negosiasi
Bertahan sampai akhir
Tingkat
Kepuasan
1 2 3
sp
cp
tp
Adaptasi
Tingkat Kepuasan, menentukan berapa lama kita bertahan dan tetap setia dalam pelayanan
dipedesaan, dimana kita mengalami masa-masa adaptasi (penyesuaian) dengan budaya baru
Dampak Kejutan Budaya
Tingkat Kepuasan
Pengaruh Internal - Kebijakan PESAT
- Kebijakan Tim Pelayanan
Pengaruh Eksternal - Orang tua murid
- Budaya Masyarakat
- Pemerintah Daerah
- Gereja/Mitra pelayanan
Diri sendiri :
Positif
Negatif
- Tanggungjawab Amanat Agung
- Panggilan Tuhan secara pribadi
- Perasaan Belas Kasihan
- Pelarian dari Masa lalu ?????
- Kecewa, harapan tidak sesuai kenyataan
- Merasa tidak mampu
- Tidak ada Beban jiwa
- Ingin pindah pelayanan/ingin pulang
- Desakan orang tua
Tingkat Kepuasan, menentukan berapa lama kita bertahan dan tetap setia dalam pelayanan
dipedesaan, dimana kita mengalami masa-masa adaptasi (penyesuaian) dengan budaya baru
Mengatasi Kejutan Budaya
Mengatasi Kejutan Budaya
- Berpikirlah positif (Fil 4 :8)
- Selalu gembira/bersukacita (Fil 4 :4)
- Serahkanlah kekuatiranmu kepada
Tuhan (1 Pet 5:7)
- Melakukan segala sesuatu seperti
untuk Tuhan (Kol 3:23)
- Membangun gaya hidup dalam Doa,
Puasa dan Firman Tuhan
- ..............
- ..............
- ...............
- Menyadari diri sendiri tentang hal-hal yang menyebabkan
kita kecewa, takut, merasa tidak mampu dll
- Belajar menerima budaya baru, lingkungan baru dan
beradaptasi
- Membuat program/tujuan yang realistis sesuai keadaan
- Fokus pada tugas dan tanggungjawab pelayanan
- Bangun komunikasi dan interaksi dengan masyarakat
- Tanamkan semangat mengembangkan Talenta mengajar
- Motivasi diri : Jadikan tantangan sebagai Peluang (bukan
hambatan)
- .............
- ............
- .............
Pendekatan Sosial Budaya
Pelayanan Sosial melalui Pendidikan oleh lembaga PESAT di pedesaan
bukan menggantikan tugas gereja, melainkan melengkapi tugas gereja.
Lembaga-lembaga itu disebut parachurch, artinya hadir untuk menjadi mitra
gereja dalam bermisi, bukan menggantikan tugas gereja dalam bermisi.
Pelayanan Yesus menunjukkan pelayanan yang seutuhnya (wholistic Ministry). Dia
memberitakan kabar baik sambil melakukan pelayanan sosial masyarakat. Kegiatan-
Nya ini nampak melalui pelayanan-Nya yang sering bergerak dari satu desa-ke desa
lainnya. Dia memberikan pengajaran tentang moral kristiani (Mat 4:23, 5 : 1-12, 6:1-4;
Luk 4 : 42-44), kelepasan dari sakit penyakit dan kelemahan tubuh (Mat 4:23-25; Mrk
5:21-43; Luk 6:17-28), pembebasan dari kuasa jahat (Mat 4 :23-25), bergaul dengan
orang-orang yang tertolak (Mat 15:21-28; Luk 19:1-10), memberi makan 5000 orang
(Mat 14:13-21; Luk 9:10-17; Yoh 4:1-42), menghargai kaum perempuan (Luk 8:1-3,
9:51-56; Yoh 4:1-42), kepedulian terhadap kaum miskin (Yoh 11:1-44), Pelayanan
Lintas Budaya (Mat 4:15,16; Yoh 4:1-42), menghargai adat istiadat (Yoh 2:1-11)..
Pendekatan Sosial Budaya
1. Injil Sosial
Segala bentuk program pelayanan Sosial baik oleh gereja, lembaga Misi
(PESAT) dipedesaan yang holistik baik pendidikan, ekonomi, kesehatan
dan bidang lainnya, semuanya berada pada satu tujuan AMANAT
AGUNG yaitu membawa masyarakat yang kita layani “Menerima Yesus
sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka”, sehingga mereka
memperoleh HIDUP KEKAL.
Penginjilan Proklamasi
(evangelism) (proclamation)
Kesaksian tentang Kerajaan = Injil
Aksi Sosial Kehadiran
(social action) (presence)
Pendekatan Sosial Budaya
2. Pendekatan Etnografis
Untuk dapat mengerti dan memahami bagaimana kehidupan masyarakat desa
adalah dengan pendekatan Etnografis yaitu pendekatan EMIK (sudut pandang
dari dalam) bukan ETIK (sudut pandang orang luar), yaitu bagaimana kita
memandang, merasakan,dan memahami budaya mereka dari sudut pandang
mereka secara Obyektif, bukan dari sudut pandang kita sebagai orang luar.
3. Pendekatan PRA (Partisipatory Rural Appraisal)
Pelayanan masyarakat desa melalui berbagai program PESAT harus bersifat
Participatory Rural Appraisal (PRA), yaitu bukan hanya kita yang berpartisipasi
didalamnya, tinggal bersama mereka dlm waktu yang lama, tetapi juga
mengajak dan melibatkan masyarakat setempat dalam pembangunan di
desanya melalui program PESAT, jadi masyarakat bukan hanya sebagai
obyek yang dilayani, tetapi juga memberdayakan mereka sebagai subyek
pembangunan yang ikut berpartisipasi dalam pelayanan PESAT
Proses Sosialisasi
Proses Sosialisasi adalah proses kita belajar dan beradaptasi dengan
pola hidup masyarakat setempat. Dalam proses belajar inilah kita tumbuh
menjadi “seorang pribadi yang kehadirannya dapat diterima oleh
masyarakat”.
Kita menjadi tahu dan memahami bagaimana bersikap dan bertingkah
laku dilingkungan masyarakatnya dan menyesuaikan diri dengan dengan
adat istiadat, norma, aturan, pendirian dan anggapan yang hidup dalam
lingkungan sosial.
1. Seorang pendatang perlu mengurangi sifat-sifat asingnya –
mengurangi atau menghilangkan kebiasaan/budaya kita sendiri yang tidak
dipahami dan tidak diterima masyarakat)
Proses Sosialisasi
2. Seorang pendatang sering membangun komunikasi, Silahturahmi
–(Perlu mempelajari bahasa sehari-hari mereka, sehingga mereka
senang bila kita komunikasi dengan bahasa daerah setempat daripada
bahasa Indonesia)
3. Seorang pendatang sering terlibat dalam kegiatan adat/budaya
mereka – Suatu kebanggaan mereka bila ada orang luar menghargai
adat/budaya mereka ...
Proses Sosialisasi
Ruang
Keluarga
R.
Tamu
Teras
Pagar
TINGKAT HUBUNGAN
Hubungan yang sangat
dangkal (masih ragu,
dicurigai)
Hubungan biasa saja,
Sebatas teman
Hubungan lebih dalam
(sahabat karib), tetapi
sebagian besar keluarga belum
menerima sepenuhnya
Hubungan sangat Intim
(kepercayaan, dianggap sebagai
Keluarga)
Gaya Hidup Sosial (Guru PESAT)
1. Mengutamakan kepentingan orang lain (Mrk 10:45, Teladan Yesus
yang punya kuasa dan kemuliaan datang ke dunia dan mau
merendahkan diri menjadi hamba untuk melayani sesama, Ia datang
untuk melayani bukan dilayani, bahkan Ia memberikan nyawa-Nya
menjadi tebusan banyak orang berdosa. Jadi sebagai pelayan Tuhan,
kita harus memiliki hati seorang hamba yang selalu siap melayani
dimanapun diutus.
2. Menerima keberadaan orang lain (Mat 15:30) – Teladan Yesus
menerima semua orang tanpa diskriminasi warna kulit, status sosial, atau
latar belakang budaya. Sebagai manusia sosial Ia menolong siapa saja
yang membutuhkan jamahan-Nya. Yesus telah menerima kita apa
adanya, hendaklah kita juga melakukan seperti yang dilakukan Yesus
kepada kita
Gaya Hidup Sosial (Guru PESAT)
3. Merasakan penderitaan orang lain (Mat 9:36) – Teladan hati Yesus
yang dipenuhi belas kasihan melihat orang yang terlantar, hanya
dengan dasar KASIH yang Allah taruh dalam hati, kita dapat
merasakan apa yang sedang diderita orang lain. Jadi sebagai
manusia sosial kita harus memiliki Kasih Kristus sehingga peka dan
peduli kepada sesama kita.
Dampak Pelayanan Sosial
Ukuran kekayaan seseorang dimata Tuhan, bukan dilihat seberapa banyak
harta (berupa materi), tetapi seberapa banyak Ia memberi kepada sesama,
juga ukuran memberi bukan atas dasar Kelimpahan, tetapi dalam
KEKURANGAN kita juga bisa memberi (Mrk 12:41-44).
1. Memuliakan nama Tuhan (I Kor 9:12-15), dengan kita memberi
kepada sesama adalah sebagai ucapan syukur kita atas anugerah
Tuhan kepada kita, dan mereka yang dilayani dapat memuliakan Tuhan
karena kesaksian hidup kita
2. Membangun Kehidupan Sesama (Rm 15:2) – Apapun yang kita
lakukan dapat mempermuliakan nama Tuhan melalui kehadiran kita
ditengah masyarakat, dimana kita p bersama masyarakat sambil
membangun kehidupan mereka dalam bidang pelayanan PESAT.
Dampak Pelayanan Sosial
3. Mendatangkan Keselamatan Kekal (! Kor 10:33) – Kebutuhan utama
manusia tentu bukanlah soal makan dan minum, bukan pula soal
kebutuhan pakaian, rumah, perhiasan dan lain-lain, tetapi kebutuhan yang
utama dan urgen adalah Keselamatan Jiwa mereka.
Pelayanan yang bersifat sosial diatas adalah sebagai langkah awal
kita agar mereka diberkati secara jasmani dan mental yang pada
akhirnya tujuan utama pelayana PESAT membawa masyarakat desa
yang kita layani dapat menerima Yesus sebagai Tuhan dan
Juruselamat sehingga setiap mereka dapat memperoleh Jaminan
Hidup Kekal yang hanya ada dalam Yesus Kristus (Yoh 3:16)
Tahapan Sosialisasi
I. PERENCANAAN
I.A. PERSIAPAN PRIBADI
Mengenal daerah pelayanan, mengumpulkan data-data melalui informasi media, komunikasi orang
yang pernah kesana, tim-tim sebelumnya ...
Mempersiapkan sarana prasarana pendukung pribadi dan pelayanan lapangan
Mempersiapkan bahan/materi ajar untuk pelayanan (PESAT)
I.B. TIBA DITEMPAT PELAYANAN
 Doa Puasa Tim : Ambil waktu Doa dan Puasa saat memasuki daerah baru, untuk mendapat
tuntunan Roh Kudus
 Sosialisasi - Silahturahmi/kunjungan kepada pemerintah daerah, masyarakat/tetangga, jemaat agar
kehadiran kita dapat diketahui, dan mereka merasa dihargai/dihormati sebagai tuan rumah.
 Survey daerah :
Tempat : geografis,gambaran umum desa;
Orang : berdasarkan usia, pekerjaan dll
Aktivitas : kebiasaan, budaya,adat masyarakat,
Fenomena Sosial
Orang
Tempat Aktivitas
Fenomena
Sosial
Tahapan Sosialisasi
 Melakukan pemetaan rohani (spiritual Mapping) dan Doa Keliling daeah pelayanan, dan
lakukan pencatatan lapangan (Riset Sejarah, Riset Fisik/geografis, Riset Rohani) untuk bahan
doa Peperangan Rohani
II. PENGORGANISASIAN
II.A. MEMBENTUK TIM, SUPERVISOR/MENTOR LAPANGAN
 Membentuk Tim, Supervisor/Mentor Lapangan berdasarkan masing-masing daerah
pelayanan dan Tim misinya
 Melakukan Pengawasan dan Bimbingan baik secara online dan kunjungan lapangan
II.B. MEMBENTUK TIM MISI
Membentuk Tim Misi :
....................................................................
Job description masing-masing anggota
Tetapkan sasaran pelayanan : Anak usia 0 – 18 thn, orang tua murid, masyarakat, pemerintah
daerah, Gereja/Lembaga misi
Menyusun jadwal/kalender kerja mingguan/bulanan
Membuat Jadwal Doa puasa (untuk peperangan Rohani)
Tahapan Sosialisasi
III. PELAKSANAAN
 Melaksanakan program-program dan tugas pelayanan yang sudah dijadwalkan sesuai Program
PESAT
 Melakukan pengamatan/penelitian hasil pelayanan secara progresif sebagai bahan studi kasus
pelayanan
 Membuat laporan hasil pelayanan
IV. PENGAWASAN DAN BIMBINGAN
 Program pengawasan dan bimbingan oleh Supervisor/Mentor Lapangan
 Melakukan komunikasi yang intens dengan Tim Misi dilapangan, melalui Medsos/zoom (bila
sinyal memungkinkan) atau kunjungan lapangan
V. EVALUASI
 Setiap Tim lapangan membuat laporan hasil pelayanan secara berkala kepada
Supervisor/Mentor lapangan
 Melakukan Pertemuan antara Supervisor dan Tim lapangan dalam melakukan evaluasi program
pelayanan berkelanjutan
Ini Hanya Contoh saja ...bisa dikembangkan sesuai keadaan
THANK YOU !

More Related Content

Similar to POLA HIDUP MASYARAKAT PEDESAAN INDONESIA.pptx

WILDA.pptx
WILDA.pptxWILDA.pptx
WILDA.pptxWildani5
 
Islam dan Budaya Lokal
Islam dan Budaya LokalIslam dan Budaya Lokal
Islam dan Budaya Lokalrisqyrekham
 
Tugas ti tentang kebudayaan
Tugas ti tentang kebudayaanTugas ti tentang kebudayaan
Tugas ti tentang kebudayaancicinkura
 
Tugas pancasila
Tugas pancasilaTugas pancasila
Tugas pancasilaAdi II
 
Sistem Kekerabatan Bali
Sistem Kekerabatan BaliSistem Kekerabatan Bali
Sistem Kekerabatan Balimayasungeb
 
Makalah sosisologi pedesaan (lingkungan hidup pedesaan) (1)
Makalah sosisologi pedesaan (lingkungan hidup pedesaan) (1)Makalah sosisologi pedesaan (lingkungan hidup pedesaan) (1)
Makalah sosisologi pedesaan (lingkungan hidup pedesaan) (1)Haniatur Rohmah
 
Budaya Nasional dan Interaksi global
Budaya Nasional dan Interaksi globalBudaya Nasional dan Interaksi global
Budaya Nasional dan Interaksi globalBolinggo Joyo
 
Makalah sistem kehidupan kampung naga
Makalah sistem kehidupan kampung nagaMakalah sistem kehidupan kampung naga
Makalah sistem kehidupan kampung nagaBilhad Hard
 
Makalah pelayanan kebidanan dalam pendekatan melalui pesantren
Makalah pelayanan kebidanan dalam pendekatan melalui pesantrenMakalah pelayanan kebidanan dalam pendekatan melalui pesantren
Makalah pelayanan kebidanan dalam pendekatan melalui pesantrenSeptian Muna Barakati
 
Masyarakat majemuk
Masyarakat majemukMasyarakat majemuk
Masyarakat majemukRatna Yunita
 
Program kerja desa baru 2016 fikss
Program kerja desa baru  2016 fikssProgram kerja desa baru  2016 fikss
Program kerja desa baru 2016 fikssDwi Karyani
 
Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspitahttp://Cash4Visits.c...
Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspitahttp://Cash4Visits.c...Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspitahttp://Cash4Visits.c...
Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspitahttp://Cash4Visits.c...Universitas Islam Balitar
 
Bagi Bagi MASYARAKAT-HUKUM ADAT.ppt
Bagi Bagi MASYARAKAT-HUKUM ADAT.pptBagi Bagi MASYARAKAT-HUKUM ADAT.ppt
Bagi Bagi MASYARAKAT-HUKUM ADAT.pptshellans1
 
MASYARAKAT-HUKUM ADAT.ppt
MASYARAKAT-HUKUM ADAT.pptMASYARAKAT-HUKUM ADAT.ppt
MASYARAKAT-HUKUM ADAT.pptYuliCahyono2
 

Similar to POLA HIDUP MASYARAKAT PEDESAAN INDONESIA.pptx (20)

WILDA.pptx
WILDA.pptxWILDA.pptx
WILDA.pptx
 
Islam dan Budaya Lokal
Islam dan Budaya LokalIslam dan Budaya Lokal
Islam dan Budaya Lokal
 
Tugas ti tentang kebudayaan
Tugas ti tentang kebudayaanTugas ti tentang kebudayaan
Tugas ti tentang kebudayaan
 
Suku batak
Suku batakSuku batak
Suku batak
 
KONSEP DESA
KONSEP DESAKONSEP DESA
KONSEP DESA
 
Tugas pancasila
Tugas pancasilaTugas pancasila
Tugas pancasila
 
Adat dan budaya nusantara
Adat dan budaya nusantaraAdat dan budaya nusantara
Adat dan budaya nusantara
 
Adat dan budaya nusantara
Adat dan budaya nusantaraAdat dan budaya nusantara
Adat dan budaya nusantara
 
Sistem Kekerabatan Bali
Sistem Kekerabatan BaliSistem Kekerabatan Bali
Sistem Kekerabatan Bali
 
Makalah sosisologi pedesaan (lingkungan hidup pedesaan) (1)
Makalah sosisologi pedesaan (lingkungan hidup pedesaan) (1)Makalah sosisologi pedesaan (lingkungan hidup pedesaan) (1)
Makalah sosisologi pedesaan (lingkungan hidup pedesaan) (1)
 
Budaya Nasional dan Interaksi global
Budaya Nasional dan Interaksi globalBudaya Nasional dan Interaksi global
Budaya Nasional dan Interaksi global
 
Makalah sistem kehidupan kampung naga
Makalah sistem kehidupan kampung nagaMakalah sistem kehidupan kampung naga
Makalah sistem kehidupan kampung naga
 
Antropologi
AntropologiAntropologi
Antropologi
 
Makalah pelayanan kebidanan dalam pendekatan melalui pesantren
Makalah pelayanan kebidanan dalam pendekatan melalui pesantrenMakalah pelayanan kebidanan dalam pendekatan melalui pesantren
Makalah pelayanan kebidanan dalam pendekatan melalui pesantren
 
Masyarakat majemuk
Masyarakat majemukMasyarakat majemuk
Masyarakat majemuk
 
Program kerja desa baru 2016 fikss
Program kerja desa baru  2016 fikssProgram kerja desa baru  2016 fikss
Program kerja desa baru 2016 fikss
 
Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspitahttp://Cash4Visits.c...
Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspitahttp://Cash4Visits.c...Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspitahttp://Cash4Visits.c...
Makalah struktur dan organisasi sosial novi catur muspitahttp://Cash4Visits.c...
 
Bagi Bagi MASYARAKAT-HUKUM ADAT.ppt
Bagi Bagi MASYARAKAT-HUKUM ADAT.pptBagi Bagi MASYARAKAT-HUKUM ADAT.ppt
Bagi Bagi MASYARAKAT-HUKUM ADAT.ppt
 
MASYARAKAT-HUKUM ADAT.ppt
MASYARAKAT-HUKUM ADAT.pptMASYARAKAT-HUKUM ADAT.ppt
MASYARAKAT-HUKUM ADAT.ppt
 
Kelompok 6
Kelompok 6Kelompok 6
Kelompok 6
 

More from Daniel Saroengoe

MENJADI TERANG SEPERTI YESUS BAGI DUNIA.pptx
MENJADI TERANG SEPERTI YESUS BAGI DUNIA.pptxMENJADI TERANG SEPERTI YESUS BAGI DUNIA.pptx
MENJADI TERANG SEPERTI YESUS BAGI DUNIA.pptxDaniel Saroengoe
 
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 4.pptx
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 4.pptxPERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 4.pptx
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 4.pptxDaniel Saroengoe
 
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 3.pptx
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 3.pptxPERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 3.pptx
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 3.pptxDaniel Saroengoe
 
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 2.pptx
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 2.pptxPERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 2.pptx
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 2.pptxDaniel Saroengoe
 
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 1.pptx
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 1.pptxPERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 1.pptx
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 1.pptxDaniel Saroengoe
 
ESENSI INJIL : BERITA INJIL BAGI DUNIA.pptx
ESENSI INJIL : BERITA INJIL BAGI DUNIA.pptxESENSI INJIL : BERITA INJIL BAGI DUNIA.pptx
ESENSI INJIL : BERITA INJIL BAGI DUNIA.pptxDaniel Saroengoe
 
TUHAN IJINKAN MASALAH DALAM HIDUPMU.pptx
TUHAN IJINKAN MASALAH DALAM HIDUPMU.pptxTUHAN IJINKAN MASALAH DALAM HIDUPMU.pptx
TUHAN IJINKAN MASALAH DALAM HIDUPMU.pptxDaniel Saroengoe
 
INTEGRITAS DALAM PERKATAAN MENENTUKAN MASA DEPANMU.pptx
INTEGRITAS DALAM PERKATAAN MENENTUKAN MASA DEPANMU.pptxINTEGRITAS DALAM PERKATAAN MENENTUKAN MASA DEPANMU.pptx
INTEGRITAS DALAM PERKATAAN MENENTUKAN MASA DEPANMU.pptxDaniel Saroengoe
 
TINGGALKAN MASA LALUMU, JANGAN MENENGOK KEBELAKANG.pptx
TINGGALKAN MASA LALUMU, JANGAN MENENGOK KEBELAKANG.pptxTINGGALKAN MASA LALUMU, JANGAN MENENGOK KEBELAKANG.pptx
TINGGALKAN MASA LALUMU, JANGAN MENENGOK KEBELAKANG.pptxDaniel Saroengoe
 
MEMBANGUN MEZBAH ELIA.pptx
MEMBANGUN MEZBAH ELIA.pptxMEMBANGUN MEZBAH ELIA.pptx
MEMBANGUN MEZBAH ELIA.pptxDaniel Saroengoe
 
Iman Sebiji Sesawi vs Kurang Percaya.pptx
Iman Sebiji Sesawi vs Kurang Percaya.pptxIman Sebiji Sesawi vs Kurang Percaya.pptx
Iman Sebiji Sesawi vs Kurang Percaya.pptxDaniel Saroengoe
 
Dibalik musibah ada berkat
Dibalik musibah ada berkatDibalik musibah ada berkat
Dibalik musibah ada berkatDaniel Saroengoe
 
Hati misi dan panggilan melayani
Hati misi dan panggilan melayaniHati misi dan panggilan melayani
Hati misi dan panggilan melayaniDaniel Saroengoe
 
Teologia pembangunan perspektif kristen
Teologia pembangunan perspektif kristenTeologia pembangunan perspektif kristen
Teologia pembangunan perspektif kristenDaniel Saroengoe
 

More from Daniel Saroengoe (20)

MENJADI TERANG SEPERTI YESUS BAGI DUNIA.pptx
MENJADI TERANG SEPERTI YESUS BAGI DUNIA.pptxMENJADI TERANG SEPERTI YESUS BAGI DUNIA.pptx
MENJADI TERANG SEPERTI YESUS BAGI DUNIA.pptx
 
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 4.pptx
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 4.pptxPERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 4.pptx
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 4.pptx
 
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 3.pptx
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 3.pptxPERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 3.pptx
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 3.pptx
 
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 2.pptx
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 2.pptxPERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 2.pptx
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 2.pptx
 
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 1.pptx
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 1.pptxPERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 1.pptx
PERILAKU ORANGTUA YANG DITIRU ANAK 1.pptx
 
ESENSI INJIL : BERITA INJIL BAGI DUNIA.pptx
ESENSI INJIL : BERITA INJIL BAGI DUNIA.pptxESENSI INJIL : BERITA INJIL BAGI DUNIA.pptx
ESENSI INJIL : BERITA INJIL BAGI DUNIA.pptx
 
TUHAN IJINKAN MASALAH DALAM HIDUPMU.pptx
TUHAN IJINKAN MASALAH DALAM HIDUPMU.pptxTUHAN IJINKAN MASALAH DALAM HIDUPMU.pptx
TUHAN IJINKAN MASALAH DALAM HIDUPMU.pptx
 
INTEGRITAS DALAM PERKATAAN MENENTUKAN MASA DEPANMU.pptx
INTEGRITAS DALAM PERKATAAN MENENTUKAN MASA DEPANMU.pptxINTEGRITAS DALAM PERKATAAN MENENTUKAN MASA DEPANMU.pptx
INTEGRITAS DALAM PERKATAAN MENENTUKAN MASA DEPANMU.pptx
 
TINGGALKAN MASA LALUMU, JANGAN MENENGOK KEBELAKANG.pptx
TINGGALKAN MASA LALUMU, JANGAN MENENGOK KEBELAKANG.pptxTINGGALKAN MASA LALUMU, JANGAN MENENGOK KEBELAKANG.pptx
TINGGALKAN MASA LALUMU, JANGAN MENENGOK KEBELAKANG.pptx
 
Teol Lukas.docx
Teol Lukas.docxTeol Lukas.docx
Teol Lukas.docx
 
METANOIA.pptx
METANOIA.pptxMETANOIA.pptx
METANOIA.pptx
 
PEMULIHAN HATI.pptx
PEMULIHAN HATI.pptxPEMULIHAN HATI.pptx
PEMULIHAN HATI.pptx
 
Agent of Change.pptx
Agent of Change.pptxAgent of Change.pptx
Agent of Change.pptx
 
MEMBANGUN MEZBAH ELIA.pptx
MEMBANGUN MEZBAH ELIA.pptxMEMBANGUN MEZBAH ELIA.pptx
MEMBANGUN MEZBAH ELIA.pptx
 
Iman Sebiji Sesawi vs Kurang Percaya.pptx
Iman Sebiji Sesawi vs Kurang Percaya.pptxIman Sebiji Sesawi vs Kurang Percaya.pptx
Iman Sebiji Sesawi vs Kurang Percaya.pptx
 
Firman menjadi manusia
Firman menjadi manusiaFirman menjadi manusia
Firman menjadi manusia
 
Dibalik musibah ada berkat
Dibalik musibah ada berkatDibalik musibah ada berkat
Dibalik musibah ada berkat
 
Hati misi dan panggilan melayani
Hati misi dan panggilan melayaniHati misi dan panggilan melayani
Hati misi dan panggilan melayani
 
Materi dasar pemuridan
Materi dasar pemuridanMateri dasar pemuridan
Materi dasar pemuridan
 
Teologia pembangunan perspektif kristen
Teologia pembangunan perspektif kristenTeologia pembangunan perspektif kristen
Teologia pembangunan perspektif kristen
 

Recently uploaded

Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptxfurqanridha
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfsubki124
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARElviraDemona
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptxfurqanridha
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakMateri Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakAjiFauzi8
 

Recently uploaded (20)

Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakMateri Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
 

POLA HIDUP MASYARAKAT PEDESAAN INDONESIA.pptx

  • 1. MENGENAL POLA HIDUP BERMASYARAKAT DAN PENDEKATANNYA Daniel Saroengoe
  • 2. PELAYANAN DI PEDESAAN Mengapa pentingnya pelayanan pedesaan ? Berdasarkan data BPS 2022, jumlah penduduk Indonesia 277,7 juta, terdiri dari 38 Propinsi, 83.381 desa dimana sekitar 43,37% masyarakat indonesia masih tinggal di pedesaan dan sekitar 30,1% adalah usia anak (dibawah usia 18 tahun) Sejak awal kegiatan pembangunan di Indonesia, khususnya pembangunan pedesaan telah banyak mendapat perhatian pemerintah. Yang sebelumnya 70 % (tahun 2000) penduduknya tinggal didesa sekarang akibat pembangunan yang merata, dimulai dari hilirisasi, infrakstuktur, turunnya tingkat kemiskinan dll selama 9 tahun kepemimpinan Presiden Jokowi, penduduk yang tinggal di desa menjadi 43,37% Hal ini merupakan konsekwensi logis bagi bangsa Indonesia karena daerah pedesaan merupakan bagian integral dari Negara Kesatuan Republik Indonesia dimana dengan membangun desa juga dijadikan sebagai titik sentral atau tulang punggung pembangunan nasional. Karena membangun desa berarti membangun bangsa sebab usaha-usaha perbaikan pada tingkat lokal pada hakekatnya adalah usaha-usaha perbaikan nasional, sebab masalah nasional merupakan akumulasi dari masalah-masalah lokal SEBELUM MELAYANI, KENALILAH TERLEBIH DAHULU MASYARAKATNYA Belajar dari Sejarah : Susi Susanti
  • 3. PERMASALAHAN DI PEDESAAN Ada 5 permasalahan di pedesaan yaitu : 1. Kemiskinan, 2. Keterbelakangan, 3. Sakit penyakit, 4. Okultisme 5. Kehidupan statis IGNITING LEADERSHIP, ENDING POVERTY . HOLISTIK 1. 2. 3. 4.
  • 4. MENGENAL POLA HIDUP MASYARAKAT YANG KITA LAYANI Di Indonesia terbagi 2 wilayah kesukuan yang didasarkan INTEGRASINYA : 1. Masyarakat Jawa – Terintegrasi berdasarkan Sistem KEDAERAHAN 2. Masyarakat luar Jawa – Terintegrasi berdasarkan Sistem KEKERABATAN (Darah, Genealogis) 1.PERBEDAAN MASYARAKAT DESA JAWA DAN LUAR JAWA A. Masyarakat Desa Jawa dipengaruhi oleh :  Kekuatan Supra Desa (Kekuasaan Kerajaan/Keraton), dimana hasil-hasil produksi masyarakat juga untuk menunjang eksisnya penguasa (kerajaan) yang menjadi pemilik/penguasa tanah pertanian  Sistem feodalisme yang masih kuat (Bendara, priyayi, wong cilik)  Pada umumnya masih bersifat kultural dan magis religius (Kejawen)  Akibat kekuatan supra desa, maka masyarakat desa di jawa tidak memiliki klan/marga.  Gotong royong dulunya merupakan pembayaran pajak zaman Hindia Belanda, lama kelamaan menjadi kebudayaan.
  • 5. MENGENAL POLA HIDUP MASYARAKAT YANG KITA LAYANI  Masyarakat Jawa hubungannya terintegrasi berdasar ikatan daerah (sistem kedaerahan) Walaupun kuatnya kerukunan yang ada diantara mereka, namun didasarkan sistem kedaerahan atau ketetanggaan (bukan kerabat sendiri).  Di jawa tidak ada sistem klan/marga, karena tidak ada sistem kekerabatan yang mengatur – maka untuk menggantikan fungsi sistem kekerabatan dalam mempererat rasa persaudaraan adalah melalui Legenda atau cerita rakyat/hikayat cikal bakal berdirinya desa tersebut. Seperti : Malin Kundang, Tangkuban Perahu, Cindelaras, Timun Mas, Roro Jonggrang, Jaka Tarub dan 7 bidadari, Baturaden, Rawa Pening, Aji Saka (asal mula huruf jawa) dan masih banyak lagi. Sistem Kerajaan Keraton : Jawa Tengah : Keraton Yogyakarta, Jawa Barat : Kerajaan Sumedang Larang, Keraton Kanoman (Cirebon), Jawa Timur : Kesultanan Pajang (Mojokerto)
  • 6. MENGENAL POLA HIDUP MASYARAKAT YANG KITA LAYANI B. Masyarakat Desa di luar jawa, hubungannya terintegrasi berdasar ikatan Darah (genealogis), karena tidak dipengaruhi oleh kekuatan Kerajaan/Keraton sehingga mereka dapat mengembangkan adat istiadat dan tradisi yang kuat yang bersifat lokal (Minangkabau, Batak, Sumba, Toraja dll) – ikatan ini semakin kuat karena dilandasi sistem kekerabatan. Contoh : Di pedalaman Kalimantan terdapat satu keluarga besar (extended Family) dan tinggal bersama dalam satu rumah adat – sangat kuat nilai kekerabatan, ikatan darah (Genealogis) sehingga terciptanya Klan/Marga. Sistem Klan/Marga : Patrilineal - marga dari pihak Ayah Contoh : Batak : Karo - Ginting, sembiring, Toba – Nababan, Tobing NTT : Adoe, Atamang, Dhakidae, Pello, Boimau Matrilineal – marga dari pihak Ibu Contoh : Minangkabau : Koto, Piliang, Chaniago; Flores : Ngada
  • 7. MENGENAL POLA HIDUP MASYARAKAT YANG KITA LAYANI 2. CIRI-CIRI KEBUDAYAAN TRADISIONIL MASYARAKAT DI PEDESAAN A. Konsep Kebudayaan : Budaya merupakan kesatuan sistem dari pola-pola yang dialami, termasuk tingkah laku, nilai-nilai, kepercayaan-kepercayaan dan pandangan dunia ini
  • 8. Layou ts Konsep Budaya Tingkah laku Nilai-nilai Kepercayaan Pandangan hidup Menerima Injil Keselamatan Membentuk Pola Hidup Masyarakat Menjadi manusia baru
  • 9. Meliputi Adat, Kebiasaan-kebiasaan, Hasil-hasil pekerjaan, juga Bahasa yang merupakan sistem lambang dari tingkah laku itu. kita perlu mempelajari bahasa untuk pergaulan sehari-hari. Konsep Budaya TINGKAH LAKU NILAI-NILAI Ditentukan oleh suatu sistem nilai, yaitu standar nilai seperti apa yang baik-buruk, boleh-tidak boleh, indah-jelek. Kita sulit untuk mengetahui nilai-nilai dalam masyarakat, jadi perlu bertanya kepada tokoh adat,tokoh agama setempat
  • 10. Kadangkala sistem nilai mencerminkan suatu sistem kepercayaan yang mendasari munculnya nilai-nilai yang dianggap sakral/berkuasa yang dapat mengatur kehidupan. Aliran kepercayaan asli masyarakat desa di indonesia berbeda-beda. Ada 187 kelompok Aliran kepercayaan di Indonesia. contoh : Jawa Tengah : Kepercayaan Kejawen, - inti ajarannya : Sangkan Paraning Dumadhi’, atau memiliki arti ‘dari mana datang dan kembalinya hamba Tuhan’. Tetapi pada umumnya sudah mengalami percampuran (sinkretisme) seperti islam kejawen, kristen kejawen, hindu kejawen Konsep Budaya KEPERCAYAAN-KEPERCAYAAN
  • 11. Jawa Barat : Kepercayaan Sunda Wiwitan – inti ajarannya : satu Tuhan yang kerap disebut dengan Sang Hyang Kersa Pulau Sumba : Kepercayaan Marapu - Para penganut Marapu menerapkan keyakinannya dengan memuja arwah-arwah para leluhur. Dalam bahasa Sumba, arwah-arwah leluhur itu disebut Marapu, yang artinya "yang dipertuan" atau "yang dimuliakan". Konsep Budaya
  • 12. Tanah Batak : Kepercayaan Malim - Para pengikut aliran kepercayaan ini disebut sebagai Parugamo Malim, atau bisa disingkat Parmalim. Parmalim percaya kepada Tuhan yang mereka sebut dengan nama Ompu Mulajadi na Bolon. Nama ini kadang disingkat menjadi Mulajadi Nabolon. Mereka juga kadang menyebut atau memakai nama lain, seperti Debata atau Pelean Debata. Apapun sebutannya, semua merujuk pada satu nama yang sama, yaitu Tuhan. Kalimantan Tengah : Kepercayaan Kaharingan adalah nama kepercayaan atau keyakinan masyarakat Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah. tempat ibadahnya biasa dinamakan Balai Basarah. Konsep Budaya
  • 13. Sulawesi Selatan : Kepercayaan Aluk To Dolo, merupakan agama asli Suku Toraja yang merupakan cabang dari agama Hindu Dharma. Di antara praktek agama Aluk To Dolo yang masih bertahan sampai sekarang adalah upacara kematian “Rambu Solok” dan disebut- sebut sebagai ritual kematian termahal. Penganut agama leluhur ini memiliki kewajiban untuk menyembah dan memuliakan Puang Matua atau Sang Pencipta dan masih banyak lagi Aliran kepercayaan di Indonesia seperti : Tonaas Walian (Sulut), Masade (Sangihe),Adat Musi (Talaud), Saminisme (Jatim), Upuku Anahatana (P.Seram - Maluku), Swanggi, Manseren Nanggi (Papua) dll Konsep Budaya
  • 14. Inilah tingkat yang paling dalam yang didasari pada kepercayaan-kepercayaan yang mengikat seluruh sendi kehidupan masyarakat, sehingga membentuk Pola Hidup mereka setiap hari yang menjadi ciri khas setiap daerah di Nusantara. Pandangan hidup ini menjadi standar ukur/pembanding sistem nilai dari pandangan-pandangan luar yang masuk dalam budaya mereka. Pandangan hidup inilah yang perlu diperbaharui dalam pelayanan kerohanian, memberitakan Injil keselamatan kepada mereka Konsep Budaya PANDANGAN HIDUP
  • 15. Ciri Kebudayaan B. Ciri-ciri Kebudayaan Tradisionil : Secara garis besar ada 9 ciri-ciri kebudayaan tradisionil masyarakat yang ada di pedesaan Indonesia : 1. Ketergantungan pada alam (Monisme) yaitu mengembangkan adaptasi pasif yang kuat terhadap kondisi alam, bukan merubah/menaklukkan/memanfaatkan alam tetapi takluk kepada alam, sehingga setiap desa memiliki ciri khas (karakteristik) tersendiri karena mengikuti karakteristik alamnya 2. Rendahnya inovatif, Akibat adaptasi pasif yang kuat menyebabkan rendahnya tingkat inovatif masyarakat, karena beranggapan segalanya sudah berjalan teratur (ditentukan oleh alam) sehingga menimbulkan sikap yang Nrimo (pasrah pada nasib/takdir)
  • 16. Ciri Kebudayaan 3. Kekeluargaan, Faktor alam mempengaruhi kepribadian masyarakat, sehingga mengembangkan filsafat hidup yang organis (memandang segala sesuatu sebagai suatu kesatuan). Refleksi dari filsafat ini adalah timbul rasa sepenanggungan, solidaritas, kekeluargaan dan kolektivitas. 4. Kehidupan Statis, Pengaruh alam terhadap kebiasaan hidup yang teratur dan lamban (mengikuti musim), seperti menunggu waktu panen sehingga timbul pemahaman bahwa orang desa kehidupannya statis. 5. Percaya Takhyul, Dominasi alam yang kuat pada masyarakat desa mengakibatkan tebalnya kepercayaan mereka terhadap takhyul. Takhyul timbul karena merupakan proyeksi dari ketakutan/ketundukan mereka terhadap fenomena alam- sebab tidak dapat memahami dan menguasai alam secara benar.
  • 17. Ciri Kebudayaan 6. Kesederhanaan, Sikap adaptif yang pasif dari masyarakat desa terhadap alam lingkungannya, juga nampak mempengaruhi dalam aspek kebudayaan material mereka yang bersahaja (sederhana), contoh : Arsitektur rumah tinggal dan alat-alat pertanian yang tradisionil. (tidak menggunakan alat teknologi) 7. Santai, Karena tunduk kepada alam maka rendahnya kesadaran mereka untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya (santai) alon-alon waton kelakon 8. Bersifat Praktis, Karena pengaruh alam yang tidak boleh ditentang (hanya dengan adaptasi) maka segalanya dikerjakan bersifat praktis, contoh : sifat kekeluargaan/kolektif sehingga sangat mengenal satu dengan yang lain (tidak ada yang perlu disembunyikan), maka tidak perlu berbicara panjang lebar, praktis saja – berkembang sifat baik, jujur, terus terang dan suka bersahabat, tolong menolong (gotong royong) 9. Sulit Berubah, Pengaruh Monisme menyebabkan standar moral yang kaku, hitam ya hitam, putih ya putih, tidak ada abu-abu, tidak fleksibel, pandangan moral (adat istiadat) bersifat absolut (mutlak)
  • 18. Aturan Hidup & Sanksi Budaya 3. MEMAHAMI ATURAN HIDUP KEBUDAYAAN MASYARAKAT DESA Dalam kehidupan bermasyarakat, ada tata cara yang mengatur setiap tindakan masyarakat sehari-hari yang apabila dilanggar akan dikenakan sanksi berdasarkan aturan adat setempat, dimulai dengan sanksi ringan sampai yang berat. Berdasarkan Sanksinya, ada 5 Tingkatannya : 1. Tata cara (usage) Merupakan norma dengan sanksi yang sangat ringan terhadap pelanggarannya misalnya aturan memegang garpu atau sendok ketika makan, cara memegang gelas ketika minum, cara berbicara, bertanya dengan orang lain (tegur sapa) Sanksi : Teguran/celaan atau dianggap tidak sopan – sifat hukuman ringan.
  • 19. Aturan Hidup & Sanksi Budaya 2. Kebiasaan (folkways) Merupakan cara-cara bertindak yang digemari oleh masyarakat sehingga dilakukan berulang-ulang oleh banyak orang, bagaimana cara menghormati orang tua, bukan sekedar sopan santun saja, tetapi juga dijiwai seperti cium tangan, tunduk atau sujud dihadapan orang tua. Sanksi : lebih dari celaan atau teguran – nama baik jadi jelek. 3. Tata Kelakuan (mores) Tata kelakuan merupakan norma yang bersumber kepada filsafat, ajaran agama atau ideologi yang dianut oleh masyarakat, perbuatan amoral seperti berzinah, berjudi, minuman keras, mencuri, membunuh Sanksi : ditangkap dan dihukum
  • 20. Aturan Hidup & Sanksi Budaya 4. Adat Istiadat (custom) Adat merupakan norma yang tidak tertulis namun sangat kuat mengikat, apabila adat menjadi tertulis ia menjadi hukum adat, pelanggaran adat seperti berpindah agama dan dianggap telah murtad, berzinah (kawin lari) Sanksi : diusir keluar dari kampung, tidak diakui oleh masyarakat, kehilangan identitas (tidak bermarga) atau dibunuh secara adat. 5. Hukum (law). Hukum merupakan norma berupa aturan tertulis yang diatur oleh UU (Nasional), ketentuan sanksi terhadap siapa saja yang melanggar dirumuskan secara tegas berdasarkan KUHP, berbeda dengan norma-norma yang lain seperti hukum adat. Pelaksanaan norma hukum didukung oleh adanya aparat kepolisian, Hakim dan Jaksa, Pengacara sehingga memungkinkan pelaksanaan hukuman secara tegas dan adil Sanksi, berdasarkan jenis pelanggarannya : Hukum Pidana atau Perdata
  • 21. Kejutan Budaya Kejutan budaya merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kegelisahan dan perasaan (terkejut, bingung, dll.) yang dirasakan apabila seseorang tinggal dalam kebudayaan yang berlainan sama sekali, seperti ketika berada di daerah pedesaan dengan budaya yang baru. Perasaan ini timbul akibat kesukaran dalam proses asimilasi kebudayaan baru, menyebabkan seseorang sulit mengenali apa yang wajar dan tidak wajar Paulus : 1 Kor 9:20 - Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat. “Tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada budak atau orang merdeka, laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus” (Gal 3:28).
  • 22. Kejutan Budaya Abraham : Tuhan memanggil seseorang untuk meninggalkan tanah airnya dan pergi ke negeri baru agar bisa hidup di antara orang-orang yang budaya dan agamanya sangat berbeda dengan budaya dan agamanya. Musa : Tuhan memanggil umat Israel untuk meninggalkan Mesir untuk pergi ke tanah perjanjian dan setia kepada Tuhan yang telah membebaskan mereka di tengah persaingan budaya dan agama. Murid-murid : Panggilan para murid dalam Perjanjian Baru adalah tentang Yesus yang memanggil para pengikutnya untuk meninggalkan keluarga dan karir mereka untuk menjadi misionaris keliling.
  • 23. Waktu Pulang/mengundurkan diri Pertimbangan/negosiasi Bertahan sampai akhir Tingkat Kepuasan 1 2 3 sp cp tp Adaptasi
  • 24. Tingkat Kepuasan, menentukan berapa lama kita bertahan dan tetap setia dalam pelayanan dipedesaan, dimana kita mengalami masa-masa adaptasi (penyesuaian) dengan budaya baru Dampak Kejutan Budaya Tingkat Kepuasan Pengaruh Internal - Kebijakan PESAT - Kebijakan Tim Pelayanan Pengaruh Eksternal - Orang tua murid - Budaya Masyarakat - Pemerintah Daerah - Gereja/Mitra pelayanan Diri sendiri : Positif Negatif - Tanggungjawab Amanat Agung - Panggilan Tuhan secara pribadi - Perasaan Belas Kasihan - Pelarian dari Masa lalu ????? - Kecewa, harapan tidak sesuai kenyataan - Merasa tidak mampu - Tidak ada Beban jiwa - Ingin pindah pelayanan/ingin pulang - Desakan orang tua
  • 25. Tingkat Kepuasan, menentukan berapa lama kita bertahan dan tetap setia dalam pelayanan dipedesaan, dimana kita mengalami masa-masa adaptasi (penyesuaian) dengan budaya baru Mengatasi Kejutan Budaya Mengatasi Kejutan Budaya - Berpikirlah positif (Fil 4 :8) - Selalu gembira/bersukacita (Fil 4 :4) - Serahkanlah kekuatiranmu kepada Tuhan (1 Pet 5:7) - Melakukan segala sesuatu seperti untuk Tuhan (Kol 3:23) - Membangun gaya hidup dalam Doa, Puasa dan Firman Tuhan - .............. - .............. - ............... - Menyadari diri sendiri tentang hal-hal yang menyebabkan kita kecewa, takut, merasa tidak mampu dll - Belajar menerima budaya baru, lingkungan baru dan beradaptasi - Membuat program/tujuan yang realistis sesuai keadaan - Fokus pada tugas dan tanggungjawab pelayanan - Bangun komunikasi dan interaksi dengan masyarakat - Tanamkan semangat mengembangkan Talenta mengajar - Motivasi diri : Jadikan tantangan sebagai Peluang (bukan hambatan) - ............. - ............ - .............
  • 26. Pendekatan Sosial Budaya Pelayanan Sosial melalui Pendidikan oleh lembaga PESAT di pedesaan bukan menggantikan tugas gereja, melainkan melengkapi tugas gereja. Lembaga-lembaga itu disebut parachurch, artinya hadir untuk menjadi mitra gereja dalam bermisi, bukan menggantikan tugas gereja dalam bermisi. Pelayanan Yesus menunjukkan pelayanan yang seutuhnya (wholistic Ministry). Dia memberitakan kabar baik sambil melakukan pelayanan sosial masyarakat. Kegiatan- Nya ini nampak melalui pelayanan-Nya yang sering bergerak dari satu desa-ke desa lainnya. Dia memberikan pengajaran tentang moral kristiani (Mat 4:23, 5 : 1-12, 6:1-4; Luk 4 : 42-44), kelepasan dari sakit penyakit dan kelemahan tubuh (Mat 4:23-25; Mrk 5:21-43; Luk 6:17-28), pembebasan dari kuasa jahat (Mat 4 :23-25), bergaul dengan orang-orang yang tertolak (Mat 15:21-28; Luk 19:1-10), memberi makan 5000 orang (Mat 14:13-21; Luk 9:10-17; Yoh 4:1-42), menghargai kaum perempuan (Luk 8:1-3, 9:51-56; Yoh 4:1-42), kepedulian terhadap kaum miskin (Yoh 11:1-44), Pelayanan Lintas Budaya (Mat 4:15,16; Yoh 4:1-42), menghargai adat istiadat (Yoh 2:1-11)..
  • 27. Pendekatan Sosial Budaya 1. Injil Sosial Segala bentuk program pelayanan Sosial baik oleh gereja, lembaga Misi (PESAT) dipedesaan yang holistik baik pendidikan, ekonomi, kesehatan dan bidang lainnya, semuanya berada pada satu tujuan AMANAT AGUNG yaitu membawa masyarakat yang kita layani “Menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka”, sehingga mereka memperoleh HIDUP KEKAL. Penginjilan Proklamasi (evangelism) (proclamation) Kesaksian tentang Kerajaan = Injil Aksi Sosial Kehadiran (social action) (presence)
  • 28. Pendekatan Sosial Budaya 2. Pendekatan Etnografis Untuk dapat mengerti dan memahami bagaimana kehidupan masyarakat desa adalah dengan pendekatan Etnografis yaitu pendekatan EMIK (sudut pandang dari dalam) bukan ETIK (sudut pandang orang luar), yaitu bagaimana kita memandang, merasakan,dan memahami budaya mereka dari sudut pandang mereka secara Obyektif, bukan dari sudut pandang kita sebagai orang luar. 3. Pendekatan PRA (Partisipatory Rural Appraisal) Pelayanan masyarakat desa melalui berbagai program PESAT harus bersifat Participatory Rural Appraisal (PRA), yaitu bukan hanya kita yang berpartisipasi didalamnya, tinggal bersama mereka dlm waktu yang lama, tetapi juga mengajak dan melibatkan masyarakat setempat dalam pembangunan di desanya melalui program PESAT, jadi masyarakat bukan hanya sebagai obyek yang dilayani, tetapi juga memberdayakan mereka sebagai subyek pembangunan yang ikut berpartisipasi dalam pelayanan PESAT
  • 29. Proses Sosialisasi Proses Sosialisasi adalah proses kita belajar dan beradaptasi dengan pola hidup masyarakat setempat. Dalam proses belajar inilah kita tumbuh menjadi “seorang pribadi yang kehadirannya dapat diterima oleh masyarakat”. Kita menjadi tahu dan memahami bagaimana bersikap dan bertingkah laku dilingkungan masyarakatnya dan menyesuaikan diri dengan dengan adat istiadat, norma, aturan, pendirian dan anggapan yang hidup dalam lingkungan sosial. 1. Seorang pendatang perlu mengurangi sifat-sifat asingnya – mengurangi atau menghilangkan kebiasaan/budaya kita sendiri yang tidak dipahami dan tidak diterima masyarakat)
  • 30. Proses Sosialisasi 2. Seorang pendatang sering membangun komunikasi, Silahturahmi –(Perlu mempelajari bahasa sehari-hari mereka, sehingga mereka senang bila kita komunikasi dengan bahasa daerah setempat daripada bahasa Indonesia) 3. Seorang pendatang sering terlibat dalam kegiatan adat/budaya mereka – Suatu kebanggaan mereka bila ada orang luar menghargai adat/budaya mereka ...
  • 31. Proses Sosialisasi Ruang Keluarga R. Tamu Teras Pagar TINGKAT HUBUNGAN Hubungan yang sangat dangkal (masih ragu, dicurigai) Hubungan biasa saja, Sebatas teman Hubungan lebih dalam (sahabat karib), tetapi sebagian besar keluarga belum menerima sepenuhnya Hubungan sangat Intim (kepercayaan, dianggap sebagai Keluarga)
  • 32. Gaya Hidup Sosial (Guru PESAT) 1. Mengutamakan kepentingan orang lain (Mrk 10:45, Teladan Yesus yang punya kuasa dan kemuliaan datang ke dunia dan mau merendahkan diri menjadi hamba untuk melayani sesama, Ia datang untuk melayani bukan dilayani, bahkan Ia memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan banyak orang berdosa. Jadi sebagai pelayan Tuhan, kita harus memiliki hati seorang hamba yang selalu siap melayani dimanapun diutus. 2. Menerima keberadaan orang lain (Mat 15:30) – Teladan Yesus menerima semua orang tanpa diskriminasi warna kulit, status sosial, atau latar belakang budaya. Sebagai manusia sosial Ia menolong siapa saja yang membutuhkan jamahan-Nya. Yesus telah menerima kita apa adanya, hendaklah kita juga melakukan seperti yang dilakukan Yesus kepada kita
  • 33. Gaya Hidup Sosial (Guru PESAT) 3. Merasakan penderitaan orang lain (Mat 9:36) – Teladan hati Yesus yang dipenuhi belas kasihan melihat orang yang terlantar, hanya dengan dasar KASIH yang Allah taruh dalam hati, kita dapat merasakan apa yang sedang diderita orang lain. Jadi sebagai manusia sosial kita harus memiliki Kasih Kristus sehingga peka dan peduli kepada sesama kita.
  • 34. Dampak Pelayanan Sosial Ukuran kekayaan seseorang dimata Tuhan, bukan dilihat seberapa banyak harta (berupa materi), tetapi seberapa banyak Ia memberi kepada sesama, juga ukuran memberi bukan atas dasar Kelimpahan, tetapi dalam KEKURANGAN kita juga bisa memberi (Mrk 12:41-44). 1. Memuliakan nama Tuhan (I Kor 9:12-15), dengan kita memberi kepada sesama adalah sebagai ucapan syukur kita atas anugerah Tuhan kepada kita, dan mereka yang dilayani dapat memuliakan Tuhan karena kesaksian hidup kita 2. Membangun Kehidupan Sesama (Rm 15:2) – Apapun yang kita lakukan dapat mempermuliakan nama Tuhan melalui kehadiran kita ditengah masyarakat, dimana kita p bersama masyarakat sambil membangun kehidupan mereka dalam bidang pelayanan PESAT.
  • 35. Dampak Pelayanan Sosial 3. Mendatangkan Keselamatan Kekal (! Kor 10:33) – Kebutuhan utama manusia tentu bukanlah soal makan dan minum, bukan pula soal kebutuhan pakaian, rumah, perhiasan dan lain-lain, tetapi kebutuhan yang utama dan urgen adalah Keselamatan Jiwa mereka. Pelayanan yang bersifat sosial diatas adalah sebagai langkah awal kita agar mereka diberkati secara jasmani dan mental yang pada akhirnya tujuan utama pelayana PESAT membawa masyarakat desa yang kita layani dapat menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat sehingga setiap mereka dapat memperoleh Jaminan Hidup Kekal yang hanya ada dalam Yesus Kristus (Yoh 3:16)
  • 36. Tahapan Sosialisasi I. PERENCANAAN I.A. PERSIAPAN PRIBADI Mengenal daerah pelayanan, mengumpulkan data-data melalui informasi media, komunikasi orang yang pernah kesana, tim-tim sebelumnya ... Mempersiapkan sarana prasarana pendukung pribadi dan pelayanan lapangan Mempersiapkan bahan/materi ajar untuk pelayanan (PESAT) I.B. TIBA DITEMPAT PELAYANAN  Doa Puasa Tim : Ambil waktu Doa dan Puasa saat memasuki daerah baru, untuk mendapat tuntunan Roh Kudus  Sosialisasi - Silahturahmi/kunjungan kepada pemerintah daerah, masyarakat/tetangga, jemaat agar kehadiran kita dapat diketahui, dan mereka merasa dihargai/dihormati sebagai tuan rumah.  Survey daerah : Tempat : geografis,gambaran umum desa; Orang : berdasarkan usia, pekerjaan dll Aktivitas : kebiasaan, budaya,adat masyarakat, Fenomena Sosial Orang Tempat Aktivitas Fenomena Sosial
  • 37. Tahapan Sosialisasi  Melakukan pemetaan rohani (spiritual Mapping) dan Doa Keliling daeah pelayanan, dan lakukan pencatatan lapangan (Riset Sejarah, Riset Fisik/geografis, Riset Rohani) untuk bahan doa Peperangan Rohani II. PENGORGANISASIAN II.A. MEMBENTUK TIM, SUPERVISOR/MENTOR LAPANGAN  Membentuk Tim, Supervisor/Mentor Lapangan berdasarkan masing-masing daerah pelayanan dan Tim misinya  Melakukan Pengawasan dan Bimbingan baik secara online dan kunjungan lapangan II.B. MEMBENTUK TIM MISI Membentuk Tim Misi : .................................................................... Job description masing-masing anggota Tetapkan sasaran pelayanan : Anak usia 0 – 18 thn, orang tua murid, masyarakat, pemerintah daerah, Gereja/Lembaga misi Menyusun jadwal/kalender kerja mingguan/bulanan Membuat Jadwal Doa puasa (untuk peperangan Rohani)
  • 38. Tahapan Sosialisasi III. PELAKSANAAN  Melaksanakan program-program dan tugas pelayanan yang sudah dijadwalkan sesuai Program PESAT  Melakukan pengamatan/penelitian hasil pelayanan secara progresif sebagai bahan studi kasus pelayanan  Membuat laporan hasil pelayanan IV. PENGAWASAN DAN BIMBINGAN  Program pengawasan dan bimbingan oleh Supervisor/Mentor Lapangan  Melakukan komunikasi yang intens dengan Tim Misi dilapangan, melalui Medsos/zoom (bila sinyal memungkinkan) atau kunjungan lapangan V. EVALUASI  Setiap Tim lapangan membuat laporan hasil pelayanan secara berkala kepada Supervisor/Mentor lapangan  Melakukan Pertemuan antara Supervisor dan Tim lapangan dalam melakukan evaluasi program pelayanan berkelanjutan Ini Hanya Contoh saja ...bisa dikembangkan sesuai keadaan