1. Ricky Kinanti Sulistyo (1112070000090)
Firli Sucia Sari (1113070000080)
Gina Fitriani (1113070000098)
Dian Meuthia Dini (1113070000099)
Pengertian ● Macam ● Syarat ●
Hikmah ● Pandangan Islam ● Dasar
Pensyariatan ● Syarat Wajib ● Syarat
Pelaksanaan ● Siapa yang berhak ?
2. Pengertian...
Pembalasan yang serupa dengan
perbuatan pembunuhan melukai
merusakkan anggota badan atau
menghilangkan manfaatnya, sesuai
pelangarannya.
3. َصِقْلاَِاص
"Hai orang-orang yang beriman diwajibkan bagi kamu
qishash atas orang-orang yang dibunuh. Orang
merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba,
dan wanita dengan wanita. Barangsiapa mendapat
ma'af dari saudaranya, hendaklah yang mema'afkan
mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang
diberi ma'af) membayar (diat) kepada yang memberi
ma'af dengan cara yang baik,”
(QS. Al-baqarah : 178)
4. َصِقْلاَِاص
"Dan Kami tetapkan atas mereka di dalamnya
(Taurat) bahwa jiwa dibalas dengan jiwa, mata
dengan mata, hidung dengan hidung, telinga
dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka luka
pun ada Qisasnya. Barangsiapa yang
melepaskan hak Qisas, maka melepaskan hak itu
jadi penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak
memutuskan perkara menurut apa yang
diturunkan Allah, maka mereka adalah orang-
orang yang zalim."
(QS. Al-Maaidah: 45)
6. Syarat-syarat boleh dilakukannya
QISHASH
• Pembunuh sudah baligh dan berakal (mukallaf)
• Pembunuh bukan bapak dari yang terbunuh
• Pembunuh dan Korban sama derajatnya
• Qishash dalam hal yang sama
• Dilakukan dengan barang yang digunakan oleh si
pembunuh
• Sekelompok pembunuh maka dibunuh semua
• Qishash anggota badan
• Kafir setelah beriman (murtad), Pezina, Pembunuh
7. Hikmah Qishash..
1. Menjaga masyarakat dari kejahatan dan menahan setiap
orang yang akan menumpahkan darah orang lain.
2. Mewujudkan keadilan dan menolong orang yang
terzalimi, dengan memberikan kemudahan bagi wali
korban untuk membalas kepada pelaku seperti yang
dilakukan kepada korban.
3. Menjadi sarana taubat dan penyucian dari dosa yang
telah dilanggarnya, karena qisas
menjadi kafarah (penghapus dosa) bagi pelakunya.
8. Hukum Qishash Dalam Islam
َْمُكلويِفَِاصصِقْلاَاةيحَْايَْيِلوُأَِبابْلاألَلعلَْمُكَونُقتت
“Dan dalam qisas itu ada (jaminan kelangsungan) hidup
bagimu, wahai orang-orang yang berakal, supaya kamu
bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 179)
Ini adalah satu bentuk sastra (balaghah) yang tinggi dan
kefasihan yang sempurna. Allah SWT menjadikan qisas
yang sebenarnya adalah kematian sebagai jaminan
kelangsungan hidup, ditinjau dari akibat yang
ditimbulkannya, berupa tercegahnya manusia saling bunuh
di antara mereka.
9. Allah SWT juga menyampaikan ayat ini untuk ulil
albab (orang yang berakal), karena merekalah orang
yang memandang jauh ke depan dan berlindung dari
bahaya yang munculnya menyusul nanti.
Dikarenakan bersikap terburu-buru dan tidak mengerti
hakikat syariat yang Allah SWT tetapkan, banyak orang
bahkan kaum muslimin yang belum mau menerima
atau simpati atas penegakan qisas ini. Padahal,
pensyariatan qisas akan membawa kemaslahatan bagi
manusia.
11. Dasar Pensyariatan Qishash
Qisas disyariatkan dalam al-Quran dan as-sunnah,
serta ijma‘.
Wali (keluarga) korban pembunuhan dengan
sengaja memiliki pilihan untuk membunuh pelaku
tersebut (qisas) bila menghendakinya, bila tidak
bisa memilih diyat dan pengampunan. Pada
asalnya, pengampunan lebih utama, selama tidak
mengantar kepada mafsadat (kerusakan) atau ada
kemashlahatan lainnya.
12. Syarat kewajiban qishas
• Jinayat (kejahatan)-nya termasuk yang disengaja.
• Korban termasuk orang yang terlindungi darahnya
dan bukan orang dihalalkan darahnya.
• Pembunuh adalah seorang yang mukalaf (orang yang
berakal dan baliq).
• kesetaraan antara korban dan pembunuhnya ketika
terjadi tindak kejahatan dalam sisi agama, merdeka dan
budak.
• Tidak ada hubungan keturunan (melahirkan).
Dengan ketentuan korban yang dibunuh adalah anak
pembunuh atau cucunya.
13. Syarat Pelaksanaan Qishas..
• Semua wali (keluarga) korban yang berhak
menuntut qishas adalah mukalaf.
• Kesepakatan para wali korban terbunuh
dan yang terlibat dalam qishas dalam
pelaksanaannya.
• Aman dalam pelaksanaannya dan tidak
melampaui batas.
14. Siapakah yang berhak melakukan
qishas ?
Yang berhak melakukannya adalah yang memiliki
hak, yaitu para wali korban, dengan syarat
mampu melakukan qishas dengan baik sesuai
syariat. Apabila tidak mampu, maka diserahkan
kepada pemerintah.