Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas model etika dalam bisnis, sumber nilai etika, dan faktor-faktor yang mempengaruhi etika manajerial.
2. Ada tiga model etika bisnis yaitu manajemen immoral, amoral, dan moral.
3. Sumber nilai etika meliputi agama, filsafat, budaya, dan hukum.
2, BE & GG, Andreas Fabian Pramuditya, Hapzi Ali, Business Ethics of PT. ...
ETIKA BISNIS
1. MAKALAH ETIKA BISNIS
“MODEL ETIKA DALAM BISNIS, SUMBER NILAI
ETIKA DAN FAKTOR – FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI ETIKA MANAJERIAL”
Disusun guna memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Etika Bisnis
Dosen : Ibu Dr. Ditiya Himawati, SE., MM
Disusun Oleh :
Kelompok 2
Dian Ardiyati (11219757)
Erland Hibaspatota Christ Rein (12219054)
Farisa Putri Azkiya (12219295)
Putri Nursahlina (15219083)
Rezky Agung Dwi Cahyo (15219479)
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2022
2. 2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .......................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................3
Latar Belakang .................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................5
2.1. Model Etika Dalam Bisnis .........................................................................5
2.2. Sumber Nilai Etika ...................................................................................7
2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Etika Manajerial.................................9
2.4. Studi Kasus Etika dalam Bisnis pada Garuda Indonesia ...........................11
2.5. Penyelesaian Studi Kasus ........................................................................11
BAB III KESIMPULAN....................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................14
3. 3
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bisnis dilakukan untuk melayani kebutuhan pelanggan melalui
pemiliknya untuk mendapatkan keuntungan. Orang yang menciptakan dan
melakukan bisnis pasti melihat adanya kesempatan untuk menghasilkan produk
dan mendapatkan keuntungan di masa mendatang. Bisnis akan mendapatkan
keuntungan bila dapat menghasilkan dan memasarkan produk kepada pelanggan.
Bisnis dapat pula berarti individu atau organisasi yang mencoba mendapatkan
keuntungan dengan menyediakan produk yang memuaskan kebutuhan orang lain
(Ferrell et al., 2011).
Pertumbuhan ekonomi ternyata diikuti dengan pertumbuhan berbagai
kelompok pekerja, kelompok jabatan, baik yang bersifat formal maupun informal.
Kelompok-kelompok informal di dalam masyarakat sulit unruk diidentifikasi,
minat para para anggota masing-masing kelompok lebih bersifat pribadi dan
kekeluargaan. Mereka mempunyai andil dan peranan penting dalam kehidupan
masyarakat.
Dalam dunia bisnis, diperlukan adanya etika. Etika bisnis merupakan
refleksi tentang moralitas dalam ekonomi dan bisnis. Istilah etika berasal dari
Bahasa Yunani kuno yaitu ethos yang berarti adat-istiadat (kebiasaan), perasaan
batin, kecenderungan hati untuk melakukan perbuatan atau mengajarkan tentang
keluhuran budi baik-buruk. Menurut filsuf Yunani besar Aristoteles (384 – 322
s.m) etika berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat
kebiasaan. Dapat disimpulkan bahwa etika merupakan ilmu tentang apa yang baik
dan buruk mengenai hak dan kewajiban moral, kumpulan asas atau nilai yang
berhubungan dengan akhlak, dan nilai benar atau salah yang dianut dalam
masayarakat.
Menurut K. Bertens (2007) terdapat 3 tujuan mengapa kita perlu
mempelajari etika bisnis, yaitu :
4. 4
1. Menanamkan atau meningkakan kesadaran akan adanya demensi etis
dalam bisnis.
2. Memperkenalkan argumentasi moral khususnya dibidang ekonomi dan bis
nis, serta membantu pebisnis/calon pebisnis dalam menyusun argumentasi
moral yang tepat.
3. Membantu pebisnis/calon pebisnis, untuk menentukan sikap moral yang
tepat didalam profesinya (kelak).
Dengan demikian, etika bisnis memberikan dorongan bagi
kesadaran moral dan memberikan batasan bagi para pengusaha atau
pebisnis untuk dapat menjalankan bisnis secara jujur dan adil serta
menjauhi bisnis penipuan yang merugikan banyak orang atau pihak yang
memiliki keterikatan.
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang di atas, maka
penulisan ini akan membahas mengenai Model Etika Dalam Bisnis,
Sumber Nilai Etika dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Etika
Manajerial.
5. 5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Model Etika Dalam Bisnis
Menurut Zimmerer, pihak yang bertanggung jawab terhadap moral etika
adalah manajer. Oleh karena itu, ada tiga tipe manajer dilihat dari sudut etikanya,
yakni:
1. Immoral Manajemen
Menurut Thomas W. Zimmerer, Norman M.
Scarborough, dalam jurnal Entrepreneurship and The New
Ventura Formation 1996, manajer immoral merupakan seorang
manajer yang hanya memperhatikan kepentingan dirinya sendiri
demi keuntungan sendiri atau perusahaannya.
Kekuatan yang menggerakkan manajemen Imoral adalah
kerakusan/ketamakan, yaitu berupa prestasi organisasi atau
keberhasilan personal. Manajemen immoral merupakan kutub
yang berlawanan dengan manajemen etika. Contoh, pengusaha
yang menggaji karyawannya dengan gaji dibawah upah
minimum atau perusahaan yang meniru produk-produk
perusahaan lain, atau perusahaan percetakan yang
memperbanyak cetakannya melebihi kesepakatan dengan
pemegang hak cipta dan sebagainya.
Immoral manajemen juga merupakan tingkatan terendah
dari model manajemen dalam menerapkan prinsip-prinsip etika
bisnis. Manajer yang memiliki manajemen tipe im pada
mmumnya sama sekali tidak mengindahkan apa yang dimaksud
dengan moralitas, baik dalam internal organisasi maupun
bagaimana dia menjalankan aktivitas bisnis.
Para pelaku bisais yang tergolong pada tipe ini, biasanya
memanfaatkan kelemahan-kelemahan dan kelengahan-
kelengahan dalam komunitas untuk kepentingan dan keuntungan
6. 6
diri sendiri, baik secara individu atau kelompok mereka.
Kelompok manajemen ini selalu menghindari diri dari yang
disebut etika. Bahkan hukum dianggap sebagai batu sandungan
dalam menjalankan bisnisnya.
2. Amoral Manajemen
Tujuan utama dari manajemen amoral adalah juga profit,
akan tetapi tindakannya berbeda dengan manajemen immoral.
Ada satu cara kunci yang membedakannya, yaitu manajer tidak
dengan sengaja melanggar hukum atau norma etika. Bahkan pada
manajemen amoral adalah bebas kendali dalam mengambil
keputusan, artinya mereka tidak mempertimbangkan etika dalam
mengambil keputusan. Salah satu contoh dari manajemen amoral
adalah penggunaan test lie detector bagi calon karyawan.
Tingkatan kedua dalam aplikasi etika dan moralitas
dalam manajemen adalah amoral manajemen. Berbeda dengan
immoral manajemen, manajer dengan tipe manajemen seperti ini
sebenarnya bukan tidak tahu sama sekali etika atau moralitas.
Tipe ini adalah para manajer yang dianggap kurang peka,
bahwa dalam segala keputusan bisnis yang diperbuat sebenarnya
langsung atau tidak langsung akan memberikan efek pada pihak
lain. Oleh karena itu, mereka akan menjalankan bisnisnya tanpa
memikirkan apakah aktivitas bisnisnya sudah memiliki dimensi
etika atau belum. Manajer tipe ini mungkin saja punya niat baik,
namun mereka tidak bisa melihat bahwa keputusan dan aktivitas
bisnis mereka apakah merugikan pihak lain atau tidak.
3. Moral Manajemen
Manajemen moral juga bertujuan untuk meraih
keberhasilan, tetapi dengan menggunakan aspek legal dan
prinsip-prinsip etika. Filosofi manajer moral selalu melihat
7. 7
hukum sebagai standar minimum untuk beretika dalam
perilaku. Dalam moral manajemen, nilai-nilai etika dan moralitas
diletakkan pada level standar tertinggi dari segala bentuk
perilaku dan aktivitas bisnis.
Manajer yang termasuk dalam tipe ini hanya menerima
dan mematuhi aturan-aturan yang berlaku namun juga terbiasa
meletakkan prinsip-prinsip etika dalam kepemimpinannya.
Seorang manajer yang termasuk dalam tipe ini
menginginkan keuntungan dalam bisnisnya, tapi hanya jika
bisnis yang dijalankannya secara legal dan juga tidak melanggar
etika yang ada dalam komunitas, seperti keadilan, kejujuran, dan
semangat untuk mematuhi hukum yang berlaku.
2.2. Sumber Nilai Etika
Sumber-sumber yang dapat dan layak digunakan seseorang atau
pelaku bisnis bagi kegiatan-kegiatan bisnis yang bernilai etika, antara lain
adalah : agama, filosofi, budaya, dan hukum.
1. Agama
Banyak ajaran dan paham pada masing-masing agama.
Dengan maksud pengertian agama adalah sebuah koleksi
terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan pandangan
dunia yang menghubungkan manusia dengan perintah dari
kehidupan.
Banyak agama memiliki narasi, simbol, dan sejarah suci
yang dimaksudkan untuk menjelaskan makna hidup dan
menjelaskan asal usul kehidupan atau alam semesta. Dari
keyakinan mereka tentang kosmos dan sifat manusia, orang
memperoleh moralitas, etika, hukum agama atau gaya hidup
yang disukai.
8. 8
2. Filosofi
Pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang. Arti
Filosofi yaitu studi mengenai kebijaksanaan, dasar-dasar
pengetahuan, dan proses yang digunakan untuk mengembangkan
dan merancang pandangan mengenai suatu kehidupan. Filosofi
memberi pandangan dan menyatakan secara tidak langsung
mengenai sistem kenyakinan dan kepercayaan.
Setiap filosofi individu akan dikembangkan dan akan
mempengaruhi perilaku dan sikap individu tersebut. Seseorang
akan mengembangkan filosofinya melalui belajar dari hubungan
interpersonal, pengalaman pendidikan formal dan informal,
keagamaan, budaya dan lingkungannya.
3. Budaya
Ciri khas utama yang paling menonjol yaitu kekeluargaan
dan hubungan kekerabatan yang erat. Definisi budaya adalah
suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur, termasuk sistem
agama dan politik, adat istiadat dan karya seni.
Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak
terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung
menganggap diwariskan secara genetis. Ketika seseorang
berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda
budaya, dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya,
membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya adalah suatu
pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan
luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku
komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar, dan meliputi
banyak kegiatan sosial manusia.
9. 9
4. Hukum
Biasanya hukum dibuat setelah pelanggaran-pelanggaran
terjadi dalam komunitas. Arti hukum adalah sistem yang
terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan
kelembagaan.
Dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang
politik, ekonomi dan masyarakat dalam berbagai cara dan
bertindak, sebagai perantara utama dalam hubungan sosial antar
masyarakat terhadap kriminalisasi dalam hukum pidana, hukum
pidana yang mengupayakan cara negara dapat menuntut pelaku
dalam konstitusi hukum menyediakan kerangka kerja bagi
penciptaan hukum, perlindungan hak asasi manusia dan
memperluas kekuasaan politik serta cara perwakilan mereka
yang akan dipilih
2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Etika Manajerial
Beberapa faktor yang mempengaruhi etika manajerial, yakni:
a. Leadership
Kepemimpinan (Leadership) adalah kemampuan individu
untuk mempengaruhi, memotivasi, dan membuat orang lain
mampu memberikan kontribusinya demi efektivitas dan
keberhasilan organisasi (House 1999).
Menurut Handoko (2000) definisi atau pengertian
kepemimpinan telah didefiinisikan dengan berbagai cara yang
berbeda oleh berbagai orang yang berbeda pula. Menurut Stoner,
kepemimpinan manajerial sebagai suatu proses pengarahan dan
pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok
anggota yang saling berhubungan tugasnya.
b. Strategi dan Performasi
Pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan
pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas
10. 10
dalam kurun waktu tertentu. Fungsi yang penting dari
sebuah manajemen adalah untuk kreatif dalam menghadapi
tingginya tingkat persaingan yang membuat perusahaannya
mencapai tujuan perusahaan terutama dari sisi keuangan tanpa
harus menodai aktivitas bisnis dengan berbagai kompromi etika.
Sebuah perusahaan yang jelek akan memiliki kesulitan
besar untuk menyelaraskan target yang ingin dicapai perusahaan
dengan standar-standar etika. Karena keseluruhan strategi
perusahaan yang disebut excellence harus bisa melaksanakan
seluruh kebijakan-kebijakan perusahaan guna mencapai tujuan
perusahaan dengan jujur.
c. Karaktristik Individu
Merupakan suatu proses psikologi yang mempengaruhi
individu dalam memperoleh, mengkonsumsi serta menerima
barang dan jasa serta pengalaman. Karakteristik individu
merupakan faktor internal (interpersonal) yang menggerakan dan
mempengaruhi perilaku individu.
d. Budaya Organisasi
Menurut Mangkunegara, (2005), budaya organisasi adalah
seperangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai-nilai dan norma
yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman
tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah
adaptasi eksternal dan integrasi internal.
Budaya organisasi juga berkaitan dengan bagaimana
karyawan memahami karakteristik budaya suatu organisasi, dan
tidak terkait dengan apakah karyawan menyukai karakteristik itu
atau tidak. Budaya organisasi adalah suatu sikap deskriptif, bukan
seperti kepuasan kerja yang lebih bersifat evaluatif.
11. 11
2.4 Studi Etika dalam Bisnis pada Garuda Indonesia
Garuda terancam pailit karena utang yang terus menumpuk yang
dimiliki oleh perusahaan pelat merah ini. Hingga Juni 2021 Utang Garuda
Indonesia mencapai Rp 70 triliun. Diketahui Garuda menempati posisi
no.1 awak kabin selama 5 tahun berturut-turut (tahun 2014-2018), per
2019 mengalami penurunan. Tak hanya itu Garuda juga mengalami
penurunan 3 peringkat ke posisi 12 untuk Perusahaan Penerbangan terbaik
di Dunia. Peringkat ini merupakan peringkat terendah di 7 tahun terakhir.
Tahun 2019 Garuda Indonesia terkena kasus etika bisnis. Diawali
dengan penyelundupan onderdil salah satu merek kendaraan motor pada
Pesawat A330 900 NEO yang berakhir dengan pencabutan Direktur
Utama Garuda Indonesia pada tahun 2019. April 2019 terjadi perdebatan
transaksi yang ada pada laporan keuangan tahun 2018 yang merupakan
praktik rekayasa akuntansi. Selain itu Komisi Pengawas Persaingan Usaha
melakukan penyelidikan dan ditemukan indikasi adanya praktik
persaingan tidak sehat di antaranya dugaan praktik Duopoli untuk
menaikkan tarif tiket, rangkap jabatan direksi pada pasar yang sama,
monopoli tiket perjalanan umrah.
2.5 Penyelesaian Studi Kasus Garuda Indonesia
Kemerosotan kinerja perusahaan penerbangan PT Garuda
Indonesia TBK sebagai salah satu BUMN beberapa tahun terakhir, seiring
dengan masa pandemi Covid-19, perlu dibenahi secara serius. Bukan
perkara mudah untuk menyelamatkan maskapai pelat merah tersebut,
karena sudah sejak lama, bahkan jauh sebelum pandemi melanda,
keuangan Garuda Indonesia memang sudah berdarah-darah.
Pengamat airline industry yang juga Lulusan California State
University Fresno, Hendra Soemanto mengatakan, Garuda Indonesia harus
fokus pada posisi pure airline industry seperti maskapai bintang lima
lainnya. merinci tujuh strategi pengelolaan organisasi yang dapat
dilakukan oleh Garuda Indonesia, sebagai berikut :
1. Merestrukturisasi organisasi; merampingkan struktur
organisasi, biaya, dan me-review aset yang ada.
12. 12
2. Mengoptimalisasikan resources yang tersedia; SDM dan
aircraft operation, serta tetapkan new role model of
organization.
3. Melakukan analisis value chain dan semua kegiatan internal
perusahaan dengan tujuan untuk mengurangi biaya-biaya
yang tidak perlu.
4. Meningkatkan strategi marketing atau promosi.
5. Melakukan analisis brand positioning yang diikuti oleh
proses review terhadap rute penerbangan dan penetapan
harga tiket.
6. Analisis market outlook dan mengambil langkah-langkah
strategis yang inovatif.
7. Meningkatkan product quality, services, dan safety.
Strategi pengelolaan organisasi yang disebutkan di atas tentunya harus
dilakukan oleh people management yang mumpuni, berakhlak, mempunyai
integritas tinggi, dan mampu mengedepankan kepentingan untuk memajukan
perusahaan tentunya dengan dukungan dari pemerintah dan juga internal
stakeholder, yaitu karyawan.
Perusahaan akan dinilai baik apabila sistem manajemen di dalamnya
berjalan dengan baik dan tidak adanya perbuatan curang. Oleh karena itu apabila
suatu perusahaan ingin terus tumbuh dan berlangsung terus-menerus, maka harus
menciptakan manajemen yang baik. Perusahaan yang memiliki banyak orang baik
dalam arti karakter yang baik, sikap yang baik, etos kerja yang baik, sudut
pandang yang baik dan sebagainya maka dipastikan perusahaan tersebut akan
terus tumbuh berkembang.
13. 13
BAB III
KESIMPULAN
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui apa saja model etika dalam
bisnis, sumber nilai etika dan faktor-faktor yang mempengaruhi etika manajerial.
Dalam model etika dalam bisnis, terdapat 3 tipe manajer yang dilihat dari sudut
etikanya, yaitu immoral manajemen, amoral manajemen, dan moral manajemen.
Ada 4 sumber nilai etika, yaitu agama, filosofi, budaya, dan hukum.
Terdapat 4 faktor yang mempengaruhi etika manajerial, yang pertama
yaitu leadership, artinya kemampuan individu untuk mempengaruhi, memotivasi,
dan membuat orang lain mampu memberikan kontribusinya demi efektivitas dan
keberhasilan organisasi. Kedua, strategi dan performasi, artinya pendekatan secara
keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan
eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Ketiga, karakteristik
individu, artinya proses psikologi yang mempengaruhi individu dalam
memperoleh, mengkonsumsi serta menerima barang dan jasa serta pengalaman.
Dan keempat, budaya organisasi yang artinya seperangkat asumsi atau sistem
keyakinan, nilai-nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi yang
dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi
masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal.
14. 14
DAFTAR PUSTAKA
Bertens, K. (2007). ETIKA. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Ferrell, O.C.; Hirt, G.A.; dan Ferrell, L. (2011). Business: A Changing World. 8th
edition. United States: McGraw-Hill & Irwin.
Kumparan. (2021). "Garuda Terancam Pailit : Etika Bisnis Kasus Garuda",
https://kumparan.com. Diakses pada 15 Maret pukul 22.40.
Pandjaitan, D. R. H., & Fihartini, Y. (2016). Pengantar Bisnis.
Nathaniel, R. (2019). Kabupaten Ponorogo. Pengantar Bisnis. Uwais Inspirasi
Indonesia
Tribunnews. (2021). " Pengamat Beberkan Solusi Untuk Permasalahan Garuda
Indonesia", https://www.tribunnews.com. Diakses pada pukul 22.40.
Alamat blog :
Dian Ardiyati : https://dianardiyati.blogspot.com
Erland Hibaspatota Christ Reinhart : https://erlandhibaspatota.blogspot.com
Farisa Putri Azkiya : https://doragallaeyou.wordpress.com
Putri Nusahlina : https://putrinursahlina123.blogspot.com
Rezky Agung Dwi Cahyo : https://rezkyagng.blogspot.com
15. MAKALAH ETIKA BISNIS
“NORMA DAN ETIKA DALAM PEMASARAN,
PRODUKSI, MANAJEMEN SUMBER DAYA
MANUSIA DAN FINANSIAL”
Disusun guna memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Etika Bisnis
Dosen : Ibu Dr. Ditiya Himawati, SE., MM
Disusun Oleh :
Kelompok 2
Dian Ardiyati (11219757)
Erland Hibaspatota Christ Rein (12219054)
Farisa Putri Azkiya (12219295)
Putri Nursahlina (15219083)
Rezky Agung Dwi Cahyo (15219479)
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2022
16. 2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .......................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................3
Latar Belakang .................................................................................................3
Pokok Masalah.................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................5
2.1. Pasar dan Perlindungan Konsumen............................................................5
2.2. Etika Iklan................................................................................................6
2.3. Privasi Konsumen......................................................................................7
2.4. Multimedia Etika Bisnis ............................................................................8
2.5. Etika Produksi ...........................................................................................9
2.6. Pemanfaatan SDM...................................................................................10
2.7. Etika Kerja ..............................................................................................11
2.8. Hak-Hak Pekerja .....................................................................................11
2.9. Hubungan Saling Menguntungkan...........................................................12
2.10. Persepakatan Penggunaan Dana.............................................................12
2.11. Studi Kasus............................................................................................12
2.12. Penyelesaian Studi Kasus.......................................................................13
BAB III KESIMPULAN....................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................15
LAMPIRAN ......................................................................................................16
17. 3
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan dalam dunia bisnis kurun terakhir ini terlihat sangat maju
dan tertata dengan baik. Produksi digenjot untuk menghasilkan produk yang
bevarian dan banyak, dalam hal pemasaran pun juga didorong untuk memberikan
kreatifitas guna melariskan barang dagangan. Ini semua diharapkan untuk
memberikan keuntungan bagi para pelaku usaha dan bagai konsumen (timbal
balik).
Dalam pemaparan diatas maka peran subjek usaha tentunya tidak
memikirkan dari segi profitnya saja, mereka juga harus membuat bisnis mereka
terkesan dan menjadi idaman di hati konsumen yaitu dengan cara beretika dalam
melakukan produksi, pemasaran atau distribusi.
Tidak terfokus dalam produksi dan distribusi saja, namun juga
keterlibatan konsumen harus juga difikirkan, karena merekalah yang akan menilai
produk dari produsen. Hal ini akan berdampak saling menguntungkan antara
kedua belah pihak, produsen mendapatkan profit dan kritik yang membangun
sedangkan konsumen mendapat produk dan privasi konsumen tetap terjaga
dengan aman.
Pokok Masalah
1. Pasar Dan Perlindungan Konsumen
2. Etika Iklan
3. Multimedia Etika Bisnis
4. Etika Produksi
5. Pemanfaatan Sumber Daya Manusia
6. Etika Kerja
7. Hak-Hak Pekerja
19. 5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pasar Dan Perlindungan Konsumen
Pasar menurut Handri Ma’aruf (2005) Menurutnya pasar memiliki tiga
pengertian yaitu:
1. Pasar dalam arti “tempat” yaitu tempat bertemunya para penjual atau
produsen dengan pembeli atau konsumen.
2. Pasar dalam arti “interaksi permintaan dan penawaran” yaitu pasar sebagai
tempat terjadinya transaksi jual beli.
3. Pasar dalam arti “sekelompok anggota masyarakat yang memiliki kebutuhan
dan daya beli”, pengertian ini merujuk pada dua hal yaitu kebutuhan dan daya
beli. Jadi pasar ialah orang-orang yang menginginkan sesuatu barang atau
jasa dan memiliki kemampuan untuk membeli.
Pada dasarnya ada hubungan antara pelaku usaha dan konsumen,
hubungan yang dimaksud adalah hak dan kewajiban antara pelaku usaha dan
konsumen, oleh karena itu hukum perlindungan konsumen mengatur hak dan
kewajiban pelaku usaha dan konsumen yang dijamin pemenuhannya melalui
penegakan hukum.
Kewajiban pelaku usaha merupakan tanggungjawab yang harus di emban
oleh pelaku usaha kepada konsumen dan sebaliknya hak konsumen adalah
kewajiban konsumen kepada pelaku usaha.
Tanggungjawab pelaku usaha dalam perlindungan konsumen dapat
dikategorikan dalam 3 (tiga) aspek, yaitu:
1. Kegiatan yang dilarang kepada pelaku usaha;
2. Pemenuhan hak-hak konsumen;
3. Standardisasi mutu produksi.
20. 6
2.2 Etika Iklan
Kata iklan (advertising) berasal dari bahasa Yunani. Adapun pengertian
iklan secara komprehensif adalah semua bentuk aktivitas untuk menghadirkan dan
mempromosikan ide, barang, atau jasa secara non personal yang dibayar oleh
sponsor tertentu. (Stewat H. Rewoldt, 1995).
Sedangkan menurut Etika (2007) pengertian iklan adalah pesan
komunikasi pemasaran atau komunikasi publik tentang sesuatu produk yang
disampaikan melalui sesuatu media, dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal serta
ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat.
Iklan adalah sarana promosi yang digunakan oleh perusahaan guna untuk
menginformasikan, segala sesuatu produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
Informasi yang diberikan adalah nama produk, harga produk, serta keuntungan-
keuntungan produk dibandingkan produk sejenis yang ditawarkan oleh pesaing.
Ciri-ciri iklan yang baik, antara lain sebagai berikut.
1. Etis : berkaitan dengan kepantasan.
2. Estetis : berkaitan dengan kelayakan.
3. Artistik : bernilai seni sehingga mengundang daya tarik khalayak.
Terdapat paling kurang 3 (tiga) prinsip moral, sehubungan dengan
penggagasan mengenai etika dalam iklan. Ketiga prinsip itu adalah :
1. Prinsip Kejujuran
Prinsip kejujuran berhubungan dengan kenyataan bahwa bahasa
penyimbol iklan seringkali dilebih-lebihkan, sehingga bukannya menyajikan
informasi mengenai persediaan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh konsumen,
tetapi mempengaruhi bahkan menciptakan kebutuhan baru. Maka yang ditekankan
disini adalah bahwa isi iklan yang dikomunikasikan haruslah sungguh-sungguh
menyatakan realitas sebenarnya dari produksi barang dan jasa. Sementara yang
dihindari di sini, sebagai konsekuensi logis adalah upaya manipulasi dengan motif
apapun juga.
21. 7
2. Prinsip Martabat Manusia sebagai Pribadi
Bahwa iklan semestinya menghormati martabat manusia sebagai pribadi
semakin ditegaskan dewasa ini sebagai semacam tuntutan imperatif (imperative
requirement).
Iklan semestinya menghormati hak dan tanggungjawab setiap orang
dalam memilih secara bertanggungjawab barang dan jasa yang ia butuhkan, ini
berhubungan dengan dimensi jasa yang ditawarkan (lust), kebanggaan bahwa
memiliki barang dan jasa tertentu menentukan status sosial dalam masyarakat, dan
lain-lain.
3. Iklan dan Tanggung Jawab Sosial
Manipulasi melalui iklan atau cara apapun merupakan tindakan yang
tidak etis. Ada 2 (dua) cara untuk memanipulasi orang dengan periklanan :
a. Subliminal advertising.
Maksudnya adalah teknik periklanan yang sekilas menyampaikan suatu
pesan dengan begitu cepat, sehingga tidak dipersepsikan dengan sadar, tapi,
tinggal dibawah ambang kesadaran. Teknik ini bisa dipakai di bidang visual
maupun audio.
b. Iklan yang ditujukan kepada anak
Iklan seperti ini pun harus dianggap kurang etis, karena anak mudah
dimanipulasi dan dipermainkan. Iklan yang ditujukan langsung kepada anak tidak
bisa dinilai lain daripada manipulasi saja dan karena itu harus ditolak sebagai
tidak etis.
2.3 Privasi Konsumen
Kerahasiaan/ privasi (Bahasa Inggris: privacy) adalah kemampuan satu
atau sekelompok individu untuk menutup atau melindungi kehidupan dan urusan
personalnya dari publik, atau untuk mengontrol arus informasi mengenai diri
mereka. Privasi kadang dihubungkan dengan anonimitas walaupun anonimitas
22. 8
terutama lebih dihargai oleh orang yang dikenal publik. Privasi dapat
dianggap sebagai suatu aspek dari keamanan.
Privasi konsumen Sebagai suatu kemampuan untuk mengontrol interaksi,
kemampuan untuk memperoleh pilihan pilihan atau kemampuan untuk mencapai
interaksi seperti yang diinginkan. privasi jangan dipandang hanya sebagai
penarikan diri seseorang secara fisik terhadap pihak pihak lain dalam rangka
menyepi saja.
2.4 Multimedia Etika Bisnis
Salah satu cara pemasaran yang efektif adalah melalui multimedia. Bisnis
multimedia berperan penting dalam menyebarkan informasi, karena multimedia is
the using of media variety to fulfill communications goals. Elemen dari
multimedia terdiri dari teks, graph, audio, video, and animation. Bicara mengenai
bisnis multimedia, tidak bisa lepas dari stasiun TV, koran, majalah, buku, radio,
internet provider, event organizer, advertising agency, dll. Multimedia memegang
peranan penting dalam penyebaran informasi produk salah satunya dapat terlihat
dari iklan-iklan yang menjual satu kebiasaan/produk yang nantinya akan menjadi
satu kebiasaan populer. Sebagai saluran komunikasi, media berperan efektif
sebagai pembentuk sifat konsumerisme.
Dalam penggunaan multimedia ini agar pelaku bisnis itu beretika
tentunya harus ada batasan-batasan aturan yang dibuat oleh pemerintah, seperti
larangan penggunaan multimedia yang menjurus kepada SARA, atau yang
bersifat membahayakan kepentingan masayarakat umum. Sehingga siapa yang
melanggar akan dikenakan sanksi hokum yang berlaku. Etika berbisnis dalam
multimedia didasarkan pada pertimbangan:
1. Akuntabilitas perusahaan, didalamnya termasuk corporate
governance, kebijakan keputusan, manajemen keuangan, produk dan
pemasaran serta kode etik.
23. 9
2. Tanggung jawab sosial, yang merujuk pada peranan bisnis dalam
lingkungannya, pemerintah lokal dan nasional, dan kondisi bagi
pekerja.
3. Hak dan kepentingan stakeholder, yang ditujukan pada mereka yang
memiliki andil dalam perusahaan, termasuk pemegang saham,
owners, para eksekutif, pelanggan, supplier dan pesaing.
2.5 Etika Produksi
Dalam proses produksi, subuah produsen pada hakikatnya tentu akan
selalu berusaha untuk menekan biaya produksi dan berusaha untuk mendapatkan
laba sebanyak banyaknya. Dalam upaya produsen untuk memperoleh keuntungan,
pasti mereka akan melakukan banyak hal untuk memperolehnya. Termasuk
mereka bisa melakukan hal hal yang mengancam keselamataan konsumen.
Padahal konsumen dan produsen bekerjasama. Tanpa konsumen, produsen tidak
akan berdaya. Seharusnya produsen memberi perhatian dan menjaga konsumen
sebagai tanda terima kasih telah membeli barang atau menggunakan jasa yang
mereka tawarkan.
Namun banyak produsen yang tidak menjalankan hal ini. Produsen lebih
mementingkan laba. Seperti banyaknya kasus kasus yang akhirnya mengancam
keselamatan konsumen karena dalam memproduksi, produsen tidak
memperhatikan hal hal buruk yang mungkin terjadi pada konsumen. Bahkan,
konsumen ditipu, konsumen ditawarkan hal-hal yang mereka butuhkan, tapi pada
kenyataannya, mereka tidak mendapat apa yang mereka butuhkan mereka tidak
memperoleh sesuai dengan apa yang ditawarkan.
Nilai-nilai dan norma dalam berproduksi, sejak dari kegiatan
mengorganisasi faktor produksi, proses produksi hingga pemasaran dan pelayanan
kepada konsumen.
Secara filosofis, aktivitas produksi meliputi :
1. Produk apa yang dibuat
24. 10
2. Berapa kuantitas produk yang dibuat
3. Mengapa produk tersebut dibuat
4. Di mana produk tersebut dibuat
5. Kapan produk dibuat
6. Siapa yang membuatnya
7. Bagaimana membuatnya.
2.6 Pemanfaatan SDM
Sumber daya manusia (SDM) lebih dimengerti sebagai bagian integral
dari sistem yang membentuk suatu organisasi. Oleh karena itu, dalam bidang
kajian psikologi, para praktisi SDM harus mengambil penjurusan industri dan
organisasi.
Dalam pemanfaatan sumber daya tersebut maka solusinya adalah dengan
melaksanakan :
1. Program pelatihan bagi tenaga kerja sehingga tenaga kerja memiliki
keahlian yang sesuai dengan lapangan yang tersedia.
2. Pembukaan investasi-investasi baru.
3. Melakukan program padat karya.
4. Serta memberikan penyuluhan dan informasi yang cepat mengenai
lapangan pekerjaan.
Keberhasilan upaya tersebut diatas, pada akhirnya diharapkan dapat
menciptakan basis dan ketahanan perekonomian rakyat yang kuat dalam
menghadapi persaingan global baik didalam maupun diluar negeri dan pada
gilirannya dapat mempercepat terwujudnya kemandirian bangsa.
25. 11
2.7 Etika Kerja
Etika kerja adalah sistem nilai atau norma yang digunakan oleh seluruh
karyawan perusahaan, termasuk pimpinannya dalam pelaksanaan kerja sehari-
hari. Perusahaan dengan etika kerja yang baik akan memiliki dan mengamalkan
nilai-nilai, yakni : kejujuran, keterbukaan, loyalitas kepada perusahaan, konsisten
pada keputusan, dedikasi kepada stakeholder, kerja sama yang baik, disiplin, dan
bertanggung jawab.
2.8 Hak-hak Pekerja
Dalam rangka menjamin kepastian hukum dan perlindungan terhadap
pekerja atau buruh, maka pemerintah mengeluarkan peraturan hukum yaitu
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, serta peraturan
pemerintah bahkan keputusan-keputusan mentri yang mengatur tentang
perlindungan tenaga kerja. Dalam UU No. 13 Tahun 2003 pasal 1 disebutkan
bahwa pekerja /buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah
atau imbalan dalam bentuk lain
Terdapat 8 hak – hak dasar pekerja, yaitu :
1. Hak dasar pekerja dalam hubungan kerja
2. Hak dasar pekerja atas jaminan sosial dan K3 (keselamatan dan kesehatan
kerja)
3. Hak dasar pekerja atas perlindungan upah
4. Hak dasar perkerja atas pembatasan waktu kerja, istirahat, cuti dan libur
5. Hak dasar untuk membuat perjanjian kerja bersama (PKB)
6. Hak dasar mogok
7. Hak dasar khusus untuk pekerja perempuan
8. Hak dasar pekerja mendapat perlindungan atas tindakan pemutusan
hubungan kerja (PHK)
26. 12
2.9 Hubungan Saling Menguntungkan
Prinsip Saling Menguntungkan (Mutual Benefit Principal) Prinsip ini
menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua
pihak. Jadi, kalau prinsip keadilan menuntut agar tidak boleh ada pihak yang
dirugikan hak dan kepentingannya, prinsip saling menguntungkan secara positif
menuntut hal yang sama, yaitu agar semua pihak berusaha untuk saling
menguntungkan satu sama lain.
2.10 Persepakatan Penggunaan Dana
Pengelola perusahaan mau memberikan informasi tentang rencana
penggunaan dana sehingga penyandang dana dapat mempertimbangkan peluang
return dan resiko. Rencana penggunaan dana harus benar-benar transparan,
komunikatif dan mudah dipahami. Semua harus diatur atau ditentukan dalam
perjanjian kerja sama penyandang dana dengan alokator dana.
2.11 Contoh Studi Kasus
Perjalanan obat nyamuk bermula pada tahun 1996, diproduksi oleh PT
Megasari Makmur yang terletak di daerah Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat. PT
Megasari Makmur juga memproduksi banyak produk seperti tisu basah, dan
berbagai jenis pengharum ruangan. Obat nyamuk HIT juga mengenalkan dirinya
sebagai obat nyamuk yang murah dan lebih tangguh untuk kelasnya. Selain di
Indonesia HIT juga mengekspor produknya ke luar Indonesia.
Obat anti-nyamuk HIT yang diproduksi oleh PT Megarsari Makmur
dinyatakan ditarik dari peredaran karena penggunaan zat aktif Propoxur dan
Diklorvos yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan terhadap manusia.
Departemen Pertanian, dalam hal ini Komisi Pestisida, telah melakukan inspeksi
di pabrik HIT dan menemukan penggunaan pestisida yang menganggu kesehatan
manusia seperti keracunan terhadap darah, gangguan syaraf, gangguan
pernapasan, gangguan terhadap sel pada tubuh, kanker hati dan kanker lambung.
27. 13
HIT yang promosinya sebagai obat anti-nyamuk ampuh dan murah
ternyata sangat berbahaya karena bukan hanya menggunakan Propoxur tetapi juga
Diklorvos (zat turunan Chlorine yang sejak puluhan tahun dilarang
penggunaannya di dunia). Obat antinyamuk HIT yang dinyatakan berbahaya yaitu
jenis HIT 2,1 A (jenis semprot) dan HIT 17 L (cair isi ulang). Selain itu, Lembaga
Bantuan Hukum Kesehatan melaporkan PT Megarsari Makmur ke Kepolisian
Metropolitan Jakarta Raya pada tanggal 11 Juni 2006.
Korbannya yaitu seorang pembantu rumah tangga yang mengalami
pusing, mual dan muntah akibat keracunan, setelah menghirup udara yang baru
saja disemprotkan obat anti-nyamuk HIT.
2.12 Penyelesaian Studi Kasus PT.Megasari Makmur
Pihak produsen (PT. Megasari Makmur) menyanggupi untuk menarik
semua produk HIT yang telah dipasarkan dan mengajukan izin baru untuk
memproduksi produk HIT Aerosol Baru dengan formula yang telah
disempurnakan, bebas dari bahan kimia berbahaya.
HIT Aerosol Baru telah lolos uji dan mendapatkan izin dari Pemerintah.
Pada tanggal 08 September 2006 Departemen Pertanian dengan menyatakan
produk HIT Aerosol Baru dapat diproduksi dan digunakan untuk rumah tangga
(N0. RI. 2543/9-2006/S).Sementara itu pada tanggal 22 September 2006
Departemen Kesehatan juga mengeluarkan izin yang menyetujui
pendistribusiannya dan penjualannya di seluruh Indonesia.
28. 14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan secara mendetail dari makalah yang sudah kami paparkan
di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwasanya secara umum norma dan etika
dalam suatu bisnis sangatlah penting bagi suatu perusahaan karena ini suatu
kebaikan. Baik itu kebaikan dari pihak produsen, distributor ataupun konsumen
bagi pelaku penentu baikatau buruk (melakukan penilaian).
Dan secara khusus etika dalam suatu bisnis teruntuk makalah ini ialah
terbentuknya suatu kepercayaan (trust) dari para pihak yang melakukan produksi,
distribusi atau konsumen, jika suatu kepercayaan itu terbentuk maka semua pihak
akan mempunyai keyakinan dalam melakukan hal-hal tersebut. Oleh itu norma
dan etika dalam suatu bisnis sangatlah penting bagi para pelaku usaha dan
konsumennya dalam bermuamalah. Semoga kita juga dapat mengambil inti dari
makalah ini dan dapat menjadi contoh bagi kehidupan kita kedepannya.
29. 15
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, M. (2016). Etika perilaku periklanan dalam bisnis Islam. JESI (Jurnal
Ekonomi Syariah Indonesia), 3(1), 37-48.
https://id.scribd.com › document Contoh Kasus Etika Pemasaran | PDF - Scribd
Mansyur, A., & Rahman, I. (2016). Penegakan Hukum Perlindungan Konsumen
Sebagai Upaya Peningkatan Mutu Produksi Nasional. Jurnal
Pembaharuan Hukum, 2(1), 1-10.
Subroto, S. (2011). Etika periklanan. Cermin, (049).:
Alamat blog :
Dian Ardiyati : https://dianardiyati.blogspot.com
Erland Hibaspatota Christ Reinhart : https://erlandhibaspatota.blogspot.com
Farisa Putri Azkiya : https://doragallaeyou.wordpress.com
Putri Nusahlina : https://putrinursahlina123.blogspot.com
Rezky Agung Dwi Cahyo : https://rezkyagng.blogspot.com
30. 16
Lampiran
PERTANYAAN
1. Dilihat dari kasus PT Garuda, solusi mana yang sudah diselesaikan?
2. Bagaimana cara membuat iklan yang baik dari perusahaan, sehingga
masyarakat tertarik?
3. Dilihat dari kasus PT Megasari, solusi apa yang terkait dengan SDM?
4. Yang dimaksud dedikasi terhadap skateholder? (Kelompok 3)
5. Perbedaan immoral manajemen dengan amoral manajemen? (Kelompok 5)
6. Contoh program padat karya? (Kelompok 1)
7. Apa yang dimaksud dengan konsumerisme di etika bisnis? (Kelompok 4)
8. Apa yang dilakukan oleh PT Garuda agar tidak terjadi lagi praktik rekayasa
akuntasi? (Kelompok 6)
JAWABAN
1. Pada masa pandemi covid-19 ini, PT Garuda sudah melakukan
peningkatan di bidang safety. Dimana batasan jumlah penumpang setiap
penerbangan sebanyak 70-90 (maks) orang.
2. Membuat iklan yang baik :
- Fokus pada target audiens.
- Pastikan untuk memilih pasar sasaran yang paling cocok untuk bisnis
anda.
- Tekankan kelebihan produk.
- Kontrol anggaran.
- Jadikan brand anda menonjol.
- Perhatikan elemen iklan.
- Penawaran yang nyaman.
- Buat strategi yang tepat.
- Memberikan informasi sejelas mungkin akan kegunaan produk atau
jasa
31. 17
3. Solusi terkait SDM PT Megasari :
- Lebih bijak lagi dalam memproduksi produk
- Melakukan pelatihan kerja kembali kepada pada karyawan
- Mengganti bahan-bahan produk dengan bahan yang aman
- Harus ada sistem pengawasan yang ketat terhadap produksi dari
produk obat nyamuk HIT serta melakukan uji coba terlebih dahulu.
4. Stakeholder adalah pihak individu, kelompok, ataupun komunitas tertentu
yang mempunyai kepentingan dalam suatu perusahaan. Stakeholder
mempunyai potensi untuk bisa memengaruhi ataupun dipengaruhi oleh
bisnis yang ada didalamnya.
Beberapa contoh dari pihak stakeholder adalah pegawai, pelanggan,
pemasok, investor, komunitas, dan Pemerintah. Setiap stakeholder tersebut
tentunya memiliki kepentingannya masing-masing dalam suatu
perusahaan.
5. Immoral manajemen merupakan seorang manajer yang hanya
memperhatikan kepentingan dirinya sendiri demi keuntungan sendiri atau
perusahaannya. Kekuatan yang menggerakkan manajemen imoral adalah
kerakusan/ketamakan, yaitu berupa prestasi organisasi atau keberhasilan
personal.
Sedangkan amoral manajemen, manajer tidak dengan sengaja melanggar
hukum atau norma etika. Manajer dengan tipe manajemen seperti ini
sebenarnya bukan tidak tahu sama sekali etika atau moralitas. Tipe ini
adalah para manajer yang dianggap kurang peka, bahwa dalam segala
keputusan bisnis yang diperbuat sebenarnya langsung atau tidak langsung
akan memberikan efek pada pihak lain.
6. Padat karya merupakan kegiatan pembangunan yang lebih banyak
menggunakan tenaga manusia jika dibandingkan dengan tenaga mesin.
Seperti Pemberdayaan Masyarakat, antara lain: Pengelolaan sampah;
Pengelolaan limbah; Pengelolaan lingkungan pemukiman; Pengembangan
energi terbarukan; Penyediaan dan pendistribusian makanan tambahan
bagi anak (bayi dan balita).
32. 18
7. Konsumerisme adalah gaya hidup yang lebih mengagungkan kepemilikan
ekonomi. Pengertian konsumerisme yang lain yaitu paham atau ideologi
kelompok menjalankan proses konsumsi dan pemakaian barang-barang
produksi secara berlebihan.
8. Yang dilakukan PT Garuda agar tidak terjadi lagi praktik rekayasa
akuntasi :
- Terus mendorong dan meningkatkan kualitas pengawasan terhadap
profesi keuangan, seperti kantor akuntan publik, penilai, akuntan
publik, dan sebagainya.
- Garuda memperbaiki dan menyajikan kembali laporan keuangan
tahunannya serta melakukan paparan publik alias public expose atas
perbaikan dan penyajian kembali