Dokumen tersebut membahas model-model etika dalam bisnis yaitu manajemen immoral, amoral, dan moral. Juga membahas sumber-sumber nilai etika seperti agama, filsafat, budaya, hukum, kepemimpinan, karakter individu, dan budaya organisasi.
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
ย
Fedro Ardiansyah_TUGAS ppt3_12219383_3ea07.pptx
1. MODEL ETIKA DALAM BISNIS, SUMBER
NILAI ETIKA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI ETIKA MANAJERIAL
Fedro ardiansyah / 12219383 / 3ea07
TUGAS PPT 3
2. IMMORAL MANAJEMEN
Immoral manajemen merupakan tingkatan terendah dari model manajemen
dalam menerapkan prinsip-prinsip etika bisnis. Manajer yang memiliki
manajemen tipe ini pada umumnya sama sekali tidak mengindahkan apa yang
dimaksud dengan moralitas, baik dalam internal organisasinya maupun
bagaimana dia menjalankan aktivitas bisnisnya.
3. AMORAL MANAJEMEN
Amoral adalah tindakan bermoral yang dilakukan oleh seseorang karena
kurangnya pengetahuan, memiliki kelaianan, atau belum cukup umur. tujuan
utama dari majemen amoral adalah profit, akan tetapi tindakannya berbeda
dengan manajemen immoral. yang membedakannya adalah mereka tidak dengan
sengaja meleanggar hukum atau norma etika. bahkan pada manajemen amoral
adalah bebas kendali dalam mengambil keputusan, artinya mereka tidak
mempertimbangkan etika dalam mengambil keputusan.
4. MORAL MANAJEMEN
Moral Manajemen Tingkatan tertinggi dari penerapan nilai-nilai etika atau
moralitas dalam bisnis adalah moral manajemen. Dalam moral manajemen, nilai-
nilai etika dan moralitas diletakkan pada level standar tertinggi dari segala
bentuk prilaku dan aktivitas bisnisnya.
5. AGAMA
Agama adalah sumber dari segala moral dalam etika apapun dengan
kebenarannya yang absolut. Tiada keraguan dan tidak boleh diragukan nilai-nilai
etika yang bersumber dari agama. Agama berkorelasi kuat dengan moral. Setiap
agama mengandung ajaran moral atau etika yang di jadikan pegangan bagi para
penganutnya. Pada umumnya, kehidupan beragama yang baik akan menghasilkan
kehidupan moral yang baik pula. Orang-orang dalam organisasi bisnis secara luas
harus menganut nilai shiddiq, tabligh, amanah dan fathanah.
6. FILOSOFI
Sumber utama nilai-nilai etika yang dapat dijadikan sebagai acuan dan
referensi dalam pengeJolaan dan pengendalian perilaku pebisnis dengan aktifitas
usaha bisnisnya adalah filsafat. Ajaran-ajaran filsafat tersebut mengandung nilai-
nilai kebenaran yang bersumber dari pemikiran-pemikiran filsuf dan ahli filsafat
yang terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.
7. BUDAYA
Referensi penting lainnya yang dapat dimanfaatkan sebagai acuan etika
bisnis adalah pengalaman dan perkembangan budaya, baik budaya dari suatu
bangsa maupun budaya yang bersumber dari berbagai negara (Cracken, 1986).
Budaya yang mengalami transisi akan melahirkan nilai, aturan-aturan dan
standar-standar yang diterima oleh suatu komunitas tertentu dan selanjutnya
diwujudkan dalam perilaku seseorang, suatu kelompok atau suatu komunitas
yang lebih besar.
8. HUKUM
Hukum merupakan aturan hidup yang bersifat memaksa dan si pelanggar
dapat diberi tindakan hukum yang tegas dan nyata. Hukum moral dalam banyak
hal lebih banyak mewarnai lilai-nilai etika. Hukum moral adalah tuntunan
perilaku manusia yang ditaati karena kesadaran yang bersumber pada hati nurani
dan bertujuan untuk mencapai kebahagiaan.
Selain hukum moral yang biasanya tidak tertulis dan hanya ditulis untuk
penjelasan informasi semata, etika bisnis juga mengadopsi aturan-aturan yang
berlaku pada suatu daerah, negara atau kesepakatan-kesepakatan hukum
internasional. Harapan-harapan etika ditentukan oleh hukum yang berlaku itu.
Hukurn mengatur serta mendorong perbaikan masalah yangdipandang buruk atau
baik dalam suatu komunitas. Sayangnya hingga saat ini kita masih menemukan
kendala-kendala penyelenggaraan hukum etika di Indonesia.
9. LEADERSHIP
Satu hal penting dalam penerapan etika bisnis di perusahaan adalah peran
seorang pemimpin/leadership. Pemimpin menjadi pemegang kunci pelaksanaan
yang senantiasa dilihat oleh seluruh karyawan. Di berbagai kondisi, saat krisis
sekalipun, seorang pemimpin haruslah memiliki kinerja emosional & etika yang
tinggi. Pada prakteknya, dibutuhkan kecerdasan intelektual, emosional dan
spiritual dari seorang pemimpin dalam penerapan etika bisnis ini.
Kepemimpinan yang baik dalam bisnis adalah kepemimpinan yang beretika. Etika
dalam berbisnis memberikan batasan akan apa yang yang sebaiknya dilakukan
dan tidak. Pemimpin sebagai role model dalam penerapan etika bisnis, akan
mampu mendorong karyawannya untuk terus berkembang sekaligus memotivasi
agar kapabilitas karyawan teraktualisasi.
10. STRATEGI DAN PERFORMASI
Fungsi yang penting dari sebuah manajemen adalah untuk kreatif dalam
menghadapi tingginya tingkat persaingan yang membuat perusahaannya
mencapai tujuan perusahaan terutama dari sisi keuangan tanpa harus menodai
aktivitas bisnisnya berbagai kompromi etika. Sebuah perusahaan yang jelek akan
memiliki kesulitan besar untuk menyelaraskan target yang ingin dicapai
perusahaannya dengan standar-standar etika. Karena keseluruhan strategi
perusahaan yang disebut excellence harus bisa melaksanakan seluruh kebijakan-
kebijakan perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan dengan cara yang jujur.
11. KARAKTER INDIVIDU
Perjalanan hidup suatu perusahaan tidak lain adalah karena peran banyak
individu dalam menjalankan fungsi-fungsinya dalam perusahaan tersebut.
Perilaku para individu ini tentu akan sangat mempengaruhi pada tindakan-
tindakan mereka ditempat kerja atau dalam menjalankan aktivitas bisnisnya.
12. BUDAYA ORGANISASI
Budaya organisasi adalah suatu kumpulan nilai-nilai, norma-norma, ritual
dan pola tingkah laku yang menjadi karakteristik suatu organisasi. Setiap budaya
perusahaan akan memiliki dimensi etika yang didorong tidak hanya oleh
kebijakan-kebijakan formal perusahaan, tapi juga karena kebiasaan-kebiasaan
sehari-hari yang berkembang dalam organisasi perusahaan tersebut, sehingga
kemudian dipercayai sebagai suatu perilaku, yang bisa ditandai mana perilaku
yang pantas dan mana yang tidak pantas.
Budaya-budaya perusahaan inilah yang membantu terbentuknya nilai dan moral
ditempat kerja, juga moral yang dipakai untuk melayani para stakeholdernya.
Aturan-aturan dalam perusahaan dapat dijadikan yang baik. Hal ini juga sangat
terkait dengan visi dan misi perusahaan.