SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Download to read offline
TUGAS MATA KULIAH
SISTEM PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH
(PPW604)
Dosen Pengampu
Dr. Maryono, M.Eng.
PENENTUAN PUSAT LOGISTIK BARANG SECARA SPASIAL
DI PROVINSI JAWA TENGAH DAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Disusun oleh:
BRAMANTIYO MARJUKI
21040116410036
MAGISTER PEMBANGUNAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
--1--
I. PENDAHULUAN
Dalam perencanaan penyimpanan logistik hasil produksi, faktor aksesbilitas dan sebaran
permintaan logistik merupakan salah satu pertimbangan yang penting dalam menentukan lokasi
sentra penyimpanan dan distribusi logistik. Dalam hal ini, lokasi sentra penyimpanan dan
distribusi logistik yang optimal akan dapat meminimalisir biaya distribusi dan sekaligus
mempertahankan mutu produksi agar tetap baik ketika sampai di tangan konsumen. Oleh karena
itu penentuan sentra distribusi dan penyimpanan logistik merupakan tahapan yang penting
karena merupakan salah satu aspek yang akan mensukseskan aktivitas ekonomi industri. Tugas
yang diberikan adalah menentukan lokasi sentra distribusi dan penyimpanan logistik seefektif
dan seefisien mungkin secara spasial. Dalam hal ini, lokasi kajian yang ditentukan adalah Provinsi
Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
II. DATA DAN ASUMSI
Untuk menentukan lokasi sentra penyimpanan dan distribusi logistik, data yang
diperlukan adalah: (1) data jumlah penduduk per kabupaten/kota; dan (2) jarak antar
kabupaten/kota. Data jumlah penduduk merepresentasikan besarnya kebutuhan akan barang,
sedangkan jarak antar kabupaten/kota merupakan representasi dari urgensi pembangunan
sentra distribusi dan penyimpanan logistik. Data jumlah penduduk dan data jarak antar
kabupaten/kota diperoleh dari publikasi Jawa Tengah Dalam Angka 2016 dan Daerah Istimewa
Yogyakarta Dalam Angka 2016 yang diterbikan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah
dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Asumsi yang digunakan dalam kajian ini meliputi:
1. Semua barang datang dari Pelabuhan Tanjung Emas Kota Semarang, oleh karena itu, jarak
antar kabupaten/kota dihitung dari Kota Semarang.
2. Jumlah penduduk merupakan representasi dari kebuhan wilayah akan barang. Makin
besar jumlah penduduk, maka makin besar pula kebutuhan dan permintaan akan barang.
III. HASIL PERHITUNGAN KEBUTUHAN BARANG DAN PENILAIAN AKSESBILITAS
Berdasarkan asumsi di bab sebelumnya, maka hasil analisis penentuan kebutuhan logistik
per kabupaten/kota dan perhitungan jarak setiap kabupaten/kota dari Kota Semarang disajikan
dalam Gambar 1.
Gambar 1. Analisis Jumlah Penduduk dan Aksesbilitas (Sumber: Analisis, 2016)
--2--
IV. HASIL PENENTUAN LOKASI SENTRA DISTRIBUSI DAN PENYIMPANAN BARANG
Dari hasil klasifikasi jarak dan jumlah penduduk, kemudian analisis dilakukan dengan
cara mentumpang susunkan (overlay) peta – peta hasil analisis. Selanjutnya dari peta hasil
overlay dilakukan identifikasi 10 titik lokasi sentra distribusi dan penyimpanan logistik. Hasil
overlay peta disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2. Peta Prioritas Lokasi Penempatan Sentra Distribusi dan Penyimpanan Barang
(Sumber: Analisis, 2016)
Adapun uraian mengenai lokasi penempatan sentra distribusi dan penyimpanan logistik terpilih
beserta prioritasnya disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Prioritas Lokasi Penempatan Sentra Distribusi dan Penyimpanan Logistik
NO Prioritas Kabupaten/Kota Terpilih Keterangan
1. PRIORITAS 1 Cilacap, Banyumas, Brebes, Tegal,
Pemalang
Prioritas 1 merupakan lokasi dengan jumlah
permintaan barang yang tinggi namun lokasinya
cukup jauh dari pelabuhan utama, sehingga lokasi ini
menjadi pilihan pertama untuk menempatkan sentra
distribusi dan penyimpanan logistik
2. PRIORITAS 2 Purbalingga, Magelang, Grobogan,
Pati, Kota Semarang
Prioritas 2 merupakan lokasi dengan jumlah
permintaan barang yang tinggi namun lokasinya
tidak jauh atau dekat dari pelabuhan utama,
sehingga lokasi ini menjadi pilihan kedua untuk
menempatkan sentra distribusi dan penyimpanan
logistik
(Sumber: Analisis, 2016)
--3--
V. PEMBAHASAN PENUTUP
Hasil peta prioritas lokasi penempatan sentra distribusi dan penyimpanan logistik di
Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada Gambar 2 menghasilkan 5
(lima)kabupaten yang menjadi prioritas pertama dan 4 kabupaten serta 1 kotamadya sebagai
prioritas kedua. Asumsi pertama yang digunakan dalam menentukan prioritas sentra distribusi
dan penyimpanan logistik adalah jumlah penduduk. Jumlah penduduk merupakan representasi
dari besarnya permintaan akan barang dan jasa, oleh karena itu, stok untuk wilayah-wilayah
dengan jumlah penduduk yang tinggi harus dipastikan selalu tersedia. Hal ini penting untuk
menghindari terjadinya kelangkaan barang yang dapat menyebabkan inflasi dan ketidakstabilan
ekonomi.
Asumsi kedua yang digunakan adalah jarak antar kota sebagai representasi dari
efektivitas dan efisiensi lalu lintas barang dari pusat produksi atau pusat distribusi utama ke
wilayah-wilayah konsumen. Secara lebih spesifik, jarak antar kota yang digunakan dalam kajian
ini adalah jarak dari pelabuhan utama (Pelabuhan Tanjung Emas Kota Semarang) sebagai pusat
kedatangan barang dari pusat produksi yang berada di tempat lain. Terkait dengan jarak dari
pelabuhan utama ini, wilayah-wilayah yang jaraknya jauh dari pelabuhan utama mendapat
prioritas untuk ditempatkan sentra distribusi dan penyimpanan logistik. Hal ini dikarenakan
pada wilayah yang jauh memerlukan waktu yang siginifikan untuk melakukan lalu lintas barang
dan jasa, sementara stok untuk menjaga perubahan permintaan harus selalu tersedia. Sementara,
wilayah yang berjarak tidak terlalu jauh dari pelabuhan masih memungkinkan untuk dilakukan
distribusi langsung dari pelabuhan utama begitu barang turun dari kapal.
Kombinasi dari dua asumsi ini akan menghasilkan rekomendasi lokasi sentra distribusi
dan penyimpanan logistik yang dianggap efektif dan efisien. Wilayah yang jauh dengan
permintaan yang tinggi menjadi prioritas utama karena wilayah ini sangat rentan dengan
kelangkaan barang mengingat barang memerlukan waktu yang signifikan untuk sampai ke
wilayah. Dengan adanya sentra distribusi dan penyimpanan, maka jumlah barang dapat diatur
untuk disediakan dalam jumlah yang cukup guna mengantisipasi kenaikan permintaan barang
yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Selain itu, dengan adanya pasokan barang secara berkala,
adanya kejadian-kejadian yang menyebabkan keadaan kahar tidak berimbas pada kelangkaan
barang karena stok di sentra penyimpanan logistik selalu dapat dikontrol untuk tetap dalam
keadaan cukup. Selain wilayah prioritas 1, terdapat wilayah prioritas 2 yang dicirikan dengan
lokasi yang lebih dekat ke pelabuhan utama daripada wilayah prioritas 1 namun permintaannya
akan barang tinggi, atau lokasinya jauh dan permintaannya berada dalam tingkat menengah.
Wilayah ini dipandang cukup relevan untuk dibangun sentra distribusi dan penyimpanan barang
mengingat aspek jarak atau permintaan akan barang di wilayah ini cukup rentan terhadap
kelangkaan, sehingga tetap terdapat urgensi untuk menempatkan sentra penyimpanan barang.
Terkait dengan jenis sentra distribusi dan penyimpanan logistik, untuk wilayah prioritas
1 dapat dibangun dry port atau pergudangan skala besar guna menjamin tersedianya stok yang
cukup, terlebih apabila lalu lintas barang ke gudang tidak selalu dapat dilakukan sewaktu-waktu
atau dalam waktu yang singkat (terkait pertimbangan biaya transportasi dan jarak tempuh).
Sementara, di wilayah prioritas 2 dapat dibangun pergudangan dalam skala yang lebih kecil,
mengingat andaikata terjadi lonjakan permintaan, pemenuhan stok barang masih dimungkinkan
untuk dilakukan dari pelabuhan (atau sentra kedatangan barang) utama dalam waktu yang lebih
singkat dengan biaya yang lebih murah.

More Related Content

Viewers also liked

Role of Public Infrastructure Investment in Development Theory and its releva...
Role of Public Infrastructure Investment in Development Theory and its releva...Role of Public Infrastructure Investment in Development Theory and its releva...
Role of Public Infrastructure Investment in Development Theory and its releva...bramantiyo marjuki
 
Aglomerasi Ekonomi di Indonesia, Sebuah Sintesa
Aglomerasi Ekonomi di Indonesia, Sebuah SintesaAglomerasi Ekonomi di Indonesia, Sebuah Sintesa
Aglomerasi Ekonomi di Indonesia, Sebuah Sintesabramantiyo marjuki
 
Sedimentation in Tempe Lake Sulawesi and its future problems
Sedimentation in Tempe Lake Sulawesi and its future problemsSedimentation in Tempe Lake Sulawesi and its future problems
Sedimentation in Tempe Lake Sulawesi and its future problemsbramantiyo marjuki
 
From Potentials and Problems to Actions and Plans (Simulation Studies of Regi...
From Potentials and Problems to Actions and Plans (Simulation Studies of Regi...From Potentials and Problems to Actions and Plans (Simulation Studies of Regi...
From Potentials and Problems to Actions and Plans (Simulation Studies of Regi...bramantiyo marjuki
 
Urban Sprawl and Energy Provision (Moview Review and Synthesis to Indonesian ...
Urban Sprawl and Energy Provision (Moview Review and Synthesis to Indonesian ...Urban Sprawl and Energy Provision (Moview Review and Synthesis to Indonesian ...
Urban Sprawl and Energy Provision (Moview Review and Synthesis to Indonesian ...bramantiyo marjuki
 
Membuat map packages di ArcGIS
Membuat map packages di ArcGISMembuat map packages di ArcGIS
Membuat map packages di ArcGISbramantiyo marjuki
 
Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Pengurangan Kemacetan lalu lintas
Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Pengurangan Kemacetan lalu lintasKebijakan Fiskal dan Moneter dalam Pengurangan Kemacetan lalu lintas
Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Pengurangan Kemacetan lalu lintasbramantiyo marjuki
 
KEK Tanjung Lesung dan Implikasi Untuk Ekonomi Wilayah Banten
KEK Tanjung Lesung dan Implikasi Untuk Ekonomi Wilayah BantenKEK Tanjung Lesung dan Implikasi Untuk Ekonomi Wilayah Banten
KEK Tanjung Lesung dan Implikasi Untuk Ekonomi Wilayah Bantenbramantiyo marjuki
 
Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016
Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016
Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016bramantiyo marjuki
 
Mengapa Gameloft Memilih Yogyakarta?
Mengapa Gameloft Memilih Yogyakarta?Mengapa Gameloft Memilih Yogyakarta?
Mengapa Gameloft Memilih Yogyakarta?bramantiyo marjuki
 
Faktor - Faktor Disparitas Antar Wilayah Kabupaten Pati
Faktor - Faktor Disparitas Antar Wilayah Kabupaten PatiFaktor - Faktor Disparitas Antar Wilayah Kabupaten Pati
Faktor - Faktor Disparitas Antar Wilayah Kabupaten Patibramantiyo marjuki
 
Modul 17 ekonomi uang dan bank
Modul 17 ekonomi uang dan bankModul 17 ekonomi uang dan bank
Modul 17 ekonomi uang dan bankandi muzakkir
 
Georisk buku pedoman analisis risiko (penanggulangan bencana)
Georisk buku pedoman analisis risiko (penanggulangan bencana)Georisk buku pedoman analisis risiko (penanggulangan bencana)
Georisk buku pedoman analisis risiko (penanggulangan bencana)Achmad Wahid
 
Analisis Pasar Persaingan Sempurna-Samuelson Nordhaus
Analisis Pasar Persaingan Sempurna-Samuelson NordhausAnalisis Pasar Persaingan Sempurna-Samuelson Nordhaus
Analisis Pasar Persaingan Sempurna-Samuelson NordhausAi Amm
 
Disaster Risk Mapping Project, 2013, Kolaka , Sulawesi Tenggara, Indonesia
Disaster Risk Mapping Project, 2013, Kolaka , Sulawesi Tenggara, IndonesiaDisaster Risk Mapping Project, 2013, Kolaka , Sulawesi Tenggara, Indonesia
Disaster Risk Mapping Project, 2013, Kolaka , Sulawesi Tenggara, Indonesiabramantiyo marjuki
 
Report Landuse Mapping Kutai Barat, 2011, WWF Indonesia
Report Landuse Mapping Kutai Barat, 2011, WWF IndonesiaReport Landuse Mapping Kutai Barat, 2011, WWF Indonesia
Report Landuse Mapping Kutai Barat, 2011, WWF Indonesiabramantiyo marjuki
 
Metode Pemetaan Risiko Bencana Daerah Istimewa Yogyakarta 2008
Metode Pemetaan Risiko Bencana Daerah Istimewa Yogyakarta 2008Metode Pemetaan Risiko Bencana Daerah Istimewa Yogyakarta 2008
Metode Pemetaan Risiko Bencana Daerah Istimewa Yogyakarta 2008bramantiyo marjuki
 
Tutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI Software
Tutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI SoftwareTutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI Software
Tutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI Softwarebramantiyo marjuki
 
Ekonomi internasional kuliah 2 1
Ekonomi internasional kuliah 2 1Ekonomi internasional kuliah 2 1
Ekonomi internasional kuliah 2 1akbar syahputra
 

Viewers also liked (20)

Role of Public Infrastructure Investment in Development Theory and its releva...
Role of Public Infrastructure Investment in Development Theory and its releva...Role of Public Infrastructure Investment in Development Theory and its releva...
Role of Public Infrastructure Investment in Development Theory and its releva...
 
Aglomerasi Ekonomi di Indonesia, Sebuah Sintesa
Aglomerasi Ekonomi di Indonesia, Sebuah SintesaAglomerasi Ekonomi di Indonesia, Sebuah Sintesa
Aglomerasi Ekonomi di Indonesia, Sebuah Sintesa
 
Sedimentation in Tempe Lake Sulawesi and its future problems
Sedimentation in Tempe Lake Sulawesi and its future problemsSedimentation in Tempe Lake Sulawesi and its future problems
Sedimentation in Tempe Lake Sulawesi and its future problems
 
From Potentials and Problems to Actions and Plans (Simulation Studies of Regi...
From Potentials and Problems to Actions and Plans (Simulation Studies of Regi...From Potentials and Problems to Actions and Plans (Simulation Studies of Regi...
From Potentials and Problems to Actions and Plans (Simulation Studies of Regi...
 
Urban Sprawl and Energy Provision (Moview Review and Synthesis to Indonesian ...
Urban Sprawl and Energy Provision (Moview Review and Synthesis to Indonesian ...Urban Sprawl and Energy Provision (Moview Review and Synthesis to Indonesian ...
Urban Sprawl and Energy Provision (Moview Review and Synthesis to Indonesian ...
 
Membuat map packages di ArcGIS
Membuat map packages di ArcGISMembuat map packages di ArcGIS
Membuat map packages di ArcGIS
 
Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Pengurangan Kemacetan lalu lintas
Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Pengurangan Kemacetan lalu lintasKebijakan Fiskal dan Moneter dalam Pengurangan Kemacetan lalu lintas
Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Pengurangan Kemacetan lalu lintas
 
KEK Tanjung Lesung dan Implikasi Untuk Ekonomi Wilayah Banten
KEK Tanjung Lesung dan Implikasi Untuk Ekonomi Wilayah BantenKEK Tanjung Lesung dan Implikasi Untuk Ekonomi Wilayah Banten
KEK Tanjung Lesung dan Implikasi Untuk Ekonomi Wilayah Banten
 
Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016
Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016
Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016
 
Mengapa Gameloft Memilih Yogyakarta?
Mengapa Gameloft Memilih Yogyakarta?Mengapa Gameloft Memilih Yogyakarta?
Mengapa Gameloft Memilih Yogyakarta?
 
Faktor - Faktor Disparitas Antar Wilayah Kabupaten Pati
Faktor - Faktor Disparitas Antar Wilayah Kabupaten PatiFaktor - Faktor Disparitas Antar Wilayah Kabupaten Pati
Faktor - Faktor Disparitas Antar Wilayah Kabupaten Pati
 
Modul 17 ekonomi uang dan bank
Modul 17 ekonomi uang dan bankModul 17 ekonomi uang dan bank
Modul 17 ekonomi uang dan bank
 
Georisk buku pedoman analisis risiko (penanggulangan bencana)
Georisk buku pedoman analisis risiko (penanggulangan bencana)Georisk buku pedoman analisis risiko (penanggulangan bencana)
Georisk buku pedoman analisis risiko (penanggulangan bencana)
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
Analisis Pasar Persaingan Sempurna-Samuelson Nordhaus
Analisis Pasar Persaingan Sempurna-Samuelson NordhausAnalisis Pasar Persaingan Sempurna-Samuelson Nordhaus
Analisis Pasar Persaingan Sempurna-Samuelson Nordhaus
 
Disaster Risk Mapping Project, 2013, Kolaka , Sulawesi Tenggara, Indonesia
Disaster Risk Mapping Project, 2013, Kolaka , Sulawesi Tenggara, IndonesiaDisaster Risk Mapping Project, 2013, Kolaka , Sulawesi Tenggara, Indonesia
Disaster Risk Mapping Project, 2013, Kolaka , Sulawesi Tenggara, Indonesia
 
Report Landuse Mapping Kutai Barat, 2011, WWF Indonesia
Report Landuse Mapping Kutai Barat, 2011, WWF IndonesiaReport Landuse Mapping Kutai Barat, 2011, WWF Indonesia
Report Landuse Mapping Kutai Barat, 2011, WWF Indonesia
 
Metode Pemetaan Risiko Bencana Daerah Istimewa Yogyakarta 2008
Metode Pemetaan Risiko Bencana Daerah Istimewa Yogyakarta 2008Metode Pemetaan Risiko Bencana Daerah Istimewa Yogyakarta 2008
Metode Pemetaan Risiko Bencana Daerah Istimewa Yogyakarta 2008
 
Tutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI Software
Tutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI SoftwareTutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI Software
Tutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI Software
 
Ekonomi internasional kuliah 2 1
Ekonomi internasional kuliah 2 1Ekonomi internasional kuliah 2 1
Ekonomi internasional kuliah 2 1
 

Similar to OPTIMALISASI LOKASI SENTRA LOGISTIK

Optimalisasi jalur 2 pintu 2 universitas hasanuddin, makassar
Optimalisasi jalur 2 pintu 2 universitas hasanuddin, makassarOptimalisasi jalur 2 pintu 2 universitas hasanuddin, makassar
Optimalisasi jalur 2 pintu 2 universitas hasanuddin, makassarCakra Prasatya
 
Aziz Chandra Osman_133_Metodologi Riset Terapan.pdf
Aziz Chandra Osman_133_Metodologi Riset Terapan.pdfAziz Chandra Osman_133_Metodologi Riset Terapan.pdf
Aziz Chandra Osman_133_Metodologi Riset Terapan.pdfSakariaPratama
 
81649107 makalah-terminal-06172070
81649107 makalah-terminal-0617207081649107 makalah-terminal-06172070
81649107 makalah-terminal-06172070ayunitamulyana
 
LN3 - Forecasting Logistics Requirement
LN3 - Forecasting Logistics RequirementLN3 - Forecasting Logistics Requirement
LN3 - Forecasting Logistics RequirementBinus Online Learning
 
Distribusi dan transportasi
Distribusi dan transportasiDistribusi dan transportasi
Distribusi dan transportasiIin Bellebelle
 
Distribusi dan transportasi
Distribusi dan transportasiDistribusi dan transportasi
Distribusi dan transportasiIin Bellebelle
 
LN4 - Forecasting Logistics Requirement
LN4 - Forecasting Logistics RequirementLN4 - Forecasting Logistics Requirement
LN4 - Forecasting Logistics RequirementBinus Online Learning
 
Ppt bsc op_priok_final
Ppt bsc op_priok_finalPpt bsc op_priok_final
Ppt bsc op_priok_finalotto bakapana
 
Resume bab 2 pengantar transportasi dan logistik
Resume bab 2 pengantar transportasi dan logistikResume bab 2 pengantar transportasi dan logistik
Resume bab 2 pengantar transportasi dan logistikFaisal Pahlevy
 

Similar to OPTIMALISASI LOKASI SENTRA LOGISTIK (10)

Optimalisasi jalur 2 pintu 2 universitas hasanuddin, makassar
Optimalisasi jalur 2 pintu 2 universitas hasanuddin, makassarOptimalisasi jalur 2 pintu 2 universitas hasanuddin, makassar
Optimalisasi jalur 2 pintu 2 universitas hasanuddin, makassar
 
Aziz Chandra Osman_133_Metodologi Riset Terapan.pdf
Aziz Chandra Osman_133_Metodologi Riset Terapan.pdfAziz Chandra Osman_133_Metodologi Riset Terapan.pdf
Aziz Chandra Osman_133_Metodologi Riset Terapan.pdf
 
81649107 makalah-terminal-06172070
81649107 makalah-terminal-0617207081649107 makalah-terminal-06172070
81649107 makalah-terminal-06172070
 
LN3 - Forecasting Logistics Requirement
LN3 - Forecasting Logistics RequirementLN3 - Forecasting Logistics Requirement
LN3 - Forecasting Logistics Requirement
 
LN2 - Logistics Systems
LN2 - Logistics SystemsLN2 - Logistics Systems
LN2 - Logistics Systems
 
Distribusi dan transportasi
Distribusi dan transportasiDistribusi dan transportasi
Distribusi dan transportasi
 
Distribusi dan transportasi
Distribusi dan transportasiDistribusi dan transportasi
Distribusi dan transportasi
 
LN4 - Forecasting Logistics Requirement
LN4 - Forecasting Logistics RequirementLN4 - Forecasting Logistics Requirement
LN4 - Forecasting Logistics Requirement
 
Ppt bsc op_priok_final
Ppt bsc op_priok_finalPpt bsc op_priok_final
Ppt bsc op_priok_final
 
Resume bab 2 pengantar transportasi dan logistik
Resume bab 2 pengantar transportasi dan logistikResume bab 2 pengantar transportasi dan logistik
Resume bab 2 pengantar transportasi dan logistik
 

More from bramantiyo marjuki

Pemanfaatan Citra Satelit Medium Resolution Untuk Pemetaan Urban FootPrint
Pemanfaatan Citra Satelit Medium Resolution Untuk Pemetaan Urban FootPrintPemanfaatan Citra Satelit Medium Resolution Untuk Pemetaan Urban FootPrint
Pemanfaatan Citra Satelit Medium Resolution Untuk Pemetaan Urban FootPrintbramantiyo marjuki
 
How to choose SAR satellite imagery for a good interferometric processing
How to choose SAR satellite imagery for a good interferometric processingHow to choose SAR satellite imagery for a good interferometric processing
How to choose SAR satellite imagery for a good interferometric processingbramantiyo marjuki
 
Crowsource Mapping, Captures Neography Practices
Crowsource Mapping, Captures Neography PracticesCrowsource Mapping, Captures Neography Practices
Crowsource Mapping, Captures Neography Practicesbramantiyo marjuki
 
PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK MENDUKUNG PENYUSUNAN BASIS DATA...
PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK  MENDUKUNG PENYUSUNAN BASIS DATA...PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK  MENDUKUNG PENYUSUNAN BASIS DATA...
PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK MENDUKUNG PENYUSUNAN BASIS DATA...bramantiyo marjuki
 
Pan Sharpening (Transkrip Kuliah Telegram) di Group Telegram GIS.ID
Pan Sharpening (Transkrip Kuliah Telegram) di Group Telegram GIS.ID Pan Sharpening (Transkrip Kuliah Telegram) di Group Telegram GIS.ID
Pan Sharpening (Transkrip Kuliah Telegram) di Group Telegram GIS.ID bramantiyo marjuki
 
Mapping Water features from SAR Imagery
Mapping Water features from SAR ImageryMapping Water features from SAR Imagery
Mapping Water features from SAR Imagerybramantiyo marjuki
 
Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?
Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?
Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?bramantiyo marjuki
 
Final Report WWF Landcover and High Conservation Area Mapping, North Borneo 2017
Final Report WWF Landcover and High Conservation Area Mapping, North Borneo 2017Final Report WWF Landcover and High Conservation Area Mapping, North Borneo 2017
Final Report WWF Landcover and High Conservation Area Mapping, North Borneo 2017bramantiyo marjuki
 
FGD Sosialisasi Analisis HCV - Landcover Mapping, WWF Indonesia Kalimantan Utara
FGD Sosialisasi Analisis HCV - Landcover Mapping, WWF Indonesia Kalimantan UtaraFGD Sosialisasi Analisis HCV - Landcover Mapping, WWF Indonesia Kalimantan Utara
FGD Sosialisasi Analisis HCV - Landcover Mapping, WWF Indonesia Kalimantan Utarabramantiyo marjuki
 
Laporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALI
Laporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALILaporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALI
Laporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALIbramantiyo marjuki
 
Wonogiri Development, Reduce Disparity, Reduce Inequity (Final Report Plannin...
Wonogiri Development, Reduce Disparity, Reduce Inequity (Final Report Plannin...Wonogiri Development, Reduce Disparity, Reduce Inequity (Final Report Plannin...
Wonogiri Development, Reduce Disparity, Reduce Inequity (Final Report Plannin...bramantiyo marjuki
 
Stakeholder Approach benefits in Organization Practices
Stakeholder Approach benefits in Organization PracticesStakeholder Approach benefits in Organization Practices
Stakeholder Approach benefits in Organization Practicesbramantiyo marjuki
 
Jenang Cluster Local Development in Kudus District
Jenang Cluster Local Development in Kudus DistrictJenang Cluster Local Development in Kudus District
Jenang Cluster Local Development in Kudus Districtbramantiyo marjuki
 
Planning theory in Toll Road Provision in Indonesia
Planning theory in Toll Road Provision in IndonesiaPlanning theory in Toll Road Provision in Indonesia
Planning theory in Toll Road Provision in Indonesiabramantiyo marjuki
 
Planning theory in Waster Management
Planning theory in Waster ManagementPlanning theory in Waster Management
Planning theory in Waster Managementbramantiyo marjuki
 
Implementation of Planning and development theories to Waster Management in K...
Implementation of Planning and development theories to Waster Management in K...Implementation of Planning and development theories to Waster Management in K...
Implementation of Planning and development theories to Waster Management in K...bramantiyo marjuki
 
A translation paper about Cellular Automata,
A translation paper about Cellular Automata, A translation paper about Cellular Automata,
A translation paper about Cellular Automata, bramantiyo marjuki
 
Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...
Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...
Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...bramantiyo marjuki
 
Perkembangan Infrastruktur Provinsi Jawa Tengah Selama 10 Tahun
Perkembangan Infrastruktur Provinsi Jawa Tengah Selama 10 TahunPerkembangan Infrastruktur Provinsi Jawa Tengah Selama 10 Tahun
Perkembangan Infrastruktur Provinsi Jawa Tengah Selama 10 Tahunbramantiyo marjuki
 
Critical review insights debate about urban decline urban regeneration
Critical review insights debate about urban decline  urban regenerationCritical review insights debate about urban decline  urban regeneration
Critical review insights debate about urban decline urban regenerationbramantiyo marjuki
 

More from bramantiyo marjuki (20)

Pemanfaatan Citra Satelit Medium Resolution Untuk Pemetaan Urban FootPrint
Pemanfaatan Citra Satelit Medium Resolution Untuk Pemetaan Urban FootPrintPemanfaatan Citra Satelit Medium Resolution Untuk Pemetaan Urban FootPrint
Pemanfaatan Citra Satelit Medium Resolution Untuk Pemetaan Urban FootPrint
 
How to choose SAR satellite imagery for a good interferometric processing
How to choose SAR satellite imagery for a good interferometric processingHow to choose SAR satellite imagery for a good interferometric processing
How to choose SAR satellite imagery for a good interferometric processing
 
Crowsource Mapping, Captures Neography Practices
Crowsource Mapping, Captures Neography PracticesCrowsource Mapping, Captures Neography Practices
Crowsource Mapping, Captures Neography Practices
 
PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK MENDUKUNG PENYUSUNAN BASIS DATA...
PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK  MENDUKUNG PENYUSUNAN BASIS DATA...PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK  MENDUKUNG PENYUSUNAN BASIS DATA...
PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK MENDUKUNG PENYUSUNAN BASIS DATA...
 
Pan Sharpening (Transkrip Kuliah Telegram) di Group Telegram GIS.ID
Pan Sharpening (Transkrip Kuliah Telegram) di Group Telegram GIS.ID Pan Sharpening (Transkrip Kuliah Telegram) di Group Telegram GIS.ID
Pan Sharpening (Transkrip Kuliah Telegram) di Group Telegram GIS.ID
 
Mapping Water features from SAR Imagery
Mapping Water features from SAR ImageryMapping Water features from SAR Imagery
Mapping Water features from SAR Imagery
 
Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?
Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?
Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?
 
Final Report WWF Landcover and High Conservation Area Mapping, North Borneo 2017
Final Report WWF Landcover and High Conservation Area Mapping, North Borneo 2017Final Report WWF Landcover and High Conservation Area Mapping, North Borneo 2017
Final Report WWF Landcover and High Conservation Area Mapping, North Borneo 2017
 
FGD Sosialisasi Analisis HCV - Landcover Mapping, WWF Indonesia Kalimantan Utara
FGD Sosialisasi Analisis HCV - Landcover Mapping, WWF Indonesia Kalimantan UtaraFGD Sosialisasi Analisis HCV - Landcover Mapping, WWF Indonesia Kalimantan Utara
FGD Sosialisasi Analisis HCV - Landcover Mapping, WWF Indonesia Kalimantan Utara
 
Laporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALI
Laporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALILaporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALI
Laporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALI
 
Wonogiri Development, Reduce Disparity, Reduce Inequity (Final Report Plannin...
Wonogiri Development, Reduce Disparity, Reduce Inequity (Final Report Plannin...Wonogiri Development, Reduce Disparity, Reduce Inequity (Final Report Plannin...
Wonogiri Development, Reduce Disparity, Reduce Inequity (Final Report Plannin...
 
Stakeholder Approach benefits in Organization Practices
Stakeholder Approach benefits in Organization PracticesStakeholder Approach benefits in Organization Practices
Stakeholder Approach benefits in Organization Practices
 
Jenang Cluster Local Development in Kudus District
Jenang Cluster Local Development in Kudus DistrictJenang Cluster Local Development in Kudus District
Jenang Cluster Local Development in Kudus District
 
Planning theory in Toll Road Provision in Indonesia
Planning theory in Toll Road Provision in IndonesiaPlanning theory in Toll Road Provision in Indonesia
Planning theory in Toll Road Provision in Indonesia
 
Planning theory in Waster Management
Planning theory in Waster ManagementPlanning theory in Waster Management
Planning theory in Waster Management
 
Implementation of Planning and development theories to Waster Management in K...
Implementation of Planning and development theories to Waster Management in K...Implementation of Planning and development theories to Waster Management in K...
Implementation of Planning and development theories to Waster Management in K...
 
A translation paper about Cellular Automata,
A translation paper about Cellular Automata, A translation paper about Cellular Automata,
A translation paper about Cellular Automata,
 
Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...
Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...
Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...
 
Perkembangan Infrastruktur Provinsi Jawa Tengah Selama 10 Tahun
Perkembangan Infrastruktur Provinsi Jawa Tengah Selama 10 TahunPerkembangan Infrastruktur Provinsi Jawa Tengah Selama 10 Tahun
Perkembangan Infrastruktur Provinsi Jawa Tengah Selama 10 Tahun
 
Critical review insights debate about urban decline urban regeneration
Critical review insights debate about urban decline  urban regenerationCritical review insights debate about urban decline  urban regeneration
Critical review insights debate about urban decline urban regeneration
 

Recently uploaded

R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxmagfira271100
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaBtsDaily
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaNikmah Suryandari
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 

Recently uploaded (10)

R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 

OPTIMALISASI LOKASI SENTRA LOGISTIK

  • 1. TUGAS MATA KULIAH SISTEM PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH (PPW604) Dosen Pengampu Dr. Maryono, M.Eng. PENENTUAN PUSAT LOGISTIK BARANG SECARA SPASIAL DI PROVINSI JAWA TENGAH DAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Disusun oleh: BRAMANTIYO MARJUKI 21040116410036 MAGISTER PEMBANGUNAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2016
  • 2. --1-- I. PENDAHULUAN Dalam perencanaan penyimpanan logistik hasil produksi, faktor aksesbilitas dan sebaran permintaan logistik merupakan salah satu pertimbangan yang penting dalam menentukan lokasi sentra penyimpanan dan distribusi logistik. Dalam hal ini, lokasi sentra penyimpanan dan distribusi logistik yang optimal akan dapat meminimalisir biaya distribusi dan sekaligus mempertahankan mutu produksi agar tetap baik ketika sampai di tangan konsumen. Oleh karena itu penentuan sentra distribusi dan penyimpanan logistik merupakan tahapan yang penting karena merupakan salah satu aspek yang akan mensukseskan aktivitas ekonomi industri. Tugas yang diberikan adalah menentukan lokasi sentra distribusi dan penyimpanan logistik seefektif dan seefisien mungkin secara spasial. Dalam hal ini, lokasi kajian yang ditentukan adalah Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. II. DATA DAN ASUMSI Untuk menentukan lokasi sentra penyimpanan dan distribusi logistik, data yang diperlukan adalah: (1) data jumlah penduduk per kabupaten/kota; dan (2) jarak antar kabupaten/kota. Data jumlah penduduk merepresentasikan besarnya kebutuhan akan barang, sedangkan jarak antar kabupaten/kota merupakan representasi dari urgensi pembangunan sentra distribusi dan penyimpanan logistik. Data jumlah penduduk dan data jarak antar kabupaten/kota diperoleh dari publikasi Jawa Tengah Dalam Angka 2016 dan Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Angka 2016 yang diterbikan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Asumsi yang digunakan dalam kajian ini meliputi: 1. Semua barang datang dari Pelabuhan Tanjung Emas Kota Semarang, oleh karena itu, jarak antar kabupaten/kota dihitung dari Kota Semarang. 2. Jumlah penduduk merupakan representasi dari kebuhan wilayah akan barang. Makin besar jumlah penduduk, maka makin besar pula kebutuhan dan permintaan akan barang. III. HASIL PERHITUNGAN KEBUTUHAN BARANG DAN PENILAIAN AKSESBILITAS Berdasarkan asumsi di bab sebelumnya, maka hasil analisis penentuan kebutuhan logistik per kabupaten/kota dan perhitungan jarak setiap kabupaten/kota dari Kota Semarang disajikan dalam Gambar 1. Gambar 1. Analisis Jumlah Penduduk dan Aksesbilitas (Sumber: Analisis, 2016)
  • 3. --2-- IV. HASIL PENENTUAN LOKASI SENTRA DISTRIBUSI DAN PENYIMPANAN BARANG Dari hasil klasifikasi jarak dan jumlah penduduk, kemudian analisis dilakukan dengan cara mentumpang susunkan (overlay) peta – peta hasil analisis. Selanjutnya dari peta hasil overlay dilakukan identifikasi 10 titik lokasi sentra distribusi dan penyimpanan logistik. Hasil overlay peta disajikan pada Gambar 2. Gambar 2. Peta Prioritas Lokasi Penempatan Sentra Distribusi dan Penyimpanan Barang (Sumber: Analisis, 2016) Adapun uraian mengenai lokasi penempatan sentra distribusi dan penyimpanan logistik terpilih beserta prioritasnya disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Prioritas Lokasi Penempatan Sentra Distribusi dan Penyimpanan Logistik NO Prioritas Kabupaten/Kota Terpilih Keterangan 1. PRIORITAS 1 Cilacap, Banyumas, Brebes, Tegal, Pemalang Prioritas 1 merupakan lokasi dengan jumlah permintaan barang yang tinggi namun lokasinya cukup jauh dari pelabuhan utama, sehingga lokasi ini menjadi pilihan pertama untuk menempatkan sentra distribusi dan penyimpanan logistik 2. PRIORITAS 2 Purbalingga, Magelang, Grobogan, Pati, Kota Semarang Prioritas 2 merupakan lokasi dengan jumlah permintaan barang yang tinggi namun lokasinya tidak jauh atau dekat dari pelabuhan utama, sehingga lokasi ini menjadi pilihan kedua untuk menempatkan sentra distribusi dan penyimpanan logistik (Sumber: Analisis, 2016)
  • 4. --3-- V. PEMBAHASAN PENUTUP Hasil peta prioritas lokasi penempatan sentra distribusi dan penyimpanan logistik di Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada Gambar 2 menghasilkan 5 (lima)kabupaten yang menjadi prioritas pertama dan 4 kabupaten serta 1 kotamadya sebagai prioritas kedua. Asumsi pertama yang digunakan dalam menentukan prioritas sentra distribusi dan penyimpanan logistik adalah jumlah penduduk. Jumlah penduduk merupakan representasi dari besarnya permintaan akan barang dan jasa, oleh karena itu, stok untuk wilayah-wilayah dengan jumlah penduduk yang tinggi harus dipastikan selalu tersedia. Hal ini penting untuk menghindari terjadinya kelangkaan barang yang dapat menyebabkan inflasi dan ketidakstabilan ekonomi. Asumsi kedua yang digunakan adalah jarak antar kota sebagai representasi dari efektivitas dan efisiensi lalu lintas barang dari pusat produksi atau pusat distribusi utama ke wilayah-wilayah konsumen. Secara lebih spesifik, jarak antar kota yang digunakan dalam kajian ini adalah jarak dari pelabuhan utama (Pelabuhan Tanjung Emas Kota Semarang) sebagai pusat kedatangan barang dari pusat produksi yang berada di tempat lain. Terkait dengan jarak dari pelabuhan utama ini, wilayah-wilayah yang jaraknya jauh dari pelabuhan utama mendapat prioritas untuk ditempatkan sentra distribusi dan penyimpanan logistik. Hal ini dikarenakan pada wilayah yang jauh memerlukan waktu yang siginifikan untuk melakukan lalu lintas barang dan jasa, sementara stok untuk menjaga perubahan permintaan harus selalu tersedia. Sementara, wilayah yang berjarak tidak terlalu jauh dari pelabuhan masih memungkinkan untuk dilakukan distribusi langsung dari pelabuhan utama begitu barang turun dari kapal. Kombinasi dari dua asumsi ini akan menghasilkan rekomendasi lokasi sentra distribusi dan penyimpanan logistik yang dianggap efektif dan efisien. Wilayah yang jauh dengan permintaan yang tinggi menjadi prioritas utama karena wilayah ini sangat rentan dengan kelangkaan barang mengingat barang memerlukan waktu yang signifikan untuk sampai ke wilayah. Dengan adanya sentra distribusi dan penyimpanan, maka jumlah barang dapat diatur untuk disediakan dalam jumlah yang cukup guna mengantisipasi kenaikan permintaan barang yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Selain itu, dengan adanya pasokan barang secara berkala, adanya kejadian-kejadian yang menyebabkan keadaan kahar tidak berimbas pada kelangkaan barang karena stok di sentra penyimpanan logistik selalu dapat dikontrol untuk tetap dalam keadaan cukup. Selain wilayah prioritas 1, terdapat wilayah prioritas 2 yang dicirikan dengan lokasi yang lebih dekat ke pelabuhan utama daripada wilayah prioritas 1 namun permintaannya akan barang tinggi, atau lokasinya jauh dan permintaannya berada dalam tingkat menengah. Wilayah ini dipandang cukup relevan untuk dibangun sentra distribusi dan penyimpanan barang mengingat aspek jarak atau permintaan akan barang di wilayah ini cukup rentan terhadap kelangkaan, sehingga tetap terdapat urgensi untuk menempatkan sentra penyimpanan barang. Terkait dengan jenis sentra distribusi dan penyimpanan logistik, untuk wilayah prioritas 1 dapat dibangun dry port atau pergudangan skala besar guna menjamin tersedianya stok yang cukup, terlebih apabila lalu lintas barang ke gudang tidak selalu dapat dilakukan sewaktu-waktu atau dalam waktu yang singkat (terkait pertimbangan biaya transportasi dan jarak tempuh). Sementara, di wilayah prioritas 2 dapat dibangun pergudangan dalam skala yang lebih kecil, mengingat andaikata terjadi lonjakan permintaan, pemenuhan stok barang masih dimungkinkan untuk dilakukan dari pelabuhan (atau sentra kedatangan barang) utama dalam waktu yang lebih singkat dengan biaya yang lebih murah.