SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/331166414
PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK MENDUKUNG
PENYUSUNAN BASIS DATA SPASIAL PENGGUNAAN LAHAN DAN
SUMBERDAYA DESA Studi Kasus Desa Sendangadi, Kecamatan Mlati,
Kabupaten Sl...
Conference Paper · February 2019
DOI: 10.24895/SNG.2018.3-0.929
CITATIONS
0
READS
802
1 author:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Mapping Large Scale Village Map in Sleman, Yogyakarta View project
Bramantiyo Marjuki
Universitas Diponegoro
6 PUBLICATIONS   6 CITATIONS   
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Bramantiyo Marjuki on 18 February 2019.
The user has requested enhancement of the downloaded file.
Penerapan Teknik Pemetaan Partisipatif Untuk Mendukung Penyusunan Basis Data Penggunaan Lahan Desa............................(Marjuki)
1
PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK
MENDUKUNG PENYUSUNAN BASIS DATA SPASIAL PENGGUNAAN
LAHAN DAN SUMBERDAYA DESA
Studi Kasus Desa Sendangadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta
(Application Of Participatory Mapping Techniques To Support The Development Of Village
Land-Use And Resources Spatial Database
Case Study Of Sendangadi Village, Mlati District, Sleman Regency, Yogyakarta
Special Area)
Bramantiyo Marjuki
Balai Pemetaan dan Informasi Infrastruktur, Pusat Data dan Teknologi Informasi,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Republik Indonesia
Jalan Pattimura No.20 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, 12110
E-mail: b_marjuki@pu.go.id
ABSTRAK
Peningkatan perhatian pada isu-isu kewilayahan memerlukan dukungan data dan informasi geospasial
yang detil, akurat, terkini dan lengkap. Berbagai inisiasi pemetaan telah dilakukan guna memenuhi kebutuhan
tersebut. Di sisi lain, teknik pemetaan konvensional memiliki keterbatasan dalam memperoleh data dan
informasi spasial di permukaan bumi, terutama pada skala besar yang mensyaratkan perolehan data yang
lebih akurat dan rinci. Kajian ini dimaksudkan untuk mengeksplorasi kemanfaatan teknik pemetaan partisipatif
guna mendukung teknik pemetaan konvensional dalam memperoleh data dan informasi spasial pada skala
besar secara cepat dan berbiaya rendah, dengan mengambil studi kasus di Desa Sendangadi, Kecamatan
Mlati, Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil kajian yang diperoleh menunjukkan bahwa
penerapan teknik pemetaan partisipatif dapat menghasilkan data dan informasi spasial yang tidak mudah
diperoleh menggunakan teknik pemetaan konvensional, seperti misalnya, batas rukun tetangga, batas rukun
warga, batas dusun dan saluran irigasi. Selain itu, teknik ini dapat melengkapi hasil yang diperoleh dari
pemetaan konvensional, utamanya pada aspek toponimi, seperti perolehan informasi nama jalan, kelas jalan,
nama dan jenis fasilitas umum yang ada di lingkungan desa, dan potensi desa.
Kata kunci: peta sumber daya desa, pemetaan partisipatif, basis data spasial desa.
ABSTRACT
Regional issues requires detailed, accurate, current and complete geospatial data and information.
Various conventional mapping initiatives in Indonesia have been carried out to meet these requirements. On
the other hand, conventional mapping techniques have limitations to obtain earth's surface spatial data and
information, especially on a large scale which requires more accurate and detailed data. This study was
intended to explore the usefulness of participatory mapping techniques to support conventional mapping
techniques to obtain spatial data and information on a large scale quickly and at low cost, by taking a case
study in Sendangadi Village, Mlati District, Sleman Regency, Special Region of Yogyakarta. The results of the
study show that the application of participatory mapping techniques can produce spatial data and information
that is not easily obtained using conventional mapping techniques, such as neighborhood and hamlet
boundaries or irrigation channels. Also, this technique can complement the results obtained from conventional
mapping, especially on objects toponymy, such as street names, road classes, names and types of public
facilities, and village resources.
Keywords: village resources map, participatory mapping, village spatial database
PENDAHULUAN
Meningkatnya perhatian akan isu – isu kewilayahan seperti kerawanan bencana, penataan
ruang, pengelolaan sumber daya alam, dan pembangunan kawasan perbatasan di Indonesia dalam
beberapa tahun terakhir memerlukan dukungan data dan informasi geospasial guna mendukung
penyelesaian isu – isu tersebut. Inisiasi program nasional peningkatan kualitas dan kuantitas
Seminar Nasional Geomatika 2018: Penggunaan dan Pengembangan Produk Informasi Geospasial Mendukung Daya Saing Nasional
2
informasi geospasial tematik telah dilaksanakan dalam kerangka Kebijakan Satu Peta (Hasyim et al.
2016), dengan berbagai program pendukung, baik sebelum maupun sesudah Kebijakan Satu Peta
diluncurkan, seperti misalnya Program Penyediaan Citra Tegak Resolusi Tinggi Nasional (Martha et
al. 2012), Integrasi Peta Penutup Lahan Nasional (Nurwadjedi et al. 2015), dan INA-SDI (Karsidi,
2012). Urgensi penyediaan informasi geospasial tematik skala besar (tingkat kecamatan dan desa)
saat ini juga semakin menguat seiring dengan diberlakukannya Undang-undang No.4 Tahun 2011
tentang Informasi Geospasial beserta peraturan turunannya, Undang-undang No. 6 Tahun 2014
tentang Desa beserta peraturan turunannya, dan Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial No.
3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa.
Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan pemetaan partisipatif dalam kegiatan – kegiatan
pemetaan semakin meluas. Aplikasi – aplikasi yang banyak menggunakan pemetaan partisipatif
sebagai salah satu alternatif teknik perolehan data spasial antara lain di bidang pengelolaan sumber
daya alam, perencanaan aktivitas pertanian, implementasi lokasi penempatan sarana pendidikan
dan kesehatan, penegasan batas wilayah, dan pengurangan risiko bencana (Chambers, 2008).
Pemetaan partisipatif sendiri dapat didefinisikan sebagai metode pemetaan yang melibatkan
masyarakat dan menempatkan masyarakat sebagai pelaku pemetaan di wilayahnya (Hidayat et al.
2005). Pemetaan partisipatif dapat menjadi alternatif metode pemetaan, dimana informasi rinci
suatu wilayah tidak mudah didapatkan dengan cara pemetaan konvensional, atau pada kondisi
dimana pemetaan konvensional memerlukan waktu yang relatif lama untuk diselesaikan. Melalui
pemetaan partisipatif, aktivitas pemetaan dapat menghadirkan nara sumber yang mempunyai
keterkaitan erat dengan wilayah yang dipetakan, sehingga berbagai data dan informasi dapat
dikumpulkan dalam waktu yang lebih singkat. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa masyarakat lokal
mempunyai kapasitas dan pengetahuan yang mendalam mengenai lingkungan tempat tinggalnya
(Thomas-Slayter, 1995). Contoh – contoh keberhasilan penerapan pemetaan partisipatif di Indonesia
untuk pemetaan batas wilayah maupun sumber daya pada tingkat desa antara lain oleh Budisusanto
et al. (2014); Hapsari dan Cahyono, (2014); Rini et al. (2015); dan Zulkarnain, (2014).
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa teknik pemetaan partisipatif mempunyai
potensi untuk dimanfaatkan dalam inventarisasi dan pengumpulan data spasial sumber daya desa
yang lengkap, komprehensif dan rinci. Penelitian ini ditujukan untuk mengeksplorasi kepentingan
tersebut. Melalui pemberdayaan pengetahuan kewilayahan dari perangkat desa, maka data dan
informasi spasial sumber daya desa yang hanya tersimpan dalam peta mental masyarakat lokal atau
perangkat desa dapat ditransmisikan dalam bentuk data spasial yang mempunyai dasar penentuan
lokasi yang jelas dan baku, serta dapat mendukung secara strategis upaya – upaya penguatan dan
pengayaan informasi geospasial tematik nasional.
METODE
Lokasi Penelitian
Kajian penyusunan basis data spasial skala desa menggunakan informasi dari pemetaan
partisipatif dilaksanakan di Desa Sendangadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta. (Gambar 1). Desa Sendangadi merupakan salah satu dari empat desa di Kecamatan
Mlati, Kabupaten Sleman. Jumlah penduduk pada Tahun 2016 sebesar 18.650 orang yang terdiri
dari 9.465 penduduk laki-laki dan 9.185 penduduk perempuan. Mata Pencaharian penduduk terbesar
adalah sebagai petani, diikuti pedagang (Monografi Desa Sendangadi, 2016). Desa ini terletak
kurang lebih 7 kilometer ke arah utara dari Kota Yogyakarta, dan termasuk dalam aglomerasi
Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY/Greater Yogya) menurut Peraturan Daerah DIY No.2 Tahun
2011. Luas wilayah Desa Sendangadi secara keseluruhan adalah 536 Ha, dengan potensi desa antara
lain di sektor peternakan, pertanian, perikanan, perdagangan dan jasa.
Penerapan Teknik Pemetaan Partisipatif Untuk Mendukung Penyusunan Basis Data Penggunaan Lahan Desa............................(Marjuki)
3
Gambar 1. Lokasi Relatif Desa Sendangadi Jika Dilihat Dari Kota Yogyakarta.
Data
Data dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data
sekunder yang digunakan meliputi citra satelit resolusi tinggi dari layanan Google Earth dengan
waktu perekaman citra Bulan Juli Tahun 2016, data jaringan jalan dan blok bangunan dari layanan
Open Street Map, dan peta blok persil tanah dari pemerintah desa. Adapun data primer yang
dihasilkan dari kajian ini antara lain, penggunaan lahan, batas wilayah, infrastruktur dan fasilitas
umum desa, serta usaha – usaha ekonomi dan perdagangan yang ada di dalam wilayah desa
Teknik Pemetaan
Pembuatan Peta Penggunaan Lahan berbasis interpretasi citra penginderaan jauh dapat
dilakukan menggunakan dua metode, yaitu intepretasi visual dan klasifikasi dijital. Interpretasi visual
biasanya dilakukan pada data penginderaan jauh yang berformat analog/cetakan atau secara dijital
melalui digitasi pada layar monitor. Pada proses interpretasi visual, interpreter berusaha mengenali
obyek di permukaan bumi dengan mendasarkan pada kunci interpretasi yang terdiri dari rona/warna,
bentuk, pola, tekstur, bayangan, ukuran, asosiasi dan situs (Sutanto, 1986). Obyek yang
teridentifikasi kemudian di deliniasi batasnya dan akhirnya dihasilkan sebuah peta tematik sebaran
obyek hasil identifikasi. Sedangkan pada klasifikasi dijital, proses pengenalan obyek dilakukan secara
otomatis oleh komputer. Komputer mengenali obyek hanya berdasarkan pada dua aspek, yaitu
atribut spektral/warna dan atribut spasial/tekstur. Oleh karena itu penggunaan klasifikasi dijital
hanya terbatas untuk pemetaan penutup lahan atau penggunaan lahan yang mempunyai tekstur
spesifik saja.
Teknik interpretasi visual dalam penelitian ini digunakan untuk melakukan pemetaan
penggunaan lahan. Sebagai dasar interpretasi, digunakan citra satelit resolusi tinggi terbaru. Hasil
peta penggunaan lahan yang diperoleh kemudian divalidasi dan dilengkapi informasinya dari hasil
kegiatan pemetaan partisipatif. Pemetaan penggunaan lahan dalam penelitian ini menggunakan
skema klasifikasi penggunaan lahan dalam Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 3
Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa.
Teknik pemetaan partisipatif dapat dibedakan menjadi beberapa jenis menurut Cadag dan
Gaillard (2012). Teknik pemetaan partisipatif tersebut antara lain Ground Mapping, Stone Mapping,
Sketch Mapping, Scaled 2D Mapping, WebGIS based Mapping dan GPS Mapping. Adapun teknik
pemetaan partisipatif yang digunakan dalam kajian ini adalah teknik Scaled 2D Mapping, yaitu teknik
pemetaan partisipatif dimana nara sumber menggambarkan informasi yang diketahui
(menggunakan alat tulis dan gambar) ke dalam peta dasar dalam bentuk cetak. Teknik Scaled 2D
Mapping lebih dipilih daripada metode pemetaan partisipatif lain dengan pertimbangan: (1) nara
sumber yang dilibatkan adalah perangkat desa yang sudah cukup familiar dengan peta dan foto
Seminar Nasional Geomatika 2018: Penggunaan dan Pengembangan Produk Informasi Geospasial Mendukung Daya Saing Nasional
4
udara; (2) memungkinkan adanya dialog dua arah antara peneliti dengan nara sumber guna
meminimalisir distorsi informasi yang dipetakan. Peta dasar yang digunakan adalah citra satelit
resolusi tinggi yang ditumpang-susunkan dengan peta persil tanah yang dimiliki oleh pemerintah
desa. Penggunaan peta persil tanah sebagai salah satu informasi dalam peta dasar merupakan
permintaan dari nara sumber. Pada umumnya nara sumber perangkat desa (kepala padukuhan) di
masa lalu menggunakan peta persil sebagai dasar untuk mengingat berbagai obyek spasial di
wilayah yang ditanganinya, sehingga kombinasi antara citra satelit resolusi tinggi dan peta persil
dapat memaksimalkan proses ekstraksi berbagai informasi yang diketahui nara sumber, dan
memudahkan transfer informasi dari bentuk peta mental (mental map) ke peta fisik (physical map).
Hasil pemetaan partisipatif kemudian diubah menjadi bentuk digital melalui proses scanning
peta cetak hasil penggambaran oleh nara sumber, dilanjutkan proses georeferencing peta hasil scan,
dijitasi komputer untuk memperoleh data spasial dalam bentuk vektor, dan diakhiri dengan pengisian
data atribut. Hasil pemetaan partisipatif kemudian diintegrasikan dengan hasil pemetaan
penggunaan lahan yang dilakukan peneliti, sebagai pelengkap informasi hasil pemetaan penggunaan
lahan dan sekaligus menjadi bahan validasi hasil pemetaan penggunaan lahan. Hasil pemetaan yang
telah dilakukan kemudian disampaikan kembali kepada nara sumber untuk divalidasi dan dikoreksi
apabila ditemukan kesalahan. Produk akhir hasil kegiatan pemetaan kemudian dikompilasi dalam
bentuk basis data spasial geodatabase, dan didiseminasikan dalam bentuk peta cetak. Standar
penyajian peta cetak dalam penelitian ini mengikuti Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial
Nomor 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa. Gambaran umum proses
penelitian dan pemetaan yang dilakukan disajikan pada Gambar 2.
Gambar 3. Pelaksanaan Pemetaan Partisipatif Menggunakan Teknik Scaled 2D Mapping.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan Pemetaan Partisipatif
Pelaksanaan pemetaan partisipatif untuk identifikasi sumber daya desa dilaksanakan melalui
serangkaian Focus Group Discussion dan pertemuan – pertemuan informal yang dilaksanakan di
Balai Desa Sendangadi pada Bulan September hingga Desember Tahun 2016. Nara sumber yang
dilibatkan antara lain 14 kepala padukuhan(dusun) di Desa Sendangadi dan Kepala Bagian
Pemerintahan Desa Sendangadi. Proses pemetaan partisipatif dilaksanakan melalui langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Nara sumber (kepala padukuhan) diminta mengamati peta dasar dalam format cetak
ukuran A0 yang meliput wilayah padukuhan sesuai dengan wilayah kerja setiap kepala
padukuhan. Peta dasar yang digunakan berisi informasi citra satelit resolusi tinggi yang
ditumpangsusunkan dengan peta batas persil tanah.
2. Nara sumber mengidentifikasi dan mendeliniasi setiap obyek yang dapat dikenali dari peta
dasar menggunakan alat tulis yang disediakan, yang dilanjutkan dengan pemberian
keterangan nama obyek yang berhasil diidentifikasi dan dideliniasi (Gambar 2).
Penerapan Teknik Pemetaan Partisipatif Untuk Mendukung Penyusunan Basis Data Penggunaan Lahan Desa............................(Marjuki)
5
3. Peneliti mengkonfirmasi setiap obyek yang digambarkan setiap nara sumber dengan nara
sumber yang lain untuk menjamin konsistensi informasi dan meminimalisir kesalahan
(distorsi) hasil pemetaan.
Gambar 3. Pelaksanaan Pemetaan Partisipatif Menggunakan Teknik Scaled 2D Mapping.
Berdasarkan hasil pemetaan partisipatif yang telah dilakukan, nara sumber berhasil
mengidentifikasi beberapa jenis data dan informasi spasial desa, baik yang termasuk dalam kategori
informasi geospasial dasar maupun informasi geospasial tematik, yang sebagian diantaranya belum
termuat dalam peta dasar nasional. Daftar lengkap jenis data yang berhasil diidentifikasi dalam
penelitian ini disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Jenis Data yang Berhasil Terpetakan dalam Pemetaan Partisipatif.
Kelompok Tema Jenis Data Kelengkapan Informasi
Batas Wilayah
Batas Desa (garis/polyline)
-
Batas Padukuhan (Dusun) (garis/polyline)
Batas Rukun Warga (RW) (garis/polyline)
Batas Rukun Tetangga (RT) (garis/polyline)
Fasilitas Pendidikan
Sekolah Dasar (Luasan / Polygon)
Dilengkapi Nama Fasilitas
Sekolah Mengengah Pertama (Luasan / Polygon)
Sekolah Menengah Atas (Luasan / Polygon)
Universitas / Sekolah Tinggi (Luasan / Polygon)
Fasilitas Kesehatan
Rumah Sakit (Luasan / Polygon)
Dilengkapi Nama Fasilitas
Klinik Umum/Klinik Bersalin (Luasan / Polygon)
Puskesmas (Luasan / Polygon)
Posyandu (Luasan / Polygon)
Fasilitas Sosial Lain
Pemakaman (Luasan / Polygon)
Dilengkapi Nama Fasilitas
Pos Kamling (Luasan / Polygon)
Balai Warga (Luasan / Polygon)
Kantor Lembaga Swadaya Masyarakat (Luasan /
Polygon)
Fasilitas
Peribadatan
Masjid (Luasan / Polygon)
Dilengkapi Nama Fasilitas
Gereja (Luasan / Polygon)
Fasilitas Ekonomi,
Perdagangan dan
Jasa
Bank (Luasan / Polygon)
Dilengkapi Nama Fasilitas
Rumah Makan (Luasan / Polygon)
Dealer Kendaraan Bermotor (Luasan / Polygon)
Bengkel Kendaraan Bermotor (Luasan / Polygon)
Pabrik (Luasan / Polygon)
SPBU (Luasan / Polygon)
Pergudangan (Luasan / Polygon)
Hotel / Penginapan (Luasan / Polygon)
Kompleks Pertokoan (Luasan / Polygon)
Pertanian.
Perkebunan,
Peternakan
Sawah Irigasi Teknis (Luasan / Polygon)
Dilengkapi Nama Fasilitas
Sawah Tadah Hujan (Luasan / Polygon)
Bendung (Titik/ Point)
Saluran Irigasi (garis/polyline)
Seminar Nasional Geomatika 2018: Penggunaan dan Pengembangan Produk Informasi Geospasial Mendukung Daya Saing Nasional
6
Kelompok Tema Jenis Data Kelengkapan Informasi
Kolam Perikanan Air Tawar (Luasan / Polygon)
Perkebunan Rakyat (Luasan / Polygon)
Transportasi
Jalan Nasional (garis/polyline)
Dilengkapi Nama Fasilitas
Jalan Provinsi (garis/polyline)
Jalan Kabupaten (garis/polyline)
Jalan Kecamatan / Desa (garis/polyline)
Jalan Kampung / Jalan Gang (garis/polyline)
Perumahan dan
Permukiman
Permukiman Kampung (Luasan / Polygon)
Dilengkapi Nama FasilitasRumah Susun (Luasan / Polygon)
Kompleks Perumahan (Luasan / Polygon)
Pariwisata Obyek Wisata (Titik/ Point) Dilengkapi Nama Fasilitas
Pemerintahan
Kantor Desa (Luasan / Polygon)
Dilengkapi Nama Fasilitas
Kantor Padukuhan (Luasan / Polygon)
Kantor Instansi Pemerintah Pusat/Daerah lainnya
(Luasan / Polygon)
Tanah Kas Desa (Luasan / Polygon)
Sumber: Survei Lapangan (2017)
Kompilasi Hasil Pemetaan
Hasil pemetaan partisipatif kemudian diolah lebih lanjut dalam perangkat lunak Sistem Informasi
Geografi (SIG) untuk memperoleh data spasial dalam format vektor. Proses – proses yang dilakukan
dalam kompilasi data antara lain: (1) scanning peta hasil pemetaan partisipatif menggunakan teknik
2D Scaled Mapping; (2) georeferencing peta hasil scanning dengan mengacu pada citra satelit yang
telah mempunyai referensi koordinat permukaan bumi (map to image registration); (3) delineasi
ulang hasil pemetaan partisipatif secara dijital dalam lingkungan SIG; (4) input data atribut seperti
nama obyek, luas dan panjang obyek, dan informasi lain yang relevan. Data spasial yang dihasilkan
kemudian dikompilasi dalam sebuah basis data dengan format file geodatabase. Struktur komplikasi
basis data yang dihasilkan disajikan secara konseptual pada Gambar 3.
Gambar 3. Struktur Basis Data Spasial.
Verifikasi Dan Validasi Data
Verifikasi dan validasi data dilakukan untuk memastikan tidak adanya kesalahpahaman antara
informasi yang digambarkan dalam kegiatan pemetaan partisipatif oleh nara sumber, dengan peneliti
yang menterjemahkan hasil pemetaan partisipatif dalam bentuk data geospasial dijital. Proses
verifikasi dan validasi data dilaksanakan dalam sebuah diskusi bersama terfokus (Focus Group
Penerapan Teknik Pemetaan Partisipatif Untuk Mendukung Penyusunan Basis Data Penggunaan Lahan Desa............................(Marjuki)
7
Discussion) antara peneliti dan para nara sumber. Dari proses verifikasi yang dilakukan, dapat
diketahui bahwa beberapa narasumber ternyata tidak konsisten dalam memberikan informasi antara
pada tahap pelaksanaan pemetaan dengan tahap verifikasi, sehingga proses penerjemahan data
hasil pemetaan sebagian harus direvisi (Gambar 4). Melalui proses verifikasi dan validasi data, hasil
pemetaan dapat lebih akurat, baik dari aspek geometrik maupun substansi.
Gambar 4. Hasil Verifikasi dan Validasi Data
Visualisasi Kartografis Hasil Pemetaan
Hasil kompilasi data yang sudah diverifikasi dan divalidasi kemudian ditampilkan secara
kartografis dalam peta penggunaan lahan desa (Gambar 6). Peta berisikan informasi penggunaan
lahan terbaru disertai informasi – informasi tambahan yang direpresentasikan dalam bentuk anotasi,
untuk memperkaya informasi yang ditampilkan di dalam peta (Gambar 5). Acuan simbolisasi, tata
letak layout, dan visualisasi informasi tepi peta dalam hal ini semaksimal mungkin mengikuti
spesifikasi dalam Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 3 Tahun 2016 tentang
Spesifikasi teknis penyajian peta desa.
Gambar 6. Visualisasi Penggunaan Lahan dan Sumberdaya Desa.
Seminar Nasional Geomatika 2018: Penggunaan dan Pengembangan Produk Informasi Geospasial Mendukung Daya Saing Nasional
8
Gambar 6. Hasil Verifikasi dan Validasi Data.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, dapat disimpulkan bahwa penerapan teknik
pemetaan partisipatif untuk pemetaan sumber daya desa dengan melibatkan nara sumber yang
berkompeten di lingkungan desa dapat melengkapi teknik pemetaan konvensional guna
menghasilkan produk peta sumber daya desa yang lebih komprehensif. Berbagai informasi spasial
yang tersimpan dalam mental map nara sumber dapat diterjemahkan dalam obyek spasial, termasuk
informasi – informasi yang sulit diperoleh menggunakan teknik pemetaan konvensional, seperti
misalnya batas rukun warga, batas rukun tetangga dan batas dusun. Pemetaan partisipatif juga
dapat melengkapi atribut obyek dari hasil pemetaan konvensional, seperti pemisahan kelas jalan,
informasi nama jalan, serta jenis dan nama fasilitas umum. Melihat besarnya manfaat strategis dari
teknik pemetaan partisipatif dalam kegiatan survei dan pemetaan skala besar, setiap kegiatan
pemetaan skala besar yang dilaksanakan organisasi pemerintah dan non pemerintah disarankan
dapat mempertimbangkan penggunaan teknik ini disamping teknik pemetaan konvensional guna
memperoleh hasil pemetaan yang lebih detil, akurat dan lengkap, baik secara tematik maupun
geometrik.
Penelitian ini lebih difokuskan untuk menggali pengetahuan dari nara sumber yang dilibatkan
dalam penelitian, guna memperoleh data dan informasi spasial tematik sekaya dan seberagam
mungkin. Penelitian ini belum mengupayakan akurasi geometrik hasil pemetaan agar sesuai dengan
standar akurasi geometrik peta skala 1:5.000 yang telah ditetapkan melalui peraturan
perundangan/peraturan Kepala BIG. Penyediaan peta dasar atau citra satelit/foto udara yang
memiliki kualitas dan akurasi geometrik yang memenuhi standar akurasi geometrik peta skala
1:5.000 akan sangat bermanfaat untuk memperbaiki kualitas geometrik dari data dan informasi
spasial yang diperoleh dari hasil penelitian.
Penerapan Teknik Pemetaan Partisipatif Untuk Mendukung Penyusunan Basis Data Penggunaan Lahan Desa............................(Marjuki)
9
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Kepala Desa Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten
Sleman beserta perangkat desa terkait, yang telah memfasilitasi, mendukung dan membantu
pelaksanaan kegiatan, sehingga kegiatan ini dapat terselesaikan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Budisusanto, Y., Khomsin, Purwanti, R., Aninda, N. M. F., Widiastuty, R. (2014). Pemetaan Partisipatif Batas
Kelurahan di Kecamatan Sukolilo, Surabaya. Geoid, 10 (1), 87-92.
Cadag, J. R. D., & Gaillard, J. C. (2012). Integrating Knowledge and Actions in Disaster Risk Reduction: the
Contribution of Participatory Mapping. Area, 44 (1), 100-109.
Hapsari, H., & Cahyono, A. B. (2014). Pemetaan Partisipatif Potensi Desa (Studi Kasus: Desa Selopatak,
Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto). Geoid, 10 (1), 99-103.
Karsidi, A. (2012). The Role of the Ina-SDI in Supporting the Development of the Geospatial Industry in
Indonesia. Geografia, 8 (1), 83-93.
Martha, S., Poniman, A., & Hartono. (2014). Synergy Approach for Implementing the Policy on High Resolution
Imagery to Accelerate Basic and Thematic Geospatial Information. International Journal of Remote
Sensing and Earth Sciences, 11 (1). 55-62.
Rini., Derita, D., & Endayani, S. (2015). Pemetaan Tata Batas Secara Partisipatif Setelah Pemekaran Dengan
Aplikasi Sistem Informasi Geografis di Kelurahan Bugis, Kecamatan Samarinda Kota. Jurnal Agrifor, 14
(1), 95-102.
Zulkarnain, I. (2014). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pemetaan Partisipatif Untuk Identifikasi dan
Pemetaan Wilayah Adat Suku Lom di Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka. Beranda, 1 (1), 9-17.
Chambers, R. (2008). Revolutions in Development Inquiry. London: Earthscan.
Hidayat, R., Adhi, W., & Bachriadi D (ed). (2005). Seri Panduan Pemetaan Partisipatif. Bandung: Garis
Pergerakan.
Sutanto. (1986). Penginderaan Jauh Jilid I. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Thomas-Slayter, B. (1995). A brief history of participatory methodologies. Dalam Slocum, R., Wichart, L.,
Rocheleau, D., Thomas-Slayter, B. (Eds.), Power, Process and Participation: Tools for Change. London:
Intermediate Technology Publications.
Kepala Badan Informasi Geospasial. (2016). Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 3 Tahun
2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa. Badan Informasi Geospasial. Cibinong, Bogor.
Nurwadjedi, Sampurno, Suprajaka, & Deny, D. T. W. (2015). Developing National Geospatial Thematic
Information on Land Cover/Land Use: An Implementation of One Map Policy. FIG Working Week 15,
Bulgaria.
Seminar Nasional Geomatika 2018: Penggunaan dan Pengembangan Produk Informasi Geospasial Mendukung Daya Saing Nasional
10
Halaman ini sengaja kami kosongkan
View publication statsView publication stats

More Related Content

What's hot

Peran data dan informasi geospasial dalam penataan ruang
Peran data dan informasi geospasial dalam penataan ruangPeran data dan informasi geospasial dalam penataan ruang
Peran data dan informasi geospasial dalam penataan ruangArya Pinandita
 
Review UU Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Dan PP Nomor 8 Tahun 201...
Review UU Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Dan PP Nomor 8 Tahun 201...Review UU Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Dan PP Nomor 8 Tahun 201...
Review UU Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Dan PP Nomor 8 Tahun 201...Nur Hilaliyah
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPenataan Ruang
 
Rencana Tata Ruang Pulau Papua
Rencana Tata Ruang Pulau PapuaRencana Tata Ruang Pulau Papua
Rencana Tata Ruang Pulau PapuaPenataan Ruang
 
00 metodologi-rtbl
00 metodologi-rtbl00 metodologi-rtbl
00 metodologi-rtbledi sofyan
 
Bab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluanBab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluanmuhfidzilla
 
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahPenyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
Perencanaan Spasial Kawasan Khusus
Perencanaan Spasial Kawasan KhususPerencanaan Spasial Kawasan Khusus
Perencanaan Spasial Kawasan KhususDadang Solihin
 
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...infosanitasi
 
PPT RDTR_31052022.pptx
PPT RDTR_31052022.pptxPPT RDTR_31052022.pptx
PPT RDTR_31052022.pptxYettiAnita
 
Perumusan isu strategis
Perumusan isu strategisPerumusan isu strategis
Perumusan isu strategisardinmarL
 
Analisis satuan kemampuan lahan
Analisis satuan kemampuan lahanAnalisis satuan kemampuan lahan
Analisis satuan kemampuan lahanSOFI ANI
 
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan DaerahPengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Masa Lampau, Organik atau Terencana? (Studi...
Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Masa Lampau, Organik atau Terencana? (Studi...Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Masa Lampau, Organik atau Terencana? (Studi...
Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Masa Lampau, Organik atau Terencana? (Studi...bramantiyo marjuki
 
Peningkatan kapasitas TPP 2021 16 juni 2021
Peningkatan kapasitas TPP 2021 16 juni 2021Peningkatan kapasitas TPP 2021 16 juni 2021
Peningkatan kapasitas TPP 2021 16 juni 2021TV Desa
 
Panduan Pemetaan dan Perencanaan Tata Guna Lahan Secara Partisipatif Berbasis...
Panduan Pemetaan dan Perencanaan Tata Guna Lahan Secara Partisipatif Berbasis...Panduan Pemetaan dan Perencanaan Tata Guna Lahan Secara Partisipatif Berbasis...
Panduan Pemetaan dan Perencanaan Tata Guna Lahan Secara Partisipatif Berbasis...Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
Penyusunan Dokumen RPJP Daerah
Penyusunan  Dokumen RPJP Daerah Penyusunan  Dokumen RPJP Daerah
Penyusunan Dokumen RPJP Daerah Dadang Solihin
 

What's hot (20)

Peran data dan informasi geospasial dalam penataan ruang
Peran data dan informasi geospasial dalam penataan ruangPeran data dan informasi geospasial dalam penataan ruang
Peran data dan informasi geospasial dalam penataan ruang
 
Review UU Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Dan PP Nomor 8 Tahun 201...
Review UU Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Dan PP Nomor 8 Tahun 201...Review UU Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Dan PP Nomor 8 Tahun 201...
Review UU Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Dan PP Nomor 8 Tahun 201...
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
 
Rencana Tata Ruang Pulau Papua
Rencana Tata Ruang Pulau PapuaRencana Tata Ruang Pulau Papua
Rencana Tata Ruang Pulau Papua
 
00 metodologi-rtbl
00 metodologi-rtbl00 metodologi-rtbl
00 metodologi-rtbl
 
Peraturan Zonasi
Peraturan ZonasiPeraturan Zonasi
Peraturan Zonasi
 
Bab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluanBab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluan
 
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahPenyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Perencanaan Spasial Kawasan Khusus
Perencanaan Spasial Kawasan KhususPerencanaan Spasial Kawasan Khusus
Perencanaan Spasial Kawasan Khusus
 
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
 
Pedoman umum rtbl
Pedoman umum rtblPedoman umum rtbl
Pedoman umum rtbl
 
PPT RDTR_31052022.pptx
PPT RDTR_31052022.pptxPPT RDTR_31052022.pptx
PPT RDTR_31052022.pptx
 
Perumusan isu strategis
Perumusan isu strategisPerumusan isu strategis
Perumusan isu strategis
 
Analisis satuan kemampuan lahan
Analisis satuan kemampuan lahanAnalisis satuan kemampuan lahan
Analisis satuan kemampuan lahan
 
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan DaerahPengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah
 
Konsep Agropolitan
Konsep AgropolitanKonsep Agropolitan
Konsep Agropolitan
 
Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Masa Lampau, Organik atau Terencana? (Studi...
Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Masa Lampau, Organik atau Terencana? (Studi...Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Masa Lampau, Organik atau Terencana? (Studi...
Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Masa Lampau, Organik atau Terencana? (Studi...
 
Peningkatan kapasitas TPP 2021 16 juni 2021
Peningkatan kapasitas TPP 2021 16 juni 2021Peningkatan kapasitas TPP 2021 16 juni 2021
Peningkatan kapasitas TPP 2021 16 juni 2021
 
Panduan Pemetaan dan Perencanaan Tata Guna Lahan Secara Partisipatif Berbasis...
Panduan Pemetaan dan Perencanaan Tata Guna Lahan Secara Partisipatif Berbasis...Panduan Pemetaan dan Perencanaan Tata Guna Lahan Secara Partisipatif Berbasis...
Panduan Pemetaan dan Perencanaan Tata Guna Lahan Secara Partisipatif Berbasis...
 
Penyusunan Dokumen RPJP Daerah
Penyusunan  Dokumen RPJP Daerah Penyusunan  Dokumen RPJP Daerah
Penyusunan Dokumen RPJP Daerah
 

Similar to PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK MENDUKUNG PENYUSUNAN BASIS DATA SPASIAL PENGGUNAAN LAHAN DAN SUMBERDAYA DESA Studi Kasus Desa Sendangadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta

Pemetaan tugas azzahra dilla rindayu
Pemetaan tugas azzahra dilla rindayuPemetaan tugas azzahra dilla rindayu
Pemetaan tugas azzahra dilla rindayuazzahradilla12
 
Aplikasi penginderaan jauh dan sistem informasi geografis berbasis
Aplikasi penginderaan jauh dan sistem informasi geografis berbasisAplikasi penginderaan jauh dan sistem informasi geografis berbasis
Aplikasi penginderaan jauh dan sistem informasi geografis berbasisMahardi Pratomo
 
1. Buku Petunjuk Teknis Pemetaan Partisipatif Lahan Petani.pdf
1. Buku Petunjuk Teknis Pemetaan Partisipatif Lahan Petani.pdf1. Buku Petunjuk Teknis Pemetaan Partisipatif Lahan Petani.pdf
1. Buku Petunjuk Teknis Pemetaan Partisipatif Lahan Petani.pdfiqbalperdana5
 
Metodologi Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Dalam Mendukung Pengembang...
Metodologi Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Dalam Mendukung Pengembang...Metodologi Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Dalam Mendukung Pengembang...
Metodologi Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Dalam Mendukung Pengembang...Fitri Indra Wardhono
 
Sistem informasi geografis bab 1
Sistem informasi geografis bab 1Sistem informasi geografis bab 1
Sistem informasi geografis bab 1Gien Rockmantic
 
Diploma 2013-271459-chapter1
Diploma 2013-271459-chapter1Diploma 2013-271459-chapter1
Diploma 2013-271459-chapter1Dflowers Kost
 
Ringkasan Strategi Metodologi Strategi RDTR
Ringkasan Strategi Metodologi Strategi RDTRRingkasan Strategi Metodologi Strategi RDTR
Ringkasan Strategi Metodologi Strategi RDTRAndry Subijanto
 
minggu 4_ Kel. 2_ Kelas A_08191045_08191059_08191065_08191075.pptx
minggu 4_ Kel. 2_ Kelas A_08191045_08191059_08191065_08191075.pptxminggu 4_ Kel. 2_ Kelas A_08191045_08191059_08191065_08191075.pptx
minggu 4_ Kel. 2_ Kelas A_08191045_08191059_08191065_08191075.pptxRestyAnnisaKusnadi
 
Xii geografi kd 3.3_ pemanfaatan peta untuk jaringan transportasi
Xii geografi kd 3.3_ pemanfaatan peta untuk jaringan transportasiXii geografi kd 3.3_ pemanfaatan peta untuk jaringan transportasi
Xii geografi kd 3.3_ pemanfaatan peta untuk jaringan transportasijopiwildani
 
42-59 (1).pdf
42-59 (1).pdf42-59 (1).pdf
42-59 (1).pdfGTLink
 
Rancang Bangun SIstem Informasi Geografis Berbasis Web Untuk Memantau Kualita...
Rancang Bangun SIstem Informasi Geografis Berbasis Web Untuk Memantau Kualita...Rancang Bangun SIstem Informasi Geografis Berbasis Web Untuk Memantau Kualita...
Rancang Bangun SIstem Informasi Geografis Berbasis Web Untuk Memantau Kualita...Ainul Yaqin
 
Xii geografi kd 3.3_final
Xii geografi kd 3.3_finalXii geografi kd 3.3_final
Xii geografi kd 3.3_finaljopiwildani
 
Xii geografi kd 3.3_final pemanfaatan sig untuk pengembangan potensi wilayah
Xii geografi kd 3.3_final pemanfaatan sig untuk pengembangan potensi wilayahXii geografi kd 3.3_final pemanfaatan sig untuk pengembangan potensi wilayah
Xii geografi kd 3.3_final pemanfaatan sig untuk pengembangan potensi wilayahjopiwildani
 

Similar to PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK MENDUKUNG PENYUSUNAN BASIS DATA SPASIAL PENGGUNAAN LAHAN DAN SUMBERDAYA DESA Studi Kasus Desa Sendangadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (20)

Kabar jkpp 19
Kabar jkpp 19Kabar jkpp 19
Kabar jkpp 19
 
Pemetaan tugas azzahra dilla rindayu
Pemetaan tugas azzahra dilla rindayuPemetaan tugas azzahra dilla rindayu
Pemetaan tugas azzahra dilla rindayu
 
Newsletter SID
Newsletter SIDNewsletter SID
Newsletter SID
 
Aplikasi penginderaan jauh dan sistem informasi geografis berbasis
Aplikasi penginderaan jauh dan sistem informasi geografis berbasisAplikasi penginderaan jauh dan sistem informasi geografis berbasis
Aplikasi penginderaan jauh dan sistem informasi geografis berbasis
 
Kabar jkpp edisi 18
Kabar jkpp  edisi 18Kabar jkpp  edisi 18
Kabar jkpp edisi 18
 
Kabar jkpp 21
Kabar jkpp 21Kabar jkpp 21
Kabar jkpp 21
 
Kabar jkpp edisi 21
Kabar jkpp edisi 21Kabar jkpp edisi 21
Kabar jkpp edisi 21
 
1. Buku Petunjuk Teknis Pemetaan Partisipatif Lahan Petani.pdf
1. Buku Petunjuk Teknis Pemetaan Partisipatif Lahan Petani.pdf1. Buku Petunjuk Teknis Pemetaan Partisipatif Lahan Petani.pdf
1. Buku Petunjuk Teknis Pemetaan Partisipatif Lahan Petani.pdf
 
Metodologi Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Dalam Mendukung Pengembang...
Metodologi Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Dalam Mendukung Pengembang...Metodologi Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Dalam Mendukung Pengembang...
Metodologi Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Dalam Mendukung Pengembang...
 
Sistem informasi geografis bab 1
Sistem informasi geografis bab 1Sistem informasi geografis bab 1
Sistem informasi geografis bab 1
 
Fmipa201044 2
Fmipa201044 2Fmipa201044 2
Fmipa201044 2
 
Diploma 2013-271459-chapter1
Diploma 2013-271459-chapter1Diploma 2013-271459-chapter1
Diploma 2013-271459-chapter1
 
Ringkasan Strategi Metodologi Strategi RDTR
Ringkasan Strategi Metodologi Strategi RDTRRingkasan Strategi Metodologi Strategi RDTR
Ringkasan Strategi Metodologi Strategi RDTR
 
minggu 4_ Kel. 2_ Kelas A_08191045_08191059_08191065_08191075.pptx
minggu 4_ Kel. 2_ Kelas A_08191045_08191059_08191065_08191075.pptxminggu 4_ Kel. 2_ Kelas A_08191045_08191059_08191065_08191075.pptx
minggu 4_ Kel. 2_ Kelas A_08191045_08191059_08191065_08191075.pptx
 
Xii geografi kd 3.3_ pemanfaatan peta untuk jaringan transportasi
Xii geografi kd 3.3_ pemanfaatan peta untuk jaringan transportasiXii geografi kd 3.3_ pemanfaatan peta untuk jaringan transportasi
Xii geografi kd 3.3_ pemanfaatan peta untuk jaringan transportasi
 
42-59 (1).pdf
42-59 (1).pdf42-59 (1).pdf
42-59 (1).pdf
 
Rancang Bangun SIstem Informasi Geografis Berbasis Web Untuk Memantau Kualita...
Rancang Bangun SIstem Informasi Geografis Berbasis Web Untuk Memantau Kualita...Rancang Bangun SIstem Informasi Geografis Berbasis Web Untuk Memantau Kualita...
Rancang Bangun SIstem Informasi Geografis Berbasis Web Untuk Memantau Kualita...
 
Silabus
SilabusSilabus
Silabus
 
Xii geografi kd 3.3_final
Xii geografi kd 3.3_finalXii geografi kd 3.3_final
Xii geografi kd 3.3_final
 
Xii geografi kd 3.3_final pemanfaatan sig untuk pengembangan potensi wilayah
Xii geografi kd 3.3_final pemanfaatan sig untuk pengembangan potensi wilayahXii geografi kd 3.3_final pemanfaatan sig untuk pengembangan potensi wilayah
Xii geografi kd 3.3_final pemanfaatan sig untuk pengembangan potensi wilayah
 

More from bramantiyo marjuki

Pemanfaatan Citra Satelit Medium Resolution Untuk Pemetaan Urban FootPrint
Pemanfaatan Citra Satelit Medium Resolution Untuk Pemetaan Urban FootPrintPemanfaatan Citra Satelit Medium Resolution Untuk Pemetaan Urban FootPrint
Pemanfaatan Citra Satelit Medium Resolution Untuk Pemetaan Urban FootPrintbramantiyo marjuki
 
How to choose SAR satellite imagery for a good interferometric processing
How to choose SAR satellite imagery for a good interferometric processingHow to choose SAR satellite imagery for a good interferometric processing
How to choose SAR satellite imagery for a good interferometric processingbramantiyo marjuki
 
Crowsource Mapping, Captures Neography Practices
Crowsource Mapping, Captures Neography PracticesCrowsource Mapping, Captures Neography Practices
Crowsource Mapping, Captures Neography Practicesbramantiyo marjuki
 
Pan Sharpening (Transkrip Kuliah Telegram) di Group Telegram GIS.ID
Pan Sharpening (Transkrip Kuliah Telegram) di Group Telegram GIS.ID Pan Sharpening (Transkrip Kuliah Telegram) di Group Telegram GIS.ID
Pan Sharpening (Transkrip Kuliah Telegram) di Group Telegram GIS.ID bramantiyo marjuki
 
Mapping Water features from SAR Imagery
Mapping Water features from SAR ImageryMapping Water features from SAR Imagery
Mapping Water features from SAR Imagerybramantiyo marjuki
 
Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?
Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?
Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?bramantiyo marjuki
 
Final Report WWF Landcover and High Conservation Area Mapping, North Borneo 2017
Final Report WWF Landcover and High Conservation Area Mapping, North Borneo 2017Final Report WWF Landcover and High Conservation Area Mapping, North Borneo 2017
Final Report WWF Landcover and High Conservation Area Mapping, North Borneo 2017bramantiyo marjuki
 
FGD Sosialisasi Analisis HCV - Landcover Mapping, WWF Indonesia Kalimantan Utara
FGD Sosialisasi Analisis HCV - Landcover Mapping, WWF Indonesia Kalimantan UtaraFGD Sosialisasi Analisis HCV - Landcover Mapping, WWF Indonesia Kalimantan Utara
FGD Sosialisasi Analisis HCV - Landcover Mapping, WWF Indonesia Kalimantan Utarabramantiyo marjuki
 
Laporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALI
Laporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALILaporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALI
Laporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALIbramantiyo marjuki
 
Wonogiri Development, Reduce Disparity, Reduce Inequity (Final Report Plannin...
Wonogiri Development, Reduce Disparity, Reduce Inequity (Final Report Plannin...Wonogiri Development, Reduce Disparity, Reduce Inequity (Final Report Plannin...
Wonogiri Development, Reduce Disparity, Reduce Inequity (Final Report Plannin...bramantiyo marjuki
 
Stakeholder Approach benefits in Organization Practices
Stakeholder Approach benefits in Organization PracticesStakeholder Approach benefits in Organization Practices
Stakeholder Approach benefits in Organization Practicesbramantiyo marjuki
 
Jenang Cluster Local Development in Kudus District
Jenang Cluster Local Development in Kudus DistrictJenang Cluster Local Development in Kudus District
Jenang Cluster Local Development in Kudus Districtbramantiyo marjuki
 
Planning theory in Toll Road Provision in Indonesia
Planning theory in Toll Road Provision in IndonesiaPlanning theory in Toll Road Provision in Indonesia
Planning theory in Toll Road Provision in Indonesiabramantiyo marjuki
 
Planning theory in Waster Management
Planning theory in Waster ManagementPlanning theory in Waster Management
Planning theory in Waster Managementbramantiyo marjuki
 
Implementation of Planning and development theories to Waster Management in K...
Implementation of Planning and development theories to Waster Management in K...Implementation of Planning and development theories to Waster Management in K...
Implementation of Planning and development theories to Waster Management in K...bramantiyo marjuki
 
A translation paper about Cellular Automata,
A translation paper about Cellular Automata, A translation paper about Cellular Automata,
A translation paper about Cellular Automata, bramantiyo marjuki
 
Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...
Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...
Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...bramantiyo marjuki
 
Perkembangan Infrastruktur Provinsi Jawa Tengah Selama 10 Tahun
Perkembangan Infrastruktur Provinsi Jawa Tengah Selama 10 TahunPerkembangan Infrastruktur Provinsi Jawa Tengah Selama 10 Tahun
Perkembangan Infrastruktur Provinsi Jawa Tengah Selama 10 Tahunbramantiyo marjuki
 
Critical review insights debate about urban decline urban regeneration
Critical review insights debate about urban decline  urban regenerationCritical review insights debate about urban decline  urban regeneration
Critical review insights debate about urban decline urban regenerationbramantiyo marjuki
 
Pembiayaan Infrastruktur Transportasi di Kawasan Perkotaan Yogyakarta
Pembiayaan Infrastruktur Transportasi di Kawasan Perkotaan YogyakartaPembiayaan Infrastruktur Transportasi di Kawasan Perkotaan Yogyakarta
Pembiayaan Infrastruktur Transportasi di Kawasan Perkotaan Yogyakartabramantiyo marjuki
 

More from bramantiyo marjuki (20)

Pemanfaatan Citra Satelit Medium Resolution Untuk Pemetaan Urban FootPrint
Pemanfaatan Citra Satelit Medium Resolution Untuk Pemetaan Urban FootPrintPemanfaatan Citra Satelit Medium Resolution Untuk Pemetaan Urban FootPrint
Pemanfaatan Citra Satelit Medium Resolution Untuk Pemetaan Urban FootPrint
 
How to choose SAR satellite imagery for a good interferometric processing
How to choose SAR satellite imagery for a good interferometric processingHow to choose SAR satellite imagery for a good interferometric processing
How to choose SAR satellite imagery for a good interferometric processing
 
Crowsource Mapping, Captures Neography Practices
Crowsource Mapping, Captures Neography PracticesCrowsource Mapping, Captures Neography Practices
Crowsource Mapping, Captures Neography Practices
 
Pan Sharpening (Transkrip Kuliah Telegram) di Group Telegram GIS.ID
Pan Sharpening (Transkrip Kuliah Telegram) di Group Telegram GIS.ID Pan Sharpening (Transkrip Kuliah Telegram) di Group Telegram GIS.ID
Pan Sharpening (Transkrip Kuliah Telegram) di Group Telegram GIS.ID
 
Mapping Water features from SAR Imagery
Mapping Water features from SAR ImageryMapping Water features from SAR Imagery
Mapping Water features from SAR Imagery
 
Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?
Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?
Ingin Belajar Penginderaan Jauh Bersama Saya ?
 
Final Report WWF Landcover and High Conservation Area Mapping, North Borneo 2017
Final Report WWF Landcover and High Conservation Area Mapping, North Borneo 2017Final Report WWF Landcover and High Conservation Area Mapping, North Borneo 2017
Final Report WWF Landcover and High Conservation Area Mapping, North Borneo 2017
 
FGD Sosialisasi Analisis HCV - Landcover Mapping, WWF Indonesia Kalimantan Utara
FGD Sosialisasi Analisis HCV - Landcover Mapping, WWF Indonesia Kalimantan UtaraFGD Sosialisasi Analisis HCV - Landcover Mapping, WWF Indonesia Kalimantan Utara
FGD Sosialisasi Analisis HCV - Landcover Mapping, WWF Indonesia Kalimantan Utara
 
Laporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALI
Laporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALILaporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALI
Laporan KKL PPW 2016 MPWK UNDIP, BALI
 
Wonogiri Development, Reduce Disparity, Reduce Inequity (Final Report Plannin...
Wonogiri Development, Reduce Disparity, Reduce Inequity (Final Report Plannin...Wonogiri Development, Reduce Disparity, Reduce Inequity (Final Report Plannin...
Wonogiri Development, Reduce Disparity, Reduce Inequity (Final Report Plannin...
 
Stakeholder Approach benefits in Organization Practices
Stakeholder Approach benefits in Organization PracticesStakeholder Approach benefits in Organization Practices
Stakeholder Approach benefits in Organization Practices
 
Jenang Cluster Local Development in Kudus District
Jenang Cluster Local Development in Kudus DistrictJenang Cluster Local Development in Kudus District
Jenang Cluster Local Development in Kudus District
 
Planning theory in Toll Road Provision in Indonesia
Planning theory in Toll Road Provision in IndonesiaPlanning theory in Toll Road Provision in Indonesia
Planning theory in Toll Road Provision in Indonesia
 
Planning theory in Waster Management
Planning theory in Waster ManagementPlanning theory in Waster Management
Planning theory in Waster Management
 
Implementation of Planning and development theories to Waster Management in K...
Implementation of Planning and development theories to Waster Management in K...Implementation of Planning and development theories to Waster Management in K...
Implementation of Planning and development theories to Waster Management in K...
 
A translation paper about Cellular Automata,
A translation paper about Cellular Automata, A translation paper about Cellular Automata,
A translation paper about Cellular Automata,
 
Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...
Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...
Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...
 
Perkembangan Infrastruktur Provinsi Jawa Tengah Selama 10 Tahun
Perkembangan Infrastruktur Provinsi Jawa Tengah Selama 10 TahunPerkembangan Infrastruktur Provinsi Jawa Tengah Selama 10 Tahun
Perkembangan Infrastruktur Provinsi Jawa Tengah Selama 10 Tahun
 
Critical review insights debate about urban decline urban regeneration
Critical review insights debate about urban decline  urban regenerationCritical review insights debate about urban decline  urban regeneration
Critical review insights debate about urban decline urban regeneration
 
Pembiayaan Infrastruktur Transportasi di Kawasan Perkotaan Yogyakarta
Pembiayaan Infrastruktur Transportasi di Kawasan Perkotaan YogyakartaPembiayaan Infrastruktur Transportasi di Kawasan Perkotaan Yogyakarta
Pembiayaan Infrastruktur Transportasi di Kawasan Perkotaan Yogyakarta
 

PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK MENDUKUNG PENYUSUNAN BASIS DATA SPASIAL PENGGUNAAN LAHAN DAN SUMBERDAYA DESA Studi Kasus Desa Sendangadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta

  • 1. See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/331166414 PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK MENDUKUNG PENYUSUNAN BASIS DATA SPASIAL PENGGUNAAN LAHAN DAN SUMBERDAYA DESA Studi Kasus Desa Sendangadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sl... Conference Paper · February 2019 DOI: 10.24895/SNG.2018.3-0.929 CITATIONS 0 READS 802 1 author: Some of the authors of this publication are also working on these related projects: Mapping Large Scale Village Map in Sleman, Yogyakarta View project Bramantiyo Marjuki Universitas Diponegoro 6 PUBLICATIONS   6 CITATIONS    SEE PROFILE All content following this page was uploaded by Bramantiyo Marjuki on 18 February 2019. The user has requested enhancement of the downloaded file.
  • 2. Penerapan Teknik Pemetaan Partisipatif Untuk Mendukung Penyusunan Basis Data Penggunaan Lahan Desa............................(Marjuki) 1 PENERAPAN TEKNIK PEMETAAN PARTISIPATIF UNTUK MENDUKUNG PENYUSUNAN BASIS DATA SPASIAL PENGGUNAAN LAHAN DAN SUMBERDAYA DESA Studi Kasus Desa Sendangadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (Application Of Participatory Mapping Techniques To Support The Development Of Village Land-Use And Resources Spatial Database Case Study Of Sendangadi Village, Mlati District, Sleman Regency, Yogyakarta Special Area) Bramantiyo Marjuki Balai Pemetaan dan Informasi Infrastruktur, Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Republik Indonesia Jalan Pattimura No.20 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, 12110 E-mail: b_marjuki@pu.go.id ABSTRAK Peningkatan perhatian pada isu-isu kewilayahan memerlukan dukungan data dan informasi geospasial yang detil, akurat, terkini dan lengkap. Berbagai inisiasi pemetaan telah dilakukan guna memenuhi kebutuhan tersebut. Di sisi lain, teknik pemetaan konvensional memiliki keterbatasan dalam memperoleh data dan informasi spasial di permukaan bumi, terutama pada skala besar yang mensyaratkan perolehan data yang lebih akurat dan rinci. Kajian ini dimaksudkan untuk mengeksplorasi kemanfaatan teknik pemetaan partisipatif guna mendukung teknik pemetaan konvensional dalam memperoleh data dan informasi spasial pada skala besar secara cepat dan berbiaya rendah, dengan mengambil studi kasus di Desa Sendangadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil kajian yang diperoleh menunjukkan bahwa penerapan teknik pemetaan partisipatif dapat menghasilkan data dan informasi spasial yang tidak mudah diperoleh menggunakan teknik pemetaan konvensional, seperti misalnya, batas rukun tetangga, batas rukun warga, batas dusun dan saluran irigasi. Selain itu, teknik ini dapat melengkapi hasil yang diperoleh dari pemetaan konvensional, utamanya pada aspek toponimi, seperti perolehan informasi nama jalan, kelas jalan, nama dan jenis fasilitas umum yang ada di lingkungan desa, dan potensi desa. Kata kunci: peta sumber daya desa, pemetaan partisipatif, basis data spasial desa. ABSTRACT Regional issues requires detailed, accurate, current and complete geospatial data and information. Various conventional mapping initiatives in Indonesia have been carried out to meet these requirements. On the other hand, conventional mapping techniques have limitations to obtain earth's surface spatial data and information, especially on a large scale which requires more accurate and detailed data. This study was intended to explore the usefulness of participatory mapping techniques to support conventional mapping techniques to obtain spatial data and information on a large scale quickly and at low cost, by taking a case study in Sendangadi Village, Mlati District, Sleman Regency, Special Region of Yogyakarta. The results of the study show that the application of participatory mapping techniques can produce spatial data and information that is not easily obtained using conventional mapping techniques, such as neighborhood and hamlet boundaries or irrigation channels. Also, this technique can complement the results obtained from conventional mapping, especially on objects toponymy, such as street names, road classes, names and types of public facilities, and village resources. Keywords: village resources map, participatory mapping, village spatial database PENDAHULUAN Meningkatnya perhatian akan isu – isu kewilayahan seperti kerawanan bencana, penataan ruang, pengelolaan sumber daya alam, dan pembangunan kawasan perbatasan di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir memerlukan dukungan data dan informasi geospasial guna mendukung penyelesaian isu – isu tersebut. Inisiasi program nasional peningkatan kualitas dan kuantitas
  • 3. Seminar Nasional Geomatika 2018: Penggunaan dan Pengembangan Produk Informasi Geospasial Mendukung Daya Saing Nasional 2 informasi geospasial tematik telah dilaksanakan dalam kerangka Kebijakan Satu Peta (Hasyim et al. 2016), dengan berbagai program pendukung, baik sebelum maupun sesudah Kebijakan Satu Peta diluncurkan, seperti misalnya Program Penyediaan Citra Tegak Resolusi Tinggi Nasional (Martha et al. 2012), Integrasi Peta Penutup Lahan Nasional (Nurwadjedi et al. 2015), dan INA-SDI (Karsidi, 2012). Urgensi penyediaan informasi geospasial tematik skala besar (tingkat kecamatan dan desa) saat ini juga semakin menguat seiring dengan diberlakukannya Undang-undang No.4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial beserta peraturan turunannya, Undang-undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa beserta peraturan turunannya, dan Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa. Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan pemetaan partisipatif dalam kegiatan – kegiatan pemetaan semakin meluas. Aplikasi – aplikasi yang banyak menggunakan pemetaan partisipatif sebagai salah satu alternatif teknik perolehan data spasial antara lain di bidang pengelolaan sumber daya alam, perencanaan aktivitas pertanian, implementasi lokasi penempatan sarana pendidikan dan kesehatan, penegasan batas wilayah, dan pengurangan risiko bencana (Chambers, 2008). Pemetaan partisipatif sendiri dapat didefinisikan sebagai metode pemetaan yang melibatkan masyarakat dan menempatkan masyarakat sebagai pelaku pemetaan di wilayahnya (Hidayat et al. 2005). Pemetaan partisipatif dapat menjadi alternatif metode pemetaan, dimana informasi rinci suatu wilayah tidak mudah didapatkan dengan cara pemetaan konvensional, atau pada kondisi dimana pemetaan konvensional memerlukan waktu yang relatif lama untuk diselesaikan. Melalui pemetaan partisipatif, aktivitas pemetaan dapat menghadirkan nara sumber yang mempunyai keterkaitan erat dengan wilayah yang dipetakan, sehingga berbagai data dan informasi dapat dikumpulkan dalam waktu yang lebih singkat. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa masyarakat lokal mempunyai kapasitas dan pengetahuan yang mendalam mengenai lingkungan tempat tinggalnya (Thomas-Slayter, 1995). Contoh – contoh keberhasilan penerapan pemetaan partisipatif di Indonesia untuk pemetaan batas wilayah maupun sumber daya pada tingkat desa antara lain oleh Budisusanto et al. (2014); Hapsari dan Cahyono, (2014); Rini et al. (2015); dan Zulkarnain, (2014). Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa teknik pemetaan partisipatif mempunyai potensi untuk dimanfaatkan dalam inventarisasi dan pengumpulan data spasial sumber daya desa yang lengkap, komprehensif dan rinci. Penelitian ini ditujukan untuk mengeksplorasi kepentingan tersebut. Melalui pemberdayaan pengetahuan kewilayahan dari perangkat desa, maka data dan informasi spasial sumber daya desa yang hanya tersimpan dalam peta mental masyarakat lokal atau perangkat desa dapat ditransmisikan dalam bentuk data spasial yang mempunyai dasar penentuan lokasi yang jelas dan baku, serta dapat mendukung secara strategis upaya – upaya penguatan dan pengayaan informasi geospasial tematik nasional. METODE Lokasi Penelitian Kajian penyusunan basis data spasial skala desa menggunakan informasi dari pemetaan partisipatif dilaksanakan di Desa Sendangadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. (Gambar 1). Desa Sendangadi merupakan salah satu dari empat desa di Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman. Jumlah penduduk pada Tahun 2016 sebesar 18.650 orang yang terdiri dari 9.465 penduduk laki-laki dan 9.185 penduduk perempuan. Mata Pencaharian penduduk terbesar adalah sebagai petani, diikuti pedagang (Monografi Desa Sendangadi, 2016). Desa ini terletak kurang lebih 7 kilometer ke arah utara dari Kota Yogyakarta, dan termasuk dalam aglomerasi Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY/Greater Yogya) menurut Peraturan Daerah DIY No.2 Tahun 2011. Luas wilayah Desa Sendangadi secara keseluruhan adalah 536 Ha, dengan potensi desa antara lain di sektor peternakan, pertanian, perikanan, perdagangan dan jasa.
  • 4. Penerapan Teknik Pemetaan Partisipatif Untuk Mendukung Penyusunan Basis Data Penggunaan Lahan Desa............................(Marjuki) 3 Gambar 1. Lokasi Relatif Desa Sendangadi Jika Dilihat Dari Kota Yogyakarta. Data Data dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data sekunder yang digunakan meliputi citra satelit resolusi tinggi dari layanan Google Earth dengan waktu perekaman citra Bulan Juli Tahun 2016, data jaringan jalan dan blok bangunan dari layanan Open Street Map, dan peta blok persil tanah dari pemerintah desa. Adapun data primer yang dihasilkan dari kajian ini antara lain, penggunaan lahan, batas wilayah, infrastruktur dan fasilitas umum desa, serta usaha – usaha ekonomi dan perdagangan yang ada di dalam wilayah desa Teknik Pemetaan Pembuatan Peta Penggunaan Lahan berbasis interpretasi citra penginderaan jauh dapat dilakukan menggunakan dua metode, yaitu intepretasi visual dan klasifikasi dijital. Interpretasi visual biasanya dilakukan pada data penginderaan jauh yang berformat analog/cetakan atau secara dijital melalui digitasi pada layar monitor. Pada proses interpretasi visual, interpreter berusaha mengenali obyek di permukaan bumi dengan mendasarkan pada kunci interpretasi yang terdiri dari rona/warna, bentuk, pola, tekstur, bayangan, ukuran, asosiasi dan situs (Sutanto, 1986). Obyek yang teridentifikasi kemudian di deliniasi batasnya dan akhirnya dihasilkan sebuah peta tematik sebaran obyek hasil identifikasi. Sedangkan pada klasifikasi dijital, proses pengenalan obyek dilakukan secara otomatis oleh komputer. Komputer mengenali obyek hanya berdasarkan pada dua aspek, yaitu atribut spektral/warna dan atribut spasial/tekstur. Oleh karena itu penggunaan klasifikasi dijital hanya terbatas untuk pemetaan penutup lahan atau penggunaan lahan yang mempunyai tekstur spesifik saja. Teknik interpretasi visual dalam penelitian ini digunakan untuk melakukan pemetaan penggunaan lahan. Sebagai dasar interpretasi, digunakan citra satelit resolusi tinggi terbaru. Hasil peta penggunaan lahan yang diperoleh kemudian divalidasi dan dilengkapi informasinya dari hasil kegiatan pemetaan partisipatif. Pemetaan penggunaan lahan dalam penelitian ini menggunakan skema klasifikasi penggunaan lahan dalam Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa. Teknik pemetaan partisipatif dapat dibedakan menjadi beberapa jenis menurut Cadag dan Gaillard (2012). Teknik pemetaan partisipatif tersebut antara lain Ground Mapping, Stone Mapping, Sketch Mapping, Scaled 2D Mapping, WebGIS based Mapping dan GPS Mapping. Adapun teknik pemetaan partisipatif yang digunakan dalam kajian ini adalah teknik Scaled 2D Mapping, yaitu teknik pemetaan partisipatif dimana nara sumber menggambarkan informasi yang diketahui (menggunakan alat tulis dan gambar) ke dalam peta dasar dalam bentuk cetak. Teknik Scaled 2D Mapping lebih dipilih daripada metode pemetaan partisipatif lain dengan pertimbangan: (1) nara sumber yang dilibatkan adalah perangkat desa yang sudah cukup familiar dengan peta dan foto
  • 5. Seminar Nasional Geomatika 2018: Penggunaan dan Pengembangan Produk Informasi Geospasial Mendukung Daya Saing Nasional 4 udara; (2) memungkinkan adanya dialog dua arah antara peneliti dengan nara sumber guna meminimalisir distorsi informasi yang dipetakan. Peta dasar yang digunakan adalah citra satelit resolusi tinggi yang ditumpang-susunkan dengan peta persil tanah yang dimiliki oleh pemerintah desa. Penggunaan peta persil tanah sebagai salah satu informasi dalam peta dasar merupakan permintaan dari nara sumber. Pada umumnya nara sumber perangkat desa (kepala padukuhan) di masa lalu menggunakan peta persil sebagai dasar untuk mengingat berbagai obyek spasial di wilayah yang ditanganinya, sehingga kombinasi antara citra satelit resolusi tinggi dan peta persil dapat memaksimalkan proses ekstraksi berbagai informasi yang diketahui nara sumber, dan memudahkan transfer informasi dari bentuk peta mental (mental map) ke peta fisik (physical map). Hasil pemetaan partisipatif kemudian diubah menjadi bentuk digital melalui proses scanning peta cetak hasil penggambaran oleh nara sumber, dilanjutkan proses georeferencing peta hasil scan, dijitasi komputer untuk memperoleh data spasial dalam bentuk vektor, dan diakhiri dengan pengisian data atribut. Hasil pemetaan partisipatif kemudian diintegrasikan dengan hasil pemetaan penggunaan lahan yang dilakukan peneliti, sebagai pelengkap informasi hasil pemetaan penggunaan lahan dan sekaligus menjadi bahan validasi hasil pemetaan penggunaan lahan. Hasil pemetaan yang telah dilakukan kemudian disampaikan kembali kepada nara sumber untuk divalidasi dan dikoreksi apabila ditemukan kesalahan. Produk akhir hasil kegiatan pemetaan kemudian dikompilasi dalam bentuk basis data spasial geodatabase, dan didiseminasikan dalam bentuk peta cetak. Standar penyajian peta cetak dalam penelitian ini mengikuti Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa. Gambaran umum proses penelitian dan pemetaan yang dilakukan disajikan pada Gambar 2. Gambar 3. Pelaksanaan Pemetaan Partisipatif Menggunakan Teknik Scaled 2D Mapping. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan Pemetaan Partisipatif Pelaksanaan pemetaan partisipatif untuk identifikasi sumber daya desa dilaksanakan melalui serangkaian Focus Group Discussion dan pertemuan – pertemuan informal yang dilaksanakan di Balai Desa Sendangadi pada Bulan September hingga Desember Tahun 2016. Nara sumber yang dilibatkan antara lain 14 kepala padukuhan(dusun) di Desa Sendangadi dan Kepala Bagian Pemerintahan Desa Sendangadi. Proses pemetaan partisipatif dilaksanakan melalui langkah-langkah sebagai berikut: 1. Nara sumber (kepala padukuhan) diminta mengamati peta dasar dalam format cetak ukuran A0 yang meliput wilayah padukuhan sesuai dengan wilayah kerja setiap kepala padukuhan. Peta dasar yang digunakan berisi informasi citra satelit resolusi tinggi yang ditumpangsusunkan dengan peta batas persil tanah. 2. Nara sumber mengidentifikasi dan mendeliniasi setiap obyek yang dapat dikenali dari peta dasar menggunakan alat tulis yang disediakan, yang dilanjutkan dengan pemberian keterangan nama obyek yang berhasil diidentifikasi dan dideliniasi (Gambar 2).
  • 6. Penerapan Teknik Pemetaan Partisipatif Untuk Mendukung Penyusunan Basis Data Penggunaan Lahan Desa............................(Marjuki) 5 3. Peneliti mengkonfirmasi setiap obyek yang digambarkan setiap nara sumber dengan nara sumber yang lain untuk menjamin konsistensi informasi dan meminimalisir kesalahan (distorsi) hasil pemetaan. Gambar 3. Pelaksanaan Pemetaan Partisipatif Menggunakan Teknik Scaled 2D Mapping. Berdasarkan hasil pemetaan partisipatif yang telah dilakukan, nara sumber berhasil mengidentifikasi beberapa jenis data dan informasi spasial desa, baik yang termasuk dalam kategori informasi geospasial dasar maupun informasi geospasial tematik, yang sebagian diantaranya belum termuat dalam peta dasar nasional. Daftar lengkap jenis data yang berhasil diidentifikasi dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Jenis Data yang Berhasil Terpetakan dalam Pemetaan Partisipatif. Kelompok Tema Jenis Data Kelengkapan Informasi Batas Wilayah Batas Desa (garis/polyline) - Batas Padukuhan (Dusun) (garis/polyline) Batas Rukun Warga (RW) (garis/polyline) Batas Rukun Tetangga (RT) (garis/polyline) Fasilitas Pendidikan Sekolah Dasar (Luasan / Polygon) Dilengkapi Nama Fasilitas Sekolah Mengengah Pertama (Luasan / Polygon) Sekolah Menengah Atas (Luasan / Polygon) Universitas / Sekolah Tinggi (Luasan / Polygon) Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit (Luasan / Polygon) Dilengkapi Nama Fasilitas Klinik Umum/Klinik Bersalin (Luasan / Polygon) Puskesmas (Luasan / Polygon) Posyandu (Luasan / Polygon) Fasilitas Sosial Lain Pemakaman (Luasan / Polygon) Dilengkapi Nama Fasilitas Pos Kamling (Luasan / Polygon) Balai Warga (Luasan / Polygon) Kantor Lembaga Swadaya Masyarakat (Luasan / Polygon) Fasilitas Peribadatan Masjid (Luasan / Polygon) Dilengkapi Nama Fasilitas Gereja (Luasan / Polygon) Fasilitas Ekonomi, Perdagangan dan Jasa Bank (Luasan / Polygon) Dilengkapi Nama Fasilitas Rumah Makan (Luasan / Polygon) Dealer Kendaraan Bermotor (Luasan / Polygon) Bengkel Kendaraan Bermotor (Luasan / Polygon) Pabrik (Luasan / Polygon) SPBU (Luasan / Polygon) Pergudangan (Luasan / Polygon) Hotel / Penginapan (Luasan / Polygon) Kompleks Pertokoan (Luasan / Polygon) Pertanian. Perkebunan, Peternakan Sawah Irigasi Teknis (Luasan / Polygon) Dilengkapi Nama Fasilitas Sawah Tadah Hujan (Luasan / Polygon) Bendung (Titik/ Point) Saluran Irigasi (garis/polyline)
  • 7. Seminar Nasional Geomatika 2018: Penggunaan dan Pengembangan Produk Informasi Geospasial Mendukung Daya Saing Nasional 6 Kelompok Tema Jenis Data Kelengkapan Informasi Kolam Perikanan Air Tawar (Luasan / Polygon) Perkebunan Rakyat (Luasan / Polygon) Transportasi Jalan Nasional (garis/polyline) Dilengkapi Nama Fasilitas Jalan Provinsi (garis/polyline) Jalan Kabupaten (garis/polyline) Jalan Kecamatan / Desa (garis/polyline) Jalan Kampung / Jalan Gang (garis/polyline) Perumahan dan Permukiman Permukiman Kampung (Luasan / Polygon) Dilengkapi Nama FasilitasRumah Susun (Luasan / Polygon) Kompleks Perumahan (Luasan / Polygon) Pariwisata Obyek Wisata (Titik/ Point) Dilengkapi Nama Fasilitas Pemerintahan Kantor Desa (Luasan / Polygon) Dilengkapi Nama Fasilitas Kantor Padukuhan (Luasan / Polygon) Kantor Instansi Pemerintah Pusat/Daerah lainnya (Luasan / Polygon) Tanah Kas Desa (Luasan / Polygon) Sumber: Survei Lapangan (2017) Kompilasi Hasil Pemetaan Hasil pemetaan partisipatif kemudian diolah lebih lanjut dalam perangkat lunak Sistem Informasi Geografi (SIG) untuk memperoleh data spasial dalam format vektor. Proses – proses yang dilakukan dalam kompilasi data antara lain: (1) scanning peta hasil pemetaan partisipatif menggunakan teknik 2D Scaled Mapping; (2) georeferencing peta hasil scanning dengan mengacu pada citra satelit yang telah mempunyai referensi koordinat permukaan bumi (map to image registration); (3) delineasi ulang hasil pemetaan partisipatif secara dijital dalam lingkungan SIG; (4) input data atribut seperti nama obyek, luas dan panjang obyek, dan informasi lain yang relevan. Data spasial yang dihasilkan kemudian dikompilasi dalam sebuah basis data dengan format file geodatabase. Struktur komplikasi basis data yang dihasilkan disajikan secara konseptual pada Gambar 3. Gambar 3. Struktur Basis Data Spasial. Verifikasi Dan Validasi Data Verifikasi dan validasi data dilakukan untuk memastikan tidak adanya kesalahpahaman antara informasi yang digambarkan dalam kegiatan pemetaan partisipatif oleh nara sumber, dengan peneliti yang menterjemahkan hasil pemetaan partisipatif dalam bentuk data geospasial dijital. Proses verifikasi dan validasi data dilaksanakan dalam sebuah diskusi bersama terfokus (Focus Group
  • 8. Penerapan Teknik Pemetaan Partisipatif Untuk Mendukung Penyusunan Basis Data Penggunaan Lahan Desa............................(Marjuki) 7 Discussion) antara peneliti dan para nara sumber. Dari proses verifikasi yang dilakukan, dapat diketahui bahwa beberapa narasumber ternyata tidak konsisten dalam memberikan informasi antara pada tahap pelaksanaan pemetaan dengan tahap verifikasi, sehingga proses penerjemahan data hasil pemetaan sebagian harus direvisi (Gambar 4). Melalui proses verifikasi dan validasi data, hasil pemetaan dapat lebih akurat, baik dari aspek geometrik maupun substansi. Gambar 4. Hasil Verifikasi dan Validasi Data Visualisasi Kartografis Hasil Pemetaan Hasil kompilasi data yang sudah diverifikasi dan divalidasi kemudian ditampilkan secara kartografis dalam peta penggunaan lahan desa (Gambar 6). Peta berisikan informasi penggunaan lahan terbaru disertai informasi – informasi tambahan yang direpresentasikan dalam bentuk anotasi, untuk memperkaya informasi yang ditampilkan di dalam peta (Gambar 5). Acuan simbolisasi, tata letak layout, dan visualisasi informasi tepi peta dalam hal ini semaksimal mungkin mengikuti spesifikasi dalam Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi teknis penyajian peta desa. Gambar 6. Visualisasi Penggunaan Lahan dan Sumberdaya Desa.
  • 9. Seminar Nasional Geomatika 2018: Penggunaan dan Pengembangan Produk Informasi Geospasial Mendukung Daya Saing Nasional 8 Gambar 6. Hasil Verifikasi dan Validasi Data. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, dapat disimpulkan bahwa penerapan teknik pemetaan partisipatif untuk pemetaan sumber daya desa dengan melibatkan nara sumber yang berkompeten di lingkungan desa dapat melengkapi teknik pemetaan konvensional guna menghasilkan produk peta sumber daya desa yang lebih komprehensif. Berbagai informasi spasial yang tersimpan dalam mental map nara sumber dapat diterjemahkan dalam obyek spasial, termasuk informasi – informasi yang sulit diperoleh menggunakan teknik pemetaan konvensional, seperti misalnya batas rukun warga, batas rukun tetangga dan batas dusun. Pemetaan partisipatif juga dapat melengkapi atribut obyek dari hasil pemetaan konvensional, seperti pemisahan kelas jalan, informasi nama jalan, serta jenis dan nama fasilitas umum. Melihat besarnya manfaat strategis dari teknik pemetaan partisipatif dalam kegiatan survei dan pemetaan skala besar, setiap kegiatan pemetaan skala besar yang dilaksanakan organisasi pemerintah dan non pemerintah disarankan dapat mempertimbangkan penggunaan teknik ini disamping teknik pemetaan konvensional guna memperoleh hasil pemetaan yang lebih detil, akurat dan lengkap, baik secara tematik maupun geometrik. Penelitian ini lebih difokuskan untuk menggali pengetahuan dari nara sumber yang dilibatkan dalam penelitian, guna memperoleh data dan informasi spasial tematik sekaya dan seberagam mungkin. Penelitian ini belum mengupayakan akurasi geometrik hasil pemetaan agar sesuai dengan standar akurasi geometrik peta skala 1:5.000 yang telah ditetapkan melalui peraturan perundangan/peraturan Kepala BIG. Penyediaan peta dasar atau citra satelit/foto udara yang memiliki kualitas dan akurasi geometrik yang memenuhi standar akurasi geometrik peta skala 1:5.000 akan sangat bermanfaat untuk memperbaiki kualitas geometrik dari data dan informasi spasial yang diperoleh dari hasil penelitian.
  • 10. Penerapan Teknik Pemetaan Partisipatif Untuk Mendukung Penyusunan Basis Data Penggunaan Lahan Desa............................(Marjuki) 9 UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada Kepala Desa Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman beserta perangkat desa terkait, yang telah memfasilitasi, mendukung dan membantu pelaksanaan kegiatan, sehingga kegiatan ini dapat terselesaikan dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Budisusanto, Y., Khomsin, Purwanti, R., Aninda, N. M. F., Widiastuty, R. (2014). Pemetaan Partisipatif Batas Kelurahan di Kecamatan Sukolilo, Surabaya. Geoid, 10 (1), 87-92. Cadag, J. R. D., & Gaillard, J. C. (2012). Integrating Knowledge and Actions in Disaster Risk Reduction: the Contribution of Participatory Mapping. Area, 44 (1), 100-109. Hapsari, H., & Cahyono, A. B. (2014). Pemetaan Partisipatif Potensi Desa (Studi Kasus: Desa Selopatak, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto). Geoid, 10 (1), 99-103. Karsidi, A. (2012). The Role of the Ina-SDI in Supporting the Development of the Geospatial Industry in Indonesia. Geografia, 8 (1), 83-93. Martha, S., Poniman, A., & Hartono. (2014). Synergy Approach for Implementing the Policy on High Resolution Imagery to Accelerate Basic and Thematic Geospatial Information. International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences, 11 (1). 55-62. Rini., Derita, D., & Endayani, S. (2015). Pemetaan Tata Batas Secara Partisipatif Setelah Pemekaran Dengan Aplikasi Sistem Informasi Geografis di Kelurahan Bugis, Kecamatan Samarinda Kota. Jurnal Agrifor, 14 (1), 95-102. Zulkarnain, I. (2014). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pemetaan Partisipatif Untuk Identifikasi dan Pemetaan Wilayah Adat Suku Lom di Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka. Beranda, 1 (1), 9-17. Chambers, R. (2008). Revolutions in Development Inquiry. London: Earthscan. Hidayat, R., Adhi, W., & Bachriadi D (ed). (2005). Seri Panduan Pemetaan Partisipatif. Bandung: Garis Pergerakan. Sutanto. (1986). Penginderaan Jauh Jilid I. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Thomas-Slayter, B. (1995). A brief history of participatory methodologies. Dalam Slocum, R., Wichart, L., Rocheleau, D., Thomas-Slayter, B. (Eds.), Power, Process and Participation: Tools for Change. London: Intermediate Technology Publications. Kepala Badan Informasi Geospasial. (2016). Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial Nomor 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa. Badan Informasi Geospasial. Cibinong, Bogor. Nurwadjedi, Sampurno, Suprajaka, & Deny, D. T. W. (2015). Developing National Geospatial Thematic Information on Land Cover/Land Use: An Implementation of One Map Policy. FIG Working Week 15, Bulgaria.
  • 11. Seminar Nasional Geomatika 2018: Penggunaan dan Pengembangan Produk Informasi Geospasial Mendukung Daya Saing Nasional 10 Halaman ini sengaja kami kosongkan View publication statsView publication stats