SlideShare a Scribd company logo
1 of 59
PROPOSAL PENELITIAN
HUBUNGAN BERAT BAYI LAHIR, KALA II DAN EPISIOTOMI
PADA PERSALINAN PERVAGINAM DENGAN PROLAPS
UTERI PASCA PERSALINAN 24 MINGGU
Penyaji
Dr. Radinal Yusivanandra Prayitno
Penguji:
DR. Dr. H. Heriyadi Manan, SpOG (K), MARS
DR. Dr. H. Ferry Yusrizal, SpOG (K), M.Kes
Dr. Awan Nurtjahyo, SpOG (K)
Pembimbing :
Dr. H. Amir Fauzi, SpOG (K), Ph.D
Dr. Ratih Krisna, SpOG (K)
Dr. Theodorus M. Med. Sc
DEPARTEMEN OBSTETRIK DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RUMAH SAKIT Dr. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
2020
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Persalinan
pervaginam 
penyebab utama
kerusakan dasar
panggul
POP (Prolapsus
Organ Genital)
Turunnya organ
pelvis dari posisi
anatomis yang
normal
Seiring dengan meningkatnya
usia harapan hidup dan
meningkatnya populasi usia
lanjut maka prevalensi
prolapsus organ panggul pun
semakin meningkat
Berdasarkan uraian diatas ingin diketahui
“Perubahan letak organ panggul khususnya prolap uteri pada primipara pasca persalinan
pervaginam 24 minggu memakai metode yang sederhana dan obyektif dengan menggunakan
POP-Q.”
1. Bartolini M A T, Drutz H P, Lovatsis D, Alarab M, 2010. Vaginal Delivery and Pelvic Floor Dysfunction : Current Evidence and Implication for Future Research. Int Urogynecol J; 21: 1025-1030.
2. Braekken I H. Pelvic Floor Muscle Function and Pelvic Organ Prolape. (Dissertation) The Norwegian School of Sport Sciences;2010.
4. ACOG ,2007, Pelvic Organ Prolapsuse ,Vol 110,No 3,717-296.
5. Kuncharapu, I., Maheroni, B. A. & Johnson, D. W. (2010) Pelvic Organ Prolapsuse. American Academy of Family Physicians, 81(9), 1111-20.6
6.. Giarenis Iand Robinson D. Prevention and managementof pelvic organ prolapsuse. F1000Prime Reports 2014, 6:77.
Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan berat bayi lahir, kala II, episiotomi pada
persalinan pervaginan dengan terjadinya prolaps uteri pada
primipara pasca persalinan pervaginam 24 minggu ?
Tujuan Penelitian
TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS
Mengetahui hubungan berat
bayi lahir, kala II, episiotomi
pada persalinan pervaginan
dengan terjadinya prolaps uteri
pada primipara pasca persalinan
pervaginam 24 minggu.
1. Mengetahui letak rahim (prolaps uteri)
dengan metode POP-Q pada
primipara pasca persalinan
pervaginam 24 minggu
2. Mengetahui kejadian prolaps uteri
berdasarkan karakteristik berat badan
bayi lahir, lama kala II, episiotomi/
robekan perineum.
Manfaat Penelitain
AKADEMIS KLINIS PENELITIAN
Memberikan
sumbangan akademis
untuk data statistik
mengenai perubahan
letak organ panggul
khususnya prolaps
uteri pada primipara
pasca persalinan
pervaginam 24 minggu
pada wanita Indonesia
Membantu tenaga
medis untuk
mendeteksi dini
perubahan letak organ
panggul khususnya
prolaps uteri pasca
persalinan pervaginam
24 minggu sehingga
dapat dilakukan
manajemen yang tepatv
Sebagai dasar untuk
melakukan penelitian
lebih lanjut tentang
karakteristik lain yang
menyebabkan prolaps
uteri
Hipotesis Penelitian
H0
• Berat bayi lahir, kala II, episiotomi pada persalinan
pervaginan tidak dapat menjadi penyebab prolaps uteri
pada primipara pasca persalinan pervaginam 24
minggu
H1
• Berat bayi lahir, kala II, episiotomi pada persalinan
pervaginan dapat menjadi penyebab prolaps uteri pada
primipara pasca persalinan pervaginam 24 minggu
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Dasar Panggul
Gambar 1. Tulang - tulang panggul beserta ligamen
Dikutip dari Barber38
Kerangka panggul dibentuk oleh
Tulang sakrum, coccyx dan
sepasang tulang panggul
Menyatu dibagian depan
membentuk simfisis pubis
Anatomi Dasar Panggul
Gambar 2. Orientasi tulang-tulang panggul saat posisi berdiri
Dikutip dari Barber38
Pada saat wanita berdiri, spina iliaka
anterior superior (SIAS) dan tepi
depansimfisis pubis berada pada
bidang vertikal
Anatomi Dasar Panggul
Kompleks otot-otot levator ani terdiri dari pubococcygeus (puboviseral), puborectalis, dan
iliococcygeus, Penggabungan otot-otot levator ani pada garis tengah disebut dengan levator plate
Gambar 3. Ilustrasi otot-otot dasar panggul
Dikutip dari Barber38
Anatomi Dasar Panggul
Gambar 4.Ilustrasi axis vagina normal
Dikutip dari Ewies
DeLancey membagi dasar panggul
atas 3 level :
• Level I ( Jaringan penyokong
panggul proksimal)
• Level II (Jaringan penyokong
panggul tengah)
• Level III (Jaringan penyokong
panggul distal)
Gambar 5. Organ panggul normal dan tipe prolapsus organ
panggul
Dikutip dari Women Health Queensland.40
Definisi Prolapsus Organ
Panggul (POP)
Turunnya organ pelvis (kandung kemih,
uterus dan rektum) dari posisi anatomis
yang normal berupa penonjolan ke vagina
keluar maupun penekanan dinding vagina
Etiologi : disfungsi otot dasar panggul,
ligamentus dan fascia
Dibagi menjadi :
• Uterus ( uterine prolapse)
• Ujung vagina ( apical vaginal prolapse)
• Vagina anterior (cystocele)
• Vagina posterior ( rectocele)
4. ACOG ,2007, Pelvic Organ Prolapsuse ,Vol 110,No 3,717-29
5. Kuncharapu, I., Maheroni, B. A. & Johnson, D. W. (2010) Pelvic Organ Prolapsuse. American Academy of Family Physicians, 81(9), 1111-20.
6. Giarenis Iand Robinson D. Prevention and managementof pelvic organ prolapsuse. F1000Prime Reports 2014, 6:77.
7. Hagen S, Stark D. Conservative prevention and management of pelvic organ prolapsuse in women. Cochrane Database of Systematic Reviews 2011, Issue 12.
Gejala Klinis
Prolapsus Organ
Panggul
Tabel 1. Gejala klinis wanita dengan POP
Vagina
 Adanya perasaan penonjolan dan penurunan organ panggul
 Rasa berat dan tekanan di daerah vagina
Saluran kencing
 Inkontinensia urin
 Sering kencing
 Tidak bisa menahan kencing
 Kelemahan dan pemanjangan aliran kencing
 Rasa tidak tuntas saat kencing
 Retensio urin
Saluran pencernaan
 Inkontinensia flatus dan feses yang lembek atau cair
 Rasa tidak tuntas saat BAB
 Peneranan selama BAB
 Evakuasi manual selama BAB
 Sensasi obstruksi selama defekasi
Seksual
 Dispareunia
Dikutip dari Lee, Brækken dan Culligan10,12,1
Klasifikasi derajat POP
The International Continence Society, The American Urogynecologic Society, dan The Society of Gynecologic
Surgeons (1996), telah menyepakati bahwa Pelvic Organ Prolapsuse Quantification (POP-Q) sebagai suatu
sistem terstandarisasi untuk mendiskripsikan prolapsus uterus
Gambar 6. Standarisasi stadium prolapsus
uterus berdasarkan klasifikasi POP-Q
Dikutip dari Schorge39
13. Chen B, Wen Y, Polan ML (2004) Elastolytic activity in women with stressurinary incontinence and pelvic organ prolapsuse. Neurourol Urogyn 23: 119-126.
14. Schorge JQ,Schaffer JI,Halvorson LM, Hoffman BL,Bradshaw KD,Cunningham FG. Williams Gynecology. In: Pelvic Organs prolapsused. The McGraw-Hill Companies,inc.2012;p. 633 –655.
Klasifikasi derajat POP
POP-Q
Hasil adaptasi dari sistem Baden dan Walker dengan mengukur 9 tempat untuk membentuk sebuah profil
vagina
Gambar 7. Skema POP-Q
Dikutip dari Schorge39
Pengukuran dalam sentimeter ke
dalam vagina digambarkan dengan
nilai negatif, atau jika prolapsus
meluas ke luar cincin himen,
digambarkan dengan bilangan positif
14. Schorge JQ,Schaffer JI,Halvorson LM, Hoffman BL,Bradshaw KD,Cunningham FG. Williams Gynecology. In: Pelvic Organs prolapsused. The McGraw-Hill Companies,inc.2012;p. 633 –655.
Ke-9 ukuran vaginal
dituis dalam sebuat
stadium  0-4  Sistem
Klasifikasi POP-Q sudah
divalidasi 
STANDART
PEMERIKSAAN POP
Tabel 2. Stadium prolapsus organ panggul
Dikutip dari Chen dan Schorge dkk13,39
Stadium 0 Tidak terlihat adanya prolapsus. Titik Aa, Ap, Ba, Bp semuanya -3 cm dan titik C antara
panjang vagina secara keseluruhan (TVL) dan (TVL -2) cm
Stadium I Bagian yang paling distal dari prolapsus> 1 cm di atas himen
Stadium II Bagian yang paling distal dari prolapsus ≤ 1 cm di bagian proksimal atau distal terhadap himen
Stadium III Bagian yang paling distal dari prolapsus> 1 cm di bagian bawah himen, namun tidak lebih dari
2 cm dibandingkan dengan panjang vagina secara keseluruhan
Stadium IV Eversi vagina komplit sampai dengan hampir komplit. Bagian yang paling distal dari prolapsus
mengalami protrusi sampai (TVL -2) cm
Gambar 8. Stadium prolapsus uterus
Dikutip dari Chen dan Schorge dkk13,39
13. Chen B, Wen Y, Polan ML (2004) Elastolytic activity in women with stressurinary incontinence and pelvic organ prolapsuse. Neurourol Urogyn 23: 119-126.
14. Schorge JQ,Schaffer JI,Halvorson LM, Hoffman BL,Bradshaw KD,Cunningham FG. Williams Gynecology. In: Pelvic Organs prolapsused. The McGraw-Hill Companies,inc.2012;p. 633 –655.
Dampak kehamilan dan persalinan terhadap
Prolapsus Organ Panggul
Regangan mekanik dan adaptasi anatomi
Kehamilan dan persalinan
 dasar panggul rentan
rusak
Selama proses  ibu dan
janin  adapatasi 
mengurangi regangan
Janin  moulase 
pengurangan lingkar kepala
janin
Ibu  hipertrofi otot polos,
relaksasi jaringan ikat dan
peningkatan lubrikasi
Pada nullipara  waktu
persalinan lama
Tekanana antara kepala
janin dan dinding vagina
100-230 mmHg
Sehingga tidak mengejutkan apabila hal tersebut terjadi dalam beberapa jam saja seringkali
dapat mengakibatkan sekuele secara fisik baik pada jaringan ikat, otot, saraf, maupun organ
di dalam panggul
16. Aronson, M.P. 2009. Vaginal Birth and Pelvic Floor Dysfunction. (serial online), [cited 2011 15, Culligan P.J., Goldberg, R.P. 2007. Urogynecology in Primary Care. London: Springer Verlag London. p.21-33.
Jan 16]. Available from: URL:http://neogs.org/Syllabus/Fall%20Program%202009/Aaronson%2009.11%20S%20Vaginal%20Birth%20and%20Pelvic%20Floor%20Dysfunction,%20NEOGS.pdf
17. Theobald, P.V., Zimmerman, C.W., Davila, G.W. 2011. New Techniques in Genital Prolapse Surgery. London: Springer Verlag London.p.3-10.
18. Vasavada, S.P., Appell, R.A., Sand, P.K., Raz, S. 2005 Female Urology, Urogynecology and Voiding Dysfunction. New York: Marcel Dekker. p.95-118.
Dampak kehamilan dan persalinan terhadap
Prolapsus Organ Panggul
Kerusakan Saraf
Pudendus
Gambar 9. Perjalanan Saraf Pudensus
Dikutip dari Culligan dkk dan Segedi dkk.15,41
Snooks dan Swash
• Kerusakan saraf pudendus yang
reversibel sering terjadi pada
persalinan pervaginam  dapat
dicegah dengan persalinan secara
seksio sesarea
15, Culligan P.J., Goldberg, R.P. 2007. Urogynecology in Primary Care. London: Springer Verlag London. p.21-33.
Dampak kehamilan dan persalinan terhadap
Prolapsus Organ Panggul
Kerusakan Jaringan Ikat, Ligamentus, dan Tulang
Panggul
Kerusakan jaringan ikat dasar
panggul hampir sulit untuk dicegah
selama proses persalinan.
Penelitian pada etiologi dan penatalaksanaan
prolapsus organ panggul  mengidentifikasi lepas
dan rusaknya tempat tertentu atau spesifik dari
jaringan ikat endopelvis dari insersinya secara
anatomis,
Penelitian kasus kontrol
terhadap 92 wanita  bentuk
atau kurvatura tulang belakang
yang abnormal memiliki risiko
sebesar 3,2 kali lebih tinggi
POP
15, Culligan P.J., Goldberg, R.P. 2007. Urogynecology in Primary Care. London: Springer Verlag London. p.21-33.
Dampak kehamilan dan persalinan terhadap
Prolapsus Organ Panggul
Kerusakan Levator Ani
Otot levator ani merupakan
komponen yang penting
sebagai penyangga dasar
panggul
Ototilio koksigeus berperan menahan organ
panggul sehinggal kejadian POP tidak terjadi
akibat peningkatan tekanan intraabdominal -
Kerusakan otot levator ani baik akibat kerusakan otot selama persalinan secara
langsung maupun tidak langsung oleh karena terjadi kerusakan saraf akhirnya
mengarah pada prolapsus panggul dan atau inkontinensia urin
15. Culligan P.J., Goldberg, R.P. 2007. Urogynecology in Primary Care. London: Springer Verlag London. p.21-33
18. Vasavada, S.P., Appell, R.A., Sand, P.K., Raz, S. 2005 Female Urology, Urogynecology and Voiding Dysfunction. New York: Marcel Dekker. p.95-118.
19. Koelbl, H., Nitti, V. 2007. Pathophysiology of Urinanry Incontinence, Faecal Incontinence and Pelvic Organ Prolapse. (serial online), [cited 2011 Jan 12]. Available from: URL: http://www.icsoffice.org/Publications/ICI_4/files- book/Comite-4.pdf.
20. Bertozzi, S., Londero A.P., Frucalzo,A., Driul, L., Delneri, C., Calcagno, P., Marchesoni, D. 2011. Impact of Episiotomy on Pelvic Floor Disorders and Their Influence on Women’s Wellness after The Sixth Month Postpartum: a Retrospective Study.
(serial online), [cited 2011 Jan 15]. Available from: URL: http://www.biomedcentral.com/1472-6874/11/12
21. Itrich, J. 2006. Pregnancy and Mode of Delivery May Contribute to Pelvic Floor Disorders. (serial online), [cited 2011 Jan 15]. Available from: URL: http://ucsdnews.ucsd.edu/newsrel/health/pelvic06.asp
Dampak kehamilan dan persalinan terhadap
Prolapsus Organ Panggul
Cedera Perineum dan
Sfingter ani
15, Culligan P.J., Goldberg, R.P. 2007. Urogynecology in Primary Care. London: Springer Verlag London. p.21-33.
Gambar 10. Gambaran kerusakan otot pada perineum
Dikutip dari Chen13
Kerusakan perineum, baik oleh
karena episiotomi atau pun laserasi
secara spontan, dapat
mengakibatkan hilangnya tonus
vagina dan atau anus
Faktor Resiko Prolapsus Organ Panggul
Wu dkk
• Riwayat persalinan per vaginam merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko
kejadian POP dibandingkan persalinan dengan seksio sesare
Quiroz dkk
• Persalinan per vaginam yang pertama berhubungan dengan peningkatan risiko POP (OR 9,73; KI
95% 2,68-35,4)
Diez dkk
• Persalinan spontan meningkatkan risiko untuk POP 3 kali (OR 3.19; KI 95% 1.07–9.49) dan
persalinan dengan alat lebih dari 5 kali (OR 5.52; KI 95% 1.79–17.30) bila dibandingkan dengan
seksio sesarea
Persalinan Per Vaginam
31. Valsky DV, Lipschuetz M, Bord A, Eldar I, Messing B. Fetal head circumference and length of second stage of labor are risk factors for levator ani muscle injury, diagnosed by 3-dimensional transperineal ultrasound in primiparous women. American Journal of
Obstetrics & Gynecology.2009:91e1-e6.
32/ Rortveit G, Brown J, Thom D, Eeden SVD, Creasman J, Subak L. Symptomatic Pelvic Organ Prolapsuse Prevalence and Risk Factors in a Population-Based, Racially Diverse Cohort. OBSTETRICS & GYNECOLOGY.2007;109(6):1396-403.
34. Santoso B. Budi Iman Santoso Assessment (BISA): a model for predicting levator ani injury after vaginal delivery. Med J Indones.2012;21:102-7.
Faktor Resiko Prolapsus Organ Panggul
Kala Dua Lama
Kala dua yang memanjang dapat menyebabkan trauma jaringan lunak
dan kerusakan neuromuskuler pada dasar panggul
Kearney dkk melaporkan peningkatan terjadinya
defek otot levator ani pada persalinan dengan kala
dua yang memanjang pada primipara
Valsky dkk yang menyimpulkan bahwa kala
dua lama merupakan salah satu faktor
risiko dari avulsi levator ani.
36. Victoria L. Handa M, MHS, Joan L. Blomquist M, Kelly C. McDermott B, SarahFriedman M, Alvaro Muñoz P. Pelvic Floor Disorders After Childbirth: Effect ofEpisiotomy, Perineal Laceration, and Operative Birth. Obstet Gynecol. 2012 119(2 ): 233–9.
37. Susan L. Hendrix D, Amanda Clark M, Ingrid Nygaard M, Aaron Aragaki M, Vanessa Barnabei M, Anne McTiernan M, PhD. Pelvic organ prolapsuse in the Women’s Health Initiative: Gravity and gravidity. American journal of obstetrics and gynecology. 2002;186:1160-6.
Faktor Resiko Prolapsus Organ Panggul
Berat Badan Lahir ( BBL) bayi
Santoso dalam disertasinya
menemukan berat janin >
3325 gram sebagai faktor
risiko terjadinya trauma
levator ani
Berat badan lahir bayi yang besar
dan posisi oksiput posterior secara
bersama-sama akan meningkatkan
risiko terjadinya robekan perineum
Dari suatu persalinan pervaginam yang dilakukan simulasi
komputer, dilaporkan adanya hubungan antara diameter
kepala bayi yang lebih besar dan regangan terhadap otot
puboviseralis pada kompleks otot levator ani
31. Valsky DV, Lipschuetz M, Bord A, Eldar I, Messing B. Fetal head circumference and length of second stage of labor are risk factors for levator ani muscle injury, diagnosed by 3-dimensional transperineal ultrasound in primiparous women. American Journal of
Obstetrics & Gynecology.2009:91e1-e6.
33. Aytan H, Ertunç D, Tok EC, Yaşa O, Nazik H. Prevalence of pelvic organ prolapsuse and related factors in a general female population. J Turk Soc Obstet Gynecol 2014;3:176-80.
Kerangka Teori
Dasar Panggul
Wanita
Proses persalinan (faktor pemicu):
•Berat bayi
•Lama kala II
•Episiotomi dan robekan perineum
Kelemahan/ kerusakan otot,
jaringan penyangga, sfingter, saraf
Perubahan Anatomi Dasar Panggul
Pasca persalinan pervaginam 24
minggu
Prolaps Uteri
Tekanan/Regangan
pada Dasar Panggul
Pengukuran metode POP-Q
Kerangka Konsep
METODE
PENELITIAN
Desain Penelitian
“Observasional deskriptif
dengan desain cross sectional”
Lokasi Penelitian
Lokasi : Kamar bersalin, IGD dan poli nifas
bagian kebidanan RSUP Dr. Mohammad
Hoesin, Palembang
Waktu : Agustus 2020 – Februari 2021
Populasi
Semua wantia primipara pasca persalinan
pervaginam 24 minggu yang melakukan
pemeriksaan di kamar bersalinan dan poli
nifas bagian kebidanan RSUP Dr.
Mohammad Hoesin, Palembang
Sampel
Semua wantia primipara pasca persalinan
pervaginam 24 minggu yang melakukan
pemeriksaan di kamar bersalinan dan poli
nifas bagian kebidanan RSUP Dr.
Mohammad Hoesin, Palembang pada
Agustus 2020-Februari 2021
Besar Sampel
𝟏,𝟗𝟔 𝟐 𝐱 𝟎,𝟕𝟑𝟗 𝐱 (𝟏−𝟎,𝟕𝟑𝟗)
𝟎,𝟏𝟐 = 49,78
Keterangan :
Z1-α/2 = Nilai baku normal dari tabel Z sesuai α= 5%, Z1-α/2 = 1,96
P = Proporsi perubahan letak panggul pada primipara (16%)
d = Presisi absolut 10% = 0,1
Sehingga didapatkan besar sampel minimal 49,78 atau
dibulatkan menjadi 50 sampel
Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi
a. Primipara pasca persalinan
pervaginam 24 minggu, bayi
tunggal.
b. Usia 18 – 35 tahun.
c. Ras / bangsa Indonesia.
d. Presentasi kepala (tidak ada
kelainan letak).
e. Bersedia ikut penelitian .
a. Riwayat penyakit batuk lama,
perokok.
b. Riwayat kelainan genetik /
kongenital dasar panggul.
c. Riwayat operasi kandungan/
panggul.
d. Persalinan berakhir dengan
operasi.
e. Ruptura perineum derajat III dan IV.
Cara Pengambilan Sampel
Sampel yang sesuai dengan
kriteria inklusi dan eksklusi
penelitian diikutsertakan
dalam penelitian
Sample dipilih secara consecutive
sampling sesuai hari pasien pada
primipara pasca persalinan
pervaginam 24 minggu
Pada sampel dilakukan
anamnesis, pemeriksaan
fisik (tanda vital, head to toe)
dan pemeriksaan ginekologi.
Sampel yang sesuai
kriteria penelitian
diberikan informed
concent untuk
mengikuti penelitian
Seluruh data direkap dan
ditabulasi dalam tabel data
Dilakukan Matching
Batasan Pemeriksaan
• Perubahan letak organ panggul
adalah penurunan rahim dari
kedudukan semula diukur
dengan metode POP-Q pasca
persalinan pervaginam 24
minggu, yang diukur titik Ba,
Bp, C, TVL
• Kedudukan normal adalah titik
Ba, Bp bernilai -3, C -(TVL -2)
• Prolaps uteri bila titik C lebih
dari – (TVL -2)
• Primipara adalah wanita
pertama kali melahirkan, 12
minggu pasca salin: 12 minggu
setelah tanggal melahirkan
• Pengukuran menggunakan
metode POP-Q yang
dilakukan pasca persalinan
pervaginam 24 minggu
dalam satuan cm (+/- berapa
cm dari bekas himen)
dibulatkan ke atas, kemudian
di konversikan sesuai
dengan derajat menurut
POP-Q.
• Dasar pengukuran menurut
POP-Q
• Berat bayi
• Berat bayi yang dilahirkan
dalam satuan gram
• Robekan perineum
• Robekan yang termasuk
adalah grade I(kulit dan
mukosa vagina) dan grade
II(otot superfisial, tidak
mengenai sfingter ani).
Dikategorikan episiotomi
dengan robekan dan tanpa
episiotomi dengan robekan
perineum.
• Lama kala II
• Lama antara pembukaan
lengkap dan bayi lahir,
dalam satuan menit
Variabel Penelitian
Variabel independen : primipara
1.Variabel dependen : letak rahim (prolaps uteri)
1.Variabel intervening : berat badan bayi lahir, lama kala II,
episiotomi/ robekan perineum.
Definisi Operasional
Tabel 3 Definisi operasional
Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Primipara Wanita pertama kali melahirkan, 24 minggu
pasca salin: 24 minggu setelah tanggal
melahirkan.
Anamnesa dan rekam
medis
Observasi 0 = Bukan primipara
1 = Primipara
Nominal
Letak Rahim (prolaps
uteri)
Kondisi dimana terdapat penurunan atau
penonjolan rahim yang berada pada rongga
panggul wanita kedalam liang jalan lahir
sampai keluar dari jalan lahir. (Pasca
persalinan 24 minggu).
Metode POP-Q
(Pelvic organ prolapse
quantification)
Observasi dan
pengukuran
0 = Normal, bila titik C < - (TVL -
2)
1= Prolaps uteri, bila titik C > -
(TVL -2)
Nominal
Berat bayi Berat badan bayi yang dinilai saat dilahirkan. Rekam medik Observasi dan
penimbangan
1 = < 3325 gram
2 = > 3325 gram
Nominal
Kala 2 Lama antara pembukaan lengkap dan bayi
lahir, dalam satuan menit.
Rekam medik Observasi 1 = < 60 menit
2 = > 60 menit
Nominal
Robekan perineum Laserasi pada perineum dari kulit perineum
sampai mukosa rektum yang terjadi saat
persalinan, baik dengan episiotomi maupun
tanpa episiotomi
Rekam medik Observasi 1 = Episiotomi dengan ruptur
perineum
2 = Tanpa episiotomi dengan
ruptur perineum
Nominal
Alat Dan Bahan
a. Alat tulis : 1 set
b. Penggaris : 1 buah
c. Sonde : 1 buah
d. Sims atas dan bawah : 2 buah
e. Handscoen : 50 pasang
f. Bengkok : 1 unit
g. Bahan antiseptik : 1 botol
h. Kassa steril : 20 kotak
i. Lampu sorot : 1 unit
Tahap Perkerjaan
TAHAP PERSIAPAN
1.Mengupayakan surat izin penelitian dari Ketua
Program Studi Pendidikan Obstetri Ginekologi
Fakultas Kedokteran Sriwijaya, Palembang
1.Mengajukan surat izin penelitian kepala Direktur
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
1.Mempersiapkan Bahan untuk Penelitian
TAHAP PELAKSAAN
Setiap pasien yang memenuhi kriteria penelitian diberikan penjelasan mengenai penelitian yang
akan dilakukan, bagi yang setuju berpartisipasi dalam penelitian ini diminta untuk
menandatangani lembar informed consent yang telah disediakan untuk penelitian.
Seluruh sampel dilakukan anamnesis dan pemeriksaan ginekologi sesuai standar prosedur
Obgin di RSMH.
Sampel dilakukan rangkaian pemeriksaan anamnesis, pemeriksaan fisik dan ginekologi untuk
mengetahui status primipara, berat badan bayi lahir, lama kala II, episiotomi/ robekan
perineum
Pemeriksaan prolaps uteri dilakukan dengan metode POP-Q pascapersalinan 24 minggu.
Parameter Keberhasilan
Ditemukan hubungan signifikan jikan p-value < 0,05 antara bayi
berat lahir, lama kala II, robekan perineum dengan prolapse uteri
pasca persalinan 24 minggu
Analisis Data
Analisi Univariat
Digunakan untuk mengetahui presentase dari hasil
setiap variabel yang ditampilkan dalam bentuk
distribusi frekuensi berupa data berat badan bayi
lahir, lama kala II, episiotomi/ robekan perineum dan
letak rahim (prolaps uteri)
Analisis Data
Analisis Bivariat
Analisi Data
Software SPSS
versi 21
Pengujian
hipotesis
Uji komparasi
tidak berpasangan
dengan uji chi-
square
Hubungan
antara varian
bebas dan terikat
Analisis bivariat
Alur Penelitian
Analisis data
Subyek penelitian
Memenuhi kriteria inklusi & eksklusi
Pengukuran prolaps uteri
metode POP-Q pasca persalinan 24 minggu
Tabulasi Data
Rencana Tabel
Dan Analisis Data
Variabel dianalisis secara univariate dan
disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi
(untuk data yang bersifat kategorik) dan
mean+standar deviasi (untuk data yang
bersifat numerik).
Tabel 4. Dummy table Karekteristik Demograpik
Karakteristik Prolap Non Prolap p
N % N %
Usia Ibu
18-25 tahun
25-30 tahun
30-35 tahun
Suku
Sumatera
Jawa
Sulawesi
Kalimantan
Papua
Berat badan bayi lahir
> 3325 gram
< 3325 gram
Kala II (menit)
< 60 menit
> 60 menit
Robekan perineum
Episiotomi dengan ruptur
Tanpa episiotomi dengan ruptur
Rencana Tabel dan Analisis Data
Tabel 5. Dummy table hasil uji bivariat hubungan berat badan bayi lahir dengan kejadian prolaps uteri wanita
primipara pasca persalinan pervaginam 24 minggu
Berat badan bayi
lahir (dalam gram)
Prolaps uteri
P value PR CI 95%
Ya Tidak
N (%) N (%)
> 3325
< 3325
Tabel 6. Dummy table hasil uji bivariat hubungan lama kala II dengan kejadian prolaps uteri wanita primipara
pasca persalinan pervaginam 24 minggu
Kala II (dalam menit)
Prolaps uteri
P value PR CI 95%
Ya Tidak
N (%) N (%)
> 60
< 60
Rencana Tabel dan Analisis Data
Tabel 7. Dummy table hasil uji bivariat hubungan robekan perineum dengan kejadian prolaps uteri wanita primipara
pasca persalinan pervaginam 24 minggu
Robekan perineum
Prolaps uteri
P value PR CI 95%
Ya Tidak
N (%) N (%)
Episiotomi dengan ruptur
Tanpa episiotomi dengan
ruptur
JURIFIKASI ETIK
v
Rangkuman Karakteristik Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
“Penelitian observasional deskriptif dengan desain cross
sectional”.
Penelitian ini menggunakan
• Variabel independen : pasien primipara
• Variabel dependen : letak rahim ( prolapse uteri)
• Variabel intervening : berat badan bayi lahir, lama kala II,
episiotomi/ robekan perineum
v
Prosedur Informed Conssent
Peneliti akan secara jujur mengatakan apa yang
akan dilakukan terhadap sampel, data yang
diperoleh, apa untungnya, akibat, risiko yang akan
terjadi, serta apa yang akan dilakukan untuk
mengatasi terhadap risiko tersebut.
1.Kerahasiaan data penderita akan dijaga walaupun
penderita meninggal dunia
v
Landasan Keilmuan Penelitian
Dasar panggul terbentuk dari otot, fasia
endopelvis  Apabila oto lemah 
lligamen dan jaringan teregang  rusak
 organ panggul akan turun dan keluar
dari vagina
POP  turunnya Rahim dari posisi
anatomis yang normal berupa
penonjolan ke vagina keluar maupun
penekanan dinding vagina
Prolapsus organ panggul lebih
sering terjadi setelah persalinan,
tetapi umumnya tanpa disertai gejala
atau bersifat asimptomatik.
Seiring dengan meningkatnya usia
harapan hidup dan meningkatnya populasi
usia lanjut maka prevalensi prolapsus
organ panggul pun semakin meningkat 
sehingga harus dideteksi sedari dini agar
prevalensinya tidak semakin meningkat
v
Analisis Kelayakan Etik
Penelitian ini telah mempunyai landasan scientific yang kuat sehingga penelitian dapat
diperkirakan akan memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan dan manfaat.
Tidak ada beban khusus yang ditanggung subjek dengan keikutsertaannya dalam
penelitian
Tidak ada masalah khusus yang akan dihadapi subjek penelitian karena prosedur
tindakan medis akan dilaksanakan sebaik-baiknya dan tidak akan menghambat tindakan
yang akan diambil bila subjek membutuhkan tindakan lanjutan
Penderita akan dilakukan adil dan tidak diskriminasi.
Simpulan
Penelitian ini akan dilaksanakan berdasarkan landasan keilmuan yang kuat,
bermanfaat untuk dilaksanakan, dengan cara yang baik, tidak membahayakan
subjek dan dilaksanakan sepenuhnya menghormati martabat manusia
Peneliti berkesimpulan penelitian ini LAYAK ETIK untuk dilaksanakan
PENUTUP
Rencana Pelaporan
Hasil penelitian akan dilaporkan setelah kegiatan penelitian
selesai. Laporan akan disusun dalam bentuk tesis dan
akan dipresentasikan di depan dewan penguji tesis PPDS I
bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unsri/ RSMH
Palembang.
Jadwal Kerja
Tabel 8. Jadwal kerja
Bulan / kegiatan
2020 2021
6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4
Merancang
proposal
 
Pengajuan
proposal

Seminar proposal 
Pengumpulan data     
Analisis dara  
Pelaporan  
Ujian tesis 
Logistik
Tabel 9. Perkiraan biaya penelitian
No
.
Jenis pembiayaan Estimasi dana
1 ATK Rp. 2.000.000
2 Biaya publikasi Rp. 3.500.000
3 Kepustakaan Rp. 2.000.000
4 Biaya pelaporan Rp. 2.000.000
5. Seminar dan ujian Rp. 5.000.000
6. Biaya tak terduga Rp. 2.000.000
Total Rp 16.500.000
Lampiran
Lampiran 1
Lampiran 2
TERIMA
KASIH

More Related Content

Similar to 126558_Proposal Penelitian NAL.pptx

Distosia & Kelainan Letak Malposisi.ppt
Distosia & Kelainan Letak Malposisi.pptDistosia & Kelainan Letak Malposisi.ppt
Distosia & Kelainan Letak Malposisi.pptRahmaYk2
 
Mengetahui identifikasi kejadian partus lama pada ibu bersalin di ruang kebi...
Mengetahui identifikasi  kejadian partus lama pada ibu bersalin di ruang kebi...Mengetahui identifikasi  kejadian partus lama pada ibu bersalin di ruang kebi...
Mengetahui identifikasi kejadian partus lama pada ibu bersalin di ruang kebi...Operator Warnet Vast Raha
 
ASUHAN PERSALINAN NORMAL DAN DISTOSIA BAHU WS CME 2015.pdf
ASUHAN PERSALINAN NORMAL DAN DISTOSIA BAHU WS CME 2015.pdfASUHAN PERSALINAN NORMAL DAN DISTOSIA BAHU WS CME 2015.pdf
ASUHAN PERSALINAN NORMAL DAN DISTOSIA BAHU WS CME 2015.pdfNikadekRerywidiantar
 
5P dalam persalinan-dikompresi.pdf
5P dalam persalinan-dikompresi.pdf5P dalam persalinan-dikompresi.pdf
5P dalam persalinan-dikompresi.pdfLindaYulyani1
 
referat-papp-a-dr-bambang
 referat-papp-a-dr-bambang referat-papp-a-dr-bambang
referat-papp-a-dr-bambangArya Ningrat
 
LP ASKEB PERSALINAN PATOL ERFANDA PUSPITA .doc
LP ASKEB PERSALINAN PATOL ERFANDA PUSPITA .docLP ASKEB PERSALINAN PATOL ERFANDA PUSPITA .doc
LP ASKEB PERSALINAN PATOL ERFANDA PUSPITA .docElviWidiastutiSpog
 
Konsep dasar ibu hamil normal dan komplikasi
Konsep dasar ibu hamil normal dan komplikasiKonsep dasar ibu hamil normal dan komplikasi
Konsep dasar ibu hamil normal dan komplikasipjj_kemenkes
 
Konsep dasar ibu hamil normal dan komplikasi
Konsep dasar ibu hamil normal dan komplikasiKonsep dasar ibu hamil normal dan komplikasi
Konsep dasar ibu hamil normal dan komplikasipjj_kemenkes
 
contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil ny
contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil nycontoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil ny
contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil nyAnnisa Rabbani
 
Kegawatdaruratan Obstetri - Kapan Harus Merujuk Yudianto 30 Okt 2021.pdf
Kegawatdaruratan Obstetri - Kapan Harus Merujuk Yudianto 30 Okt 2021.pdfKegawatdaruratan Obstetri - Kapan Harus Merujuk Yudianto 30 Okt 2021.pdf
Kegawatdaruratan Obstetri - Kapan Harus Merujuk Yudianto 30 Okt 2021.pdfArinSahara1
 
Fisiografi persalinansdjfsjkdgf
Fisiografi persalinansdjfsjkdgfFisiografi persalinansdjfsjkdgf
Fisiografi persalinansdjfsjkdgfVimz SpecialOps
 
MEKANISME KONTROL PADA PERTUMBUHAN KRANIOFASIAL.pptx
MEKANISME KONTROL PADA PERTUMBUHAN KRANIOFASIAL.pptxMEKANISME KONTROL PADA PERTUMBUHAN KRANIOFASIAL.pptx
MEKANISME KONTROL PADA PERTUMBUHAN KRANIOFASIAL.pptxZiazahbia
 
Fisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalFisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalDokter Tekno
 
Konsepsi, fertilisasi dan implantasi poltekkes sby
Konsepsi, fertilisasi dan implantasi poltekkes sbyKonsepsi, fertilisasi dan implantasi poltekkes sby
Konsepsi, fertilisasi dan implantasi poltekkes sbyTriana Septianti
 

Similar to 126558_Proposal Penelitian NAL.pptx (20)

Distosia & Kelainan Letak Malposisi.ppt
Distosia & Kelainan Letak Malposisi.pptDistosia & Kelainan Letak Malposisi.ppt
Distosia & Kelainan Letak Malposisi.ppt
 
Mengetahui identifikasi kejadian partus lama pada ibu bersalin di ruang kebi...
Mengetahui identifikasi  kejadian partus lama pada ibu bersalin di ruang kebi...Mengetahui identifikasi  kejadian partus lama pada ibu bersalin di ruang kebi...
Mengetahui identifikasi kejadian partus lama pada ibu bersalin di ruang kebi...
 
ASUHAN PERSALINAN NORMAL DAN DISTOSIA BAHU WS CME 2015.pdf
ASUHAN PERSALINAN NORMAL DAN DISTOSIA BAHU WS CME 2015.pdfASUHAN PERSALINAN NORMAL DAN DISTOSIA BAHU WS CME 2015.pdf
ASUHAN PERSALINAN NORMAL DAN DISTOSIA BAHU WS CME 2015.pdf
 
Distosia bahu
Distosia bahuDistosia bahu
Distosia bahu
 
Lp sc
Lp scLp sc
Lp sc
 
5P dalam persalinan-dikompresi.pdf
5P dalam persalinan-dikompresi.pdf5P dalam persalinan-dikompresi.pdf
5P dalam persalinan-dikompresi.pdf
 
PPT DDH.pptx
PPT DDH.pptxPPT DDH.pptx
PPT DDH.pptx
 
referat-papp-a-dr-bambang
 referat-papp-a-dr-bambang referat-papp-a-dr-bambang
referat-papp-a-dr-bambang
 
LP ASKEB PERSALINAN PATOL ERFANDA PUSPITA .doc
LP ASKEB PERSALINAN PATOL ERFANDA PUSPITA .docLP ASKEB PERSALINAN PATOL ERFANDA PUSPITA .doc
LP ASKEB PERSALINAN PATOL ERFANDA PUSPITA .doc
 
Konsep dasar ibu hamil normal dan komplikasi
Konsep dasar ibu hamil normal dan komplikasiKonsep dasar ibu hamil normal dan komplikasi
Konsep dasar ibu hamil normal dan komplikasi
 
Konsep dasar ibu hamil normal dan komplikasi
Konsep dasar ibu hamil normal dan komplikasiKonsep dasar ibu hamil normal dan komplikasi
Konsep dasar ibu hamil normal dan komplikasi
 
contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil ny
contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil nycontoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil ny
contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil ny
 
Kegawatdaruratan Obstetri - Kapan Harus Merujuk Yudianto 30 Okt 2021.pdf
Kegawatdaruratan Obstetri - Kapan Harus Merujuk Yudianto 30 Okt 2021.pdfKegawatdaruratan Obstetri - Kapan Harus Merujuk Yudianto 30 Okt 2021.pdf
Kegawatdaruratan Obstetri - Kapan Harus Merujuk Yudianto 30 Okt 2021.pdf
 
65772511 proposal-farid
65772511 proposal-farid65772511 proposal-farid
65772511 proposal-farid
 
Fisiografi persalinansdjfsjkdgf
Fisiografi persalinansdjfsjkdgfFisiografi persalinansdjfsjkdgf
Fisiografi persalinansdjfsjkdgf
 
MEKANISME KONTROL PADA PERTUMBUHAN KRANIOFASIAL.pptx
MEKANISME KONTROL PADA PERTUMBUHAN KRANIOFASIAL.pptxMEKANISME KONTROL PADA PERTUMBUHAN KRANIOFASIAL.pptx
MEKANISME KONTROL PADA PERTUMBUHAN KRANIOFASIAL.pptx
 
Seminar sc i AKPER PEMDA MUNA
Seminar sc i AKPER PEMDA MUNA Seminar sc i AKPER PEMDA MUNA
Seminar sc i AKPER PEMDA MUNA
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Fisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalFisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normal
 
Konsepsi, fertilisasi dan implantasi poltekkes sby
Konsepsi, fertilisasi dan implantasi poltekkes sbyKonsepsi, fertilisasi dan implantasi poltekkes sby
Konsepsi, fertilisasi dan implantasi poltekkes sby
 

More from benedicta bestari

More from benedicta bestari (8)

do we need high dose vit d supplementation.pptx
do we need high dose vit d supplementation.pptxdo we need high dose vit d supplementation.pptx
do we need high dose vit d supplementation.pptx
 
VTE assessment and prophylaxis.ppt
VTE assessment and prophylaxis.pptVTE assessment and prophylaxis.ppt
VTE assessment and prophylaxis.ppt
 
Enoxaparin for Stroke.ppt
Enoxaparin for Stroke.pptEnoxaparin for Stroke.ppt
Enoxaparin for Stroke.ppt
 
Metabolism of Albumin.pptx
Metabolism of Albumin.pptxMetabolism of Albumin.pptx
Metabolism of Albumin.pptx
 
CoQ10 in Asthma.pptx
CoQ10 in Asthma.pptxCoQ10 in Asthma.pptx
CoQ10 in Asthma.pptx
 
hpv vaccine.ppt
hpv vaccine.ppthpv vaccine.ppt
hpv vaccine.ppt
 
2 Days Training Module 6..pptx
2 Days Training Module 6..pptx2 Days Training Module 6..pptx
2 Days Training Module 6..pptx
 
rabies.pdf
rabies.pdfrabies.pdf
rabies.pdf
 

Recently uploaded

Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
ATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA
ATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKAATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA
ATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKAVeonaHartanti
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfsubki124
 
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASNursKitchen
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.pptkerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.pptputrisari631
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptxfurqanridha
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxMateriSMPTDarulFalah
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfEirinELS
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARElviraDemona
 
Materi Pertemuan 4 Materi Pertemuan 4.pptx
Materi Pertemuan 4 Materi Pertemuan 4.pptxMateri Pertemuan 4 Materi Pertemuan 4.pptx
Materi Pertemuan 4 Materi Pertemuan 4.pptxRezaWahyuni6
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfTeukuEriSyahputra
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 
Jaringan Komputer dan Internet - Informatika Kelas XI.pptx
Jaringan Komputer dan Internet - Informatika Kelas XI.pptxJaringan Komputer dan Internet - Informatika Kelas XI.pptx
Jaringan Komputer dan Internet - Informatika Kelas XI.pptxarbidu2022
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMPNiPutuDewikAgustina
 
Materi Pertemuan 1Materi Pertemuan 1.pptx
Materi Pertemuan 1Materi Pertemuan 1.pptxMateri Pertemuan 1Materi Pertemuan 1.pptx
Materi Pertemuan 1Materi Pertemuan 1.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
ATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA
ATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKAATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA
ATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.pptkerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
Materi Pertemuan 4 Materi Pertemuan 4.pptx
Materi Pertemuan 4 Materi Pertemuan 4.pptxMateri Pertemuan 4 Materi Pertemuan 4.pptx
Materi Pertemuan 4 Materi Pertemuan 4.pptx
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
Jaringan Komputer dan Internet - Informatika Kelas XI.pptx
Jaringan Komputer dan Internet - Informatika Kelas XI.pptxJaringan Komputer dan Internet - Informatika Kelas XI.pptx
Jaringan Komputer dan Internet - Informatika Kelas XI.pptx
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
Materi Pertemuan 1Materi Pertemuan 1.pptx
Materi Pertemuan 1Materi Pertemuan 1.pptxMateri Pertemuan 1Materi Pertemuan 1.pptx
Materi Pertemuan 1Materi Pertemuan 1.pptx
 

126558_Proposal Penelitian NAL.pptx

  • 1. PROPOSAL PENELITIAN HUBUNGAN BERAT BAYI LAHIR, KALA II DAN EPISIOTOMI PADA PERSALINAN PERVAGINAM DENGAN PROLAPS UTERI PASCA PERSALINAN 24 MINGGU Penyaji Dr. Radinal Yusivanandra Prayitno Penguji: DR. Dr. H. Heriyadi Manan, SpOG (K), MARS DR. Dr. H. Ferry Yusrizal, SpOG (K), M.Kes Dr. Awan Nurtjahyo, SpOG (K) Pembimbing : Dr. H. Amir Fauzi, SpOG (K), Ph.D Dr. Ratih Krisna, SpOG (K) Dr. Theodorus M. Med. Sc DEPARTEMEN OBSTETRIK DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA RUMAH SAKIT Dr. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG 2020
  • 3. Latar Belakang Persalinan pervaginam  penyebab utama kerusakan dasar panggul POP (Prolapsus Organ Genital) Turunnya organ pelvis dari posisi anatomis yang normal Seiring dengan meningkatnya usia harapan hidup dan meningkatnya populasi usia lanjut maka prevalensi prolapsus organ panggul pun semakin meningkat Berdasarkan uraian diatas ingin diketahui “Perubahan letak organ panggul khususnya prolap uteri pada primipara pasca persalinan pervaginam 24 minggu memakai metode yang sederhana dan obyektif dengan menggunakan POP-Q.” 1. Bartolini M A T, Drutz H P, Lovatsis D, Alarab M, 2010. Vaginal Delivery and Pelvic Floor Dysfunction : Current Evidence and Implication for Future Research. Int Urogynecol J; 21: 1025-1030. 2. Braekken I H. Pelvic Floor Muscle Function and Pelvic Organ Prolape. (Dissertation) The Norwegian School of Sport Sciences;2010. 4. ACOG ,2007, Pelvic Organ Prolapsuse ,Vol 110,No 3,717-296. 5. Kuncharapu, I., Maheroni, B. A. & Johnson, D. W. (2010) Pelvic Organ Prolapsuse. American Academy of Family Physicians, 81(9), 1111-20.6 6.. Giarenis Iand Robinson D. Prevention and managementof pelvic organ prolapsuse. F1000Prime Reports 2014, 6:77.
  • 4. Rumusan Masalah Apakah ada hubungan berat bayi lahir, kala II, episiotomi pada persalinan pervaginan dengan terjadinya prolaps uteri pada primipara pasca persalinan pervaginam 24 minggu ?
  • 5. Tujuan Penelitian TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS Mengetahui hubungan berat bayi lahir, kala II, episiotomi pada persalinan pervaginan dengan terjadinya prolaps uteri pada primipara pasca persalinan pervaginam 24 minggu. 1. Mengetahui letak rahim (prolaps uteri) dengan metode POP-Q pada primipara pasca persalinan pervaginam 24 minggu 2. Mengetahui kejadian prolaps uteri berdasarkan karakteristik berat badan bayi lahir, lama kala II, episiotomi/ robekan perineum.
  • 6. Manfaat Penelitain AKADEMIS KLINIS PENELITIAN Memberikan sumbangan akademis untuk data statistik mengenai perubahan letak organ panggul khususnya prolaps uteri pada primipara pasca persalinan pervaginam 24 minggu pada wanita Indonesia Membantu tenaga medis untuk mendeteksi dini perubahan letak organ panggul khususnya prolaps uteri pasca persalinan pervaginam 24 minggu sehingga dapat dilakukan manajemen yang tepatv Sebagai dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang karakteristik lain yang menyebabkan prolaps uteri
  • 7. Hipotesis Penelitian H0 • Berat bayi lahir, kala II, episiotomi pada persalinan pervaginan tidak dapat menjadi penyebab prolaps uteri pada primipara pasca persalinan pervaginam 24 minggu H1 • Berat bayi lahir, kala II, episiotomi pada persalinan pervaginan dapat menjadi penyebab prolaps uteri pada primipara pasca persalinan pervaginam 24 minggu
  • 9. Anatomi Dasar Panggul Gambar 1. Tulang - tulang panggul beserta ligamen Dikutip dari Barber38 Kerangka panggul dibentuk oleh Tulang sakrum, coccyx dan sepasang tulang panggul Menyatu dibagian depan membentuk simfisis pubis
  • 10. Anatomi Dasar Panggul Gambar 2. Orientasi tulang-tulang panggul saat posisi berdiri Dikutip dari Barber38 Pada saat wanita berdiri, spina iliaka anterior superior (SIAS) dan tepi depansimfisis pubis berada pada bidang vertikal
  • 11. Anatomi Dasar Panggul Kompleks otot-otot levator ani terdiri dari pubococcygeus (puboviseral), puborectalis, dan iliococcygeus, Penggabungan otot-otot levator ani pada garis tengah disebut dengan levator plate Gambar 3. Ilustrasi otot-otot dasar panggul Dikutip dari Barber38
  • 12. Anatomi Dasar Panggul Gambar 4.Ilustrasi axis vagina normal Dikutip dari Ewies DeLancey membagi dasar panggul atas 3 level : • Level I ( Jaringan penyokong panggul proksimal) • Level II (Jaringan penyokong panggul tengah) • Level III (Jaringan penyokong panggul distal)
  • 13. Gambar 5. Organ panggul normal dan tipe prolapsus organ panggul Dikutip dari Women Health Queensland.40 Definisi Prolapsus Organ Panggul (POP) Turunnya organ pelvis (kandung kemih, uterus dan rektum) dari posisi anatomis yang normal berupa penonjolan ke vagina keluar maupun penekanan dinding vagina Etiologi : disfungsi otot dasar panggul, ligamentus dan fascia Dibagi menjadi : • Uterus ( uterine prolapse) • Ujung vagina ( apical vaginal prolapse) • Vagina anterior (cystocele) • Vagina posterior ( rectocele) 4. ACOG ,2007, Pelvic Organ Prolapsuse ,Vol 110,No 3,717-29 5. Kuncharapu, I., Maheroni, B. A. & Johnson, D. W. (2010) Pelvic Organ Prolapsuse. American Academy of Family Physicians, 81(9), 1111-20. 6. Giarenis Iand Robinson D. Prevention and managementof pelvic organ prolapsuse. F1000Prime Reports 2014, 6:77. 7. Hagen S, Stark D. Conservative prevention and management of pelvic organ prolapsuse in women. Cochrane Database of Systematic Reviews 2011, Issue 12.
  • 14. Gejala Klinis Prolapsus Organ Panggul Tabel 1. Gejala klinis wanita dengan POP Vagina  Adanya perasaan penonjolan dan penurunan organ panggul  Rasa berat dan tekanan di daerah vagina Saluran kencing  Inkontinensia urin  Sering kencing  Tidak bisa menahan kencing  Kelemahan dan pemanjangan aliran kencing  Rasa tidak tuntas saat kencing  Retensio urin Saluran pencernaan  Inkontinensia flatus dan feses yang lembek atau cair  Rasa tidak tuntas saat BAB  Peneranan selama BAB  Evakuasi manual selama BAB  Sensasi obstruksi selama defekasi Seksual  Dispareunia Dikutip dari Lee, Brækken dan Culligan10,12,1
  • 15. Klasifikasi derajat POP The International Continence Society, The American Urogynecologic Society, dan The Society of Gynecologic Surgeons (1996), telah menyepakati bahwa Pelvic Organ Prolapsuse Quantification (POP-Q) sebagai suatu sistem terstandarisasi untuk mendiskripsikan prolapsus uterus Gambar 6. Standarisasi stadium prolapsus uterus berdasarkan klasifikasi POP-Q Dikutip dari Schorge39 13. Chen B, Wen Y, Polan ML (2004) Elastolytic activity in women with stressurinary incontinence and pelvic organ prolapsuse. Neurourol Urogyn 23: 119-126. 14. Schorge JQ,Schaffer JI,Halvorson LM, Hoffman BL,Bradshaw KD,Cunningham FG. Williams Gynecology. In: Pelvic Organs prolapsused. The McGraw-Hill Companies,inc.2012;p. 633 –655.
  • 16. Klasifikasi derajat POP POP-Q Hasil adaptasi dari sistem Baden dan Walker dengan mengukur 9 tempat untuk membentuk sebuah profil vagina Gambar 7. Skema POP-Q Dikutip dari Schorge39 Pengukuran dalam sentimeter ke dalam vagina digambarkan dengan nilai negatif, atau jika prolapsus meluas ke luar cincin himen, digambarkan dengan bilangan positif 14. Schorge JQ,Schaffer JI,Halvorson LM, Hoffman BL,Bradshaw KD,Cunningham FG. Williams Gynecology. In: Pelvic Organs prolapsused. The McGraw-Hill Companies,inc.2012;p. 633 –655.
  • 17. Ke-9 ukuran vaginal dituis dalam sebuat stadium  0-4  Sistem Klasifikasi POP-Q sudah divalidasi  STANDART PEMERIKSAAN POP Tabel 2. Stadium prolapsus organ panggul Dikutip dari Chen dan Schorge dkk13,39 Stadium 0 Tidak terlihat adanya prolapsus. Titik Aa, Ap, Ba, Bp semuanya -3 cm dan titik C antara panjang vagina secara keseluruhan (TVL) dan (TVL -2) cm Stadium I Bagian yang paling distal dari prolapsus> 1 cm di atas himen Stadium II Bagian yang paling distal dari prolapsus ≤ 1 cm di bagian proksimal atau distal terhadap himen Stadium III Bagian yang paling distal dari prolapsus> 1 cm di bagian bawah himen, namun tidak lebih dari 2 cm dibandingkan dengan panjang vagina secara keseluruhan Stadium IV Eversi vagina komplit sampai dengan hampir komplit. Bagian yang paling distal dari prolapsus mengalami protrusi sampai (TVL -2) cm Gambar 8. Stadium prolapsus uterus Dikutip dari Chen dan Schorge dkk13,39 13. Chen B, Wen Y, Polan ML (2004) Elastolytic activity in women with stressurinary incontinence and pelvic organ prolapsuse. Neurourol Urogyn 23: 119-126. 14. Schorge JQ,Schaffer JI,Halvorson LM, Hoffman BL,Bradshaw KD,Cunningham FG. Williams Gynecology. In: Pelvic Organs prolapsused. The McGraw-Hill Companies,inc.2012;p. 633 –655.
  • 18. Dampak kehamilan dan persalinan terhadap Prolapsus Organ Panggul Regangan mekanik dan adaptasi anatomi Kehamilan dan persalinan  dasar panggul rentan rusak Selama proses  ibu dan janin  adapatasi  mengurangi regangan Janin  moulase  pengurangan lingkar kepala janin Ibu  hipertrofi otot polos, relaksasi jaringan ikat dan peningkatan lubrikasi Pada nullipara  waktu persalinan lama Tekanana antara kepala janin dan dinding vagina 100-230 mmHg Sehingga tidak mengejutkan apabila hal tersebut terjadi dalam beberapa jam saja seringkali dapat mengakibatkan sekuele secara fisik baik pada jaringan ikat, otot, saraf, maupun organ di dalam panggul 16. Aronson, M.P. 2009. Vaginal Birth and Pelvic Floor Dysfunction. (serial online), [cited 2011 15, Culligan P.J., Goldberg, R.P. 2007. Urogynecology in Primary Care. London: Springer Verlag London. p.21-33. Jan 16]. Available from: URL:http://neogs.org/Syllabus/Fall%20Program%202009/Aaronson%2009.11%20S%20Vaginal%20Birth%20and%20Pelvic%20Floor%20Dysfunction,%20NEOGS.pdf 17. Theobald, P.V., Zimmerman, C.W., Davila, G.W. 2011. New Techniques in Genital Prolapse Surgery. London: Springer Verlag London.p.3-10. 18. Vasavada, S.P., Appell, R.A., Sand, P.K., Raz, S. 2005 Female Urology, Urogynecology and Voiding Dysfunction. New York: Marcel Dekker. p.95-118.
  • 19. Dampak kehamilan dan persalinan terhadap Prolapsus Organ Panggul Kerusakan Saraf Pudendus Gambar 9. Perjalanan Saraf Pudensus Dikutip dari Culligan dkk dan Segedi dkk.15,41 Snooks dan Swash • Kerusakan saraf pudendus yang reversibel sering terjadi pada persalinan pervaginam  dapat dicegah dengan persalinan secara seksio sesarea 15, Culligan P.J., Goldberg, R.P. 2007. Urogynecology in Primary Care. London: Springer Verlag London. p.21-33.
  • 20. Dampak kehamilan dan persalinan terhadap Prolapsus Organ Panggul Kerusakan Jaringan Ikat, Ligamentus, dan Tulang Panggul Kerusakan jaringan ikat dasar panggul hampir sulit untuk dicegah selama proses persalinan. Penelitian pada etiologi dan penatalaksanaan prolapsus organ panggul  mengidentifikasi lepas dan rusaknya tempat tertentu atau spesifik dari jaringan ikat endopelvis dari insersinya secara anatomis, Penelitian kasus kontrol terhadap 92 wanita  bentuk atau kurvatura tulang belakang yang abnormal memiliki risiko sebesar 3,2 kali lebih tinggi POP 15, Culligan P.J., Goldberg, R.P. 2007. Urogynecology in Primary Care. London: Springer Verlag London. p.21-33.
  • 21. Dampak kehamilan dan persalinan terhadap Prolapsus Organ Panggul Kerusakan Levator Ani Otot levator ani merupakan komponen yang penting sebagai penyangga dasar panggul Ototilio koksigeus berperan menahan organ panggul sehinggal kejadian POP tidak terjadi akibat peningkatan tekanan intraabdominal - Kerusakan otot levator ani baik akibat kerusakan otot selama persalinan secara langsung maupun tidak langsung oleh karena terjadi kerusakan saraf akhirnya mengarah pada prolapsus panggul dan atau inkontinensia urin 15. Culligan P.J., Goldberg, R.P. 2007. Urogynecology in Primary Care. London: Springer Verlag London. p.21-33 18. Vasavada, S.P., Appell, R.A., Sand, P.K., Raz, S. 2005 Female Urology, Urogynecology and Voiding Dysfunction. New York: Marcel Dekker. p.95-118. 19. Koelbl, H., Nitti, V. 2007. Pathophysiology of Urinanry Incontinence, Faecal Incontinence and Pelvic Organ Prolapse. (serial online), [cited 2011 Jan 12]. Available from: URL: http://www.icsoffice.org/Publications/ICI_4/files- book/Comite-4.pdf. 20. Bertozzi, S., Londero A.P., Frucalzo,A., Driul, L., Delneri, C., Calcagno, P., Marchesoni, D. 2011. Impact of Episiotomy on Pelvic Floor Disorders and Their Influence on Women’s Wellness after The Sixth Month Postpartum: a Retrospective Study. (serial online), [cited 2011 Jan 15]. Available from: URL: http://www.biomedcentral.com/1472-6874/11/12 21. Itrich, J. 2006. Pregnancy and Mode of Delivery May Contribute to Pelvic Floor Disorders. (serial online), [cited 2011 Jan 15]. Available from: URL: http://ucsdnews.ucsd.edu/newsrel/health/pelvic06.asp
  • 22. Dampak kehamilan dan persalinan terhadap Prolapsus Organ Panggul Cedera Perineum dan Sfingter ani 15, Culligan P.J., Goldberg, R.P. 2007. Urogynecology in Primary Care. London: Springer Verlag London. p.21-33. Gambar 10. Gambaran kerusakan otot pada perineum Dikutip dari Chen13 Kerusakan perineum, baik oleh karena episiotomi atau pun laserasi secara spontan, dapat mengakibatkan hilangnya tonus vagina dan atau anus
  • 23. Faktor Resiko Prolapsus Organ Panggul Wu dkk • Riwayat persalinan per vaginam merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko kejadian POP dibandingkan persalinan dengan seksio sesare Quiroz dkk • Persalinan per vaginam yang pertama berhubungan dengan peningkatan risiko POP (OR 9,73; KI 95% 2,68-35,4) Diez dkk • Persalinan spontan meningkatkan risiko untuk POP 3 kali (OR 3.19; KI 95% 1.07–9.49) dan persalinan dengan alat lebih dari 5 kali (OR 5.52; KI 95% 1.79–17.30) bila dibandingkan dengan seksio sesarea Persalinan Per Vaginam 31. Valsky DV, Lipschuetz M, Bord A, Eldar I, Messing B. Fetal head circumference and length of second stage of labor are risk factors for levator ani muscle injury, diagnosed by 3-dimensional transperineal ultrasound in primiparous women. American Journal of Obstetrics & Gynecology.2009:91e1-e6. 32/ Rortveit G, Brown J, Thom D, Eeden SVD, Creasman J, Subak L. Symptomatic Pelvic Organ Prolapsuse Prevalence and Risk Factors in a Population-Based, Racially Diverse Cohort. OBSTETRICS & GYNECOLOGY.2007;109(6):1396-403. 34. Santoso B. Budi Iman Santoso Assessment (BISA): a model for predicting levator ani injury after vaginal delivery. Med J Indones.2012;21:102-7.
  • 24. Faktor Resiko Prolapsus Organ Panggul Kala Dua Lama Kala dua yang memanjang dapat menyebabkan trauma jaringan lunak dan kerusakan neuromuskuler pada dasar panggul Kearney dkk melaporkan peningkatan terjadinya defek otot levator ani pada persalinan dengan kala dua yang memanjang pada primipara Valsky dkk yang menyimpulkan bahwa kala dua lama merupakan salah satu faktor risiko dari avulsi levator ani. 36. Victoria L. Handa M, MHS, Joan L. Blomquist M, Kelly C. McDermott B, SarahFriedman M, Alvaro Muñoz P. Pelvic Floor Disorders After Childbirth: Effect ofEpisiotomy, Perineal Laceration, and Operative Birth. Obstet Gynecol. 2012 119(2 ): 233–9. 37. Susan L. Hendrix D, Amanda Clark M, Ingrid Nygaard M, Aaron Aragaki M, Vanessa Barnabei M, Anne McTiernan M, PhD. Pelvic organ prolapsuse in the Women’s Health Initiative: Gravity and gravidity. American journal of obstetrics and gynecology. 2002;186:1160-6.
  • 25. Faktor Resiko Prolapsus Organ Panggul Berat Badan Lahir ( BBL) bayi Santoso dalam disertasinya menemukan berat janin > 3325 gram sebagai faktor risiko terjadinya trauma levator ani Berat badan lahir bayi yang besar dan posisi oksiput posterior secara bersama-sama akan meningkatkan risiko terjadinya robekan perineum Dari suatu persalinan pervaginam yang dilakukan simulasi komputer, dilaporkan adanya hubungan antara diameter kepala bayi yang lebih besar dan regangan terhadap otot puboviseralis pada kompleks otot levator ani 31. Valsky DV, Lipschuetz M, Bord A, Eldar I, Messing B. Fetal head circumference and length of second stage of labor are risk factors for levator ani muscle injury, diagnosed by 3-dimensional transperineal ultrasound in primiparous women. American Journal of Obstetrics & Gynecology.2009:91e1-e6. 33. Aytan H, Ertunç D, Tok EC, Yaşa O, Nazik H. Prevalence of pelvic organ prolapsuse and related factors in a general female population. J Turk Soc Obstet Gynecol 2014;3:176-80.
  • 26. Kerangka Teori Dasar Panggul Wanita Proses persalinan (faktor pemicu): •Berat bayi •Lama kala II •Episiotomi dan robekan perineum Kelemahan/ kerusakan otot, jaringan penyangga, sfingter, saraf Perubahan Anatomi Dasar Panggul Pasca persalinan pervaginam 24 minggu Prolaps Uteri Tekanan/Regangan pada Dasar Panggul Pengukuran metode POP-Q
  • 29. Desain Penelitian “Observasional deskriptif dengan desain cross sectional” Lokasi Penelitian Lokasi : Kamar bersalin, IGD dan poli nifas bagian kebidanan RSUP Dr. Mohammad Hoesin, Palembang Waktu : Agustus 2020 – Februari 2021 Populasi Semua wantia primipara pasca persalinan pervaginam 24 minggu yang melakukan pemeriksaan di kamar bersalinan dan poli nifas bagian kebidanan RSUP Dr. Mohammad Hoesin, Palembang Sampel Semua wantia primipara pasca persalinan pervaginam 24 minggu yang melakukan pemeriksaan di kamar bersalinan dan poli nifas bagian kebidanan RSUP Dr. Mohammad Hoesin, Palembang pada Agustus 2020-Februari 2021
  • 30. Besar Sampel 𝟏,𝟗𝟔 𝟐 𝐱 𝟎,𝟕𝟑𝟗 𝐱 (𝟏−𝟎,𝟕𝟑𝟗) 𝟎,𝟏𝟐 = 49,78 Keterangan : Z1-α/2 = Nilai baku normal dari tabel Z sesuai α= 5%, Z1-α/2 = 1,96 P = Proporsi perubahan letak panggul pada primipara (16%) d = Presisi absolut 10% = 0,1 Sehingga didapatkan besar sampel minimal 49,78 atau dibulatkan menjadi 50 sampel
  • 31. Kriteria Inklusi dan Eksklusi Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi a. Primipara pasca persalinan pervaginam 24 minggu, bayi tunggal. b. Usia 18 – 35 tahun. c. Ras / bangsa Indonesia. d. Presentasi kepala (tidak ada kelainan letak). e. Bersedia ikut penelitian . a. Riwayat penyakit batuk lama, perokok. b. Riwayat kelainan genetik / kongenital dasar panggul. c. Riwayat operasi kandungan/ panggul. d. Persalinan berakhir dengan operasi. e. Ruptura perineum derajat III dan IV.
  • 32. Cara Pengambilan Sampel Sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi penelitian diikutsertakan dalam penelitian Sample dipilih secara consecutive sampling sesuai hari pasien pada primipara pasca persalinan pervaginam 24 minggu Pada sampel dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik (tanda vital, head to toe) dan pemeriksaan ginekologi. Sampel yang sesuai kriteria penelitian diberikan informed concent untuk mengikuti penelitian Seluruh data direkap dan ditabulasi dalam tabel data Dilakukan Matching
  • 33. Batasan Pemeriksaan • Perubahan letak organ panggul adalah penurunan rahim dari kedudukan semula diukur dengan metode POP-Q pasca persalinan pervaginam 24 minggu, yang diukur titik Ba, Bp, C, TVL • Kedudukan normal adalah titik Ba, Bp bernilai -3, C -(TVL -2) • Prolaps uteri bila titik C lebih dari – (TVL -2) • Primipara adalah wanita pertama kali melahirkan, 12 minggu pasca salin: 12 minggu setelah tanggal melahirkan • Pengukuran menggunakan metode POP-Q yang dilakukan pasca persalinan pervaginam 24 minggu dalam satuan cm (+/- berapa cm dari bekas himen) dibulatkan ke atas, kemudian di konversikan sesuai dengan derajat menurut POP-Q. • Dasar pengukuran menurut POP-Q • Berat bayi • Berat bayi yang dilahirkan dalam satuan gram • Robekan perineum • Robekan yang termasuk adalah grade I(kulit dan mukosa vagina) dan grade II(otot superfisial, tidak mengenai sfingter ani). Dikategorikan episiotomi dengan robekan dan tanpa episiotomi dengan robekan perineum. • Lama kala II • Lama antara pembukaan lengkap dan bayi lahir, dalam satuan menit
  • 34. Variabel Penelitian Variabel independen : primipara 1.Variabel dependen : letak rahim (prolaps uteri) 1.Variabel intervening : berat badan bayi lahir, lama kala II, episiotomi/ robekan perineum.
  • 35. Definisi Operasional Tabel 3 Definisi operasional Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Primipara Wanita pertama kali melahirkan, 24 minggu pasca salin: 24 minggu setelah tanggal melahirkan. Anamnesa dan rekam medis Observasi 0 = Bukan primipara 1 = Primipara Nominal Letak Rahim (prolaps uteri) Kondisi dimana terdapat penurunan atau penonjolan rahim yang berada pada rongga panggul wanita kedalam liang jalan lahir sampai keluar dari jalan lahir. (Pasca persalinan 24 minggu). Metode POP-Q (Pelvic organ prolapse quantification) Observasi dan pengukuran 0 = Normal, bila titik C < - (TVL - 2) 1= Prolaps uteri, bila titik C > - (TVL -2) Nominal Berat bayi Berat badan bayi yang dinilai saat dilahirkan. Rekam medik Observasi dan penimbangan 1 = < 3325 gram 2 = > 3325 gram Nominal Kala 2 Lama antara pembukaan lengkap dan bayi lahir, dalam satuan menit. Rekam medik Observasi 1 = < 60 menit 2 = > 60 menit Nominal Robekan perineum Laserasi pada perineum dari kulit perineum sampai mukosa rektum yang terjadi saat persalinan, baik dengan episiotomi maupun tanpa episiotomi Rekam medik Observasi 1 = Episiotomi dengan ruptur perineum 2 = Tanpa episiotomi dengan ruptur perineum Nominal
  • 36. Alat Dan Bahan a. Alat tulis : 1 set b. Penggaris : 1 buah c. Sonde : 1 buah d. Sims atas dan bawah : 2 buah e. Handscoen : 50 pasang f. Bengkok : 1 unit g. Bahan antiseptik : 1 botol h. Kassa steril : 20 kotak i. Lampu sorot : 1 unit
  • 37. Tahap Perkerjaan TAHAP PERSIAPAN 1.Mengupayakan surat izin penelitian dari Ketua Program Studi Pendidikan Obstetri Ginekologi Fakultas Kedokteran Sriwijaya, Palembang 1.Mengajukan surat izin penelitian kepala Direktur RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang 1.Mempersiapkan Bahan untuk Penelitian
  • 38. TAHAP PELAKSAAN Setiap pasien yang memenuhi kriteria penelitian diberikan penjelasan mengenai penelitian yang akan dilakukan, bagi yang setuju berpartisipasi dalam penelitian ini diminta untuk menandatangani lembar informed consent yang telah disediakan untuk penelitian. Seluruh sampel dilakukan anamnesis dan pemeriksaan ginekologi sesuai standar prosedur Obgin di RSMH. Sampel dilakukan rangkaian pemeriksaan anamnesis, pemeriksaan fisik dan ginekologi untuk mengetahui status primipara, berat badan bayi lahir, lama kala II, episiotomi/ robekan perineum Pemeriksaan prolaps uteri dilakukan dengan metode POP-Q pascapersalinan 24 minggu.
  • 39. Parameter Keberhasilan Ditemukan hubungan signifikan jikan p-value < 0,05 antara bayi berat lahir, lama kala II, robekan perineum dengan prolapse uteri pasca persalinan 24 minggu
  • 40. Analisis Data Analisi Univariat Digunakan untuk mengetahui presentase dari hasil setiap variabel yang ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi berupa data berat badan bayi lahir, lama kala II, episiotomi/ robekan perineum dan letak rahim (prolaps uteri)
  • 41. Analisis Data Analisis Bivariat Analisi Data Software SPSS versi 21 Pengujian hipotesis Uji komparasi tidak berpasangan dengan uji chi- square Hubungan antara varian bebas dan terikat Analisis bivariat
  • 42. Alur Penelitian Analisis data Subyek penelitian Memenuhi kriteria inklusi & eksklusi Pengukuran prolaps uteri metode POP-Q pasca persalinan 24 minggu Tabulasi Data
  • 43. Rencana Tabel Dan Analisis Data Variabel dianalisis secara univariate dan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi (untuk data yang bersifat kategorik) dan mean+standar deviasi (untuk data yang bersifat numerik). Tabel 4. Dummy table Karekteristik Demograpik Karakteristik Prolap Non Prolap p N % N % Usia Ibu 18-25 tahun 25-30 tahun 30-35 tahun Suku Sumatera Jawa Sulawesi Kalimantan Papua Berat badan bayi lahir > 3325 gram < 3325 gram Kala II (menit) < 60 menit > 60 menit Robekan perineum Episiotomi dengan ruptur Tanpa episiotomi dengan ruptur
  • 44. Rencana Tabel dan Analisis Data Tabel 5. Dummy table hasil uji bivariat hubungan berat badan bayi lahir dengan kejadian prolaps uteri wanita primipara pasca persalinan pervaginam 24 minggu Berat badan bayi lahir (dalam gram) Prolaps uteri P value PR CI 95% Ya Tidak N (%) N (%) > 3325 < 3325 Tabel 6. Dummy table hasil uji bivariat hubungan lama kala II dengan kejadian prolaps uteri wanita primipara pasca persalinan pervaginam 24 minggu Kala II (dalam menit) Prolaps uteri P value PR CI 95% Ya Tidak N (%) N (%) > 60 < 60
  • 45. Rencana Tabel dan Analisis Data Tabel 7. Dummy table hasil uji bivariat hubungan robekan perineum dengan kejadian prolaps uteri wanita primipara pasca persalinan pervaginam 24 minggu Robekan perineum Prolaps uteri P value PR CI 95% Ya Tidak N (%) N (%) Episiotomi dengan ruptur Tanpa episiotomi dengan ruptur
  • 47. v Rangkuman Karakteristik Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian “Penelitian observasional deskriptif dengan desain cross sectional”. Penelitian ini menggunakan • Variabel independen : pasien primipara • Variabel dependen : letak rahim ( prolapse uteri) • Variabel intervening : berat badan bayi lahir, lama kala II, episiotomi/ robekan perineum
  • 48. v Prosedur Informed Conssent Peneliti akan secara jujur mengatakan apa yang akan dilakukan terhadap sampel, data yang diperoleh, apa untungnya, akibat, risiko yang akan terjadi, serta apa yang akan dilakukan untuk mengatasi terhadap risiko tersebut. 1.Kerahasiaan data penderita akan dijaga walaupun penderita meninggal dunia
  • 49. v Landasan Keilmuan Penelitian Dasar panggul terbentuk dari otot, fasia endopelvis  Apabila oto lemah  lligamen dan jaringan teregang  rusak  organ panggul akan turun dan keluar dari vagina POP  turunnya Rahim dari posisi anatomis yang normal berupa penonjolan ke vagina keluar maupun penekanan dinding vagina Prolapsus organ panggul lebih sering terjadi setelah persalinan, tetapi umumnya tanpa disertai gejala atau bersifat asimptomatik. Seiring dengan meningkatnya usia harapan hidup dan meningkatnya populasi usia lanjut maka prevalensi prolapsus organ panggul pun semakin meningkat  sehingga harus dideteksi sedari dini agar prevalensinya tidak semakin meningkat
  • 50. v Analisis Kelayakan Etik Penelitian ini telah mempunyai landasan scientific yang kuat sehingga penelitian dapat diperkirakan akan memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan dan manfaat. Tidak ada beban khusus yang ditanggung subjek dengan keikutsertaannya dalam penelitian Tidak ada masalah khusus yang akan dihadapi subjek penelitian karena prosedur tindakan medis akan dilaksanakan sebaik-baiknya dan tidak akan menghambat tindakan yang akan diambil bila subjek membutuhkan tindakan lanjutan Penderita akan dilakukan adil dan tidak diskriminasi.
  • 51. Simpulan Penelitian ini akan dilaksanakan berdasarkan landasan keilmuan yang kuat, bermanfaat untuk dilaksanakan, dengan cara yang baik, tidak membahayakan subjek dan dilaksanakan sepenuhnya menghormati martabat manusia Peneliti berkesimpulan penelitian ini LAYAK ETIK untuk dilaksanakan
  • 53. Rencana Pelaporan Hasil penelitian akan dilaporkan setelah kegiatan penelitian selesai. Laporan akan disusun dalam bentuk tesis dan akan dipresentasikan di depan dewan penguji tesis PPDS I bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unsri/ RSMH Palembang.
  • 54. Jadwal Kerja Tabel 8. Jadwal kerja Bulan / kegiatan 2020 2021 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 Merancang proposal   Pengajuan proposal  Seminar proposal  Pengumpulan data      Analisis dara   Pelaporan   Ujian tesis 
  • 55. Logistik Tabel 9. Perkiraan biaya penelitian No . Jenis pembiayaan Estimasi dana 1 ATK Rp. 2.000.000 2 Biaya publikasi Rp. 3.500.000 3 Kepustakaan Rp. 2.000.000 4 Biaya pelaporan Rp. 2.000.000 5. Seminar dan ujian Rp. 5.000.000 6. Biaya tak terduga Rp. 2.000.000 Total Rp 16.500.000