5. Penyebabnya......
• Persimp mrpkn simpul pd jar jln dimana ruas-
ruas jln bertemu & lintasan kend berpotongn
> vol ll yg sangat tinggi.
• Desain geometri & jarak pandang yg buruk.
• Pengendalian persimp yg tdk tepat.
• Kurangnya pengaturan angkt um & penyeberang
pejalan kaki.
6. Persimpangan adlh
faktor penting pd sistem jar jln
• Persimp : simpul pd jar jln di mana jalan-jalan bertemu
dan lintasan kend berpotongan.
• Disamping itu, persimp : tempat rawan kecel krn terjadinya
konflik ant kend dg kend lain atau ant kend dg pejalan kaki.
• Operasi pada setiap persimpangan selalu menjadi
faktor penting di dalam menentukan kinerja
(performance) dan kapasitas keseluruhan jaringan
jalan.
• Untuk itu masalah pengendalian arus lalu lintas di
persimpangan menjadi amat vital.
• Suatu solusi yang baik akan dapat memperbaiki kinerja
jaringan jalan secara keseluruhan.
7. Persimpangan adlh
faktor penting pd sistem jar jln
• Setiap persimpangan memiliki karakteristik yang
unik, misalnya dalam bentuk fisik, tingkat arus
kenderaan, gerakan belok kendaraan, serta
gerakan pejalan kaki;
• Hal ini akan menimbulkan semakin kompleksnya
masalah pengendalian persimpangan.
• Oleh karenanya pada daerah persimpangan perlu
diupayakan suatu pengatuaran/pengendalian
yang baik.
12. Weaving
• Pertemuan (scr bersilangan) dua arus lalin atau lebih
dr jalur yg berbeda yg berjalan mnrt arah yg sama
sepanjang suatu lintasan, dan akhirnya berpisah utk
jalur yg berbeda kembali.
13. Titik Konflik
• Konflik utama
(primer) : terdiri dr
konflik2 yg terjadi
akibat alih gerak yg
berpotongan.
• Konflik kedua
(sekunder) : terdiri
gerakan membelok dr
arus lalin melawan
dan gerakan lalin
membelok dgn
penyeberang jln.
15. Titik Konflik
Sp. Empat
(32)
Sp. Tiga (9)
titik konflik --> area konflik
perlu dikendalikan/dieleminir
Jumlah konflik tergantung pd :
1.Jml kaki persimpangan
2.Jml lajur tiap kaki persim
3. Jenis pengaturan
4.Jumlah arah pergerakan yg
diijinkan
16. Pengendalian Persimpangan
• Mengurangi/menghindari kemungkinan
terjadinya kecel yg disebabkan oleh adanya
titik-2 konflik
• Menjaga agar kapasitas persimpangan dpt
maksimal sesuai rencana
• Hrs memberikan petunjuk yg jelas & pasti
serta sederhana, dlm mengarahkan arus lalin
yg menggunakan persimp.
22. JENIS – JENIS
PENGENDALIAN
PERSIMPANGAN
1. PRIORITAS
UU 22/2009 psl 113
Pada Persimpangan Prioritas Hak Utama
Diberikan kepada :
a.Kend. dari depan dan/atau cabang lain
ada rambu/marka
b.Kend. dari jalan utama bila datang dari
cabang yg lebih kecil atau jalan akses
(pekarangan)
c.Kend. dari sebelah kiri untuk Sp. 4 atau
lebih sama besar
25. Prinsip Prioritas adalah kendaraan yang
telah berada di bundaran mendapat hak
utama untuk jalan & kend lain yg datang dr
arah kanan (UU 22/2009 psl 113)
Bundaran Lalin
26. Perambuan di bundaran lalu lintas
Marka jalan
• Marka pemisah lajur lalu lintas pada pendekat dan dibundaran yang mempunyai
lebih dari satu lajur
• Marka beri kesempatan berupa dua garis putus-putus berdampingan yang
melintang,
• Marka zebra cross, bila pada bundaran banyak pejalan kaki yang menyeberang
jalan,
Rambu lalu lintas
• Rambu perintah mengelilingi bundaran,
• Rambu peringatan bahwa di depan ada bundaran lalu lintas,
• Rambu beri kesempatan
Lampu lalu lintas
• Bila arus yang melewati bundaran semakin tinggi ada kalanya pada beberapa
pergerakan ditambahkan lampu lalu lintas untuk meningkatkan kapasitas bundaran
lalu lintas seperti di Bundaran HI di Jakarta Pusat, Bundaran Senayan di Jakarta
Selatan
33. Persimpangan Tidak Sebidang :
• Yg dimaksud tdk sebidang adlh apbl suatu
lajur lalin atau jln dinaikkan ke atas jln yg lain
melalui penggunaan jembatan atau
terowongan.
• Hal ini akan menghilangkan konflik &
mengurangi vol. lalin yg menggunakan daerah
yg digunakan scr bersama-2 & akan
mengurangi hambatan.
39. Kriteria
• Arus lalin minimal rata2 > 750 kend/jam selama 8
jam sehari
• Atau bila wkt menunggu rata2 kend = 30 dtk
• Atau persimp digunakan oleh rata2 > 175 pejalan
kaki/jam selama 8 jam sehari
• Atau sering terjadi kecelakaan
• Atau mrpk kombinasi dr sebab2 yg disebutkan di
atas
• Atau krn pd daerah ybs dipasang suatu sistem
pengendalian lalin terpadu (ATCS).
40. PRINSIP DASAR
Pd persimp ber-APILL, konflik antar arus ll dikendalikan dgn isyarat
lampu, konflik dpt dihilangkan dgn melepaskan hanya satu arus ll,
ttp akan mengakibatkan hambatan yg besar bg arus-arus ll dr kaki-
kaki persimp lainnya dan scr keseluruhan mengakibatkan
penggunaan persimp tdk efisien.
Krn itu perlu dipertimbangkan utk mengalirkan bbrp arus
bersamaan utk mempertinggi sefisiensi penggunaan persimp dgn
tdk mengurangi perhatian pd aspek keselamatan.
A P I L L
41. Langkah2 menurunkan hambatan & meningkatkan kapasitas
persimp
Menggunakan tahap sesedikit mungkin
Arus yg memasuki persimp hrs dpt ditampung
Wkt yg dialokasikan msg2 tahap hrs memenuhi kebutuhan
Bila memungkinkan sebaiknya dikoordinasikan dgn APILL yg
berdekatan.
A P I L L
42. Teknik-Teknik
1. Mengijinkan pergerakan
Di mana derajat terjadinya konflik msh dlm
batas kewajaran (rendah), pergerakan dpt
dilakukan dgn aman dan konflik pergerakan
dpt diterima (misal : belok kanan bersamaan
dgn arus lurus yg berlawanan)
>> 2 tahap (sederhana)
>>> hal 120 .....
43. Teknik-Teknik
2. Membatasi pergerakan
>> misal : larangan belok kanan.
>> perlu jaringan jalan di sekitar persimp yg
dpt mengakomodasikan pengalihan lalin.
>>> hal 120 .....
44. Teknik-Teknik
3. Memisahkan pergerakan
a. Pemotongan cepat (early-cut-off)
b. Mulai terlambat (late-start)
c. Tahap terpisah khusus utk pergerakan
belok kanan
>>> hal 121 – 123 .....
45. Jenis Pengaturan APILL
1. Berdiri sendiri :
- Waktu tetap (belok kanan > 200 smp/jam
harus diberi fase sendiri)
- Dipengaruhi oleh arus lalin
2. Koordinasi antar APILL
3. Pengendalian daerah scr terpadu (ATCS)
46. S = 600 we (smp/jam)
we = lebar efektif kaki persimpangan (m)
FAKTOR-FAKTOR KOREKSI ARUS JENUH :
a. Faktor ukuran kota (Cs) ;
b. Faktor gesekan samping (Sf) ;
c. Faktor kelandaian (G) ;
d. Faktor kendaraan parkir (P) ;
e. Faktor kendaraan belok kanan (RT) ;
f. Faktor kendaraan belok kiri (LT).
1. Arus Jenuh
PERHITUNGAN WAKTU
LAMPU LALU LINTAS
Tingkat arus maksimum pada suatu kaki persimpangan
jika lampu pengatur lalu lintas terus menerus menyala hijau
47. 2. Perbandingan Volume dan Kapasitas
3. Waktu Hilang
Total waktu dimana waktu siklus tidak digunakan secara
efektif oleh gerakan kendaraan.
Y = Q / S
Q = volume lalu lintas per jam (smp)
S = kapasitas jalan (smp)
a. Waktu semua merah, ditambah
b. Hilangnya waktu pada permulaan dan akhir periode hijau,
diasumsikan selama 2 detik.
48. Waktu Siklus Optimal (Co)
1,5 L + 5
Co = (detik)
1 - ∑ Ymax
4. Penetapan Waktu Siklus
L = 2n + R
dimana :
L = waktu yg hilang
n = jml fase
R = waktu semua merah (all red)
49. a. Waktu hijau efektif ((co-l)=hijau efektif total)
yi, max
Hi = (Co – L)
∑ Ymax
b. Waktu hijau aktual
HEi = waktu hijau efektif untuk tahap I, det
Co = waktu siklus optimal, det
HAi = waktu hijau aktual, det
li = lost time pada tahap I, det
Hia = Hei - li
5. Waktu Tahap
Waktu hijau ditambah fase waktu hilang.
50.
51. Contoh perhitungan
Utara Selatan Timur Barat
Q (smp) 650 600 1400 1500
S (smp) 1850 1900 3850 3850
y (Q/S) 0,35 0,32 0,36 0,39
Volume dan Kapasitas masing-masing kaki
0,35 0,39Yi max
0,74 Y max = IFR
L = 2n + R
dimana :
L = waktu yg hilang
n = jml fase
R = waktu semua merah (all red)
L = 2n + R = (2 x 2) + (2 + 3) = 9 detik
52. Perhitungan waktu siklus optimum
1,5 L + 5
Co = (detik)
1 - ∑ Ymax
1,5 .... + 5
Co = (detik)
1 - 0,74
Co = ........... (detik)
53. Perhitungan waktu hijau
Yus max
Hus = x (..... – L) det -1
IFR
0,35
Hus = x (..... – ...) det -1
0,74
0,39
HTB = x (..... – ...) det -1
0,74
YTB max
HTB = x (Co – L) det -1
IFR
= .... det
= ..... det
54. DIAGRAM PHASE
all red = ... dt
Waktu siklus ..... det
Fase I US
Fase II TB
Waktu merah ..... det
Waktu merah ..... det
Waktu hijau ..... det
Waktu kuning .... det
55. • Ds > 0.85 menunjukan bhw simpang tsb tlh
mendekati lwat jenuh
• Wktu siklus yang terlalu panjang akan
menyebabkan meningkatnya tundaan rata2
• Jika nilai ∑ymax mendekati atau >1
56. Keperluan perubahan(waktu siklus
terlalu panjang)
• Penambahan lebar pendekat
• Jika memungkinkan yang nilai Ymaxnya tinggi atau nilai
Ymax yang tertinggi dilakukan lebar pendekat
• Perubahan fase sinyal.
• Jika sinyal terdiri dari 4 fase dan arus belok kanan tdk
terlalu tinggi(<200 smp /jam) mk dapat dipertimbangan
untukpengurangan fase. Jika pendekat dgn arus brngkt
terlawan dan rasio belok kanan tinggi,mk perlu
dipertimbangkan fase khusu arus belok kanan dgn tindakan
pelebaran.
• Pelarangan belok kanan( pelarangan bgi arus belok kanan
dpt menaikan kapasitas, terutama jika hal itu menyebakan
pengurangan jml fase yang diperlukan.