Dokumen tersebut membahas tentang pemeliharaan dan peningkatan jalan, dengan fokus pada tujuan dan kriteria penanganan jalan, kriteria pemeliharaan, lingkup kegiatan pemeliharaan rutin, dan contoh kondisi lapangan serta penanganannya.
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
easier to life
1. BAHAN KULIAH :
PEMELIHARAAN DAN PENINGKATAN JALAN KSP – 412
“ P E M E L I H A R A A N R U T I N J A L A N D A N P E N A N G A N A N ”
I
V
II
I
I
2
I
3
I
/II
3
2011
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
2. TUJUAN DAN KRITERIA PENANGANAN JALAN
Tujuan penanganan jalan adalah mewujudkan atau menyediakan
pelayanan jalan yang andal (memenuhi kriteria standar pelayanan
minimal /SPM atau kondisi mantap) serta prima (selalu
memberikan pelayanan yang optimal atau masih memiliki umur
pelayanan).
Kriteria program penanganan jalan berkaitan dengan kondisi atau
kemantapan jalan, sesuai tabel berikut ini :
MANTAP
TIDAK
MANTAP
KRITIS
KEMANTAPAN
/KONDISI
BAIK √
KRITERIA
PENANGANAN
PemeliT
h
araan Rutin
SEDANG √
-
- PemeliT
h
araan Berkala
RUSAK RINGAN √
-
-
- Peningkatan
RUSAK BERAT
-
- - √ Peningkatan /
Rekonstruksi
3. KRITERIA PEMELIHARAAN
Kriteria umum pemeliharaan jalan adalah :
a. Dilakukan pada ruas-ruas jalan dengan kondisi mantap
b. Dilakukan secara terus menerus dan berkala
c. Tidak dimaksudkan untuk meningkatkan struktur
Dilihat dari lingkup pekerjaan dan interval waktu pelaksanaannya,
pekerjaan pemeliharaan dapat dibedakan dalam; Pemeliharaan Rutin
dan Pemeliharaan Berkala.
Pemeliharaan Rutin = pekerjaan perbaikan dan perawatan secara
terus menerus terhadap jalan dan jembatan yang telah mantap dan
kondisi baik agar lalu-lintas dapat dilayani sesuai dengan lingkungan
dalam batas repetisi beban standar maupun kemampuan struktur yang
telah direncanakan.
Pemeliharaan Berkala = Adalah pekerjaan perbaikan dan perawatan
secara berkala terhadap jalan dan jembatan yang telah mantap dan
kondisi sedang dikembalikan ke kondisi baik agar lalu-lintas dapat
dilayani sesuai dengan lingkungan dalam batas repetisi beban standar
maupun kemampuan struktur yang telah direncanakan.
.
4. 1. LINGKUP KEGIATAN PEMELIHARAAN RUTIN J ALAN/J EMBATAN
a. Pemeliharaan perkerasan jalan, meliputi :
1. Pelaburan terhadap retak-retak rambut;
2. Penambalan lubang-lubang;
3. Perataan/leveling untuk deformasi setempat;
4. Pengupasan dan penambalan kembali terhadap retak;
5. Perbaikan kerusakan tepi perkerasan.
b. Pemeliharaan bahu jalan, meliputi :
1. Pemotongan rumput yg tumbuh di bahu jalan;
2. Pengembalian elevasi dan pembentukan kemiringan;
3. Pembersihan dari segala sesuatu yang mengganggu lalu - lintas
dan aliran air dari perkerasan ke saluran samping.
PELAKSANAAN PROGRAM PEMELIHARAAN RUTIN
5. c. Pemeliharaan sistem drainase, meliputi :
1. Pembersihan dan pembuangan bahan-bahan endapan/longsoran
tanah, sampah, serta tumbuh-tumbuhan liar;
2. Perbaikan pasangan batu/beton/bagian-bagian yang rusak;
3. Pembersihan bagian mulut pembuangan (out let)/tali air;
d. Pemeliharaan bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan,
meliputi :
1. Perbaikan, pembersihan dan atau pengecatan kembali rel pengaman
patok pengarah, rambu-rambu lalu-lintas, patok km, patok hm;
2. Perbaikan talud pengaman;
3. Pemasangan tanda-tanda pengaman ditempat longsor/bencana alam;
4. Pemeliharaan pohon pelindung.
e. Pemeliharaan RUMIJA dan RUWASJA
Membersihkan rumija dan ruwasja dari gangguan terhadap jarak
pandang (al. pembabatan rumput/tanaman liar)
6. f. Pemeliharaan rutin jembatan, meliputi :
1. Pemeliharaan lantai kendaraan dan trotoar berupa; pembersihan,
penambalan lubang-lubang, perbaikan retak-retak non struktural;
2. Pemeliharaan railing berupa; pembersihan, perbaikan, pengecatan.
3. Pemeliharaan expansion joint berupa pembersihan;
4. Pemeliharaan saluran pembuangan berupa pembersihan, perbaikan;
5. Pemeliharaan abutmen, pilar, pondasi berupa pembersihan dan
perbaikan;
6. Pemeliharaan dinding sayap/talud pengaman/tembok parapet,
berupa pembersihan dan perbaikan.
7. A B
50 km
Tanggungjawab satu (1) orang pengamat
10 km
1 mandor
10 pekerja
10 km
1 mandor
10 pekerja
10 km
1 mandor
10 pekerja
10 km
1 mandor
10 pekerja
10 km
1 mandor
10 pekerja
2. PELAKSANAAN PEMELIHARAAN RUTIN JALAN
a. Kegiatan pemeliharaan rutin jalan/jembatan dilaksanakan dengan cara
swakelola, namun untuk pengadaan material / bahan dikontrakkan
kepada pihak ketiga;
Merujuk pada Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang /
J asa Pemerintah, Swakelola merupakan kegiatan pengadaan
barang/jasa dimana pekerjaannya direncanakan, dikerjakan dan/atau
diawasi sendiri oleh penanggungjawab anggaran.
b. Pelaksanaan di lapangan dengan sistem KEPENGAMATAN, dimana :
untuk 1 km jalan, dilaksanakan oleh 1 pekerja;
untuk 10 km jalan, ada 1 mandor;
untuk 50 km jalan, ada 1 pengamat.
(Contoh di Jawa Barat)
8. LAPIS PERKERASAN : LAPIS PONDASI : BAHU JALAN : DRAINASE : PEKERJAAN MINOR LAINNYA :
- Tambal Sulam - Perbaikan Lapis Pondasi - Perataan bahu jalan - Normalisasi Saluran - Pembersihan Damija
- Laburan Aspal
( sesuai kebutuhan )
(sesuai kebutuhan) - Perawatan bahu jalan
(sesuai kebutuhan)
- Perbaikan Saluran
( sesuai kebutuhan )
- Pemasangan Patok Km / Hm
( sesuai kebutuhan )
Tambal Sulam ( Pek. Minor )
Laburan Aspal
(Pek. Minor)
N
( P
oe
rm
k.a
M
lis
in
a
o
sri )Saluran
Perataan Bahu
( Pek. Minor )
Patok DMJ
Perawatan Bahu Jalan
( Pek. Minor )
Patok DMJ
Pembersihan Damija
Existing
Perbaikan Pondasi
( Pek. Minor )
Jalur Lalu - Lintas
Bahu Jalan Bahu Jalan
Drainase
Daerah Milik Jalan
CATATAN RUANG LINGKUP PENANGANAN :
TYPIKAL PENANGANAN PEMELIHARAAN RUTIN
(ROUTINE MAINTENANCE)
( < = 5 % x Seg. Fs. ) ( < = 5 % x Seg. Fs. )
9. PERALATAN UNTUK PELAKSANAAN
PEMELIHARAAN JALAN
Untuk pelaksanaan kegiatan pemeliharaan jalan, khususnya yang
dilaksanakan dengan cara swakelola sangat diperlukan dukungan peralatan
dalam jumlah yang memadai dengan jenis peralatan yang disesuaikan
dengan fungsinya masing-masing.
Dalam rangka pelaksanaan program pemeliharaan jalan, kebutuhan
peralatan terbagi atas dua (2) kelompok :
a. Peralatan standar
Yaitu peralatan jalan yang diperlukan untuk kegiatan pemeliharaan jalan
secara rutin dan umum, dikenal dengan sebutan UPR (Unit Pemeliharaan
Rutin).
b. Peralatan penanganan darurat
Yaitu peralatan jalan yang diperlukan untuk kegiatan yang bersifat
darurat akibat sesuatu sebab dalam rangka pelaksanaan pemeliharaan
jalan, dikenal dengan sebutan DRU (Disaster Recovery Unit).
10. Peralatan UPR (armada / fleet) :
•
•
•
•
•
•
•
Road Roller (6 –8 ton) 1 unit
Road Roller (8 –10 ton) 1 unit
Tandem Vibrator Roller (4 ton) 1 unit
Tandem Vibrator Roller (2,5 ton) 2 unit
Tandem Vibrator Roller (1 ton) 2 unit
Hand-Guided Vibratory Roller 2 unit
Vibrator Rammer 4 unit
• Vibrator Plate Tamper 4 unit
• Grass Cutter 10 unit
• Asphalt Sprayer 2 unit
• Wheel Loader 1 unit
• Dump Truck 5 unit
• Flatbed Truck with Crane 1 unit
• Pick-Up 2 unit
• Sepeda Motor 10 unit
• Chain Shaw 2 unit
11. Peralatan DRU :
•
•
•
•
•
•
•
Motor Grader 4 unit
Wheel Loader (terpisah dari UPR) 4 unit
Wheel Excavator Back Hoe 4 unit
Track Excavator Back Hoe 4 unit
Dump Truck (terpisah dari UPR) 8 unit
Tandem Vibratory Roller 4 ton 4 unit
Vibrator Rammer (terpisah dari UPR 8 unit
• Chain Shaw
• Compressor with Jack Hammer
• Generator
4 unit
5 unit
4 unit
Kemampuan tiap armada (fleet) peralatan, paling efektif guna melayani dan
menangani program pemeliharaan jalan untuk panjang ruas sekitar 100 km.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23. a. Bersihkan permukaan dari
air, kotoran lain dan sisa
material yang lepas dengan
sapu/sikat
menggunakan
pembersih.
b. Bagian perkerasan yang
akan diperbaiki diberi tanda
dengan kapur dimana
sisi-sisinya tegak lurus dan
sejajar dengan sumbu jalan.
c. Batas kotak tersebut
diperkirakan bahwa rammer
nantinya dapat bekerja
dengan baik.
P E L A K S A N A A N P E R B A I K A N P E R K E R A S A N J A L A N
PENAMBALAN LUBANG DALAM
24. d. Gali material pada permukaan
yang rusak tersebut sesuai
dengan batas yang telah
ditentukan;
e. Jika penggalian sampai tanah
dasar, maka tanah dasar yang
lunak juga perlu digali dan
kemudian akan diganti dengan
material lapis pondasi;
f. Rapihkan penggalian tersebut
pada sisi - sisinya
bagian dasar dari
baik
maupun
lubang tersebut, sehingga
dindingnya tegak dan
dasarnya rata;
g. Urug dan padatkan bahan
pondasi lapis demi lapis (tebal
–
m
10
ac
km
si)
m
. um masing-masing
25. h. Bersihkan permukaan lapis pondasi
tersebut dari butir-butir yang lepas
dan debu;
i. Semprotkan aspal cair ke
permukaan lapis pondasi dan
dinding lubang sebagai lapisan
j. prime coat;
Hamparkan campuran beraspal
secara merata;
k. Bila tebal lapis beraspal lebih dari 5
cm, penghamparan dilakukan lapis
tebal maksimum
lapisan adalah 5
demi lapis,
masing-masing
cm;
l. Campuran tersebut dilebihkan
(munjul) 1 – 2 cm guna antisipasi
penurunan akibat pemadatan;
m
. P
ala
ad
t a
pte
km
an
adlat
ps
is
e
a
cn
arb
ae
sre
ak
ss
pa
am
l a
d.engan