Dokumen tersebut membahas tentang tingkat kinerja simpang jalan di Kota Malang. Beberapa masalah yang diidentifikasi adalah kemacetan lalu lintas, volume arus yang tinggi namun kapasitas jalan rendah, serta waktu lampu lalu lintas yang kurang optimal. Alternatif perbaikan yang disarankan adalah mengatur ulang waktu lampu lalu lintas sesuai dengan volume kendaraan.
2. PENDAHULUAN
• Latar Belakang
Hampir disemua Negara berkembang sistem
transportasi, terutama transportasi jalan raya
menjadi permasalahan yang kompleks. Indonesia
pun tak dapat lepas dari fenomena ini. Kemacetan
terjadi dimana-mana termasuk di kota Malang.
Malang yang secara geografis merupakan kota
penghubung daerah-daerah lain yang ada di Jawa
Timur. Selain itu kota Malang juga merupakan kota
pelajar, kota industri, dan kota wisata.
3. • Volume arus lalu-lintas pada simpang tersebut
cukup tinggi, sedangkan kapasitas yang tersedia
kurang mendukung.
• Angkutan kota dan angkutan barang yang
berhenti sesaat untuk menaikan dan
menurunkan penumpang ataupun barang yang
memanfaatkan pinggir jalur efektif jalan
sehingga mengakibatkan tundaan kendaraan
dibelakangnya.
• Waktu Lampu Isyarat Lalu Lintas yang ada
kurang optimal.
Identifikasi Masalah
4. • Rumusan Masalah
• Bagaimana tingkat kinerja simpang Jl.
Gajayana yang terletak di Kota Malang
saat ini?
• Bagaimana alternatif perbaikan untuk
meningkatkan kinerja simpang Jl.
Gajayana yang terletak di Kota Malang?
5. • Tujuan dan Manfaat
• Untuk mengetahui kinerja simpang Jl.
Gajayana yang terletak di Kota Malang
saat ini.
• Memilih alternatif terbaik untuk
meningkatkan kinerja simpang Jl.
Gajayana yang terletak di Kota Malang.
6. • Karakteristik Arus Lalu-lintas
Arus atau volume lalu-lintas pada suatu jalan raya
diukur berdasarkan jumlah kendaraan yang
melewati titik tertentu selama selang waktu tertentu.
Dalam beberapa hal, lalu-lintas dinyatakan dengan
“Lalu-lintas Harian Rata-rata per Tahun” yang
disebut AADT ( Average Annual Daily Traffic ) atau
lalu-lintas harian rata-rata ( LHR ), bila periode
pengamatannya kurang dari setahun.
( Oglesby dan Hicks, 1982 : hal 268 ).
TINJAUAN PUSTAKA
7. • Kondisi Arus Lalu Lintas
Menurut “Manual Kapasitas Jalan Indonesia
1997” ( MKJI ’97 ) untuk jalan perkotaan :
• Kendaraan Ringan ( LV ) 1,00
• Kendaraan Berat ( HV ) 1,20
• Sepeda Motor ( MC ) 0,25
• Kendaraan Tak Bermotor ( UM ) 0,50
8. • Survey Lapangan
• Perhitungan dilakukan per satuan jam untuk
satu atau lebih periode misalnya didasarkan
pada kondisi arus lalu lintas rencana jam
puncak pagi, siang, dan sore. Arus lalu-lintas
(Q) untuk setiap gerakan (belok-kiri QLT,
lurus QST dan belok-kanan QRT) dikonversi
dari kendaraan per-jam menjadi satuan
mobil penumpang (smp).
METEDOLOGI
9. Bentuk Dasar
C = S × g/c
di mana:
C = Kapasitas (smp/jam).
S = Arus Jenuh, yaitu arus berangkat rata-rata dari
antrian dalam pendekat selama sinyal hijau
(smp/jam hijau = smp per-jam hijau).
g = Waktu hijau (det).
c = Waktu siklus, yaitu selang waktu untuk urutan
perubahan sinyal yang lengkap (yaitu antara dua
awal hijau yang berurutan pada fase yang sama).
10. S = S0 × F1 × F2 × F3 × F4 ×….× Fn
So = 600 × We
dimana :
So = Arus jenuh pada keadaan standar
We = Lebar efektif lengan
F = Faktor penyesuaian
11. c = ( 1,5 x LT + 5 ) / ( 1 – Σ FR crit )
di mana:
c = Waktu siklus sinyal (detik)
LTI = Jumlah waktu hilang per siklus (detik)
FR = Arus dibagi dengan arus jenuh (Q/S)
Frcrit = Nilai FR tertinggi dari semua pendekat
yang berangkat pada suatu fase sinyal.
(FRcrit) = Rasio arus simpang = jumlah FRcrit
dari semua fase pada siklus tersebut.
12. Waktu Hijau (green time)
g = ( c – LT ) x ( FR crit / Σ FR crit )
Waktu Merah (red time)
R = c – g – LT
S = So x FCS × FSF × FG × FP
dimana :
FCS = Faktor penyesuaian kapasitas untuk ukuran kota.
FSF = Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Hambatan Samping.
FG = Faktor Penyesuaian untuk kelandaian
FP = Faktor penyesuaian Parkir
13. Kapasitas satu lengan / kaki simpang adalah :
C = S x ( g / c )
Sedangkan besarnya Degree of Saturation ( DS )
DS = Q / C
Q = Arus yang lewat pada satu kaki simpang
C = Kapasitas satu kaki simpang
17. • Terjadinya Penundaan Kendaraan dengan Volume
Kendaraan yang besar pada waktu jam – jam sibuk.
• Jam puncak / jam sibuk pada pagi hari adalah 07.30 –
07.45 WIB.
• Pengendara dari arah Dinoyo – Sumbersari melewati batas
marka berhenti. Sehingga perilaku ini dapat mengganggu
perilaku pengendara yang lain dari arah berseberangan
dan dapat menyebabkan gangguan pada laju kendaraan.
• Tidak adanya kesadaran dari para pengguna kendaraan
bermotor untuk mentaati rambu – rambu lalu lintas yang
ada pada sebelum / sesudah persimpangan.
Permasalahan yang sering terjadi
18. • Angkutan umum dari Dinoyo menuju arah Sumbersari sering
berhenti di pinggir jalan MT. Haryono maupun Jl. Gajayana.
• Pembagian waktu lampu lalu lintas :
Jalan MT. Haryono (Barat): ( Merah = 55 detik, Hijau = 29 detik)
Jalan MT. Haryono (Barat):( Merah = 55 detik, Hijau = 29 detik )
Jalan Gajayana :( Merah = 70 detik, Hijau = 13 detik )
• Masih ada lengan jalan yang tidak memiliki zebra cross.
• Minimnya trotoar di sisi jalan.
• Petugas Kepolisian bertugas hanya ketika arus kendaraan
terlampau padat.
22. Alternatif :
• Melihat kondisi disekitar jalan yang tidak memungkinkan, seperti
pemukiman warga, pertokoan, tempat ibadah dan sebagainya yang
letaknya dekat dengan tepi jalan, serta menimbang dampak sosial
ekonomi, maka pelebaran jalan sangat tidak disarankan / dianjurkan untuk
dilakukan dalam mengatasi permasalahan lalu lintas pada simpang Jalan
Gajayana tersebut.
• Membuat Garis Marka untuk berhenti, sehingga pengendara yang
berlawanan arah tidak terganggu. Atau dengan kata lain, tidak ada
gangguan / hambatan dari pengendara yang sedang melaju oleh
kendaraan yang berhenti yang diakibatkan Lampu Isyarat Lalu Lintas.
• Melarang dan menindak tegas kendaraan parkir di sekitar persimpangan
tersebut.
• Mengatur Ulang Lampu Isyarat Lalu Lintas sesuai dengan volume
kendaraan.
23. Solusi :
Mengatur Ulang Lampu Isyarat Lalu Lintas
sesuai dengan volume kendaraan
yang melintasi persimpangan
Jalan Gajayana.
24. KESIMPULAN
Kondisi Volume Arus Lalu Lintas pada simpang Jalan
Gajayana, Selasa 29 April 2013 pukul 06.00 – 09.00 dan
pukul 12.15-13.15 WIB tergolong cukup tinggi. Hal ini dapat
dibuktikan dengan perhitungan hasil survey berikut ini :
- Lengan Jalan MT. Haryono Barat ( Derajat Kejenuhan,
DS = 0,87 )
- Lengan Jalan MT. Haryono Timur ( Derajat Kejenuhan,
DS = 0,44 )
- Lengan Jalan Gajayana( Derajat Kejenuhan, DS = 0,88 )
25. • Manual Kapasitas Jalan Indonesia,
Februari 1997
• Directorate of Urban Road Development,
1997
• Oglesby dan Hicks, 1982
• Undang - Undang No 38 Tahun 2004
Tentang Jalan
REFERENCE :