Dokumen tersebut membahas tentang pertimbangan ergonomi dalam perancangan areal kerja, peralatan kerja, dan lingkungan kerja. Termasuk di dalamnya adalah pembahasan mengenai posisi kerja duduk dan berdiri, antropometri, tinggi meja kerja, pencahayaan, suhu, dan kelembaban yang sesuai. Tujuannya adalah agar desain tersebut sesuai dengan karakteristik pengguna dan dapat meningkatkan produktivitas serta mengur
3. Desain yang ergonomis
Sesuai untuk pengguna
Mudah digunakan
Meningkatkan kenyamanan
Meningkatkan performa
Meningkatkan kesehatan & keselamatan
4. Perancangan
Areal kerja (stasiun kerja, interior mobil,
dll)
Peralatan kerja (mesin, perkakas, dll)
Produk-produk konsumtif (pakaian, kursi,
meja, dll)
Lingkungan kerja fisik
5. 1. Sikap dan posisi kerja
Mengurangi frekuensi & durasi sikap kerja
membungkuk
Mengatur posisi kerja dalam jarak jangkauan
normal
Menghindari sikap kepala, leher, dada atau
kaki miring
Menghindari sikap telentang, tengkurap
Mengurangi frekuensi & durasi posisi tangan
atau lengan berada dalam posisi di atas level
siku yang normal
Pertimbangan ergonomis dalam
perancangan stasiun kerja
6. 2. Antropometri dan dimensi ruang kerja
Kesesuaian dengan ukuran tubuh
Jarak jangkauan yang bisa dilakukan
Batasan-batasan ruang yang cukup
memberikan keleluasaan gerak
Kebutuhan area minimum yang harus dipenuhi
7. 3. Efisiensi ekonomi gerakan dan
pengaturan fasilitas kerja
Mengatur tata letak fasilitas kerja
Merancang fasilitas kerja sesuai data
antropometri
8. A person’s working posture is a result of the requirements of the
task, the design of the workspace and personal characteristics such
as body size and shape and eyesight. Consideration of all three
components is needed in posture analysis and workspace design
(Bridger, 2003)
The postural triangle
10. Posisi kerja duduk
Keuntungan:
Pembebanan pada kaki
Lebih stabil
Pemakaian energi dan keperluan untuk
sirkulasi darah dapat dikurangi
Kerugian:
Sikap duduk terlalu lama dapat menyebabkan
otot perut melembek dan tulang belakang akan
melengkung sehingga cepat lelah
(Darlis dkk, 2009)
11. Pekerjaan dengan posisi duduk:
Pekerjaan yang memerlukan ketelitian
menggunakan kaki
Pekerjaan utama adalah menulis atau
memerlukan ketelitian pada tangan
Tidak diperlukan tenaga dorong yang besar
Objek yang dipegang tidak memerlukan
tangan bekerja pada ketinggian lebih dari 15
cm dari landasan kerja
Diperlukan tingkat kestabilan tubuh yang
tinggi
Pekerjaan dilakukan pada waktu yang lama
Seluruh objek yang dikerjakan atau disuplai
masih dalam jangkauan dengan posisi duduk
13. How would you redesign
this workspace to
improve the posture?
(Bridger, 2003)
14. Masalah dari sikap kerja duduk
Pada waktu duduk terjadi perubahan lengkung
tulang belakang
Lordosis pada leher dan pinggang berubah
sehingga melengkung mengikuti lengkung
tulang di bagian punggung
Terjadi peningkatan tekanan pada bagian
depan ruas tulang pinggang, sehingga diskus
menonjol kebelakang
15. Bentuk tulang punggung dilihat dari sikap duduk
(a) Normal
(b) Kifosis
(c) Lordosis
(d) Skoliosis
(Suparto dalam Wardani, 2003)
16. Sikap kerja duduk
Bentuk lordosis di bagian pinggang dan kiposis
di bagian punggung harus dipertahankan
Badan tegak
Posisi tangan bergantung bebas di samping
kanan, siku 90 derajat
Kaki ada ruang bebas dan penyangga kaki
17. Common anthropometric
mismatches in seated work:
(A) seat too high, elbow
rest too high;
(B) desk too high (above
elbow height);
(C) task distance too
great (elbow rest prevents
access to desk);
(D) seat too deep.
(Bridger, 2003)
18. Tempat duduk yang dipakai harus
memungkinkan untuk dilakukan variasi
perubahan posisi
Ukuran tempat duduk disesuaikan dengan
dimensi ukuran antropometri pemakainya
Fleksi lutut membentuk sudut 90 derajat
dengan telapak kaki bertumpu pada lantai
atau injakan kaki
Jika landasan kerja terlalu rendah, tulang
belakang akan membungkuk ke depan,
jika terlalu tinggi bahu akan terangkat
dari posisi rileks, sehingga menyebabkan
bahu dan leher menjadi tidak nyaman
19. Pedoman untuk mengatur ketinggian
landasan kerja pada posisi duduk:
Jika memungkinkan menyediakan meja yang
dapat diatur turun dan naik
Landasan kerja harus memungkinkan lengan
menggantung pada posisi rileks dari bahu,
dengan lengan bawah mendekati poisisi
horizontal atau sedikit menurun (sloping down
slightly)
Ketinggian landasan kerja tidak memerlukan
fleksi tulang belakang yang berlebihan
25. A neutral seated position will minimize strain on the back,
shoulders and neck. Chairs and work surfaces should be
adjusted so that ankles, knees, hips and elbows should be
around 90° to minimize muscle fatigue. Work should be
located within a field of view that allows for a neutral
head/neck posture. Workstations should be organized so that
things used most often are closest to minimize reaching
(Beriggan, 2010)
26. Postur normal manusia oleh karenanya
hazard minimal
Bekerja pada posisi berdiri secara reguler
dapat juga menyebabkan masalah
kesehatan
Pada dasarnya berdiri lebih melelahkan
daripada duduk
Posisi kerja berdiri
27. Advantages of the standing work position
Reach is greater in standing than in sitting
Body weight can be used to exert forces
Standing workers require less leg room than
seated workers
The legs are very effective at damping
vibration
Lumbar disc pressures are lower
It can be maintained with little muscular
activity and requires no attention.
Trunk muscle power is twice as large in
standing than in semi-standing or sitting.
28. Pekerjaan harus didesain agar tidak
terlalu banyak menjangkau,
membungkuk, atau melakukan gerakan
dengan posisi kepala yang tidak alamiah
Tempat kerja didesain agar pekerja
memiliki kesempatan memilih berbagai
variasi dari “well balanced working
position” , dan berganti- ganti posisi
dalam variasi itu sesering mungkin
29. Pekerjaan dengan posisi berdiri:
Untuk pekerjaan memerlukan ketelitian dengan
maksud untuk mengurangi pembebanan statis
pada otot bagian belakang, tinggi landasan
kerja adalah 5-10 cm di atas tinggi siku berdiri
Selama kerja manual, di mana pekerja sering
memerlukan ruangan untuk peralatan, material
dan container dengan berbagai jenis, tinggi
landasan kerja adalah 10-15 cm di bawah
tinggi siku berdiri
Untuk pekerjaan yang memerlukan penekanan
dengan kuat, tinggi landasan kerja adalah 15-
40 cm di bawah tinggi siku berdiri
31. A neutral standing
posture will minimize
strain on the back,
shoulders and neck.
Proper work surface
heights, depending
on type of work, are
required to minimize
the risk of prolonged
awkward postures. A
foot rest will
decrease loading on
the lower back and
allow for changes in
standing posture
(Beriggan, 2010)
32. Kombinasi desain stasiun kerja untuk
posisi duduk dan berdiri:
Pekerjaan dilakukan dengan duduk pada suatu
saat dan pada saat lainnya dilakukan dengan
berdiri saling bergantian
Perlu menjangkau sesuatu lebih dari 40 cm ke
depan dan atau 15 cm di atas landasan kerja
Tinggi landasan kerja dengan kisaran antara
90-120 cm
Stasiun kerja untuk sikap kerja dinamis (duduk
di suatu saat dan berdiri di saat lainnya)
35. Lingkungan fisik
1. Cahaya
Ukuran objek, derajat kontras, brightness,
lamanya melihat, warna dan tekstur
2. Kebisingan
Lama, intensitas, dan frekuensi suara
3. Getaran
Lama, intensitas, dan frekuensi getaran
4. Temperatur
Terlalu panas akan mengakibatkan cepat
timbulnya kelelahan tubuh, terlalu dingin
membuat gairah kerja menurun
Optimal pada suhu 24 – 27° C.
36. 5. Kelembaban
Udara panas dan kelembaban tinggi
menyebabkan pengurangan panas dari tubuh
secara besar-besaran dan denyut jantung
makin cepat
6. Warna
Kuning memberi kesan luas dan terang, hijau
atau biru memberi suasana sejuk dan segar,
gelap memberi kesan sempit, permainan
warna-warna terang memberi kesan luas.
(Wardani, 2003)
37. Ergonomic guide to computer based
workstations (The State of Queensland,
2012)
38. Group discussion
Buatlah sebuah ulasan mengenai desain sebuah
areal kerja, peralatan kerja, produk konsumtif,
atau lingkungan kerja yang ergonomis.
Berupa resume sebuah penelitian
Latar belakang
Metodologi
Hasil: desain
Terkait dengan keselamatan jalan
Dalam bentuk slide
Sertakan sumber
Tujuan: memahami langkah-langkah
perancangan
Waktu: diskusi 30 menit dilanjutkan dengan
presentasi
39. Sumber
Berrigan, J. 2010. Ergonomics.
Bridger, R.S. 2003. Introduction To Ergonomy.
London: Taylor & Francis
Darlis, S. Widagdo, S. Santoso, B. Rozali. 2009.
Pertimbangan Ergonomi Pada Perancangan
Stasiun Kerja. Sigma Epsilon, Vol.13, No. 4,
November 2009: 105-110
Wardani, L.K. Evaluasi Ergonomi Dalam
Perancangan Desain. Dimensi Interior, Vol. 1, No.
1, Juni 2003: 61 – 73
The State of Queensland (Department of Justice
and Attorney-General). 2012. Ergonomic guide to
computer based workstations.
http://www.worksafe.gld.gov.au (diakses 28
Maret 2014)