SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
PRASARANA
TRANSPORTASI
PERENCANAAN
PERSIMPANGAN
SEBIDANG
NICKO PRATAMA
2220922028
Persimpangan
• Tempat bertemunya dua ruas jalan atau lebih  merupakan tempat
titik konflik dan tempat kemacetan
• Pada sistem jaringan jalan, terutama pada jalan perkotaan, kinerja
keseluruhan sistem tergantung bagaimana pengelolaan konflik antar
pergerakan yang terjadi.
• Konflik akan terjadi pada persimpangan/persilangan antara dua atau
lebih pergerakan lalu lintas
Pendahuluan
Konflik dari
pergerakan lalu
lintas
Konflik pada persimpangan
Pendahuluan
Konflik pada persimpangan
Pendahuluan
Jenis-jenis konflik
Pendahuluan • Jenis konflik: diverging, merging, crossing, weaving
1
2
3
4
5
6
1. crossing
2. merging
3. merging
4. diverging
5. merging
6. weaving
Jenis pengaturan lalu lintas
Pendahuluan
• Persimpangan sebidang
– Simpang tidak bersinyal
“give way”, “yield” dan “Stop”.
– Bundaran (roundabout)
o Merupakan pulau di tengah-tengah simpang di mana pengemudi
akan terkondisi untuk memperlambat laju kendaraannya.
o Bundaraan juga dapat berfungsi mengarahkan dan melindungi
kendaraan belok kanan.
o Aturan awal pengaturan lalu lintas dengan bundaran adalah
kendaraan yang berada di dalam bundaran harus mendapat
prioritas untuk meninggalkan bundaran terlebih dahulu.
– Simpang bersinyal
Merupakan level tertinggi dari pengaturan lalu lintas pada
persimpangan sebidang, dimana pergerakan kendaraan
diatur/dikoordinasikan secara sistematik menggunakan sinyal.
Give Way
Pemberian hak jalan pada kendaraan lain ketika memasuki
simpang dengan pembagian :
– Memberi hak jalan pada kendaraan lain yang lebih dulu
memasuki suatu simpang
– Memberi hak jalan pada kendaraan lain yang berada pada posisi lebih
kiri dari pada kendaraan tinjauan.
– Kendaraan yang hendak belok ke arah kanan pada suatu simpang
diwajibkan memberi hak jalan kepada kendaraan dari arah lainnya.
– Memberi hak jalan pada penyeberang jalan yang telah menyentuh
garis marka penyeberangan (zebra cross)
Yield
• Rambu Yield biasanya dipasang pada jalan arah minor
pada simpang.
• Pengemudi yang melihat rambu ini diwajibkan untuk
memperlambat laju kendaraannya dan baru boleh
meneruskan perjalanannya bilamana kondisi lalu-lintas
cukup aman.
Stop
• Pemasangan rambu Stop :
– Two Way Stop Sign : pemasangan dari dua arah, biasanya jalan minor.
– Multy Way Stop Sign : pemasangan pada seluruh kaki simpang
Pertimbangan :
• Angka kecelakaan sudah cukup
• Rata-rata tundaan kendaraan tinggi
• Arus kendaraan dari masing-masing pendekat tinggi
• Pertimbangan untuk memakai lampu sinyal belum ada dananya.
• Jarak pandangan tidak memenuhi syarat karena kondisi geometrik maupun
oleh sebab lainnya
• Adanya simpangan dengan kendaraan lain yang mendapat prioritas seperti
kereta api.
• Pengemudi diwajibkan untuk menghentikan
kendaraannya pada garis stop, sekalipun tidak ada
kendaraan yang datang dari arah lain, dan baru
boleh meneruskan perjalanannya bilamana kondisi
lalu-lintas cukup aman.
Penentuan jenis pengaturan lalu lintas
berdasarkan volume
Pendahuluan
Biaya pengaturan lalu lintas
Pendahuluan
Simpang tak sebidang
Simpang sebidang
Simpang
sebidang
• Simpang sebidang standar:
– Simpang sebidang tiga lengan (toleransi sudut + 200)
– Simpang sebidang empat lengan
– Simpang berlengan banyak
Jenis-jenis persimpangan sebidang
Persimpangan
sebidang tiga
Lengan (T-
intersection)
Jenis-jenis persimpangan sebidang
Persimpangan
sebidang tiga
lengan
Jenis-jenis persimpangan sebidang
Persimpangan
sebidang
empat lengan
Jenis-jenis persimpangan sebidang
Persimpangan
sebidang
banyak
lengan
Pertimbangan dalam desain
persimpangan sebidang
Persimpangan
sebidang
• Peningkatan kualitas pergerakan
– Utamakan pergerakan jalan mayor, upayakan sudut
simpang min 650
Jalan minor memiliki
manuver yang lebih bebas
Jarak pandang dalam desain
persimpangan sebidang
Persimpangan
sebidang Kecepatan Rencana
(km/jam)
Jarak pandang
masuk (m)
Jarak pandang
aman (m)
40 100 60
50 125 80
60 160 105
70 220 130
80 305 165
• Kelandaian relatif belokan persimpangan tidak lebih
dari 2 %, fungsi utama kelandaian untuk mengalirkan
air permukaan (run-off drainage).
Jarak antar persimpangan
Persimpangan
sebidang • Jarak antar persimpangan harus lebih besar dari jarak pandang
minimum, panjang jalinan, panjang antrian, panjang jalur
perlambatan
Jari-jari pada persimpangan sebidang
Persimpangan
sebidang
• Kecepatan rencana minimum 20 km/jam
• Perbedaan antara kecepatan di ruas dengan di persimpangan
maksimum 20 km/jam
• Jari-jari minimum pada jalan mayor dan minor untuk
mengakomodasikan pergerakan membelok
Komponen persimpangan sebidang
Persimpangan
sebidang
Lajur pada persimpangan sebidang
Persimpangan
sebidang
• Lebar lajur bervariasi: 2.75, 3.0, 3.25 atau 3.5 meter
(tergantung pada kelas jalan)
• Lebar lajur pada simpang dibuat sedikit lebih kecil daripada di
ruas:
– Pengendalian kecepatan
– Menghindari kecenderungan antrian berdampingan
• Landai maksimum pada persimpangan: maks 2%.
• Jumlah lajur mengacu pada MKJI
• Banyaknya lajur yang masuk ke area simpang sebaiknya sama
dengan lajur menerus yang keluar dari area simpang.
Penempatan dua lajur belok kanan pada simpang tidak
diperbolehkan apabila kaki simpang lain hanya memiliki satu
lajur.
• Lajur masuk dan lajur keluar berada pada satu lintasan garis
lurus.
Lajur belok kanan
Persimpangan
sebidang
• Lt = max (Lc, Ld)
Lc = panjang untuk pergeseran lajur (lihat tabel)
Ld = panjang untuk perlambatan kendaraan (lihat tabel)
• Ls = 2 x M x S (untuk simpang tanpa sinyal)
Ls = 1.5 x N x S (untuk simpang dengan sinyal)
M atau N = jumlah kendaraan yang belok kanan
S = jarak antar kendaraan (12 m untuk bus/truk, 6 m untuk
kendaraan lainnya)
Lajur belok kanan
Persimpangan
sebidang
Vr (km/jam) Rasio lebar-
panjang taper
Panjang taper
minimum (m)
60 1/30 40
50 1/25 35
40 1/20 30
30 1/15 25
20 1/10 20
Lajur belok kiri
Persimpangan
sebidang Beberapa catatan :
• Penyediaan taper melebar akan membantu manuver
kendaraan, khususnya kendaraan berat
• Taper dengan pelebaran hanya diperlukan jika kecepatan
membelok tinggi, > 60 km/jam
• Jari-jari belokan dapat diambil antara 6 – 10 m.
• Di wilayah perkotaan, jari-jari tidak boleh besar. Jari-jari yang
besar akan meningkatkan kecepatan dan menyulitkan
penempatan rambu lalu lintas
• Untuk pendekat dengan volume besar disarankan untuk
membuat lajur tambahan untuk belok kiri (dengan pulau)
• Pemasangan kereb di tepi perkerasan akan membantu
pergerakan kendaraan
Kanalisasi
Persimpangan
sebidang
1. Penempatan pulau
• Pulau ditempatkan pada lokasi yang dapat memperjelas
lajur lalu lintas sehingga mudah diikuti kendaraan (tidak
membingungkan) dan menjaga kontinuitas pergerakan
2. Desain pulau
• Bentuk pulau
• Dimensi pulau
• Konstruksi pulau
• Bagian ujung pulau : diberi marka sesuai dengan
kecepatan rencana
3. Lampu
4. Jari-jari lengkung kanal
5. Lebar kanal
Pulau lalu lintas
Persimpangan
sebidang Bentuk Pulau
Pulau lalu lintas
Persimpangan
sebidang
• Pulau lalu lintas sebaiknya ditinggikan dan dibatasi dengan kerb,
dengan tinggi 12 – 15 cm, dan jari-jari (apabila pulau lalu lintas
mengatur pergerakan membelok) antara 15 – 30 meter.
• Dimensi pulau lalu lintas.
Terima kasih

More Related Content

Similar to PRASARANA TRANSPORTASI PERENCANAAN PERSimpangan SEBIDANG

PERENCANAAN_GEOMETRIK_JALAN_1.pptx
PERENCANAAN_GEOMETRIK_JALAN_1.pptxPERENCANAAN_GEOMETRIK_JALAN_1.pptx
PERENCANAAN_GEOMETRIK_JALAN_1.pptxmeizajolanda3
 
perancangan geometrik jalan
perancangan geometrik jalanperancangan geometrik jalan
perancangan geometrik jalanDeri
 
Rambu lalu lintas dan penjelasannya
Rambu lalu lintas dan penjelasannyaRambu lalu lintas dan penjelasannya
Rambu lalu lintas dan penjelasannyaAbeng Yogta
 
Penilaian Kondisi Jalan Solo - Karanganyar Km 6 dengan Metode PCI
Penilaian Kondisi Jalan Solo - Karanganyar Km 6 dengan Metode PCIPenilaian Kondisi Jalan Solo - Karanganyar Km 6 dengan Metode PCI
Penilaian Kondisi Jalan Solo - Karanganyar Km 6 dengan Metode PCIAlifianWisnu
 
MATERI 4 K1 smt IV ALINYEMEN HORIZONTAL (2) geometriik jalan.pdf
MATERI 4 K1 smt IV ALINYEMEN HORIZONTAL (2) geometriik jalan.pdfMATERI 4 K1 smt IV ALINYEMEN HORIZONTAL (2) geometriik jalan.pdf
MATERI 4 K1 smt IV ALINYEMEN HORIZONTAL (2) geometriik jalan.pdfAnanto6
 
Ii. karakteristik komponen lalu lintas
Ii. karakteristik komponen lalu lintasIi. karakteristik komponen lalu lintas
Ii. karakteristik komponen lalu lintasgusriantodanr2161
 
penilaian kondisi jalan kolonel sutarto dengan metode PCI
penilaian kondisi jalan kolonel sutarto dengan metode PCIpenilaian kondisi jalan kolonel sutarto dengan metode PCI
penilaian kondisi jalan kolonel sutarto dengan metode PCIhusainabiyyu
 
kelompok 1. Geometri Jalan.pptx
kelompok 1. Geometri Jalan.pptxkelompok 1. Geometri Jalan.pptx
kelompok 1. Geometri Jalan.pptxIlaFebriyani
 
Contoh Desain Perkerasan Jalan
Contoh Desain Perkerasan JalanContoh Desain Perkerasan Jalan
Contoh Desain Perkerasan JalanFahreza Lukman
 
1. Prinsip jalan berkeselamatan.pptx
1. Prinsip jalan berkeselamatan.pptx1. Prinsip jalan berkeselamatan.pptx
1. Prinsip jalan berkeselamatan.pptxDi Prihantony
 
Perbandingan penggunaan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut
Perbandingan penggunaan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambutPerbandingan penggunaan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut
Perbandingan penggunaan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambutTanya Andjani
 
Penentuan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut dengan manual desain ...
Penentuan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut dengan manual desain ...Penentuan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut dengan manual desain ...
Penentuan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut dengan manual desain ...Tanya Andjani
 
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptx
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptxDasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptx
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptxelisabeth357711
 
Kelompok 1 - Rekayasa Keselamatan Fix.pdf
Kelompok 1 - Rekayasa Keselamatan Fix.pdfKelompok 1 - Rekayasa Keselamatan Fix.pdf
Kelompok 1 - Rekayasa Keselamatan Fix.pdfMeicsyNajoan
 

Similar to PRASARANA TRANSPORTASI PERENCANAAN PERSimpangan SEBIDANG (20)

Rambu marka-delineasi-smg-19apr12
Rambu marka-delineasi-smg-19apr12Rambu marka-delineasi-smg-19apr12
Rambu marka-delineasi-smg-19apr12
 
PERENCANAAN_GEOMETRIK_JALAN_1.pptx
PERENCANAAN_GEOMETRIK_JALAN_1.pptxPERENCANAAN_GEOMETRIK_JALAN_1.pptx
PERENCANAAN_GEOMETRIK_JALAN_1.pptx
 
stasiun(1).pptx
stasiun(1).pptxstasiun(1).pptx
stasiun(1).pptx
 
perancangan geometrik jalan
perancangan geometrik jalanperancangan geometrik jalan
perancangan geometrik jalan
 
Rambu lalu lintas dan penjelasannya
Rambu lalu lintas dan penjelasannyaRambu lalu lintas dan penjelasannya
Rambu lalu lintas dan penjelasannya
 
Penilaian Kondisi Jalan Solo - Karanganyar Km 6 dengan Metode PCI
Penilaian Kondisi Jalan Solo - Karanganyar Km 6 dengan Metode PCIPenilaian Kondisi Jalan Solo - Karanganyar Km 6 dengan Metode PCI
Penilaian Kondisi Jalan Solo - Karanganyar Km 6 dengan Metode PCI
 
MATERI 4 K1 smt IV ALINYEMEN HORIZONTAL (2) geometriik jalan.pdf
MATERI 4 K1 smt IV ALINYEMEN HORIZONTAL (2) geometriik jalan.pdfMATERI 4 K1 smt IV ALINYEMEN HORIZONTAL (2) geometriik jalan.pdf
MATERI 4 K1 smt IV ALINYEMEN HORIZONTAL (2) geometriik jalan.pdf
 
Rsa presentation bandung (bi)
Rsa presentation   bandung (bi)Rsa presentation   bandung (bi)
Rsa presentation bandung (bi)
 
Rsa presentation bandung (bi)
Rsa presentation   bandung (bi)Rsa presentation   bandung (bi)
Rsa presentation bandung (bi)
 
Ii. karakteristik komponen lalu lintas
Ii. karakteristik komponen lalu lintasIi. karakteristik komponen lalu lintas
Ii. karakteristik komponen lalu lintas
 
penilaian kondisi jalan kolonel sutarto dengan metode PCI
penilaian kondisi jalan kolonel sutarto dengan metode PCIpenilaian kondisi jalan kolonel sutarto dengan metode PCI
penilaian kondisi jalan kolonel sutarto dengan metode PCI
 
kelompok 1. Geometri Jalan.pptx
kelompok 1. Geometri Jalan.pptxkelompok 1. Geometri Jalan.pptx
kelompok 1. Geometri Jalan.pptx
 
Rekayasa lalu lintas pengantar simpang bersinyal
Rekayasa lalu lintas   pengantar simpang bersinyalRekayasa lalu lintas   pengantar simpang bersinyal
Rekayasa lalu lintas pengantar simpang bersinyal
 
Contoh Desain Perkerasan Jalan
Contoh Desain Perkerasan JalanContoh Desain Perkerasan Jalan
Contoh Desain Perkerasan Jalan
 
1. Prinsip jalan berkeselamatan.pptx
1. Prinsip jalan berkeselamatan.pptx1. Prinsip jalan berkeselamatan.pptx
1. Prinsip jalan berkeselamatan.pptx
 
Perbandingan penggunaan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut
Perbandingan penggunaan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambutPerbandingan penggunaan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut
Perbandingan penggunaan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut
 
Penentuan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut dengan manual desain ...
Penentuan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut dengan manual desain ...Penentuan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut dengan manual desain ...
Penentuan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut dengan manual desain ...
 
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptx
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptxDasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptx
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptx
 
Kelompok 1 - Rekayasa Keselamatan Fix.pdf
Kelompok 1 - Rekayasa Keselamatan Fix.pdfKelompok 1 - Rekayasa Keselamatan Fix.pdf
Kelompok 1 - Rekayasa Keselamatan Fix.pdf
 
studi kasus transp. darat
studi kasus transp. daratstudi kasus transp. darat
studi kasus transp. darat
 

Recently uploaded

TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppttaniaalda710
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfArvinThamsir1
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfihsan386426
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdfAnonymous6yIobha8QY
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 

Recently uploaded (8)

TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 

PRASARANA TRANSPORTASI PERENCANAAN PERSimpangan SEBIDANG

  • 2. Persimpangan • Tempat bertemunya dua ruas jalan atau lebih  merupakan tempat titik konflik dan tempat kemacetan • Pada sistem jaringan jalan, terutama pada jalan perkotaan, kinerja keseluruhan sistem tergantung bagaimana pengelolaan konflik antar pergerakan yang terjadi. • Konflik akan terjadi pada persimpangan/persilangan antara dua atau lebih pergerakan lalu lintas Pendahuluan Konflik dari pergerakan lalu lintas
  • 5. Jenis-jenis konflik Pendahuluan • Jenis konflik: diverging, merging, crossing, weaving 1 2 3 4 5 6 1. crossing 2. merging 3. merging 4. diverging 5. merging 6. weaving
  • 6. Jenis pengaturan lalu lintas Pendahuluan • Persimpangan sebidang – Simpang tidak bersinyal “give way”, “yield” dan “Stop”. – Bundaran (roundabout) o Merupakan pulau di tengah-tengah simpang di mana pengemudi akan terkondisi untuk memperlambat laju kendaraannya. o Bundaraan juga dapat berfungsi mengarahkan dan melindungi kendaraan belok kanan. o Aturan awal pengaturan lalu lintas dengan bundaran adalah kendaraan yang berada di dalam bundaran harus mendapat prioritas untuk meninggalkan bundaran terlebih dahulu. – Simpang bersinyal Merupakan level tertinggi dari pengaturan lalu lintas pada persimpangan sebidang, dimana pergerakan kendaraan diatur/dikoordinasikan secara sistematik menggunakan sinyal.
  • 7. Give Way Pemberian hak jalan pada kendaraan lain ketika memasuki simpang dengan pembagian : – Memberi hak jalan pada kendaraan lain yang lebih dulu memasuki suatu simpang – Memberi hak jalan pada kendaraan lain yang berada pada posisi lebih kiri dari pada kendaraan tinjauan. – Kendaraan yang hendak belok ke arah kanan pada suatu simpang diwajibkan memberi hak jalan kepada kendaraan dari arah lainnya. – Memberi hak jalan pada penyeberang jalan yang telah menyentuh garis marka penyeberangan (zebra cross)
  • 8. Yield • Rambu Yield biasanya dipasang pada jalan arah minor pada simpang. • Pengemudi yang melihat rambu ini diwajibkan untuk memperlambat laju kendaraannya dan baru boleh meneruskan perjalanannya bilamana kondisi lalu-lintas cukup aman.
  • 9. Stop • Pemasangan rambu Stop : – Two Way Stop Sign : pemasangan dari dua arah, biasanya jalan minor. – Multy Way Stop Sign : pemasangan pada seluruh kaki simpang Pertimbangan : • Angka kecelakaan sudah cukup • Rata-rata tundaan kendaraan tinggi • Arus kendaraan dari masing-masing pendekat tinggi • Pertimbangan untuk memakai lampu sinyal belum ada dananya. • Jarak pandangan tidak memenuhi syarat karena kondisi geometrik maupun oleh sebab lainnya • Adanya simpangan dengan kendaraan lain yang mendapat prioritas seperti kereta api. • Pengemudi diwajibkan untuk menghentikan kendaraannya pada garis stop, sekalipun tidak ada kendaraan yang datang dari arah lain, dan baru boleh meneruskan perjalanannya bilamana kondisi lalu-lintas cukup aman.
  • 10. Penentuan jenis pengaturan lalu lintas berdasarkan volume Pendahuluan
  • 11. Biaya pengaturan lalu lintas Pendahuluan Simpang tak sebidang
  • 12. Simpang sebidang Simpang sebidang • Simpang sebidang standar: – Simpang sebidang tiga lengan (toleransi sudut + 200) – Simpang sebidang empat lengan – Simpang berlengan banyak
  • 17. Pertimbangan dalam desain persimpangan sebidang Persimpangan sebidang • Peningkatan kualitas pergerakan – Utamakan pergerakan jalan mayor, upayakan sudut simpang min 650 Jalan minor memiliki manuver yang lebih bebas
  • 18. Jarak pandang dalam desain persimpangan sebidang Persimpangan sebidang Kecepatan Rencana (km/jam) Jarak pandang masuk (m) Jarak pandang aman (m) 40 100 60 50 125 80 60 160 105 70 220 130 80 305 165 • Kelandaian relatif belokan persimpangan tidak lebih dari 2 %, fungsi utama kelandaian untuk mengalirkan air permukaan (run-off drainage).
  • 19. Jarak antar persimpangan Persimpangan sebidang • Jarak antar persimpangan harus lebih besar dari jarak pandang minimum, panjang jalinan, panjang antrian, panjang jalur perlambatan
  • 20. Jari-jari pada persimpangan sebidang Persimpangan sebidang • Kecepatan rencana minimum 20 km/jam • Perbedaan antara kecepatan di ruas dengan di persimpangan maksimum 20 km/jam • Jari-jari minimum pada jalan mayor dan minor untuk mengakomodasikan pergerakan membelok
  • 22. Lajur pada persimpangan sebidang Persimpangan sebidang • Lebar lajur bervariasi: 2.75, 3.0, 3.25 atau 3.5 meter (tergantung pada kelas jalan) • Lebar lajur pada simpang dibuat sedikit lebih kecil daripada di ruas: – Pengendalian kecepatan – Menghindari kecenderungan antrian berdampingan • Landai maksimum pada persimpangan: maks 2%. • Jumlah lajur mengacu pada MKJI • Banyaknya lajur yang masuk ke area simpang sebaiknya sama dengan lajur menerus yang keluar dari area simpang. Penempatan dua lajur belok kanan pada simpang tidak diperbolehkan apabila kaki simpang lain hanya memiliki satu lajur. • Lajur masuk dan lajur keluar berada pada satu lintasan garis lurus.
  • 23. Lajur belok kanan Persimpangan sebidang • Lt = max (Lc, Ld) Lc = panjang untuk pergeseran lajur (lihat tabel) Ld = panjang untuk perlambatan kendaraan (lihat tabel) • Ls = 2 x M x S (untuk simpang tanpa sinyal) Ls = 1.5 x N x S (untuk simpang dengan sinyal) M atau N = jumlah kendaraan yang belok kanan S = jarak antar kendaraan (12 m untuk bus/truk, 6 m untuk kendaraan lainnya)
  • 24. Lajur belok kanan Persimpangan sebidang Vr (km/jam) Rasio lebar- panjang taper Panjang taper minimum (m) 60 1/30 40 50 1/25 35 40 1/20 30 30 1/15 25 20 1/10 20
  • 25. Lajur belok kiri Persimpangan sebidang Beberapa catatan : • Penyediaan taper melebar akan membantu manuver kendaraan, khususnya kendaraan berat • Taper dengan pelebaran hanya diperlukan jika kecepatan membelok tinggi, > 60 km/jam • Jari-jari belokan dapat diambil antara 6 – 10 m. • Di wilayah perkotaan, jari-jari tidak boleh besar. Jari-jari yang besar akan meningkatkan kecepatan dan menyulitkan penempatan rambu lalu lintas • Untuk pendekat dengan volume besar disarankan untuk membuat lajur tambahan untuk belok kiri (dengan pulau) • Pemasangan kereb di tepi perkerasan akan membantu pergerakan kendaraan
  • 26. Kanalisasi Persimpangan sebidang 1. Penempatan pulau • Pulau ditempatkan pada lokasi yang dapat memperjelas lajur lalu lintas sehingga mudah diikuti kendaraan (tidak membingungkan) dan menjaga kontinuitas pergerakan 2. Desain pulau • Bentuk pulau • Dimensi pulau • Konstruksi pulau • Bagian ujung pulau : diberi marka sesuai dengan kecepatan rencana 3. Lampu 4. Jari-jari lengkung kanal 5. Lebar kanal
  • 28. Pulau lalu lintas Persimpangan sebidang • Pulau lalu lintas sebaiknya ditinggikan dan dibatasi dengan kerb, dengan tinggi 12 – 15 cm, dan jari-jari (apabila pulau lalu lintas mengatur pergerakan membelok) antara 15 – 30 meter. • Dimensi pulau lalu lintas.
  • 29.

Editor's Notes

  1. Angka kecelakaan lebih besar dari 5 kejadian per tahun Rata-rata tundaan kendaraan mencapai lebih dari 30 detik Arus kendaraan dari masing-masing pendekat minimal sudah mencapai 500 kendaraan per jam selama  8 jam operasi tertinggi per hari.
  2. Mayor ke kiri – Rmayor Minor ke kiri – Rminor
  3. Mayor ke kiri – Rmayor Minor ke kiri – Rminor