Dokumen tersebut membahas tentang materi perkuliahan matematika ekonomi yang mencakup pengertian gaji, lembur, komisi, dan tunjangan hari raya. Perkuliahan ini juga menjelaskan rumus-rumus perhitungan gaji kotor, gaji bersih, dan upah lembur.
1. SEMESTER II
1
Selasa, 30 Oktober 2012
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS ISLAM LABUHANBATU
PERKULIAHAN-6
Matematika ekonomi
Penggajian
2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mempelajari bab ini, anda diharapkan dapat :
1. Pengertian gaji
2. Lembur
3. Komisi
4. Tunjangan Hari Raya
2
3. Deskripsi Singkat
• Dalam perkuliahan ini, anda akan mempelajari tentang
pengertian gaji
• Bagian selanjutan akan membahas tentang lembur dan
komisi
• Bagian akhir perkuliahan akan membahas tunjangan hari
raya (THR)
3
4. Bahan Bacaan
Buku Wajib
• Dumariy, 2003, Matematika Terapan untuk Bisnis dan
Ekonomi, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
• Habieb dan aziz, 2008, Matematika Ekonomi dan Bisnis, Penerbit
Ghalia Indonesia, Jakarta.
Buku Pelengkap
• D. Sriyono, 2008, Matematika Ekonomi dan Keuangan, Penerbit
Andi, Yogyakarta.
• Suprian Atmaja Saputra, 2002, Matematika Ekonomi 1, PT. Ghalia
Indonesia, Jakarta.
• Libertus Jehani, 2007, Hak-Hak Karyawan Kontrak, Forum
Sahabat, Jakarta.
4
5. Pertanyaan kunci
1. Joice menarik uang sebesar Rp. 500.000, pada awal minggu, komisi
yang diperoleh dari hasil penjualan Joice Rp. 1.250.000. Berapakah
jumlah komisi yang diterima ?
2. Parman memperoleh 2,5% dari PT. Sembako sebagai pengembang
perusahaan. Berapakah komisi yang diterima jika memperoleh hasil
penjualan Rp. 100.000.000 ?
3. Widodo dalam 2 minggu pertama bulan Agustus bekerja selama 72
jam, sedangkan tarif per jam yang dibayarkan sebesar Rp. 3.500.
berapakah gaji kotor yang diterima Widodo ?
4. Siti dalam seminggu telah bekerja selama 42 jam, tarif per jam
ditentukan Rp. 4000. berapakah Siti memperoleh gaji kotor
5
6. Gaji (salary)
Defenisi
• Gaji adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk
uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada
pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu janji
perjanjian kerja.
Peraturan Ketenagakerjaan
• UU No. 13 Tahun 2003 tentang kebijakan pengupahan
• Kepmen No. 49 Tahun 2004 tentang ketentuan-ketentuan soal pengupahan
Acuan Penentuan UMR/UMP
• Kebutuhan hidup minimum
• Indeks harga konsumen
• Kemampuan perkembangan dan kelangsungan perusahaan
• Upah pada umumnya yang berlaku di daerah tertentu dan antar daerah
• Kondisi pasar kerja dan tingkat perkembangan perekonomian dan
pendapatan perkapita.
6
7. Apakah Pengusaha Boleh Memotong Upah Pekerja
• Pekerja yang tidak bekerja, tidak berhak mendapat upah (no work no pay),
dari prinsip ini maka upah pekerja dapat dipotong oleh pengusaha. Dalam
pasal 93 ayat 1 UU No. 13 tahun 2003 dikatakan upah tidak akan dibayar
apabila pekerja/buruh tidak melakukan pekerjaan.
• Merujuk pada Permen 01/MEN/1999 tentang cara melakukan pemotongan
adalah sebagai berikut :
Pekerja yang bekerja 5 (lima) hari per minggu besar pemotongan 1/21 x
upah sebulan
Pekerja yang bekerja 6 (enam) hari per minggu besar pemotongan 1/25 x
upah sebulan.
Contoh :
• Jordan bekerja pada sebuah perusahaan dengan gaji sebesar Rp
1.000.000, di perusahaan itu berlaku 6 (enam) hari kerja dalam seminggu.
Dengan demikian upah Jordan kalau dikonversikan ke upah harian adalah
sebesar Rp. 1/25 x 1.000.000 = Rp. 40.000/hari. Jika dalam sebulan Jordan
tidak masuk kerja selama 2 (dua) hari karena menghadiri perkawinan
saudaranya di luar kota tanpa memberikan keterangan, maka perusahaan
dapat memotong gaji Jordan sebesar potongan sebulan adalah Rp 2/25 x
Rp. 1.000.000 = Rp. 80.000, maka upah yang diterima Jordan pada saat
penerimaan gaji hanya Rp. 920.000,-
7
8. Apa Saja Alasan Yang Sah Bagi Bagi Pekerja
• Pekerja sakit dan mempunyai surat keterangan dokter
• Pekerja menikah dibayar selama 3 hari
• Pekerja menikahkan anak (2 hari)
• Mengkhitankan anak (2 hari)
• Membaptiskan anak (2 hari)
• Istri melahirkan atau keguguran kandungan (2 hari)
• Anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia (1 hari)
• Suami, istri, orang tua/mertua, anak atau menantu meninggal dua (2 hari)
Sakit Berkepanjangan
• Upah selama sakit berkepanjangan tetap diberikan, namun Pasal 93 UU
No. 13 tahun 2003 memberikan batas waktu sebagai berikut :
Untuk 4 (empat) bulan pertama dibayar 100% dari upah
Untuk 4 (empat) bulan kedua dibayar 75% dari upah
Untuk 4 (empat) bulan ketiga dibayar 50% dari upah
Untuk bulan selanjutnya dibayar 25% dari upah sebelum pemutusan
hubungan kerja dilakukan perusahaan.
8
9. Gaji Kotor
• Gaji yang belum dikurangi berbagai penggurangan.
Contoh :
1. Sarwiji minggu pertama bulan Februari bekerja selama 36 jam, sedangkan
tarif per jam Rp. 5000. Berapakah gaji kotornya ?
Jawaban : 36 x Rp. 5000 = Rp. 180.000,-
2. Gaji Kotor Sugianto adalah Rp. 24.000, sedangkan tarif per jamnya
Rp. 4000. Berapa jam Sugianto bekerja ?
Jawaban :
Jam kerja = Rp. 24.000/Rp. 4000 = 6 Jam
3. Gaji Kotor Sumarno Rp. 50.000, sedangkan ia bekerja selama 4 jam.
Berapakah tarif per jamnya ?
Jawaban :
Tarif Per Jam = 50.000/4 = Rp. 12.500,- 9
Gaji Kotor = Jam Kerja x Tarif Per Jam
Jam Kerja =
Gaji kotor
Tarif per jam
Tarif per jam =
Gaji kotor
Jam kerja
10. Gaji Mingguan, Bulanan dan Tahunan
• Gaji tidak saja dibayar per jam (harian), tetapi juga dapat dibayar mingguan,
bulanan dan tahunan. Karyawan yang memperoleh gaji tersebut disebut “on
salary”.
Contoh :
1. Wahyu memperoleh gaji dalam 1 minggu Rp. 250.000. Berapakah gaji dam
1 tahun ? (1 year = 52 weeks)
Jawaban :
Gaji 1 Tahun = Rp. 250.000 x 52 = Rp. 13.000.000
2. Susan memperoleh gaji per 2 minggu sebesar Rp. 400.000. berapakah gaji
Susan dalam 1 tahun ?
Jawaban :
Gaji Per Tahun = 52 x Rp. 400.000 = Rp. 5.200.000
2
3. Susi, memperoleh gaji per bulan Rp. 1.150.000. Berapakah gaji Susi dalam
1 tahun ?
Jawaban :
Gaji 1 Tahun = Rp.1.150.000 x 12 = Rp. 13.800.000,-
10
11. Gaji Bersih
• Gaji kotor yang dikurangi dengan potongan-potongan sesuai dengan
peraturan perusahaan.
Contoh :
1. PT. Bekasi Indah, sebuah pengembang memberikan gaji kotor pada
Achmad Rp. 2.500.000, jika potongan pajak, serikat pekerja dan asuransi
sebesar Rp 250.000. Berapa gaji bersih yang diterima Achmad ?
Jawaban :
Gaji bersih = Rp. 2500.000 – Rp. 250.000 = Rp. 2.250.000
2. Gaji per 2 minggu seorang karyawan sebesar Rp. 750.000, potongan Astek
Rp. 15.000, pajak Rp. 50.000, SPSI Rp. 10.000, Askes Rp 25.000.
Berapakah gaji yang diterima karyawan dalam 1 bulan ?
Jawaban :
Gaji bersih = (750.000 x 4) – (15.000 + 50.000 + 10.000 + 25.000)
= Rp. 3000.000 – Rp. 100.000 = Rp. 2.900.000
11
12. Lembur
Dasar Penghitungan Upah Lembur
• Pekerja berhak mendapat upah lembur apabila dia bekerja lebih dari jam
kerja yang ditentukan UU yakni 40 jam dalam seminggu. Penghitungan
upah lembur ini terkait dengan hari kerja dalam seminggu yang berlaku di
sebuah perusahaan :
1. Apabila perusahaan memberlakukan kerja 6 hari dalam seminggu, maka
jumlah jam kerja dalam 1 hari = 7 jam dan hari sabtu 5 jam kerja. Lebih dari
jam tersebut dihitung sebagai jam lembur.
2. Apabila perusahaan memberlakukan jam kerja 5 hari dalam 1 minggu,
maka jam kerja 1 hari jumlahnya = 8 jam dan hari sabtu libur. Lebih dari jam
tersebut dihitung sebagai jam lembur.
Bagaimana Cara Menghitung Upah Lembur Kelebihan Jam Kerja
• Jam kerja lembur diatur dalam Keputusan Menteri Ketenaga Kerja dan
Transmigrasi No. Kep.102/MEN/VI/2004 tentang waktu kerja lembur dan
upah kerja lembur. Pasal 8 Kepmen mengatur penghitungan upah lembur
didasarkan pada upah bulanan dengan rumus :
Upah Sejam adalah 1/173 x Upah Sebulan. 12
13. Rumusan diperoleh :
1. Jumlah jam kerja dalam 1 minggu = 40 jam
2. Jumlah minggu dalam 1 tahun = 52 minggu
3. Jumlah bulan dalam 1 tahun = 12 bulan
Maka jumlah minggu dalam 1 bulan, = 5 2/12 = 4 1/3 minggu
Jam kerja dalam 1 bulan, = 4 1/3 x 40 = 173
Jadi upah 1 jam = 1/173 x upah sebulan
Upah Lembur Pada Hari Libur
• Ada perbedaan pada hari kerja dengan upah lembur pada hari libur
sebagaimana diatur dalam KEP. 102/MEN/VI/2004 diatur penghitungan
sebagai berikut :
1. Upah kerja lembur pada hari kerja;
a. Untuk jam kerja lembur pertama harus dibayar upah sebesar 1.5 x upah
sejam
b. Untuk setiap jam kerja lembur berikutnya harus dibayar upah sebesar 2 x
upah sejam
13
14. Contoh :
• Amien bekerja pada perusahaan plastik dengan upah sebesar Rp.
900.000/per bulan. Setiap hari perusahaan meminta amien untuk lembur 3
(tiga) jam dalam sehari selama 25 hari kerja. Sedangkan pada hari minggu
Amien istirahat. Maka pendapatan 1 bulan Amien sebagai berikut :
Upah Pokok = Rp. 900.000,-
Upah Jam 1 : 1/173 x 1,5 x Rp. 900.000 x 25 = Rp. 195.087,-
Upah Jam 2 : 1/173 x 2 x 3 x Rp. 900.000 x 25 = Rp. 780.347,-
Total = Rp. 1.875.434
2. Upah kerja pada hari istirahat minggu/libur resmi
a. Untuk waktu kerja 6 hari dan 40 jam seminggu dihitung sebagai berikut :
penghitungan upah kerja lembur untuk 7 jam pertama dibayar 2 x upah
sejam dan jam ke-8 dibayar 3 x upah sejam dan jam ke-9 dan ke-10 dibayar
4 x upah sejam.
Contoh :
1. Irpan bekerja pada perusahaan sepatu dengan upah sebesar
Rp. 1.000.000/bulan. Setiap hari minggu (4 x dalam sebulan) perusahaan
meminta Irpan untuk lembur sebanyak 10 jam, sedangkah pada hari biasa
tidak ada lembur. Maka pendapatan Irpan dalam sebulan adalah :
14
15. Upah pokok = Rp. 1.000.000,-
Upah lembur 7 jam 1 : 1/173 x Rp. 1 juta x 2 x 7 x 4 = Rp. 322.669,-
Upah lembur jam ke-8 : 1/173 x Rp. 1 juta x 3 x 4 = Rp. 69.364,-
Upah lembur jam ke-9 & 10: 1/173 x Rp. 1 juta x 4 x 2 x 4 = Rp. 189.971,-
Total = Rp. 1.578.034
Apabila hari libur resmi jatuh pada hari kerja terpendek, maka penghitungan
upah lembur 5 jam pertama dibayar 2 x upah sejam, jam ke-6 dibayar 3 x
upah sejam dan jam lembur ke-7 dan 8 dibayar 4 x upah sejam.
2. Reza bekerja pada perusahaan logam dengan upah sebesar
Rp. 1.500.000/bulan. Setiap hari sabtu merupakan hari libur resmi
perusahaan meminta Reza untuk lembur sebanyak 8 jam, sedangkah pada
hari biasa dan Tina Juga lembur selama 1 jam setiap hari. Maka
pendapatan Reza dalam sebulan adalah :
Upah pokok = Rp. 1.500.000,-
Upah lembur hari kerja : 1/173 x Rp. 1.500.000 x 1,5 x 25 = Rp. 325.144,50-
Upah lembur hari libur 5 jam I : 1/173 x Rp. 1.500.000 x 2 x 5 = Rp. 43.352, 60-
Upah lembur jam ke-6 : 1/173 x Rp. 1.500.000 x 3 = Rp. 26.011,56
Upah lembur jam ke-7 dan 8 : 1/173 Rp. 1.5.00.000 x 2 x 4 = Rp. 69.364,16
Total = Rp. 1.963.871
15
16. b. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan/hari libur resmi
untuk waktu kerja 5 hari kerja dan 40 jam seminggu maka penghitungan
upah kerja lembur untuk 8 jam pertama dibayar 2 x upah sejam; jam ke-9
dibayar 3 x upah sejam dan jam ke-10 dan 11 dibayar 4 x upah sejam.
Contoh :
• Diana bekerja pada perusahaan yang bekerja 5 (lima) hari dalam seminggu
dan 40 jam seminggu dengan upah sebesar Rp. 2.000.000/bulan. Pada
suatu hari libur resmi (Idul adha) perusahaan meminta Diana untuk lembur
sebanyak 11 jam karena mesin perusahaan rusak berat. Maka pendapatan
Diana dalam sebulan adalah :
Upah pokok = Rp. 2.000.000,-
Upah lembur 8 jam I : 1/173 x Rp. 2.000.000 x 2 x 3 = Rp. 184.971,-
Upah lembur jam ke-9 : 1/173 x Rp. 2.000.000 x 3 = Rp. 34.682,-
Upah lembur jam ke-10 & 11 : 1/173 x Rp. 2.000.000 x 4 x 2 = Rp. 92.485,-
Total = Rp. 2.312.138,-
Ketentuan-ketentuan sebagaimana tersebut diatas adalah ketentuan
minimum, karena dalam pasal 12 Kep.102/MEN/VI/2004 dikatakan bagi
perusahaan yang telah melaksanakan dasar penghitungan tentang
besarnya upah lembur yang nilainya lebih baik dari keputusan menteri
ini, maka penghitungan upah tersebut tetap berlaku.
16
17. komisi
• Komisi adalah besarnya uang (fee) yang diberikan oleh perusahaan dalam
bentuk persen maupun jumlah besaran angka yang ditetapkan untuk
karyawan atau jaringan bisnis dari perusahaan tersebut. Komisi dapat
diterima di muka (draw) sesuai ketentuan perusahaan.
Contoh :
• CV. Anugerah memberikan komisi 20% untuk penjualan sampai dengan
Rp. 2.000.000 dan 30% penjualan diatas Rp. 2.000.000. Pada satu minggu
pertama Riko memperoleh penjualan barang dagangannya sebesar
Rp. 3.000.000. Berapakah komisi yang diterima ?
Jawaban :
Besar komisi 20% x Rp. 2.000.000 = Rp. 400.000,-
Besar komisi 30% x (Rp. 3.000.000 – 2.000.000) = Rp. 300.000,-
Total = Rp. 700.000,-
17
18. Tunjangan hari raya (thr)
• THR adalah hak setiap pekerja tanpa memandang statusnya apakah
pekerja kontrak atau bukan. THR wajib diberikan oleh pengusaha kepada
setiap pekerjanya. Pengaturan THR diatur dalam Peraturan Menteri No.
104 tahun 1994 tentang THR keagamaan bagi pekerja di Perusahaan.
Dalam peraturan tersebut bahwa THR adalah pendapatan pekerja yang
wajib dibayarkan pengusaha kepada pekerja atau keluarganya menjelang
hari raya keagamaan yang berupa uang atau bentuk lain.
Bagaimana penentuan THR bagi perusahaan yang mempekerjakan pekerja
dari berbagai agama? Pada prinsipnya THR berhubungan dengan hari raya
keagamaan pekerja bersangkutan. Namun, dalam praktek kadang-kadang
ada perusahaan yang memberikan THR sekaligus, misalnya menjelang hari
Raya Idulfitri dan soal kapan waktu pembagian THR dapat disepakati oleh
pengusaha dan pekerja, peraturan THR menetapkan bahwa paling lambat 7
hari sebelum hari raya keagamaan dirayakan oleh pekerja bersangkutan.
18
19. Masa Kerja < 1 tahun
• Untuk pekerja yang telah bekerja tiga bulan atau lebih kurang dari 1 tahun,
maka THR akan diberikan secara proporsional apabila upah ditetapkan
secara harian maka pembayaran THR-nya adalah upah sehari x 30 hari.
Contoh :
• Gunawan bekerja pada perusahaan garmen sejak 1 Juli 2013 dengan upah
sebesar Rp. 2.000.000/bulan. Berhubung Gunawan beragama Katolik maka
ia mendapat THR pada hari Natal (Desember 2013). Maka besar THR
yang diterima Gunawan adalah sebagai berikut :
Masa Kerja = 6 bulan
Upah I bulan = Rp. 2.000.000,-
Proporsional THR = 6/12 x Rp. 2.000.000,- = Rp. 1.000.000,-
19
20. THR dalam Bentuk Barang
• THR bisa diberikan dalam bentuk lain selain uang, kecuali berupa minuman
keras, obat-obatan atau bahan obat-obatan. Namun, peraturan tentang
THR menentukan bahwa tidak boleh melebihi 25% dari nilai THR yang
seharusnya diterima oleh pekerja.
Contoh :
• Lebih dari setahun Gunawan bekerja pada perusahaan garmen dengan
upah sebesar Rp. 2.000.000/bulan. Perusahaan bermaksud memberikan
THR kepadanya dalam bentuk barang konsumsi. Maka total THR yang
seharusnya diterima Gunawan adalah Rp. 2.000.000, jika perusahaan
memberikan THR dalam bentuk barang konsumsi maka hitungannya :
THR dalam bentuk barang konsumsi :
25 % x Rp. 2.000.000 (max) = Rp. 500.000,-
THR dalam bentuk uang :
75% x Rp. 2.000.000 (min) = Rp. 1.500.000,-
20