SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pestisida Nabati
Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tanaman.
Pestisida nabati sudah digunakan tiga abad yang lalu (Ware, 1982; 1983 dalam
Subiyakto, 2009). Pestisida nabati memiliki beberapa fungsi, antara lain: Repelan,
yaitu menolak kehadiran serangga. Misal: dengan bau yang menyengat. Antifidan,
mencegah serangga memakan tanaman yang telah disemprot, merusak
perkembangan telur, larva, pupa, menghambat reproduksi serangga betina, racun
syaraf, mengacaukan sistem hormon di dalam tubuh serangga. Atraktan, pemikat
kehadiran serangga yang dapat dipakai pada perangkap serangga, mengendalikan
pertumbuhan jamur / bakteri (Gapoktan, 2009 dalam Sinaga, 2009).
Beberapa alasan mengapa biopestisida lebih unggul dibandingkan pestisida
sintetis adalah karena:
1. Biopestisida yang terbuat dari bahan-bahan alam tidak mencemari lingkungan.
2.Pemakaian ekstrak bahan alami secara terus menerus juga diyakini tak
menimbulkan resisten pada hama, seperti yang terjadi pada pestisida sintetis.
Beberapa jenis tanaman yang mampu mengendalikan hama seperti famili
Meliaceae (nimba), famili Anonnaceae (biji srikaya, biji sirsak, biji buah nona,
dll).
3. Biaya Produksi biopestisida yang murah, menjadikan harga jualnya terjangkau
oleh petani sehingga produksi pertanian yang sebelumnya mencapai 25-40 persen
dengan menggunakan pestisida kimiawi, kini dapat ditekan menjadi sekitar 8-10
persen.
4. Kualitas produk signifikan dan dapat meningkatkan nilai jual (ekonomi) produk
baik pasar lokal, regional maupun internasional. Sehingga margin keuntungan
petani meningkat.
2.2 Tanaman Babadotan
Tanaman babadotan yang banyak ditemui di sekitar lahan pertanian dan
merupakan gulma yang dapat menimbulkan kerugian bagi pertumbuhan tanaman
pertanian, ternyata dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati. Dengan
perkembangan teknologi penggunaan pestisida nabati yang aman dan ramah
lingkungan yang berasal dari bahan tumbuhan babadotan dapat menjadi pengganti
pestisida kimia yang banyak digunakan oleh petani untuk mengendalikan
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). Sekaligus dapat mengurangi
penggunaan pestisida kimia yang berlebihan, biaya produksi dan dampak buruk
bagi kesehatan petani dan lingkungan.
Babadotan (Ageratum conyzoides L.) merupakan tumbuhan dari
familiAsteraceae. Nama babadotan sendiri biasa dikenal di Jawa, sedangkan di
Sumatera dikenal daun tombak, dan di Madura disebut wedusan. Tumbuhan ini
merupakan herba menahun, tegak dengan ketinggian 30 - 80 cm dan mempunyai
daya adaptasi yang tinggi, sehingga mudah tumbuh di mana-mana dan sering
menjadi gulma yang merugikan para petani (Sukamto, 2007).

(Sumber: http://wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/ 39/Ager_conyz_0605035349_tdp.jpg/240px-Ager_conyz_060503-5349_tdp.jpg

2.3 Efektivitas Tanaman Babadotan sebagai Pestisida Nabati
Sebagai pestisida nabati, ekstrak daun babadotan mampu berfungsi sebagai
insektisida nabati. Daun mengandung dua senyawa aktif precocene I dan
precocene II, selain itu mengandung saponin, flavanoid dan polifenol dan minyak
atsiri. Senyawa precocene I dan precocene II dikenal sebagai senyawa anti
hormon juvenil, yaitu hormon yang diperlukan oleh serangga selama
metamorfosis dan reproduksi. Diduga senyawa precocene mengalami reaksi
kimia dalam tubuh serangga sehingga menjadi reaktif dan menyebabkan
terjadinya kerusakan protein sel dan kematian sel. Sel-sel yang mengalami
kematian terutama adalah sel-sel kelenjar corpora allata yang menghasilkan
hormon juvenil (Ditjenbun, 1994).
Pemberian senyawa precocene akan menyebabkan turunnya titer hormon
juvenil sehingga pada serangga sasaran terjadi metamorfosis dini, imago menjadi
steril, diapause, dan terganggunya produksi feromon. Senyawa precocene yang
terkandung pada daun babadotan bekerja sebagai racun kontak dan racun perut
yang efektif untuk mengendalikan serangga-serangga hama antara lain: Aphis
craccivora, Bombyx mori, Oncopeltus fasciatus, Dysdercus cingulatus, Heliothis
armigera, dan H. Talaca (Ditjenbun, 1994).
Untuk menguji keefektivan pengaplikasian tanaman babadotan sebagai
pestisida nabati, maka persentase mortalitas (kematian) serangga hama tertentu
dapat dihitung menggunakan rumus:
P=
a
a + b

x 100%

Dimana:
P : persentase mortalitas serangga hama tertentu
a : jumlah serangga hama tertentu yang mati
b : jumlah serangga hama tertentu yang hidup
(Fagoone dan Lauge, 1981 dalam Ginting, 1996 dalam Sinaga, 2009)
2.4 Teknik Pembuatan Pestisida Nabati Menggunakan Tanaman Babadotan
Cara pembuatan pestisida nabati dengan menggunakan daun babadotan salah
satunya dengan cara: 0,5 kg daun babadotan ditimbang lalu dihaluskan kemudian
dilarutkan kedalam 1 liter air ditambah 1 gram deterjen, campuran ini diendapkan
selama satu malam. Kegunaan dari deterjen adalah untuk perekat dari pestisida
nabati tersebut supaya pestisida bisa menempel pada tanaman dan deterjen itu
tidak akan berbahaya karena pemakaian yang sedikit.
Pestisida nabati dapat diaplikasikan dengan menggunakan alat semprot
(sprayer) gendong seperti pestisida kimia pada umumnya. Namun, apabila tidak
dijumpai alat semprot, aplikasi pestisida nabati dapat dilakukan dengan bantuan
kuas penyapu (pengecat) dinding atau merang yang diikat. Caranya, alat tersebut
dicelupkan kedalam ember yang berisi larutan pestisida nabati, kemudian dikibaskibaskan pada tanaman (KKN Bojong Parigi, 2011).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tanaman.
Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai biopestisida adalah tanaman
babadotan (Ageratum conyzoides L.). Tanaman liar ini digunakan sebagai
insektisida nabati karena, daunnya mengandung dua senyawa aktif precocene I
dan precocene II, selain itu mengandung saponin, flavanoid dan polifenol dan
minyak atsiri. Senyawa precocene I dan precocene II dikenal sebagai senyawa
anti hormon juvenil, yaitu hormon yang diperlukan oleh serangga selama
metamorfosis dan reproduksi. Diduga senyawa precocene mengalami reaksi
kimia dalam tubuh serangga sehingga menjadi reaktif dan menyebabkan
terjadinya kerusakan protein sel dan kematian sel.Senyawa precocene yang
terkandung pada daun babadotan bekerja sebagai racun kontak dan racun perut
yang efektif untuk mengendalikan serangga-serangga hama antara lain: Aphis
craccivora, Bombyx mori, Oncopeltus fasciatus, Dysdercus cingulatus, Heliothis
armigera, dan H. Talaca.
DAFTAR PUSTAKA
Ditjenbun, 1994. Pedoman Pengenalan Pestisida Botani. Direktorat Bina
Perlindungan Tanaman Perkebunan. Jakarta; Ditjenbun DEPTAN.
KKN

Bojong Parigi. 2011. Penyuluhan Pembuatan
www.blogs.unpad.ac.id. Diakses tgl 28 Juni 2012.

Pestisida

Nabati.

Sinaga, R. 2009. Uji Efektivitas Pestisida Nabati Terhadap Hama Spodoptera
litura (Lepidoptera: Noctuidae) Pada Tanaman Tembakau (Nicotiana
tabaccum L.). Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Subiyakto. 2009. Ekstrak Biji Mimba Sebagai Pestisida Nabati: Potensi, Kendala,
dan Strategi Pengembangannya. Perspektif Vol. 8 No. 2 hlm. 108-116 IISN:
1412-8004.
Sukamto. 2007 Babadotan (Ageratum conyzoides) Tanaman Multi Fungsi. Warta
Puslitbangbun
Vol.13
No.3,Desember
2007.www.balitro.litbang.deptan.go.id. diakses tgl 28 Juni 2012.

More Related Content

What's hot

Pengertian pestisida
Pengertian pestisidaPengertian pestisida
Pengertian pestisidaCici Indra
 
Materi Bimtek Pembuatan Biopestisida
Materi Bimtek Pembuatan BiopestisidaMateri Bimtek Pembuatan Biopestisida
Materi Bimtek Pembuatan BiopestisidaNike Triwahyuningsih
 
Buku diktat diht
Buku diktat dihtBuku diktat diht
Buku diktat dihtedikaputra
 
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit TanamanPemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit TanamanAri Sugiarto
 
Pengendalian OPT secara kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawiPengendalian OPT secara kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawiPy Bayu
 
Tumbuhan penghasil pestisida nabati dibagi menjadi lima kelompok
Tumbuhan penghasil pestisida nabati dibagi menjadi lima kelompokTumbuhan penghasil pestisida nabati dibagi menjadi lima kelompok
Tumbuhan penghasil pestisida nabati dibagi menjadi lima kelompokWahono Syahida
 
Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)tochi run
 
Insektisida dan fungisida
Insektisida dan fungisidaInsektisida dan fungisida
Insektisida dan fungisidaNurma Fauzaniar
 
PENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIPENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIsumitrojait
 
Plh biopestisida
Plh biopestisidaPlh biopestisida
Plh biopestisidaPy Bayu
 
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADUPengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADUsapri yanto
 
Pengendali hayat iiii
Pengendali hayat iiiiPengendali hayat iiii
Pengendali hayat iiiiDina akib
 
Potensi Nematoda Entomopatogen (Steirnematidae) sebagai Agen Pengendali Hayati
Potensi Nematoda Entomopatogen (Steirnematidae) sebagai Agen Pengendali HayatiPotensi Nematoda Entomopatogen (Steirnematidae) sebagai Agen Pengendali Hayati
Potensi Nematoda Entomopatogen (Steirnematidae) sebagai Agen Pengendali HayatiNovayanti Simamora
 
Pestisida nabati (ratna k. ppb 3 c)
Pestisida nabati (ratna k. ppb 3 c)Pestisida nabati (ratna k. ppb 3 c)
Pestisida nabati (ratna k. ppb 3 c)tani57
 

What's hot (19)

PESTISIDA
PESTISIDAPESTISIDA
PESTISIDA
 
Pengertian pestisida
Pengertian pestisidaPengertian pestisida
Pengertian pestisida
 
Materi Bimtek Pembuatan Biopestisida
Materi Bimtek Pembuatan BiopestisidaMateri Bimtek Pembuatan Biopestisida
Materi Bimtek Pembuatan Biopestisida
 
Buku diktat diht
Buku diktat dihtBuku diktat diht
Buku diktat diht
 
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit TanamanPemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
 
Pengendalian OPT secara kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawiPengendalian OPT secara kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawi
 
Tumbuhan penghasil pestisida nabati dibagi menjadi lima kelompok
Tumbuhan penghasil pestisida nabati dibagi menjadi lima kelompokTumbuhan penghasil pestisida nabati dibagi menjadi lima kelompok
Tumbuhan penghasil pestisida nabati dibagi menjadi lima kelompok
 
Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)
 
Pengendalian Hayati
Pengendalian HayatiPengendalian Hayati
Pengendalian Hayati
 
Insektisida dan fungisida
Insektisida dan fungisidaInsektisida dan fungisida
Insektisida dan fungisida
 
Pengendalian hama
Pengendalian hamaPengendalian hama
Pengendalian hama
 
PENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIPENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATI
 
Hama jahe-dan-pengendaliannya
Hama jahe-dan-pengendaliannyaHama jahe-dan-pengendaliannya
Hama jahe-dan-pengendaliannya
 
Plh biopestisida
Plh biopestisidaPlh biopestisida
Plh biopestisida
 
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADUPengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
 
Pengendali hayat iiii
Pengendali hayat iiiiPengendali hayat iiii
Pengendali hayat iiii
 
Potensi Nematoda Entomopatogen (Steirnematidae) sebagai Agen Pengendali Hayati
Potensi Nematoda Entomopatogen (Steirnematidae) sebagai Agen Pengendali HayatiPotensi Nematoda Entomopatogen (Steirnematidae) sebagai Agen Pengendali Hayati
Potensi Nematoda Entomopatogen (Steirnematidae) sebagai Agen Pengendali Hayati
 
Dasar Dasar Agronomi
Dasar Dasar AgronomiDasar Dasar Agronomi
Dasar Dasar Agronomi
 
Pestisida nabati (ratna k. ppb 3 c)
Pestisida nabati (ratna k. ppb 3 c)Pestisida nabati (ratna k. ppb 3 c)
Pestisida nabati (ratna k. ppb 3 c)
 

Similar to BIOPESTISIDA

pestisida.pptx
pestisida.pptxpestisida.pptx
pestisida.pptxTokoRazaq
 
8 m assad - kajian pestisida nabati
8 m assad - kajian pestisida nabati8 m assad - kajian pestisida nabati
8 m assad - kajian pestisida nabatixie_yeuw_jack
 
Kimia Lingkungan : Pencemaran Pestisida Terhadap DAS
Kimia Lingkungan : Pencemaran Pestisida Terhadap DASKimia Lingkungan : Pencemaran Pestisida Terhadap DAS
Kimia Lingkungan : Pencemaran Pestisida Terhadap DASSusantri Susantri
 
kuliah-1_bu-cyccu.ppt
kuliah-1_bu-cyccu.pptkuliah-1_bu-cyccu.ppt
kuliah-1_bu-cyccu.pptGassPoll1
 
Rangkuman PHPT.docx
Rangkuman PHPT.docxRangkuman PHPT.docx
Rangkuman PHPT.docxMutiana6
 
Rizki Nia Sukri Nasution_pestisida kulit bawang dan daun pepaya.ppt
Rizki Nia Sukri Nasution_pestisida kulit bawang dan daun pepaya.pptRizki Nia Sukri Nasution_pestisida kulit bawang dan daun pepaya.ppt
Rizki Nia Sukri Nasution_pestisida kulit bawang dan daun pepaya.pptRizkyNazty
 
PKM Penelitian Rayap
PKM Penelitian Rayap PKM Penelitian Rayap
PKM Penelitian Rayap Achmad Efendy
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiWarnet Raha
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiWarnet Raha
 
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAcara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAlfian Nopara Saifudin
 
Pestisida Nabati Daun Kemangi.pptx
Pestisida Nabati Daun Kemangi.pptxPestisida Nabati Daun Kemangi.pptx
Pestisida Nabati Daun Kemangi.pptxdyaharum14
 
PPT Bioherbisida Kelompok 5.pptx
PPT Bioherbisida Kelompok 5.pptxPPT Bioherbisida Kelompok 5.pptx
PPT Bioherbisida Kelompok 5.pptxLiliWardani1
 
5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatiixie_yeuw_jack
 

Similar to BIOPESTISIDA (20)

pestisida.pptx
pestisida.pptxpestisida.pptx
pestisida.pptx
 
Laporan pestisda
Laporan pestisdaLaporan pestisda
Laporan pestisda
 
Pencemaran tanah&pestisida
Pencemaran tanah&pestisidaPencemaran tanah&pestisida
Pencemaran tanah&pestisida
 
8 m assad - kajian pestisida nabati
8 m assad - kajian pestisida nabati8 m assad - kajian pestisida nabati
8 m assad - kajian pestisida nabati
 
Kimia Lingkungan : Pencemaran Pestisida Terhadap DAS
Kimia Lingkungan : Pencemaran Pestisida Terhadap DASKimia Lingkungan : Pencemaran Pestisida Terhadap DAS
Kimia Lingkungan : Pencemaran Pestisida Terhadap DAS
 
Bahaya Kimia.pptx
Bahaya Kimia.pptxBahaya Kimia.pptx
Bahaya Kimia.pptx
 
kuliah-1_bu-cyccu.ppt
kuliah-1_bu-cyccu.pptkuliah-1_bu-cyccu.ppt
kuliah-1_bu-cyccu.ppt
 
Rangkuman PHPT.docx
Rangkuman PHPT.docxRangkuman PHPT.docx
Rangkuman PHPT.docx
 
Acara 8 LALAT BUAH
Acara 8 LALAT BUAHAcara 8 LALAT BUAH
Acara 8 LALAT BUAH
 
Rizki Nia Sukri Nasution_pestisida kulit bawang dan daun pepaya.ppt
Rizki Nia Sukri Nasution_pestisida kulit bawang dan daun pepaya.pptRizki Nia Sukri Nasution_pestisida kulit bawang dan daun pepaya.ppt
Rizki Nia Sukri Nasution_pestisida kulit bawang dan daun pepaya.ppt
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
PKM Penelitian Rayap
PKM Penelitian Rayap PKM Penelitian Rayap
PKM Penelitian Rayap
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAcara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
 
Pestisida Nabati Daun Kemangi.pptx
Pestisida Nabati Daun Kemangi.pptxPestisida Nabati Daun Kemangi.pptx
Pestisida Nabati Daun Kemangi.pptx
 
PPT Bioherbisida Kelompok 5.pptx
PPT Bioherbisida Kelompok 5.pptxPPT Bioherbisida Kelompok 5.pptx
PPT Bioherbisida Kelompok 5.pptx
 
5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii
 

More from Awe Wardani

Diferrences of prokaryotic cell and eukaryotik cell
Diferrences of prokaryotic cell and eukaryotik cellDiferrences of prokaryotic cell and eukaryotik cell
Diferrences of prokaryotic cell and eukaryotik cellAwe Wardani
 
ANATOMI BATANG TUMBUHAN
ANATOMI BATANG TUMBUHANANATOMI BATANG TUMBUHAN
ANATOMI BATANG TUMBUHANAwe Wardani
 
Macam sel sitoplasma dll
Macam sel sitoplasma dllMacam sel sitoplasma dll
Macam sel sitoplasma dllAwe Wardani
 
Nukleus kelompok
Nukleus kelompokNukleus kelompok
Nukleus kelompokAwe Wardani
 
Laporan Praktikum Biokimia
Laporan Praktikum BiokimiaLaporan Praktikum Biokimia
Laporan Praktikum BiokimiaAwe Wardani
 
Werkstuk Tagetes erecta (kenikir)
Werkstuk Tagetes erecta (kenikir)Werkstuk Tagetes erecta (kenikir)
Werkstuk Tagetes erecta (kenikir)Awe Wardani
 
Hara sulfur-tanaman
Hara sulfur-tanamanHara sulfur-tanaman
Hara sulfur-tanamanAwe Wardani
 
Sel epitel pada permukaan pipi bagian dalam
Sel epitel pada permukaan pipi bagian dalamSel epitel pada permukaan pipi bagian dalam
Sel epitel pada permukaan pipi bagian dalamAwe Wardani
 
Praktikum FAKTOR ABIOTIK
Praktikum FAKTOR ABIOTIKPraktikum FAKTOR ABIOTIK
Praktikum FAKTOR ABIOTIKAwe Wardani
 
RANGKUMAN GENETIKA
RANGKUMAN GENETIKARANGKUMAN GENETIKA
RANGKUMAN GENETIKAAwe Wardani
 
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1Awe Wardani
 
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)Awe Wardani
 
Parasit Endemik di Jawa
Parasit Endemik di JawaParasit Endemik di Jawa
Parasit Endemik di JawaAwe Wardani
 
Micobacterium leprosy
Micobacterium leprosyMicobacterium leprosy
Micobacterium leprosyAwe Wardani
 

More from Awe Wardani (17)

Diferrences of prokaryotic cell and eukaryotik cell
Diferrences of prokaryotic cell and eukaryotik cellDiferrences of prokaryotic cell and eukaryotik cell
Diferrences of prokaryotic cell and eukaryotik cell
 
ANATOMI BATANG TUMBUHAN
ANATOMI BATANG TUMBUHANANATOMI BATANG TUMBUHAN
ANATOMI BATANG TUMBUHAN
 
Macam sel sitoplasma dll
Macam sel sitoplasma dllMacam sel sitoplasma dll
Macam sel sitoplasma dll
 
Nukleus kelompok
Nukleus kelompokNukleus kelompok
Nukleus kelompok
 
Laporan Praktikum Biokimia
Laporan Praktikum BiokimiaLaporan Praktikum Biokimia
Laporan Praktikum Biokimia
 
Artikel Ilmiah
Artikel IlmiahArtikel Ilmiah
Artikel Ilmiah
 
Artikel
ArtikelArtikel
Artikel
 
Werkstuk Tagetes erecta (kenikir)
Werkstuk Tagetes erecta (kenikir)Werkstuk Tagetes erecta (kenikir)
Werkstuk Tagetes erecta (kenikir)
 
Hara sulfur-tanaman
Hara sulfur-tanamanHara sulfur-tanaman
Hara sulfur-tanaman
 
Sel epitel pada permukaan pipi bagian dalam
Sel epitel pada permukaan pipi bagian dalamSel epitel pada permukaan pipi bagian dalam
Sel epitel pada permukaan pipi bagian dalam
 
Proposal usaha
Proposal usahaProposal usaha
Proposal usaha
 
Praktikum FAKTOR ABIOTIK
Praktikum FAKTOR ABIOTIKPraktikum FAKTOR ABIOTIK
Praktikum FAKTOR ABIOTIK
 
RANGKUMAN GENETIKA
RANGKUMAN GENETIKARANGKUMAN GENETIKA
RANGKUMAN GENETIKA
 
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
 
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
 
Parasit Endemik di Jawa
Parasit Endemik di JawaParasit Endemik di Jawa
Parasit Endemik di Jawa
 
Micobacterium leprosy
Micobacterium leprosyMicobacterium leprosy
Micobacterium leprosy
 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 

BIOPESTISIDA

  • 1. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pestisida Nabati Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tanaman. Pestisida nabati sudah digunakan tiga abad yang lalu (Ware, 1982; 1983 dalam Subiyakto, 2009). Pestisida nabati memiliki beberapa fungsi, antara lain: Repelan, yaitu menolak kehadiran serangga. Misal: dengan bau yang menyengat. Antifidan, mencegah serangga memakan tanaman yang telah disemprot, merusak perkembangan telur, larva, pupa, menghambat reproduksi serangga betina, racun syaraf, mengacaukan sistem hormon di dalam tubuh serangga. Atraktan, pemikat kehadiran serangga yang dapat dipakai pada perangkap serangga, mengendalikan pertumbuhan jamur / bakteri (Gapoktan, 2009 dalam Sinaga, 2009). Beberapa alasan mengapa biopestisida lebih unggul dibandingkan pestisida sintetis adalah karena: 1. Biopestisida yang terbuat dari bahan-bahan alam tidak mencemari lingkungan. 2.Pemakaian ekstrak bahan alami secara terus menerus juga diyakini tak menimbulkan resisten pada hama, seperti yang terjadi pada pestisida sintetis. Beberapa jenis tanaman yang mampu mengendalikan hama seperti famili Meliaceae (nimba), famili Anonnaceae (biji srikaya, biji sirsak, biji buah nona, dll). 3. Biaya Produksi biopestisida yang murah, menjadikan harga jualnya terjangkau oleh petani sehingga produksi pertanian yang sebelumnya mencapai 25-40 persen dengan menggunakan pestisida kimiawi, kini dapat ditekan menjadi sekitar 8-10 persen. 4. Kualitas produk signifikan dan dapat meningkatkan nilai jual (ekonomi) produk baik pasar lokal, regional maupun internasional. Sehingga margin keuntungan petani meningkat. 2.2 Tanaman Babadotan Tanaman babadotan yang banyak ditemui di sekitar lahan pertanian dan merupakan gulma yang dapat menimbulkan kerugian bagi pertumbuhan tanaman pertanian, ternyata dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati. Dengan perkembangan teknologi penggunaan pestisida nabati yang aman dan ramah lingkungan yang berasal dari bahan tumbuhan babadotan dapat menjadi pengganti pestisida kimia yang banyak digunakan oleh petani untuk mengendalikan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). Sekaligus dapat mengurangi penggunaan pestisida kimia yang berlebihan, biaya produksi dan dampak buruk bagi kesehatan petani dan lingkungan. Babadotan (Ageratum conyzoides L.) merupakan tumbuhan dari familiAsteraceae. Nama babadotan sendiri biasa dikenal di Jawa, sedangkan di Sumatera dikenal daun tombak, dan di Madura disebut wedusan. Tumbuhan ini
  • 2. merupakan herba menahun, tegak dengan ketinggian 30 - 80 cm dan mempunyai daya adaptasi yang tinggi, sehingga mudah tumbuh di mana-mana dan sering menjadi gulma yang merugikan para petani (Sukamto, 2007). (Sumber: http://wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/ 39/Ager_conyz_0605035349_tdp.jpg/240px-Ager_conyz_060503-5349_tdp.jpg 2.3 Efektivitas Tanaman Babadotan sebagai Pestisida Nabati Sebagai pestisida nabati, ekstrak daun babadotan mampu berfungsi sebagai insektisida nabati. Daun mengandung dua senyawa aktif precocene I dan precocene II, selain itu mengandung saponin, flavanoid dan polifenol dan minyak atsiri. Senyawa precocene I dan precocene II dikenal sebagai senyawa anti hormon juvenil, yaitu hormon yang diperlukan oleh serangga selama metamorfosis dan reproduksi. Diduga senyawa precocene mengalami reaksi kimia dalam tubuh serangga sehingga menjadi reaktif dan menyebabkan terjadinya kerusakan protein sel dan kematian sel. Sel-sel yang mengalami kematian terutama adalah sel-sel kelenjar corpora allata yang menghasilkan hormon juvenil (Ditjenbun, 1994). Pemberian senyawa precocene akan menyebabkan turunnya titer hormon juvenil sehingga pada serangga sasaran terjadi metamorfosis dini, imago menjadi steril, diapause, dan terganggunya produksi feromon. Senyawa precocene yang terkandung pada daun babadotan bekerja sebagai racun kontak dan racun perut yang efektif untuk mengendalikan serangga-serangga hama antara lain: Aphis craccivora, Bombyx mori, Oncopeltus fasciatus, Dysdercus cingulatus, Heliothis armigera, dan H. Talaca (Ditjenbun, 1994). Untuk menguji keefektivan pengaplikasian tanaman babadotan sebagai pestisida nabati, maka persentase mortalitas (kematian) serangga hama tertentu dapat dihitung menggunakan rumus: P= a a + b x 100% Dimana: P : persentase mortalitas serangga hama tertentu a : jumlah serangga hama tertentu yang mati b : jumlah serangga hama tertentu yang hidup (Fagoone dan Lauge, 1981 dalam Ginting, 1996 dalam Sinaga, 2009)
  • 3. 2.4 Teknik Pembuatan Pestisida Nabati Menggunakan Tanaman Babadotan Cara pembuatan pestisida nabati dengan menggunakan daun babadotan salah satunya dengan cara: 0,5 kg daun babadotan ditimbang lalu dihaluskan kemudian dilarutkan kedalam 1 liter air ditambah 1 gram deterjen, campuran ini diendapkan selama satu malam. Kegunaan dari deterjen adalah untuk perekat dari pestisida nabati tersebut supaya pestisida bisa menempel pada tanaman dan deterjen itu tidak akan berbahaya karena pemakaian yang sedikit. Pestisida nabati dapat diaplikasikan dengan menggunakan alat semprot (sprayer) gendong seperti pestisida kimia pada umumnya. Namun, apabila tidak dijumpai alat semprot, aplikasi pestisida nabati dapat dilakukan dengan bantuan kuas penyapu (pengecat) dinding atau merang yang diikat. Caranya, alat tersebut dicelupkan kedalam ember yang berisi larutan pestisida nabati, kemudian dikibaskibaskan pada tanaman (KKN Bojong Parigi, 2011). BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tanaman. Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai biopestisida adalah tanaman babadotan (Ageratum conyzoides L.). Tanaman liar ini digunakan sebagai insektisida nabati karena, daunnya mengandung dua senyawa aktif precocene I dan precocene II, selain itu mengandung saponin, flavanoid dan polifenol dan minyak atsiri. Senyawa precocene I dan precocene II dikenal sebagai senyawa anti hormon juvenil, yaitu hormon yang diperlukan oleh serangga selama metamorfosis dan reproduksi. Diduga senyawa precocene mengalami reaksi kimia dalam tubuh serangga sehingga menjadi reaktif dan menyebabkan terjadinya kerusakan protein sel dan kematian sel.Senyawa precocene yang terkandung pada daun babadotan bekerja sebagai racun kontak dan racun perut yang efektif untuk mengendalikan serangga-serangga hama antara lain: Aphis craccivora, Bombyx mori, Oncopeltus fasciatus, Dysdercus cingulatus, Heliothis armigera, dan H. Talaca. DAFTAR PUSTAKA Ditjenbun, 1994. Pedoman Pengenalan Pestisida Botani. Direktorat Bina Perlindungan Tanaman Perkebunan. Jakarta; Ditjenbun DEPTAN. KKN Bojong Parigi. 2011. Penyuluhan Pembuatan www.blogs.unpad.ac.id. Diakses tgl 28 Juni 2012. Pestisida Nabati. Sinaga, R. 2009. Uji Efektivitas Pestisida Nabati Terhadap Hama Spodoptera litura (Lepidoptera: Noctuidae) Pada Tanaman Tembakau (Nicotiana tabaccum L.). Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
  • 4. Subiyakto. 2009. Ekstrak Biji Mimba Sebagai Pestisida Nabati: Potensi, Kendala, dan Strategi Pengembangannya. Perspektif Vol. 8 No. 2 hlm. 108-116 IISN: 1412-8004. Sukamto. 2007 Babadotan (Ageratum conyzoides) Tanaman Multi Fungsi. Warta Puslitbangbun Vol.13 No.3,Desember 2007.www.balitro.litbang.deptan.go.id. diakses tgl 28 Juni 2012.