SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehadiran gulma dianggap merugikan karena mengganggu kepentingan dan aktivitas
manusia/kegiatan pertanian dan pengendalian gulma merupakan usaha untuk meningkatkan
daya saing tanaman dan melemahkan daya saing gulma.
Pengendalian hayati dalam arti luas mencakup setiap usaha pengendalian
organisme pengganggu dengan tindakan yang didasarkan ilmu hayat (biologi). Secara umum
populasi organisme di alam berada dalam keadaan seimbang pada jenjang populasi tertentu.
Hal ini disebabkan oleh faktor lingkungan dan juga faktor dalam populasi sendiri, yang
mengendalikan populasi tersebut. Salah satu kelompok faktor lingkungan itu adalah musuh
alami yang mencakup parasitoid, predator, dan patogen.
Pada dasarnya setiap organisme di alam mempunyai musuh alami. Musuh alami tersebut
dalam habitat alaminya berperan sebagai komponen untuk menekan pertumbuhan gulma
sehingga terjadi keseimbangan ekologis. Tujuan pengendalian Hayati bukan pemusnahan
tetapi penekanan gulma agar secara ekonomi dan ekologi tidak merugikan. Dengan
demikian, efektifitas pengendalian secara hayati diharapkan dapat berlanjut dalam waktu
lama karena keseimbangan ekologis baru antara gulma dan musuh alaminya telah tercapai.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengamati langsung
organisme yang menjadi musuh alami dari gulma yang dikumpulkan dari lapang.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Musuh Alami adalah Suatu mahluk hidup (organisme > Predator, Parasitoid dan Patogen)
yang dapat mengendalikan hama penyakit dan gulma (OPT) Musuh alami terdiri dari
pemangsa/predator, parasitoid dan patogen. Pemangsa adalah binatang (serangga, laba-laba
dan binatang lain) yang memakan binatang lain sehingga menyebabkan kematian. Kadang-
kadang disebut “predator”. Predator berguna karena memakan hama tanaman. Semua laba-
laba dan capung merupakan contoh pemangsa. Parasitoid adalah serangga yang hidup di
dalam atau pada tubuh serangga lain, dan membunuhnya secara pelan-pelan. Parasitoid
berguna karena membunuh serangga hama, sedangkan parasit tidak membunuh inangnya,
hanya melemahkan.
Ada beberapa jenis tawon (tabuhan) kecil sebagai parasitoid serangga hama. Patogen adalah
penyebab penyakit yang menyerang binatang atau makhluk lain. Patogen berguna karena
mematikan banyak jenis serangga hama tanaman teh. Ada beberapa jenis patogen, antara lain
jamur, bakteri dan virus.
Musuh alami sebaiknya dilestarikan karena mereka merupakan teman petani. Semua jenis
musuh alami membantu petani mengendalikan hama dan penyakit. Karena itu, musuh alami
jangan dibunuh atau dimusnahkan. Langkah pertama dalam hal melestarikan musuh alami
adalah: jangan menggunakan pestisida kimia! Langkah kedua: menjaga berbagai jenis
tanaman, terutama tanaman berbunga, di kebun atau sekitar kebun. Jika terdapat bermacam-
macam tanaman di kebun, biasanya jumlah musuh alami yang berada di kebun juga lebih
banyak. (Baca juga bagian mengenai bunga di halaman ‘Parasitoid’). Langkah ketiga:
mengusahakan lingkungan yang sesuai untuk kehidupan musuh alami tersebut (konservasi)
(Sukman Y. 2002 ).
Berdasarkan campur tangan yang terjadi maka dibedakan antara pengendalian alami dan
pengendalian hayati. Perbedaan utama terletak pada ada atau tidaknya campur tangan
manusia dalam ekosistem. Dalam pengendalian alami disamping musuh alami sebagai
pengendali hayati masih ada iklim dan habitat sebagai faktor pengendali non hayati. Sedang
pada pengendalian hayati ada campur tangan manusia yang mengelola gulma dengan
memanipulasi musuh alaminya.
Pengendalian hayati merupakan metode yang paling layak dan sekaligus paling sulit
dipraktekkan karena memerlukan derajat ketelitian tinggi dan serangkaian test dalam jangka
waktu panjang (bertahun-tahun) sebelum suatu organ pengendali hayati dilepas untuk
pengendalian suatu species gulma. Dasar pengendalian hayati adalah kenyataan bahwa di
alam ada musuh-musuh alami yang mampu menekan beberapa species gulma ( Tora. 2012).
Ada beberapa syarat utama yang dibutuhkan agar suatu makhluk dapat digunakan sebagai
pengendali alami :
1. Makhluk tersebut tidak merusak tanaman budidaya atau jenis tanaman pertanian lainnya,
meskipun tanaman inangnya tidak ada.
2. Siklus hidupnya menyerupai tumbuhan inangnya, misalnya populasi makhluk ini akan
meningkat jika populasi gulmanya juga meningkat.
3. Harus mampu mematikan gulma atau paling tidak mencegah gulma membentuk
biji/berkembang biak.
4. Mampu berkembang biak dan menyebar ke daerah-daerah lain yang ditumbuhi inangnya.
5. Mempunyai adaptasi baik terhadap gulma inang dan lingkungan yang ditumbuhinya ( Dwi
Hartoyo,SP. 2001 ).
III. BAHAN DAN METODE
A. Alat dan bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini, antara lain pot, kain kasa, tali rapia dan
alat tulis. Serta bahan yang digunakan dalam praktikum ini, antara lain gulma golongan
rumput, teki, dan daun lebar
B. Metode
Adapun prosedur kerja pengamatan langsung pengendalian gulma secara hayati, antara lain :
1. Mengidentifikasi 3 jenis gulma dari golongan rumput, teki dan daun lebar
2. Menanam ketiga jenis gulma tersebut dalam satu pot tanam.
3. Memasukkan organisme musuh alami (Ulat atau Belalang) pada gulma yang telah
diidentifikasi.
4. Menutup atau mengurung pot dengan kain kasa lalu ikat dengan tali rapia agar organism
musuh alami gulma tidak dapat keluar.
5. Melakukan pengamatan gejala serta intensitas serangan musuh alami terhadap masing-
masing jenis gulma.
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Data pengamatan
Musuh alami belalang (kelompok 3)
Jenis gulma Jumlah Presentase kerusakan (%)
Hari ke-
1 2 3 4 5 6 7
Cyperus kyllingia 3 0 0 1 3 4 5 5
Chloris barbata 2 0 3 5 8 11 13 15
Acalypha 2 0 1 3 6 8 10 10
Musuh alami ulat (kelompok 5)
No Jenis gulma Presentase kerusakan per hari (%)
1 2 3 4 5 6 7
1 Gulma golongan rumput 0 0 3 6 8 10 -
2 Gulma golongan teki - - - - - - -
3 Gulma golongan daun lebar - - 4 7 10 12 -
B. Pembahasan
Pengendalian hayati dibedakan dari pengendalian alami hanya dalam hal keterlibatan
manusia dalam menangani agen pengendali yang terlibat. Dalam pengendalian
hayati, agen hayati secara sengaja diintroduksi, dibiakkan secara masal, dan
kemudian dilepaskan untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan.
Sebaliknya, dalam pengendalian alami agen pengendali ada dengan sendirinya di
alam.Pengendalian hayati pada gulma adalah suatu cara pengendalian dengan
menggunakan musuh-musuh alami baik hama (insekta), penyakit (patogen), jamur
dan sebagainya guna menekan pertumbuhan gulma. Dasar pengendalian hayati
adalah kenyataan bahwa di alam ada musuh-musuh alami yang mampu menekan
beberapa species gulma.Hal ini biasa ditujukan terhadap suatu species gulma asing
yang telah menyebar secara luas di suatu daerah. Pemberantasan gulma secara total
bukanlah tujuan pengendalian hayati karena dapat memusnahkan agen-agen hayati
yang lain.
Pada praktikum ini digunakan musuh alami berupa 5 belalang yang berukuran kecil
sampai sedang yang dimasukkan pada pot yang telah dikurung dengan kain kasa.
Belalang tersebut di dapatkan pada habitat gulma tersebut berada sebelum
dipindahkan ke pot. Berdasarkan data pengamatan yang telah dilakukan presentase
kerusakan semakin hari semakin tinggi hal ini dapat diketahui dan dilihat dari gejala
kerusakan yang semakin bertambah meluas. Gejala kerusakan yang terdapat pada
gulma seperti daun dan batang bergerigi, daun berlubang, dan batang yang patah
akibat dimakan belalang.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dari ketiga golongan jenis gulma
yang di tanam di pot tersebut presentase kerusakan paling tinggi pada gulma
golongan rumput (Chloris barbata). Sedangkan presentase kerusakan paling rendah
pada gulma golongan teki (Cyperus kyllingia). Belalang lebih menyukai memakan
gulma golongan rumput dengan gejala kerusakan paling banyak ditemukan berupa
batang yang patah dan bergerigi serta daun bergerigi dan seperti terpotong pada
bagian ujungnya, sedangkan pada golongan gulma daun lebar gejala kerusakan
terdapat pada daun yang berlubang dan pinggiran daun yang bergerigi, dan pada
gulma golongan teki kerusakan terdapat pada bagian daunnya yang bergerigi. Selain
itu kecenderungan musuh alami untuk lebih tertarik kepada jenis rumput dan daun
lebar dibandingkan dengan golongan teki sehinngga secara umum daun lebar dan
teki akan menunjukan gejala serangan lebih dominan dibandingkan dengan gulma
golongan teki.
V. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang didapat dari praktikum ini antara lain :
1. Pengendalian hayati pada gulma adalah suatu cara pengendalian dengan
menggunakan musuh-musuh alami baik hama (insekta), penyakit (patogen), jamur.
2. Dasar pengendalian hayati adalah kenyataan bahwa di alam ada musuh-musuh alami
yang mampu menekan beberapa species gulma
3. Gejala kerusakan yang terdapat pada gulma seperti daun dan batang bergerigi, daun
berlubang, dan batang yang patah
4. Presentase kerusakan paling tinggi pada gulma golongan rumput sedangkan
presentase kerusakan paling rendah pada gulma golongan teki pada kedua musuh alami
yaitu ulat dan belalang.
DAFTAR PUSTAKA
Dwi Hartoyo,SP. 2001. http://www.htysite.com/hama%20musuh%20alami%
2001.htm. Diakses pada tanggal 07 Desember 2012. Pukul 17 : 00 WIB.
Sukman Y. 2002. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. PT. RajaGrafindo Persada.
Jakarta.
Tora. 2012. http://nandagokilz1.wordpress.com/2012/05/19/pengendalian-gulma-secara-
hayati/. Diakses pada tanggal 07 Desember 2012. Pukul 18 : 30 WIB.
v

More Related Content

What's hot

Laporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulmaLaporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulmaTidar University
 
Pengendalian OPT secara kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawiPengendalian OPT secara kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawiPy Bayu
 
Pengendalian gulma terpadu
Pengendalian gulma terpaduPengendalian gulma terpadu
Pengendalian gulma terpaduEla Afellay
 
Pengendali hayat iiii
Pengendali hayat iiiiPengendali hayat iiii
Pengendali hayat iiiiDina akib
 
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit TanamanPemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit TanamanAri Sugiarto
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygzahrahoca
 
Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)tochi run
 
Pengendalian Serangga ppt
Pengendalian Serangga pptPengendalian Serangga ppt
Pengendalian Serangga pptNuroni Harahap
 
Pengelolaan Hama Terpadu novia anjani
Pengelolaan Hama Terpadu novia anjaniPengelolaan Hama Terpadu novia anjani
Pengelolaan Hama Terpadu novia anjaniNovia Anjani
 
Bab v diagnosis hama tanaman
Bab v  diagnosis hama tanamanBab v  diagnosis hama tanaman
Bab v diagnosis hama tanamanKustam Ktm
 
Laporan praktikum ilmu hama penyakit
Laporan praktikum ilmu hama penyakitLaporan praktikum ilmu hama penyakit
Laporan praktikum ilmu hama penyakitfahmiganteng
 

What's hot (15)

Laporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulmaLaporan pengendalian gulma
Laporan pengendalian gulma
 
Pengendalian OPT secara kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawiPengendalian OPT secara kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawi
 
Pengendalian hayati
Pengendalian hayatiPengendalian hayati
Pengendalian hayati
 
Pengendalian gulma terpadu
Pengendalian gulma terpaduPengendalian gulma terpadu
Pengendalian gulma terpadu
 
Ipi161112
Ipi161112Ipi161112
Ipi161112
 
Pengendali hayat iiii
Pengendali hayat iiiiPengendali hayat iiii
Pengendali hayat iiii
 
Makalah perlintan gulma_arin-1
Makalah perlintan gulma_arin-1Makalah perlintan gulma_arin-1
Makalah perlintan gulma_arin-1
 
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit TanamanPemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
 
Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)
 
Pengendalian Serangga ppt
Pengendalian Serangga pptPengendalian Serangga ppt
Pengendalian Serangga ppt
 
Pengelolaan Hama Terpadu novia anjani
Pengelolaan Hama Terpadu novia anjaniPengelolaan Hama Terpadu novia anjani
Pengelolaan Hama Terpadu novia anjani
 
Pengendalian Hayati
Pengendalian HayatiPengendalian Hayati
Pengendalian Hayati
 
Bab v diagnosis hama tanaman
Bab v  diagnosis hama tanamanBab v  diagnosis hama tanaman
Bab v diagnosis hama tanaman
 
Laporan praktikum ilmu hama penyakit
Laporan praktikum ilmu hama penyakitLaporan praktikum ilmu hama penyakit
Laporan praktikum ilmu hama penyakit
 

Similar to OPTIMALKAN MUSUH ALAMI

Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaMakalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaSeptian Muna Barakati
 
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaMakalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaWarnet Raha
 
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAcara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAlfian Nopara Saifudin
 
Ppt materi 1 3 p. hayati-anisa septiani bumulo
Ppt materi 1 3  p. hayati-anisa septiani bumuloPpt materi 1 3  p. hayati-anisa septiani bumulo
Ppt materi 1 3 p. hayati-anisa septiani bumuloanisasptiany
 
Buku diktat hama dan penyakit tanaman
Buku diktat hama dan penyakit tanamanBuku diktat hama dan penyakit tanaman
Buku diktat hama dan penyakit tanamanIr. Zakaria, M.M
 
5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatiixie_yeuw_jack
 
Buku diktat diht
Buku diktat dihtBuku diktat diht
Buku diktat dihtedikaputra
 
laoran praktikum dasperlintan
laoran praktikum dasperlintanlaoran praktikum dasperlintan
laoran praktikum dasperlintanJosua Hutapea
 
Pengertian ekologi hewan
Pengertian ekologi hewanPengertian ekologi hewan
Pengertian ekologi hewanAde Maiditasari
 
Presentation hama
Presentation hamaPresentation hama
Presentation hamaAnggin N U
 
Cendawan sebagai musuh alami
Cendawan sebagai musuh alamiCendawan sebagai musuh alami
Cendawan sebagai musuh alamiHaris Setiawan
 
Proposal PL adjie
Proposal PL adjieProposal PL adjie
Proposal PL adjieArta Adjie
 
Mata Kuliah 8: Dasar-Dasar Agronomi.pptx
Mata Kuliah 8: Dasar-Dasar Agronomi.pptxMata Kuliah 8: Dasar-Dasar Agronomi.pptx
Mata Kuliah 8: Dasar-Dasar Agronomi.pptxENTRYLEVEL
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiTidar University
 

Similar to OPTIMALKAN MUSUH ALAMI (20)

Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Makalah perlintan gulma_arin-1
Makalah perlintan gulma_arin-1Makalah perlintan gulma_arin-1
Makalah perlintan gulma_arin-1
 
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaMakalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
 
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaMakalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
 
Makalah perlintan gulma_arin-1
Makalah perlintan gulma_arin-1Makalah perlintan gulma_arin-1
Makalah perlintan gulma_arin-1
 
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAcara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
 
Ppt materi 1 3 p. hayati-anisa septiani bumulo
Ppt materi 1 3  p. hayati-anisa septiani bumuloPpt materi 1 3  p. hayati-anisa septiani bumulo
Ppt materi 1 3 p. hayati-anisa septiani bumulo
 
Buku diktat hama dan penyakit tanaman
Buku diktat hama dan penyakit tanamanBuku diktat hama dan penyakit tanaman
Buku diktat hama dan penyakit tanaman
 
5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii
 
Buku diktat diht
Buku diktat dihtBuku diktat diht
Buku diktat diht
 
Buku diktat diht
Buku diktat dihtBuku diktat diht
Buku diktat diht
 
laoran praktikum dasperlintan
laoran praktikum dasperlintanlaoran praktikum dasperlintan
laoran praktikum dasperlintan
 
Pengertian ekologi hewan
Pengertian ekologi hewanPengertian ekologi hewan
Pengertian ekologi hewan
 
Presentation hama
Presentation hamaPresentation hama
Presentation hama
 
Cendawan sebagai musuh alami
Cendawan sebagai musuh alamiCendawan sebagai musuh alami
Cendawan sebagai musuh alami
 
Proposal PL adjie
Proposal PL adjieProposal PL adjie
Proposal PL adjie
 
Bahaya Kimia.pptx
Bahaya Kimia.pptxBahaya Kimia.pptx
Bahaya Kimia.pptx
 
Mata Kuliah 8: Dasar-Dasar Agronomi.pptx
Mata Kuliah 8: Dasar-Dasar Agronomi.pptxMata Kuliah 8: Dasar-Dasar Agronomi.pptx
Mata Kuliah 8: Dasar-Dasar Agronomi.pptx
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasi
 
Laporan perlintan
Laporan perlintanLaporan perlintan
Laporan perlintan
 

More from Warnet Raha

Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanWarnet Raha
 
Warnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet Raha
 
Surat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselSurat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselWarnet Raha
 
Silsilah keluarga
Silsilah keluargaSilsilah keluarga
Silsilah keluargaWarnet Raha
 
Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Warnet Raha
 
Makalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohMakalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohWarnet Raha
 
Motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaMotivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaWarnet Raha
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Warnet Raha
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramataWarnet Raha
 
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Warnet Raha
 
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaPengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaWarnet Raha
 
Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Warnet Raha
 

More from Warnet Raha (20)

Serune kale
Serune kaleSerune kale
Serune kale
 
Alat musik
Alat musikAlat musik
Alat musik
 
Septian
SeptianSeptian
Septian
 
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
 
Perihal
PerihalPerihal
Perihal
 
Warnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet vast raha
Warnet vast raha
 
Surat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselSurat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorsel
 
Silsilah keluarga
Silsilah keluargaSilsilah keluarga
Silsilah keluarga
 
Ipink
IpinkIpink
Ipink
 
Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1
 
Makalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohMakalah haji dan umroh
Makalah haji dan umroh
 
Motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaMotivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerja
 
Salim 2
Salim 2Salim 2
Salim 2
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
 
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaPengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
 
Jurnal ella
Jurnal ellaJurnal ella
Jurnal ella
 
Penelitian
PenelitianPenelitian
Penelitian
 
Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4
 

OPTIMALKAN MUSUH ALAMI

  • 1. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran gulma dianggap merugikan karena mengganggu kepentingan dan aktivitas manusia/kegiatan pertanian dan pengendalian gulma merupakan usaha untuk meningkatkan daya saing tanaman dan melemahkan daya saing gulma. Pengendalian hayati dalam arti luas mencakup setiap usaha pengendalian organisme pengganggu dengan tindakan yang didasarkan ilmu hayat (biologi). Secara umum populasi organisme di alam berada dalam keadaan seimbang pada jenjang populasi tertentu. Hal ini disebabkan oleh faktor lingkungan dan juga faktor dalam populasi sendiri, yang mengendalikan populasi tersebut. Salah satu kelompok faktor lingkungan itu adalah musuh alami yang mencakup parasitoid, predator, dan patogen. Pada dasarnya setiap organisme di alam mempunyai musuh alami. Musuh alami tersebut dalam habitat alaminya berperan sebagai komponen untuk menekan pertumbuhan gulma sehingga terjadi keseimbangan ekologis. Tujuan pengendalian Hayati bukan pemusnahan tetapi penekanan gulma agar secara ekonomi dan ekologi tidak merugikan. Dengan demikian, efektifitas pengendalian secara hayati diharapkan dapat berlanjut dalam waktu lama karena keseimbangan ekologis baru antara gulma dan musuh alaminya telah tercapai. B. Tujuan Adapun tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengamati langsung organisme yang menjadi musuh alami dari gulma yang dikumpulkan dari lapang.
  • 2. II. TINJAUAN PUSTAKA Musuh Alami adalah Suatu mahluk hidup (organisme > Predator, Parasitoid dan Patogen) yang dapat mengendalikan hama penyakit dan gulma (OPT) Musuh alami terdiri dari pemangsa/predator, parasitoid dan patogen. Pemangsa adalah binatang (serangga, laba-laba dan binatang lain) yang memakan binatang lain sehingga menyebabkan kematian. Kadang- kadang disebut “predator”. Predator berguna karena memakan hama tanaman. Semua laba- laba dan capung merupakan contoh pemangsa. Parasitoid adalah serangga yang hidup di dalam atau pada tubuh serangga lain, dan membunuhnya secara pelan-pelan. Parasitoid berguna karena membunuh serangga hama, sedangkan parasit tidak membunuh inangnya, hanya melemahkan. Ada beberapa jenis tawon (tabuhan) kecil sebagai parasitoid serangga hama. Patogen adalah penyebab penyakit yang menyerang binatang atau makhluk lain. Patogen berguna karena mematikan banyak jenis serangga hama tanaman teh. Ada beberapa jenis patogen, antara lain jamur, bakteri dan virus. Musuh alami sebaiknya dilestarikan karena mereka merupakan teman petani. Semua jenis musuh alami membantu petani mengendalikan hama dan penyakit. Karena itu, musuh alami jangan dibunuh atau dimusnahkan. Langkah pertama dalam hal melestarikan musuh alami adalah: jangan menggunakan pestisida kimia! Langkah kedua: menjaga berbagai jenis tanaman, terutama tanaman berbunga, di kebun atau sekitar kebun. Jika terdapat bermacam- macam tanaman di kebun, biasanya jumlah musuh alami yang berada di kebun juga lebih banyak. (Baca juga bagian mengenai bunga di halaman ‘Parasitoid’). Langkah ketiga: mengusahakan lingkungan yang sesuai untuk kehidupan musuh alami tersebut (konservasi) (Sukman Y. 2002 ). Berdasarkan campur tangan yang terjadi maka dibedakan antara pengendalian alami dan pengendalian hayati. Perbedaan utama terletak pada ada atau tidaknya campur tangan manusia dalam ekosistem. Dalam pengendalian alami disamping musuh alami sebagai pengendali hayati masih ada iklim dan habitat sebagai faktor pengendali non hayati. Sedang pada pengendalian hayati ada campur tangan manusia yang mengelola gulma dengan memanipulasi musuh alaminya. Pengendalian hayati merupakan metode yang paling layak dan sekaligus paling sulit dipraktekkan karena memerlukan derajat ketelitian tinggi dan serangkaian test dalam jangka waktu panjang (bertahun-tahun) sebelum suatu organ pengendali hayati dilepas untuk pengendalian suatu species gulma. Dasar pengendalian hayati adalah kenyataan bahwa di alam ada musuh-musuh alami yang mampu menekan beberapa species gulma ( Tora. 2012). Ada beberapa syarat utama yang dibutuhkan agar suatu makhluk dapat digunakan sebagai pengendali alami : 1. Makhluk tersebut tidak merusak tanaman budidaya atau jenis tanaman pertanian lainnya, meskipun tanaman inangnya tidak ada. 2. Siklus hidupnya menyerupai tumbuhan inangnya, misalnya populasi makhluk ini akan meningkat jika populasi gulmanya juga meningkat. 3. Harus mampu mematikan gulma atau paling tidak mencegah gulma membentuk biji/berkembang biak. 4. Mampu berkembang biak dan menyebar ke daerah-daerah lain yang ditumbuhi inangnya. 5. Mempunyai adaptasi baik terhadap gulma inang dan lingkungan yang ditumbuhinya ( Dwi Hartoyo,SP. 2001 ).
  • 3. III. BAHAN DAN METODE A. Alat dan bahan Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini, antara lain pot, kain kasa, tali rapia dan alat tulis. Serta bahan yang digunakan dalam praktikum ini, antara lain gulma golongan rumput, teki, dan daun lebar B. Metode Adapun prosedur kerja pengamatan langsung pengendalian gulma secara hayati, antara lain : 1. Mengidentifikasi 3 jenis gulma dari golongan rumput, teki dan daun lebar 2. Menanam ketiga jenis gulma tersebut dalam satu pot tanam. 3. Memasukkan organisme musuh alami (Ulat atau Belalang) pada gulma yang telah diidentifikasi. 4. Menutup atau mengurung pot dengan kain kasa lalu ikat dengan tali rapia agar organism musuh alami gulma tidak dapat keluar. 5. Melakukan pengamatan gejala serta intensitas serangan musuh alami terhadap masing- masing jenis gulma.
  • 4. IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Data pengamatan Musuh alami belalang (kelompok 3) Jenis gulma Jumlah Presentase kerusakan (%) Hari ke- 1 2 3 4 5 6 7 Cyperus kyllingia 3 0 0 1 3 4 5 5 Chloris barbata 2 0 3 5 8 11 13 15 Acalypha 2 0 1 3 6 8 10 10 Musuh alami ulat (kelompok 5) No Jenis gulma Presentase kerusakan per hari (%) 1 2 3 4 5 6 7 1 Gulma golongan rumput 0 0 3 6 8 10 - 2 Gulma golongan teki - - - - - - - 3 Gulma golongan daun lebar - - 4 7 10 12 - B. Pembahasan Pengendalian hayati dibedakan dari pengendalian alami hanya dalam hal keterlibatan manusia dalam menangani agen pengendali yang terlibat. Dalam pengendalian hayati, agen hayati secara sengaja diintroduksi, dibiakkan secara masal, dan kemudian dilepaskan untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan. Sebaliknya, dalam pengendalian alami agen pengendali ada dengan sendirinya di alam.Pengendalian hayati pada gulma adalah suatu cara pengendalian dengan menggunakan musuh-musuh alami baik hama (insekta), penyakit (patogen), jamur dan sebagainya guna menekan pertumbuhan gulma. Dasar pengendalian hayati adalah kenyataan bahwa di alam ada musuh-musuh alami yang mampu menekan beberapa species gulma.Hal ini biasa ditujukan terhadap suatu species gulma asing yang telah menyebar secara luas di suatu daerah. Pemberantasan gulma secara total bukanlah tujuan pengendalian hayati karena dapat memusnahkan agen-agen hayati yang lain. Pada praktikum ini digunakan musuh alami berupa 5 belalang yang berukuran kecil sampai sedang yang dimasukkan pada pot yang telah dikurung dengan kain kasa. Belalang tersebut di dapatkan pada habitat gulma tersebut berada sebelum dipindahkan ke pot. Berdasarkan data pengamatan yang telah dilakukan presentase kerusakan semakin hari semakin tinggi hal ini dapat diketahui dan dilihat dari gejala kerusakan yang semakin bertambah meluas. Gejala kerusakan yang terdapat pada gulma seperti daun dan batang bergerigi, daun berlubang, dan batang yang patah akibat dimakan belalang. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dari ketiga golongan jenis gulma yang di tanam di pot tersebut presentase kerusakan paling tinggi pada gulma golongan rumput (Chloris barbata). Sedangkan presentase kerusakan paling rendah pada gulma golongan teki (Cyperus kyllingia). Belalang lebih menyukai memakan gulma golongan rumput dengan gejala kerusakan paling banyak ditemukan berupa
  • 5. batang yang patah dan bergerigi serta daun bergerigi dan seperti terpotong pada bagian ujungnya, sedangkan pada golongan gulma daun lebar gejala kerusakan terdapat pada daun yang berlubang dan pinggiran daun yang bergerigi, dan pada gulma golongan teki kerusakan terdapat pada bagian daunnya yang bergerigi. Selain itu kecenderungan musuh alami untuk lebih tertarik kepada jenis rumput dan daun lebar dibandingkan dengan golongan teki sehinngga secara umum daun lebar dan teki akan menunjukan gejala serangan lebih dominan dibandingkan dengan gulma golongan teki.
  • 6. V. KESIMPULAN Adapun kesimpulan yang didapat dari praktikum ini antara lain : 1. Pengendalian hayati pada gulma adalah suatu cara pengendalian dengan menggunakan musuh-musuh alami baik hama (insekta), penyakit (patogen), jamur. 2. Dasar pengendalian hayati adalah kenyataan bahwa di alam ada musuh-musuh alami yang mampu menekan beberapa species gulma 3. Gejala kerusakan yang terdapat pada gulma seperti daun dan batang bergerigi, daun berlubang, dan batang yang patah 4. Presentase kerusakan paling tinggi pada gulma golongan rumput sedangkan presentase kerusakan paling rendah pada gulma golongan teki pada kedua musuh alami yaitu ulat dan belalang.
  • 7. DAFTAR PUSTAKA Dwi Hartoyo,SP. 2001. http://www.htysite.com/hama%20musuh%20alami% 2001.htm. Diakses pada tanggal 07 Desember 2012. Pukul 17 : 00 WIB. Sukman Y. 2002. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta. Tora. 2012. http://nandagokilz1.wordpress.com/2012/05/19/pengendalian-gulma-secara- hayati/. Diakses pada tanggal 07 Desember 2012. Pukul 18 : 30 WIB. v