Dokumen tersebut membahas perbandingan antara rasionalisme dan empirisme. Rasionalisme menekankan penggunaan akal sebagai sumber pengetahuan sedangkan empirisme menekankan pengalaman. Beberapa tokoh kunci rasionalisme dijelaskan seperti Descartes, Spinoza, Leibniz, sedangkan tokoh empirisme meliputi Hobbes, Locke, Berkeley, Hume.
2. Secara etimologis rasionalisme berasal dari
kata bahasa Inggris rationalism. Kata ini
berakar dari kata dalam bahasa latin ratio
yang berarti “akal”.
Rasionalisme adalah merupakan faham atau
aliran atau ajaran yang berdasarkan rasio,
ide-ide yang masuk akal.
3. Rene Descartes (1596-
1650 M)
Nicolas Melerbranche
(1638-1775)
Descartes memandang
manusia sebagai mahluk
dualitas. Manusia terdiri
dari dua substansi : jiwa
dan tubuh. Jiwa adalah
pemikiran dan tubuh
adalah keluasan.
Cogito ergo sum : saya
berpikir maka saya ada,
itulah menurut Descartes
suatu kebenaran yang
tidak dapat disangkal,
betapun besar usahaku.
Ia mengikuti ajaran
descartes,bahwa ada dua
substansi : pemikiran
dan keluasan. Akan
tetapi dalam masalah
hubungan dengan jiwa,
ia mengikuti
pemecahannya sendiri.
Pendiriannya dalam
bidang ini biasanya
disebut okkasionalisme (
occasio = kesempatan).
Pendapatnya bahwa jiwa
tidak dapat
mempengaruhi tubuh,
demikian pula
sebaliknya.
4. De Spinoza (1632-1677 )
Gottfried Wilhelm
Leibniz ( 1646-1716 M)
Menurut Spinoza,hanya
ada satu
substansi,yaitu
Allah.Dan satu
substansi ini meliputi
baik dunia maupun
manusia. Pendirian
spinoza disebut
panteisme : Allah
disamakan dengan
segala sesuatu yang
ada.
substansi itu
jumlahnya tiada
terhingga yang
kemudian ia namakan
sebagai monade.
Monade-monade ini
tidak bersifat jasmani
serta tidak dibagi-
bagi.
5. Christian Wolff ( 1679-
1754 M )
Blaise Pascal ( 1623-
1662 M )
Wolff menyadur filsafat
Leibniz serta
menyusunnya menjadi
satu sistem, ia banyak
menggunakan unsur
Skolastik. Karena Wolff
inilah rasionalisme di
Jerman pada masanya
merajalela di semua
universitas
Pascal memandang bahwa
manusia selalu dianggap
sebagai misteri yang tidak
dapat diselami sampai
dasarnya. Ada yang lebih
penting dari rasio ( raison )
yaitu hati ( coeur), demikian
menurut pascal.
Kita dengan mudah
mengingat dasar pemikiran
filsafatnya yang diartikan
dalam bahasa inggris : the
heart has it reasons which
the reason does not
understand / hati
mempunyai alasannya
sendiri dimana diantara
alasan itu tidak bisa
dimengerti
6. Empirisme memberikan tekanan empiri atau
pengalaman sebagai sumber pengetahuan. Istilah
ini berasal dari kata Yunani empeiria yang berarti
pengalaman inderawi.
Oleh sebab itu empirisme diibaratkan sebagai
faham yang memilih pengalaman sebagai sumber
utama pengenalan dan yang dimaksudkan adalah
baik pengalaman lahiriah yang menyangkut
dunia maupun pengalaman batiniah yang
menyangkut pribadi manusia saja.
Oleh karenanya empirisme sangat
bertentangan dengan rasionalisme.
7. Thomas Hobbes (1588-
1679)
John Locke (1632-1704)
Hobbes
beranggapan bahwa
pengalaman
merupakan permulaan
segala pengenalan.
Pengenalan atau
pengetahuan diperoleh
karena pengalaman.
Pengalaman adalah
awal dari segala
pengetahuan, juga
awal pengetahuan
tentang asas yang
diperoleh dan
diteguhkan oleh
pengalaman.
Pengalaman ada dua
: pengalaman lahiriah
(sensation) dan
pengalaman batiniah
(reflextion). Keduanya ini
menghasilkan ide-ide
tunggal (simple ideas).
Roh manusia bersifat
pasif dalam menerima
ide tersebut.
Lock kemudian
menyatakan bahwa
dalam dunia luar
memang ada substansi,
tetapi kita hanya
mengenal cirinya saja
8. George Berkeley (1665-
1753)
David Hume (1711-
1776)
Berpendapat bahwa
tidak ada substansi
material. Yang ada
hanyalah pengalaman
dalam roh saja. Esse est
percipi (being is being
perceived) ; dunia
material sama saja
dengan ide yang saya
alami. Seperti dalam
bioskop gambar pada
layar putih dilihat seperti
yang real dan hidup. Jika
perbandingan dengan
film seperti tadi, maka
boleh kita katakan
bahwasanya Allah yang
memutar film itu dalam
batin kita
Menurut para penulis
sejarah, emipirisme
berpuncak pada David
Hume sebab ia
menggunakan
empiristis dengan cara
yang paling radikal.
Terutama pengertian
substansi dan
kausalitas (hubungan
sebab-akibat) menjadi
objek kritiknya.
9. Rasionalisme Empirisme
Rene Descartes (1596-1650)
Konsepnya tentang
Psikologi : Ilmu tentang
kesadaran.
Descartes banyak
membahas mengenai jiwa
dan raga. Menurutnya jiwa
mempengaruhi raga,
namun tidak sebaliknya.
Jiwa memiliki satu fungsi
yaitu berpikir, ilmu yang
benar hanya dapat
diperoleh melalui proses
berpikir, bukan
berdasarkan percobaan
atau pengalaman; karena
menurutnya akal adalah
sumber kebenaran.
John Locke (1632-1704)
Teorinya yang penting :
“Tabula Rasa” Jiwa pada
saat manusia dilahirkan
adalah bersih,
pengalamanlah yang paling
penting dalam menentukan
keadaan jiwa seseorang
akan menjadi jahat/baik
tergantung pengalaman
orang tersebut.
Tingkah laku dapat diubah
melalui pengalaman baru
(Prinsip Modifikasi Tingkah
Laku).
Bukunya : Essay Concerning
Human Understanding
jiwa manusia dihubungkan
dengan dunia luar melalui
panca indera yang
ditangkap oleh jiwa sebagai
ide-ide