2. A. Pengertian Empirisme
Istilah empirisme diambil dari bahasa Yunani empiria yang berarti coba-coba atau
pengalaman. Sebagai doktrin, empirisme adalah lawan rasionalisme. Kata empirisme
menurut Amsal Bakhtiar berasal dari kata Yunani empereikos yang berarti pengalaman.
Menurut aliran ini manusia memperoleh pengetahuan dari pengalaman inderawi. Hal ini
dapat dilihat bila memperhatikan pertanyaan seperti: “Bagaimana orang mengetahui es itu
dingin?” Seorang empiris akan mengatakan, “Karena saya merasakan hal itu dan karena
seorang ilmuan telah merasakan seperti itu”. Dalam pernyataan tersebut ada tiga unsur
yang perlu, yaitu yang mengetahui (subjek), yang diketahui (objek), dan cara dia
mengetahui bahwa es itu dingin. Bagaimana dia mengetahui es itu dingin? Dengan
menyentuh langsung lewat alat peraba, dengan kata lain, seorang empiris akan mengatakan
bahwa pengetahuan itu diperoleh lewat pengalaman-pengalaman inderawi yang sesuai.
3. Dalam Juhaya juga menyatakan hal yang sama dengan Amsal Bakhtiar bahwa
pengetahuan itu diperoleh dari pengalaman-pengalaman inderawi yangsesuai dan pengalaman
dapat dijadikan sebagai sumber pengetahuan bukanrasio.Oleh sebab itu, empirisme
dinisabatkan kepada faham yang memilih pengalaman sebagai sumber utama pengetahuan yang
dimaksudkandengannya ialah baik pengalaman lahiriah yang menyangkut dunia maupun
pengalaman batiniyah yang menyangkut pribadi manusia. Sedangkan menurut Sutarjo
menyatakan bahwa empirisme merupakanaliran yang mengakui bahwa pengetahuan itu pada
hakikatnya didasarkan atas pengalaman atau empiri melalui alat indra (empiri).
Empirisme menolak pengetahuan yang semata-mata didasarkan akal, karena dapat
dipandang sebagai spekulasi belaka dan tidak berdasarkan realitas sehingga berisikotidak sesuai
dengan kenyataan. Pengetahuan sejati harus didasarkan padakenyataan sejati, yaitu realitas.
Berbeda dengan Rasionalisme yang mengatakan bahwa akal itulah alat pencari dan pengukur
pengetahuan. Pengetahuan dicari dengan akal,temuannya diukur dengan akal pula. Dicari
dengan akal artinya dicari dengan berfikir logis. Diukur dengan akal artinya diuji apakah temuan
itu logis atau tidak.bila logis berarti benar, bila tidak logis berarti salah. Jadi sumber
4. B. Tokoh-tokoh Aliran Empirisme
Sebagai aliran filsafat, empirisme merupakan salah satu dari dua cabangfilsafat modern yang
lahir pada zaman pencerahan. Bertentangan dengan rivalnya, rasionalisme, yang menempatkan rasio
sebagai sumber utama pengetahuan, empirisme justru memilih pengalaman sebagi sumber utama
pengetahuan baik lahiriah maupun batiniah.Aliran ini bertanah air di Inggris. Francis Bacon (1561-
1626) bias dikatakan sebagai peletak dasar lahirnya empirisme yang untuk kali pertama menyatakan
pengalaman sebagai sumber kebenaran yang paling terpercaya.Kemudian paham ini diikuti dan
dikembangkan oleh Thomas Hobbes (1588-1679), Jhon Locke (1632-1704), George Berkeley (1685-
1753) dan mencapai puncaknya dalam filsafat David Hume (1711-1776).
1. Francis Bacon (1561-1626 M)
Menurut Francis Bacon bahwa pengetahuan yang sebenarnya adalah pengetahuan yang diterima
orang melalui persentuhan indrawi dengan dunia fakta. Pengalaman merupakan sumber
pengetahuan sejati. Kata Bacon selanjutnya, kita sudah terlalu lama dipengaruhi oleh metode
deduktif. Dari dogma-dogma diambil kesimpulan, itu tidak benar,haruslah kita sekarang
memperhatikan yang konkret mengelompokkan, itulah tugas ilmu pengetahuan.
5. 2. Thomas Hobbes (1588-1679 M)
Ia seorang ahli pikir Inggris lahir di Malmesbury. Pada usia 15 tahunia pergi ke Oxford untuk belajar logika Skolastik
dan Fisika, yang ternyata gagal, karena ia tidak berminat sebab gurunya beraliran Aristotelien. Sumbangan yang besar sebagai ahli
pikir adalah suatu system materialistis yang besar, termasuk juga kehidupan organis dan rohaniah.Dalam bidang kenegaraan ia
mengemukakan teori teori Kontrak Sosial.
Materialisme yang dianut Hobbes yaitu segala yang bersifat bendawi. Juga diajarkan bahwa segala kejadian adalah
gerak yang berlangsung secara keharusan. Bedasarkan pandangan yang demikian manusia tidak lebih dari satu bagian alam
bendawi yang mengelilinginya.Manusia hidup selama jantungnya tetap bergerak memompa darahnya. Dan hidup manusia
merupakan gerak anggota-anggota tubuhnya. Menurutnya pula akal bukanlah pembawaan melainkan hasil perkembangan karena
kerajinan. Ikhtiar merupakan suatu awal gerak yang kecil yang jikalau diarahkan menuju kepada sesuatu yang disebut keinginan,
dan jika diarahkan untuk meninggalkan sesuatu disebut keengganan atau keseganan. Menurutnya pula pengalaman adalah
keseluruhan atau totalitas pengamatan, yang disimpan didalam ingatandan digabungkan dengan suatu pengamatan, yang disipan
dalam ingatan dan digabungkan dengan suatu pengharapan akan masa depan sesuai dengan apa yang telah diamati pada masa
yang lampau.
Pendapatnya tentang ilmu filsafat yaitu suatu ilmu pengetahuan yang sifatnya umum. Karena filsafat adalah suatu ilmu
pengetahuan tentang akibat-akibat atau tentang gejala-gejala yang diperoleh dari sebab-sebabnya. Sasaran filsafat adalah fakta
yaitu untuk mencari sebab-sebabnya. Segala yang ada ditentukan oleh sebab, sedangkan prosesnya sesuai dengan hukum ilmu
pasti/ilmu alam. Menurut Thomas Hobbles berpendapat bahwa pengalaman indrawi sebagai permulaan segala pengetahuan.
Hanya sesuatu yang dapat disentuh dengan indralah yang merupakan kebenaran. Pengetahuan intelektual (rasio) tidak lain
6. 3. Jhon Locke (1632-1704 M)
John Locke lahir tanggal 29 Agustus 1632 diWrington/Somersetshire dan meninggal di Oates/Essex tanggal 28Oktober 1704. Ia
dilahirkan dari keluarga yang memihak parlemen. Sikap puritan ayahnya sedikit banyak menularkan kepada anaknya sebuah sikap
tidak suka pada aristokrasi. Menurutnya segala pengetahuan datang dari pengalaman, sedangkan akal tidak melahirkan pengetahuan
pengetahuan dari dirinya sendiri. Seluruh pengetahuan kita peroleh dengan jalan menggunakan dan membandingkan gagasan-
gagasan yang diperoleh dari pengindraan dan refleksi. Akal manusia hanya merupakan tempat penampungan yang secara pasif
menerima hasil penginderaan kita. Sedangkan obyek pengetahuan adalah gagasan-gagasan atau idea-idea, yang timbulnya karena
pengalaman lahiriyah (sensation) dan pengalaman batiniah(reflection) dalam upaya mencari kebenaran atas pengetahuan.
Reflection itu pengenalan intuitif serta memberi pengetahuan apakah kepada manusia lebih baik lebih penuh dari pada sensation.
Sensation merupakan suatu yang memiliki hubungan dengan dunia luar tetapi takdapat meraihnya dan tak dapat mengerti
sesungguhnya. Tetapi tanpasensations manusia tak dapat juga suatu pengetahuan. Tiap-tiap pengetahuan itu terjadi dari kerja sama
sama antara sensation dan reflections. Tetapi haruslah ia mulai dengan sensation sebab jiwa manusia itu waktu dilahirkan merupakan
merupakan yang putih bersih; tabula rasa, tak ada bekal dari siapa pun yang merupakan ide bawaan.
Fokus filsafat Locke adalah antitesis pemikiran Descrates. Ia menyarankan bahwa akal budi dan spekulasi abstrak agar kita harus
menaruh perhatian dan kepercayaan pada pengalaman dalam menangkap fenomena alam melalui panca indera. Pengenalan manusia
manusia terhadap seluruh pengalaman yang dilaluinya seperti mencium, merasa, mengecap dan mendengar menjadi dasar bagi
hadirnya gagasan-gagasan dan pikiran sederhana. Gagasan yang datang dari indra tadi diolah dengan cara berpikir, bernalar,
memercayai dan meragukannya dan inilah akhirnya disebut bagian aktivitas merenung dan perenungan.
7. 4. George Berkeley (1685-1753)
George Berkeley lahir pada tanggal 12 Maret 1685 di Dysert Castle Irlandia dan meninggal tanggal 14
14 Januari 1753 di Oxford. Sebagai penganut empirisme mencanangkan teori yang dinamakan immaterialisme
immaterialisme atas dasar prinsip-prinsip empirisme. Ia bertolak belakang dengan pendapat John Locke yang
yang masih menerima substansi dari luar. Berkeley berpendapat sama sekali tidak ada substansi-substansi
material dan yang ada hanya pengalaman ruh saja karena dalam dunia material sama dengan ide-ide. Berkeley
Berkeley mengilustrasikan dengan gambar film yang ada dalam layar putih sebagai benda yang riil dan hidup.
hidup. Pengakuannya bahwa “aku” merupakan suatu substansi rohani. Tuhan adalah asal-usul ide itu ada yang
yang menunjukkan ide-ide pada kita dan Tuhanlah yang memutarkan film pada batin kita.
Pandangan Berkeley ini sekilas seperti rasionalisme karena memutlakkan subjek. Jika diperhatikan
diperhatikan lebih lanjut padangan ini termasuk empirisme, sebab pengetahuan subjek itu diperoleh lewat
pengalaman, bukan prinsip-prinsip dalam rasio, meskipun pengalaman itu adalah pengalaman batin.
Selanjutnya, dengan menegaskan tentang adanya sesuatu yang sama dengan pengertiannya dalam diri subjek
8. 5. David Hume (1711-1776)
Hume lahir pada tanggal 7 Mei 1711 di Edinburgh Inggris dan meninggal pada tanggal 25 Agustus 1776. Empirisme mendasarkan pengetahuan
bersumber pada pengalaman, bukan rasio. Hume memilih pengalaman sebagai sumber pengetahuan. Pengalaman itu bersifat lahiriyah (yang
menyangkut dunia) dan dapat pula bersifat batiniah (yang menyangkut pribadi manusia). Hume mengkritik tentang pengertian subtansi dan kausalitas
kausalitas (hubungan sebab akibat).
Ia tidak menerima subtansi, sebab yang dialami manusia hanya kesan-kesan saja tentang beberapa ciri yang selalu ada bersama-sama. Dari kesan
muncul gagasan. Kesan adalah hasil pengindraan langsung atas realitas lahiriah, sedang gagasan adalah ingatan akan kesan-kesan.
Hume membagi kesan menjadi dua: kesan sensasi dan kesan refleksi. Kesan sensasi adalah kesan-kesan yang masuk ke dalam jiwa yang tidak diketahui
diketahui sebab-musababnya. Misalnya (kita melihat sebuah meja kayu): benda yang saya lihat di depan adalah meja. Kesan refleksi adalah hasil dari
dari gagasan. Gagasan jika muncul kembali ke dalam jiwa akan membentuk kesan-kesan baru. Kesan baru hasil pencerminan dari ide sebelumnya
inilah yang disebut dengan kesan refleksi. Misalnya, (kita melihat sebuah meja dari besi): itu meja besi. Kita dapat menentukan bahwa itu meja
walaupun terbuat dari bahan yang berbeda, karena sebelumnya kita sudah ada kesan sensasi terhadap meja kayu. Sedangkan ia menolak tentang
kausalitas dan menurutnya bahwa pengalaman hanya memberi kita urutan gejala, tetapi tidak memperlihatkan kepada kita urutan sebab-akibat. Hume
Hume lebih suka menyebut urutan kejadian. Jika kita bicara tentang hukum alam atau sebab akibat, sebenarnya kita membicarakan apa yang kita
harapkan, yang merupakan gagasan kita saja, yang lebih didikte oleh kebiasaan atau perasaan kita saja.
Pengalaman lebih memberi keyakinan dibandingkan kesimpulan logika atau kemestian sebab akibat. Hukum sebab akibat tidak lain hanya hubungan
hubungan saling berurutan saja dan secara konstan terjadi seperti api membuat air mendidih. Dalam api tidak bisa diamati adanya "daya aktif" yang
yang mendidihkan air. Daya aktif yang disebut hukum kausalitas itu tidak bisa diamati. Dengan demikian kausalitas tidak bisa digunakan untuk