Ontologi adalah ilmu tentang yang ada, sedangkan metafisika adalah cabang filsafat yang mempelajari penjelasan asal atau hakekat objek fisik di dunia. Metafisika diklasifikasikan menjadi metafisika generalis dan spesialis, dimana metafisika mempersoalkan realitas dan dunia beserta struktur dan dimensinya.
2. • Menurut Bahasa, Ontologi berasal dari Bahasa Yunani yaitu
On/ontos yang artinya ada dan logos yang berarti ilmu. Jadi,
ontologi adalah teori tentang keberadaan sebagai keberadaan
atau bisa juga disebut ilmu yang ada.
• Sedangkan secara istilah ontologi adalah ilmu yang membahas
hakikat yang ada yang merupakan realita yang baik berbentuk
jasmani atau konkrit maupun rohani atau abstrak.
Jadi ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Secara ringkas
membahas realitas atau suatu entitas dengan apa adanya.
ONTOLOGI
3. Metafisika (Bahasa Yunani: (meta) = “setelah atau di balik”, (phúsika) = “hal-
hal di alam”) adalah cabang filsafat yang mempelajari penjelasan asal atau
hakekat objek (fisik) di dunia. Metafisika adalah
studi keberadaan atau realitas. Metafisika mencoba menjawab pertanyaan-
pertanyaan seperti: Apakah sumber dari suatu realitas ? Apakah Tuhan ada?
Apa tempat manusia di dalam semesta ?.
METAFISIKA KEILMUAN
4. Metafisika merupakan cabang filsafat
yang mempelajari penjelasan asal atau
hakekat objek (fisik) di dunia. Dimana
metafisika mempersoalkan realitas dan
dunia dengan segala struktur dan
dimensinya.
MENURUT PARA AHLI
5. Metafisika adalah upaya untuk
menjawab problem tentang realitas
yang lebih
umum, komprehensif, atau lebih
fundamental daripada ilmu.
Metafisika adalah upaya untuk
merumuskan fakta yang paling
umum dan luas tentang dunia
termasuk penyebutan kategori
yang paling dasar dan
hubungan diantara kategori
tersebut.
METAFISIKA
WHITE (1987:1) ALSTON (1964:1)
6. TAFSIRAN METAFISIKA
Tafsiran yang pertama yang dikemukakan oleh manusia terhadap alam ini
adalah bahwa terdapat hal-hal gaib (supranatural) dan hal-hal tersebut
bersifat lebih tinggi atau lebih kuasa dibandingkan dengan alam yang
nyata. Pemikiran seperti ini disebut pemikiran supernaturalisme. Dari sini
lahir tafsiran-tafsiran cabang misalnya animisme. Selain faham diatas, ada
juga paham yang disebut paham naturalisme. Paham naturalisme
menganggap bahwa gejala-gejala alam tidak disebabkan oleh hal-hal yang
bersifat gaib, melainkan karena kekuatan yang terdapat dalam alam itu
sendiri, yang dapat dipelajari dan diketahui.
8. Menurut bahasa, Ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu
On/Ontos = ada, dan Logos = Ilmu. Jadi, Ontologi adalah ilmu
tentang yang ada. Sedangkan menurut Istilah, Ontologi
adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, akan
ultimate reality baik yang berbentuk jasmani/konkret
maupun rohani/abstrak.
• Sedangkan menurut Jujun S. Suriassumantri
dalam Pengantar Ilmu Dalam Persepektif mengatakan,
ontology membahas apa yang ingin kita ketahui,
seberapa jauh kita ingin tahu, atau dengan perkataan
lain, suatu pengkajian mengenai teori tentang “ada”.
9. Metafisika ternyata mendapat pertentangan dari beberapa ilmuan,
antara lain adalah yang menganut paham positivism. Paham positivism
logis menyatakan bahwa metafisika tidak bermakna.
Menurut Wittgenstein, 1921; Carnap, 1936/37; Ayer, 1946 dalam Ebook
of General Philosopgy of Science menyatakan bahwa “the statement
of science is veryfiable and thus meaningful, those of metaphysic and
all other kind of bad philosophy were not; they were just nonsense.”
yang artinya “pernyataan sains dapat diverifikasi dan dengan
demikian bermakna, pernyataan metafisika dan semua jenis filsafat
buruk lainnya tidak; mereka hanya omong kosong”.
10. Ilmu yang ada atau pengada
Antropologi, menelaah tentang
hakikat manusia, terutama
hubungan jiwa & raga.
Kosmologi, menelaah tentang asal
usul & hakikat alam semesta.
Theologi, Kajian tentang Tuhan
secara rasional.
KLASIFIKASI METAFISIKA
METAFISIKA GENERALIS METAFISIKA SPESIALIS
11. Alfred, J. Ayer Dan Katsoff Ludwig Winttgenstien
menyatakan bahwa sebagian
besar perbincangan yang
dilakukan oleh para filosof
sejak dahulu sesungguhnya
tidak dapat
dipertanggungjawabkan dan
juga tidak ada gunanya,
problem yang diajukan dalam
bidang metafisika adalah
problem semu, artinya
permasalahan yang tidak
memungkinkan untuk dijawab.
menyatakan bahwa
sepertinya Ayer
berupaya untuk
menunjukan bahwa
naturalism, materialism,
dan lainnya merupakan
pandangan yang sesat.
PENDAPAT ILMUWAN TENTANG METAFISIKA
menyatakan bahwa
metafisika bersifat
the mystically, hal-hal
yang tak dapat
diungkapkan ke
dalam bahasa yang
bersifat logis
12. Wittgenstien, menyatakan terdapat tiga persoalaan dalam metafisika,
yaitu :
Subjek bukan merupakan dunia atau bagian dari dunia, melainkan
lebih dapat dikatakan sebagai batas dari dunia.
Kematian, kematian bukanlah sebuah peristiwa dalam kehidupan,
manusia tidak hidup untuk mengalami pengalaman kematian.
Tuhan, Ia tidak menampakkan diri-Nya di dunia.
Dengan demikian Wittgenstein menyimpulkan, bahwa sesuatu yang tidak
dapat diungkapkan secara logis sebaiknya didiamkan saja. Namun pada
kenyataanya banyak ilmuan besar, terutama Albert Einstein yang merasakan
perlunya membuat formula konsepsi metafisika sebagai konsekuensi dari
penemuan ilmiahnya.
13. —KESIMPULAN
Secara Bahasa, ontologi adalah teori tentang keberadaan sebagai
keberadaan atau bisa juga disebut ilmu yang ada. Sedangkan secara
istilah ontologi adalah ilmu yang membahas hakikat yang ada yang
merupakan realita yang baik berbentuk jasmani atau konkrit maupun
rohani atau abstrak. Jadi ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Istilah
lain dari ontologi adalah metafisika. Metafisika adalah
cabang filsafat yang mempelajari penjelasan asal atau hakekat objek
(fisik) di dunia. Metafisika adalah studi keberadaan atau realitas.
Metafisika sendiri diklasifikasikan menjadi dua yaitu Metafisika
Generalis (Metaphysica Generlis) dan Metafisika Spesialis (Metaphysica
Specialis).