Kerajaan Islam di Jawa terdiri dari Kerajaan Demak, Mataram, dan Kesultanan Banten. Kerajaan Demak mencapai kejayaannya pada abad ke-16 di bawah Raden Patah dan Sultan Trenggono sebelum runtuh akibat perebutan tahta. Mataram berkembang di bawah Sultan Agung dan mencapai puncak kejayaan sebelum mengalami kemunduran di bawah Amangkurat I. Kesultanan Banten makmur sebagai pelabuhan perdag
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
SEJARAH
1. Presentasi Sejarah
IndonesiaKelompok : 2
Nama : Mega Lestari
May Helda
Junita Mutia Insani
Wiji Linda Optapiani
M. Farindra
Teuku Dicky Johansyah
Renold Basri
4. 1. Sejarah Singkat
Pernahkah anda mendengar Demak? atau
justru terlalu sering menginjak Kota Demak. Kota
yang terkenal dengan sebutan “Kota Wali” ini
ternyata menyimpan banyak sejarah yang patut anda
ketahui. Bagaimana tidak? Kota Demak pada abad
ke-16 M merupakan sebuah kerajaan atau
kesultanan islam pertama dan terbesar di wilayah
Pantai Utara Jawa. Sebelum menjadi kerajaan,
Demak adalah Kadipaten bagian dari Kerajaan
Majapahit dengan Raden Patah sebagai Adipatinya.
5. 2. Raja - Raja
Ada beberapa raja yang pernah memerintah
kerajaan Demak, antara lain:
1. Raden Patah (1478 - 1518)
2. Pati Unus ( 1518 - 1521 M )
3. Sultan Trenggono ( 1521 - 1546 )
6. 3. Masa Kejayaan
• Kerajaan Demak mengalami masa
kejayaannya di awal abad ke-16. Pada masa itu
Kerajaan Demak telah menjadi kerajaan yang
kuat di pulau Jawa. Bahkan tak ada satupun
kerajaan lain di pulau Jawa yang mampu
menandinginya dalam usahanya memperluas
wilayah kekuasaannya. Hal ini dilakukan
Kerajaan Demak dengan cara menundukkan
beberapa kawasan pelabuhan dan pedalaman
di Nusantara.
7. 4. Ekonomi
Perekonomian Demak berkembang ke arah
perdagangan maritim dan agraria. Ambisi Kerajaan
Demak menjadi negara maritim diwujudkan dengan
upayanya merebut Malaka dari tangan Portugis, namun
upaya ini ternyata tidak berhasil.
Perdagangan antara Demak dengan pelabuhan-
pelabuhan lain di Nusantara cukup ramai, Demak
berfungsi sebagai pelabuhan transito (penghubung) daerah
penghasil rempah-rempah dan mempunyai sumber
penghasilan pertanian yang cukup besar.
8. 5. Kemunduran
• Kerajaan Demak runtuh karena adanya perang
saudara yang saling menginginkan
(memperebutkan) tahta kerajaan. Perebutan ini
terjadi setelah meninggalnya Sultan
Trenggono. Yang berhak mewarisi tahta
kerajaan sebenarnya adalah Pangeran Sedo
Lepen, tetapi ia terbunuh di tangan Sunan
Prawoto.
10. 1. Sejarah Singkat
Setelah kerajaan Demak berakhir,
berkembanglah kerajaan pajang. Di Mataram
dikenal beberapa kelompok dalam masyarakat. Ada
golongan raja dan keturunannya, para bangsawan
dan rakyat sebagai kawula kerajaan. Kehidupan
masyarakat bersifat feodal karena raja adalah
pemilik tanah beserta seluruh isinya. Sultan dikenal
sebagai panatagama,yaitu pengatur kehidupan
keagamaan. Oleh karna itu, sultan memiliki
kedudukan yang sangat tinggi.
11. 2. Raja - Raja
• Sutawijaya sebagai raja pertama dengan gelar:
Panembahan Senapati Ing Alaga Sayidin Panatagama.
Pusat kerajaaan ada di kota Gede, sebelah tenggara kota
Yogyakarta sekarang. Panembahan senapati digantikan
oleh puteranya yang bernama Mas Jolang (1601-1613).
• Mas Jolang kemudian digantikan oleh puteranya Mas
Rangsang atau lebih dikenal dengan nama Sultan
Agung (1613-1645). Setelah sultan agung wafat di
gantikan oleh puteranya yang bergelar Amangkurat I.
12. 3. Masa Kejayaan
• Mataram mencapai puncak kejayaannya pada
jaman Sultan Agung Hanyokrokusumo,daerah
kekuasannya mencakup Pulau Jawa (kecuali
Banten dan Batavia), Pulau Madura, dan
daerah Sukadana di Kalimantan Barat.
13. 4. Ekonomi
• Mataram berkembang menjadi kerajaan agraris.
Dalam bidang pertanian , Mataram
mengembangkan daerah-daerah persawahan yang
luas. Bidang Kebudayaan juga maju pesat, Seni
bangunan, ukir, lukis, dan patung mengalami
perkembangan. Sultan Agung memadukan unsur-
unsur budaya Islam dengan budaya Hindu-Jawa.
Sebagai contoh di Mataram di selenggarakan
perayaan sekaten untuk memperingati hari
kelahiran Nabi Muhammad saw, dengan
membunyikan gamelan Kyai Nagawilagga dan
Kyai Guntur Madu.
14. 5. Keruntuhan
• Pada masa pemerintahan Amangkurat I
putera dari Sultan Agung , Mataram
mengalami kemunduran karena pengaruh VOC
yang semakin kuat.
16. 1. Sejarah Singkat
Kerajaan banten berawal sekitar tahun 1526.
pada awalnya kawasan banten dikenal dengan
nama Banten Girang yang merupakan bagian
dari kerajaan sunda. Seiring dengan kemunduran
Demak terutama setelah meninggalnya Sultan
Trenggono, maka banten melepas diri dan
menjadi kerajaan yang mandiri.
17. 2. Raja - Raja
• Raja yang pertama adalah Maulana Hasanuddin putera dari
Sunan Gunung Jati atau lebih tersohor dengan sebutan Fatahillah.
Setelah beliau wafat pada tahun 1570, kekuasaan di gantikan
oleh puteranya yang bernama pangeran yusuf. Tahun 1580,
pangeran Yusuf meninggal dan digantikan oleh puteranya
Maulana Muhammad.
• Setelah Maulana Muhammad gugur dalam melakukan serangan
ke Palembang kekuasaan di gantikan oleh putera Maulana
Muhammad yang bernama Abumufakir Mahmud Abdul Kadir.
Setelah Sultan Abumufakir meninggal, digantikan oleh puteranya
bernama Abumaali Achamad. Setelah Abumaali Achamad,
tammpilah sultan yang terkenal dengan nama sultan Abdulfattah
atau yang dikenal dengan nama Sultan Ageng Tirtayasa. Ia
memerintah pada tahun 1615-1682.
18. 3. Masa Kejayaan
• Sejak abad ke 17 Banten mencapai zaman
keemasan. Pada masa pemerintahan Sultan
Abumufakir sampai pada masa pemerintahan
Sultan Ageng Tirtayasa, Banten terus
mengalami kemajuan.
19. 4. Ekonomi
• Kerajaan Banten terletak di ujung barat pulau Jawa dan
di tepi selat sunda yang merupakan daerah yang
strategis, karena merupakan jalur lalu lintas pelayaran
dan perdagangan khususnya setelah selat malaka jatuh
pada tahun 1511. menjadikan Banten sebagai
pelabuhan yang ramai di kunjungi oleh para pedagang
dari berbagai bangsa. Selain itu Banten juga merupakan
daerah penghasil bahan ekspor seperti lada.Banten juga
meningkatkan kegiatan pertanian dengan memperluas
areal sawah dan ladang.
20. 5. Keruntuhan
• Pada masa akhir pemerintahan Sultan Ageng
Tirtayasa timbul konflik dalam istana. Sultan
Ageng Tirtayasa yang berusaha menentang
VOC, kurang disetujui oleh sultan haji sebagai
raja muda. Keretakan dalam istana
dimanfaatkan oleh VOC.