Likuidasi adalah proses pembubaran perusahaan yang meliputi pelunasan utang, penjualan aset, dan pembagian sisa dana kepada para sekutu berdasarkan kontribusi modal masing-masing. Terdapat beberapa kemungkinan hasil likuidasi seperti sekutu yang modalnya negatif akibat kerugian yang harus ditutup dengan utang atau setoran tunai. Jika dana likuidasi tidak cukup untuk melunasi utang, sekutu yang modal
3. Kelompok 5
1. Arda Erlitawati
2. Anis Yunia R
3. Dewi Lestari
4. Aditya Galang
5. Monica WA
6. Nur Khomariah
7. Ridwan
4. PENGERTIAN LIKUIDASI
Pembubaran persekutuan yang disebabkan oleh perubahan
pemilikan , akan terjadi bila ada sekutu baru yang masuk atau
sekutu lama yang keluar. Di dalam pembubaran persekutuan
karena perubahan pemilikan tersebut persekutuan lama bubar
dan persekutuan baru berdiri , akan tetapi perusahaan masih
jalan terus. Jadi perusahaan tetap berjalan, hanya sekutu atau
pemilikannya yang berubah, yaitu :
5. PROSES LIKUIDASI
1. Menghitung dan membagi laba atau rugi persekutuan
sampai saat likuidasi. Pembagian laba ini dilakukan
sesuai dengan metode pembagian laba tahap ini hanya
diperlukan apabila likuidasi tidak dilakukan pada awal
atau akhir periode.
2. Menguangkan ( menjual ) semua aktiva selain kas.
Tahap yang kedua ini sering disebut dengan istilah
realisasi. Apabila nilai realisasi aktiva tersebut tidak
sama (berbeda) dengan nilai buku nya, maka selisihnya
diakui sebagai laba atau rugi realisasi. Laba atau rugi
realisasi ini dibagikan kepada para sekutu sesuai
dengan ratio (metode) pembagian laba yang dipakai.
6. Lanjutan
3. Melunasi semua utang kepada pihak ketiga
Setelah tersedia kas maka kas tersebut pertama-tama
dipakai untuk melunasi utang. Menurut kitab undang
undang Hukum Dagang (KUHD) urutan prioritas
pelunasan utang didalam hal likuidasi persekutuan
adalah :
1. Utang kepada pihak ketiga
(bukan sekutu) :
Utang yang mempunyai hak
prioritas untuk dilunasi terlebih
dahulu adalah utang kepada
pihak ketiga.
2. Utang kepada sekutu :
Setelah semua utang kepada
pihak ketiga dilunasi maka yang
mempunyai prioritas berikutnya
adalah utang kepada para
sekutu.
7. Lanjutan
4. Membagi sisa kas yang masih ada kepada para
sekutu. Setelah semua utang kepada pihak ketiga
dilunasi sisa kas yang ada akan dibagi kepada para
sekutu, sesuai dengan isi perjanjian persekutuan. Kas
yang dibagikan kepada para sekutu terdiri atas 2
unsur, yaitu pembayaran utang dan pengembalian
modal kepada sekutu. Pembagian kas ini dapat
dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
1. Secara serentak atau
1. Secara serentak atau
sekaligus , yaitu setelah
realisasi selesai
sekaligus , yaitu setelah
realisasi selesai
2. Secara bertahap, sesuai
2. Secara bertahap, sesuai
dengan tersedianya kas tanpa
menunggu selesainya
realisasi.
dengan tersedianya kas tanpa
menunggu selesainya
realisasi.
9. LIKUIDASI SEKALIGUS
Likuidasi sederhana sering juga disebut dengan istilah
likuidasi tunggal, likuidasi sekaligus atau likuidasi
serentak. Di dalam likuidasi sekaligus ini pembagian
kas hanya dilakukan sekali saja, yaitu setelah semua
aktiva non-kas berhasil direalisir dan semua utang
kepada pihak ketiga dilunasi. Setelah semua utang
dilunasi maka jumlah kas yang tersedia tersebut selalu
dibagi sama dengan jumlah modal bersih persekutuan.
Oleh karena itu kas tersebut akan dibagikan kepada
para sekutu sesuai dengan saldo modal bersih masing
masing sekutu setelah diperhitungkan dengan laba
(rugi) realisasi dan utang piutang kepada persekutuan
11. 1. Semua sekutu modalnya bersaldo
positif
Apabila setelah rugi realisasi saldo modal
semua sekutu adalah positif maka semua
sekutu akan menerima bagian kas. Dalam
keadaan seperti ini masing – masing sekutu
akan menerima bagian kas sebesar saldo
modal bersih sekutu yang bersangkutan
12. 2. Ada sekutu yang modalnya bersaldo
negatif
Kadang-kadang rugi realisasi demikian
besarnya sehingga ada sekutu yang modalnya
defisit (minus). Apabila persekutuan
mempunyai utang kepada sekutu yang
bersangkutan (sekutu yang modalnya defisit
mempunyai piutang keapad persekutuan)
maka modal yang defisit tersebut akan ditutup
(diperhitungkan) dengan utang kepada sekutu
13. 3. Ada Sekutu yang Modalnya Bersaldo Negative Akan
Tetapi Tidak Dapat Ditutup Dengan Utang-Piutang
Seperti telah diuraikan di muka bahwa apabila kerugian
realisasi sangat besar dapat berakibat modal sekutu menjadi negative
(defisit). Modal yang deficit tersebut harus ditutup dengan utang
kepada sekutu yang bersangkutan. Apabila utang kepada sekutu tidak
sekutu tidak cukup untuk menutup deficit atau persekutuan tidak
mempunyai utang kepada sekutu yanh modalnya deficit mak sekutu
yang bersangkutan harus menutup dengan cara menyetor kas atau
aktivitas yang lain asal disetujui oleh sekutu yang lain. Penyetoran ini
dapat langsung kepada sekutu yang lain dan dapat juga melalui
persekutuan. Pembagian kas yang ada dapat menunggu setoran dari
sekutu yang deficit dan dapat juga langsung dilakukan, tergantung
pada perjanjian persekutuan. Apabila kas dibagi tanpa menunggu
setoran kas, maka saldo deficit tersebut untuk sementara di tanggung
oleh sekutu yang lain.
14. 4. Sekutu yang harus menyetor modal secara
pribadi dalam keadaan tidak mampu
Apabila sekutu yang saldo modalnya defisit tersebut secara
pribadi dalam keadaan tidak mampu (insolvent) maka kewajibannya
akan ditanggung oleh sekutu yang lain yang mampu, maisng-masing
secara proporsional dengan ratio pembagian rugi-laba. Kemampuan
ekonomis secara pribadi terganntung pada perbandingan harta
pribadi dan utang pribadi. Apabila jumlah harta pribadi melebihi (lebih
besar daripada) jumlah utang pribadi maka sekutu tersebut dalam
keadaan mampu. Sebaliknya apabila jumlah harta pribadi lebih kecil
daripada jumlah utang pribadi maka secara pribadi diakatakan tidak
mampu. Penyelesaian tersenut bersifat sementara, dalam arti apabila
sewaktu-waktu sekutu yang tidak mampu tersebut mempunyai uang
maka harus membayar kewajibannya.
15. 5. Kas yang ada tidak cukup untuk melunasi utang
kepada pihak ketiga
Kadang-kadang hasil realisasi aktiva non-kas sangat kecil, sehingga
untuk melunasi utang kepada pihak ketiga saja tidak cukup. Dalam
keadaan ini jumlah modal secara kesuluruhan sudah pasti negatif.
Walauun demkian ada kemungkitan sekutu tertentu bermodal
positif. Seperti yang telah di jelaskan didalam keadaan ke-3 dan
ke-4 tersebut dimuka bahwa sekutu yang modalnya negative harus
menyetor kas. Apabila sekutu tersebut secara pribadi dalam
keadaan tidak mampu maka kewajibanya ditanggung sekutu yang
lain. Dengan demikian ada kemungkinan sekutu yang modalnya
positif akan tetapi harus menyetor kas untuk melunasi utang
kepada pihak ketiga karena sekutu yang modalnya deficit tidak
mampu. Hal ini sesuai dengan salah satu karekteristik persekutuan,
yaitu tanggung jawab tidak terbatas
16. KESIMPULAN
Likuidasi adalah pembubaran perusahaan
sebagai badan hukum yang meliputi
pembayaran kewajiban kepada para kreditor
dan pembagaian harta yang tersisa kepada
para sekutu. Tujuan utama dari likuidasi itu
sendiri adalah untuk melakukan pengurusan
dan pemberesan atas harta perusahaan yang
dibubarkan tersebut.