Dokumen tersebut membahas tentang pendirian dan pembagian laba dalam persekutuan. Secara singkat, dibahas mengenai pengertian persekutuan, karakteristik persekutuan, bentuk-bentuk persekutuan, dan akuntansi terkait pernyataan modal dan pembagian laba dalam persekutuan.
PENDIRIAN DAN PEMBAGIAN LABA (PERSEKUTUAN) - JUFRI LONDONG
1. 1 | P E N D I R I A N D A N P E M B A G I A N L A B A ( P E R S E K U T U A N )
* J U F R I L O N D O N G
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbagai masalah akuntansi timbul didalam perusahaan yang dibentuk
persekutuan.Perlakuan dan prosedur akuntasi yang spesifik dan tidak bisa dijumpai pada
perusahaan yang dibentuk perseroan terbatas, merupakan problema tersendiri sesuai dengan
karakteristik persekutuan di dalam perseroan terbatas dimana terdapat pemisahaan yang tegas
antara pemilik dengan manajemen, dipakai sebagai dasar landasan untuk meletakkan prinsip-
prinsip akuntansi yang lazim.
Didalam persekutuan pemisahan antara pemilik dengan manajemen demikian itu hampir
tidak ada, namun demikian penyelanggaran akutansinya harus berpedoman pada ketentuan-
ketentuan yang diatur oleh prinsip-prinsip akuntansi yang lazim.
Dari segi akuntansinya persekutuan sebagai unit usaha harus dianggap mempunyai
kedudukan terpisah dengan pemilik-pemiliknya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Persekutuan ?
2. Bagaimana akuntansi terhadap pernyataan modal persekutuan ?
3. Bagaimana pembagian laba dalam persekutuan?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui persekutuan
2. Mengetahui akuntansi terhadap persekutuan.
3. Mengetahui pembagian laba dalam persekutuan
2. 2 | P E N D I R I A N D A N P E M B A G I A N L A B A ( P E R S E K U T U A N )
* J U F R I L O N D O N G
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Persekutuan
Persekutuan (Partnership) adalah suatu penggabungan diantara dua orang (badan) atau
lebih untuk memiliki bersama-sama dan menjalankan suatu perusahaan guna mendapatkan
keuntungan atau laba.
2.2 Karakteristik Persekutuan
Secara umum ada 5 yang menjadi karakteristik persekutuan yaitu :
a. Berusaha Bersama-sama (Mutual Agency)
Setiap anggota merupakan agen dari pada persekutuan untuk mencapai tujuan usahanya.
b. Jangka waktu terbatas (Limited life)
Persekutuan tetap ada selama orang-orang (badan-badan) yang mengadakan persekutuan
itu ada dan masing-masing masih tetap menghendakinya.Setiap perubahan yang berhubungan
dengan maksud mengkahiri penjanjian dari para anggota berarti membubarkan
persekutuan.Penarikan modal atau kaitan seorang anggota otomatis membubarkan
persekutuan.
c. Tanggung jawab tidak terbatas (Unlimited Liability )
Tangung jawab seorang anggota terbatas pada jumlah yang ditanam di dalam usaha
persekutuan.Apabila di dalam keadaan tertentu persekutuan tidak dapat membayar hutang-
hutangnya karena jumlah kekayaan tidak cukup, maka kreditur berhak menagih pada salah
satu seorang dari anggota persekutuan tersebut.
d. Memiliki suatu bagian/hak di dalam persekutuan (Ownership of an Interest in a
Partnership)
Kekayaan yang ditanam di dalam perusahaan tidak lebih dari hak milik yang terpisah
dari anggota yang menjadi kekayaan persekutuan. Anggota yang menanamkan kekayaan ke
dalam persekutuan berarti menyerahkan haknya untuk mengusahakan dan menggunakan
kekayaannya itu, dan sepenuhnya rela untuk dipakai guna mencapai tujuan-tujuan
3. 3 | P E N D I R I A N D A N P E M B A G I A N L A B A ( P E R S E K U T U A N )
* J U F R I L O N D O N G
persekutuan. Hak yang diberikan kepada persekutuan ini memberikan hak yang sama dengan
anggota lainnya untuk memimpin dan menjalankan usaha persekutuan.
e. Pengembalian bagian keuntungan persekutuan
Setiap anggota mendapat bagian dari keuntungan persekutuan. Suatu persetujuan yang
dibuat untuk membagi keuntungan itu sendiri, tidak merupakan suatu bentuk persekutuan.
2.3 Bentuk-Bentuk Persekutuan dan Perjanjian dalam Persekutuan.
Persekutuan dapat diklasifikasikan ke dalam :
Persekutuan Perdagangan
Adalah persekutuan yang usaha pokoknya adalah pembuatan, pembelian, dan
penjualan barang dagangan.
Persekutuan Jasa-jasa
Adalah persekutuan yang bertujuan untuk memberikan jasa-jasa karena keahliannya,
misalnya persekutuan antara akuntan, advokat dll.
Selain itu persekutuan dapat pula dibedakan antara :
Persekutuan Umum
Adalah suatu bentuk persekutuan dimana semua anggotanya dapat bertindak atas
nama perusahaan dan kepadanya dapat diminta pertanggung jawaban atas kewajiban-
kewajiban persekutuan. Masing-masing anggota disebut sekutu umum.
Persekutuan Terbatas
Suatu persekutuan dimana aktivitas angota tertentu dibatasi dan sebaliknya tanggung
jawab masing-masing anggota akan dibatasi samapi jumlah tertentu, yang mungkin sejumlah
investasi yag telah diberikannya. Anggota tersebut disebut sekutu terbatas.
Join Stock Companies
Adalah bentuk persekutuan dimana struktur modalnya berupasaham-saham yang
dapat dipindah tangankan.Perpindahan hak atas saham-saham tersebut tidak boleh
mengganggu kontinuitas usaha persekutuan.Tanggung jawab para anggota tidak terbatas
seperti halnya pada persekutuan umum.
4. 4 | P E N D I R I A N D A N P E M B A G I A N L A B A ( P E R S E K U T U A N )
* J U F R I L O N D O N G
Berdasarkan Luasnya tanggungjawab masing-masing sekutu,persekutuan dapat
dikelompokkan menjadi ,2 yaitu :
a. Persekutuan firma
b. Persekutuan komanditer
a) Persekutuan Firma(general partnership)
Persekutuan firma atau sering disingkat Fa adalah persekutuan yang didirikan atau diadakan
untuk menjalankan perusahaan dengan menggunakan nama bersama dimana semua sekutu
bertanggung jawab penuh dan biasanya ikut aktif mengelola perusahaan.
b) Persekutuan Komanditer (Limited Partnership)
Persekutuan komanditer atau comanditair vennotscap (cv) adalah suatu bentuk perjanjian
kerja sama untuk berusaha bersama dimana salah satu atau lebih dari anggotanya
bertanggung jawab terbatas.
Didalam persekutuan komanditer terdiri dari 2 kelompok :
(1) Sekutu aktif
(2) Sekutu pasif
Sekutu aktif atau sekutu kerja atau sekutu komplementor adalah sekutu yang ikut
aktif mengelola perusahaan dan bertanggung jawab penuh dengan seluruh harta
pribadinya. Sekutu pasif atau sekutu komanditer atau sekutu diam atau sekutu rahasia
adalah sekutu yang menyetor modal saja tanpa ikut mengelola perusahaan.Tanggung jawab
sekutu pasif ini hanya terbatas pada modal yang disetorkan saja.
1. Akutansi Persekutuan
5. 5 | P E N D I R I A N D A N P E M B A G I A N L A B A ( P E R S E K U T U A N )
* J U F R I L O N D O N G
Pada prinsipnya akuntansi untuk persekutuan tidak berbeda dengan akuntansi untuk
perusahaan perseorangan maupun akuntansi untuk perseroan terbatas(PT).Perbedaan yang
ada hanyalah yang berhubungan dengan pembagian laba dan permodalan.Yang dimaksud
pembagian laba didalam akuntansi adalah pemindahan saldo laba(rugi) persekutuan ke
rekening modal masing-masing sekutu.Perbedaan utama antara modal persekutuan dengan
modal perseroan terbatas(PT)adalah didalam pengelompokannya.Modal PT dikelompokkan
berdasarkan sumbernya,yaitu modal setoran(paid in capital),laba yang ditahan(retained
earning) dan modal lain-lain.Modal persekutuan dikelompokkan untuk masing-masing
sekutu.Pada umumnya hubungan ekonomis antara persekutuan dan para sekutu ditampung
didalam 3 rekening yaitu :
1. Rekening modal
Transaksi-transaksi yang mempengaruhi rekening modal adalah :
Debit:
Rekening ini akan didebit dengan :
– penarikan kembali modal
– pemindahan saldo debit rekening “prive”
– bagian rugi(apabila tidak ditutup rekening prive)
Kredit:
Rekening ini dikredit dengan :
– setoran modal mula-mula yg dilakukan sekutu
– setoran tambahan modal yg dilakukan sekutu
– pemindahan saldo kredit rekening “prive”
– bagian laba(apabila tidak ditutup ke rekening prive)
1. Rekening “Prive”
6. 6 | P E N D I R I A N D A N P E M B A G I A N L A B A ( P E R S E K U T U A N )
* J U F R I L O N D O N G
Debit :
Rekening ini akan di debit apabila terjadi pengembalian harta persekutuan untuk sekutu,
seperti :
– Pembayaran gaji sebagai pembagian laba
– Pembayaran bonus sebagai pembagian laba
– Pembayaran bunga modal sebagai pembagian laba
– Bagian rugi yang harus ditanggung sekutu (apabila tidak langsung ditutup ke rekening
modal)
Kredit :
Rekening ini dikredit dengan bagian laba (apabila tidak langsung ditutup ke rekening modal)
Pada akhir periode saldo rekening prive ini akan dipindah ke rekening modal sekutu yang
bersangkutan, yaitu :
Ke sisi debit, apabila rekening prive bersaldo debit
Ke sisi kredit apabila rekening prive bersaldo kredit
Dengan demikian setelah tutup buku saldo rekening prive selalu 0 (nol).
2. Rekening “utang kepada sekutu”
Rekening ini akan didebit apabila utang kepada sekutu berkurang dan dikredit apabila utang
kepada sekutu bertambah. Dalam hal persekutuan dilikuidasi maka saldo rekening ini ikut
dipertimbangkan di dalam menghitung bagian kas sekutu yang bersangkutan, yaitu
menambah hak sekutu yang bersangkutan. Di dalam neraca saldo rekening ini akan disajikan
di dalam kelompok pasiva, yaitu di dalam elemen utang.
3. Rekening “piutang kepada sekutu”
7. 7 | P E N D I R I A N D A N P E M B A G I A N L A B A ( P E R S E K U T U A N )
* J U F R I L O N D O N G
Rekening ini didebit apabila piutang kepada sekutu bertambah dan dikredit apabila piutang
kepada sekutu berkurang. Rekening ini mengurangi hak sekutu yang bersangkutan, didalam
neraca saldo rekening ini akan disajikan di dalam elemen aktiva yaitu dalam kelompok
piutang.
PEMBENTUKAN PERSEKUTUAN
Cara Pembentukan Persekutuan
a. Mendirikan perusahaan baru
Dalam hal ini masing-masing sekutu menyetor modal untuk mendirikan perusahaan baru
yang akan dimiliki bersama. Setoran modal tersebut dapat berupa kas, aktiva non kas, atau
bahkan aktiva tidak berujud seperti kemampuan lebih yang dimiliki oleh seorang sekutu di
atas kemampuan sekutu lainnya.
1. Setoran modal berupa kas
Jika mempunyai kemampuan lebih : metode bonus dan metode goodwill
Jika seorang tanpa menyetor modal : metode bonus dan metode goodwill
2. Setoran modal berupa aktiva non kas
b. Mengubah pemilikan perusahaan perseorangan yang sudah ada
Tiga masalah yang timbul dalam hubunganya dengan pembentukan persekutuan
1 Penilaian aktiva bersih yang disetor
2 Penentuan modal masing-masing sekutu
3 Akuntansi
Dalam hubunganya dengan akuntansi dapat digunakan dua alternetif,yaitu
8. 8 | P E N D I R I A N D A N P E M B A G I A N L A B A ( P E R S E K U T U A N )
* J U F R I L O N D O N G
a. Menggunakan buku-buku lama
contoh :
Pada awal tahun 1991 tuan Agus dan tuan Budi sepakat untuk mendirikan persekutuan Abu.
Tuan Agus sudah mempunyai perusahaan perseorangan dan akan menggunakan aktiva bersih
perusahaan perseorangan tersebut sebagai setoran modal. Tuan Budi akan menyetor modal
berupa kas Rp 150.000.000. neraca perusahaan perseorangan Tuan Agus pada saat itu adalah
Perusahaan Dagang “ AGUS”
Neraca
Per 1 Januari 1991
Kas
Piutang dagang
Persediaan barang dagangan
Tanah
Gedung
Akumulasi penyusutan
Mebel & peralatan
Akumulasi penyusutan
Total aktiva
Utang bank
Modal, Agus
Total pasiva
AKTIVA
Rp 25.000.000
15.000.000
15.000.000
8.000.000
PASIVA
Rp 25.000.000
30.000.000
35.000.000
28.000.000
10.000.000
7.000.000
135.000.000
55.000.000
80.000.000
135.000.000
9. 9 | P E N D I R I A N D A N P E M B A G I A N L A B A ( P E R S E K U T U A N )
* J U F R I L O N D O N G
Dalam hubungannya dengan setoran Agus tersebut telah disepakati adanya penyesuaian
sebagai berikut :
1. Cadangan kerugian piutang diakui sebesar 10 % dari saldo piutang dagang.
2. Persediaan dinilai berdasarkan nilai pasarnya, yaitu Rp 40.000.000
3. Diakui adanya goodwill sebesar Rp 10.000.000
4. Nilai tanah disepakati sebesar Rp 40.000.000
5. Duakiu adanya utang biaya sebesar Rp 4.000.000
Apabila persekutuan Abu akan menggunakan buku-buku lama maka pembentukan
persekutuan tersebut akan dicatat:
1. Untuk menyesuaikan saldo-salso per pembukuan lama, yaitu
Persediaan Rp 5.000.000
Tabah Rp 12.000.000
Goodwill Rp 10.000.000
Cadangan Kerugian Piutang Rp 3.000.000
Utang Biaya Rp 4.000.000
Modal, Agus Rp 20.000.000
2. Mencatat setoran Tuan Budi
Kas Rp 150.000.000
Modal, Budi Rp 150.000.000
Neraca pembukaan persekutuan Abu adalah sbb:
10. 10 | P E N D I R I A N D A N P E M B A G I A N L A B A ( P E R S E K U T U A N )
* J U F R I L O N D O N G
Persekutuan ABC
Neraca
Per 1 Januari 1991
Kas
Piutang dagang
Cadangan kerugian
Persediaan barang dagangan
Tanah
Gedung
Akumulasi penyusutan
Mebel & peralatan
Akumulasi penyusutan
Goodwill
Total aktiva
Utang :
Utang Bank
Utang biaya
Total utang
Modal :
AKTIVA
30.000.000
3.000.000
Rp 25.000.000
15.000.000
15.000.000
8.000.000
PASIVA
55.000.000
4.000.000
100.000.000
150.000.000
Rp 175.000.000
27.000.000
40.000.000
40.000.000
10.000.000
7.000.000
10.000.000
309.000.000
59.000.000
250.000.000
309.000.000
11. 11 | P E N D I R I A N D A N P E M B A G I A N L A B A ( P E R S E K U T U A N )
* J U F R I L O N D O N G
Modal, Agus
Modal, Budi
Total modal
Total pasiva
Menggunakan buku baru
Mengubah pemilikan perusahaan persekutuan yang sudah ada
Contoh mendirikan perusahaan baru
Pada awal tahun 1991 Tuan Agus ,Bambang,Budi sepakat untuk mendiriakan persekutuan
dengan nama Pearsekutuan Jaya Gemilang.Untuk modal mula-mula maka masing-masing
sekuyu menyetor modal berupa kas sebesar:
Agus Rp.30000000
Bamabang Rp.30000000
Budi Rp.15000000
Jumlah Rp.75000000
Modal masing-masing sekutu diakui sama.
Apabila dipakai metode bonus maka besarnya modal masing-masing sekutu =1/3X
Rp.75000000=Rp.25000000
Dengan demikian besarnya bonus yang diterima dan diberikan oleh masing-masing sekutu
adalah:
12. 12 | P E N D I R I A N D A N P E M B A G I A N L A B A ( P E R S E K U T U A N )
* J U F R I L O N D O N G
Nama sekutu
Setoran modal mula-
mula
Rp
(1)
Modal mula-mula
Rp
(2)
Bonus
diberikan(diterima)
Rp
(3=1-2)
Agus
Bambang
budi
30.000.000
30.000.000
15.000.000
25.000.000
25.000.000
25.000.000
5.000.000
5.000.000
(10.000.000)
jumlah 75.000.000 75.000.000 –
Jurnal yang dibuat oleh persekutuan untuk mencatat setoran modat tersebut adalah :
1. Untuk mencatat setoran modal Agus
Kas Rp 30.000.000
Modal, Agus Rp 30.000.000
1. Untuk mencatat setoran modal Bambang
Kas Rp 30.000.000
Modal, Bambang Rp 30.000.000
1. Untuk mancatat setoran modal Budi
Kas Rp 15.000.000
Modal, Budi Rp 15.000.000
1. Untuk mencatat bonus yang diberikan oleh Agus dan Bambang kepada Budi
Modal, Agus Rp 5.000.000
Modal, Bambang Rp 5.000.000
13. 13 | P E N D I R I A N D A N P E M B A G I A N L A B A ( P E R S E K U T U A N )
* J U F R I L O N D O N G
Modal, Budi Rp 10.000.000
Dari keempat jurnal tersebut dapat disusun neraca pembukuan Persekutuan Jaya Gemilang
sebagai berikut:
Neraca Pembukaan Persekutuan Jaya Gemilang
Metode Bonus
Persekutuan Abadi
Neraca
Per 1 Januari 1991
AKTIVA
Kas Rp 75.000.000
PASIVA
Modal, Agus Rp 25.000.000
Modal, Bambang Rp 25.000.000
Modal, Budi Rp 25.000.000
Total pasiva Rp 75.000
Perjanjian Dalam Persekutuan
Dalam persekutuan tentu harus ada perjanjian sebagai dasar pijakan pembentukan
persekutuan tersebut. Pada perjanjian persektuan berisi tentang, nama persekutuan, anggota,
tanggal berdiri, sifat serta bidang usaha, dan beberapa hal yang harus ada yaitu ;
1. Besarnya investasi dari masing-masing anggota
2. Hak dan kewajiban anggota
14. 14 | P E N D I R I A N D A N P E M B A G I A N L A B A ( P E R S E K U T U A N )
* J U F R I L O N D O N G
3. Buku-buku catatan dan laporan keuangan
4. Pembagian keuntungan
5. Hal-hal khusus yang menyangkut masalah pembebanan dan penerimaan imbalan jasa
tertentu diantara para anggota.
6. Penarikan kembali modal yang disetor
7. Asuransi jiwa kematian salah satu anggota
8. Penyelesaian apabila ada perselisihan ddiantara para anggota dan lain-lain.
Penyertaan Modal dalam Persekutuan
Proses akuntansi yang spesifik pada persekutuan adalah masalah pencatatan
pengakuan dan pengukuran milik atau penyertaan (hak) masing-masing anggota dalam
persekutuan. Hak masing-masing anggota diikhtisarkan dalam rekening modal masing-
masing anggota sekutu.
Pembentukan Awal Persekutuan
Contoh :
Tuan Petruk, Gareng dan Semar sepakat mendirikan sebuah persekutuan dengan
investasi masing-masing sebesar Rp. 7.500.000, Rp. 6.000.000 dan Rp. 8.000.000. dalam
persekutuan tersebut mereka sepakat untuk melakukan pembagian keuntungan dengan
perbandingan yang sama. Pada tahun pertama persekutuan mendapat keuntungan sebesar Rp.
3.000.000,-. Pencatatan atas modal dan kuntungan masing-masing sekutu adalah sebagai
berikut :
Modal Petruk Modal gareng Modal Semar
Kekayaan
Bersih
Keterangan
7.500.000 6.000.000 8.000.000 21.500.000 Investasi awal
1.000.000 1.000.000 1.000.000 3.000.0000 Keuntungan
8.500.000 7.000.000 9.000.000 24.500.000
Bentuk jurnal yang dibuat adalah :
15. 15 | P E N D I R I A N D A N P E M B A G I A N L A B A ( P E R S E K U T U A N )
* J U F R I L O N D O N G
Uraian D K
Kas 21.500.000
Modal Gareng 7.500.000
Modal Petruk 6.000.000
Modal Semar 8.000.000
Laba Rugi 6.000.000
Pribadi Gareng 1.000.000
Pribadi Petruk 1.000.000
Pribadi Semar 1.000.000
Apabila persekutuan tersebut menderita kerugian kerugian sebesar Rp. 18.000.000,
dengan porsi pembagian rugi di bagi dengan perbandingan yang sama, maka :
Modal Petruk Modal gareng Modal Semar Kekayaan Bersih Keterangan
7.500.000 6.000.000 8.000.000 21.500.000 Investasi awal
(6.000.000) (6.000.000) (6.000.000) (18.000.0000) Rugi
1.500.000 0 2.000.000 3.500.000
Pada saat persekutuan akan dilikuidasi, maka Gareng tidak akan mendapatkan
pengembalian modal karena modal tersebut sudah habis untuk membayar kerugian
persekutuan, sedangkan Petruk dan Semar akan mendapatkan pengembalian sebesar sisa
masing-masing modal setelah di potong dengan kerugian persekutuan.
Pembentukan dengan Menggabungkan Perusahaan yang Sudah Berjalan
Dalam kasus ini ada dua permasalahan yang bisa timbul yaitu :
Apabila persekutuan akan melanjutkan pembukuan dari salah satu perusahan yang sudah
ada atau membentuk pembukuan tersendiri.
16. 16 | P E N D I R I A N D A N P E M B A G I A N L A B A ( P E R S E K U T U A N )
* J U F R I L O N D O N G
Apakah perubahan atau penilaian tertentu terhadap posisi aktiva, hutang dari masing-
masing perusahaan yang akan digabungkanperlu diadakan atau tidak perlu diadakan.
Contoh :
Tuan Petruk, dan Gareng masing-masing sepakat untuk membentuk persekutuan
Petruk telah memiliki perusahaan yang sudah berjalan, dimana Gareng bermaksud akan
menggabungkan diri ke dalam perusahaan tersebut dengan setoran modal Gareng
sebesar Rp. 10.000.000,-.
Adapun neraca perusahaan yang dimiliki oleh Petruk adalah :
PETRUK
NERACA, PER 31 DESEMBER 2007
URAIAN D K
Kas 4,500,000
Piutang Dagang 12,000,000
Cadangan Kerugian Piutang (1,200,000)
Persediaan Barang Dagangan 14,000,000
Suplies Kantor 1,500,000
Peralatan Kantor 5,000,000
Kendaraan 15,000,000
Akumulasi Penyusutan Pralatan 2,000,000
Akumulasi peyusutan Kendaraan 4,500,000
Hutang 37,300,000
Modal Petruk 20,000,000
Jumlah ………….. 57,300,000 57,300,000
17. 17 | P E N D I R I A N D A N P E M B A G I A N L A B A ( P E R S E K U T U A N )
* J U F R I L O N D O N G
Dalam pembentukan persekutuan tersebut ke dua belah pihak sepakat dengan perjanjian
sebagai berikut :
1. Uang kas diambil seluruhnya oleh Petruk
2. Dari seluruh piutang dagang yang ada, sebesar Rp 4.000.000 dianggap tidak bisa tertagih
dan cadangan kerugian ditetapkan sebesar 10% dari saldo piutang yang baru.
3. Setelah diadakan penilaian kembali terhadap persediaan barang dagangan berdasarkan
harga pasar, nilai persediaan menjadi Rp. 18.000.000
4. Kendaraan dinilai sebesar Rp. 20.000.000 tetapi telah disusutkan sebesar 50%, sehingga
menjadi Rp. 10.000.000 ;
5. Good wil diberikan kepada Petruk atas prestasi perusahaannya sebesar Rp. 15.000.000
Persekutuan yang baru dibentuk melanjutkan pembukuan yang sudah ada
Mencatat penilaian kembali berbagai macam aktiva :
Cadangan Kerugian piutang ……… 800.000
Persediaan Barang Dagangan …….. 4.000.000
Akumulasi Peny. Kendaraan ……… 4.500.000
Good Will ………………………… 15.000.000
Piutang Dagang ……………………………….. 4.000.000
Kendaraan ……………………………………... 5.000.000
Modal Petruk …………………………………… 15.300.000
Jurnal :
Mencatat Setoran Modal Gareng
Kas ……………………………… 10.000.000
Modal Gareng ………………………………….. 10.000.000
Mencatat pengambilan uang kas oleh Petruk
Modal Petruk …………………… 4.500.000
18. 18 | P E N D I R I A N D A N P E M B A G I A N L A B A ( P E R S E K U T U A N )
* J U F R I L O N D O N G
Kas ……………………………………………. 4.500.000
Pencatatan dengan membentuk buku-buku baru tersendiri
Mencatatkekayaan Petruk sebagai setoran modal
Piutang dagang …………. ….. 14.000.000,-
Persed. Brg. Dagangan ……… 18.000.000
Suplies kantor ………………. 1.500.000
Peralatan Kantor …………… 5.000.000
Kendaraan …………………... 10.000.000
Goodwil ……………………. 15.000.000
Cadangan Kerugian ……………………. 400.000,-
Hutang …………………………………. 37.300.000
Modal Petruk …………………………… 25.800.000
Mencatat setoran modal Gareng
Kas ………………………… 10.000.000
Modal Gareng ………………………….. 10.000.000
Maka neraca persekutuan Petruk dan Gareng adalah sebagai berikut :
PERSEKUTUAN PETRUK DAN GARENG
NERACA, PER JANUARI 2008
URAIAN D K
Kas 10,000,000
Piutang Dagang 14,000,000
Cadangan Kerugian Piutang (400.00)
Persediaan Barang Dagangan 18,000,000
19. 19 | P E N D I R I A N D A N P E M B A G I A N L A B A ( P E R S E K U T U A N )
* J U F R I L O N D O N G
Suplies Kantor 1,500,000
Peralatan Kantor 5,000,000
Kendaraan 10,000,000
Akumulasi Penyusutan Pralatan 0
Akumulasi peyusutan Kendaraan 0
Goodwill 15.000.000
Hutang 37,300,000
Modal Gareng 10.000.000
Modal Petruk 25,800,000
Jumlah …………..
73.100.000 73.100.000
2.6 Pembagian laba (rugi) di dalam Persekutuan
Para angota persekutuan dapat membuat persetujuan pembagian laba (rugi) yang
dianggap sesuai dengan kontribusi masing-masing anggota di dalam persekutuan. Terdapat
berbagai cara yang dapat dipakai sebagai dasar pembagian laba (rugi) di dalam persekutuan.
Dasar pembagian laba (rugi) yang dipilih harus dinyatakan di dalam perjanjian persekutuan.
Adapun berbagai cara pembagian laba (rugi) yang akan dikemukakan disini adalah:
1. Dibagi sama.
2. Dengan perbandingan atas dasar perjanjian.
3. Dengan perbandingan penyertaan modal.
4. Mula-mula ditentukan bunga modal dari masing-masing anggota, selebihnya dibagi atas
dasar perjanjian.
5. Mula-mula diberikan gaji sebagai pemilik dan bonus kepada anggota yang aktif bekerja,
sisanya dibagi atas dasar perjanjian.
6. Mula-mula diterapkan bunga untuk modal dari anggota, kemudian gaji sebagai pemilik dan
bonus untuk anggota-anggota yang dianggap berjasa dan sisanya dibagi atas dasar perjanjian
bersama.
20. 20 | P E N D I R I A N D A N P E M B A G I A N L A B A ( P E R S E K U T U A N )
* J U F R I L O N D O N G
Contoh :
Tuan F, G dan H telah mendirikan sebuah persekutuan dan pada tahun 1980
mendapatkan keuntungan sebesar Rp 150.000,00. Pada akhir tahun1980, diketahui posisi
rekening pribadi (prive/personal/current account) dan rekening “modal” masing-masing
anggota adalah sebagai berikut :
• Apabila disetujui laba (rugi) yang diperoleh dibagi sama :
Rugi & Laba Rp 150.000,00
Pribadi, F Rp 50.000,00
Pribadi, G Rp 50.000,00
Pribadi, H Rp 50.000,00
Apabila pembagian laba/rugi dengan
perbandingan Tuan F : G : H = 3 : 5 :7
Rugi & Laba Rp 150.000,00
Pribadi, F Rp 30.000,00
Pribadi, G Rp 50.000,00
Pribadi, H Rp 70.000,00
Perhitungan:
Bagian laba Tuan F = 3/15 x 150.000 = Rp 30.000,00
Bagian laba Tuan G = 5/15 x 150.00 = Rp 50.000,00
Bagian laba Tuan H = 7/15 x 150.000 = Rp 70.000,00
Total Rp 150.000,00
Apabila pembagian laba (rugi) sesuai perbandingan penyertaan modal dari masing-masing
anggota
21. 21 | P E N D I R I A N D A N P E M B A G I A N L A B A ( P E R S E K U T U A N )
* J U F R I L O N D O N G
Dalam hal ini ada 3 kemungkinan yang bias ditempuh, yaitu :
• Sesuai dengan perbandingan modal awal.
Rugi & Laba Rp 150.000,00
Pribadi, F Rp 37.500,00
Pribadi, G Rp 50.000,00
Pribadi, H Rp 62.500,00
• Sesuai dengan perbandingan modal akhir.
Rugi & Laba Rp 150.000,00
Pribadi, F Rp 40.000,00
Pribadi, G Rp 50.000,00
Pribadi, H Rp 60.000,00
• Sesuai dengan perbandingan modal rata-rata tahunan
Rugi & Laba Rp 150.000,00
Pribadi, F Rp 33.750,00
Pribadi, G Rp 41.250,00
Pribadi, H Rp 75.000,00
Masalah Gaji Pemilik, dan Bunga Modal.
Di dalam akuntansi gaji pemilik dan bunga modal (sendiri) tidak diakui sebagai biaya
(usaha) bagi perusahaan, karena pada umumnya ditentukan sepihak (oleh pemilik sendiri) dan
bukan atas transaksi yang obyektif. Namun jika dapat diidentifikasikan dengan jasa dan
bunga modal maka harus diperlukan sebagai biaya yang sebenarnya.
Bagi manajemen lebih bermanfaat untuk memperlakukan gaji pemilik dan bunga
modal (sendiri) sama halnya dengan biaya usaha. Untuk itu informasi laba (rugi) periodiknya
lebih menggambarkan kemampuan perusahaan memperoleh laba yang sebenarnya.
22. 22 | P E N D I R I A N D A N P E M B A G I A N L A B A ( P E R S E K U T U A N )
* J U F R I L O N D O N G
contohnya sebgai berikut :
A dan B adalah anggota-anggota persekutuan yang membagi laba (rugi) dengan
perbandingan yang sama. Kepada mereka sebagai pemilik diberi gaji masing-masing sebesar
Rp. 75.000,00 per bulan untuk A dan Rp. 100.000,00 per bulan untuk B. menurut Laporan
Perhitungan Rugi-laba dalm periode tahun buku 1980, perusahaan memperoleh laba sebesar
Rp. 2.500.000,00.
Apabila gaji yang diberikan kepada A dan B diperlakukan sebagai faktor pembagian
laba, maka laba sebesar Rp. 2.500.000,00 menurut laporan Perhitungan Rugi-Laba tersebut,
akan mamberikan hak atas laba kepada masing-masing anggota sebagai berikut :
Akan tetapi apabila gaji yang dibayarkan kepada A dan B diperlakukan sebagai biaya
usaha, maka pembagian laba sebesar Rp. 2.500.000 akan memberikan hak atas laba kepada
masing-masing anggota sebesar Rp. 1.250.000
Dengan demikian jerlas B akan memilih untuk memperlakukan gaji yang telah
diterimanya itu sebagai pembagian laba. Sedang bagi A lebih untung apabila gaji pemilik
diperlakukan sabagai biaya usaha bagi perusahaan.
Gaji Pemilik dan atau Bunga Modal di atas jumlah laba bersih
Contohnya :
A dan B adalah anggota persekutuan mempunyai saldo modal masing-masing
sebesar Rp. 100.000,00 untuk A. dan Rp. 200.000,00 untuk B. pembagian
laba diatur dengan ketentuan sebagai berikut :
Mula –mula di perhitungkan bunga modal sebesar 6% per tahun, sedang di
bagi dengan perbandingan yang sama.
Apabila dalam tahun 1980, perusahaan memperoleh laba sebesar Rp.
50.000,00 maka pembagian laba tersebut adalah :
Apabila laba dalam tahun 1980 sebesar Rp. 10.000 atau Rp. 8.000 (lebih kecil dari bunga
modal) maka pembagian laba tersebut adalah :
Apabila perusahaan rugi sebesar Rp. 4.000,00 dalam tahun 1980, maka bunga modal harus
diperhitungkan terlebih dahulu sehingga diperoleh pembagian laba sebagai berikut :
23. 23 | P E N D I R I A N D A N P E M B A G I A N L A B A ( P E R S E K U T U A N )
* J U F R I L O N D O N G
Karena perusahaan mengalami kerugian dan barang tidak membagikan laba kepada
anggotanya, kecuali untuk bunga modal yang telah dibayarkan. Perhitungan pembagian
laba(rugi) dalam tahun yang bersangkutan di bebankan langsung kepada saldo modal masing-
masing anggota. Meskipun B masih berhak menerima pembagian laba Rp. 1.000 menurut
perhitungan pembagian laba (rugi), tetapi tidak mungkin ia menagihnya kepada A. penurunan
perhitungan kekayaan bersih persekutuan sebesar Rp. 22.000 (rugi usaha Rp. 4.000 di tambah
bunga modal Rp. 18.000 akan diikuti dengan berkurangnya saldo modal masing-masing
anggota sebesar Rp. 11.000 seperti terlihat pada tabel berikut ini :
Dengan demikian ada sebagian modal A sebesar Rp. 1.000 (yaitu selisih lebih rugi
usaha dengan jumlah kerugian yang ditanggung oleh A = Rp. 4.000 – Rp. 5.000 ) terserap
dan berpindah menjadi haknya B sebagai partnernya. Hal ini juga terbukti dari jumlah uang
yang telah diterima B sebesar Rp. 12.000 dari perusahaan, akan tatapi saldo modalnya hanya
berkurang sebesar Rp. 11.000 dalam tahun buku 1980
Untuk menghindari keadaan sperti itu, maka biasanya di dalam perjanjian pembagian
laba ditegaskan adanay pembatasan terhadap jumlah minimum laba yang di
dapat.Berdasarkan ketentuan jumlah minimum laba tersebut biasanya di tentukan jumlah gaji
pemilik dan bunga modal yang diperhitungkan sebagai faktor pembagian laba. Apabila
diadakan batasan, berarti laba di bawah jumlah minimum yang ditetapkan atau jumlah
kerugian harus dibagi berdasar ketentuan lain yang di tetapkan dalam perjanjian.
Misalnya dalam perjanjian pembagian laba(rugi) persekutuan A&B pada contoh di atas
ditambah ketentuan sbb :
• >laba di bawah jumlah bunga modal yang diperhitungkan dibagi sesuai
dengan perbandingan modal, sedang kerugian yang dibagi dengan perbandingan yang sama.
• >Kerugian yang diderita Rp. 4.000,00 dalam tahun 1980.dibagi rata jadi Rp. 2.000.
• >Penurunan kekayaan sebesar Rp. 22.000 diikuti berkurangnya saldo masing-masing
anggota.
Koreksi atas L / R tahun-tahun yang lalu
Di dalam persekutuan, masalah yang dihadapi dalam koreksi laba (rugi) ialah
pengaruhnya terhadap hak pemilikan dan bagian atas laba (rugi) kepada masing-masing
24. 24 | P E N D I R I A N D A N P E M B A G I A N L A B A ( P E R S E K U T U A N )
* J U F R I L O N D O N G
pribadi anggota (pemilik). Hal ini menyangkut masalah koreksi dan penyesuaian terhadap
alokasi laba (rugi) kepada msing-masing anggota pemilik.
Pada umumnya tiga alternatif berikut ini dapat dipakai untuk menyelesaikan
penyesuaian alokasi atas laba (rugi) tahun-thaun yang lalu :
1. Jumlah koreksi laba (rugi) yang relatif kecil, cukup ditutup atau dibebebankan kepada laba
(rugi) tahun yang berjalan, asal tidak mempengaruhi secara material terhadap hak-hak
pemilikan (saldo modal) dari masing-masing anggota pemilik.
2. Apabila jumlah koreksi cukup besar,dan sulit diidentifikasikan,dapat dibebankan kepada
laba (rugi) tahun yang berjalan atau dialokasikan sebagian kepada laba (rugi) tahun-tahun
yang lalu sesuai dengan kehendak para anggota pemilik.
3. Apabila koreksi laba (rugi) cukup besar,dan dapat diidentifikasikan.Misalnya ada
kesalahan perhitungan beban penyusutan aktiva tetap, maka perhitungan dan alokasi kembali
laba (rugi) kepada masing-masing pemilik harus dilakukan.
• Neraca
Sebagian besar ketentuan di dalam penyusunan neraca pesekutuan tidak berbeda
dengan neraca perusahaan pada umumnya.Kecuali penyajian pada sisi passive di dalam
neraca persekutuan menggunakan dasar “konsep pemilik (proprietary concept)”, dengan
menonjolkan hak pemilikan tiap-tiap anggota melalui rekening modalnya secara terpisah.
Perubahan Ratio Pembagian Laba (rugi)
Apabila para anggota pemilik bersepakat untuk mengadakan perubahan ketentuan
pembagian laba (rugi) perusahaan, maka terlebih dahulu harus diadakan penilaian kembali
terhadap aktiva perusahaan sebelum ketentuan yang baru mulai berlaku.Hal ini dianggap
penting agar perimbangan hak-hak pemlikan setelah berlakunya ketentuan yang baru tetap
dapat dipertahankan. Peubahan ketentuan pembagian laba (rugi) tanpa diikuti penilaian
kembali aktiva, kemungkinan akan mengakibatkan keuntungan pada sebagian pemilik dan
kerugian bagi sebagian pemilik lainya dari posisi aktiva sebelum ketentuan baru itu mulai
berlaku. Dengan kata lain perubahan ketentuan pembagian laba, kemungkinan berlaku surut
25. 25 | P E N D I R I A N D A N P E M B A G I A N L A B A ( P E R S E K U T U A N )
* J U F R I L O N D O N G
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Persekutuan (Partnership) adalah suatu penggabungan diantara dua orang (badan) atau
lebih untuk memiliki bersama-sama dan menjalankan suatu perusahaan guna mendapatkan
keuntungan atau laba.
Karakteristik Persekutuan, secara umum ada 5 yang menjadi karakteristik persekutuan
yaitu : Berusaha Bersama-sama (Mutual Agency), Jangka waktu terbatas (Limited life),
Tanggung jawab tidak terbatas (Unlimited Liability ), Memiliki suatu bagian/hak di dalam
persekutuan (Ownership of an Interest in a Partnership), Pengembalian bagian keuntungan
persekutuan.
Persekutuan dapat diklasifikasikan ke dalam :Persekutuan Perdagangan , Persekutuan
Jasa-jasa. Selain itu persekutuan dapat pula dibedakan antara : Persekutuan Umum,
Persekutuan Terbatas , Join Stock Companies.
Dalam persekutuan tentu harus ada perjanjian sebagai dasar pijakan pembentukan
persekutuan tersebut. Pada perjanjian persektuan berisi tentang, nama persekutuan, anggota,
tanggal berdiri, sifat serta bidang usaha.
Proses akuntansi yang spesifik pada persekutuan adalah masalah pencatatan
pengakuan dan pengukuran milik atau penyertaan (hak) masing-masing anggota dalam
persekutuan. Hak masing-masing anggota diikhtisarkan dalam rekening modal masing-
masing anggota sekutu.
3.2 Saran
Pada kenyataannya, pembuatan makalah ini bersifat sangat sederhana dan
simpel.Pembuatan makalah ini masih memerlukan kritikan dan saran bagi pembahasan materi
ini.Maka saran dan kritikan dari teman mahasiswa sangat kami butuhkan untuk perbaikkan
makalah ini menjadi lebih baik.
26. 26 | P E N D I R I A N D A N P E M B A G I A N L A B A ( P E R S E K U T U A N )
* J U F R I L O N D O N G
DAFTAR PUSTAKA
SR, Soemarso.2005. Akuntansi Suatu Pengantar. Buku II, Edisi 5 (Revisi), Salemba Empat.
Jakarta.