SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
6. DAERAH TINGKAT I SUMATERA SELATAN
6. DAERAH TINGKAT I SUMATERA SELATAN
I. GAMBARAN UMUM
1. Keadaan daerah
Daerah Tingkat I Sumatera Selatan mempunyai wilayah se-
luas 109.254 km2, dan merupakan daerah terluas di Pulau Suma-
tera yaitu sekitar 22,0% dari luas seluruh Sumatera atau se-
kitar 5,4% dari luas seluruh Indonesia.
Di pantai timur terdapat rawa dan paya yang dipengaruhi
oleh pasang surut dengan vegetasi berupa tumbuhan palma dan
kayu bakau. Makin ke barat tanahnya sedikit tinggi dan meru-
pakan dataran rendah dan daerah aliran sungai besar seperti
Sungai Musi, Sungai Ogan, Sungai Komering, dan Sungai Lema-
tang. Makin jauh ke barat tanahnya semakin tinggi (menuju
Bukit Barisan) dan kemudian menjadi daerah pegunungan dengan
ketinggian antara 900 - 1.200 m diatas permukaan laut. Bukit
Barisan sebagai tulang punggung di sebelah barat mempunyai
beberapa puncak gunung di antaranya G. Seminung (+ 1,964 m),
G. Dempo (+ 3.159 m), G. Patah (+ 2.107 m) dan G. Bungkuk
(+ 2.125 m).
Daerah Sumatera Selatan beriklim tropis basah dengan va-
riasi curah hujan antara 2.120 - 3.264 mm atau rata-rata tiap
tahun sekitar 2.680 mm.
Menurut pola penggunaan tanah (1980), daerah Sumatera Se-
latan terdiri dari areal persawahan sekitar 284.483 ha atau
2,6%, dari seluruh wilayah, areal perladangan 139.752 ha atau
163
1,3%, areal palawija 48.662 ha atau 0,4%, areal perkebunan
rakyat 615.620 ha atau 5,6%, areal perkebunan besar 13.251 ha
atau 0,1 %, areal hutan 5.474.000 ha atau 50,1%, areal aliran
sungai 3.971.623 ha atau 36,4% dan areal lain-lainnya 378.009
ha atau 3,5%.
Dari areal persawahan yang terluas adalah persawahan le-
bak, pasang surut, dan tadah hujan, sedang persawahan iri-
gasi teknis, setengah teknis, dan sederhana masih sedikit.
Areal perkebunan yang cukup luas menghasilkan karet, ko-
pi, dan lada sebagai komoditi ekspor. Daerah penghasil karet
adalah Kabupaten-kabupaten Musi Banyuasin, Musi Rawas, Muara
Enim, dan Ogan Komering Ulu; daerah penghasil kopi adalah Ka-
bupaten-kabupaten Lahat, Ogan Komering Ulu, dan Muara Enim;
sedangkan daerah penghasil lada adalah Kabupaten Bangka. Je-
nis tanaman lainnya adalah kelapa, yang terdapat di Kabupaten
Musi Banyuasin, dan tebu di Kabupaten Ogan Komering Ulu dan
Ogan Komering Ilir.
Daerah penghasil ikan laut adalah perairan di sekitar Pu-
lau Bangka dan Belitung, sedang potensi perikanan darat ter-
dapat di daerah rawa atau paya dan sungai.
Hasil hutan yang berupa berbagai jenis kayu dan rotan me-
rupakan komoditi ekspor. Hasil pertambangan adalah terutama
minyak bumi dan batubara. Potensi batubara terdapat di Kabu-
paten Muara Enim. Janis tambang lainnya adalah timah di P.
Bangka dan Belitung, marmer di Kabupaten Lahat; gas alam, pa-
sir kwarsa, kaolin, batu kapur, dan andasit.
Dilihat dari pembagian administrasi pemerintahannya daerah
Sumatera Selatan terdiri dari 10 Daerah Tingkat II, yaitu
2 kotamadya dan 8 kabupaten, 92 kecamatan, dan 2.351 desa.
164
Jumlah penduduknya pada tahun 1980 adalah 4.629.801 jiwa, dengan
kepadatan rata-rata sekitar 42 jiwa tiap km2. Walaupun
kepadatannya masih relatif jarang, namun tingkat pertumbuhan-
nya cukup tinggi, yaitu rata-rata sekitar 3,3% tiap tahun.
Angka ini jauh lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan pendu-
duk secara nasional yang hanya 2,3% tiap tahun. Tingkat per-
tumbuhan penduduk yang tinggi tersebut terutama disebabkan
karena banyaknya transmigran yang masuk ke daerah ini.
Sebagian besar penduduk Sumatera Selatan bermukim di dae-
rah pedesaan, dan hanya sebagian kecil bermukim di daerah per-
kotaan. Kota yang terpadat penduduknya adalah Palembang dengan
kepadatan rata-rata tiap km2 sebanyak 3.226 orang. Di daerah-
daerah lainnya jumlah penduduk masih jarang, terutama di Kabu-
paten Musi Banyuasin yang rata-rata jumlah penduduknya tiap
km2 hanya 23 orang, seperti terlihat pada tabel. Gambaran
tersebut di atas menunjukkan bahwa penyebaran penduduk daerah
Sumatera Selatan tidak merata.
Sebagian besar penduduk masih bekerja pada sektor perta-
nian (pertanian pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan
perikanan). Menurut keadaan tahun 1980 sebanyak 65,05% dari
penduduk bekerja di sektor ini, 2,65% di sektor pertambang-
an, 4,94% di sektor industri, 0,22% di sektor listrik/gas/air
minuet, 2,64% di sektor bangunan, 9,80% di sektor perdagangan,
2,81% di sektor pengangkutan dan komunikasi, 0,64% di sektor
keuangan dan asuransi 10,72% di sektor jasa, dan 0,53% di
sektor lainnya .
Dari komposisi lapangan kerja tersebut terlihat, bahwa
lapangan kerja utama adalah pertanian (65,05%), sedangkan
yang bekerja di sektor industri dan pertambangan masih sedi-
165
kit. Meskipun sebagian terbesar dari penduduk bekerja di sek-
tor pertanian, namun karena usaha taninya masih dilakukan se-
cara tradisional, dan produktivitas serta mutunya masih ren-
dah, maka kontribusi sektor ini terhadap pendapatan daerah
kecil sekali. Kontribusi terbesar justru berasal dari sektor
pertambangan dan industri. Hal tersebut disebabkan karena
hasil pertambangan cukup besar (batubara dan timah), dan in-
dustri yang terdapat di Sumatera Selatan adalah industri-in-
dustri besar, seperti industri pupuk, semen, timah, kayu la-
pis, crumb-rubber, minyak bumi dan lain sebagainya.
Pertumbuhan rata-rata Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) antara tahun 1975 dan 1980 berdasarkan harga konstan
tahun 1975 termasuk minyak bumi adalah 9,7% per tahun. Kalau
minyak bumi tidak di perhitungkan, maka pertumbuhan rata-ra-
ta per tahun adalah lebih tinggi, yaitu 12,5%.
Sektor pertanian dan industri memegang peranan panting ba-
gi Sumatera Selatan khususnya, dan daerah-daerah sekitarnya
terutama daerah yang masuk wilayah pembangunan tiga dengan Ko-
ta Palembang sebagai pusat pembangunan.
2. Masalah-masalah yang dihadapi
Mekanisme perencanaan yang memadukan perencanaan dari ba-
wah ke atas dan dari atas ke bawah masih belum berjalan seba-
gaimana mestinya.
Dewasa ini disana-sini masih terdapat program/proyek di
daerah yang kurang cukup terpadu dan sesuai dengan kebutuhan
dan strategi pembangunan di daerah.
Permasalahan pertanian dalam arti luas belum seluruhnya
166
dapat diatasi, walaupun selama Repelita III terjadi banyak ke-
majuan dalam sektor ini.
Walaupun ada kenaikan produksi pangan, namun hasilnya ma-
sih belum mencukupi kebutuhan daerah, karena adanya kenaikan
penduduk dan perubahan pola konsumsi penduduk, sehingga Suma-
tera Selatan masih harus mendatangkan beras dari luar daerah.
Pada akhir Repelita III Sumatera Selatan masih kekurangan be-
ras sekitar 13,3% dari kebutuhan atau sekitar 80.616 ton. Di
samping beras, masih harus didatangkan susu, tepung gandum,
gula dan sayuran dari luar daerah.
Keadaan itu disebabkan karena luas areal sawah teknis dan
setengah teknis berkembang sangat lamban dan baru mencapai se-
kitar 12.000 ha atau 7,6% dari seluruh luas persawahan. Usaha
produksi hortikultura belum dapat berkembang karena penduduk
lebih tertarik pada usaha penanaman padi yang hasilnya lebih
baik.
Pengadaan dan penyebaran bibit unggul mengalami hambatan
karena kurangnya balai-balai pembibitan dan karena jarak an-
tara lokasi pembibitan dengan pusat-pusat produksi sangat ja-
uh. Kegiatan penyuluhan kepada petani masih kurang, karena ha-
nya ada 56 buah balai penyuluhan pertanian (BPP) yang belum
berimbang dengan jumlah wilayah kerja penyuluhan pertaniannya
(WKPP) yaitu sebanyak 8.646 buah. Jarak antara BPP dengan WKPP
cukup jauh.
Usaha perkebunan di Sumatera Selatan cukup luas. Namun
oleh karena cara pengusahaan tanaman dilakukan secara tradi-
sional, maka produktivitas per hektarnya cenderung menurun
dan mutunyapun rendah.
167
Bantuan pemerintah dalam bentuk modal dan penyuluhan sis-
tem pengelolaan perkebunan belum dapat menjangkau sebagian
besar petani. Di samping itu pembinaan terhadap petani oleh
UPP kelapa dan coklat mengalami kesulitan, karena penduduk
sudah terbiasa mengusahakan kopi dan lada.
Dalam mengusahakan tanaman perkebunannya beberapa daerah
masih berpegang pada satu jenis tanaman saja (monokultur),
sehingga bila terjadi penurunan harga pasaran, kondisi ekono-
mi petani menjadi lemah, dan menyebabkan kemampuan petani un-
tuk berproduksi menurun.
Populasi ternak di Sumatera Selatan dalam Repelita III
mengalami peningkatan sekitar 5,0%, namun hasilnya baru men-
cukupi kebutuhan 3,71 kg rata-rata tiap jiwa per tahun, atau
baru mencapai sekitar 46,0% dari kebutuhan rata-rata per jiwa
pada tingkat nasional. Keadaan tersebut disebabkan karena ke-
sulitan dalam pengadaan tanah pengembalaan, penyediaan bibit,
dan vaksin/obat-obatan .
Produksi perikanan dalam Repelita III naik sekitar 5,1%
rata-rata per tahun. Dengan kenaikan ini belum dapat dipenuhi
kebutuhan daerah, dan baru dicapai 17,7 kg rata-rata per pen-
duduk per tahun, atau baru 78,7 % dari kebutuhan rata-rata
secara nasional per tahun.
Pengusahaan ikan dari perairan umum/darat belum berkem-
bang, karena kurangnya penyuluhan, pembinaan, dan pengawasan
terhadap cara-cara penangkapan ikan di sungai, dan karena ada-
nya pembuangan limbah industri ke sungai-sungai yang menimbul-
kan pencemaran dan merusak kelestarian lingkungan hidup ikan
dan manusia.
168
Kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup telah
menghadapi tantangan yang membahayakan ekosistem hutan, kare-
na kurangnya usaha pengamanan hutan. Hingga kini belum dapat
diatasi dengan baik penyerobotan hutan untuk perladangan li-
ar, penebangan hutan tanpa izin, dan terjadinya kebakaran.
Pembukaan tanah untuk perladangan berpindah-pindah dan un-
tuk perkebunan, khusus di kawasan hutan lindung dan pengawet-
an alam, belum dapat ditanggulangi oleh karena luas wilayah
kawasan hutan yang dikelola masih diluar jangkauan para petu-
gas kehutanan. Kecuali itu kesadaran masyarakat akan penting-
nya fungsi hutan bagi kesejahteraan hidup mereka masih terlam-
pau rendah.
Usaha untuk memanfaatkan hutan sebagai lokasi transmigra-
si, perkebunan dan reboisasi dalam pelaksanaannya sering tidak
saling menunjang bahkan berbenturan satu sama lainnya. Hal ini
disebabkan karena tidak adanya koordinasi dalam perencanaan
lokasi kegiatan-kegiatan tersebut.
Secara keseluruhan sebagian besar daerah Sumatera Selatan
sudah dapat dihubungkan, baik melalui jalan darat maupun me-
lalui sungai. Namun demikian masih ada daerah-daerah pedesaan
yang masih terisolasi, terutama daerah-daerah transmigrasi.
Umpamanya, antara Kayu Agung dan lokasi transmigrasi di Pema-
tang Panggang belum ada prasarana perhubungan yang memadai.
Masalah yang dihadapi oleh angkutan sungai adalah terja-
dinya pendangkalan sungai, sehingga pada musim kemarau sungai-
sungai ini tidak dapat dilayari sampai ke pedalaman. Ha-
nya S. Musi saja yang masih dapat menjangkau daerah pedesa-
an di pedalaman sampai ke Muara Rupit.
169
Masalah dalam angkutan laut terutama disebabkan karena
pendangkalan alur pelayaran di S. Musi mulai dari ambang ma-
suk ke pelabuhan Boom Baru Palembang. Kapal yang akan masuk
pelabuhan harus menunggu naiknya arus pasang air laut. Di
samping Pelabuhan Palembang terdapat pula 3 pelabuhan lain,
yaitu Pelabuhan Pangkalan Balam di Pangkal Pinang, Pelabuhan
Mentok di Bangka, dan Pelabuhan Tanjung Pandan di Belitung,
yang juga sering mengalami pendangkalan.
Sarana angkutan lainnya adalah angkutan melalui udara. Ma-
salah yang dihadapi adalah bahwa pada musim kemarau Pelabuhan
Udara Talang Betutu Palembang seringkali tertutup kabut, se-
hingga pesawat terbang tidak dapat mendarat. Jumlah frekuensi
penerbangan dan jumlah penumpang cukup tinggi, rata-rata le--
bih dari 2.000 orang per hari. Jumlah arus penumpang ini su-
dah tidak seimbang dengan fasilitas terminal yang ada.
Masalah hubungan melalui telpon yang dihadapi adalah, bah-
wa dari 10 kabupaten, yang memiliki sentral telepon otomat ha-
nya kota Palembang dan Lahat, sedang di ibukota kabupaten la-
innya, walaupun sudah memiliki sentral telepon, namun masih
berupa telepon lokal batere. Hubungan antara ibukota kabupa-
ten dengan kota kecamatan masih sangat terbatas pemakaiannya.
Pelayanan pos sebagai penunjang komunikasi antar daerah
pedesaan masih kurang, karena kantor-kantor pos pembantu baik
di kota kecamatan maupun di desa jumlahnya masih sedikit se-
kali.
Dewasa ini kecenderungan pembukaan lahan untuk transmi-
grasi sudah menurun, kecuali di beberapa daerah yang telah
dicadangkan dan telah diteliti, seperti di Pulau Rimau seki-
tar 33.434 ha, Karang Agung 176.383 ha, Kayu Agung 36.000 ha,
170
Lembah Liam 89.300 ha, Kelingi II 76.300 ha dan Lahat (Tebing
Tinggi) 48.000 ha.
Pada tahun 1980 penduduk usia sekolah dasar (7-12 tahun)
di Sumatera Selatan yang sudah dan masih sekolah di sekolah
dasar sebanyak 83%, dan selebihnya, yaitu 12% belum pernah
sekolah dan 5% putus sekolah.
Dewasa ini ratio guru - murid masih kurang seimbang, se-
hingga di beberapa daerah terdapat kekurangan tenaga guru. Di
Kabupaten Bangka ratio guru - murid adalah 1 : 58, di Kabupa-
ten Musi Rawas 1 : 53, di Kabupaten Lahat 1 : 47, di Kabupa-
ten Ogan Komering Ulu 1 : 45, di Kabupaten Belitung 1 : 45,
dan di Kotamadya 1 : 38.
Makin kecil ratio guru-murid, makin kecil kemungkinan gu-
ru untuk dapat mengajar dengan baik. Masalah ini akan menjadi
lebih rumit apabila terjadi di daerah pedesaan, karena masih
terbatasnya jumlah buku, alat,peraga, dan fasilitas belajar
lainnya.
Tingkat pertumbuhan murid sekolah tingkat dasar secara ke-
seluruhan adalah rata-rata 7,2% per tahun sedangkan tingkat
pertumbuhan guru hanya 1,3% rata-rata per tahun.
Dalam pada itu kemampuan SMTA untuk menampung lulusan
SMTP baru mencapai sekitar 33,4%.
Dalam Repelita III jumlah lulusan SMTA yang masuk ke per-
guruan tinggi, terutama Universitas Sriwijaya, melebihi kapa-
sitas yang tersedia. Akibatnya, Universitas Sriwijaya keku-
rangan ruang kuliah, peralatan laboratorium dan tenaga penga-
jar.
Fasilitas pelayanan kesehatan di Sumatera Selatan belum
seluruhnya dapat menjangkau masyarakat luas. Puskesmas yang
171
ada di kota kecamatan yang jumlahnya ada 118 buah belum sepe-
nuhnya dapat menjangkau masyarakat di daerah pedesaan yang
letaknya jauh dari lokasi Puskesmas. Di samping itu tingkat
pelayanan rumah sakit masih rendah, umpamanya, pelayanan yang
diberikan oleh Rumah Sakit Umum Palembang baru mencapai 75%
dari kebutuhan, dan rumah-rumah sakit kabupaten baru 40%.
Rendahnya tingkat pelayanan ini antara lain disebabkan oleh
kurangnya tenaga para medis, dokter umum, dan dokter ahli/
spesialis.
Permasalahan pada sektor sosial lainnya adalah masalah ma-
syarakat terasing (suku terasing). Masyarakat ini terdiri dari
dua kelompok, ialah masyarakat terasing dalam pengertian yang
sebenarnya, ialah suku terasing yang hidup jauh di pedalaman,
dan masyarakat yang mengasingkan diri di daerah pedalaman. Ma-
syarakat yang mengasingkan diri ini cukup banyak jumlahnya dan
harus ditangani seperti halnya menangani suku terasing (suku
Kubu).
Permasalahan pada sektor penerangan adalah penyediaan me-
dia massa berupa TV umum yang masih sangat kurang jumlahnya
dan kurang tersebar letaknya, mengingat tempat tinggal pendu-
duk yang tersebar terpencar-pencar di daerah yang luas, se-
hingga siaran TV, dan bahkan siaran radio masih belum dapat
menjangkau masyarakat di pedesaan.
II. ARAH DAN KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
1. Arah pembangunan daerah dalam rangka pembangunan na-
sional.
Pembangunan daerah diarahkan kepada pencapaian tujuan pem-
bangunan nasional, yaitu meletakkan dasar-dasar yang cukup ko-
172
koh di dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang me-
rata materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-
undang Dasar 1945.
Pelaksanaan pembangunan daerah diarahkan untuk meningkat-
kan pertumbuhan daerah dan menjamin pemerataan pembangunan dan
hasil-hasilnya bagi seluruh rakyat.
Dalam upaya untuk mengurangi ketimpangan pelaksanaan pem-
bangunan di daerah, perlu ditingkatkan keterpaduan dan kese-
rasian antara pembangunan sektoral dan daerah, antara pemba-
ngunan daerah perkotaan dan pedesaan, dan antara pembangun-
an satu wilayah dengan pembangunan wilayah lainnya.
Peranserta segenap lapisan masyarakat dalam pembangunan
daerah harus makin ditingkatkan. Oleh karena itu kemampuan
golongan ekonomi lemah perlu ditingkatkan agar golongan ini
dapat memanfaatkan modal dan potensi daerah secara berdaya-
guna dan berhasilguna. Namun demikian pemanfaatan sumber-sum-
ber alam haruslah secara rasional. Penggalian sumber kekayaan
alam harus diusahakan dengan cara yang tidak mengganggu atau
merusak tata lingkungan atau keserasian lingkungan hidup. Pe-
manfaatan teknologi dan ilmu pengetahuan dalam melaksanakan
pembangunan daerah harus dapat memberikan lapangan kerja yang
banyak, meningkatkan produktivitas tenaga kerja, dengan meng-
gunakan sebanyak mungkin alat-alat yang dihasilkan sendiri
dan mudah dipelihara sendiri, mendukung tercapainya sasaran
pembangunan, dan dapat meningkatkan keterampilan dalam meng-
gunakan teknologi yang lebih maju.
2. Kebijaksanaan pembangunan daerah
Dengan memperhatikan hasil-hasil pembangunan selama Repe-
173
lita III, pembangunan daerah di Sumatera Selatan akan diting-
katkan dengan tujuan memperluas kesempatan kerja, mendorong
pembagian pendapatan yang lebih merata dan meningkatkan taraf
hidup rakyat pada umumnya.
Untuk mencapai maksud tersebut maka pembangunan di Suma-
tera Selatan akan diarahkan dalam 6 wilayah pembangunan yang
didasarkan atas potensi atau kondisi tiap-tiap wilayah. Atas
dasar pembagian tersebut maka ada 6 wilayah yaitu pembangunan
Wilayah Pembangunan Palembang sebagai wilayah pembangunan in-
dustri; Wilayah Pembangunan Sekayu sebagai wilayah pengemba-
ngan hasil karet dan kayu; Wilayah Pembangunan Lubuk Linggau
sebagai wilayah pengembangan hasil karet dan kayu; Wilayah
Pembangunan Lahat sebagai wilayah pengembangan hasil kopi dan
sayuran; Wilayah Pembangunan Baturaja sebagai wilayah pengem-
bangan hasil padi, karet dan kopi; dan Wilayah Pembangunan
Bangka dan Belitung sebagai wilayah pengembangan industri.
Masalah-masalah yang belum terpecahkan dalam Repelita III
akan diusahakan untuk mengatasinya dalam Repelita IV. Yang
masih perlu dilanjutkan adalah antara lain usaha mengurangi
atau menghilangkan ketimpangan pembangunan daerah, peningkat-
an produksi pangan, peningkatan hasil pertanian untuk ekspor,
peningkatan kemampuan golongan ekonomi lemah, pemantapan usa-
ha koperasi, perluasan pendidikan, pelayanan kesehatan dan gi-
zi, serta kegiatan penunjang lainnya.
Sesuai dengan sasaran yang hendak dicapai tersebut, maka
titikberat pembangunan dalam Repelita IV adalah pembangunan
di bidang ekonomi dengan prioritas pada sektor pertanian yang
terpadu yang berkaitan dengan pembangunan daerah pedesaan,
peningkatan ekspor hasil pertanian, peningkatan industri yang
174
menyokong sektor pertanian dan industri lainnya yang sesuai
dengan potensi dan kondisi daerah.
Peningkatan produksi sektor pertanian ditekankan pada je-
nis produksi pangan dan produksi perkebunan untuk komoditi
ekspor dengan usaha intensifikasi, ekstensifikasi dan diversi-
fikasi. Peningkatan kegiatan industri akan diarahkan untuk
mengolah hasil-hasil pertanian menjadi bahan baku, bahan se-
tengah jadi dan barang jadi, dan untuk semua kegiatan terse-
but diutamakan industri-industri padat karya. Peningkatan
produksi tersebut, perlu ditunjang oleh peningkatan, perbaik-
an, dan penambahan prasarana jalan dan jembatan, perhubungan
sungai, laut, dan perhubungan lainnya.
Dalam rangka pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya,
akan dilaksanakan pembangunan di berbagai sektor dengan mem-
perhatikan potensi dan kondisi alam daerah Sumatera Selatan.
Usaha untuk pemerataan itu perlu diselaraskan dengan usaha-
usaha peningkatan kesempatan kerja, pemberantasan kemiskinan,
perlindungan terhadap golongan ekonomi lemah, dan lain seba-
gainya.
Dengan usaha peningkatan di sektor pertanian, dan sektor
industri yang didukung oleh sektor prasarana perhubungan dan
sektor-sektor lainnya, diharapkan pendapatan daerah (PDRB)
dalam Repelita IV akan dapat meningkat rata-rata sekitar 6,0%
per tahun.
III. KEGIATAN-KEGIATAN PEMBANGUNAN SELAMA REPELITA IV
Dalam rangka pembangunan di sektor pertanian, terutama
peningkatan produksi pangan, akan diusahakan peningkatan pro-
duksi padi, jagung, ubi-ubian, kacang-kacangan melalui inten-
175
sifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi serta rehabilitasi.
Intensifikasi tanaman pangan akan meliputi padi, jagung,
ubi-ubian, kacang-kacangan, sayuran dan buah-buahan, disertai
dengan pembangunan dan pembinaan pusat-pusat kebun benih, ba-
lai-balai benih, unit-unit pengamatan hama/penyakit tanaman
dan balai-balai penyuluhan pertanian.
Ekstensifikasi tanaman pangan akan dilakukan melalui pen-
cetakan sawah dan pembinaan pertanian daerah transmigrasi.
Usaha diversifikasi tanaman dan pemanfaatan pekarangan untuk
tanaman yang bergizi akan terus dikembangkan, dan juga terha-
dap tanaman di sawah dan tegalan akan lebih ditingkatkan ter-
utama untuk daerah-daerah rawan pangan yang tanahnya kurang
subur. Sejalan dengan itu usaha rehabilitasi dan pemeliharaan
jaringan irigasi akan ditingkatkan. Untuk pemanfaatan air ma-
ka perkumpulan petani pemakai air (P3A) akan lebih diperhati-
kan termasuk penyuluhannya. Pencetakan sawah baru sebagai sa-
lah satu usaha perluasan areal pertanian akan dilaksanakan
pada lahan irigasi sederhana di daerah Kabupaten Ogan Kome-
ring Hulu, Musi Rawas dan Bangka, lahan irigasi sedang kecil
di daerah Kabupaten Ogan Komering Hulu dan Musi Rawas, lahan
rawa sedang di Ogan Komering Ilir dan Musi Banyu Asin serta
lahan rawa pasang surut di Lematang Ilir Ogan Tengah dan Musi
Banyu Asin.
Usaha intensifikasi dan ekstensifikasi peternakan akan di-
laksanakan melalui peningkatan populasi ternak, perluasan ke-
sempatan kerja, peningkatan pendapatan petani dengan memadukan
usaha intensifikasi ternak dengan kegiatan pokok tani pe-
desaan, pencegahan dan pemberantasan penyakit, penyebaran bi-
176
bit unggul, penyediaan kredit, penyuluhan, pengembangan sis-
tem peternakan inti dan peningkatan sumber bibit sapi dan hi-
jauan makanan ternak di Sembawa.
Peningkatan produksi perikanan laut, akan dilaksanakan me-
lalui kegiatan penyempurnaan sarana dan prasarana penangkapan
ikan di laut, sedangkan pengembangan perikanan darat, terma-
suk perairan umum akan dilaksanakan melalui berbagai peneliti-
an agar perikanan darat yang sudah ada dapat ditingkatkan, di
samping penyempurnaan balai-balai benih ikan, penyuluhan per-
ikanan dan pelestarian sumber perikanan.
Dalam rangka peningkatan produksi perkebunan, akan dilak-
sanakan melalui usaha-usaha pokok peremajaan/perluasan tanam-
an karet, kelapa, kelapa sawit, coklat, lada, cengkeh, tebu
yang akan mencakup areal 109.102 ha, serta intensifikasi dan
rehabilitasi tanaman kelapa, kopi, lada, cengkeh, tebu, tem-
bakau seluas 39.225 ha. Selain usaha peningkatan produksi,
juga akan diikuti dengan usaha peningkatan mutu serta perbai-
kan tata niaga dengan pengikutsertaan PNP/PTP, perkebunan besar
dan lembaga swasta lainnya dengan meningkatkan peranser-
ta koperasi. Pelaksanaannya akan dilakukan dengan pola UPP,
pola PIR dan secara parsial. Di samping itu akan diusahakan
pengembangan tanaman yang potensial non tradisional seperti
linum, abaca, stevia, kenaf, melinjo, jarak, tanaman obat-
obatan dan lain-lain.
Peningkatan produksi kehutanan sebagai sumber alam yang
cukup potensial, akan dilaksanakan melalui kegiatan penertiban
penebangan hutan, penanaman kembali hutan yang rusak (re-
boisasi), pengawasan hutan lindung dan penghijauan terutama
di daerah aliran Sungai Musi.
177
Kegiatan pembangunan pengairan dikaitkan dengan usaha pe-
ningkatan produksi pangan. Pembangunan pengairan dilaksanakan
sejalan dengan usaha intensifikasi, ekstensifikasi, diversi-
kasi dan rehabilitasi pertanian pangan. Dengan demikian pem-
bangunan pengairan dilaksanakan dalam usaha perluasan areal
intensifikasi tanaman pangan, mencakup pembangunan irigasi
kecil dan sedang, irigasi Belitang - Komering, serta pengem-
bangan daerah rawa dan rawa pasang surut. Kegiatan tersebut
sekaligus dikaitkan dengan program transmigrasi dan menunjang
perluasan lahan pertanian.
Untuk menanggulangi ancaman banjir dilanjutkan usaha per-
baikan dan pengamanan sungai-sungai.
Pembangunan di sektor industri akan dikaitkan dengan usa-
ha pengelolaan hasil pertanian sesuai dengan potensi yang
ada. Berkaitan dengan kegiatan penanaman kelapa sawit oleh
PTP, PIR dan swasta pada saat ini akan didorong industri pe-
ngolahan minyak kelapa sawit. Selain itu, dengan akan diba-
ngunnya beberapa pabrik gula tebu akan didorong pembangunan
industri pengolah limbah/ampas tebu dan pengolah tetes tebu.
Pembangunan industri akan diarahkan untuk pengembangan indus-
tri sedang, industri kecil dan kerajinan rakyat. Dalam rang-
ka peningkatan pengembangan industri kecil antara lain akan
didorong perkembangan industri kecil pengolah hasil perta-
nian di daerah transmigrasi. Untuk itu perlu dilakukan pe-
nyuluhan dan bimbingan untuk meningkatkan keterampilan baik
teknis maupun manajemennya, meningkatkan mutu basil industri
dan membangun daerah khusus kawasan industri serta desa-desa
kerajinan. Untuk menunjang usaha pembangunan dan peningkatan
mutu basil industri, terutama industri kecil dan kerajinan,
akan ditingkatkan fungsi dan peranan balai pengembangan dan
178
penelitian industri yang telah ada di Sumatera Selatan.
Di samping itu akan dilakukan pula usaha-usaha untuk me-
ngembangkan industri batubata dan genteng di Kabupaten Bangka,
pemanfaatan kapasitas terpasang pabrik bahan perekat ply-
wood di Palembang, dan melanjutkan rencana pembangunan indus-
tri aromatik di Plaju.
Peningkatan industri lainnya adalah antara lain optimali-
sasi kapasitas terpasang dari industri crumb-rubber yang ada
di Kabupaten-kabupaten Musi Banyuasin, Muara Enim dan Musi
Rawas dan industri semen di Kabupaten Lahat.
Pembangunan di bidang tenaga listrik, akan dilaksanakan
dengan penyediaan tenaga listrik untuk wilayah-wilayah yang
termasuk dalam wilayah PLN IV antara lain di Sumatera Sela-
tan, yaitu PLTU Bukit Asam Unit I dan II (2 x 65 MW) dan se-
jumlah PLTD antara lain di Bukit Asam, Pangkalpinang, Muntok
dan Manggar. Di samping itu akan dibangun transmisi 150 kv
dan 70 kv antara PLTU Bukit Asam - Baturaja dan PLTU Bukit
Asam - Prabumulih, gardu induk jaringan tegangan menengah,
jaringan tegangan rendah, berikut gardu trafo distribusi se-
hingga dapat meningkatkan pelayanan masyarakat. Di samping
untuk daerah perkotaan, listrik masuk desa akan ditingkatkan
wilayah jangkauannya.
Di bidang pertambangan, akan dilanjutkan kegiatan pemeta-
an geologi, inventarisasi dan eksplorasi berbagai bahan gali-
an untuk mineral industri, dan kegiatan bimbingan teknik eks-
plorasi, teknologi penambangan dan keselamatan kerja bagi Pa-
ra pemegang kuasa pertambangan (KP) dan SIPD (surat izin pe-
nambangan daerah) di daerah serta usaha pertambangan rakyat
lainnya.
179
Kegiatan eksplorasi batubara di Bukit Asam akan dilaksa-
nakan antara lain di daerah tambang Bangko, Arahan, Air Lawai
dan Suban Jeriji . Di samping itu akan dilaksanakan pembangun-
an tambang batubara di Bukit Asam, sehingga dapat meningkat-
kan produksinya menjadi sekitar 3,3 juta ton pada akhir Repe-
lita IV, serta melanjutkan usaha pengembangan industri petro-
kimia.
Dalam rangka peningkatan kegiatan perdagangan akan dilak-
sanakan melalui penyempurnaan sistem administrasi termasuk
penyempurnaan perundang-undangan dan peraturannya, penyeder-
hanaan sistem perizinan serta usaha-usaha penyempurnaan lem-
baga perdagangan dan pemasaran untuk peningkatan efisiensi
dan efektivitas penyaluran sarana produksi serta pemasaran
hasil-hasil produksi. Demikian pula akan dilanjutkan usaha-
usaha perluasan pasaran barang-barang produksi dalam negeri
melalui penyebar luasan informasi pasar, perlindungan konsu-
men serta peningkatan dan pengembangan peranan pedagang go-
longan ekonomi lemah melalui penataran, penyuluhan dan pusat-
pusat pembinaan/pelayanan pengusaha golongan ekonomi lemah.
Usaha-usaha untuk meningkatkan ekspor non migas akan terus
dilanjutkan dalam rangka pengembangan perdagangan luar negeri
melalui pengendalian mutu penggarapan komoditi potensial, pe-
ningkatan koordinasi yang lebih terpadu antar instansi dan
penyuluhan eksportir.
Di bidang tenaga kerja dilanjutkan kegiatan latihan, dan
keterampilan serta kewiraswastaan di lembaga-lembaga latihan
yang ada baik milik pemerintah, maupun lembaga latihan swasta
dan perusahaan. Kegiatan latihan disesuaikan dengan kebutuhan
pasar kerja dan kesempatan kerja daerah setempat. Selain itu
lebih ditingkatkan perencanaan tenaga kerja yang menyeluruh,
180
terkoordinasi dan terpadu mencakup semua sektor pembangunan
pemerintah dan swasta baik di Daerah Tingkat I, maupun di
Daerah Tingkat II. Penyebaran dan pemanfaatan tenaga kerja
muda terdidik ke daerah pedesaan sebagai tenaga kerja sukare-
la pelopor pembaharuan dan pembangunan terus dilanjutkan dan
disempurnakan.
Proyek Padat Karya Gaya Baru (PKGB) yang ditujukan untuk
mengatasi masalah kekurangan lapangan kerja dilaksanakan di
kecamatan-kecamatan padat penduduk dan miskin baik di daerah
perkotaan maupun pedesaan dengan mengutamakan wilayah-wilayah
yang sering dilanda bencana alam dan kegiatan ekonomi yang
menurun. Sejauh mungkin pelaksanaan kegiatan PKGB dipadukan
dengan pembangunan wilayah kecamatan UDKP.
Selama Repelita IV pelaksanaan transmigrasi dalam rangka
penyebaran penduduk dan pembukaan areal pertanian baru akan
dilanjutkan. Diperkirakan selama Repelita IV akan dilaksanakan
penyiapan lahan seluas + 99.882 ha atau sekitar + 66.588
kepala keluarga penduduk di daerah pemukiman transmigrasi yang
terdiri dari transmigran umum, transmigran swakarsa dan
pemukiman kembali.
Pembangunan di sektor perhubungan dan pariwisata, akan
mencakup kegiatan pembangunan di beberapa bidang antara lain
di bidang prasarana jalan akan dilaksanakan rehabilitasi,
pembangunan baru, peningkatan dan pemeliharaan serta penun-
jangan jalan propinsi.
Jaringan jalan yang perlu direhabilitasi adalah jaringan
jalan antara : Pagar Alam - batas Bengkulu sekitar 49,5 km.
Pembangunan baru jalan terutama adalah antara : Kayu
Agung - Pematang Panggang (daerah transmigrasi) - batas Lam-
181
pung 110 km, Babat - Sarolangun - batas Jambi sekitar 140 km.
Peningkatan jalan terutama adalah untuk jalan-jalan
antara : Prabumulih - Gunung Megang, Lahat - Tebing Tinggi -
Muara Beliti, Indralaya - Meranjat, Meranjat - Kayu Agung,
Meranjat - Beringin, Prabumulih - Kayu Agung, Kayu Agung -
Gunung Batu, Kayu Agung - Baturaja, Rasuan - Gumawang, Be-
tung - batas Jambi, Sekayu - Betung, Sekayu - Gunung Megang,
Sekayu - Muara Beliti - batas Jambi, Sp. Periuk - Tugu Mulya,
Pagar Alam - Tanjung Raya, Pagar Alam - batas Bengkulu, Sp.
Air Dingin - Pagar Alam, Muara Dua Kisam - Bayur, Ibul - Tan-
jung Kelian, Sungai Liat - Lumut, Kamang - Koba, Koba - Air
Bara, Air Bara - Taboali, Sungai Liat - Puding Besar, Pangkal
Pinang - Katis, Perawas - Badau, Sp. Rangiang - Gantung, Pe-
rawas - Manggar, Tanjung Pandan - Mambalong, Muara Enim - Su-
gih Waras - Baturaja - batas Lampung, Palembang - Kayu Agung,
Lumut - Tanjung Gudang, Pangkal Pinang - Namang, Katis - S.
Selan, Puput - Air Bapa, Badau - Sp. Rangiang - Sp. Pedang,
dan Badau - Gantung.
Pembangunan di bidang perhubungan darat akan dilakukan de-
ngan peningkatan rel kereta api jurusan Lahat - Lubuk Linggau.
Untuk peningkatan fasilitas angkutan sungai dan penyebe-
rangan, akan dibangun dermaga/terminal penyeberangan di Bang-
ka, Belitung, Palembang dan Kayu Arang, pembangunan dermaga
sungai, pemasangan rambu-rambu sungai/laut, pembersihan alur
pelayaran dan pengerukan.
Untuk pengembangan fasilitas dan pengawasan lalu-lintas
jalan, akan dilaksanakan kegiatan-kegiatan pengujian kendara-
an bermotor, pemasangan lampu lalu-lintas, rambu-rambu lalu-
lintas, marka jalan dan peralatan operasional.
182
Kegiatan pembangunan di bidang perhubungan laut, meliputi
kegiatan peningkatan fasilitas pelabuhan yang sudah ada untuk
meningkatkan kemampuan pelayanan bongkar muat barang yang me-
ningkat sesuai dengan perkembangan produksi daerah Sumatera
Selatan. Untuk itu pula diperlukan kelancaran dan keselamatan
pelayaran dengan melaksanakan pengerukan alur pelayaran
Sungai Musi.
Di bidang jasa pos dan telekomunikasi, akan dikembangkan
jasa pos dan giro serta jasa telekomunikasi dengan pembangun-
an antara lain kantor pos, pos pembantu, pos keliling, bis
surat 81 buah dan pemasangan pesawat telepon sebanyak 34.000
ss, telex 600 ss serta pembangunan stasiun monitoring berge-
rak di Palembang.
Dalam bidang perkoperasian, upaya peningkatan kemampuan
organisasi, tata laksana, dan usaha akan dilanjutkan. Upaya
peningkatan itu tetap akan diprioritaskan pada koperasi pri-
mer, khususnya koperasi unit desa (KUD) yang melaksanakan
usaha dalam bidang pertanian pangan, peternakan rakyat, peri-
kanan rakyat, perkebunan rakyat, kerajinan rakyat, industri
kecil, perkreditan/simpan pinjam, kelistrikan desa, jasa ang-
kutan pedesaan, dan berbagai jenis komoditi ekspor yang di-
produksi masyarakat pedesaan Jambi. Lain dari pada itu, mutu
dan intensitas pelayanan koperasi kepada anggotanya juga akan
ditingkatkan.
Untuk mendukung upaya peningkatan di atas, akan diusaha-
kan adanya penyempurnaan dalam metoda, materi, dan penye-
lenggaraan pendidikan, penataran dan latihan ketrampilan pe-
ngurus, badan pemeriksa, manajer, dan karyawan koperasi serta
penyempurnaan cara pemberian bantuan tenaga manajemen yang
183
terdidik/terlatih kepada KUD yang dianggap masih memerlukan
bantuan yang dimaksud. Untuk menciptakan iklim masyarakat
yang mendukung pengembangan kehidupan koperasi yang sehat,
penerangan dan penyuluhan perkoperasian akan dilanjutkan dan
ditingkatkan.
Untuk membantu golongan ekonomi lemah maka usaha-usaha
yang telah dilaksanakan dalam Repelita III, seperti bimbing-
an, latihan keterampilan untuk meningkatkan mutu, penyediaan
fasilitas pasar dan bantuan modal (kredit candak kulak dan
sebagainya) akan terus dilanjutkan dan ditingkatkan, sedang-
kan potensi pengusaha kecil akan terus dikembangkan antara lain
melalui program KIK dan KMKP.
Pembangunan di bidang pendidikan umum dan generasi muda,
akan dilaksanakan dengan pembangunan sekitar 3.710 ruang ke-
las baru untuk pendidikan sekolah dasar, perbaikan sekitar
2.550 gedung sekolah dasar, pembangunan 1 SLB pembina tingkat
propinsi, dan rehabilitasi taman kanak-kanak.
Untuk tingkat SMTP, akan dibangun 175 SMP baru, penambah-
an sekitar 1.126 ruang kelas baru, rehabilitasi 24 sekolah
dan pembangunan/pengembangan sejumlah SMTP kejuruan dan tek-
nologi.
Untuk tingkat SMTA, akan dibangun sekitar 29 S4A, 2 STM,
2 SMT pertanian, 3 SMEA, penambahan 359 ruang kelas baru un-
tuk SMA, pengembangan 4 SPG, rehabilitasi 12 SMA, sekolah ke-
juruan dan teknologi negeri, 1 SGO dan 4 sekolah kejuruan dan
teknologi swasta.
Dalam rangka pelaksanaan dan pemantapan wajib belajar,
akan dibangun kantor pengelolaan pembinaan pendidikan dasar
di 23 kecamatan.
184
Untuk meningkatkan mutu taman kanak-kanak, SD, SLB, SMTP
dan SMTA, akan disediakan buku pelajaran pokok, buku perpus-
takaan, alat pelajaran, alat peraga, alat keterampilan, dan
penataran para guru, kepala sekolah dan pembina. Sejalan de-
ngan itu akan dibangun 42 laboratorium untuk ilmu-ilmu alam
untuk SMP dan sebanyak 12 laboratorium untuk SMA, 150 ruang
ketrampilan untuk SMP dan 12 ruang keterampilan untuk SMA.
Universitas Sriwijaya akan ditingkatkan terutama untuk bi-
dang-bidang pertanian, perikanan, kesehatan, kehutanan, perin-
dustrian, konservasi lingkungan, pengembangan politeknik bi-
dang teknologi dan tata niaga, sedangkan perguruan tinggi
swasta juga akan dikembangkan.
Melalui pendidikan masyarakat, akan dibelajarkan sekitar
301.000 orang usia 7 - 44 tahun yang masih buta huruf dan se-
kitar 211.000 orang usia 13 - 29 tahun yang sudah dapat mem-
baca, menulis dan berhitung. Untuk itu akan dilatih sekitar
5.700 orang tutor/monitor dan tenaga teknis pendidikan masya-
rakat dan akan ditunjang dengan penyediaan sekitar 2,1 juta
buku Paket A dengan kelengkapannya. Di samping itu akan di-
bangun balai pendidikan masyarakat, renovasi dan pembangunan
sanggar kegiatan belajar.
Di dalam rangka pembinaan generasi muda, akan dilaksana-
kan pembinaan dengan melaksanakan latihan untuk sekitar 25
ribu pemuda usia 15 - 30 tahun, pembinaan 1.100 Pramuka, 900
tenaga teknis/pembina kepramukaan, pembinaan terhadap 1,0 ju-
ta warga masyarakat termasuk penyandang cacat dan 838.000 pe-
lajar/mahasiswa, pembinaan terhadap 3.500 orang olahragawan
dengan mempersiapkan tenaga guru, pelatih, pembina penggerak
olah raga, pengadaan sarana dan buku olah raga. Di bidang
185
kebudayaan akan terus ditingkatkan antara lain dalam bidang
kepurbakalaan, kesejarahan dan permuseuman. Di samping itu
dikembangkan kesenian meliputi kegiatan pembinaan, pemeliha-
raan, penyebarluasan dan pemanfaatan kesenian daerah termasuk
kesenian daerah yang hampir punah, dan fungsionalisasi taman
budaya, sedangkan pengembangan bahasa dan sastra akan dilak-
sanakan melalui kegiatan pembinaan bahasa daerah dan pembina-
an pengembangan bahasa Indonesia. Kecuali itu akan dikembang-
kan perbukuan dan perpustakaan, inventarisasi dan dokumentasi
kebudayaan daerah, penelitian bahasa dan sastra Indonesia dan
daerah penerbitan serta penyebarluasan hasil penelitian ter-
sebut.
Dalam rangka upaya meningkatkan pelayanan kesehatan ma-
syarakat melalui Puskesmas akan dilakukan pembangunan 24 Pus-
kesmas dan 155 Puskesmas Pembantu terutama di daerah pemukim-
an baru termasuk transmigrasi dan daerah terpencil, serta
pengadaan 4 buah Puskesmas rawat tinggal. Untuk meningkatkan
pemerataan dan perluasan jangkauan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat akan ditingkatkan pula penyuluhan kesehatan masya-
rakat dengan menggunakan pendekatan pembangunan kesehatan ma-
syarakat (PKMD). Selain itu juga akan ditingkatkan berbagai
kegiatan yang ditujukan kepada kelompok ibu dan anak serta
usaha kesehatan sekolah.
Dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan rujuk-
an akan diusahakan peningkatan RSU Palembang, peningkatan se-
buah RS klas C menjadi klas C+, peningkatan 3 buah RS klas D
menjadi klas C dan peningkatan 2 buah RS klas D menjadi RS
klas D+, peningkatan rumah sakit umum lainnya yang telah ada
serta pelayanan kesehatan jiwa melalui terutama, pelayanan
rawat jalan dan peningkatan pelayanan laboratorium kesehatan.
186
Peningkatan RS Jiwa Palembang juga akan mendapatkan perhatian.
Untuk menjamin tercapainya sistem pengadaan dan distri-
busi obat pada unit pelayanan kesehatan akan dibangun 4 buah
sarana penyimpanan obat, alat dan perbekalan kesehatan.
Peningkatan upaya kesehatan lainnya adalah pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular serta peningkatan pengendali-
an, pengadaan dan pengawasan that, makanan, kosmetika, alat
kesehatan dan bahan berbahaya. Selain itu diadakan peningkat-
an perbaikan gizi melalui usaha perbaikan gizi keluarga (UP-
GK), peningkatan pencegahan dan penanggulangan kekurangan vi-
tamin A dan anemia gizi besi serta pencegahan gondok endemik.
Untuk meningkatkan kemampuan perencanaan dan pengelolaan pro-
gram gizi, sistem kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG) akan di-
kembangkan. Untuk meningkatkan kemampuan perencanaan dan
pengelolaan program gizi, sistem kewaspadaan pangan dan gizi
(SKPG) akan dikembangkan.
Di samping itu untuk memberi kemudahan masyarakat memper-
oleh air bersih, dibangun berbagai jenis sarana air bersih
dan dilakukan pula usaha kesehatan atau lingkungan. Dalam
rangka meningkatkan pembangunan sarana air bersih, terutama
untuk penduduk pedesaan, akan di bangun 25 buah penampungan
air dengan perpipaan, 15 buah sumur artesis, 50 buah perlin-
dungan mata air, 1.100 buah penampungan air hujan, 15.432
buah sumur pompa tangan dangkal dan dalam serta sejumlah sa-
rana air bersih jenis lainnya.
Untuk memenuhi kekurangan tenaga kesehatan khususnya te-
naga paramedik akan dilakukan usaha meningkatkan jumlah lu-
lusan melalui kelas paralel dan pendidikan cepat pekarya ke-
sehatan. Di samping itu akan ditingkatkan sarana pendidikan
187
sekolah yang ada dan akan dibangun berbagai sekolah/akademi
kesehatan sesuai keperluannya.
Untuk mengurangi laju pertumbuhan penduduk dan meningkat-
kan kesejahteraan keluarga, kegiatan program keluarga beren-
cana dilanjutkan. Diharapkan dapat dicapai sejumlah kurang
lebih 547.000 peserta baru dan sekitar 465.000 peserta lesta-
ri. Di samping itu dilanjutkan pembinaan untuk menjaga ke-
langsungan peserta program keluarga berencana yang sudah ada.
Pembangunan di bidang agama antara lain ialah, akan dise-
diakan kitab suci berbagai agama, pemberian bantuan untuk pem-
bangunan/rehabilitasi 750 tempat ibadah berbagai agama, pemba-
ngunan 50 balai nikah dan penasehat perkawinan, perluasan se-
jumlah balai sidang pengadilan agama dan kantor-kantor urusan
agama di tingkat kecamatan serta kabupaten/kotamadya dan wi-
layah.
Untuk peningkatan mutu perguruan agama, akan ditingkatkan
dan disempurnakan prasarana dan sarana pendidikan pada madra-
sah ibtidaiyah negeri, madrasah tsanawiyah negeri, madrasah
aliyah negeri dan pendidikan guru agama negeri. Kegiatan-ke-
giatan tersebut meliputi rehabilitasi (termasuk madrasah ib-
tidaiyah swasta)/penambahan ruang kelas, penyediaan antara
lain alat peraga, buku pelajaran dan buku perpustakaan serta
penataran guru berbagai bidang studi.
Selanjutnya, IAIN Raden Patah akan terus ditingkatkan se-
suai dengan Tridharma Perguruan Tinggi. Sementara itu pene-
rangan dan bimbingan hidup beragama akan terus ditingkatkan
terutama bagi masyarakat-masyarakat khusus.
Dalam rangka pembangunan di bidang hukum, akan dilaksana-
kan perluasan/rehabilitasi beberapa pengadilan negeri, pem-
188
bangunan sejumlah tempat sidang di kota-kota kecil, pemba-
ngunan 1 lembaga pemasyarakatan, pembangunan 4 rumah tahanan
negara (RUTAN), pembangunan beberapa rumah penitipan benda-
benda sitaan negara (RUPBASAN), perubahan beberapa lembaga
pemasyarakatan menjadi RUTAN, pembangunan sebuah balai bim-
bingan kemasyarakatan dan pengentasan anak (BISPA), dan reha-
bilitasi serta perluasan beberapa kantor kejaksaan negeri.
Peningkatan pengembangan yurisprudensi akan dilaksanakan
bekerjasama dengan universitas. Di samping itu akan diting-
katkan pula kegiatan penyuluhan hukum dalam rangka meningkat-
kan kesadaran hukum masyarakat. Sementara itu untuk memberi-
kan kesempatan memperoleh keadilan, penyelenggaraan bantuan
hukum dan konsultasi hukum terutama untuk golongan masyarakat
yang kurang mampu akan lebih dimantapkan. Pelaksanaan operasi
yustisi dalam rangka penegakan hukum akan lebih ditingkatkan
pula yang kurang mampu akan lebih dimantapkan. Pelaksanaan
operasi yustisi dalam rangka penegakan hukum akan lebih
ditingkatkan pula.
Di bidang penerangan akan dilanjutkan tugas-tugas pene-
rangan operasional antara lain melalui sarasehan dengan me-
manfaatkan Puspenmas sebagai pusat pelayanan informasi, pame-
ran, kegiatan sosio-drama dan pertunjukan tradisional yang
komunikatif. Untuk meningkatkan penyebaran arus informasi ke
pedesaan, kegiatan koran masuk desa (KMD) dilanjutkan dengan
mengikut sertakan secara aktif peranan pers daerah setempat.
Dalam pada itu akan dilaksanakan rehabilitasi/pembangunan
stasiun RRI dan peningkatan siarannya disamping pembangunan
stasiun pemancar TV.
Di bidang kesejahteraan sosial akan dilakukan kegiatan
189
antara lain: peningkatan dan pembinaan secara terpadu masya-
rakat terasing di Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Musi
Rawas, Kabupaten Muara Enim Kabupaten Lahat dan Kabupaten
Bangka; memberikan bimbingan latihan dan fasilitas untuk me-
nunjang usaha pemugaran perumahan desa dan lingkungan; me-
ningkatkan pembinaan organisasi dan yayasan-yayasan yang ber-
gerak di bidang sosial untuk meningkatkan partisipasi sosial
masyarakat. Untuk menjangkau sasaran pelayanan dan pembangun-
an bidang kesejahteraan sosial di daerah pedesaan akan dikem-
bangkan dan dibina tenaga-tenaga pekerja sosial masyarakat
(PSM). Pembinaan karang taruna akan ditingkatkan dan kegiat-
annya dipadukan dengan program generasi muda dan di samping
itu jumlah karang taruna akan diperbanyak. Kecuali itu mem-
berikan pelayanan penyantunan kepada lanjut usia, para cacat,
fakir miskin, anak terlantar, tuna sosial dan korban bencana
alam.
Pembangunan di bidang perumahan rakyat dan pemukiman akan
dilaksanakan dengan pembangunan rumah-rumah sederhana dan ru-
mah inti, penanganan perbaikan lingkungan kota di kota-kota
Palembang, Baturaja, Lubuk Linggau, Lahat dan Muara Enim. Se-
jalan dengan itu akan dilaksanakan penanganan parintisan pe-
mugaran perumahan desa di sekitar 175 desa, perluasan/peman-
faatan dan peningkatan penyediaan air bersih di kota-kota Pa-
lembang, dan lainnya serta pelayanan air bersih di beberapa
IKK.
Penanganan drainase kota dan persampahan akan dilaksana-
kan di kota-kota Palembang, Sekayu, Pangkal Pinang dan Tan-
jung Pandan.
Di bidang pengelolaan sumber alam dan lingkungan hidup
190
serta guna mempertahankan keseimbangan ekologi, terutama dalam
rangka rehabilitasi tanah kritis, akan dilanjutkan kegiatan
penghijauan dan reboisasi. Pelaksanaannya akan diutamakan pada
daerah-daerah kritis terutama DAS Musi. Demikian pula pence-
gahan pencemaran lingkungan, baik di desa maupun di perkotaan,
pembinaan suaka alam dan hutan-hutan lindung, akan dilan-
jutkan.
Dalam rangka mengkoordinasikan dan menyerasikan pelaksa-
naan kegiatan pembangunan yang dilakukan secara sektoral da-
lam berbagai program, baik yang dilakukan oleh pemerintah mau-
pun yang dilakukan masyarakat, penyusunan rencana tata ruang
kota dan wilayah akan dilanjutkan. Kualitas rencana kota dan
rencana wilayah akan ditingkatkan dan disempurnakan hingga
dapat dipergunakan secara efektif baik sebagai landasan pe-
laksanaan pembangunan kota dan wilayah maupun pembinaan ter-
tib tata ruang kota dan tata ruang wilayah. Prioritas akan
diberikan kepada kota-kota pusat pengembangan dan wilayah
yang berkembang dengan cepat.
Untuk mengusahakan keserasian dan pemerataan pembangunan
di seluruh daerah, maka pembangunan sektoral ditunjang dengan
program-program bantuan kepada daerah. Program-program dimak-
sud adalah Bantuan Pembangunan Desa, Bantuan Pembangunan Dae-
rah Tingkat II, Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I, Bantuan
Pembangunan Sekolah Dasar, Bantuan Pembangunan Sarana Keseha-
tan, Bantuan Pembangunan Reboisasi dan Penghijauan, Bantuan
Penunjangan Jalan Kabupaten dan Bantuan Kredit Pembangunan/
Pemugaran Pasar.
191
TABEL
LUAS WILAYAH, SATUAN PEMERINTAHAN DAN KEPADATAN PENDUDUK
DAERAH TINGKAT I SUMATERA SELATAN,
TAHUN 1980
No. Kabupaten/Kotamadya
Luas Wilayah
(km2)
Jumlah
Kecamatan
Jumlah
Desa
Jumlah Penduduk
(Sensus 1980)
Kepadatan Penduduk
Rata-rata per km2
1. Kodya Palembang 244 6 53 787.18 3.226
2. Kodya Pangkalpinang 32 2 55 90.096 2.816
3. Kabupaten Musi Banyuasin 25.644 8 238 591.074 23
4. Kabupaten Ogan Komering Ilir 21.658 12 315 564.080 26
5. Kabupaten Ogan Komering Ulu 10.408 14 456 750.799 72
6. Kabupaten Muara Enim 9.575 10 258 430.834 45
7. Kabupaten Lahat 4.034 12 576 484.893 120
8. Kabupaten Musi Rawas 21.513 11 217 367.037 17
9. Kabupaten Belitung 4.532 4 54 163.815 36
10. Kabupaten Bangka 11.614 13 129 399.986 34
DAERAH TINGKAT I : 109.254 92 2.351 4.629.801 42
Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)
Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)
Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)

More Related Content

Viewers also liked

Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1shayani08
 
Real Veterinary Banner
Real Veterinary BannerReal Veterinary Banner
Real Veterinary Bannermikkkkkkk
 
La narrativa del conocimiento vol. iv no. 95
La narrativa del conocimiento vol. iv no. 95La narrativa del conocimiento vol. iv no. 95
La narrativa del conocimiento vol. iv no. 95Fernando Alarcón
 
26 мая, Марафон рекрутеров, «Как найти, привлечь и удержать профи в сфере про...
26 мая, Марафон рекрутеров, «Как найти, привлечь и удержать профи в сфере про...26 мая, Марафон рекрутеров, «Как найти, привлечь и удержать профи в сфере про...
26 мая, Марафон рекрутеров, «Как найти, привлечь и удержать профи в сфере про...FriendWork Recruiter
 
линейные неравенства с одной переменной
линейные неравенства с одной переменнойлинейные неравенства с одной переменной
линейные неравенства с одной переменнойАлексей Вахонин
 
Лекція 3 Хімічний склад клітин. Органічні речовини
Лекція 3 Хімічний склад клітин. Органічні речовиниЛекція 3 Хімічний склад клітин. Органічні речовини
Лекція 3 Хімічний склад клітин. Органічні речовиниВиктория Красинько
 
Direksiyon Dersi
Direksiyon DersiDireksiyon Dersi
Direksiyon DersiIsmail Yula
 

Viewers also liked (11)

Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Tarea 2
Tarea 2Tarea 2
Tarea 2
 
POP 18x18
POP 18x18POP 18x18
POP 18x18
 
Real Veterinary Banner
Real Veterinary BannerReal Veterinary Banner
Real Veterinary Banner
 
Evaluacion 1
Evaluacion 1Evaluacion 1
Evaluacion 1
 
La narrativa del conocimiento vol. iv no. 95
La narrativa del conocimiento vol. iv no. 95La narrativa del conocimiento vol. iv no. 95
La narrativa del conocimiento vol. iv no. 95
 
26 мая, Марафон рекрутеров, «Как найти, привлечь и удержать профи в сфере про...
26 мая, Марафон рекрутеров, «Как найти, привлечь и удержать профи в сфере про...26 мая, Марафон рекрутеров, «Как найти, привлечь и удержать профи в сфере про...
26 мая, Марафон рекрутеров, «Как найти, привлечь и удержать профи в сфере про...
 
линейные неравенства с одной переменной
линейные неравенства с одной переменнойлинейные неравенства с одной переменной
линейные неравенства с одной переменной
 
Ativwritermaria
AtivwritermariaAtivwritermaria
Ativwritermaria
 
Лекція 3 Хімічний склад клітин. Органічні речовини
Лекція 3 Хімічний склад клітин. Органічні речовиниЛекція 3 Хімічний склад клітин. Органічні речовини
Лекція 3 Хімічний склад клітин. Органічні речовини
 
Direksiyon Dersi
Direksiyon DersiDireksiyon Dersi
Direksiyon Dersi
 

Similar to Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)

PERTANIAN INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA
PERTANIAN INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA PERTANIAN INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA
PERTANIAN INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA Puan Habibah
 
Profil sumatera barat ditinjau dari astagatra
Profil sumatera barat ditinjau dari astagatraProfil sumatera barat ditinjau dari astagatra
Profil sumatera barat ditinjau dari astagatraRossiana Fazri
 
Pengelolaan Lahan Gambut Kritis
Pengelolaan Lahan Gambut KritisPengelolaan Lahan Gambut Kritis
Pengelolaan Lahan Gambut KritisPeople Power
 
Potensi dan Pengembangan SDA di Provinsi Kalimantan Tengah
Potensi dan Pengembangan SDA di Provinsi Kalimantan TengahPotensi dan Pengembangan SDA di Provinsi Kalimantan Tengah
Potensi dan Pengembangan SDA di Provinsi Kalimantan TengahSita Nurhalimah
 
TUGAS PW II KAWASAN PESISIR ANTONIUS NDRURU - HILMI ZAIN MUAFI (2).doc
TUGAS PW II KAWASAN PESISIR ANTONIUS NDRURU - HILMI ZAIN MUAFI (2).docTUGAS PW II KAWASAN PESISIR ANTONIUS NDRURU - HILMI ZAIN MUAFI (2).doc
TUGAS PW II KAWASAN PESISIR ANTONIUS NDRURU - HILMI ZAIN MUAFI (2).docANTONNDRURU
 
4 bab 2 deskripsi umum ok.
4 bab 2 deskripsi umum ok.4 bab 2 deskripsi umum ok.
4 bab 2 deskripsi umum ok.drestajumena1
 
Mengenal potensi kecamatan balige ppt.pptx
Mengenal potensi kecamatan balige ppt.pptxMengenal potensi kecamatan balige ppt.pptx
Mengenal potensi kecamatan balige ppt.pptxWindahMaria1
 
PENGELOLAAN LAHAN PEKARANGAN/KEBUN DENGAN SENGON SOLOMON HASIL KULTUR IN VITR...
PENGELOLAAN LAHAN PEKARANGAN/KEBUN DENGAN SENGON SOLOMON HASIL KULTUR IN VITR...PENGELOLAAN LAHAN PEKARANGAN/KEBUN DENGAN SENGON SOLOMON HASIL KULTUR IN VITR...
PENGELOLAAN LAHAN PEKARANGAN/KEBUN DENGAN SENGON SOLOMON HASIL KULTUR IN VITR...Succes Zen
 
Strategi pengembangan komoditas unggulan sektor pertanian tanaman pangan di k...
Strategi pengembangan komoditas unggulan sektor pertanian tanaman pangan di k...Strategi pengembangan komoditas unggulan sektor pertanian tanaman pangan di k...
Strategi pengembangan komoditas unggulan sektor pertanian tanaman pangan di k...anif fahmi
 
Flotim pl-bahasa
Flotim pl-bahasaFlotim pl-bahasa
Flotim pl-bahasaKPDT
 
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vmaWeek 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vmaYusinadia Sekar Sari
 
Potensi Geografi Pulau Kalimantan
Potensi Geografi Pulau KalimantanPotensi Geografi Pulau Kalimantan
Potensi Geografi Pulau KalimantanAmmara Fathina
 
27759305 minapolitan-kabupaten-kaur-prov-bengkulu
27759305 minapolitan-kabupaten-kaur-prov-bengkulu27759305 minapolitan-kabupaten-kaur-prov-bengkulu
27759305 minapolitan-kabupaten-kaur-prov-bengkuluMarhadi1995
 
The Main Challenges In The ECER
The Main Challenges In The ECERThe Main Challenges In The ECER
The Main Challenges In The ECERAzuan Hafifi
 
Studio Proses Perencanaan Step 2
Studio Proses Perencanaan Step 2Studio Proses Perencanaan Step 2
Studio Proses Perencanaan Step 2RahmadPlanner
 

Similar to Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1) (20)

Renja
RenjaRenja
Renja
 
Latar belakang kabupaten muna
Latar belakang kabupaten munaLatar belakang kabupaten muna
Latar belakang kabupaten muna
 
PERTANIAN INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA
PERTANIAN INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA PERTANIAN INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA
PERTANIAN INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA
 
Profil sumatera barat ditinjau dari astagatra
Profil sumatera barat ditinjau dari astagatraProfil sumatera barat ditinjau dari astagatra
Profil sumatera barat ditinjau dari astagatra
 
Perikanan
PerikananPerikanan
Perikanan
 
Pengelolaan Lahan Gambut Kritis
Pengelolaan Lahan Gambut KritisPengelolaan Lahan Gambut Kritis
Pengelolaan Lahan Gambut Kritis
 
Potensi dan Pengembangan SDA di Provinsi Kalimantan Tengah
Potensi dan Pengembangan SDA di Provinsi Kalimantan TengahPotensi dan Pengembangan SDA di Provinsi Kalimantan Tengah
Potensi dan Pengembangan SDA di Provinsi Kalimantan Tengah
 
TUGAS PW II KAWASAN PESISIR ANTONIUS NDRURU - HILMI ZAIN MUAFI (2).doc
TUGAS PW II KAWASAN PESISIR ANTONIUS NDRURU - HILMI ZAIN MUAFI (2).docTUGAS PW II KAWASAN PESISIR ANTONIUS NDRURU - HILMI ZAIN MUAFI (2).doc
TUGAS PW II KAWASAN PESISIR ANTONIUS NDRURU - HILMI ZAIN MUAFI (2).doc
 
4 bab 2 deskripsi umum ok.
4 bab 2 deskripsi umum ok.4 bab 2 deskripsi umum ok.
4 bab 2 deskripsi umum ok.
 
Potret Krisis Ruang Sulawesi
Potret Krisis Ruang SulawesiPotret Krisis Ruang Sulawesi
Potret Krisis Ruang Sulawesi
 
Bab1 pendahuluan
Bab1 pendahuluanBab1 pendahuluan
Bab1 pendahuluan
 
Mengenal potensi kecamatan balige ppt.pptx
Mengenal potensi kecamatan balige ppt.pptxMengenal potensi kecamatan balige ppt.pptx
Mengenal potensi kecamatan balige ppt.pptx
 
PENGELOLAAN LAHAN PEKARANGAN/KEBUN DENGAN SENGON SOLOMON HASIL KULTUR IN VITR...
PENGELOLAAN LAHAN PEKARANGAN/KEBUN DENGAN SENGON SOLOMON HASIL KULTUR IN VITR...PENGELOLAAN LAHAN PEKARANGAN/KEBUN DENGAN SENGON SOLOMON HASIL KULTUR IN VITR...
PENGELOLAAN LAHAN PEKARANGAN/KEBUN DENGAN SENGON SOLOMON HASIL KULTUR IN VITR...
 
Strategi pengembangan komoditas unggulan sektor pertanian tanaman pangan di k...
Strategi pengembangan komoditas unggulan sektor pertanian tanaman pangan di k...Strategi pengembangan komoditas unggulan sektor pertanian tanaman pangan di k...
Strategi pengembangan komoditas unggulan sektor pertanian tanaman pangan di k...
 
Flotim pl-bahasa
Flotim pl-bahasaFlotim pl-bahasa
Flotim pl-bahasa
 
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vmaWeek 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
 
Potensi Geografi Pulau Kalimantan
Potensi Geografi Pulau KalimantanPotensi Geografi Pulau Kalimantan
Potensi Geografi Pulau Kalimantan
 
27759305 minapolitan-kabupaten-kaur-prov-bengkulu
27759305 minapolitan-kabupaten-kaur-prov-bengkulu27759305 minapolitan-kabupaten-kaur-prov-bengkulu
27759305 minapolitan-kabupaten-kaur-prov-bengkulu
 
The Main Challenges In The ECER
The Main Challenges In The ECERThe Main Challenges In The ECER
The Main Challenges In The ECER
 
Studio Proses Perencanaan Step 2
Studio Proses Perencanaan Step 2Studio Proses Perencanaan Step 2
Studio Proses Perencanaan Step 2
 

More from anthonyck Wallz

Letak geografis sumatera selatan
Letak geografis sumatera selatanLetak geografis sumatera selatan
Letak geografis sumatera selatananthonyck Wallz
 
Letak geografis sumatera selatan
Letak geografis sumatera selatanLetak geografis sumatera selatan
Letak geografis sumatera selatananthonyck Wallz
 
Dampak kekurangan pepohonan di kota ambon
Dampak kekurangan pepohonan di kota ambonDampak kekurangan pepohonan di kota ambon
Dampak kekurangan pepohonan di kota ambonanthonyck Wallz
 
Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)
Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)
Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)anthonyck Wallz
 
kajian pkem sumatera selatan
kajian pkem sumatera selatankajian pkem sumatera selatan
kajian pkem sumatera selatananthonyck Wallz
 

More from anthonyck Wallz (9)

15. bab v
15. bab v15. bab v
15. bab v
 
Rio ekonomi
Rio ekonomiRio ekonomi
Rio ekonomi
 
Makalah 10
Makalah 10Makalah 10
Makalah 10
 
Letak geografis sumatera selatan
Letak geografis sumatera selatanLetak geografis sumatera selatan
Letak geografis sumatera selatan
 
Informasi umum sumatera
Informasi umum sumateraInformasi umum sumatera
Informasi umum sumatera
 
Letak geografis sumatera selatan
Letak geografis sumatera selatanLetak geografis sumatera selatan
Letak geografis sumatera selatan
 
Dampak kekurangan pepohonan di kota ambon
Dampak kekurangan pepohonan di kota ambonDampak kekurangan pepohonan di kota ambon
Dampak kekurangan pepohonan di kota ambon
 
Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)
Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)
Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)
 
kajian pkem sumatera selatan
kajian pkem sumatera selatankajian pkem sumatera selatan
kajian pkem sumatera selatan
 

Recently uploaded

Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptMateri Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptParulianGultom2
 
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa  PemrogramanMateri Bab 6 Algoritma dan bahasa  Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa PemrogramanSaeranSaeran1
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxMateriSMPTDarulFalah
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppthidayatn24
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxdedyfirgiawan
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfTeukuEriSyahputra
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XIPPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XIHepySari1
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriFarhanPerdanaRamaden1
 
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANGMESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANGmamaradin
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...luqmanhakimkhairudin
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARElviraDemona
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)BashoriAlwi4
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfEirinELS
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 

Recently uploaded (20)

Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptMateri Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
 
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa  PemrogramanMateri Bab 6 Algoritma dan bahasa  Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XIPPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
 
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANGMESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 

Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)

  • 1. 6. DAERAH TINGKAT I SUMATERA SELATAN
  • 2.
  • 3. 6. DAERAH TINGKAT I SUMATERA SELATAN I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan daerah Daerah Tingkat I Sumatera Selatan mempunyai wilayah se- luas 109.254 km2, dan merupakan daerah terluas di Pulau Suma- tera yaitu sekitar 22,0% dari luas seluruh Sumatera atau se- kitar 5,4% dari luas seluruh Indonesia. Di pantai timur terdapat rawa dan paya yang dipengaruhi oleh pasang surut dengan vegetasi berupa tumbuhan palma dan kayu bakau. Makin ke barat tanahnya sedikit tinggi dan meru- pakan dataran rendah dan daerah aliran sungai besar seperti Sungai Musi, Sungai Ogan, Sungai Komering, dan Sungai Lema- tang. Makin jauh ke barat tanahnya semakin tinggi (menuju Bukit Barisan) dan kemudian menjadi daerah pegunungan dengan ketinggian antara 900 - 1.200 m diatas permukaan laut. Bukit Barisan sebagai tulang punggung di sebelah barat mempunyai beberapa puncak gunung di antaranya G. Seminung (+ 1,964 m), G. Dempo (+ 3.159 m), G. Patah (+ 2.107 m) dan G. Bungkuk (+ 2.125 m). Daerah Sumatera Selatan beriklim tropis basah dengan va- riasi curah hujan antara 2.120 - 3.264 mm atau rata-rata tiap tahun sekitar 2.680 mm. Menurut pola penggunaan tanah (1980), daerah Sumatera Se- latan terdiri dari areal persawahan sekitar 284.483 ha atau 2,6%, dari seluruh wilayah, areal perladangan 139.752 ha atau 163
  • 4. 1,3%, areal palawija 48.662 ha atau 0,4%, areal perkebunan rakyat 615.620 ha atau 5,6%, areal perkebunan besar 13.251 ha atau 0,1 %, areal hutan 5.474.000 ha atau 50,1%, areal aliran sungai 3.971.623 ha atau 36,4% dan areal lain-lainnya 378.009 ha atau 3,5%. Dari areal persawahan yang terluas adalah persawahan le- bak, pasang surut, dan tadah hujan, sedang persawahan iri- gasi teknis, setengah teknis, dan sederhana masih sedikit. Areal perkebunan yang cukup luas menghasilkan karet, ko- pi, dan lada sebagai komoditi ekspor. Daerah penghasil karet adalah Kabupaten-kabupaten Musi Banyuasin, Musi Rawas, Muara Enim, dan Ogan Komering Ulu; daerah penghasil kopi adalah Ka- bupaten-kabupaten Lahat, Ogan Komering Ulu, dan Muara Enim; sedangkan daerah penghasil lada adalah Kabupaten Bangka. Je- nis tanaman lainnya adalah kelapa, yang terdapat di Kabupaten Musi Banyuasin, dan tebu di Kabupaten Ogan Komering Ulu dan Ogan Komering Ilir. Daerah penghasil ikan laut adalah perairan di sekitar Pu- lau Bangka dan Belitung, sedang potensi perikanan darat ter- dapat di daerah rawa atau paya dan sungai. Hasil hutan yang berupa berbagai jenis kayu dan rotan me- rupakan komoditi ekspor. Hasil pertambangan adalah terutama minyak bumi dan batubara. Potensi batubara terdapat di Kabu- paten Muara Enim. Janis tambang lainnya adalah timah di P. Bangka dan Belitung, marmer di Kabupaten Lahat; gas alam, pa- sir kwarsa, kaolin, batu kapur, dan andasit. Dilihat dari pembagian administrasi pemerintahannya daerah Sumatera Selatan terdiri dari 10 Daerah Tingkat II, yaitu 2 kotamadya dan 8 kabupaten, 92 kecamatan, dan 2.351 desa. 164
  • 5. Jumlah penduduknya pada tahun 1980 adalah 4.629.801 jiwa, dengan kepadatan rata-rata sekitar 42 jiwa tiap km2. Walaupun kepadatannya masih relatif jarang, namun tingkat pertumbuhan- nya cukup tinggi, yaitu rata-rata sekitar 3,3% tiap tahun. Angka ini jauh lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan pendu- duk secara nasional yang hanya 2,3% tiap tahun. Tingkat per- tumbuhan penduduk yang tinggi tersebut terutama disebabkan karena banyaknya transmigran yang masuk ke daerah ini. Sebagian besar penduduk Sumatera Selatan bermukim di dae- rah pedesaan, dan hanya sebagian kecil bermukim di daerah per- kotaan. Kota yang terpadat penduduknya adalah Palembang dengan kepadatan rata-rata tiap km2 sebanyak 3.226 orang. Di daerah- daerah lainnya jumlah penduduk masih jarang, terutama di Kabu- paten Musi Banyuasin yang rata-rata jumlah penduduknya tiap km2 hanya 23 orang, seperti terlihat pada tabel. Gambaran tersebut di atas menunjukkan bahwa penyebaran penduduk daerah Sumatera Selatan tidak merata. Sebagian besar penduduk masih bekerja pada sektor perta- nian (pertanian pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan). Menurut keadaan tahun 1980 sebanyak 65,05% dari penduduk bekerja di sektor ini, 2,65% di sektor pertambang- an, 4,94% di sektor industri, 0,22% di sektor listrik/gas/air minuet, 2,64% di sektor bangunan, 9,80% di sektor perdagangan, 2,81% di sektor pengangkutan dan komunikasi, 0,64% di sektor keuangan dan asuransi 10,72% di sektor jasa, dan 0,53% di sektor lainnya . Dari komposisi lapangan kerja tersebut terlihat, bahwa lapangan kerja utama adalah pertanian (65,05%), sedangkan yang bekerja di sektor industri dan pertambangan masih sedi- 165
  • 6. kit. Meskipun sebagian terbesar dari penduduk bekerja di sek- tor pertanian, namun karena usaha taninya masih dilakukan se- cara tradisional, dan produktivitas serta mutunya masih ren- dah, maka kontribusi sektor ini terhadap pendapatan daerah kecil sekali. Kontribusi terbesar justru berasal dari sektor pertambangan dan industri. Hal tersebut disebabkan karena hasil pertambangan cukup besar (batubara dan timah), dan in- dustri yang terdapat di Sumatera Selatan adalah industri-in- dustri besar, seperti industri pupuk, semen, timah, kayu la- pis, crumb-rubber, minyak bumi dan lain sebagainya. Pertumbuhan rata-rata Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) antara tahun 1975 dan 1980 berdasarkan harga konstan tahun 1975 termasuk minyak bumi adalah 9,7% per tahun. Kalau minyak bumi tidak di perhitungkan, maka pertumbuhan rata-ra- ta per tahun adalah lebih tinggi, yaitu 12,5%. Sektor pertanian dan industri memegang peranan panting ba- gi Sumatera Selatan khususnya, dan daerah-daerah sekitarnya terutama daerah yang masuk wilayah pembangunan tiga dengan Ko- ta Palembang sebagai pusat pembangunan. 2. Masalah-masalah yang dihadapi Mekanisme perencanaan yang memadukan perencanaan dari ba- wah ke atas dan dari atas ke bawah masih belum berjalan seba- gaimana mestinya. Dewasa ini disana-sini masih terdapat program/proyek di daerah yang kurang cukup terpadu dan sesuai dengan kebutuhan dan strategi pembangunan di daerah. Permasalahan pertanian dalam arti luas belum seluruhnya 166
  • 7. dapat diatasi, walaupun selama Repelita III terjadi banyak ke- majuan dalam sektor ini. Walaupun ada kenaikan produksi pangan, namun hasilnya ma- sih belum mencukupi kebutuhan daerah, karena adanya kenaikan penduduk dan perubahan pola konsumsi penduduk, sehingga Suma- tera Selatan masih harus mendatangkan beras dari luar daerah. Pada akhir Repelita III Sumatera Selatan masih kekurangan be- ras sekitar 13,3% dari kebutuhan atau sekitar 80.616 ton. Di samping beras, masih harus didatangkan susu, tepung gandum, gula dan sayuran dari luar daerah. Keadaan itu disebabkan karena luas areal sawah teknis dan setengah teknis berkembang sangat lamban dan baru mencapai se- kitar 12.000 ha atau 7,6% dari seluruh luas persawahan. Usaha produksi hortikultura belum dapat berkembang karena penduduk lebih tertarik pada usaha penanaman padi yang hasilnya lebih baik. Pengadaan dan penyebaran bibit unggul mengalami hambatan karena kurangnya balai-balai pembibitan dan karena jarak an- tara lokasi pembibitan dengan pusat-pusat produksi sangat ja- uh. Kegiatan penyuluhan kepada petani masih kurang, karena ha- nya ada 56 buah balai penyuluhan pertanian (BPP) yang belum berimbang dengan jumlah wilayah kerja penyuluhan pertaniannya (WKPP) yaitu sebanyak 8.646 buah. Jarak antara BPP dengan WKPP cukup jauh. Usaha perkebunan di Sumatera Selatan cukup luas. Namun oleh karena cara pengusahaan tanaman dilakukan secara tradi- sional, maka produktivitas per hektarnya cenderung menurun dan mutunyapun rendah. 167
  • 8. Bantuan pemerintah dalam bentuk modal dan penyuluhan sis- tem pengelolaan perkebunan belum dapat menjangkau sebagian besar petani. Di samping itu pembinaan terhadap petani oleh UPP kelapa dan coklat mengalami kesulitan, karena penduduk sudah terbiasa mengusahakan kopi dan lada. Dalam mengusahakan tanaman perkebunannya beberapa daerah masih berpegang pada satu jenis tanaman saja (monokultur), sehingga bila terjadi penurunan harga pasaran, kondisi ekono- mi petani menjadi lemah, dan menyebabkan kemampuan petani un- tuk berproduksi menurun. Populasi ternak di Sumatera Selatan dalam Repelita III mengalami peningkatan sekitar 5,0%, namun hasilnya baru men- cukupi kebutuhan 3,71 kg rata-rata tiap jiwa per tahun, atau baru mencapai sekitar 46,0% dari kebutuhan rata-rata per jiwa pada tingkat nasional. Keadaan tersebut disebabkan karena ke- sulitan dalam pengadaan tanah pengembalaan, penyediaan bibit, dan vaksin/obat-obatan . Produksi perikanan dalam Repelita III naik sekitar 5,1% rata-rata per tahun. Dengan kenaikan ini belum dapat dipenuhi kebutuhan daerah, dan baru dicapai 17,7 kg rata-rata per pen- duduk per tahun, atau baru 78,7 % dari kebutuhan rata-rata secara nasional per tahun. Pengusahaan ikan dari perairan umum/darat belum berkem- bang, karena kurangnya penyuluhan, pembinaan, dan pengawasan terhadap cara-cara penangkapan ikan di sungai, dan karena ada- nya pembuangan limbah industri ke sungai-sungai yang menimbul- kan pencemaran dan merusak kelestarian lingkungan hidup ikan dan manusia. 168
  • 9. Kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup telah menghadapi tantangan yang membahayakan ekosistem hutan, kare- na kurangnya usaha pengamanan hutan. Hingga kini belum dapat diatasi dengan baik penyerobotan hutan untuk perladangan li- ar, penebangan hutan tanpa izin, dan terjadinya kebakaran. Pembukaan tanah untuk perladangan berpindah-pindah dan un- tuk perkebunan, khusus di kawasan hutan lindung dan pengawet- an alam, belum dapat ditanggulangi oleh karena luas wilayah kawasan hutan yang dikelola masih diluar jangkauan para petu- gas kehutanan. Kecuali itu kesadaran masyarakat akan penting- nya fungsi hutan bagi kesejahteraan hidup mereka masih terlam- pau rendah. Usaha untuk memanfaatkan hutan sebagai lokasi transmigra- si, perkebunan dan reboisasi dalam pelaksanaannya sering tidak saling menunjang bahkan berbenturan satu sama lainnya. Hal ini disebabkan karena tidak adanya koordinasi dalam perencanaan lokasi kegiatan-kegiatan tersebut. Secara keseluruhan sebagian besar daerah Sumatera Selatan sudah dapat dihubungkan, baik melalui jalan darat maupun me- lalui sungai. Namun demikian masih ada daerah-daerah pedesaan yang masih terisolasi, terutama daerah-daerah transmigrasi. Umpamanya, antara Kayu Agung dan lokasi transmigrasi di Pema- tang Panggang belum ada prasarana perhubungan yang memadai. Masalah yang dihadapi oleh angkutan sungai adalah terja- dinya pendangkalan sungai, sehingga pada musim kemarau sungai- sungai ini tidak dapat dilayari sampai ke pedalaman. Ha- nya S. Musi saja yang masih dapat menjangkau daerah pedesa- an di pedalaman sampai ke Muara Rupit. 169
  • 10. Masalah dalam angkutan laut terutama disebabkan karena pendangkalan alur pelayaran di S. Musi mulai dari ambang ma- suk ke pelabuhan Boom Baru Palembang. Kapal yang akan masuk pelabuhan harus menunggu naiknya arus pasang air laut. Di samping Pelabuhan Palembang terdapat pula 3 pelabuhan lain, yaitu Pelabuhan Pangkalan Balam di Pangkal Pinang, Pelabuhan Mentok di Bangka, dan Pelabuhan Tanjung Pandan di Belitung, yang juga sering mengalami pendangkalan. Sarana angkutan lainnya adalah angkutan melalui udara. Ma- salah yang dihadapi adalah bahwa pada musim kemarau Pelabuhan Udara Talang Betutu Palembang seringkali tertutup kabut, se- hingga pesawat terbang tidak dapat mendarat. Jumlah frekuensi penerbangan dan jumlah penumpang cukup tinggi, rata-rata le-- bih dari 2.000 orang per hari. Jumlah arus penumpang ini su- dah tidak seimbang dengan fasilitas terminal yang ada. Masalah hubungan melalui telpon yang dihadapi adalah, bah- wa dari 10 kabupaten, yang memiliki sentral telepon otomat ha- nya kota Palembang dan Lahat, sedang di ibukota kabupaten la- innya, walaupun sudah memiliki sentral telepon, namun masih berupa telepon lokal batere. Hubungan antara ibukota kabupa- ten dengan kota kecamatan masih sangat terbatas pemakaiannya. Pelayanan pos sebagai penunjang komunikasi antar daerah pedesaan masih kurang, karena kantor-kantor pos pembantu baik di kota kecamatan maupun di desa jumlahnya masih sedikit se- kali. Dewasa ini kecenderungan pembukaan lahan untuk transmi- grasi sudah menurun, kecuali di beberapa daerah yang telah dicadangkan dan telah diteliti, seperti di Pulau Rimau seki- tar 33.434 ha, Karang Agung 176.383 ha, Kayu Agung 36.000 ha, 170
  • 11. Lembah Liam 89.300 ha, Kelingi II 76.300 ha dan Lahat (Tebing Tinggi) 48.000 ha. Pada tahun 1980 penduduk usia sekolah dasar (7-12 tahun) di Sumatera Selatan yang sudah dan masih sekolah di sekolah dasar sebanyak 83%, dan selebihnya, yaitu 12% belum pernah sekolah dan 5% putus sekolah. Dewasa ini ratio guru - murid masih kurang seimbang, se- hingga di beberapa daerah terdapat kekurangan tenaga guru. Di Kabupaten Bangka ratio guru - murid adalah 1 : 58, di Kabupa- ten Musi Rawas 1 : 53, di Kabupaten Lahat 1 : 47, di Kabupa- ten Ogan Komering Ulu 1 : 45, di Kabupaten Belitung 1 : 45, dan di Kotamadya 1 : 38. Makin kecil ratio guru-murid, makin kecil kemungkinan gu- ru untuk dapat mengajar dengan baik. Masalah ini akan menjadi lebih rumit apabila terjadi di daerah pedesaan, karena masih terbatasnya jumlah buku, alat,peraga, dan fasilitas belajar lainnya. Tingkat pertumbuhan murid sekolah tingkat dasar secara ke- seluruhan adalah rata-rata 7,2% per tahun sedangkan tingkat pertumbuhan guru hanya 1,3% rata-rata per tahun. Dalam pada itu kemampuan SMTA untuk menampung lulusan SMTP baru mencapai sekitar 33,4%. Dalam Repelita III jumlah lulusan SMTA yang masuk ke per- guruan tinggi, terutama Universitas Sriwijaya, melebihi kapa- sitas yang tersedia. Akibatnya, Universitas Sriwijaya keku- rangan ruang kuliah, peralatan laboratorium dan tenaga penga- jar. Fasilitas pelayanan kesehatan di Sumatera Selatan belum seluruhnya dapat menjangkau masyarakat luas. Puskesmas yang 171
  • 12. ada di kota kecamatan yang jumlahnya ada 118 buah belum sepe- nuhnya dapat menjangkau masyarakat di daerah pedesaan yang letaknya jauh dari lokasi Puskesmas. Di samping itu tingkat pelayanan rumah sakit masih rendah, umpamanya, pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum Palembang baru mencapai 75% dari kebutuhan, dan rumah-rumah sakit kabupaten baru 40%. Rendahnya tingkat pelayanan ini antara lain disebabkan oleh kurangnya tenaga para medis, dokter umum, dan dokter ahli/ spesialis. Permasalahan pada sektor sosial lainnya adalah masalah ma- syarakat terasing (suku terasing). Masyarakat ini terdiri dari dua kelompok, ialah masyarakat terasing dalam pengertian yang sebenarnya, ialah suku terasing yang hidup jauh di pedalaman, dan masyarakat yang mengasingkan diri di daerah pedalaman. Ma- syarakat yang mengasingkan diri ini cukup banyak jumlahnya dan harus ditangani seperti halnya menangani suku terasing (suku Kubu). Permasalahan pada sektor penerangan adalah penyediaan me- dia massa berupa TV umum yang masih sangat kurang jumlahnya dan kurang tersebar letaknya, mengingat tempat tinggal pendu- duk yang tersebar terpencar-pencar di daerah yang luas, se- hingga siaran TV, dan bahkan siaran radio masih belum dapat menjangkau masyarakat di pedesaan. II. ARAH DAN KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 1. Arah pembangunan daerah dalam rangka pembangunan na- sional. Pembangunan daerah diarahkan kepada pencapaian tujuan pem- bangunan nasional, yaitu meletakkan dasar-dasar yang cukup ko- 172
  • 13. koh di dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang me- rata materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang- undang Dasar 1945. Pelaksanaan pembangunan daerah diarahkan untuk meningkat- kan pertumbuhan daerah dan menjamin pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya bagi seluruh rakyat. Dalam upaya untuk mengurangi ketimpangan pelaksanaan pem- bangunan di daerah, perlu ditingkatkan keterpaduan dan kese- rasian antara pembangunan sektoral dan daerah, antara pemba- ngunan daerah perkotaan dan pedesaan, dan antara pembangun- an satu wilayah dengan pembangunan wilayah lainnya. Peranserta segenap lapisan masyarakat dalam pembangunan daerah harus makin ditingkatkan. Oleh karena itu kemampuan golongan ekonomi lemah perlu ditingkatkan agar golongan ini dapat memanfaatkan modal dan potensi daerah secara berdaya- guna dan berhasilguna. Namun demikian pemanfaatan sumber-sum- ber alam haruslah secara rasional. Penggalian sumber kekayaan alam harus diusahakan dengan cara yang tidak mengganggu atau merusak tata lingkungan atau keserasian lingkungan hidup. Pe- manfaatan teknologi dan ilmu pengetahuan dalam melaksanakan pembangunan daerah harus dapat memberikan lapangan kerja yang banyak, meningkatkan produktivitas tenaga kerja, dengan meng- gunakan sebanyak mungkin alat-alat yang dihasilkan sendiri dan mudah dipelihara sendiri, mendukung tercapainya sasaran pembangunan, dan dapat meningkatkan keterampilan dalam meng- gunakan teknologi yang lebih maju. 2. Kebijaksanaan pembangunan daerah Dengan memperhatikan hasil-hasil pembangunan selama Repe- 173
  • 14. lita III, pembangunan daerah di Sumatera Selatan akan diting- katkan dengan tujuan memperluas kesempatan kerja, mendorong pembagian pendapatan yang lebih merata dan meningkatkan taraf hidup rakyat pada umumnya. Untuk mencapai maksud tersebut maka pembangunan di Suma- tera Selatan akan diarahkan dalam 6 wilayah pembangunan yang didasarkan atas potensi atau kondisi tiap-tiap wilayah. Atas dasar pembagian tersebut maka ada 6 wilayah yaitu pembangunan Wilayah Pembangunan Palembang sebagai wilayah pembangunan in- dustri; Wilayah Pembangunan Sekayu sebagai wilayah pengemba- ngan hasil karet dan kayu; Wilayah Pembangunan Lubuk Linggau sebagai wilayah pengembangan hasil karet dan kayu; Wilayah Pembangunan Lahat sebagai wilayah pengembangan hasil kopi dan sayuran; Wilayah Pembangunan Baturaja sebagai wilayah pengem- bangan hasil padi, karet dan kopi; dan Wilayah Pembangunan Bangka dan Belitung sebagai wilayah pengembangan industri. Masalah-masalah yang belum terpecahkan dalam Repelita III akan diusahakan untuk mengatasinya dalam Repelita IV. Yang masih perlu dilanjutkan adalah antara lain usaha mengurangi atau menghilangkan ketimpangan pembangunan daerah, peningkat- an produksi pangan, peningkatan hasil pertanian untuk ekspor, peningkatan kemampuan golongan ekonomi lemah, pemantapan usa- ha koperasi, perluasan pendidikan, pelayanan kesehatan dan gi- zi, serta kegiatan penunjang lainnya. Sesuai dengan sasaran yang hendak dicapai tersebut, maka titikberat pembangunan dalam Repelita IV adalah pembangunan di bidang ekonomi dengan prioritas pada sektor pertanian yang terpadu yang berkaitan dengan pembangunan daerah pedesaan, peningkatan ekspor hasil pertanian, peningkatan industri yang 174
  • 15. menyokong sektor pertanian dan industri lainnya yang sesuai dengan potensi dan kondisi daerah. Peningkatan produksi sektor pertanian ditekankan pada je- nis produksi pangan dan produksi perkebunan untuk komoditi ekspor dengan usaha intensifikasi, ekstensifikasi dan diversi- fikasi. Peningkatan kegiatan industri akan diarahkan untuk mengolah hasil-hasil pertanian menjadi bahan baku, bahan se- tengah jadi dan barang jadi, dan untuk semua kegiatan terse- but diutamakan industri-industri padat karya. Peningkatan produksi tersebut, perlu ditunjang oleh peningkatan, perbaik- an, dan penambahan prasarana jalan dan jembatan, perhubungan sungai, laut, dan perhubungan lainnya. Dalam rangka pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, akan dilaksanakan pembangunan di berbagai sektor dengan mem- perhatikan potensi dan kondisi alam daerah Sumatera Selatan. Usaha untuk pemerataan itu perlu diselaraskan dengan usaha- usaha peningkatan kesempatan kerja, pemberantasan kemiskinan, perlindungan terhadap golongan ekonomi lemah, dan lain seba- gainya. Dengan usaha peningkatan di sektor pertanian, dan sektor industri yang didukung oleh sektor prasarana perhubungan dan sektor-sektor lainnya, diharapkan pendapatan daerah (PDRB) dalam Repelita IV akan dapat meningkat rata-rata sekitar 6,0% per tahun. III. KEGIATAN-KEGIATAN PEMBANGUNAN SELAMA REPELITA IV Dalam rangka pembangunan di sektor pertanian, terutama peningkatan produksi pangan, akan diusahakan peningkatan pro- duksi padi, jagung, ubi-ubian, kacang-kacangan melalui inten- 175
  • 16. sifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi serta rehabilitasi. Intensifikasi tanaman pangan akan meliputi padi, jagung, ubi-ubian, kacang-kacangan, sayuran dan buah-buahan, disertai dengan pembangunan dan pembinaan pusat-pusat kebun benih, ba- lai-balai benih, unit-unit pengamatan hama/penyakit tanaman dan balai-balai penyuluhan pertanian. Ekstensifikasi tanaman pangan akan dilakukan melalui pen- cetakan sawah dan pembinaan pertanian daerah transmigrasi. Usaha diversifikasi tanaman dan pemanfaatan pekarangan untuk tanaman yang bergizi akan terus dikembangkan, dan juga terha- dap tanaman di sawah dan tegalan akan lebih ditingkatkan ter- utama untuk daerah-daerah rawan pangan yang tanahnya kurang subur. Sejalan dengan itu usaha rehabilitasi dan pemeliharaan jaringan irigasi akan ditingkatkan. Untuk pemanfaatan air ma- ka perkumpulan petani pemakai air (P3A) akan lebih diperhati- kan termasuk penyuluhannya. Pencetakan sawah baru sebagai sa- lah satu usaha perluasan areal pertanian akan dilaksanakan pada lahan irigasi sederhana di daerah Kabupaten Ogan Kome- ring Hulu, Musi Rawas dan Bangka, lahan irigasi sedang kecil di daerah Kabupaten Ogan Komering Hulu dan Musi Rawas, lahan rawa sedang di Ogan Komering Ilir dan Musi Banyu Asin serta lahan rawa pasang surut di Lematang Ilir Ogan Tengah dan Musi Banyu Asin. Usaha intensifikasi dan ekstensifikasi peternakan akan di- laksanakan melalui peningkatan populasi ternak, perluasan ke- sempatan kerja, peningkatan pendapatan petani dengan memadukan usaha intensifikasi ternak dengan kegiatan pokok tani pe- desaan, pencegahan dan pemberantasan penyakit, penyebaran bi- 176
  • 17. bit unggul, penyediaan kredit, penyuluhan, pengembangan sis- tem peternakan inti dan peningkatan sumber bibit sapi dan hi- jauan makanan ternak di Sembawa. Peningkatan produksi perikanan laut, akan dilaksanakan me- lalui kegiatan penyempurnaan sarana dan prasarana penangkapan ikan di laut, sedangkan pengembangan perikanan darat, terma- suk perairan umum akan dilaksanakan melalui berbagai peneliti- an agar perikanan darat yang sudah ada dapat ditingkatkan, di samping penyempurnaan balai-balai benih ikan, penyuluhan per- ikanan dan pelestarian sumber perikanan. Dalam rangka peningkatan produksi perkebunan, akan dilak- sanakan melalui usaha-usaha pokok peremajaan/perluasan tanam- an karet, kelapa, kelapa sawit, coklat, lada, cengkeh, tebu yang akan mencakup areal 109.102 ha, serta intensifikasi dan rehabilitasi tanaman kelapa, kopi, lada, cengkeh, tebu, tem- bakau seluas 39.225 ha. Selain usaha peningkatan produksi, juga akan diikuti dengan usaha peningkatan mutu serta perbai- kan tata niaga dengan pengikutsertaan PNP/PTP, perkebunan besar dan lembaga swasta lainnya dengan meningkatkan peranser- ta koperasi. Pelaksanaannya akan dilakukan dengan pola UPP, pola PIR dan secara parsial. Di samping itu akan diusahakan pengembangan tanaman yang potensial non tradisional seperti linum, abaca, stevia, kenaf, melinjo, jarak, tanaman obat- obatan dan lain-lain. Peningkatan produksi kehutanan sebagai sumber alam yang cukup potensial, akan dilaksanakan melalui kegiatan penertiban penebangan hutan, penanaman kembali hutan yang rusak (re- boisasi), pengawasan hutan lindung dan penghijauan terutama di daerah aliran Sungai Musi. 177
  • 18. Kegiatan pembangunan pengairan dikaitkan dengan usaha pe- ningkatan produksi pangan. Pembangunan pengairan dilaksanakan sejalan dengan usaha intensifikasi, ekstensifikasi, diversi- kasi dan rehabilitasi pertanian pangan. Dengan demikian pem- bangunan pengairan dilaksanakan dalam usaha perluasan areal intensifikasi tanaman pangan, mencakup pembangunan irigasi kecil dan sedang, irigasi Belitang - Komering, serta pengem- bangan daerah rawa dan rawa pasang surut. Kegiatan tersebut sekaligus dikaitkan dengan program transmigrasi dan menunjang perluasan lahan pertanian. Untuk menanggulangi ancaman banjir dilanjutkan usaha per- baikan dan pengamanan sungai-sungai. Pembangunan di sektor industri akan dikaitkan dengan usa- ha pengelolaan hasil pertanian sesuai dengan potensi yang ada. Berkaitan dengan kegiatan penanaman kelapa sawit oleh PTP, PIR dan swasta pada saat ini akan didorong industri pe- ngolahan minyak kelapa sawit. Selain itu, dengan akan diba- ngunnya beberapa pabrik gula tebu akan didorong pembangunan industri pengolah limbah/ampas tebu dan pengolah tetes tebu. Pembangunan industri akan diarahkan untuk pengembangan indus- tri sedang, industri kecil dan kerajinan rakyat. Dalam rang- ka peningkatan pengembangan industri kecil antara lain akan didorong perkembangan industri kecil pengolah hasil perta- nian di daerah transmigrasi. Untuk itu perlu dilakukan pe- nyuluhan dan bimbingan untuk meningkatkan keterampilan baik teknis maupun manajemennya, meningkatkan mutu basil industri dan membangun daerah khusus kawasan industri serta desa-desa kerajinan. Untuk menunjang usaha pembangunan dan peningkatan mutu basil industri, terutama industri kecil dan kerajinan, akan ditingkatkan fungsi dan peranan balai pengembangan dan 178
  • 19. penelitian industri yang telah ada di Sumatera Selatan. Di samping itu akan dilakukan pula usaha-usaha untuk me- ngembangkan industri batubata dan genteng di Kabupaten Bangka, pemanfaatan kapasitas terpasang pabrik bahan perekat ply- wood di Palembang, dan melanjutkan rencana pembangunan indus- tri aromatik di Plaju. Peningkatan industri lainnya adalah antara lain optimali- sasi kapasitas terpasang dari industri crumb-rubber yang ada di Kabupaten-kabupaten Musi Banyuasin, Muara Enim dan Musi Rawas dan industri semen di Kabupaten Lahat. Pembangunan di bidang tenaga listrik, akan dilaksanakan dengan penyediaan tenaga listrik untuk wilayah-wilayah yang termasuk dalam wilayah PLN IV antara lain di Sumatera Sela- tan, yaitu PLTU Bukit Asam Unit I dan II (2 x 65 MW) dan se- jumlah PLTD antara lain di Bukit Asam, Pangkalpinang, Muntok dan Manggar. Di samping itu akan dibangun transmisi 150 kv dan 70 kv antara PLTU Bukit Asam - Baturaja dan PLTU Bukit Asam - Prabumulih, gardu induk jaringan tegangan menengah, jaringan tegangan rendah, berikut gardu trafo distribusi se- hingga dapat meningkatkan pelayanan masyarakat. Di samping untuk daerah perkotaan, listrik masuk desa akan ditingkatkan wilayah jangkauannya. Di bidang pertambangan, akan dilanjutkan kegiatan pemeta- an geologi, inventarisasi dan eksplorasi berbagai bahan gali- an untuk mineral industri, dan kegiatan bimbingan teknik eks- plorasi, teknologi penambangan dan keselamatan kerja bagi Pa- ra pemegang kuasa pertambangan (KP) dan SIPD (surat izin pe- nambangan daerah) di daerah serta usaha pertambangan rakyat lainnya. 179
  • 20. Kegiatan eksplorasi batubara di Bukit Asam akan dilaksa- nakan antara lain di daerah tambang Bangko, Arahan, Air Lawai dan Suban Jeriji . Di samping itu akan dilaksanakan pembangun- an tambang batubara di Bukit Asam, sehingga dapat meningkat- kan produksinya menjadi sekitar 3,3 juta ton pada akhir Repe- lita IV, serta melanjutkan usaha pengembangan industri petro- kimia. Dalam rangka peningkatan kegiatan perdagangan akan dilak- sanakan melalui penyempurnaan sistem administrasi termasuk penyempurnaan perundang-undangan dan peraturannya, penyeder- hanaan sistem perizinan serta usaha-usaha penyempurnaan lem- baga perdagangan dan pemasaran untuk peningkatan efisiensi dan efektivitas penyaluran sarana produksi serta pemasaran hasil-hasil produksi. Demikian pula akan dilanjutkan usaha- usaha perluasan pasaran barang-barang produksi dalam negeri melalui penyebar luasan informasi pasar, perlindungan konsu- men serta peningkatan dan pengembangan peranan pedagang go- longan ekonomi lemah melalui penataran, penyuluhan dan pusat- pusat pembinaan/pelayanan pengusaha golongan ekonomi lemah. Usaha-usaha untuk meningkatkan ekspor non migas akan terus dilanjutkan dalam rangka pengembangan perdagangan luar negeri melalui pengendalian mutu penggarapan komoditi potensial, pe- ningkatan koordinasi yang lebih terpadu antar instansi dan penyuluhan eksportir. Di bidang tenaga kerja dilanjutkan kegiatan latihan, dan keterampilan serta kewiraswastaan di lembaga-lembaga latihan yang ada baik milik pemerintah, maupun lembaga latihan swasta dan perusahaan. Kegiatan latihan disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja dan kesempatan kerja daerah setempat. Selain itu lebih ditingkatkan perencanaan tenaga kerja yang menyeluruh, 180
  • 21. terkoordinasi dan terpadu mencakup semua sektor pembangunan pemerintah dan swasta baik di Daerah Tingkat I, maupun di Daerah Tingkat II. Penyebaran dan pemanfaatan tenaga kerja muda terdidik ke daerah pedesaan sebagai tenaga kerja sukare- la pelopor pembaharuan dan pembangunan terus dilanjutkan dan disempurnakan. Proyek Padat Karya Gaya Baru (PKGB) yang ditujukan untuk mengatasi masalah kekurangan lapangan kerja dilaksanakan di kecamatan-kecamatan padat penduduk dan miskin baik di daerah perkotaan maupun pedesaan dengan mengutamakan wilayah-wilayah yang sering dilanda bencana alam dan kegiatan ekonomi yang menurun. Sejauh mungkin pelaksanaan kegiatan PKGB dipadukan dengan pembangunan wilayah kecamatan UDKP. Selama Repelita IV pelaksanaan transmigrasi dalam rangka penyebaran penduduk dan pembukaan areal pertanian baru akan dilanjutkan. Diperkirakan selama Repelita IV akan dilaksanakan penyiapan lahan seluas + 99.882 ha atau sekitar + 66.588 kepala keluarga penduduk di daerah pemukiman transmigrasi yang terdiri dari transmigran umum, transmigran swakarsa dan pemukiman kembali. Pembangunan di sektor perhubungan dan pariwisata, akan mencakup kegiatan pembangunan di beberapa bidang antara lain di bidang prasarana jalan akan dilaksanakan rehabilitasi, pembangunan baru, peningkatan dan pemeliharaan serta penun- jangan jalan propinsi. Jaringan jalan yang perlu direhabilitasi adalah jaringan jalan antara : Pagar Alam - batas Bengkulu sekitar 49,5 km. Pembangunan baru jalan terutama adalah antara : Kayu Agung - Pematang Panggang (daerah transmigrasi) - batas Lam- 181
  • 22. pung 110 km, Babat - Sarolangun - batas Jambi sekitar 140 km. Peningkatan jalan terutama adalah untuk jalan-jalan antara : Prabumulih - Gunung Megang, Lahat - Tebing Tinggi - Muara Beliti, Indralaya - Meranjat, Meranjat - Kayu Agung, Meranjat - Beringin, Prabumulih - Kayu Agung, Kayu Agung - Gunung Batu, Kayu Agung - Baturaja, Rasuan - Gumawang, Be- tung - batas Jambi, Sekayu - Betung, Sekayu - Gunung Megang, Sekayu - Muara Beliti - batas Jambi, Sp. Periuk - Tugu Mulya, Pagar Alam - Tanjung Raya, Pagar Alam - batas Bengkulu, Sp. Air Dingin - Pagar Alam, Muara Dua Kisam - Bayur, Ibul - Tan- jung Kelian, Sungai Liat - Lumut, Kamang - Koba, Koba - Air Bara, Air Bara - Taboali, Sungai Liat - Puding Besar, Pangkal Pinang - Katis, Perawas - Badau, Sp. Rangiang - Gantung, Pe- rawas - Manggar, Tanjung Pandan - Mambalong, Muara Enim - Su- gih Waras - Baturaja - batas Lampung, Palembang - Kayu Agung, Lumut - Tanjung Gudang, Pangkal Pinang - Namang, Katis - S. Selan, Puput - Air Bapa, Badau - Sp. Rangiang - Sp. Pedang, dan Badau - Gantung. Pembangunan di bidang perhubungan darat akan dilakukan de- ngan peningkatan rel kereta api jurusan Lahat - Lubuk Linggau. Untuk peningkatan fasilitas angkutan sungai dan penyebe- rangan, akan dibangun dermaga/terminal penyeberangan di Bang- ka, Belitung, Palembang dan Kayu Arang, pembangunan dermaga sungai, pemasangan rambu-rambu sungai/laut, pembersihan alur pelayaran dan pengerukan. Untuk pengembangan fasilitas dan pengawasan lalu-lintas jalan, akan dilaksanakan kegiatan-kegiatan pengujian kendara- an bermotor, pemasangan lampu lalu-lintas, rambu-rambu lalu- lintas, marka jalan dan peralatan operasional. 182
  • 23. Kegiatan pembangunan di bidang perhubungan laut, meliputi kegiatan peningkatan fasilitas pelabuhan yang sudah ada untuk meningkatkan kemampuan pelayanan bongkar muat barang yang me- ningkat sesuai dengan perkembangan produksi daerah Sumatera Selatan. Untuk itu pula diperlukan kelancaran dan keselamatan pelayaran dengan melaksanakan pengerukan alur pelayaran Sungai Musi. Di bidang jasa pos dan telekomunikasi, akan dikembangkan jasa pos dan giro serta jasa telekomunikasi dengan pembangun- an antara lain kantor pos, pos pembantu, pos keliling, bis surat 81 buah dan pemasangan pesawat telepon sebanyak 34.000 ss, telex 600 ss serta pembangunan stasiun monitoring berge- rak di Palembang. Dalam bidang perkoperasian, upaya peningkatan kemampuan organisasi, tata laksana, dan usaha akan dilanjutkan. Upaya peningkatan itu tetap akan diprioritaskan pada koperasi pri- mer, khususnya koperasi unit desa (KUD) yang melaksanakan usaha dalam bidang pertanian pangan, peternakan rakyat, peri- kanan rakyat, perkebunan rakyat, kerajinan rakyat, industri kecil, perkreditan/simpan pinjam, kelistrikan desa, jasa ang- kutan pedesaan, dan berbagai jenis komoditi ekspor yang di- produksi masyarakat pedesaan Jambi. Lain dari pada itu, mutu dan intensitas pelayanan koperasi kepada anggotanya juga akan ditingkatkan. Untuk mendukung upaya peningkatan di atas, akan diusaha- kan adanya penyempurnaan dalam metoda, materi, dan penye- lenggaraan pendidikan, penataran dan latihan ketrampilan pe- ngurus, badan pemeriksa, manajer, dan karyawan koperasi serta penyempurnaan cara pemberian bantuan tenaga manajemen yang 183
  • 24. terdidik/terlatih kepada KUD yang dianggap masih memerlukan bantuan yang dimaksud. Untuk menciptakan iklim masyarakat yang mendukung pengembangan kehidupan koperasi yang sehat, penerangan dan penyuluhan perkoperasian akan dilanjutkan dan ditingkatkan. Untuk membantu golongan ekonomi lemah maka usaha-usaha yang telah dilaksanakan dalam Repelita III, seperti bimbing- an, latihan keterampilan untuk meningkatkan mutu, penyediaan fasilitas pasar dan bantuan modal (kredit candak kulak dan sebagainya) akan terus dilanjutkan dan ditingkatkan, sedang- kan potensi pengusaha kecil akan terus dikembangkan antara lain melalui program KIK dan KMKP. Pembangunan di bidang pendidikan umum dan generasi muda, akan dilaksanakan dengan pembangunan sekitar 3.710 ruang ke- las baru untuk pendidikan sekolah dasar, perbaikan sekitar 2.550 gedung sekolah dasar, pembangunan 1 SLB pembina tingkat propinsi, dan rehabilitasi taman kanak-kanak. Untuk tingkat SMTP, akan dibangun 175 SMP baru, penambah- an sekitar 1.126 ruang kelas baru, rehabilitasi 24 sekolah dan pembangunan/pengembangan sejumlah SMTP kejuruan dan tek- nologi. Untuk tingkat SMTA, akan dibangun sekitar 29 S4A, 2 STM, 2 SMT pertanian, 3 SMEA, penambahan 359 ruang kelas baru un- tuk SMA, pengembangan 4 SPG, rehabilitasi 12 SMA, sekolah ke- juruan dan teknologi negeri, 1 SGO dan 4 sekolah kejuruan dan teknologi swasta. Dalam rangka pelaksanaan dan pemantapan wajib belajar, akan dibangun kantor pengelolaan pembinaan pendidikan dasar di 23 kecamatan. 184
  • 25. Untuk meningkatkan mutu taman kanak-kanak, SD, SLB, SMTP dan SMTA, akan disediakan buku pelajaran pokok, buku perpus- takaan, alat pelajaran, alat peraga, alat keterampilan, dan penataran para guru, kepala sekolah dan pembina. Sejalan de- ngan itu akan dibangun 42 laboratorium untuk ilmu-ilmu alam untuk SMP dan sebanyak 12 laboratorium untuk SMA, 150 ruang ketrampilan untuk SMP dan 12 ruang keterampilan untuk SMA. Universitas Sriwijaya akan ditingkatkan terutama untuk bi- dang-bidang pertanian, perikanan, kesehatan, kehutanan, perin- dustrian, konservasi lingkungan, pengembangan politeknik bi- dang teknologi dan tata niaga, sedangkan perguruan tinggi swasta juga akan dikembangkan. Melalui pendidikan masyarakat, akan dibelajarkan sekitar 301.000 orang usia 7 - 44 tahun yang masih buta huruf dan se- kitar 211.000 orang usia 13 - 29 tahun yang sudah dapat mem- baca, menulis dan berhitung. Untuk itu akan dilatih sekitar 5.700 orang tutor/monitor dan tenaga teknis pendidikan masya- rakat dan akan ditunjang dengan penyediaan sekitar 2,1 juta buku Paket A dengan kelengkapannya. Di samping itu akan di- bangun balai pendidikan masyarakat, renovasi dan pembangunan sanggar kegiatan belajar. Di dalam rangka pembinaan generasi muda, akan dilaksana- kan pembinaan dengan melaksanakan latihan untuk sekitar 25 ribu pemuda usia 15 - 30 tahun, pembinaan 1.100 Pramuka, 900 tenaga teknis/pembina kepramukaan, pembinaan terhadap 1,0 ju- ta warga masyarakat termasuk penyandang cacat dan 838.000 pe- lajar/mahasiswa, pembinaan terhadap 3.500 orang olahragawan dengan mempersiapkan tenaga guru, pelatih, pembina penggerak olah raga, pengadaan sarana dan buku olah raga. Di bidang 185
  • 26. kebudayaan akan terus ditingkatkan antara lain dalam bidang kepurbakalaan, kesejarahan dan permuseuman. Di samping itu dikembangkan kesenian meliputi kegiatan pembinaan, pemeliha- raan, penyebarluasan dan pemanfaatan kesenian daerah termasuk kesenian daerah yang hampir punah, dan fungsionalisasi taman budaya, sedangkan pengembangan bahasa dan sastra akan dilak- sanakan melalui kegiatan pembinaan bahasa daerah dan pembina- an pengembangan bahasa Indonesia. Kecuali itu akan dikembang- kan perbukuan dan perpustakaan, inventarisasi dan dokumentasi kebudayaan daerah, penelitian bahasa dan sastra Indonesia dan daerah penerbitan serta penyebarluasan hasil penelitian ter- sebut. Dalam rangka upaya meningkatkan pelayanan kesehatan ma- syarakat melalui Puskesmas akan dilakukan pembangunan 24 Pus- kesmas dan 155 Puskesmas Pembantu terutama di daerah pemukim- an baru termasuk transmigrasi dan daerah terpencil, serta pengadaan 4 buah Puskesmas rawat tinggal. Untuk meningkatkan pemerataan dan perluasan jangkauan pelayanan kesehatan kepada masyarakat akan ditingkatkan pula penyuluhan kesehatan masya- rakat dengan menggunakan pendekatan pembangunan kesehatan ma- syarakat (PKMD). Selain itu juga akan ditingkatkan berbagai kegiatan yang ditujukan kepada kelompok ibu dan anak serta usaha kesehatan sekolah. Dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan rujuk- an akan diusahakan peningkatan RSU Palembang, peningkatan se- buah RS klas C menjadi klas C+, peningkatan 3 buah RS klas D menjadi klas C dan peningkatan 2 buah RS klas D menjadi RS klas D+, peningkatan rumah sakit umum lainnya yang telah ada serta pelayanan kesehatan jiwa melalui terutama, pelayanan rawat jalan dan peningkatan pelayanan laboratorium kesehatan. 186
  • 27. Peningkatan RS Jiwa Palembang juga akan mendapatkan perhatian. Untuk menjamin tercapainya sistem pengadaan dan distri- busi obat pada unit pelayanan kesehatan akan dibangun 4 buah sarana penyimpanan obat, alat dan perbekalan kesehatan. Peningkatan upaya kesehatan lainnya adalah pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta peningkatan pengendali- an, pengadaan dan pengawasan that, makanan, kosmetika, alat kesehatan dan bahan berbahaya. Selain itu diadakan peningkat- an perbaikan gizi melalui usaha perbaikan gizi keluarga (UP- GK), peningkatan pencegahan dan penanggulangan kekurangan vi- tamin A dan anemia gizi besi serta pencegahan gondok endemik. Untuk meningkatkan kemampuan perencanaan dan pengelolaan pro- gram gizi, sistem kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG) akan di- kembangkan. Untuk meningkatkan kemampuan perencanaan dan pengelolaan program gizi, sistem kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG) akan dikembangkan. Di samping itu untuk memberi kemudahan masyarakat memper- oleh air bersih, dibangun berbagai jenis sarana air bersih dan dilakukan pula usaha kesehatan atau lingkungan. Dalam rangka meningkatkan pembangunan sarana air bersih, terutama untuk penduduk pedesaan, akan di bangun 25 buah penampungan air dengan perpipaan, 15 buah sumur artesis, 50 buah perlin- dungan mata air, 1.100 buah penampungan air hujan, 15.432 buah sumur pompa tangan dangkal dan dalam serta sejumlah sa- rana air bersih jenis lainnya. Untuk memenuhi kekurangan tenaga kesehatan khususnya te- naga paramedik akan dilakukan usaha meningkatkan jumlah lu- lusan melalui kelas paralel dan pendidikan cepat pekarya ke- sehatan. Di samping itu akan ditingkatkan sarana pendidikan 187
  • 28. sekolah yang ada dan akan dibangun berbagai sekolah/akademi kesehatan sesuai keperluannya. Untuk mengurangi laju pertumbuhan penduduk dan meningkat- kan kesejahteraan keluarga, kegiatan program keluarga beren- cana dilanjutkan. Diharapkan dapat dicapai sejumlah kurang lebih 547.000 peserta baru dan sekitar 465.000 peserta lesta- ri. Di samping itu dilanjutkan pembinaan untuk menjaga ke- langsungan peserta program keluarga berencana yang sudah ada. Pembangunan di bidang agama antara lain ialah, akan dise- diakan kitab suci berbagai agama, pemberian bantuan untuk pem- bangunan/rehabilitasi 750 tempat ibadah berbagai agama, pemba- ngunan 50 balai nikah dan penasehat perkawinan, perluasan se- jumlah balai sidang pengadilan agama dan kantor-kantor urusan agama di tingkat kecamatan serta kabupaten/kotamadya dan wi- layah. Untuk peningkatan mutu perguruan agama, akan ditingkatkan dan disempurnakan prasarana dan sarana pendidikan pada madra- sah ibtidaiyah negeri, madrasah tsanawiyah negeri, madrasah aliyah negeri dan pendidikan guru agama negeri. Kegiatan-ke- giatan tersebut meliputi rehabilitasi (termasuk madrasah ib- tidaiyah swasta)/penambahan ruang kelas, penyediaan antara lain alat peraga, buku pelajaran dan buku perpustakaan serta penataran guru berbagai bidang studi. Selanjutnya, IAIN Raden Patah akan terus ditingkatkan se- suai dengan Tridharma Perguruan Tinggi. Sementara itu pene- rangan dan bimbingan hidup beragama akan terus ditingkatkan terutama bagi masyarakat-masyarakat khusus. Dalam rangka pembangunan di bidang hukum, akan dilaksana- kan perluasan/rehabilitasi beberapa pengadilan negeri, pem- 188
  • 29. bangunan sejumlah tempat sidang di kota-kota kecil, pemba- ngunan 1 lembaga pemasyarakatan, pembangunan 4 rumah tahanan negara (RUTAN), pembangunan beberapa rumah penitipan benda- benda sitaan negara (RUPBASAN), perubahan beberapa lembaga pemasyarakatan menjadi RUTAN, pembangunan sebuah balai bim- bingan kemasyarakatan dan pengentasan anak (BISPA), dan reha- bilitasi serta perluasan beberapa kantor kejaksaan negeri. Peningkatan pengembangan yurisprudensi akan dilaksanakan bekerjasama dengan universitas. Di samping itu akan diting- katkan pula kegiatan penyuluhan hukum dalam rangka meningkat- kan kesadaran hukum masyarakat. Sementara itu untuk memberi- kan kesempatan memperoleh keadilan, penyelenggaraan bantuan hukum dan konsultasi hukum terutama untuk golongan masyarakat yang kurang mampu akan lebih dimantapkan. Pelaksanaan operasi yustisi dalam rangka penegakan hukum akan lebih ditingkatkan pula yang kurang mampu akan lebih dimantapkan. Pelaksanaan operasi yustisi dalam rangka penegakan hukum akan lebih ditingkatkan pula. Di bidang penerangan akan dilanjutkan tugas-tugas pene- rangan operasional antara lain melalui sarasehan dengan me- manfaatkan Puspenmas sebagai pusat pelayanan informasi, pame- ran, kegiatan sosio-drama dan pertunjukan tradisional yang komunikatif. Untuk meningkatkan penyebaran arus informasi ke pedesaan, kegiatan koran masuk desa (KMD) dilanjutkan dengan mengikut sertakan secara aktif peranan pers daerah setempat. Dalam pada itu akan dilaksanakan rehabilitasi/pembangunan stasiun RRI dan peningkatan siarannya disamping pembangunan stasiun pemancar TV. Di bidang kesejahteraan sosial akan dilakukan kegiatan 189
  • 30. antara lain: peningkatan dan pembinaan secara terpadu masya- rakat terasing di Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Musi Rawas, Kabupaten Muara Enim Kabupaten Lahat dan Kabupaten Bangka; memberikan bimbingan latihan dan fasilitas untuk me- nunjang usaha pemugaran perumahan desa dan lingkungan; me- ningkatkan pembinaan organisasi dan yayasan-yayasan yang ber- gerak di bidang sosial untuk meningkatkan partisipasi sosial masyarakat. Untuk menjangkau sasaran pelayanan dan pembangun- an bidang kesejahteraan sosial di daerah pedesaan akan dikem- bangkan dan dibina tenaga-tenaga pekerja sosial masyarakat (PSM). Pembinaan karang taruna akan ditingkatkan dan kegiat- annya dipadukan dengan program generasi muda dan di samping itu jumlah karang taruna akan diperbanyak. Kecuali itu mem- berikan pelayanan penyantunan kepada lanjut usia, para cacat, fakir miskin, anak terlantar, tuna sosial dan korban bencana alam. Pembangunan di bidang perumahan rakyat dan pemukiman akan dilaksanakan dengan pembangunan rumah-rumah sederhana dan ru- mah inti, penanganan perbaikan lingkungan kota di kota-kota Palembang, Baturaja, Lubuk Linggau, Lahat dan Muara Enim. Se- jalan dengan itu akan dilaksanakan penanganan parintisan pe- mugaran perumahan desa di sekitar 175 desa, perluasan/peman- faatan dan peningkatan penyediaan air bersih di kota-kota Pa- lembang, dan lainnya serta pelayanan air bersih di beberapa IKK. Penanganan drainase kota dan persampahan akan dilaksana- kan di kota-kota Palembang, Sekayu, Pangkal Pinang dan Tan- jung Pandan. Di bidang pengelolaan sumber alam dan lingkungan hidup 190
  • 31. serta guna mempertahankan keseimbangan ekologi, terutama dalam rangka rehabilitasi tanah kritis, akan dilanjutkan kegiatan penghijauan dan reboisasi. Pelaksanaannya akan diutamakan pada daerah-daerah kritis terutama DAS Musi. Demikian pula pence- gahan pencemaran lingkungan, baik di desa maupun di perkotaan, pembinaan suaka alam dan hutan-hutan lindung, akan dilan- jutkan. Dalam rangka mengkoordinasikan dan menyerasikan pelaksa- naan kegiatan pembangunan yang dilakukan secara sektoral da- lam berbagai program, baik yang dilakukan oleh pemerintah mau- pun yang dilakukan masyarakat, penyusunan rencana tata ruang kota dan wilayah akan dilanjutkan. Kualitas rencana kota dan rencana wilayah akan ditingkatkan dan disempurnakan hingga dapat dipergunakan secara efektif baik sebagai landasan pe- laksanaan pembangunan kota dan wilayah maupun pembinaan ter- tib tata ruang kota dan tata ruang wilayah. Prioritas akan diberikan kepada kota-kota pusat pengembangan dan wilayah yang berkembang dengan cepat. Untuk mengusahakan keserasian dan pemerataan pembangunan di seluruh daerah, maka pembangunan sektoral ditunjang dengan program-program bantuan kepada daerah. Program-program dimak- sud adalah Bantuan Pembangunan Desa, Bantuan Pembangunan Dae- rah Tingkat II, Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I, Bantuan Pembangunan Sekolah Dasar, Bantuan Pembangunan Sarana Keseha- tan, Bantuan Pembangunan Reboisasi dan Penghijauan, Bantuan Penunjangan Jalan Kabupaten dan Bantuan Kredit Pembangunan/ Pemugaran Pasar. 191
  • 32. TABEL LUAS WILAYAH, SATUAN PEMERINTAHAN DAN KEPADATAN PENDUDUK DAERAH TINGKAT I SUMATERA SELATAN, TAHUN 1980 No. Kabupaten/Kotamadya Luas Wilayah (km2) Jumlah Kecamatan Jumlah Desa Jumlah Penduduk (Sensus 1980) Kepadatan Penduduk Rata-rata per km2 1. Kodya Palembang 244 6 53 787.18 3.226 2. Kodya Pangkalpinang 32 2 55 90.096 2.816 3. Kabupaten Musi Banyuasin 25.644 8 238 591.074 23 4. Kabupaten Ogan Komering Ilir 21.658 12 315 564.080 26 5. Kabupaten Ogan Komering Ulu 10.408 14 456 750.799 72 6. Kabupaten Muara Enim 9.575 10 258 430.834 45 7. Kabupaten Lahat 4.034 12 576 484.893 120 8. Kabupaten Musi Rawas 21.513 11 217 367.037 17 9. Kabupaten Belitung 4.532 4 54 163.815 36 10. Kabupaten Bangka 11.614 13 129 399.986 34 DAERAH TINGKAT I : 109.254 92 2.351 4.629.801 42