Kota Palembang adalah ibu kota provinsi Sumatera Selatan yang memiliki luas wilayah 358,55 km2 dan penduduk sebesar 1,7 juta jiwa. Kota ini dulunya merupakan ibu kota Kerajaan Sriwijaya abad ke-7 hingga ke-13 dan memiliki banyak objek wisata sejarah dan alam seperti Sungai Musi, Jembatan Ampera, dan Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II.
2. Kota Palembang
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Untuk kegunaan lain dari Palembang, lihat Palembang (disambiguasi).
Kota Palembang
Sumatera Sumatera Selatan
Pemandangan Kota Palembang.
Lambang
Semboyan: Palembang Kota BARI (Bersih, Aman,
Rapi, dan Indah)
Julukan: "Bumi Sriwijaya"
3. Lokasi Kota Palembang di Pulau Sumatera
Kota Palembang
Lokasi Kota Palembang di Pulau Sumatera
Koordinat: 2°59′27,32″LU 104°45′23,68″BT
Negara Indonesia
Hari jadi 17 Juni 688 (usia 1326)
Pemerintahan
• Wali kota H. Romi Herton, SH, MH
Area
• Total 358.55 km2
(138.44 mil²)
Populasi (2012)[1]
• Total 1,708,413 jiwa
• Kepadatan 4,764.78/km2
(12,340.7/sq mi)
Demografi
• Suku
bangsa
Palembang, Musi, Komering,
Pasemah, Semendo, Lampung,
Batak, Minangkabau, Suku Melayu,
Sunda, Aceh[2]
• Agama
Islam (93,08%), Kristen (1,97%),
Katolik (1,16%), Hindu (0,05%),
Buddha (3,41%), Kong Hu Cu
(0,04%), Lain-Lain (0,28%)[3]
• Bahasa
Palembang, Bahasa Musi, Indonesia,
Jawa, Sunda, Batak
Zona waktu WIB (UTC+7)
Kode telepon +62 711
Kecamatan 16
Desa/kelurah
an
107
Situs web www.palembang.go.id
Kota Palembang adalah ibu kota provinsi Sumatera Selatan. Palembang merupakan kota
terbesar kedua di Sumatera setelah Medan. Kota Palembang memiliki luas wilayah 358,55
km²[4]
yang dihuni 1,7 juta orang dengan kepadatan penduduk 4.800 per km². Diprediksikan
pada tahun 2030 mendatang Kota ini akan dihuni 2,5 Juta orang.
4. Sejarah Palembang yang pernah menjadi ibu kota kerajaan bahari Buddha terbesar di Asia
Tenggara pada saat itu, Kerajaan Sriwijaya, yang mendominasi Nusantara dan Semenanjung
Malaya pada abad ke-9 juga membuat kota ini dikenal dengan julukan "Bumi Sriwijaya".
Berdasarkan prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan di Bukit Siguntang sebelah barat Kota
Palembang, yang menyatakan pembentukan sebuah wanua yang ditafsirkan sebagai kota pada
tanggal 17 Juni 688 Masehi, menjadikan kota Palembang sebagai kota tertua di Indonesia. Di
dunia Barat, kota Palembang juga dijuluki Venice of the East ("Venesia dari Timur").
Jembatan Ampera, ikon Kota Palembang.
Saat ini Wali Kota Palembang dijabat oleh H. Romi Herton, SH, MH dan H. Harnojoyo,
S.Sos.[5]
Sejarah
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kerajaan Sriwijaya dan Kesultanan Palembang
Kota ini dianggap sebagai salah satu pusat dari kerajaan Sriwijaya,[6]
Serangan Rajendra
Chola dari Kerajaan Chola pada tahun 1025, menyebabkan kota ini hanya menjadi pelabuhan
sederhana yang tidak berarti lagi bagi para pedagang asing.[6]
Selanjutnya berdasarkan kronik Tiongkok nama Pa-lin-fong yang terdapat pada buku Chu-
fan-chi yang ditulis pada tahun 1178 oleh Chou-Ju-Kua dirujuk kepada Palembang.[7][8]
Berdasarkan kisah Kidung Pamacangah dan Babad Arya Tabanan disebutkan seorang tokoh
dari Kediri yang bernama Arya Damar sebagai bupati Palembang turut serta menaklukan Bali
bersama dengan Gajah Mada Mahapatih Majapahit pada tahun 1343.[9]
Kemudian sekitar tahun 1513, Tomé Pires seorang apoteker Portugis menyebutkan
Palembang,[10]
telah dipimpin oleh seorang patih yang ditunjuk dari Jawa yang kemudian
dirujuk kepada kesultanan Demak serta turut serta menyerang Malaka yang waktu itu telah
dikuasai oleh Portugis.
Gambar Palembang pada tahun 1659
Palembang muncul sebagai kesultanan pada tahun 1659 dengan Sri Susuhunan Abdurrahman
sebagai raja pertamanya.[11]
Namun pada tahun 1823 kesultanan Palembang dihapus oleh
5. pemerintah Hindia-Belanda.[12]
Setelah itu Palembang dibagi menjadi dua keresidenan besar
dan pemukiman di Palembang dibagi menjadi daerah Ilir dan Ulu.
Pada tanggal 27 September 2005, Kota Palembang telah dicanangkan oleh Presiden RI Susilo
Bambang Yudhoyono sebagai "Kota Wisata Air" seperti Bangkok di Thailand dan Phnom
Penh di Kamboja. Tahun 2008 Kota Palembang menyambut kunjungan wisata dengan nama
"Visit Musi 2008".
Palembang baru saja menjadi salah satu kota pelaksana pesta olahraga olahraga dua tahunan
se-Asia Tenggara yaitu SEA Games XXVII Tahun 2011.
Keadaan geografis
Letak geografis
Secara geografis, Palembang terletak pada 2°59′27.99″LS 104°45′24.24″BT. Luas wilayah
Kota Palembang adalah 358,55 Km² dengan ketinggian rata-rata 8 meter dari permukaan laut.
Letak Palembang cukup strategis karena dilalui oleh jalan Lintas Sumatera yang
menghubungkan antar daerah di Pulau Sumatera. Palembang sendiri dapat dicapai melalui
penerbangan dari berbagai kota di Indonesia seperti Jakarta (Garuda Indonesia, Lion Air,
Sriwijaya Air), Batam (Wings Air, Sky Aviation, Citilink), Bandung (Indonesia Airways),
Lampung (Merpati), Pangkal Pinang (Sriwijaya Air), Tanjung Pandan (Sky Aviation), Medan
(Garuda Indonesia), Kuala Lumpur (Air Asia), Singapore (Silk Air). Selain itu di Palembang
juga terdapat Sungai Musi yang dilintasi Jembatan Ampera dan berfungsi sebagai sarana
transportasi dan perdagangan antar wilayah.
Iklim dan topografi
[sembunyikan]Data iklim Palembang
Bulan
J
a
n
F
eb
M
ar
A
pr
M
ei
J
u
n
J
u
l
A
gt
S
e
p
O
kt
N
ov
D
es
Tahu
n
Presipitasi mm
(inci)
24
0
24
0
280
27
0
19
0
11
0
1
0
0
90
11
0
20
0
26
0
33
0
2460
Sumber: www.weatherbase.com
Toko di atas rakit di Palembang pada masa Hindia Belanda.
Iklim Palembang merupakan iklim daerah tropis dengan angin lembab nisbi, kecepatan angin
berkisar antara 2,3 km/jam - 4,5 km/jam. Suhu kota berkisar antara 23,4 - 31,7 derajat celsius.
Curah hujan per tahun berkisar antara 2.000 mm - 3.000 mm. Kelembaban udara berkisar
antara 75 - 89% dengan rata-rata penyinaran matahari 45%. Topografi tanah relatif datar dan
rendah. Hanya sebagian kecil wilayah kota yang tanahnya terletak pada tempat yang agak
tinggi, yaitu pada bagian utara kota. Sebagian besar tanah adalah daerah berawa sehingga
pada saat musim hujan daerah tersebut tergenang. Ketinggian rata-rata antara 0 - 20 m dpl.
Pada tahun 2002 suhu minimum kota terjadi pada bulan Oktober 22,70C, tertinggi 24,50C
pada bulan Mei. Sedangkan suhu maksimum terendah 30,40C pada bulan Januari dan
tertinggi pada bulan Sepetember 34,30C. Tanah dataran tidak tergenang air: 49 %, tanah
tergenang musiman: 15 %, tanah tergenang terus menerus: 37 % dan jumlah sungai yang
masih berfungsi 60 buah (dari jumlah sebelumnya 108) sisanya berfungsi sebagai saluran
pembuangan primer.
6. Tropis lembab nisbi, suhu antara 220-320 celcius, curah hujan 22-428 mm/tahun, pengaruh
pasang surut antara 3-5 meter dan ketinggian tanah rata-rata 12 meter dpl. Jenis tanah kota
Palembang berlapis alluvial, liat dan berpasir, terletak pada lapisan yang paling muda, banyak
mengandung minyak bumi, yang juga dikenal dengan lembah Palembang - Jambi. Tanah
relatif datar dan rendah, tempat yang agak tinggi terletak dibagian utara kota. Sebagian kota
Palembang digenangi air, terlebih lagi bila terjadi hujan terus menerus.
Batas wilayah
Kabupaten Banyuasin
Kabupaten
Banyuasin
Kabupaten
Banyuasin
Kota Palembang
Kabupaten Ogan Ilir dan
Kabupaten Muara Enim
Arti lambang Kota Palembang
Bangunan Sirah yaitu rumah Palembang warna asli merah tua coklat dengan pinggiran
keemasan berikut 2x (4+5) = 18 tanduk lembaran daun teratai. Ditengah atasan terdapat
kembang melati yang belum mekar, berikut simbar yang melambangkan kerukunan
kekeluargaan dan kesejahteraan Kota Palembang disegala zaman.
Puncak rebung warna kuning keemasan, melambangkan kemuliaan dan keagungan. Jumlah 8
buah, melambangkan kemuliaan dan keagungan. Jumlah 8 buah, melambangkan bulan
Agustus yang bersejarah, bulan Proklamasi yang mengingatkan perjuangan Kemerdekaan RI.
Segi tiga ialah sebuah Bukit yang termasyur di Palembang dengan nama BUKIT
SIGUNTANG berwarna hijau berikut sinar keemasan, melambangkan tanggal 17 hari
Proklamsi Kemerdekaan RI. Bukit Siguntang adalah tempat kesucian dimasa zaman
purbakala yaitu diabad ke VII s/d XII terdapat kumpulan candi-candi, kuil-kuil dan Perguruan
Tinggi dikunjungi oleh Pendeta-pendeta dan pelajar-pelajar di seluruh Asia.[13]
Pemerintahan
Gedung kantor Wali Kota Palembang.
7. Kota Palembang dibagi ke dalam 16 kecamatan dan 107 kelurahan[14]
, kecamatan-kecamatan
tersebut yaitu:
; Alang-Alang Lebar
; Bukit Kecil
; Gandus
; Ilir Timur I
; Ilir Timur II
; Ilir Barat I
; Ilir Barat II
; Kalidoni
; Kemuning
; Kertapati
; Plaju
; Sako
; Seberang Ulu I
; Seberang Ulu II
; Sematang Borang
; Sukarame
Penduduk
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar tokoh Sumatera Selatan
Gadis Palembang
Penduduk Palembang merupakan etnis Melayu dan menggunakan Bahasa Melayu yang telah
disesuaikan dengan dialek setempat yang kini dikenal sebagai Bahasa Palembang. Namun
para pendatang seringkali menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa sehari-hari, seperti
bahasa Komering, Rawas, Musi, Pasemah, dan Semendo. Pendatang dari luar Sumatera
Selatan kadang-kadang juga menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa sehari-hari
dalam keluarga atau komunitas kedaerahan. Namun untuk berkomunikasi dengan warga
Palembang lain, penduduk umumnya menggunakan bahasa Palembang sebagai bahasa
pengantar sehari-hari. Selain penduduk asli, di Palembang terdapat pula warga pendatang dan
warga keturunan, seperti dari Jawa, Minangkabau, Madura, Bugis dan Banjar. Warga
keturunan yang banyak tinggal di Palembang adalah Tionghoa, Arab dan India. Kota
Palembang memiliki beberapa wilayah yang menjadi ciri khas dari suatu komunitas seperti
Kampung Kapitan yang merupakan wilayah Komunitas Tionghoa serta Kampung Al
8. Munawwar, Kampung Assegaf, Kampung Al Habsyi, Kuto Batu, 19 Ilir Kampung Jamalullail
dan Kampung Alawiyyin Sungai Bayas 10 Ilir yang merupakan wilayah Komunitas Arab.
Agama mayoritas di Palembang adalah Islam. Di dalam catatan sejarahnya, Palembang
pernah menerapkan undang-undang tertulis berlandaskan Syariat Islam, yang bersumber dari
kitab Simbur Cahaya. Selain itu terdapat pula penganut Katolik, Protestan, Hindu, Buddha
dan Konghucu.
Pariwisata
Objek wisata
Jembatan Ampera
Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang.
Sorot laser Gedung Kantor Walikota di latar belakang Benteng Kuto Besak.
Air mancur di Kambang Iwak.
9. Industri pupuk nasional Pupuk Sriwijaya.
; Sungai Musi, sungai sepanjang sekitar 750km yang membelah Kota Palembang
menjadi dua bagian yaitu Seberang Ulu dan seberang Ilir ini merupakan sungai
terpanjang di Pulau Sumatera. Sejak dahulu Sungai Musi telah menjadi urat nadi
perekonomian di Kota Palembang dan Provinsi Sumatera Selatan.[15]
Di sepanjang
tepian sungai ini banyak terdapat objek wisata seperti Jembatan Ampera, Benteng
Kuto Besak, Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, Pulau Kemaro, Pasar 16 Ilir,
rumah Rakit, kilang minyak Pertamina, pabrik pupuk PUSRI, pantai Bagus Kuning,
Jembatan Musi II, Masjid Al Munawar, dll.
; Jembatan Ampera, sebuah jembatan megah sepanjang 1.177 meter yang melintas di
atas Sungai Musi yang menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir ini
merupakan ikon Kota Palembang. Jembatan ini dibangun pada tahun 1962 dan
dibangun dengan menggunakan harta rampasan Jepang serta tenaga ahli dari Jepang.
; Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin I Palembang, terletak di pusat Kota
Palembang, masjid ini merupakan masjid terbesar di Sumatera Selatan dengan
kapasitas 15.000 jemaah[16]
.
; Benteng Kuto Besak, terletak di tepian Sungai Musi dan berdekatan dengan Jembatan
Ampera, Benteng ini merupakan salah satu bangunan peninggalan Kesultanan
Palembang Darussalam. Di bagian dalam benteng terdapat kantor kesehatan Kodam II
Sriwijaya dan rumah sakit. Benteng ini merupakan satu-satunya benteng di Indonesia
yang berdinding batu dan memenuhi syarat perbentengan / pertahanan yang dibangun
atas biaya sendiri untuk keperluan pertahanan dari serangan musuh bangsa Eropa dan
tidak diberi nama pahlawan Eropa.[17]
; Gedung Kantor Walikota, terletak di pusat kota, pada awalnya bangunan ini berfungsi
sebagai menara air karena berfungsi untuk mengalirkan air keseluruh kota sehingga
juga dikenal juga sebagai Kantor Ledeng. Saat ini gedung ini berfungsi sebagai
Kantor Walikota Palembang dan terdapat lampu sorot di puncak gedung yang
mempercantik wajah kota di malam hari.
; Kambang Iwak Family Park, sebuah danau wisata yang terletak di tengah kota, dekat
dengan tempat tinggal wali kota Palembang. Di tepian danau ini terdapat banyak
arena rekreasi keluarga dan ramai dikunjungi pada hari libur. Selain itu di tengah
danau ini terdapat air mancur yang tampak cantik di waktu malam.
; Hutan Wisata Punti Kayu, sebuah hutan wisata kota yang terletak sekitar 7 km dari
pusat kota dengan luas 50 ha dan sejak tahun 1998 ditetapkan sebagai hutan lindung.
Didalam hutan ini terdapat area rekreasi keluarga dan menjadi tempat hunian
sekelompok monyet lokal.
10. ; Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya, sebuah site peninggalan Kerajaan Sriwijaya
yang terletak di tepian Sungai Musi. Terdapat sebuah prasasti batu peninggalan
Kerajaan di area ini.
; Taman Purbakala Bukit Siguntang, terletak di perbukitan sebelah barat Kota
Palembang. Di tempat ini terdapat banyak peninggalan dan makam-makam kuno
Kerajaan Sriwijaya.
; Monumen Perjuangan Rakyat, terletak di tengah kota, berdekatan dengan Masjid
Agung dan Jembatan Ampera. Sesuai dengan namanya di dalam bangunan ini terdapat
benda-benda peninggalan sejarah pada masa penjajahan.
; Museum Negeri Balaputradewa, sebuah museum yang menyimpan banyak benda -
benda peninggalan Kerajaan Sriwijaya.
; Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, terletak di dekat Jembatan Ampera dan
Benteng Kuto Besak dan dulunya merupakan salah satu peninggalan Keraton
Palembang Darussalam. Didalamnya terdapat banyak benda - benda bersejarah Kota
Palembang.
; Museum Tekstil, terletak di Jl. Merdeka museum ini menyimpan benda - benda tekstil
dari seluruh kawasan di Provinsi Sumatera Selatan.
; Kawah Tengkurep
; Masjid Cheng Ho Palembang
; Kampung Kapitan
; Kampung Arab Al Munawwar 13 Ulu
; Fantasy Island
; Bagus Kuning
; Pusat Kerajinan Songket
; Pulau Kemaro
; Kilang Minyak Pertamina
; Pabrik Pupuk Pusri
; Sungai Gerong
; Jakabaring Sport City (JSC)
; Waterboom OPI Jakabaring
; The Amanzi Waterpark CitraGrand City
; Rumah Mak Bani Montok
Seni dan budaya
Festival perahu hias dan lomba bidar di Sungai Musi.
11. Sejarah tua Palembang serta masuknya para pendatang dari wilayah lain, telah menjadikan
kota ini sebagai kota multi-budaya. Sempat kehilangan fungsi sebagai pelabuhan besar,
penduduk kota ini lalu mengadopsi budaya Melayu pesisir, kemudian Jawa. Sampai sekarang
pun hal ini bisa dilihat dalam budayanya. Salah satunya adalah bahasa. Kata-kata seperti
"lawang (pintu)", "gedang (pisang)", adalah salah satu contohnya. Gelar kebangsawanan pun
bernuansa Jawa, seperti Raden Mas/Ayu. Makam-makam peninggalan masa Islam pun tidak
berbeda bentuk dan coraknya dengan makam-makam Islam di Jawa.
Kesenian yang terdapat di Palembang antara lain:
; Kesenian Dul Muluk (pentas drama tradisional khas Palembang)[18]
; Tari-tarian seperti Gending Sriwijaya yang diadakan sebagai penyambutan kepada
tamu-tamu dan tari Tanggai yang diperagakan dalam resepsi pernikahan
; Syarofal Anam adalah kesenian Islami yang dibawa oleh para saudagar Arab dulu,
dan menjadi terkenal di Palembang oleh KH. M Akib, Ki Kemas H. Umar dan S.
Abdullah bin Alwi Jamalullail
; Lagu Daerah seperti Melati Karangan, Dek Sangke, Cuk Mak Ilang, Dirut dan Ribang
Kemambang
; Rumah Adat Palembang adalah Rumah Limas dan Rumah Rakit
Selain itu Kota Palembang menyimpan salah satu jenis tekstil terbaik di dunia yaitu kain
songket. Kain songket Palembang merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan
di antara keluarga kain tenun tangan kain ini sering disebut sebagai Ratunya Kain. Hingga
saat ini kain songket masih dibuat dengan cara ditenun secara manual dan menggunakan alat
tenun tradisional. Sejak zaman dahulu kain songket telah digunakan sebagai pakaian adat
kerajaan. Warna yang lazim digunakan kain songket adalah warna emas dan merah. Kedua
warna ini melambangkan zaman keemasan Kerajaan Sriwijaya dan pengaruh China pada
masa lampau. Material yang dipakai untuk menghasilkan warna emas ini adalah benang emas
yang didatangkan langsung dari Tiongkok, Jepang, dan Thailand. Benang emas inilah yang
membuat harga kain songket melambung tinggi dan menjadikannya sebagai salah satu tekstil
terbaik di dunia.
Selain kain songket, saat ini masyarakat Palembang tengah giat mengembangkan jenis tekstil
baru yang disebut batik Palembang. Berbeda dengan batik Jawa, batik Palembang nampak
lebih ceria karena menggunakan warna - warna terang dan masih mempertahankan motif -
motif tradisional setempat.
Kota Palembang juga selalu mengadakan berbagai festival setiap tahunnya antara lain
"Festival Sriwijaya" setiap bulan Juni dalam rangka memperingati Hari Jadi Kota Palembang,
Festival Bidar dan Perahu Hias merayakan Hari Kemerdekaan, serta berbagai festival
memperingati Tahun Baru Hijriah, Bulan Ramadhan dan Tahun Baru Masehi.
Makanan khas
Pempek merupakan makanan khas Palembang.
12. Kota ini memiliki komunitas Tionghoa cukup besar. Makanan seperti pempek atau tekwan
yang terbuat dari ikan mengesankan "Chinese taste" yang kental pada masyarakat Palembang.
; Pempek, makanan khas Palembang yang telah terkenal di seluruh Indonesia. Dengan
menggunakan bahan dasar utama daging ikan dan sagu, masyarakat Palembang telah
berhasil mengembangkan bahan dasar tersebut menjadi beragam jenis pempek dengan
memvariasikan isian maupun bahan tambahan lain seperti telur ayam, kulit ikan,
maupun tahu pada bahan dasar tersebut. Ragam jenis pempek yang terdapat di
Palembang antara lain pempek kapal selam, pempek lenjer, pempek keriting, pempek
adaan, pempek kulit, pempek tahu, pempek pistel, pempek udang, pempek lenggang,
pempek panggang, pempek belah dan pempek otak - otak. Sebagai pelengkap
menyantap pempek, masyarakat Palembang biasa menambahkan saus kental berwarna
kehitaman yang terbuat dari rebusan gula merah, cabe dan udang kering yang oleh
masyarakat setempat disebut saus cuka (cuko).
; Tekwan, makanan khas Palembang dengan tampilan mirip sup ikan berbahan dasar
daging ikan dan sagu yang dibentuk kecil - kecil mirip bakso ikan yang kemudian
ditambahkan kaldu udang sebagai kuah, serta soun dan jamur kuping sebagai
pelengkap.
Model, salah satu olahan pempek.
Pindang ikan patin khas Palembang, rasanya pedas, asam, dan gurih.
; Model, mirip tekwan tetapi bahan dasar daging ikan dan sagu dibentuk menyerupai
pempek tahu kemudian dipotong kecil kecil dan ditambah kaldu udang sebagai kuah
serta soun sebagai pelengkap. Ada 2 jenis model, yakni Model Ikan (Model Iwak) dan
Model Gandum (Model Gendum).
; Laksan, berbahan dasar pempek lenjer tebal, dipotong melintang dan kemudian
disiram kuah santan pedas.
13. ; Celimpungan, mirip laksan, hanya saja adonan pempek dibentuk mirip tekwan yang
lebih besar dan disiram kuah santan.
; Mie Celor, berbahan dasar mie kuning dengan ukuran agak besar mirip mie soba dari
Jepang, disiram dengan kuah kental kaldu udang dan daging udang.
; Burgo, berbahan dasar tepung beras dan tepung sagu yang dibentuk mirip dadar
gulung yang kemudian diiris, dinikmati dengan kuah santan.
; Lakso, berbahan dasar tepung beras, mirip Burgo, namun bertekstur mie.
; Martabak HAR,adalah makanan Khas dari India yang dibawah oleh Haji Abdul
Razak. Berbahan dasar tepung terigu, yang diberi telor bebek dan telor ayam,kuahnya
berbahan kari kambing yang dicampur kentang.
; Pindang Patin, salah satu makanan khas Palembang yang berbahan dasar daging ikan
patin yang direbus dengan bumbu pedas dan biasanya ditambahkan irisan buah nanas
untuk memberikan rasa segar. Nikmat disantap dengan nasi putih hangat, rasanya
gurih, pedas dan segar.
; Pindang Tulang, berbahan dasar tulang sapi dengan sedikit daging yang masih
menempel dan sumsum di dalam tulang, direbus dengan bumbu pedas, sama halnya
dengan pindang patin, makanan ini nikmat disantap sebagai lauk dengan nasi putih
hangat.
; Malbi, mirip rendang, hanya rasanya agak manis, berkuah dan gurih.
; Tempoyak, makanan khas Palembang yang berbahan dasar daging durian yang
ditumis beserta irisan cabai dan bawang, bentuknya seperti saus dan biasa disantap
sebagai pelengkap makanan, rasanya unik dan gurih.
; Otak-otak, varian pempek yang telah tersebar di seluruh Indonesia, berbahan dasar
mirip pempek yang dicocol dengan kuah santan dan kemudian dibungkus daun
pisang, dimasak dengan cara dipanggang di atas bara api dan biasa disantap dengan
saus cabai / kacang.
; Kemplang, berbahan dasar pempek lenjer, diiris tipis dan kemudian dijemur hingga
kering. Setelah kering kemplang dapat dimasak dengan cara digoreng atau
dipanggang hingga mengembang.
; Kerupuk, mirip kemplang, hanya saja adonan dibentuk melingkar, dijemur, kemudian
digoreng.
; Kue Maksubah, kue khas Palembang yang berbahan dasar utama telur bebek dan susu
kental manis. Dalam pembuatannya telur yang dibutuhkan dapat mencapai sekitar 28
butir. Adonan kemudian diolah mirip adonan kue lapis. Rasanya enak, manis dan
legit. Kue ini dipercaya sebagai salah satu sajian istana Kesultanan Palembang yang
seringkali disajikan sebagai sajian untuk tamu kehormatan. Namun saat ini kue
maksubah dapat ditemukan di seluruh Palembang dan sering disajikan saat hari raya.
; Kue Delapan Jam dengan adonan mirip kue maksubah, kue ini sesuai dengan
namanya karena dalam proses pembuatannya membutuhkan waktu delapan jam. Kue
khas Palembang ini juga sering disajikan sebagai sajian untuk tamu kehormatan dan
sering disajikan di hari raya.
; Kue Srikayo berbahan dasar utama telur dan daun pandan, berbentuk mirip puding.
Kue berwarna hijau ini biasanya disantap dengan ketan dan memiliki rasa manis dan
legit.
Olahraga
14. Stadion Gelora Sriwijaya
Stadion Gelora Sriwijaya dibangun dalam rangka penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional
XVI pada tahun 2004. Stadion ini terletak di daerah Jakabaring, di bagian selatan Palembang.
Bentuk dari stadion diilhami dari bentuk layar perahu terkembang dan diberi nama
berdasarkan kebesaran Kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Palembang pada masa lampau.
Di stadion berkapasitas 40.000 tempat duduk ini pernah digelar dua pertandingan dalam
lanjutan Piala Asia AFC 2007, yaitu babak penyisihan grup D antara Arab Saudi dan Bahrain
serta perebutan tempat ke-tiga antara Korea Selatan dengan Jepang. Palembang bersama
Jakarta menjadi tuan rumah SEA Games 2011, yang diselenggarakan pada 11-22 November
2011. Dengan merehabilitasi venue eks Pekan Olahraga Nasional XVI dan membangun
Wisma Atlet, Venue tambahan seperti lapangan Atletik, Aquatic Center, Volley Beach, Ski
Air, Panjat Tebing dan Lapangan Tembak terbesar se-Asia yang digunakan untuk SEA Games
2011.
Selain itu, stadion ini merupakan homebase bagi klub sepak bola Palembang, Sriwijaya
Football Club Sriwijaya FC yang merupakan klub sepak bola kebanggaan masyarakat
Palembang.
Kota Palembang juga memiliki sebuah klub bola voli bernama Palembang Bank
SUMSELBABEL, yang mewakili Indonesia dalam Men's Club Asian Volleyball
Championship 2011 di GOR PSCC Palembang.
Pusat-pusat perbelanjaan
Keramaian Pasar 16 Ilir Palembang pada pagi hari.
; Palembang Icon, merupakan life style mall pertama di Palembang. Terdapat anchor
tenant seperti Foodmart, Electronic City, Cinemaxx, Amazing Icon, Books And
Beyond, dll
; Palembang Indah Mall, merupakan salah satu mall terbesar di Palembang. Terdapat
anchor tenant seperti Hypermart, Ace Hardware, Index Furnishings, 21 Cineplex dll.
; Palembang Square, merupakan mall teramai di Palembang. Terdapat anchor tenant
seperti Carrefour, Grand JM, Gramedia, XXI (2013) dan lain-lain.
15. ; Palembang Trade Center Mall
; Internasional Plaza, merupakan mall terbesar di Palembang. Juga merupakan pusat
handphone terbesar di Sumatera Bagian Selatan. Terdapat anchor tenant seperti
Matahari Department Store, Superindo, 21 Cineplex dan lain-lain.
; Rajawali Village
; MDP IT Store (IT Mall), merupakan pusat perbelanjaan barang barang elektronik
yang terletak di simpang empat polda dengan gedung baru tinggi 8 lantai
; Bandung Pasaraya
; JM Pasaraya
; JM Kenten
; JM Sukarame
; JM Plaju
; Gramedia
; Ramayana Department Store
; Sumatera Department Store
; Megahria Shopping Center Store
; Dika Shopping Center
; Marathon Department Store
; Lotte Mart
; Ilir Barat Permai (Songket, Lemari Palembang, Pelaminan Palembang, Ukiran
Palembang dan lain-lain)
; Paragon Mall
; Pasar Tradisional seperti Pasar 16 Ilir, Pasar Induk Jakabaring, Pasar Cinde, Pasar
Kuto, Pasar Plaju, Pasar 26 Ilir, Pasar Gubah dan sebagainya
; Palembang Square Extension
; Lippo Plaza Jakabaring
; Mall OPI
; INDOGROSIR
; Alfamart Grosir
16. Hotel Aryaduta Palembang
Hotel
Hotel-hotel berbintang di Palembang antara lain:
; Aryaduta Hotel and Convention Center *****
; Novotel Hotel & Residence *****
; The Arista Hotel Palembang*****
; Horison Hotel Optima Palembang *****
; Aston International & Conferrence Hotel ****
; Hotel Sandjaja ****
; Hotel Sintesa Peninsula ****
; The Jayakarta Daira Hotel ****
; Hotel Swarna Dwipa ****
; Hotel Grand Zuri ***
; Rio City Hotel ***
; Hotel Royal Asia ***
; SwisBelin Hotel ***
; Hotel Lembang ***
; Hotel Princess ***
; Hotel King's (habis terbakar dan akan di buka kembali) ***
; Hotel Amaris ***
; Fave Hotel ***
; Hotel Emilia ***
; Hotel Zuri Express **
; Grand Duta Hotel **
; Maxone Hotel **
; Hotel Wisata **
; Sriwijaya Hotel **
17. ; Hotel Budi **
; Hotel Paradise **
; Hotel Bumi Asih **
; Hotel Arjuna **
; Hotel Anugerah **
; Hotel Safa Marwah
; Home Inn Hotel Palembang
; Hotel Alam Sutra
Pendidikan
Kota Palembang memiliki beberapa perguruan tinggi di antaranya Universitas Sriwijaya di
Bukit Besar, walaupun kampus utamanya yang memiliki luas 712 ha berada pada kawasan
Inderalaya, Ogan Ilir, Sumatera Selatan.[19]
saat ini menempati urutan ke-15 Universitas
Terbaik di Indonesia versi Webometrics Juli 2010. Peringkat Universitas Sriwijaya dalam
pemeringkatan World Class University versi Webometrics terus mengalami peningkatan sejak
edisi Januari 2009 (peringkat ke-37), edisi Juli 2009 (peringkat ke-29) dan edisi Juli 2010
(peringkat ke-15). Untuk wilayah sumatera, Universitas Sriwijaya menempati peringkat ke-1
yang kemudian diikuti oleh Universitas Lampung (Unila), Universitas Sumatera Utara (USU)
dan Universitas Riau (Unri).
; UIN Raden Fatah Palembang, Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri di Palembang.
UIN Palembang diberi nama Raden Fatah, yaitu seorang ulama dari Palembang dan
pendiri Kerajaan Demak. Terletak di KM 3,5 Jalan K.H. Zainal Abidin Fikri
; Politeknik Negeri Sriwijaya
; Politekhnik Kesehatan Palembang
; Sekolah Jurnalisme Indonesia, merupakan Sekolah Jurnalisme Pertama di Indonesia.
SJI diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada puncak Peringatan Hari
Pers Nasional (HPN)di Palembang, 9 Februari 2010. Sekolah Jurnalisme ini
merupakan sekolah jurnalisme internasional pertama di Indonesia yang berada di
bawah naungan UNESCO. Sekolah ini ditujukan kepada yang ingin memahami
terhadap dunia Jurnalistik, saaat ini berada sementara di Diklat Kepegawaiaan
Provinsi Sumatera Selatan.
; Universitas Bina Darma
; Universitas Bina Nusantara - Unit Sumber Belajar Jarak Jauh
; Universitas Indo Global Mandiri
; Universitas Muhammadiyah Palembang
; Universitas Palembang
; Universitas Syahyakirty
; Universitas IBA
; Universitas Taman Siswa
; Universitas PGRI
; Universitas Kader Bangsa
; Universitas Tridinanti
18. ; Universitas Terbuka
; Universitas Bina Husada
; STBA Methodist Palembang
; STMIK GI MDP
; STMIK PalComTech Palembang
; STIE Musi
; STT Musi
; STISIPOL Chandradimuka Palembang
; Politeknik Akamigas Palembang
; AMIK Sigma
; Akademi Keuangan dan Perbankan Mulia Darma Palembang
Transportasi
Armada bus Trans Musi
Warga Palembang banyak menggunakan bus dan angkutan kota sebagai sarana transportasi.
Selain menggunakan bus dan angkot, moda transportasi taksi juga banyak digunakan
masyarakat. Terdapat beberapa perusahaan taksi yang beroperasi di penjuru kota. Selain taksi
dan angkutan kota di Palembang dapat ditemukan bajaj yang berperan sebagai angkutan
perumahan, dimana setiap bajaj memiliki kode warna tertentu yang hanya boleh beroperasi di
wilayah tertentu di kota Palembang. Sebagai sebuah kota yang dilalui oleh beberapa sungai
besar, masyarakat Palembang juga mengenal angkutan air, yang disebut ketek. Ketek ini
melayani penyeberangan sungai melalui berbagai dermaga di sepanjang Sungai Musi, Ogan
dan Komering. Baru-baru ini telah dibuka jalur kereta komuter yang diperuntukkan bagi
mahasiswa Universitas Sriwijaya yang melayani jalur Kertapati-Indralaya. Selain itu, pada
awal tahun 2010 rute angkutan kota dan bus kota di beberapa bagian kota akan digantikan
oleh kendaraan umum baru berupa bus Trans Musi yang serupa dengan bus Trans Jakarta di
Jakarta. Hal ini akan terus dilakukan secara bertahap di bagian kota lainnya dengan tujuan
untuk mengurangi jumlah kendaraan umum di Palembang yang semakin banyak dan tidak
terkendali jumlahnya serta mengurangi kemacetan karena kendaraan ini memiliki jalur laju
khusus yang terpisah dari kendaraan lainnya.
Palembang memiliki sebuah Bandar Udara Internasional yaitu Bandar Udara Internasional
Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II). Bandara ini terletak di barat laut Palembang,
melayani baik penerbangan domestik maupun internasional. Bandara ini juga menjadi
embarkasi haji bagi warga Sumatera Selatan. Penerbangan domestik melayani jalur
Palembang ke Jakarta, Bandung, Batam, Pangkal Pinang dan kota-kota lainnya, sedangkan
penerbangan internasional melayani Singapura, Kuala Lumpur, Malaka, Hongkong, China
dan Thailand.
19. Palembang juga memiliki tiga pelabuhan utama yaitu Boom Baru, Pelabuhan 36 Ilir dan
Pelabuhan Tanjung Api Api. Ketiga pelabuhan ini melayani pengangkutan penumpang
menggunakan ferry ke Muntok (Bangka) dan Batam. Saat ini sedang dibangun pelabuhan
Tanjung Api-api yang melayani pengangkutan penumpang dan barang masuk serta keluar
Sumatera Selatan.
Selain itu Palembang juga memiliki Stasiun Kertapati yang terletak di tepi sungai Ogan,
Kertapati. Stasiun ini menghubungkan wilayah Palembang dengan Bandar Lampung, Tanjung
Enim, Lahat, dan Lubuklinggau
Media
Televisi
Kota Palembang juga memiliki beberapa terdiri dari 20-buah stasiun televisi bersiaran
nasional dan lokal.
Stasiun Televisi Frekuensi Jaringan Status
Nasional (12 saluran)
TVRI Nasional 10 UHF TVRI
Nasional
RCTI 24 UHF MNC
SCTV 32 UHF Emtek
MNCTV 38 UHF MNC
ANTV 26 UHF Viva
Indosiar 28 UHF Emtek
MetroTV 34 UHF Media
Trans TV 30 UHF Trans
Global TV 36 UHF MNC
Trans7 22 UHF Trans
tvOne 40 UHF Viva
RTV 52 UHF Grup Rajawali
Daerah (11 saluran)
Karawang Citra
Televisi
21 UHF
Bimantara Citra dan
BSA Land
Lokal
TVRI Sumatera
Selatan
46 UHF dan 29 UHF
DIGITAL
TVRI
Sriwijaya TV 48 UHF Bali TV
iNews TV
Palembang
44 UHF iNews TV
MAP Alnur TV
Palembang
62 UHF
Masjid Agung
Palembang
Palembang TV 42 UHF JPMC
Kompas TV
Sumsel
52 UHF Kompas TV
Nasional lokal Daerah(11 saluran)
RCTI Sumatera
Selatan
24 UHF MNC
Lokal
Dan
Nasion
al
SCTV Palembang 32 UHF Emtek
MNCTV Sumatera
Selatan
38 UHF MNC
ANTV Palembang 26 UHF Viva
Indosiar
Palembang
28 UHF Emtek
20. MetroTV Sumatera
Selatan
34 UHF Media
Trans TV
Palembang
30 UHF Trans
Global TV
Palembang
36 UHF MNC
Trans7 Palembang 22 UHF Trans
tvOne Palembang 40 UHF Viva
RTV Palembang 52 UHF Grup Rajawali
Surat kabar
Beberapa tediri dari 16 surat kabar yang terbit di kota ini antara lain:
Nasional (8 surat kabar)
1L The Jakarta Post
2L Harian Seputar Indonesia
3L Media Indonesia
4L Kompas
5L Suara Pembaruan
6L Republika
7L Koran Tempo
8L Bisnis Indonesia
Lokal (9 surat kabar)
1L Tribun Sumsel
2L Sriwijaya Post
3L Sumatera Ekspres
4L Sumsel Post
5L Palembang Post
6L Palembang Express
7L Radar Palembang
8L Rakyat Palembang
Radio
Kota Palembang juga memiliki beberapa terdiri dari 20-buah stasiun radio bersiaran lokal
seperti:
Frekuens
i
Stasiun Radio Jaringan
AM (Amplitude Modulation)
954 Radio Islam Palembang
1062 Radio Suara Palembang
1287
Radio Republik Indonesia Palembang Programma
1 Radio Republik
Indonesia
1301
Radio Republik Indonesia Palembang Programma
2
21. 1321
Radio Republik Indonesia Palembang Programma
3
1328
Radio Republik Indonesia Palembang Programma
4
FM (Frequency Modulation)
87.6 Sindo Trijaya FM Sindo Trijaya FM
88.4
Radio Republik Indonesia Palembang Programma
4
Radio Republik
Indonesia
88.8 Radio Ismoyo (107.8) FM
89.2
Radio Republik Indonesia Palembang Programma
3
Radio Republik
Indonesia
90.0 Radio Female FM
90.8 Radio Rama Nian FM
91.6
Radio Republik Indonesia Palembang Programma
2 Radio Republik
Indonesia
92.4
Radio Republik Indonesia Palembang Programma
1
94.3 Radio Sriwijaya
95.1 Radio Megah
95.9 Radio El John
96.7 Radio Musi
97.5 Radio Play
98.3 Radio Elita
99.1 Radio Pesona Indah
101.0 Radio Global
101.8 Radio Smart
102.6 Radio Sonora Radio Sonora
102.9 Radio Dangdut Indonesia
Radio Dangdut
Indonesia
103.4 Radio LCBS
103.7 Radio Elshinta Elshinta
104.2 Radio Momea
105.0 Radio La Nugraha
105.8 Radio Ramona
107.0 MTA/PERSADA
107.5 Megah Biru FM
107.6 B- Radio
107.7 ACMY Radio
107.8 Radio Ismoyo
107.9 Radio Suara Palembang
Prestasi
Beberapa prestasi Kota Palembang:
; Peringkat I Kota Metropolitan Terbersih se-Indonesia 2007 (Adipura Award).
; Peringkat I Kota Metropolitan Terbersih se-Indonesia 2008 (Adipura Award).
; Peringkat I Kota Metropolitan Terbersih se-Indonesia 2009 (Adipura Award).
; Peringkat I Kota Metropolitan Terbersih se-Indonesia 2010 (Adipura Award).
; Peringkat I Kota Metropolitan Terbersih se-Indonesia 2011 (Adipura Award).
22. ; Peringkat III Kota Metropolitan Terbersih se-Indonesia 2012 (Adipura Award).
; Taman Kota Terbaik se-Indonesia, atas nama Kambang Iwak (KI Family Park).
; Asean Environment Sustainable City 2008, sebagai Kota Terbersih se-Asean.
; Terminal Kota Terbaik se-Indonesia, atas nama Terminal Alang-Alang Lebar 2011.
; Terminal Kota Terbaik se-Indonesia, atas nama Terminal Sako 2013.
Lihat pula
; Bahasa Pelembang
; Jembatan Ampera
; Sungai Musi
; Kerajaan Sriwijaya
; Pempek
; Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II
; Stadion Gelora Sriwijaya
; Sriwijaya FC
; Sultan Mahmud Badaruddin II
Referensi
1L ^ "Palembang Dalam Angka 2012". 2012-6-02. Diakses 2012-06-04.
2L ^ Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape.
Institute of Southeast Asian Studies. 2003.
3L ^ Sensus Penduduk 2010
4L ^ Hasil Sensus Penduduk 2010 Kota Palembang
5L ^ Romi Herton resmi jadi Walikota Palembang
6L ^ a b
Munoz, Paul Michel (2006). Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and
the Malay Peninsula. Singapore: Editions Didier Millet. ISBN 981-4155-67-5.
7L ^ Hirth, F. (1911). Chao Ju-kua, His Work on the Chinese and Arab Trade in the
Twelfth and Thirteen centuries, entitled Chu-fan-chi. St Petersburg
8L ^ Soekmono, R. (2002). Pengantar sejarah kebudayaan Indonesia 2. Kanisius. ISBN
979-413-290-X.
9L ^ Darta, A.A. Gde, A.A. Gde Geriya, A.A. Gde Alit Geria, (1996), Babad Arya
Tabanan dan Ratu Tabanan, Denpasar: Upada Sastra
10L ^ Cortesão, Armando, (1944), The Suma Oriental of Tomé Pires, London:
Hakluyt Society, 2 vols.
11L ^ Bruun, M.C. (1822). Universal geography, or A description of all the parts
of the world. hlm. 441.
12L ^ Ricklefs, M.C. (1993). A history of modern Indonesia since c. 1300.
California: Stanford University Press. ISBN 0-8047-2194-7.
13L ^ Lambang Kota Palembang
14L ^ Situs web resmi kota Palembang
23. 15L ^ Portal Nasional Republik Indonesia
16L ^ ePalembang
17L ^ Situs web resmi Pemerintahan Provinsi Sumatera Selatan
18L ^ Dunia Melayu Sedunia
19L ^ Situs web resmi Universitas Sriwijaya
Pranala luar
Wikimedia Commons memiliki kategori mengenai Kota
Palembang
Panduan wisata Palembang di
Wikivoyage.
Portal
Indonesia
; (Indonesia) Situs web resmi Kota Palembang
; (Indonesia) Situs Kodam II Sriwijaya
; (Indonesia) Situs Sultan Palembang
; (Indonesia) Situs Kantor Berita Indonesia ANTARA Sumatera Selatan
; (Indonesia) Badan Pemeriksa Keuangan Provinsi Sumatera Selatan
[sembunyikan]
; l
; b
; s
Daftar ibu kota provinsi di Indonesia
Ibu kota negara: DKI Jakarta
Sumatera
Banda Aceh · Medan · Padang · Bengkulu · Pekanbaru ·
Tanjungpinang · Jambi · Palembang · Bandar Lampung · Pangkal
Pinang
Jawa Jakarta · Bandung · Serang · Semarang · Yogyakarta · Surabaya
Kalimant
an
Pontianak · Palangka Raya · Banjarmasin · Samarinda · Tanjung
Selor
Bali dan
Nusa
Tenggara
Denpasar · Mataram · Kupang
Sulawesi Mamuju · Manado · Palu · Makassar · Gorontalo
Maluku Ambon · Sofifi · Manokwari · Jayapura
24. dan
Papua
[sembunyikan]
; l
; b
; s
Kota Palembang, Sumatera Selatan
Kecamat
an
Alang-Alang Lebar • Bukit Kecil • Gandus • Ilir Barat I • Ilir Barat II •
Ilir Timur I • Ilir Timur II • Kalidoni • Kemuning • Kertapati • Plaju •
Sako • Seberang Ulu I • Seberang Ulu II • Sematang Borang •
Sukarame
[sembunyikan]
; l
; b
; s
Sumatera Selatan
Pusat pemerintahan: Kota Palembang
Kabupat
en
Banyuasin • Empat Lawang • Lahat • Muara Enim • Musi Banyuasin
• Musi Rawas • Musi Rawas Utara • Ogan Ilir • Ogan Komering Ilir •
Ogan Komering Ulu • Ogan Komering Ulu Selatan • Ogan Komering
Ulu Timur • Penukal Abab Lematang Ilir
Kota Lubuklinggau • Pagar Alam • Palembang • Prabumulih
Lihat pula Daftar kabupaten dan kota Indonesia
; l
; b
; s
Kota-kota besar di Indonesia
Kota
Provi
nsi
Popul
asi
Kota
Provin
si
Popul
asi
1 Jakarta
DKI
Jakart
a
9.989.
550
Kota Palembang
7 Depok
Jawa
Barat
1.738.
570
2
Surabay
a
Jawa
Timur
2.885.
385
8
Semara
ng
Jawa
Tengah
1.555.
984
3
Bandun
g
Jawa
Barat
2.536.
649
9
Palemb
ang
Sumat
era
Selatan
1.763.
475
4 Bekasi
Jawa
Barat
2.098.
805
1
0
Makass
ar
Sulawe
si
Selatan
1.338.
663
26. Geografi
Letak Geografis
Secara geografis, Palembang terletak pada 2°59′27.99″LS 104°45′24.24″BT. Luas wilayah Kota
Palembang adalah 102,47 Km² dengan ketinggian rata-rata 8 meter dari permukaan laut. Letak
Palembang cukup strategis karena dilalui oleh jalan Lintas Sumatera yang menghubungkan antar
daerah di Pulau Sumatera. Selain itu di Palembang juga terdapat Sungai Musi, yang dilintasi Jembatan
Ampera, yang berfungsi sebagai sarana transportasi dan perdagangan antar wilayah.
Iklim dan Topografi
Citra satelit Kota Palembang
Iklim Palembang merupakan iklim daerah tropis dengan angin lembab nisbi, kecepatan angin berkisar
antara 2,3 km/jam - 4,5 km/jam. Suhu kota berkisar antara 23,4 - 31,7 derajat celsius. Curah hujan per
tahun berkisar antara 2.000 mm - 3.000 mm. Kelembaban udara berkisar antara 75 - 89% dengan rata-
rata penyinaran matahari 45%. Topografi tanah relatif datar dan rendah. Hanya sebagian kecil wilayah
kota yang tanahnya terletak pada tempat yang agak tinggi, yaitu pada bagian utara kota. Sebagian
besar tanah adalah daerah berawa sehingga pada saat musim hujan daerah tersebut tergenang.
Ketinggian rata-rata antara 0 - 20 mdpl.
Pada tahun 2002 suhu minimum kota terjadi pada bulan Oktober 22,70C, tertinggi 24,50C pada bulan
Mei. Sedangkan suhu maksimum terendah 30,40C pada bulan Januari dan tertinggi pada bulan
Sepetember 34,30C. Tanah dataran tidak tergenang air : 49 %, tanah tergenang musiman : 15 %, tanah
tergenang terus menerus : 37 % dan jumlah sungai yang masih berfungsi 60 buah (dari jumlah
sebelumnya 108) sisanya berfungsi sebagai saluran pembuangan primer.
Tropis lembab nisbi, suhu antara 220-320 celcius, curah hujan 22-428 mm/tahun, pengaruh pasang
surut antara 3-5 meter, dan ketinggian tanah rata-rata 12 meter dpl. Jenis tanah kota Palembang
berlapis alluvial, liat dan berpasir, terletak pada lapisan yang paling muda, banyak mengandung
minyak bumi, yang juga dikenal dengan lembah Palembang - Jambi. Tanah relatif datar dan rendah,
tempat yang agak tinggi terletak dibagian utara kota. Sebagian kota Palembang digenangi air, terlebih
lagi bila terjadi hujan terus menerus.
Sumatera Selatan adalah salah satu provinsi Indonesia yang terletak di bagian selatan
Pulau Sumatera. Provinsi ini beribukota di Palembang. Secara geografis provinsi Sumatera Selatan
berbatasan dengan provinsi Jambi di utara, provinsiKep. Bangka-Belitung di timur,
provinsi Lampung di selatan dan ProvinsiBengkulu di barat. Provinsi ini kaya akan sumber daya
alam, seperti minyak bumi, gas alam dan batu bara. Selain itu ibu kota provinsi Sumatera Selatan,
Palembang, telah terkenal sejak dahulu karena menjadi pusat Kerajaan Sriwijaya.
Di samping itu, provinsi ini banyak memiliki tujuan wisata yang menarik untuk dikunjungi
27. seperti Sungai Musi, Jembatan Ampera, Pulau Kemaro, Danau Ranau, Kota Pagaralam dan lain-lain.
Karena sejak dahulu telah menjadi pusat perdagangan, secara tidak langsung ikut memengaruhi
kebudayaan masyarakatnya. Makanan khas dari provinsi ini sangat beragam seperti pempek, model,
tekwan, pindang patin, pindang tulang, sambal jokjok, berengkes dan tempoyak.
Ibukota : Palembang
Letak : P. Sumatra di bagian timur (Antara 1º - 4º LS dan 102º - 103º BT)
Luas : 53.435,72 km²
Berdiri : 14 Aug 1950 (PERPU NO 3 THN 1950)
Suku dan marga : Komering, Palembang, Pasemah, Semenda, Ranau, Kisam, Ogan, Lematang, dll.
Rumah adat : rumah rakit
Bahasa Daerah : Rejang Lebong, Kubu, Palembang, dll.
Tari : Putri Bekhusek
Lagu Daerah : Kabile bile, Dek Sangke
Agama : ISLAM 96%, Kristen 1,7%, Hindu 0,2%, Buddha 1,8%
Senjata tradisional : Keris
Komoditi Utama : karet,lada, kopi , kelapa
Industri : Crumb Rubber, Plastik, Plywood, dll
Bhan galian : minyak bumi, dll.
Tanda Nomor Kendaran : BG
Universitas : Universitas Sriwijaya
Wisata : Pulau Kamero: pulau kecil ditengah sungai Musi. Dll.
28. GEOLOGI INDONESIA
CEKUNGAN SUMATRA SELATAN
Disusun untuk melengkapi tugas terstruktur pada mata kuliah Geomorfologi Indonesia.
Disusun oleh:
Muhammad Afit (1201589)
Ramadhani Putri (1201552)
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
GEOGRAFI NK
Universitas Negeri Padang
2013
Kata Pengantar
Hanya oleh kurnia Tuhan Yang Maha Esa, kami bisa menyelesaikan penulisan tugas
ini, maka puji dan syukur kehadirat-Nya.
Makalah ini disusun dengan tujuan utama membantu mahasiswa Geografi NK 2012
untuk lebih mudah memahami tentang Geologi Sumatra Selatan
Penulis menyadari bahwa isi makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu
keritik, masukan dan saran pembaca sangat kami harapkan.
29. Daftar Isi
Kata Pengantar........................................................................................................ i
Daftar Isi................................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
C. Tujuan Makalah............................................................................................. 2
BAB II
GEOLOGI INDONESIA
CEKUNGAN SUMATRA SELATAN
A. Cekungan Sumatra Selatan............................................................................ 3
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................... 15
B. Saran.............................................................................................................. 15
Daftar Pustaka......................................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
30. Wilayah Nusantara dikenal mempunyai 62 cekungan yang diisi oleh batuan sedimen
berumur Tersier. Sekitar 40 % dari seluruh cekungan berada di daratan (onshore). Ke 62
cekungan tersebut tersebar di Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Nusa Tenggara,
Maluku dan Papua. Cekungan berumur Pratersier kebanyakan ditemukan di wilayah
Indonesia Bagian Timur, dan kebanyakan sulit ditarik batasnya dengan cekungan berumur
Tersier, karena umumnya ditindih (overlain) oleh cekungan berumur Tersier.
Hampir semua cekungan batuan sedimen di Indonesia sangat berpotensi mengandung
sumber daya migas, batubara dan serpih minyak (oil shale). Namun, batasan stratigrafi,
sedimentologi, tektonik & struktur maupun dinamika cekungan semua formasi pembawa
potensi sumber daya belum terakomodasi dan tergambar dalam bentuk atlas.
Kerangka tektonik regional Indonesia bagian barat terdiri dari paparan sunda yang stabil,
jalur geosinklin yang terdiri dari busur dalam vulkanic dan busur luar non vulkanic. Busur
dalam vulkanis memanjang dari Sumatera bagian barat sampai Pulau Jawa bagian tengah.
Busur non vulkanic merupakan jalur pulau-pulau disebelah barat Sumatera hingga
pegunungan samudera di selatan Pulau Jawa (Koesoemadinata & Pulonggono, 1975).
Cekungan Sumatera Selatan termasuk pada daerah Indonesia bagian barat, merupakan salah
satu cekungan sedimen tersier yang berada pada zona antara Paparan Sunda dan busur dalam
vulkanik.
Sub Cekungan Jambi yang berada di sayap utara Depresi Jambi. Cekungan Sumatera
Selatan dibatasi Daratan Sunda di sebelah timur laut, Tinggian Lampung di sebelah tenggara,
Pegunungan Bukit Barisan disebelah barat daya serta Pegunungan Dua Belas dan
Pegunungan Tiga Puluh di sebelah barat laut. Cekungan Sumatra Selatan dibagi menjadi dua
sub cekungan utama, antara lain :
• Sub Cekungan Palembang
• Sub Cekungan Jambi
B. Rumusan Masalah
Makalah ini mengulas tentang:
• Cekungan Sumatra Bagian Selatan secara Umum
• Stratigrafi Regional Cekungan Sumatra Bagian Selatan
C. Tujuan Makalah
31. • Mengulas tentang geologi cekungan Sumatra Selatan
• Mempermudah Mahasiswa Geografi NK 2012 mempelajari kondisi geologi Sumatra Selatan.
BAB II
GEOLOGI INDONESIA
CEKUNGAN SUMATRA SELATAN
A. Cekungan Sumatra Selatan
Geologi Cekungan Sumatera Selatan adalah suatu hasil kegiatan tektonik yang berkaitan
erat dengan penunjaman Lempeng Indi-Australia, yang bergerak ke arah utara hingga
timurlaut terhadap Lempeng Eurasia yang relatif diam. Zone penunjaman lempeng meliputi
daerah sebelah barat Pulau Sumatera dan selatan Pulau Jawa. Beberapa lempeng kecil
(micro-plate) yang berada di antara zone interaksi tersebut turut bergerak dan menghasilkan
zone konvergensi dalam berbagai bentuk dan arah. Penunjaman lempeng Indi-Australia
tersebut dapat mempengaruhi keadaan batuan, morfologi, tektonik dan struktur di Sumatera
Selatan. Tumbukan tektonik lempeng di Pulau Sumatera menghasilkan jalur busur depan,
magmatik, dan busur belakang.
Cekungan Sumatera Selatan terbentuk dari hasil penurunan (depression) yang dikelilingi
oleh tinggian-tinggian batuan Pratersier. Pengangkatan Pegunungan Barisan terjadi di akhir
Kapur disertai terjadinya sesar-sesar bongkah (block faulting). Selain Pegunungan
32. Barisan sebagai pegunungan bongkah (block mountain) beberapa tinggian batuan tua
yang masih tersingkap di permukaan adalah di Pegunungan Tigapuluh, Pegunungan
Duabelas, Pulau Lingga dan Pulau Bangka yang merupakan sisa-sisa tinggian "Sunda
Landmass", yang sekarang berupa Paparan Sunda. Cekungan Sumatera Selatan telah
mengalami tiga kali proses orogenesis, yaitu yang pertama adalah pada Mesozoikum Tengah,
kedua pada Kapur Akhir sampai Tersier Awal dan yang ketiga pada Plio-Plistosen.
Orogenesis Plio-Plistosen menghasilkan kondisi struktur geologi seperti terlihat pada saat ini.
Tektonik dan struktur geologi daerah Cekungan Sumatera Selatan dapat dibedakan menjadi
tiga kelompok, yaitu, Zone Sesar Semangko, zone perlipatan yang berarah baratlaut-tenggara
dan zona sesar-sesar yang berhubungan erat dengan perlipatan serta sesar-sesar Pratersier
yang mengalami peremajaa.
Secara fisiografis Cekungan Sumatra Selatan merupakan cekungan Tersier berarah barat
laut – tenggara, yang dibatasi Sesar Semangko dan Bukit Barisan di sebelah barat daya,
Paparan Sunda di sebelah timur laut, Tinggian Lampung di sebelah tenggara yang
memisahkan cekungan tersebut dengan Cekungan Sunda, serta Pegunungan Dua Belas dan
Pegunungan Tiga Puluh di sebelah barat laut yang memisahkan Cekungan Sumatra Selatan
dengan Cekungan Sumatera Tengah.Posisi Cekungan Sumatera Selatan sebagai cekungan
busur belakang (Blake, 1989)
Tektonik Regional, Blake (1989) menyebutkan bahwa daerah Cekungan Sumatera Selatan
merupakan cekungan busur belakang berumur Tersier yang terbentuk sebagai akibat adanya
interaksi antara Paparan Sunda (sebagai bagian dari lempeng kontinen Asia) dan lempeng
Samudera India. Daerah cekungan ini meliputi daerah seluas 330 x 510 km2
, dimana sebelah
barat daya dibatasi oleh singkapan Pra-Tersier Bukit Barisan, di sebelah timur oleh Paparan
Sunda (Sunda Shield), sebelah barat dibatasi oleh Pegunungan Tigapuluh dan ke arah
tenggara dibatasi oleh Tinggian Lampung.
Menurut Salim et al. (1995), Cekungan Sumatera Selatan terbentuk selama Awal Tersier
(Eosen – Oligosen) ketika rangkaian (seri) graben berkembang sebagai reaksi sistem
penunjaman menyudut antara lempeng Samudra India di bawah lempeng Benua Asia.
Menurut De Coster, 1974 (dalam Salim, 1995), diperkirakan telah terjadi 3 episode orogenesa
yang membentuk kerangka struktur daerah Cekungan Sumatera Selatan yaitu orogenesa
Mesozoik Tengah, tektonik Kapur Akhir – Tersier Awal dan Orogenesa Plio – Plistosen.
33. Episode pertama, endapan – endapan Paleozoik dan Mesozoik termetamorfosa, terlipat
dan terpatahkan menjadi bongkah struktur dan diintrusi oleh batolit granit serta telah
membentuk pola dasar struktur cekungan. Menurut Pulunggono, 1992 (dalam Wisnu dan
Nazirman ,1997), fase ini membentuk sesar berarah barat laut – tenggara yang berupa sesar –
sesar geser.
Episode kedua pada Kapur Akhir berupa fase ekstensi menghasilkan gerak – gerak
tensional yang membentuk graben dan horst dengan arah umum utara – selatan.
Dikombinasikan dengan hasil orogenesa Mesozoik dan hasil pelapukan batuan – batuan Pra –
Tersier, gerak gerak tensional ini membentuk struktur tua yang mengontrol pembentukan
Formasi Pra – Talang Akar.
Episode ketiga berupa fase kompresi pada Plio – Plistosen yang menyebabkan pola
pengendapan berubah menjadi regresi dan berperan dalam pembentukan struktur perlipatan
dan sesar sehingga membentuk konfigurasi geologi sekarang. Pada periode tektonik ini juga
terjadi pengangkatan Pegunungan Bukit Barisan yang menghasilkan sesar mendatar
Semangko yang berkembang sepanjang Pegunungan Bukit Barisan. Pergerakan horisontal
yang terjadi mulai Plistosen Awal sampai sekarang mempengaruhi kondisi Cekungan
Sumatera Selatan dan Tengah sehingga sesar – sesar yang baru terbentuk di daerah ini
mempunyai perkembangan hampir sejajar dengan sesar Semangko. Akibat pergerakan
horisontal ini, orogenesa yang terjadi pada Plio – Plistosen menghasilkan lipatan yang
berarah barat laut – tenggara tetapi sesar yang terbentuk berarah timur laut – barat daya dan
barat laut – tenggara. Jenis sesar yang terdapat pada cekungan ini adalah sesar naik, sesar
mendatar dan sesar normal.
Kenampakan struktur yang dominan adalah struktur yang berarah barat laut – tenggara
sebagai hasil orogenesa Plio – Plistosen. Dengan demikian pola struktur yang terjadi dapat
dibedakan atas pola tua yang berarah utara – selatan dan barat laut – tenggara serta pola muda
yang berarah barat laut – tenggara yang sejajar dengan Pulau Sumatera .
34. B. Stratigrafi Regional Cekungan Sumatra Bagian Selatan
Stratigrafi daerah Cekungan Sumatera Selatan telah banyak dibahas oleh para ahli geologi
terdahulu, khususnya yang bekerja dilingkungan perminyakan. Pada awalnya pembahasan
dititik beratkan pada sedimen Tersier, umumnya tidak pernah diterbitkan dan hanya berlaku
di lingkungan sendiri.
Peneliti terdahulu telah menyusun urutan-urutan stratigrafi umum Cekungan Sumatera
Selatan, antara lain : Van Bemmelen (1932), Musper (1937), Marks (1956), Spruyt (1956),
Pulunggono (1969), De Coster 2(1974), Pertamina (1981).
Berdasarkan peneliti-peneliti terdahulu, maka Stratigrafi Cekungan Sumatera Selatan dibagi
menjadi tiga kelompok yaitu kelompok batuan Pra-Tersier, kelompok batuan Tersier serta
kelompok batuan Kuarter.
1. Batuan Pra-Tersier
Batuan Pra-Tersier Cekungan Sumatera Selatan merupakan dasar cekungan sedimen
Tersier. Batuan ini diketemukan sebagai batuan beku, batuan metamorf dan batuan sedimen
(De Coster, 1974) Westerveld (1941), membagi batuan berumur Paleozoikum (Permokarbon)
berupa slate dan yang berumur Mesozoikum (Yurakapur) berupa seri fasies vulkanik dan seri
fasies laut dalam. Batuan Pra-Tersier ini diperkirakan telah mengalami perlipatan dan patahan
yang intensif pada zaman Kapur Tengah sampai zaman Kapur Akhir dan diintrusi oleh batuan
beku sejak orogenesa Mesozoikum Tengah (De Coster, 1974).
2. Batuan Tersier
Berdasarkan penelitian terdahulu urutan sedimentasi Tersier di Cekungan Sumatera
Selatan dibagi menjadi dua tahap pengendapan, yaitu tahap genang laut dan tahap susut laut.
Sedimen-sedimen yang terbentuk pada tahap genang laut disebut Kelompok Telisa (De
Coster, 1974, Spruyt, 1956), dari umur Eosen Awal hingga Miosen Tengah terdiri atas
Formasi Lahat (LAF), Formasi Talang Akar (TAF), Formasi Baturaja (BRF), dan Formasi
35. Gumai (GUF). Sedangkan yang terbentuk pada tahap susut laut disebut Kelompok
Palembang (Spruyt, 1956) dari umur Miosen Tengah – Pliosen terdiri atas Formasi Air
Benakat (ABF), Formasi Muara Enim (MEF), dan Formsi Kasai (KAF).
a. Formasi Lahat (LAF)
Menurut Spruyt (1956), Formasi ini terletak secara tidak selaras diatas batuan dasar,
yang terdiri atas lapisan-lapisan tipis tuf andesitik yang secara berangsur berubah keatas
menjadi batu lempung tufan. Selain itu breksi andesit berselingan dengan lava andesit, yang
terdapat dibagian bawah. Batulempung tufan, segarnya berwarna hijau dan lapuknya
berwarna ungu sampai merah keunguan. Menurut De Coster (1973) formasi ini terdiri dari
tuf, aglomerat, batulempung, batupasir tufan, konglomeratan dan breksi yang berumur Eosen
Akhir hingga Oligosen Awal. Formasi ini diendapkan dalam air tawar daratan. Ketebalan dan
litologi sangat bervariasi dari satu tempat ke tempat yang lainnya karena bentuk cekungan
yang tidak teratur, selanjutnya pada umur Eosen hingga Miosen Awal, tejadi kegiatan
vulkanik yang menghasilkan andesit (Westerveld, 1941 vide of side katilli 1941), kegiatan ini
mencapai puncaknya pada umur Oligosen Akhir sedangkan batuannya disebut sebagai batuan
“Lava Andesit tua” yang juga mengintrusi batuan yang diendapkan pada Zaman Tersier Awal.
b. Formasi Talang Akar (TAF)
Nama Talang Akar berasal dari Talang Akar Stage (Martin, 1952) nama lain yang
pernah digunakan adalah Houthorizont (Musper, 1937) dan Lower Telisa Member (Marks,
1956). Formasi Talang akar dibeberapa tempat bersentuhan langsung secara tidak selaras
dengan batuan Pra Tersier. Formasi ini dibeberapa tempat menindih selaras Formasi Lahat
(De Coster, 1974), hubungan itu disebut rumpang stratigrafi, ia juga menafsirkan hubungan
stratigrafi diantara kedua formasi tersebut selaras terutama dibagian tengahnya, ini diperoleh
dari data pemboran sumur Limau yang terletak disebelah Barat Daya Kota Prabumulih
(Pertamina, 1981), Formasi Talang Akar dibagi menjadi dua, yaitu : Anggota “Gritsand”
terdiri atas batupasir, yang mengandung kuarsa dan ukuran butirnya pada bagian bawah kasar
dan semakin atas semakin halus. Pada bagian teratas batupasir ini berubah menjadi batupasir
konglomeratan atau breksian. Batupasir berwarna putih sampai coklat keabuan dan
mengandung mika, terkadang terdapat selang-seling batulempung coklat dengan batubara,
pada anggota ini terdapat sisa-sisa tumbuhan dan batubara, ketebalannya antara 40 – 830
meter. Sedimen-sedimen ini merupakan endapan fluviatil sampai delta (Spruyt, 1956), juga
masih menurut Spruyt (1956) anggota transisi pada bagian bawahnya terdiri atas selang-
seling batupasir kuarsa berukuran halus sampai sedang dan batulempung serta lapisan
36. batubara. Batupasir pada bagian atas berselang-seling dengan batugamping tipis dan
batupasir gampingan, napal, batulempung gampingan dan serpih. Anggota ini mengandung
fosil-fosil Molusca, Crustacea, sisa ikan foram besar dan foram kecil, diendapkan pada
lingkungan paralis, litoral, delta, sampai tepi laut dangkal dan berangsur menuju laut terbuka
kearah cekungan. Formasi ini berumur Oligosen Akhir hingga Miosen Awal. Ketebalan
formasi ini pada bagian selatan cekungan mencapai 460 – 610 meter, sedangkan pada bagian
utara cekungan mempunyai ketebalan kurang lebih 300 meter (De Coster, 1974).
c. Formasi Baturaja (BRF)
Menurut Spruyt (1956), formasi ini diendapkan secara selaras diatas Formasi Talang Akar.
Terdiri dari batugamping terumbu dan batupasir gampingan. Di gunung Gumai tersingkap
dari bawah keatas berturut-turut napal tufaan, lapisan batugamping koral, batupasir napalan
kelabu putih, batugamping ini mengandung foram besar antara lain Spiroclypes spp,
Eulipidina Formosa Schl, Molusca dan lain sebagainya. Ketebalannya antara 19 - 150 meter
dan berumur Miosen Awal. Lingkungan Pengendapannya adalah laut dangkal. Penamaan
Formasi Baturaja pertama kali dikemukakan oleh Van Bemmelen (1932) sebagai “Baturaja
Stage”, Baturaja Kalk Steen (Musper, 1973) “Crbituiden Kalk” (v.d. Schilden, 1949; Martin,
1952), “Midle Telisa Member” (Marks, 1956), Baturaja Kalk Sten Formatie (Spruyt, 1956)
dan Telisa Limestone (De Coster, 1974). Lokasi tipe Formasi Baturaja adalah di pabrik semen
Baturaja (Van Bemelen, 1932).
d. Formasi Gumai (GUF)
Formasi ini diendapkan setelah Formasi Baturaja dan merupakan hasil pengendapan
sedimen-sedimen yang terjadi pada waktu genang laut mencapai puncaknya. Hubungannya
dengan Formasi Baturaja pada tepi cekungan atau daerah dalam cekungan yang dangkal
adalah selaras, tetapi pada beberapa tempat di pusat-pusat cekungan atau pada bagian
cekungan yang dalam terkadang menjari dengan Formasi Baturaja (Pulonggono, 1986).
Menurut Spruyt (1956) Formasi ini terdiri atas napal tufaan berwarna kelabu cerah sampai
kelabu gelap. Kadang-kadang terdapat lapisan-lapisan batupasir glaukonit yang keras, tuff,
breksi tuff, lempung serpih dan lapisan tipis batugamping. Endapan sediment pada formasi
ini banyak mengandung Globigerina spp, dan napal yang mengeras. Westerfeld (1941)
menyebutkan bahwa lapisan-lapisan Telisa adalah seri monoton dari serpih dan napal yan
mengandung Globigerina sp dengan selingan tufa juga lapisan pasir glaukonit. Umur dari
37. formasi ini adalah Awal Miosen Tengah (Tf2) (Van Bemmelen, 1949) sedangkan menurut
Pulonggono (1986) berumur Miosen Awal hingga Miosen Tengah (N9 – N12).
e. Formasi Air Benakat (ABF)
Menurut Spruyt (1956), formasi ini merupakan tahap awal dari siklus pengendapan
Kelompok Palembang, yaitu pada saat permulaan dari endapan susut laut. Formasi ini
berumur dari Miosen Akhir hingga Pliosen. Litologinya terdiri atas batupasir tufaan, sedikit
atau banyak lempung tufaan yang berselang-seling dengan batugamping napalan atau
batupasirnya semakin keatas semakin berkurang kandungan glaukonitnya. Pada formasi ini
dijumpai Globigerina spp, tetapi banyak mengadung Rotalia spp. Pada bagian atas banyak
dijumpai Molusca dan sisa tumbuhan. Di Limau, dalam penyelidikan Spruyt (1956)
ditemukan serpih lempungan yang berwarna biru sampai coklat kelabu, serpih lempung
pasiran dan batupasir tufaan. Di daerah Jambi ditemukan berupa batulempung kebiruan,
napal, serpih pasiran dan batupasir yang mengandung Mollusca, glaukonit kadang-kadang
gampingan. Diendapkan dalam lingkungan pengendapan neritik bagian bawah dan berangsur
kelaut dangkal bagian atas (De Coster, 1974). Ketebalan formasi ini berkisar 250 – 1550
meter. Lokasi tipe formasi ini , menurut Musper (1937), terletak diantara Air Benakat dan Air
Benakat Kecil (kurang lebih 40 km sebelah utara-baratlaut Muara Enim (Lembar Lahat).
Nama lainnya adalah “Onder Palembang Lagen” (Musper, 1937), “Lower Palembang
Member” (Marks, 1956), “Air Benakat and en Klai Formatie” (Spruyt, 1956).
f. Formasi Muara Enim (MEF)
Menurut Spruyt (1956) formasi in terlatak selaras diatas Formasi Air Benakat. Formasi ini
dapat dibagi menjadi dua anggota “a” dan anggota “b”. Anggota “a” disebut juga Anggota
Coklat (Brown Member) terdiri atas batulempung dan batupasir coklat sampai coklat kelabu,
batupasir berukuran halus sampai sedang. Didaerah Palembang terdapat juga lapisan
batubara. Anggota “b” disebut juga Anggota Hijau Kebiruan (Blue Green Member) terdiri
atas batulempung pasiran dan batulempung tufaan yang berwarna biru hijau, beberapa lapisan
batubara berwarna merah-tua gelap, batupasir kasar halus berwarna putih sampai kelabu
terang. Pada anggota “a” terkadang dijumpai kandungan Foraminifera dan Mollusca selain
batubara dan sisa tumbuhan, sedangkan pada anggota “b” selain batubara dan sisa tumbuhan
tidak dijumpai fosil kecuali foram air payau Haplophragmoides spp (Spruyt, 1956).
Ketebalan formasi ini sekitar 450 -750 meter. Anggota “a” diendapkan pada lingkungan
38. litoral yang berangsur berubah kelingkungan air payau dan darat (Spruyt, 1956). Lokasi
tipenya terletak di Muara Enim, Kampong Minyak, Lembar Lahat (Tobler, 1906)
g. Formasi Kasai (KAF)
Formasi ini mengakhiri siklus susut laut (De Coster dan Adiwijaya, 1973). Pada bagian
bawah terdiri atas batupasir tufan dengan beberapa selingan batulempung tufan, kemudian
terdapat konglomerat selang-seling lapisan-lapisan batulempung tufan dan batupasir yang
lepas, pada bagian teratas terdapat lapisan tuf batuapung yang mengandung sisa tumbuhan
dan kayu terkersikkan berstruktur sediment silang siur, lignit terdapat sebagai lensa-lensa
dalam batupasir dan batulempung tufan (Spruyt, 1956). Tobler (1906) menemukan moluska
air tawar Viviparus spp dan Union spp, umurnya diduga Plio-Plistosen. Lingkungan
pengendapan air payau sampai darat. Satuan ini terlempar luas dibagian timur Lembar dan
tebalnya mencapai 35 meter.
3. Satuan Endapan Alluvial
Penyebaran satuan ini meliputi daerah sungai dan tepian sungai-sungai besar berupa
meander-meander ditengah dan ditepi sungai. Ketebalan endapan alluvial ini bervariasi, dan
satuan ini terdiri dari hasil rombakan beku, batuan sedimen, batuan metamorf yang bersifat
lepas berukuran pasir halus hingga kerakal.
39. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Geologi Cekungan Sumatera Selatan adalah suatu hasil kegiatan tektonik yang berkaitan
erat dengan penunjaman Lempeng Indi-Australia, yang bergerak ke arah utara hingga
timurlaut terhadap Lempeng Eurasia yang relatif diam. Zone penunjaman lempeng meliputi
daerah sebelah barat Pulau Sumatera dan selatan Pulau Jawa.
Terjadi 3 episode orogenesa yang membentuk kerangka struktur daerah Cekungan
Sumatera Selatan yaitu
1> orogenesa Mesozoik Tengah,
2> tektonik Kapur Akhir – Tersier Awal
3> dan Orogenesa Plio – Plistosen.
Cekungan Sumatera Selatan dibagi menjadi dua tahap pengendapan, yaitu tahap genang
laut dan tahap susut laut. Sedimen-sedimen yang terbentuk pada tahap genang laut disebut
Kelompok Telisa
Dari umur Eosen Awal hingga Miosen Tengah terdiri atas
n Formasi Lahat (LAF),
n Formasi Talang Akar (TAF),
n Formasi Baturaja (BRF),
n Dan Formasi Gumai (GUF).
B. Saran
Tentang makalah ini, kami menyarankan agar makalah yang lain dapat lebih sempurna.
Demikianlah makalah yang dapat kami sajikan lebih dan kurangnya kami mohon maaf, dan
40. saran serta kritikan yang membangun sangat kami harapkan demi kessempurnaan makalah
kami di masa mendatang.
Sebuah Negara di Kawasan Eropa Timur, Belarus atau Belarusia serius jajaki kerjasama
dengan Sumsel. Keseriusan ini ditunjukan saat Duta Besar Republik Belarusia untuk
Indonesia, Vladimir Lopato Zagorsky melakukan pembicaran lebih lanjut terkait peluang
kerjasama dengan Gubernur Sumatera Selatan, Alex Noerdin, Selasa (31/3) malam di Hotel
Sultan Jakarta.
Negara dengan Ibu Kota Minsk ini sebelumnya telah melakukan pembicaraan kerjasama
dibidang perkebunan karet di Sumsel.
Alex Noerdin mengatakan, pihaknya menyambut baik peluang kerjasama serta rencana
investasi dari Belarusia. Dalam kesempatan ini, Gubernur menawarkan beberapa potensi
yang dimiliki Sumsel.
Sumsel merupakan daerah yang memiliki potensi sumber daya alam yang berlimpah, seperti
batubara, minyak, gas dan berbagai potensi yang belum maksimal dieksplor. Untuk
perkebunan, Sumsel salah satu daerah yang memproduksi karet terbesar di dunia disamping
berbagai komoditi lain yang ada diSumsel.
“Saat ini Pemerintah Provinsi Sumsel sendiri sedang mengembangkan Kawasan Ekonomi
Khusus Tanjung Api-api sebagai pintu utama perekonomian di Sumsel,” lanjut Alex Noerdin.
Dalam kesempatan ini, Gubernur juga menawarkan potensi kerjasama di bidang lain dan
dibutuhkan oleh Sumsel yakni potensi dibidang kesehatan dan olahraga. Alex Noerdin
meminta kerjasama di bidang sumber daya manusia yang terampil sebagai pelatih cabang
olaharaga. Menurutnya, kerja sama ini untuk mendukung Sumsel dalam penyelenggaraan
Asian Games 2018 mendatang.
Sementara itu, Duta Besar Republik Belarusia untuk Indonesia Vladimir Lopato Zagorsky
mengatakan, Belarus sangat tertarik untuk berinvestasi di Sumsel. Pihaknya tertarik
diberbagai bidang.
Sebelumnya Belarusia tertarik mendirikan pabrik ban di Sumsel karena melihat potensi
perkebunan karet di Sumsel sangatlah berlimpah. Namun kali ini tidak menutup
kemungkinan di bidang lain seperti pertanian, perkebunan dan kebudayaan.
41. Berikut adalah daftar ekonomi provinsi-provinsi di Indonesia yang disusun menurut produk domestik
regional bruto (PDRB) per kapita atas dasar harga berlaku
Provinsi PDRB (ribu rupiah)
Sumatera Selatan 18.725
Kunjungan Menteri Ristek dan Dikti RI UNSRI, ATP, dan Kopertis wilayah
II
Palembang, kunjungan Menteri Ristek dan Dikti RI ke Sumatera Selatan pada tanggal 13
Januari 2015. Menristek dan Dikti Bapak Prof. M. Natsir didampingi oleh staf ahli
Menristek Dikti bidang pertanian Prof. Benyamin Lakitan dan Asisten Deputi
Pendayagunaan Iptek Bapak Prakoso. Dan dari Sumsel Asisten II Bidang Ekonomi Bapak
Ir. H. Ruslan Bahri, MT Rektor UNSRI Prof. Dr. Hj. Badiah Perizade, MBA, Kepala Dinas
Pendidikan Prov. Sumsel, Kepala Dinas Peternakan Prov. Sumsel, Kepala Bidang Ekonomi
dan Perhubungan BALITBANGNOVDA Prov. Sumsel, Kepala Kopertis Wilayah II.
Kegiatan utama kunjungan kerja Menristek Dikti kali ini ke Universitas Sriwijaya, Agro
Techno Park dan Kopertis Wilayah II.
Pertemuan diawali di kampus Universitas Sriwijaya Indralaya dihadiri oleh para dosen,
mahasiswa dan stake holder terkait, pertemuan dibuka oleh Rektor UNSRI yang
menyampaikan kegiatan UNSRI dan fasilitas yang ada untuk mendukung visi dan misi
Menristek dan Dikti.
Arahan dari Menristek dan Dikti, perguruan tinggi di seluruh Indonesia termasuk UNSRI
harus menjadi ujung tombak dan motor penggerak inovasi di Indonesia untuk
meningkatkan ekonomi masyarakat. Dalam kesempatan ini juga Menristek Dikti
memotivasi para mahasiswa untuk lebih kreatif dan inovatif. Pemerintah telah
menyediakan dana beasiswa 18 triliun tahun 2015 bagi siapapun mau melanjutkan
pendidikan dalam dan luar negeri.
Selesai pertemuan di kampus Universitas Sriwijaya, rombongan melanjutkan ke Agro
Techno Park Desa Bakung Kabupaten Ogan Ilir.
Pertemuan diawali oleh penyampaian paparan tentang profil ATP dan kegiatan yang
dilakukan selama ini oleh Ketua ATP Bp. Munandar. Arahan Menristek dan Dikti kegiatan
yang telah dilakukan ATP selama ini dilanjutkan dan terus ditingkatkan kualitasnya,
kedepan ATP harus berbasis profit sehingga dapat membiayai diri sendiri dan tidak selalu
tergantung pada dana dari Pemerintah. Target Pemerintah berdiri 100 ATP di Indonesia
untuk itu 5 ATP yang berada di Palembang, Papua, Kaltim, Jambi dan Samarinda akan
menjadi acuan bagi ATP-ATP yang akan dibentuk.
Kunjungan Menristek dan Dikti diakhiri dengan pertemuan di Kopertis Wilayah II
Palembang dihadiri oleh seluruh Rektor Perguruan Tinggi Swasta se-Sumsel. Diawali
dengan selayang pandang oleh ketua Kopertis Wilayah II tentang profil Perguruan Tinggi
Swasta di Sumsel yang masih banyak memerlukan dukungan dari Kementerian Ristek dan
Dikti. Menristek dan Dikti sangat mengapresiasi kontribusi perguruan tinggi swasta selama
42. ini, Menristek dan Dikti akan menghapus dikotomi antara Perguruan Tinggi Swasta dan
Perguruan Tinggi Negeri, untuk itu layanan Perguruan Tinggi akan dikelola oleh suatu
lembaga layanan Perguruan Tinggi.
Dari arahan Menristek dan Dikti RI, kerjasama antar lembaga litbang sangat diperlukan
termasuk peran lembaga penelitian daerah. Balitbangnovda Prov. Sumsel akan terus
bekerjasama dengan perguruan tinggi sehingga hasil penelitian yang dihasilkan dari
lembaga penelitian dan perguruan tinggi dapat diaplikasikan kepada masyarakat. Seperti
kegiatan peternakan sapi di ATP. Selain pembiakan dapat juga dilakukan pemanfaatan
turunan produk susu.
43. Direktur Jenderal Pendidikan Menengah (Dirjen Dikmen) Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud), Prof. Achmad Jazidie, menilai Sumatera Selatan (Sumsel)
semakin maju di bidang pendidikan karena mampu menerapkan metode pembelajaran
berstandar internasional.
"Saya menilai daerah ini makin maju dan berkembang di bidang pendidikan, karena memiliki
SMA Sumsel yang mampu menerapkan metode pelajaran berstandar internasional," ujarnya,
Rabu (4/1/2015).
Kunjungan resmi Dirjen Dikmen bertujuan meninjau secara langsung proses kegiatan belajar-
mengajar (KBM) sekaligus melihat fasilitas lengkap yang tersedia.
Selain itu, juga mengamati metode yang diaplikasikan di SMA Sumsel, dan Jazidie pun
merasa bangga. Metode pembelajaran SMAN Sumsel mengaplikasikan sistem pendidikan
berstandar internasional yang diterapkan dalam mengembangkan kualitas pendidikan pada
sekolah negeri.
Dalam kunjungannya ke SMA Sumsel, Jazidie juga menyatakan Pemerintah Provinsi
(Pemprov) Sumsel telah selangkah lebih maju dan siap dalam menjalankan amanat Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 yang menetapkan bahwa kewenangan pengelolaan
SMA/SMK dan sekolah luar biasa (SLB) yang sebelumnya ditangani pemerintah
kabupaten/kota kini diserahkan kepada pemprov.
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Sumsel, Widodo, mengatakan, pendirian
SMA Sumsel dikarenakan pentingnya pendidikan untuk mencetak generasi penerus bangsa
yang berkualitas bagi pembangunan Indonesia.
"Karena itu, sekolah ini memjadi salah satu sekolah unggulan yang diawasi langsung
Pemprov Sumsel," katanya.
Menurut dia, melalui metode pendidikan yang diterapkan, diharapkan SMA Sumsel dapat
mencetak generasi penerus bangsa berkualitas yang memberikan kontribusi positif dalam
membangun daerah. (fsl)
44. Perubahan tingkat kepadatan penduduk Sumatera Selatan terbilang cukup pesat. Pada tahun
1971 tingkat kepadatan penduduk Provinsi Sumatera Selatan sebesar 34 orang per km2, naik
menjadi 46 orang per km2 pada tahun 1980, berubah menjadi 64 orang per km2 pada tahun
1990 dan pada tahun 2000 kepadatan penduduk menjadi 73 per km2. Ini berarti bahwa dalam
jangka waktu kurang dari 30 tahun, kepadatan penduduk Sumatera Selatan menjadi lebih dari
3 kali lipat (Tabel 1). Namun demikian, pada beberapa tahun terakhir perubahan kepadatan
penduduk mulai melambat sejalan dengan menurunnya pertumbuhan penduduk di Sumatera
Selatan. Pada tahun 2010 kepadatan penduduk sebesar 86 jiwa/km2.
Tabel 1. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Sumatera Selatan Tahun 1971-2010
Penyebaran penduduk antar kabupaten/kota tampak masih cukup timpang, sehingga
kepadatan untuk masing-masing kabupaten/kota belum merata. Kepadatan penduduk
biasanya terpusat di daerah perkotaan yang umumnya memiliki segala fasilitas yang
dibutuhkan oleh penduduk sehingga mengundang penduduk wilayah pedesaan untuk
berusaha di daerah perkotaan. Masalah yang sering timbul yang diakibatkan oleh kepadatan
penduduk terutama mengenai perumahan, kesehatan, dan keamanan. Oleh karena itu,
distribusi penduduk harus menjadi perhatian khusus pemerintah dalam melaksanakan
pembangunan, setidaknya pembangunan yang dilaksanakan harus berkaitan dengan daya
dukung lingkungan dan dapat menciptakan lapangan kerja yang luas bagi penduduk setempat,
sehingga tidak menimbulkan urbanisasi.
Tabel 2. Kepadatan Penduduk Sumatera Selatan Menurut Kabupaten/Kota Tahun 1980-2010
45. Tidak meratanya persebaran penduduk Sumatera Selatan menyebabkan kepadatan penduduk
menurut kabupaten/kota sangat bervariasi. Kota Palembang sebagai ibukota Provinsi
mempunyai kepadatan penduduk yang paling besar, yaitu 4.059 orang per km2, sedangkan
kabupaten/kota lainnya di Sumatera Selatan mempunyai kepadatan penduduk yang jauh lebih
kecil. Kota Lubuklinggau, misalnya, yang mempunyai kepadatan penduduk paling besar
setelah Kota Palembang, tingkat kepadatan penduduknya hanya 558 orang per km2.,
Kabupaten Musi Banyuasin, Ogan Komering Ilir dan Musi Rawas memiliki kepadatan
penduduk yang jauh lebih kecil meskipun mempunyai jumlah penduduk yang besar karena
memiliki wilayah yang sangat luas.
46. Laju Pertumbuhan Penduduk Sumatera
Selatan Meningkat
Wed, 26 Jun 13 Redaksi Palembang
Laju pertumbuhan penduduk Sumatera Selatan tahun ini mencapai angka 1,85 persen. Angka
tersebut 0,36 persen di atas rata-rata pertumbuhan penduduk secara nasional yakni 1,49
persen. Menurut Asisten 3 Bidang Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Provinsi Sumatera
Selatan Ahmad Najib, instansinya tidak dapat mencegah pertumbuhan penduduk secara
langsung namun hanya dapat diupayakan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk
tersebut.
Najib menambahkan, pada tahun lalu jumlah penduduk Sumatera Selatan hanya 7,4 juta jiwa
tahun ini jumlah tersebut meningkat menjadi 8 juta jiwa. Najib mengharapkan, ada rencana
konkret untuk mengantisipasi persoalan tersebut sehingga laju pertumbuhan penduduk di
Sumatera Selatan dapat ditekan.